TUGAS
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Darno / 1506700612
Anggita Kharisma Maharani / 1506810143
Dedi Pramono / 1506810282
Teguh Hadi Wibowo / 1506810780
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
: Auditing
Judul Makalah/Tugas : Audit Evidence dan Audit Programs Kasus Hanlon, Inc.
Tanggal
: 09 Saptember 2016
Dosen
: Darno
NPM
: 1506700612
Tanda tangan
2. Nama
NPM
: 1506810143
Tanda tangan
3. Nama
: Dedi Pramono
NPM
: 1506810282
Tanda tangan
4. Nama
NPM
: 1506810780
Tanda tangan
:
I
DAFTAR ISI
STATEMENT OF AUTHORSHIP.......................................................................................... I
DAFTAR ISI .............................................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. III
BAB I .......................................................................................................................................... 1
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 1
KARAKTERISTIK BUKTI AUDIT ................................................................................................. 1
KLASIFIKASI AUDIT EVIDENCE ................................................................................................. 2
BAB II ......................................................................................................................................... 7
KASUS HANLON, INC. ........................................................................................................... 7
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN ............................................................................................. 7
PERMASALAHAN PADA PERUSAHAAN ....................................................................................... 9
PERTANYAAN............................................................................................................................ 9
PENYELESAIAN ....................................................................................................................... 10
BAB III ..................................................................................................................................... 22
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................ 22
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 22
SARAN .................................................................................................................................... 23
DAFTAR REFERENSI........................................................................................................... 24
II
DAFTAR GAMBAR
III
BAB I
LANDASAN TEORI
Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Untuk memenuhi standar ini, auditor harus pertama mengidentifikasi tujuan audit untuk
perikatan dan kemudian memilih jenis dari bukti dan prosedur audit yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tersebut. Rencana audit yang mengandung tujuan dan prosedur spesifik
disebut dengan program audit. Audit workpaper adalah bukti dokumentasi yang auditor
memenuhi tujuan audit yang ditetapkan dalam program audit.
Tujuan audit diklasifikasikan menjadi 2:
1. Memahami bisnis dan industri klien
2. Memahami sistem pengendalian internal yang ada
Digunakan untuk mengidentifikasi jenis dari potensi salah saji, mempertimbangkan faktor
yang mempengaruhi risiko dari salah saji yang material, dan mendesain tes substantif
Karakteristik Bukti Audit
Bukti faktual adalah langsung dan dianggap secara umum lebih kuat daripada inferential,
misal: observasi ke persediaan untuk memastikan keberadaannya.
Bukti inferential tidak bisa menghasilkan ke kesimpulan langsung, misal: nilai yang tinggi dari
persediaan bisa mengarahkan auditor untuk menganggap adanya persediaan yang usang.
Bukti harus memadai dan kompeten. Memadai artinya bukti tersebut cukup mendukung opini
auditor atas laporan keuangan. Bukti yang memadai dipengaruhi oleh kualitas dari
pengendalian internal dan materialitas dari komponen laporan keuangan. Kompeten artinya
valid dan relevan. Valid adalah fungsi dari tiga kualitas:
a. Sumber yang independen dan kompeten dari pihak dimana bukti diperoleh. Bukti dari
sumber eksternal memliki validitas yang lebih besar daripada dari internal
1
b. Kondisi dimana bukti diperoleh. Invoice penjualan yang dihasilkan dari pengendalian
internal yang baik memiliki validitas yang lebih besar daripada yang dihasilkan dari
pengendalian internal lemah.
c. Cara bagaimana bukti diperoleh. Bukti yangdiperoleh secara langsung oleh auditor
(misal: observasi) lebih terpercaya daripada bukti yang tidak diperoleh secara langsung
(misal: wawancara)
Relevan berarti bahwa bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit tertentu/spesifik. Misal:
observasi fisik persediaan, merupakan bukti yang sesuai untuk keberadaan persediaan, tapi
tidak relevan untuk menentukan kepemilikan. Pengumpulan dan eveluasi dari bukti audit
didokumentasikan dalam audit workpaper.
Klasifikasi Audit Evidence
Konrath (2001) mengklasifikasikan bukti audit ke dalam 6 jenis sebagai berikut:
1. Bukti fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik terdiri dari segala hal yang dapat diperhitungkan, diperiksa,
diobservasi atau dilakukan inspeksi, yang didapatkan secara langsung (director factual
evidence) dan mendukung keberadaan objek yang di audit. Sebagai contoh adalah
pelaksanaan pengujian persediaan saat akhir tahun dan nilainya dibandingkan
kesesuaiannya dengan nilai yang tercatat pada neraca. Contoh lainnya adalah
pelaksanaan cash opname di akhir tahun dalam petty cash yang juga akan
dibandingkan dengan yang tercatat pada neraca. Tujuan akhir dari prosedur ini adalah
untuk meyakini bahwa asset yang tercantum dalam neraca benar-benar ada dan sesuai
dengan jumlah yang sebenarnya.
2. Konfirmasi (Confirmation)
Bukti konfirmasi mencakup kegiatan mengumpulkan segala bukti atas
keberadaan (existence), kepemilikan (ownership) maupun penilaian (valuation)
langsung dari pihak ketiga dari klien auditee. Kelebihan dari bentuk pembuktian ini
adalah auditor mendapatkan fakta bukti langsung dari sumber pihak ketiga yang
berelasi dengan auditee. Salah satu contoh bentuk konfirmasi adalah konfirmasi
piutang dan konfirmasi hutang.
yang
seringkali
memerlukan
bukti
matematis
melalui
uji
Tujuan dari penerapan prosedur bukti analisis adalah pengujian substantif dari
informasi keuangan yang didapat melalui analisa dan perbandingan atas data-data
lainnya. Hal tersebut dapat dilaksanakan pada tahapan perencanaan audit dalam
prosedur pengujian substantif dan pada akhir pelaksanaan audit dalam bagian audit
review.
Dalam tahap perencanaan tujuannya adalah mengidentifikasi area yang
memiliki risiko audit yang tinggi sehingga auditor dapat merencanakan penerapan
prosedur substantif yang lebih intensif pada area-area tersebut.
Sedangkan dalam tahapan review, auditor mengevaluasi kewajaran atas
transaksi dan nilai saldo.
5.1.Jenis-jenis aplikasi prosedur bukti analisis
Prosedur bukti analisis merupakan pengujian substantif terhadap informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari dan membandingkan keterkaitan
diantara data. Jenis prosedur bukti analisis adalah sebagai berikut:
a. Trend (horizontal) analysis
Analisa tren memerlukan pemeriksaan perubahan data dari tahun ke
tahun. Dasar pemikirannya adalah tren di masa lalu dapat di harapkan berlanjut
dimasa yang akan datang, kecuali terjadi perubahan kondisi yang materil.
Analisa trend dapat dilakukan dengan membandingkan komponen utama atas
laporan keuangan tahun ini dengan laporan keuangan tahun sebelumnya dan
melakukan investigasi lebih dalam atas perbedaan yang signifikan. Selain itu,
contoh analisa horizontal lainnya adalah membandingkan sumber dari
komponen pendapatan dan komponen beban kemudian menginvestigasi lebih
lanjut atas adanya penambahan atau pengurangan dalam komponen tersebut.
Prosedur analisa ini dilakukan dalam tahap audit planning.
b. Common Size (vertical) analysis
Analisa vertikal ini menggunakan persentase atas dasar yang sama
dalam penghitungannya. Dalam balance sheet nilai di tunjukkan dalam bentuk
persentase atas asset. Sedangkan dalam Income statement nilai ditunjukkan
dalam bentuk persentase atas penjualan.
Contoh dari analisa vertical ini adalah auditor dapat memutuskan untuk
mengembangkan ekspektasi yang dimilikinya melalui analisa hubungan antar
data dalam satu periode yang sedang di audit. Analisa ini dapat dilakukan pada
tahapan planning audit maupun dalam tahapan review. Contoh lainnya adalah
auditor dapat memeriksa laporan kinerja dan menginvestigasi perbedaan yang
signifikan atas anggaran yang disepakati pada periode tersebut. Analisa vertical
ini dilakukan dalam tahapan audit planning
c. Ratio analysis
Analisa rasio membandingkan hubungan antara saldo akun-akun dalam
laporan keuangan. Analisa rasio ini dapat dibandingkan dengan industri lainnya
yang sejenis maupun rata-rata industri. Selain dibandingkan dengan industri
lain, auditor juga dapat menganalisa rasio perusahaan dari tahun ke tahun.
Analisa rasio dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas
Indikator kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek
nya. Contohnya adalah current ratio dan quick ratio.
2. Rasio Profitabilitas
Indikator ini digunakan untuk mengukur efisiensi operasional perusahaan.
Contohnya adalah operating margin dan return on assets.
3. Rasio leverage
Indikator
ini
menggambarkan
fleksibilitas
keuangan
perusahaan.
kemungkinan
eror
maupun
fraud
dalam
pencatatan
maupun
LEAST RELIABLE
Physical
Evidence
Confirmation
Evidence
Mathematical
Evidence
Analytical Evidence
BAB II
KASUS HANLON, Inc.
Penyelesaian
a. Laporan keuangan komperatif
Hanlon, Inc., Balance Sheets
10
b. Analisa rasio
1. Inventory turnover
Inventory turnover digunakan untuk mengukur aliran barang dari
barang persediaan yang dijual. inventory turnover dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Inventory Turnover =
Oleh karena itu, semakin tinggi inventory turnover semakin efektif perusahaan
dalam mengelola persediaan. Inventory turnover yang dimiliki Hanlon,Inc. di
tahun X7 sebesar 1,89.
2. Accounts Receivable Turnover
Accounts receivable turnover digunakan untuk mengatuhui kemampuan
perusahaan dalam merubah aset lancar berupa piutang untuk menghasilkan kas.
Karena piutang berkaitan dengan penjualan kredit, accounts receivable
turnover dihitung dengan rumus :
Accounts Receivable Turnover =
11
Sales
Average Accounts Receivable
Extraordinary Items
Sales
Long-Term Liabilities
Total Long-Term Liabilities
+ Stakeholders Equity
bagi perusahaan semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar resiko yang
akan ditanggung perusahaan atas kegagalan memenuhi kewajiban jangka
panjangnya yang mungkin terjadi. Hanlon,Inc. memiliki nilai percentage of
debt in capital structure pada tahun X7 sebesar 55,5%
5. Current Ratio
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek perusahaan, current ratio
dihitung dengan rumus :
12
Current Ratio =
Current Assets
Current Liabilities
Inventory
Current Liabilities
Total liabilities
Total equity
bagi perusahaan semakin besar nilai rasio ini berarti semakin banyak bagian
modal perusahaan yang dijadikan jaminan hutang. Namun bagi bank selaku
debitur semakin besar nikai ratio ini, maka semakin menguntungkan.
Hanlon,Inc. memiliki Percentage of debt in capital structure pada tahun X7
sebesar 55,5%.
13
1.3.Profit Margin
Profit margin atau rasio margin laba pada Hanlon, Inc. di tahun X7
adalah 12,22%, hal ini memgambarkan bahwa kondisi perusahaan pada
tahun X7 sangat menguntungkan. Hal ini menggambarkan kondisi profit
margin Hanlon,Inc, lebih baik dibandingkan dengan nilai profit margin
pada industri sejenis sebesar 5,00%. Namun, kondisi sebaliknya terjadi di
tahun X6, dimana kondisi perusahaan mengalami penurunan profit margin
yang cukup besar dari tahun sebelumnya, yaitu dari 13,64% pada tahun X5
menjadi 2,82% pada tahun X6. jika dibandingkan dengan data profit
margin pada industri lainnya pada tahun X6, Hanlon,Inc.
mengalami
1.5.Current Ratio
Current ratio menggambarkan tingkat keamanan perusahaan
sebagai kreditur dalam kemampuannya untuk membayar kewajiban jangka
pendek. Pada Hanlon, Inc. di tahun X7 nilai rasionya sebesar 1,73. Nilai ini
berada dibawah nilai rasio industri sejenis lainnya sebesar 2,00. Oleh
karenanya dimungkinkan Hanlon,Inc. akan mengalami kesulitan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya sesuai dengan jatuh tempo yang
telah disepakati.
Tahun X5 = 41,98%
Tahun X6 = 36,19%
Tahun X7 = 55,16%
Dari data tersebut terliht bahwa sejak tahun X6, dimana mulai banyak
perusahaan masuk dalam persaingan usaha perakitan dan penjualan
personal computers. Hanlon,Inc. mulai mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Hampir sama dengan current ratio, penurunan terjadi sejak tahun X6,
dimana mulai banyak perusahaan masuk dalam persaingan usaha perakitan
dan penjualan personal computers. Pada tahun setelahnya perusahaan
mulai
mencoba
untuk
bangkit
dalam
meningkatkan
kemampuan
likuiditasnya.
kesangsian
mengenai
kemampuan
perusahaan
dalam
19
21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah
laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Untuk itu, auditor harus memperoleh
bahan bukti yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat. Dalam rangka memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten, auditor
terlebih dahulu perlu melakukan analisis atas laporan keuangan dengan melakukan
analisis tren maupun analisis rasio.
2. Analisis tren dan analisis rasio terhadap laporan Hanlon,Inc menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut:
a. Adanya kemungkinan pencatatan inventory yang overstated sehingga mengarah
kepada pencatatan cost of goods sold yang understated. Hal ini didasari pada ratio
inventory turnover perusahaan yang tergolong kecil, namun pada tahun X7
manajemen perusahaan justru tetap memilih kebijakan untuk menumpuk persediaan.
Kebijakan ini terasa janggal, sehingga maksud dari kebijakan perusahaan tersebut
perlu dipertanyakan apakah untuk persiapan peningkatan volume penjualan di tahun
depan ataukah untuk meningkatkan nilai profit margin sehingga dapat memperbaiki
citra perusahaan.
b. Adanya kemungkinan pencatatan sales yang overstated, hal ini terindikasi dari
meningkatnya nilai sales pada income statements yang tidak diikuti dengan
peningkatan cash inflow pada balance sheets. Dilihat dari kondisi tersebut ada
kemungkinan Hanlon,Inc. melakukan penjualan secara kredit kepada pelanggan tanpa
memperhatikan kemampuan keuangan pelanggan atau yang lebih parah lagi apabila
ternyata ditemukan adanya data penjualan yang fiktif. Kejanggalan ini juga terlihat
dari kebijakan perusahaan yang terus melakukan penjualan secara kredit walaupun
22
pengelolaan piutang perusahaan masih belum optimal dimana ditandai dengan nilai
account receivable turnover yang masih lebih rendah dibandingkan rata-rata industri
sejenis.
c. Debt to equity ratio yang tinggi mengindikasikan risiko bahwa perusahaan akan
mengalami kesulitan untuk membayar hutangnya sesuai dengan jatuh tempo yang
telah disepakati.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan, saran yang dapat diberikan adalah:
1. Untuk memperoleh keyakinan yang memadai, auditor harus melakukan investigasi
lanjutan atas kondisi laporan keuangan yang telah dianalisis. Auditor disarankan untuk
fokus pada akun-akun penjualan, persediaan, dan piutang. Karena akun-akun tersebut
merupakan akun yang diketahui naik secara signifikan sehingga diperlukan bukti-bukti
memadai yang diperoleh dari prosedur audit yang relevan.
2. Terhadap tingginya nilai debt to equity ratio, auditor disarankan untuk melakukan audit
lebih lanjut guna mengambil kesimpulan apakah perusahaan masih memiliki kemampuan
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Prosedur
yang mengatur hal tersebut telah dinyatakan dalam SPAP SA Seksi 341.
23
DAFTAR REFERENSI
24