Anda di halaman 1dari 6

Bab 15.

Merencanakan Penugasan Asuransi

Pengantar (Ananda)

Langkah-langkah Perencanaan 1 (Ananda)

Memahami dan Memetakan Proses dan Pengendalian (Ananda)

Mewawancarai Pemangku Kepentingan yang Relevan (Helmy)

Mendiskusikan Skenario-skenario yang Berpotensi Mengandung Risiko (Helmy)

Mendokumentasikan Informasi yang Dikumpulkan (Helmy)

Melaksanakan Suatu Risk Assessment Sementara (Mengidentifikasi risiko dan


pengendalian dalam matrix) (Agista)
Auditor Internal melakukan penilaian risiko sementara karena keterbatasan waktu dan sumber
daya. Untuk melaksanakan penilaian risiko sementara Auditor Internal membutuhkan alat
bantu Risk and Control Matrix yang berfungsi untuk mengidentifikasi, menata, dan meng-
asses risiko-risiko yang dapat berpengaruh atas pencapaian tujuan-tujuan bisnis dari area
yang direviu, berserta pengendalian-pengendalian yang memitigasi risiko-risiko tersebut.
Risk and Control Matrix dapat dibuat dengan program spreadsheet (excel), program dokumen
pengolahan data (word), atau dengan program perangkat lunak (audit software program).
Penting atau signifikannya setiap risiko dapat dinyatakan dengan suatu grafik biasa, seperti
heat map.
Risk and Control Matrix sendiri berisi informasi yang dikumpulkan selama proses
perencanaan penugasan. Berikut adalah contoh format penugasan asurans dalam akun utang :

Auditor Internal dapat menambahkan beberapa kolom untuk mengelompokan pengendalian,


antara lain :
1. Criticality (apakah pengendalian internal tersebut merupakan pengendalian kunci atau
bukan)
2. Type (apakah pengendalian tersebut bersifat preventive (untuk mencegah fraud) atau
bersifat detective (untuk menemukan fraud)
3. Automation (apakah pengendalian dilakukan secara manual, dengan sistem atau semi
otomatis)
4. Frequency (apakah tahunan, kuartalan, bulanan, mingguan, harian atau per transaksi.
Menentukan Tujuan-tujuan Penugasan (Assurance engagement objectives) (Agista)
Tujuan-tujuan penugasan menegaskan apa yang ingin dicapai dari penugasan tersebut. Oleh
karena itu, tujuan-tujuan penugasan Auditor Internal harus memuat kegunaan yang jelas,
singkat, dan dihubungkan dengan risk assement (Standard 2210.A1). Auditor Internal
setidaknya memastikan bahwa tujuan-tujuan penugasan asurans sejalan dengan tujuan-tujuan
bisnis dari area atau proses yang direviu. Selain itu, Auditor Internal juga harus
mengidentifikasi kriteria yang cukup untuk menilai governance, risk management, dan
controls dari area atau proses yang direviu dan menentukan apakah tujuan-tujuan bisnis dan
sasaran telah dicapai.
Menurut Standard 2210.A3, Auditor Internal harus menggunakan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh manajemen dan/atau dewan, jika kriteria tersebut sudah ada. Jika belum ada
kriteria, Auditor Internal harus menentukan kriteria yang tepat melalui diskusi dengan
manajemen dan Dewan. Auditor Internal juga perlu mempertimbangkan mencari masukan
dari para ahli mengenai bidang tersebut untuk menyusun kriteria yang relevan. Berikut adalah
contoh-contoh kriteria yang relevan, antara lain :
1. Adanya KPI (Key Performance Indicators)
2. Target-target yang ditetapkan dalam perencanaan strategis
3. Tingkat kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur, hukum dan peraturan
perundangan, dan/atau kontrak dalam area atau proses yang direviu.
4. Standar-standar atau benchmark (patokan) yang digunakan dalam industri yang
bersangkutan.
Menetukan Lingkup Penugasan (Lingkup penugasan asurans dan Mendokumentasi
rencana) (Agista)
Lingkup Penugasan Asurans
Lingkup penugasan menjadi batas suatu penugasan. Auditor harus berhati-hati menetapkan
batas-batas suatu penugasan dan harus memastikan bahwa batas-batas tersebut menciptakan
lingkup yang cukup untuk mencapai tujuan-tujuan penugasan (Standard 2220-Engagement
Scope). Auditor harus berhati-hati merumuskan luasnya lingkup penugasan untuk
memastikan lingkup tersebut dapat mengidentifikasi informasi yang dapat dipercaya, andal,
relevan, dan berguna pada waktu yang tepat, untuk mencapai tujuan-tujuan penugasan yang
sudah dirumuskan sebelumnya (Standard 2210-Engagement objectives and Standard 2310-
Identifying Information).
Untuk memastikan bahwa setiap tujuan penugasan dapat dicapai dalam batas-batas atau
parameter lingkup penugasan, auditor harus menggunakan pertimbangan profesional yang
sehat berdasarkan pengalaman yang relevan dan/atau kemampuan-kemampuan menyupervisi
penugasan (Standard 2220.A1). Auditor juga mempertimbangkan bagaimana faktor-faktor
hukum dapat mempengaruhi lingkup penugasan. Berikut adalah contoh dari hal-hal yang
dapat dimasukkan atau tidak dimasukan dalam lingkup penugasan asurans atas akun utang,
diantaranya :
1. Biaya-biaya
2. Masalah personalia
3. Lokasi
4. Kurun waktu
5. Tingkat Materialitas
6. Systems
Mendokumentasikan Rencana
Dalam tahap perencanaan penugasan, auditor mendokumentasikan informasi yang
diperolehnya dalam kerta kerja penugasan. Informasi ini menjadi bagian dari program
penugasan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan penugasan . Proses penyusunan
tujuan-tujuan penugasan dan lingkup penugasan dapat mengasilkan kertas kerja sebagai
berikut :
1. Process Map atau peta proses
2. Rangkuman wawancara dan sesi-sesi brainstorming
3. Risk Assessment sementara (berupa risk and control matrix atau heat map)
4. Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan risiko-risiko apa yang akan ditelaah
dalam penugasan ini.
Auditor internal dapat membuat memo tentang perencanaan penugasan (planning memo),
untuk mengomunikasikan tujuan-tujuan, lingkup dan jangka waktu penugasan. Planning
memo membuka peluang bagi auditor internal untuk memastikan bahwa manajemen dari area
atau proses yang direviu, memahami dan mendukung rencana penugasan. Planning memo
juga dapat membantu auditor internal untuk mengomunikasikan penugasan kepada auditor
internal lainnya dan kepada dewan.
Perencanaan dan dokumentasi yang mendalam dan intensif bukan saja penting sebagai
bentuk ketaatan terhadap standards, tetapi juga merupakan langkah-langkah penting bagi
auditor internal untuk menyiapkan dan melaksanakan penugsan yang sukses.
Melaksanakan Penugasan Asuransi (Melani)
Ada empat hal penting pelaksanaan penugasan asuransi sesuai dengan standar-standar IIA :
● Standard 2310-Identifying information
Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient), dapat
dipercaya (reliable), relevan (relevant), dan berguna (useful) untuk mencapai tujuan-
tujuan penugasan.
● Standard 2320-Analysis and Evaluation
Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan-kesimpulan dan hasil-hasil
penugasannya pada analisis dan evaluasi yang tepat.
● Standard 2330-Documenting information
Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang cukup, dapat dipercaya,
relevan, dan berguna untuk mendukung hasil dan kesimpulan penugasan.
● Standard 2340-Engagement supervision
Auditor internal harus melakukan supervisi penugasan dengan tepat untuk
memastikan tujuan-tujuan tercapai, kualitas terjamin, dan staf berkembang.
Contoh pelaksanaan penugasan asuransi :
“Briefing paper - providing assurance on the effectiveness of internal control”
Pelaksanaannya menggunakan konsultan eksternal, pelaksanaan tugasnya mirip dengan
pelaksanaan penugasan asuransi oleh audit internal. Jasa asuransi yang diberikan kepada
perusahaan periklanan (diberi nama PT XYZ) yang juga menerbitkan beberapa surat kabar
yang digunakan untuk pemasangan iklan.
Mengapa Kita Perlu Mengukur Kinerja Audit Internal ? (Melani)
Membuktikan adanya nilai
Audit internal perlu membuktikan bahwa jasa yang diberikan atau kegiatan yang dilakukan
berharga bagi organisasi dan perlu membuktikan ada nilai yang diberikan. Nilai dapat
dinyatakan dengan berbagai cara. Namun, untuk audit internal petunjuknya adalah Mission
Statement yang terdapat dalam IPPF :”To enhance and protect organisational value by
providing risk based and objective assurance, advice, and insight” (Artinya : “Untuk
meningkatkan dan melindungi nilai organisasi dengan cara memberikan asuransi berbasis
risiko dan asuransi yang objektif, nasihat, dan wawasan)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
❖ Hal-hal yang harus dihindari :
➢ Jangan mengharapkan seolah-olah sesuatu yang diukur akan menyatakan
betapa berharganya auditor internal, berharganya auditor internal harus
diupayakan dengan kerja keras.
➢ Jangan mengukur karena kita semua dapat mengumpulkan banyak data
tentang kegiatan auditing dan data membuat pengukuran jadi lebih mudah
dilakukan dan menarik untuk dilakukan
➢ Jangan harus bersifat kuantitatif seperti kata-kata yang banyak daripada
angka-angka. Sebagai auditor internal kita cukup mendengarkan dan
mengukur kinerja yang kualitatif setiap waktu
➢ Jangan terlalu banyak ukuran. Pastikan kita cukup mengukur hal-hal yang
penting saja karena terlalu banyak ukuran tidak berarti kinerja lebih baik
➢ Jangan terlalu banyak membuang waktu untuk mengukur kinerja. Mengukur
kinerja memang penting tetapi jika setiap jam dihabiskan untuk mengukur
kinerja maka akan membuang waktu yang kita punya, lebih baik dimanfaatkan
untuk melakukan audit
➢ Jangan takut untuk melaporkan kinerja buruk. Kita memiliki kode etik jadi
kita harus menjelaskan apa adanya, termasuk yang baik dan buruk.
❖ Hal-hal yang harus dilakukan :
➢ Harus mengerti mengapa kita ingin mengukur kinerja
➢ Mencari apa yang diinginkan/diharapkan pemangku kepentingan utama,
karena mereka yang menentukan apa yang kita lakukan memang
berharga/mempunyai nilai
➢ Merancang atau memilih beberapa ukuran yang akan menceritakan sesuatu
tentang kinerja audit internal dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai oleh audit internal
➢ Mempertimbangkan untuk mengukur sesuatu dalam suatu jangka waktu/ingin
menggunakan sebagai dasar dari target tertentu, dengan memberikan perhatian
khusus sebelum menggunakan ukuran sebagai target
➢ Menentukan dan menklarifikasikan ketika menangani pengukuran
kinerja/indikator-indikator tentang kerja
➢ Menyimpan dengan baik portofolio/catatan mengenai ukuran yang digunakan,
menggunakan ukuran-ukuran inti untuk suatu jangka waktu tertentu sehingga
trends dapat diamati dan di review
➢ Menentukan seberapa seringnya audit internal harus melaporkan data kinerja,
penting bagi audit internal melaporkan data yang tepat kepada orang yang
tepat dan dengan cara yang tepat.
➢ Melaporkan secara aktif, audit internal harus terlibat aktif dengan para
penerima laporan karena penting bagi audit internal dekat dengan penerima
laporan untuk mendengarkan dan memahami apa yang mereka pikirkan
tentang kinerja kita.
Apa Ukuran atau Indikator yang Dapat Kita Gunakan ? (Melani)
Untuk menetapkan ukuran kinerja yang efektif, Kepala Eksekutif Audit harus terlebih dahulu
mengidentifikasi aspek-aspek dalam kinerja audit internal yang kritikal. Salah satu cara yang
sering digunakan di antaranya adalah kerangka yang diadaptasi dari pemikiran Kaplan dan
Norton, Balanced Scorecard, yang menyarankan aspek pengukuran kinerja audit internal ke
dalam perspektif :

● Inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah audit internal mampu
berkelanjutan dan menciptakan value.
● Proses Audit Internal, untuk menjawab pertanyaan pada bidang apa audit internal
memiliki keahlian.
● Manajemen/Auditee, adaptasi perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaan
bagaimana customer memandang audit internal.
● Board/Komite Audit, adaptasi dari perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan
bagaimana audit internal memandang stakeholders.

Anda mungkin juga menyukai