BAB 3
Perumusan Teori Akuntansi
Kelompok 6 [Kelas K] :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018/2019
1.1. Teori dan Praktik Akuntansi
Teori Akuntansi terdiri atas kata teori dan akuntansi. Pengertian “teori” itu sendiri memiliki
beberapa arti seperti dibahas oleh Ghozali dan Chariri pada Bab 2 buku Teori Akuntansi,
tergantung dari sudut pandang apa yang digunakan. Hendriksen dan Van Breda (1992)
mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut:”penalaran logis dalam bentuk seperangkat
prinsip-prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan kerangka referensi umum
untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan
praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa “teori
akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan
praktek akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktek tersebut.
Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk memberikan kerangka
pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathew & Perera,
1993). Mereka mengatakan bahwa teori memiliki karakteristik berikut ini :
1. Memiliki body of knowledge
2. Konsisten secara iternal
3. Menjelaskan dan/atau memprediksi fenomena
4. Menyajikan hal-hal yang ideal
5. Referen yang ideal untuk mengarahkan praktik
6. Membahas masalah dan memberikan solusi
Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam
ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori dikembangkan dari hasil observasi
empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment),
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. Teori tersebut
kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek akuntansi.
Berlawanan dengan bidang bahasa, meteorologi atau kimia, akuntan dapat mengubah
praktek relatif lebih mudah. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi akuntan adalah mengetahui
bagaimana praktek akuntansi seharusnya dikembangkan di masa mendatang. Sanksi yang
berkaitan dengan implementasi kebijakan akuntansi menjadi sangat penting dalam memahami
bidang akuntansi, karena praktek memungkinkan untuk diubah agar sesuai (cocok) dengan teori.
Hal inilah yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain. Sebaik apapun teori yang
dihasilkan, jika teori tersebut tidak sesuai dengan fenomena empiris, maka teori tersebut akan
diganti oleh teori lain yang lebih cocok dengan fenomena tersebut (Ijiri, 1971). Teori akuntansi
dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika dibandingkan dengan teori-teori lain seperti
matematika atau fisik. Alasannya, bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang spesifik
bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur (Chambers, 1994).
Meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan murni, akuntansi
mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu sosial (social science). Seperti halnya ilmu sosial lainnya,
konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran yang sifatnya universal. Konsep akuntansi
mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana akuntansi dipraktekkan (Glautier and
Underdown, 1994). Jadi jelas bahwa teori yang selama ini dikembangkan memiliki sudut
pandang yang berbeda dan kadang bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan sejarah
perkembangan teori akuntansi.
1. Ghozali, I.,& Chariri, A. (2014). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
2. https://www.scribd.com/doc/54756690/Teori-Akuntansi# (diakses tgl 19 Februari 2019)