AKUNTANSI KEPRILAKUAN
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Berbagai keterbatasan kondisi dalam proses pembelajaran tersebut menyebabkan
pemahaman pembelahjar pada materi kurang memuaskan. Hal ini tersebut tercermin pada
nilai-nilai yang dicapai mahasiswa yang memperogramkan mata kuliah akuntansi
keprilakuan yang masih mempunyai nilai rata-rata rendah. (maka kebutuhan bahan
ajar/modul kuliah berbasis internet ini menjadi suatu keharusan). Berikut gambaran profil
lulusan program mata kuliaha kuntansi keperilakuan. (Tabel 1)
Gambaran profil lulusan program studi akuntansi
3
Tujuan
Fasilitas pembelajaran bahan ajar ini bertujuan untuk membantu mahasiswa untuk
memahami berbagai informasi terkait akuntansi keprilakuan khususnya terkait dengan
aspek keprilakuan di bidang akuntansi. Bahan ajar tersebut dipelajari secara mandiri atau
berkelompok dan akhirnya dapat memacu dan melatih situasi diskusi antar mahasiswa
sehingga diskusi didalam kelas menjadi lebih aktif. Selain itu bahan ajar tersebut dapat
pula melatih mahasiswa untuk lebih aktif mencari informasi melalui fasilitas internet atau
jurnal penelitian. Hasil/luaran yang diharapkan adalah meningkatnya pemahaman
mengenai akuntansi keprilakuan
Kompetensi lulusan
Kompetensi Utama:
Kompetensi Pendukung
Kompetensi Penunjang
4
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBRP)
5
VII Pengendalian Biaya CAL Pemahaman 6 30
Menganalisis aspek Program 7
prilaku pada akuntansi Internal Controlel
keuangan
XI CAL Pemahaman 6
Program 11
SDAkuntansi
.
XV CAL Kreatifitas 8
program 15
TOTAL 100
6
MATA KULIAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN
BAB II
PENGERTIAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN
A. PENDAHULUAN
Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah
mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan,
pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi
sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk
menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.Akuntansi merupakan suatu sistem untuk
menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam
pengambilan keputusan.
7
keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil
keputusan.
Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia
serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah
mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya
sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan
bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang di dalam organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting kita mengetahui mengenai sejarah
dan perkembangan akuntansi keperilakuan serta konsep dan ilmu-ilmu lain yang terkait
dengan akuntansi keperilakuan dan tentunya hal ini dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perkembangan ilmu akuntansi itu sendiri.
8
B. PEMBAHASAN
Perbedaannya dalam hal ini adalah yaitu antara akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Akuntansi keuangan menekankan pada pelaporan untuk pengguna
9
eksternal, sedangkan akuntansi manajemen menekankan pada pelaporan
internal.Akuntansi keperilakuan merupakan cabang dari akuntansi. Yang lebih
mengarah pada hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi. Akuntansi
keperilakuan ini mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat mengukur dan
mengkomunikasikan keuangan dan informasi lainnya tentang personal, organisasi,
aktivitas pemerintahan, bisnis venture, kepada pengambil keputusan. Akuntansi dapat juga
dilihat sebagai suatu system informasi. Pada beberapa perusahaan, akuntansi merupakan
bagian kuantitatif dari sisten informasi, dimana system akuntansi menerima informasi dari
lingkungan (perusahaan,pemerintah,supplier,pelanggan,dll), mengukur informasi dan
melaporkanya, memproses dan mengeluarkan laporan kepada lingkungan.
System informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari suatu
perusahaan. Desain system yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk pengukuran,
pelaporan, penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. System ini menyediakan desain
pengendalian internal untuk mengamankan asset dan untuk efisiensi, serta menyediakan
data yang relevan untuk pelaporan intern dan ekstern.
10
pengguna intern maupun pengguna ekstern. Pelaporan kpada pengguna intern
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memelihara dan mengembangkan efisiensi
opersional dan profitabilitas perusahaan, mengembangkan perencanaan dan kebijakan-
kebijakan perusahaan, serta pengambilan keputusan yang sifatnya sewaktu-waktu (non-
rutin)
11
dimensi social dari organisasi sehingga dengan demikian merupakan suplemen vital
terhadap informasi akuntansi yang harus selalu dilaporkan oleh akuntan.
Adapun ruang lingkup dari akuntansi keperilakuan yaitu: (1) aplikasi dari
konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi system akuntansi, (2)
studi mengenai reaksi terhadap format dan isi dari pelaporan akuntansi, (3) cara
bagaimana informasi diproses untuk pengambilan keputusan, (4) pengembangan
teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan perilaku data kepada pengguna, (5)
pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, aspirasi, dan
tujuan dari personal yang menjalankan organisasi. Secara umum, ruang lingkup
akuntansi keperilakuan dapat digolongkan ke dalam 3 kategori utama:
a. Pengaruh prilaku manusia pada desain, konstruksi, dan penggunaan system
akuntansi, dimana hal ini menekankan pada bagaimana sikap dan pilosofis dari
manajemen mempengaruhi secara alami pengendalian keuangan dan
memfungsikan semua bagian dalam organisasi.
b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia, dimana hal ini
menekankan pada bagaimana system akuntansi berpengaruh terhadap motivasi,
produktivitas, pengambil keputusan, kepuasan kerja, dan kerjasama.
c. Metode untuk memprediksi dan strategis mengubah perilaku manusia,
menekankan pada bagaimana system akuntansi dapat digunkan untuk
mempengaruhi perilaku.
12
Jika ditentukan bahwa sikap dan perilaku karyawan memiliki
tanggungjawab terhadap masalah anggaran, perusahaannya akan menginvestigasi
aspek keperilakuan dari situasi ini. Pertanyaan yang sesuai dengan kondisi tersebut
adalah bagaimana personal (karyawan) bersikap selama proses pembuatan
anggaran. Apakah hubungan mereka harmoni dengan yang lainnya, Bagaimana
karyawan merasa adanya peranan mereka terhadap proses keseluruhan, dan tujuan
mereka secara individu dalam hubungannya dengan tujuan organisasi. Akuntan
keperilakuan juga akan mengetahui sebab dari sikap dan perilaku serta
kemungkinan terhadap perilaku yang sama akan terulang dimasa akan dating.
Sehingga akuntan keperilakuan akan menyarankan strategi mengubah perilaku
untuk membuatnya lebih cocok dengan fungsi organisasi.
Untuk tujuan internal, akuntan keperilakuan menyediakan manajmen bukan
hanya untuk informasi tentang bagaimana kelakuan karyawan, tetapi juga
memberikan alas an mengapa manusia berperilaku sebagaimana yang mereka
lakukan dan memberikan rekomendasi untuk perubahan perilaku yang tidak sesuai
fungsinya.
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku
akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan
dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi
masalah yang berhubungan dengan:
13
3. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai
akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan
konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta
implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi
akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh
akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi
menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.
C. PENUTUP:
SOAL LATIHAN
14
1. Apa yang menjadi dimensi ruang lingkup akuntansi keperilakuan?
2. Jelaskan sejarah perkembangan akuntansi keperilakuan.
3. Apa yang dimaksud manajemen laba?mengapa dikatakan manajemen laba adalah
masalah keperilakuan?
15
DAFTAR BACAAN
Ancok, Djamaludin., (2000), "Dampak Teknologi Internet pada Kehidupan Manusia dan
Pengelolaan Institusi Pendidikan Psikologi", Lustrum Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Anonim, (2008), “Failure Rate, Statistics Over IT Project Failure Rate”. www.it-
cortex.com, (Diakses 21 Februari 2008)
Anonim,(2008),“Technology,Acceptance,Model”.http://en.wikipedia.com/wiki/technology
_acceptan ce_model.html, (Diakses pada 27 Februari 2008).
Davis, F. D., (1986), “Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-
user Information System Theory and Results”, Unpublished Doctoral Dissertation,
MIT.
Jogiyanto H. M., (2005), “Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
16
Sheppard, B. H., Hartwick J., dan Warshaw, P. R., (1988), “The Theory of Reasoned
Action: A Metaanalysis of Past Research with Recommendation for Modifications
and Future Research” Journal of Consumer Research.
BAB III
KONSEP ILMU KEPERILAKUAN
A. PENDAHULUAN
Istilah ilmu keperilakuan merupakan istilah baru yang relative dan konsepnya yang
luas sehingga memerlukan percobaan untuk menggambarkan ruang lingkup dan
kontennya. Ilmu keperilakuan mencakup bidang riset manapun, melalui percobaan
dan metode observasional, perilaku manusia dari segi fisikal dan lingkungan social.
Hal yang perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari ilmu keperilakuan, penelitian
yang akurat seharusnya berdasar pada dua basic criteria, yaitu: (1) harus bnar-benar
berhubungan dengan dengan perilaku manusia, yaitu mengidentifikasi keteraturan
pokok dalam perilaku manusia, dari segi persamaan maupun perbedaannya. (2)
penelitian seharusnya menyempurnakan dalam “cara saintifik”, maksudnya
penelitian harusnya merupakan percobaan yang sistematis untuk menggambarkan,
menghubungkan, menjelaskan sehingga dapat memprediksi beberapa phenomena;
17
hal itu merupakan keteraturan pokok dalam perilaku manusia yang dapat
diobservasi.
Adapun tujuan dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan
memprediksikan perilaku manusia.Untuk menciptakan generalisasi tentang perilaku
manusia yang didukung olh bukti empiris yang dikumpulkan. Ilmu keperilakuan,
menyajikan kembali observasi yang sistematis dari perilaku manusia dengan tujuan
memberikan hipotesis spesifik dari referensi terhadap perubahan perilaku.
Ilmu keperilakuan merupakan “human side” dari ilmu social. Ilmu social mencakup
disiplin Antropologu, ekonomi, sejarah, ilmu politik, psikologi, dan sosiologi. Ilmu
keperilakuan mencakup psikologi dan sosiologi, aspek keperilakuan ekonomi dan
ilmu politik, dan aspek keperilakuan antropologi.
18
19
20
B. PEMBAHASAN
Di masa lalu, akuntan konsen semata-mata pada pengukuran pendapatan dan biaya dan
studi kinerja untuk memprediksi masa akan dating. Mereka mengabaikan fakta bahwa
kinerja masa lalu telah menghasilkan perilaku manusia masa lalu dan kinerja masa lalu itu
sendiri merupakan factor yang akan mempengaruhi perilaku masa akan datang. Mereka
kurang melihat fakta bahwa ada beberapa yang harus dipahami dari control organisasi
yang harus dimulai dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, dan aspirasi
individu yang berinteraksi di dalam organisasi/perusahaan.
Akuntan keperilakuan focus pada hubungan antara perilaku manusia . dan system
akuntansi. Mereka menyadari bahwa, proses akuntansi meliatkan penyimpulan jumlah
yang besar dari kjadia ekonomi yang merupakan hasil dari perilaku manusia dan bahwa
pengukuran akuntansi itu sendiri meupakan factor yang mempengaruhi perilaku, dimana
hal itu yang menentukan kesuksesan kejadian ekonomi tersebut.
Akuntan keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat mamaprkan desain sistem
informasi untuk mempengaruhi motivasi karyawan, ssemangat, dan produktivitas. Definisi
paling akhir dari akuntansi di akademik dan professional mencakup atau mengimplikasikan
pengukuran dan pengkomunikasian data ekonomi untuk pengambilan keputusan yang
beragam dan tujuan-tujuan lainnya.
21
2. Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan; Persamaan dan Perbedaan
Ilmu keperilakuan menekankan pada penjelasan dan prediksi atas perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan menekankan pada hubungan antara perilaku manusia dengan
akuntansi itu sendiri. Sementara ilmu keperilakuan adalah subset dari ilmu social,
akuntansi keperilakuan merupakan subset dari keduanya, akuntansi dan ilmu keperilakuan.
Akuntansi keperilakuan, sama halnya jika dikatakan sebagai inuk disiplin ilmu
akuntansi, yang dapatdiaplikasikan dan dipraktikkan, menggunakan hasil penelitian dari
disiplin imu lain – ilmu keperilakuan yang menjelaskan dan memprediksikan perilaku
manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip-prinsip, dan pendekatan-
pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk mengembangkan utilitasnya.
22
Perbedaan Akuntansi Keperilakuan Ilmu Keperilakuan
Bidang keahlian Akuntansi dasar; dasar ilmu social dasar, tidak
pengetahuan ilmu social membahas akuntansi
Sosiologi dan psikologi social, dilain sisi, focus pada kelompok, atau social, perilaku.
Keduanya menekankan pada interaksi antara individu, bukan pada stimuli fisikal. Perilaku
menjelaskan pada hubungan social, pengaruh social, dan kelompok yang dinamis.
Percobaan dibuat untuk memahami bagaimana bagaimana individu berpikir, merasa, dan
aksi yang dipengaruhi oleh imajinasi, atau kehadiran orang lain.
23
Ada beberapa factor yang mempengaruhi perilaku manusia, termasuk kebutuhan
individual dan motivasi-motivasi, tekanan kelompok, permintaan organisasional, sejarah
personal, latar belakang yang unik dari individu-individu, konfli dari dalam dan luar
organisasi, waktu permintaan, tanggungjawab personal dan social, dan seterusnya.
Orang yang bekerja pada suatu organisasi, perilakunya dapat dipengaruhi oleh banyak
factor, termasuk ukuran dan struktur organisasi, gaya manajemen, otoritas/tanggungjawab
dalam hubungan kerja, status hubungan, norma kelompok juga mempengaruhi perilaku dan
fungsi organisasi.Memperoleh informasi dalam sebuah perusahaan juga berbeda
peerimaannya. Ada informasi yang akurat, kurang jelas ataupun tidak terkait sama sekali.
Berdasarkan informasi tersebut, individu meprosesnya, kemudia keputusan dibuat dan
sikap mulai kelihatan. Misalnya, official menyatakan bahwa hal tersebut merupakan
pekerjaan yang berat dan akan terus menerus mengembangkan dan meyakinkan tingkat
promosi kita, tapi non-offisial kemungkinan megindikasi yang sebaliknya. Keputusan
didasarkan pada informasi yang masing kurang akurat dan akan mempengaruhi sikap kerja
dan sikap ke depannya terhadap organisasi, dan hal itu tidak kondusif untuk efisiensi
opersional.
5. Peranan Teori
Sekumpulan pola perilaku yang diharapkan dan dibutuhkan wakil kepala keuangan
untuk sebuah peranan social. Peranan didefinisikan secara sederhana sebagai bagian dari
orang-orang yang terlibat dalam interaksi dengan yang lainnya.Peranan social diartikan
sebagai hak-hak,tugas-tugas, kewajiban, dan perilaku yang tepat yang dimiliki oleah
orang-orang yang memegang posisi tertentu dalam sebuah lingkungan social tertentu.
Dalam kelompok formal ataupun organisasi formal , peran didefinisikan sebagai kumpulan
peraturan. Dalam organisasi informal, mereka “mengerti”.
24
Peranan berbeda dengan perilaku orang yang memgang posisi tertentu dalam
organisasi dan menyatukan kelompok untuk spesialisasi dan fungsi kordinasi.Komponen
Perilaku actual dari peran disebut dengan norma.norma-norma adalah kebutuhan akan
perilaku yang tepat untuk sebuah peran khusus.
6. Struktur Sosial
Studi pembelajaran sistematic akan perilaku manusia tergantung pada dua factor yaitu:
pertama orang- orang bertindak dalam kebiasaan dan pengulangan pola; kedua orang-
orang tidak terisolasi ,mereka melakukan interaksi dengan lainnya.Untuk penerapan dalam
perilaku manusia, kita akan mempertimbangkan konsep masyarakat dan budaya.
Masyarakat bisa didefenisikan sebagai jumlah total hubungan sesama manusia. Konsep
masyarakat berlangsung secara terus menerus dan kesempurnaan antar individu dan
hubungan institusional. Konsep dari sebuah system digunakan dalam ilmu keperilakuan
dalam berbagai kajian ilmu. Ini mengarah pada susunan yang saling brehubungan dan
bagian yang independen ketika membahas tentang system tata surya, system hayati
ataupun system social. Pola dengan berbagai bagian dan subsistem beroperasi sebagai
struktur dari system. Pola struktur sosial mengarah pada bentuk hubungan antara berbagai
subsistem sosial dan individu yang mungkin membuat fungsi suatu masyarakat organisasi
sosial ataupun kelompok sosial.
7. Budaya
Budaya adalah cara hidup suatu masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa sebuah
budaya dan budaya tidak akan bertahan diluar masyarakat, atau cara hidup meliputi system
kepercayaan yang umum, cara perilaku yang diharapkan ataupun cara berpikir yang
diharapkan, pengetahuan teknis dan cara melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola
umum perilaku manusia karena budaya merupakan perilaku yang seharusnya ada pada
kondisi tertentu.
Aspek penting dalam suatu budaya yang akan menjamin keberlangsungan hidup
manusia yaitu secara fisik dan secara social. Untuk memahami perilaku dalam konsep
organisasi para akutan sebaiknya tahu ide ataupun pikiran suatu kebudayaan. Dalam
beberapa instansi budaya organisasi merupakan lingkungan kerja merujuk pada lingkungan
25
kerja dan iklim organisasi. Dasar pikiran awal bahwa elemem-elemen budaya
mempengaruhi perilaku. Budaya bisnis adalah system umum dari etika bisnis, pelaksanaan
bisnis, pengetahuan bisnis dan hardware yang mempengaruhi perilaku.
Kerangkakerja Lainnya
Perilaku bisa juga dimaknai sebagai istilah dari sikap, motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan kepribadian.
26
C. PENUTUP
SOAL LATIHAN
1. Menurut pendapat anda, manakah aspek-aspek yang menguntungkan dari
keberadaan struktur dan manakan aspek-aspek yang tidak menguntungkan?
2. Mengapa kelmpok informal membangun standar-standar perilaku? Apakah
pengaruh standar ini terhadap anggota kelompok?
3. Dapatkah suatu kelmpok berfungsi secara efektif tanpa suatu defenisi atau
hubungan otoritas?
27
DAFTAR BACAAN
Ancok, Djamaludin., (2000), "Dampak Teknologi Internet pada Kehidupan Manusia dan
Pengelolaan Institusi Pendidikan Psikologi", Lustrum Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Anonim, (2008), “Failure Rate, Statistics Over IT Project Failure Rate”. www.it-
cortex.com, (Diakses 21 Februari 2008)
Anonim,(2008),“Technology,Acceptance,Model”.http://en.wikipedia.com/wiki/technology
_acceptan ce_model.html, (Diakses pada 27 Februari 2008).
Davis, F. D., (1986), “Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-
user Information System Theory and Results”, Unpublished Doctoral Dissertation,
MIT.
Jogiyanto H. M., (2005), “Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
28
Sheppard, B. H., Hartwick J., dan Warshaw, P. R., (1988), “The Theory of Reasoned
Action: A Metaanalysis of Past Research with Recommendation for Modifications
and Future Research” Journal of Consumer Research.
BAB IV
A. PENDAHULUAN
Pada bab ini fokus pada perubahan faktor sosiologi ke factor psikologi dan psikologi
sosial. Faktor ini meliputi sikap dan perubahan sikap, motivasi, persepsi, pembelajaran dan
personalitas.Sasaran pembelajaran dari psikologi dan psikologi sosial adalah sebagai
berikut:
1. Sikap/Prilaku
2. Motivasi
3. Persepsi
4. Pembelajaran (learning)
5. Kepribadian
29
B. PEMBAHASAN
1. SIKAP/PERILAKU
Sikap adalah suatu hal mengenai kecenderunagn bereaksi baik dengan cara yang
menguntungkan maupun tidak menguntungkan secara konsisten pada orang, objek,
ide/gagasan, atau situasi. Istilah objek sikap digunakan untuk menggabungkan seluruh
objek terhadap seseorang yang mungkin bereaksi.Sikap dipelajari, dibangun dengan baik,
dan sulit untuk diubah. Seseorang belajar tentang/ mendapat sikap dari pengalaman
pribadi, orang tua, teman sebaya, dan kelompok sosial.
- Komponen Sikap
30
objek sikap. Perasaan positif meliputi rasa suka, hormat, atau empati. Perasaan
negative termasuk rasa tidak suka, rasa takut, atau benci. Komponen keperilaku
mengarah pada bagaimana seseorang bereaksi terhadap objek sikap.
31
- Pembentukan dan Perubahan Sikap.
Teori stimulus-respon dan penguatan atas perubahan sikap fokus pada bagaimana
seseorang menanggapi stimulus khusus. Penempatan teori lebih menegaskan
komponen stimulus dari pada respon.
32
Teori penilaian sosial dari perubahan sikap mengambil sebuah pendekatan
pandangan/persepsi. Teori ini mempertimbangkan perubahan sikap sebagai sebuah
hasil dari perubahan bagaimana orang-orang merasa sebuah objek lebih baik dari
pada sebuah perubahan akan objek tersebut. Teori menekankan bahwa kita dapat
menciptakan perubahan kecil dalam sikap individu jika kita mengetahui struktur
sikap seseorang saat ini dan jika kita membuat pemohonan untuk berubah dengan
cara sedikit mengancam.
2. MOTIVASI
33
Motivasi adalah proses memulai kesadaran dan tindakan dengan maksud tertentu.
Motivasi adalah kunci untuk memulai, manjalankan, memelihara dan mengarahkan
perilaku. Motivasi juga terkait dengan reaksi subjektif yang terjadi selama proses ini.
Manajer dan akuntan perilaku harus memotivasi orang-orang pada level ini pada kinerja
yang diharapkan agar tujuan organisasi tercapai. (Siegel;1989:34)
Motivasi adalah konsep yang penting untuk akuntan perilaku karena efektivitas
organisasi tergantung pada performa orang-orang sebagaimana mereka diharapkan bekerja.
Manajer dan akuntan perilaku harus memotivasi orang-orang ke tingkat performa yang
diharapkan ini agar sasaran organisasi dapat dicapai.
Motif adalah faktor tunggal yang mencetuskan pross motivasi. Sebagai contoh, beberapa
orang menginginkan uang, sementara yang lain menginginkan kekuasaan, ketenaran, atau
keamanan. Motif adalah sifat alami seseorang. Orang dari keluarga yang sejahtera
mungkin mencari pekerjaan yang memberikan rasa pencapaian/prestasi dan harga diri.
Orang lain dari keluarga miskin mungkin mencari pekerjaan yang menawarkan kebebasan
dari kekhawatiran keuangan.
- Teori Kebutuhan
Sebagaimana yang kita ketahui mengenai teori motivasi yakni teori hirarki
kebutuhan Maslow. Teori ini digunakan dimana seseorang termotivasi oleh hasrat
mereka untuk memenuhi hirarki kebutuhan yang diinginkan: kebutuhan-kebutuhan
dasar psikologi, kebutuhan-kebutuhan social dan kepemilikan (pertemanan dan cinta),
kebutuhan atas penghargaan diri (dihargai, pengakuan, kekuatan, dan status) dan
kebutuhan akan aktualisasi diri (pemenuhan akan potensi yang dimiliki).
34
Konsep hirarki kebutuhan tidak akan didukung dengan baik hanya dari penelitian
empiris. Hal ini terjadi karena di Amerika Serikat, dimana banyak penelitian telah ada
yang menghubungkan bahwa kebutuhan dasar manusia adalah lebih pada kepuasan.
Beberapa peneliti-peneliti bertanya akan gagasan mengenai struktur kebutuhan
manusia yang kompleks dimasukkan dalam hirarki yang diinginkan. Kritik lainnya
berpendapat bahwa teori tersebut tidak dapat memprediksikan suatu prilaku.
Walaupun terdapat kelemahan, teori kebutuhan Maslow adalah penting bagi para
manajer dan prilaku akuntan untuk diketahui karena hal itu memusatkan perhatian pada
kebutuhan individu dan pengakuan yang serupa dengan pemberian insentif yang
mungkin tidak hanya merupakan kepuasan yang menjadi kebutuahan setiap orang.
Teori kebutuhan yang ketiga dalam motivasi yakni teori kebutuhan atas
penghargaan oleh McClelland yang mengemukakan semua motif, termasuk kebutuhan
untuk penghargaan yang sedang dipelajari. Karenanya, waktu kritis untuk
mengembangkan motivasi ini adalah sejak kanak-kanak yang memungkinkan untuk
pembelajaran struktur sampai anak-anak, dan selanjutnya meningkatkan harapan
mereka dan mengembangkan kebiasaan bekerja untuk mengaktualisasikan harapannya.
35
Ketika kebutuhan akan penghargaan adalah penting bagi kesuksesan bisnis,
seseorang dengan posisi eksekutif yang tinggi juga memiliki kebutuhan yang kuat
untuk kekuasaan. Dengan demikian, teori kebutuhan untuk penghargaan tidak
membantu kita untuk menjelaskan motivasi untuk semua orang dan seharusnya
digunakan dalam kombinasi bersama dengan teori lainnya untuk mengerti akan
pemenuhan motivasi.
Teori 2 Faktor Hezberg berfokus pada dua bagian dari imbalan atas kerja; yaitu
upah yang berhubungan dengan kepuasan pekerjaan (pemotivasi) dan yang
berhubungan dengan ketidakpuasan pekerjaan (factor hygiene). Pemotivator, yang
berhubungan dengan bagian dari pekerjaan, termasuk di dalamnya promosi,
pengakuan, tanggung jawab, pekerjaannya, dan potensi untuk pengaktualisasian diri.
Faktor hygiene, yang berhubungan dengan bagian dari pekerjaan, atau lingkungan
dimana pekerjaan tersebut dilakukan, termasuk di dalamnya keamanan dalam bekerja,
gaji, aturan perusahaan, kondisi kerja, dan hubungan personal dalam bekerja.
Teori ini bagi motivator dapat menghubungkan kepuasan kerja tapi juga
ketidakpuasan. Faktor hygienis berhubungan dengan kepuasan tetapi juga
ketidakpuasan. Dengan demikian, karyawan termotivasi oleh sesuatu seperti pengakuan
dan kemajuan dalam perusahaan. Peningkatan gaji tidak akan memotivasi, itu hanya
untuk melindungi ketidakpuasan kerja.
- Teori Ekspektasi
Teori ekspektasi terhadap motivasi diasumsikan bahwa pada level ini, motivasi
dalam melakukan tugas bergantung pada kenyakinannya mengenai imbalan atas tugas
tersebut. Dengan kata lain, struktur motivasi ada ketika pengharapan seseorang atas
penerimaan imbalan atas kinerja dari tugas yang dilakukannya masing-masing.
Pada umumnya, motivasi adalah hasil dari harapan, instrument, dan Valance.
Ekspektasi memberikan kemungkinan yang dirasakan bahwa tindakan spesifik akan
menghasilkan sebuah hasil yang spesifik. Sebagai contoh, karyawan-karyawan
mungkin percaya bahwa kinerja yang memuaskan akan dihasilkan dengan promosi.
Valance adalah kekuatan dimana seseorang merasa untuk bagian dari hasil. Sebagai
contoh, bagaimanakah pentingnya promosi bagi karyawan ? Instrumen menunjukkan
36
efek kausal dari hasil awal pada hasil-hasilyang di masa depan. Sebagai contoh, sebuah
valansi memiliki nilai karena merupakan hasil dari harapan yang dipercayai sebagai
instrument yang memberikan hasil lainya. Keinginan karyawan untuk promosi
mungkin dapat dilihat sebagai instrumen yang ditransfer ke kantor pusat.
Teori distinguish antara imbalan interistik dan imbalan ekstristik. Imbalan intristik
adalah kreasi internal dan dihasilkan dari melakukan pekerjaannya sendiri, meliputi
perasaan untuk memperoleh penyelesaian dari melakukan pekerjaan dengan baik atau
perasaan puas ketika proyek telaksana dengan lengkap dan sukses. Imbalan ekstrinsik
meliputi upah, pengakuan, keamanann kerja, dan promosi yang mewakili pembayaran
atas kinerja. Teori motivasi yang digunakan adalah sebuah fungsi antara kedua imbalan
intrinsic dan ekstrinsik.
3. PERSEPSI
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di
dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,
penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak
pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap
situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi ( Miftah Thoha: 1996.
hal.123)
37
operasi. Sebagai contoh, sebuah rencana manajer harus mengembangkan persepsi masing-
masing pembimbing, pelanngan utama, kesatuan pekerja, penjualan yang representatif, dan
manajer-manajer lainnya. Rencana manajer harus mampu mengoreksi kekuatan maupun
kelemahan dari setiap pembimbing dalam lingkungan tersebut.
Prilaku para akuntan perlu mengetahui tentang persepsi karena persepsi tersebut
mem bentuk seseorang untuk berkembang ke dalam ide dan sikapnya mempengaruhi
prilaku. Jika dapat mengembangkan potensi karyawan bagi perusahaan dengan promosi
dan kompensasi yang adil, bahwa seseorang yang bergabung dalam perusahaan dan
menjadi pekerja yang memuaskan. Jika aturan yang diberikan tidak adil, maka calon
karyawan yang bergabung bersama perusahaan lainnya atau lebih sedikit dari total pekerja
yang produktif. Beberapa pengaplikasian berdasarkan persepsi yang telah didiskusikan
sebelumnya.
38
Perasaan seseorang terhadap suatu tujuan atau seseoarang juga berefek pada
persepsi. Ini merupakan sebuah tendensi bagi seseorang untuk mencari lebih banyak
informasi mengenai tujuan terhadap yang mereka pegang sebagai kekuatan positif atau
perasaaan negatif. Secara sederhana, yang lebih penting adalah manusia atau tujuannya,
informasi lebih yang ditunjukkan. Pada dua kasus, informasi lebih yang didapatkan tentang
sebuah tujuan, persepsi yang lebih lengkap dari tujuan.
Apa yang kita seleksi untuk perasaan yang secara khas bergantung pada sifat dari
dorongan, harapan kita dan motiv kita. Sifat dari dorongan yang dimaksudkan seperti
factor-faktor seperti atribut fisik, desain, dan dorongan lainya yang berlainan, “buzz
words” dan nama-nama cabang. Harapan merupakan dasar dari pengalaman yang kita
rasakan dan kita kondisikan. Secara frekuensinya, kita melihat apa yang kta harapkan
terjadi dan termotivasi untuk merasakan apa yang kita butuhkan dan inginkan. Sebagai
contoh, ketergantungan pada kebutuhan-kebutuhan atau harapan-harapan, kita tidak hanya
melihat “baik” atau “buruk” dari situasi-situasi yang berbeda.
Biasanya seseorang mencari simpati dari luar dan dorongan atas kesenangan dan
menghindari rasa sakit atau dorongan yang berupa ancaman. Mereka mungkin seperti tidak
merasa penting, mungkin kehilangan informasi bahwa hal itu bukan suatu konsistensi
39
terhadap kepercayaan yang berlebih-lebihan atau sederhana “turn off” untuk melindungi
dirinya dari dorongan yang bombarder.
4. PEMBELAJARAN(LEARNING)
Pola pemikiran dan keprilakuan yang orang bawah ke dalam lingkungan kerja
mereka yang merefleksikan pengalaman, persepsi, dan motivasi mereka. Pola keperilakuan
ini bias sehingga tidak optimal terhadap organisasi. Untuk itu perilaku akuntan harus akrab
dengan hal yang bersifat prinsip dengan teori pembelajaran.Pembelajaran merupakan
proses di mana perilaku yang baru terjadi sebagai hasil motivasi, pengalaman, dan
pengulangan pada respon untuk situasi tertentu. Kombinasi motivasi, pengalaman, dan
terjadi pengulangan dalam bentuk kondisi klasik dan operasional
.
Kondisi Klasik (Pavlov’sDog)
40
Pavlov mengamati anjing yang mengeluarkan air liur tidak hanya ketika makan
tetapi juga ketika mereka mengamati makanan. Makanan yang tidak sesuai dengan kondisi
lingkungan menyebabkan tanggapan keperilakuan yang tidak sesuai terjadi.Pada
pengalamannya, Pavlov pertama kali membunyikan bel kemudian memberi makan anjing.
Pertama anjing hanya mengeluarkan air liur ketika diperlihatkan makanan. Tetapi setelah
perlakuan demikian dilakukan berulang-ulang, anjing akhirnya mengeluarkan air liur pada
saat bel berbunyi. Pada kasus ini bel (ransangan) diikuti dengan respon yang sesuai
kondisi. Hubungan antara sebuah ransangan dengan respon yang sesuai kondisi disebut
Classical Conditioning.
Operant Conditioning
Pada classical conditioning rangsangan murni diikuti oleh sebuah balasan di mana
menghasilkan respon. Pembelajaran yang bersifat prinsip telah diaplikasikan pada
kebanyakan organisasi. Hasilnya dalam bentuk pengatuan bonus dan penghargaan lainnya
yang telah dibangun untuk memperbaiki produktifitas, mengurangi perbaikan dan
ketidakhadiran dan membuat karyawan lebih tanggap kepada kebutuhan konsumen.
5. KEPRIBADIAN
C. PENUTUP
SOAL LATIHAN
41
2. Bagaimana Anda dapat mempelajari teori yang digunakan dalam motivasi?
3. Bagaimana seorang manajer memotivasi karyawan yang pada dasarnya puas
dengan pekerjaan mereka dan gaji mereka?
42
43
DAFTAR BACAAN
Charles Hongren, 1982. “Cost Accounting,” edisi 5, ( Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-
Hall.)
Etzioni, A., 1964. Modern Organization, “Englewood Cliffts, N.J: Prentice-Hall, Inc
44
BAB V
PENGENDALIAN KEUANGAN AKUNTANSI
PERTANGGUNG JAWABAN
A. PENDAHULUAN
45
B. PEMBAHASAN
Manajemen keuangan adalah subjek yang sangat menarik saat kita mendekati
abad ke 21. Radiao dan televisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis tentang
pertumbuhan dan penurunan perusahaan-perusahaan,pengambilalihan perusahaan,
dan berbagai jenis retrukturisasi perusahaan. Untuk dapat memahami
perkembangan n untuk ikut serta di dalamnya secara efektif diperlukan
pengetahuan mengenai pengendalian keuangan.Pentingnya prinsip keuangan ini
digarisbawahi dengan adanya perkembanga dramatis yang terjadi dalam pasar
keuangan.
Fungsi keuangan
46
4. Manajer keungan menghubungkan menghubungkan perusahaan dengan
pasar uang dan pasar modal, yang merupakan sumber perolehan dana dan
tempat surat berharaga perusahaan diperdagangkan.
a. Bendahara
Bendahara bertanggung jawab atas perolehan dan pengamanan data. Tanggung
jawab seorang bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan pengelolaan uang
tunai.meskipun tanggung jawab pembuatan laporan berada di tangan
kontroler,bendahara pada umumnya membuat laporan mengenai posisi arus kas
harian dan posisi modal kerja , membuat anggaran dan melaporkan informasi arus
kas dan informasi uang tunai.
Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah pada perilaku dari
orang-orang yang ada dalam organisasi dan bukan pada mesin.oleh karena itu,
pengendalain keuangan dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada
pentingnya asumsi-asumsi keprilakuan.
47
Sasaran perilaku utama dari pengendalian keuangan dapat dijelaskan menggunakan
definisi pengendalian secara umum.Pada umumnya, pengendalian didefinisikan
sebagai suatu inisiatif yang dipili, yang akan mengubah kemungkinan dari
pencapaian hasil yang diharapkan.Definisi pengendalian telah didasarkan pada
konsep “kepercayaan .’ dan konsep “ kemungkinan.”
48
Pengendalian Terpadu
Secara formal sistem pengendalian komprenhensif merupakan suatu konfigurasi
yang saling melengkapi yaitu subsistem formal yang mendukung proses
administratif. Ada tiga tahap proses administratif dan implementasi pengendalian
yaitu :
1. Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi ditandai dengan istilah perilaku penetapan
tujuan. Masalah-masalah pokok dari perencanaan dapat menjadi kunci
pengendalian yang efektif. Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu
logis dapat menimbulkan suatu kerusakan pada pengendalian dari implementasi
rencana.
2. Umpan balik
Umpan balik dari organisasi barasal dari sumber formal dan informal yang
disusun dari komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara utin dihasilkan
dari statistik yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyususnan.
3. Interaksi Pengendalian
49
Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat
ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian.Ketika ukuran menjadi sesuatu
yang penting dalam melakukan konteks, ukuran juga banyak dikaitkan dengan
variabel-variabel lainnya.
Stabilitas Lingkungan
Derajat stabilitas lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat
terhadap perubhan lingkungan seperti pengenalan sejumlah produk baru, tindakan-
tindakan pesaing yang melakukan metode produksi yang lebih baik atau efisien
atau inisiatif pihak pengambilan keputusan yang mempengaruhi unit-unit kerja.
Motif keuangan
Sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran –ukuran profitabilitas
seting kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba.
Manfaat terbesar yang berkaitan dengan indikator-indikator brbasi laba adalah
bahwa tindikator –indikator tersebut secara statistik akan tampak jelas jika
diringkas.
Faktor-faktor proses
Suatu proses penting dalam pengendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari
dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel.Strategi
pengendalian biaya variabel seringkali berbeda dalam hal substansi dengan strategi-
strategi pengendalian biaya yang disesuaikan.
Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan
50
yang dapat dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian atau aturan
pengendalian
Pengelolaan Perubahan
51
system pengendalian interaktif dimana masing-masing dari keempat unsure
memiliki tujuan yang berbeda.
Sistem kepercayaan
Pada umumnya sistem kepercayaan bersifat singkat, sarat nilai, dan inspirasional,
dimana sistem ini mengarahkan karyawan pada tujuan utama bisnis, cara organisasi
menciptakan nilai, upaya untuk mencapai tingkat kinerja organisasi, cara seseorang
diharapkan untuk mengatur hubungan internal dan eksternal. Sistem kepercayaan
dapat meningkatkan pengendalian diagnostik guna memberikan pengendalian yang
lebih basar kepada manajer.
Sistem batasan
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar
yang dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan dan system
kepercayaan yang digabungkan akan menciptakan ketegangan yang dinamis serta
kepercayaan yang positif dan inspirasional.
52
Sistem pengendalian interaktif
Sistem ini merupakan system informasi formal yang digunakan oleh para manajer
untuk melibatkan dirir secara terus menerus dan personal dalam keputusan
bawahan.
Sistem pengendalian interaktif memiliki 4 karakteristik yang membedakannya dari
system pengendalian diagnostic yaitu:
1. Memfokuskan pada informasi yang berubah secara konstan yang
diidentifikasikan oleh para manajer puncak sebagai informasi yang potensial
bersifat strategis
2. Informasi menuntut perhatian yang rutin yang cukup signifikan dari para
manajer operasi di seluruh tingkatan organisasi
3. Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung yang
dihadiri oleh para penyelia,bawahan dan rekan sejawat
4. Debat hanyaberlangung mengenai data, asumsi, dan tindakan perencanaan
53
Sistem kepercayaan sistem bahasa
Kepercayaan inspirasional ini dibatasi oleh batasan yang jelas. Para manajer dilarang,
misalnya untuk bekerja di negara tertentu, dimana pembayaran fasilitas dan suap diperluan
untuk menjalankan bisnis karena tindakan semacam ini akan membahayakan integritas
perusahaan.perusahaan juga mempertahankandaftar kunci keberhasilan untuk
meberitahukan kep-ada para manajer mengenai jenis-jenis proyek yang tidak
menguntuntungkan dan harus dihindari. Daftar ini disesuaikan dari waktu ke waktu.
Secara kolektif keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam dalam kekuatan yang
saling mendukung satu sama lain. Karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manajer
harus selalu berhubungan dengan kesempatan dan kekuatan komperatif yang bertambah
serta penurunan dalam waktu dan perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan
kreativitas yang tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pengendalain.
54
PENUTUP
55
DAFTAR BACAAN
Argyris. 1952. The Impact of Budget on People. New York: The Controllership
Foundation.
Arnold, Vicky dan Sutton, Steve G. Behavioral Accounting Research, Foundations and
Frontiers. University of Massachusetts Dartmouth.
Cahyono, Dwi dkk. 2007. “Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen dan
Inovasi Terhadap Kinerja”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi X
di Makasar.
Ikhsan, Arfan dan Ishak Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat.
Ittner, Christoper dan Larcker, David F. 1995. “Total Quality Management and the Choice
of Information and Reward System”. Journal Accounting Research. Vol 33. Printed
USA.
56
Jogianto. 2007. Sistem Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.
57
BAB VI
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN LABA
A. PENDAHULUAN
Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Kata-kata seperti
keuangan, angka, dan estimasi muncul ketika seseorang berpikir mengenai “anggaran”.
Tetapi, di balik seluruh citra teknis yang berkaitan dengan anggaran, terdapat manusia.
Manusialah yang menyusun anggaran dan manusia juga yang harus hidup dengan anggaran
tersebut.
Aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul
dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia
mencoba untuk hidup dengan anggaran. Hal tersebut mengacu pada kegelisahan karena
mengetahui bahwa batas pengeluaran tidak akan dinaikkan tahun ini, ketakutan untuk
mengatakan kepada staff anda bahwa tidak aka nada kenaikan gaji tahun ini dan iri hati
yang dapar berkembang ketika kepala departemen lain menerima kenaikan anggaran
terbesar pada tahun-tahun belakangan ini.
Manajer sering kali menghadapi masalah mengenai sesuatu yang “tidak ada dalam
anggaran” atau bahwa “ anda sudah melebihi anggran anda”. Para manajer diperingatkan
secara priodik bahwa “ Anda tidak mencapai target yang dianggarkan.”
58
Oleh karena itu adalah tidak mengherankan bahwa sentimen-sentimen seperti
“anggaran melumpuhkan gaya saya” atau “karyawan bagian anggaran berusaha untuk
menangkap anda” sering kali disuarakan. Anggaran sering kali dipandang sebagai
penghalang atau ancaman birokratis terhadap kemajuan karier. Ketidaksukaan terhadap
proses penyusunan anggaran secara keseluruhan bahkan dapat mendorong orag untuk
melakukan sabotase terhadap anggaran tersebut.
59
B. PEMBAHASAN
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayuningtyas, seorang mahasiswa pada
Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta, ia berpendapat bahwa dalam memasuki abad
ke-20, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat besar dalam lingkungan bisnis.
Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi global yang sangat perkembang pesat,
perusahaan dituntut untuk selalau siap dengan persaingan global tersebut. Perusahaan-
perusahaan besar memiliki banyak kegiatan atau aktivitas yang kompleks, sehingga
kemajuan teknologi dan persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Kondisi yang demikian ini, mengharuskan suatu perusahaan untuk menetapkan suatu
kebijakan di dalam perusahaannya, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan efisien
dan melakukan penjualan dengan tingkat laba yang baik. Untuk dapat mewujudkan kondisi
perusahaan yang sehat, strategimanajemen yang mutlak sangat dibutuhkan. Strategi
merupakan perencanaan yang besar, menetapkan secara umum kearah mana organisasi
bergerak yang diinginkan manajemen senior.
60
Kebutuhan untuk memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespon
ancaman yang diterima atau adanya kesempatan. Manajemen dituntut untuk dapat
mengelola semua sumber daya yang dimiliki seperti modal, tenaga kerja, teknologi, serta
sumber daya lainnya secara efektif dan efisien dalam usaha mencapai tujuan perusahaan,
yaitu laba yang optimal. Operasi yang efisien dan efektif dapat terwujud dengan
mempekerjakan sumber daya manusia yang berkualitas, cermat dan memiliki ketrampilan
yang memadai, karena itu motivasi manusia dalam melaksanakan peran yang
dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi menjadi dominan.
b. Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban dimana output diukur dalam
satuan moneter, tetapi tidak ada hubungannya dengan input. Karena pusat pendapatan
adalah suatu organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap
laba.
c. Pusat Laba
Suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih
antara pendapatan dan pengeluaran.
d. Pusat Investasi
Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
diukur atas dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang
digunakan.Pemisahan yang jelas antara wewenang dengan tanggung jawab sangat
diperlukan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban. Suatu organisasi yang
terdesentralisasi adalah organisasi yang pembuatan keputusannya tidak diserahkan
61
pada beberapa eksekutif-eksekutif puncak, tetapi disebarkan di seluruh organisasi
dengan manajer pada berbagai tingkat membuat keputusan-keputusan penting yang
berhubungan dengan lingkup tanggung jawab mereka, maka dari itu Di dalam suatu
organisasi bisnis pada level middle-up akan sangat tidak mungkin sebagai manajer
puncak untuk mengendalikan seluruh kegiatan operasi organisasinya secara
perorangan. Untuk itu diperlukan perangkat dan sistem yang dapat menjamin dan
meyakinkan manajer puncak bahwa anggota-anggota organisasinya dalam
melaksanakan wewenang dan tanggung jawab sesuai dengankeinginan manajer
puncak. Dengan menggunakan akuntansi pertanggungjawabandimana struktur
organisasi dibentuk menjadi beberapa pusat pertanggungjawabankegiatan operasi
organisasi karena manajer puncak telah mendelagasikan sebagian wewenangnya
kepada para manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksakantindakan-tindakan
yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan operasi organisai.
62
7. Laporan prestasi harus mejadikan secara jelas selisih yang terjadi, tindakan
koreksi, dan tindak lanjutnya sehingga memungkinkan diterapkannya prinsip
pengecualian.
8. Harus ditentukan dengan jelas peranan prestasi manajemen terhadap struktur
balas jasa atau perangsang dalam perusahaan.
9. Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu prestasi
manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu prestasi keuangan. Selain prestasi
keuangan, seorang manajer dapat dinilai prestasinya atas dasar tingkat kepuasan
karyawan, moral, dan sebagainya.
63
Anggaran biaya yang disusun dengan pendekatan top-down dan bottom-up akan
menimbulkan komitmen dalam diri para manajer untuk mencapai target yang telah
ditetapkan. Masing-masing manajer akan merasa bahwa anggaran tersebut adalah
anggarannya dan mereka bersedia dinilai dengan tolak ukur anggaran tersebut. Anggaran
yang partisipatif seperti inilah yang cocok untuk penerapan akuntansi pertanggungjawaban.
C. PENUTUP
SOAL LATIHAN
1. Bagaimana pola yang dirancang untuk menangani pertanggungjawaban yang
tumpang tindih antar pusat pertanggungjawaban?
2. Diskusikan bagaimana cara untuk mewujudkan keselarasan antara tujuan organisasi
dan tujuan individu dari anggota organisasi?
3. Kondisi-kondisi yang bagaimanakah yang dapat mendukung terwujudnya
manajemen berdasarkan tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan?
64
DAFTAR BACAAN
Argyris, C., 1952. “The Impact of Budgets on People,” New York: Financial Executives
Foundation, 1-32
Anthony, G. Hopwood, 1974. “An Empirical Study of The Role of Accounting Data in
Performance Evaluation, “Empirical Research in Accounting; dan “Leadership
Climate and The Use of Accounting Data in Performance Evaluation, “The
Accounting Review, 49:3, 489-95
Borocol, Peter, 1982. “A Field Study Examination of Budgetary Participation and Locus
of Control, “The Accounting Review 57, No. 4.
Munandar, M., 2000. “Budgeting; Perencanaan Kerja dan Pengawasan Kerja.” Edisi 1,
Penerbit: BPFE Yogyakarta.
Richard Brealey dan Steward Myers, 1986. “Prinsip-prinsip Keuangan Perusahaan,” Jilid I
alih bahasa: Tjin-tjin Fenix Tjendra, Penerbit: Erlangga.
65
BAB VII
PENGENDALIAN BIAYA
A. PENDAHULUAN
Tidak peduli apakah suatu organisasi memproduksi dan menjual produk atau
memberikan jasa, organisasi tersebut perlu mengetahui biaya-bianya. Data biaya harus
diakumulasi untuk berbagai tujuan eksternal dan internal.
66
B. PEMBAHASAN
1. Sistem Biaya Tradisional Vs Biaya Standar
Istilah tradisonal mengacu pada system biaya yang membatasi input pada biaya
histories dan mengusahakan penyerapan penuh atas biayatetap dan variable oleh unit
produk atau jasa. System biaya tradisional atau histories trutama focus
padaidentifikasidan akumulasi biaya perunitatau jasa. System tersebut digunakan untuk
menghitng nilai persdian dan data biaya harga pokok penjualan atau jasa yang
diberikan untuk pelaporam keuangan eksternal. Tetapi,system biaya tradisional
tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang efektif karena akumulasi data
biaya yang telah di tentukamn sebelumnya tidak sesuai dengan konsep pengendalian
kontemporer serta untuk memotivasi manajer dan karyawan, tujuan kinerja dan sasaran
biaya perunit atau untuk periode masa depan tertentu harus di terapkn. Kinerja actual
67
oleh pusat pertanggung jawabnharus secara periodikdibandingkan dengan tingkat
kinerja yang di iginkan. Penyimpangan harus di catat dan informasikan kembali kepada
individu yang berkepentingan, sehingga demikian dpat mendorong tindakan korektif
ang segera. Untuk menghindari respon yang disfungsional, pada umumnya disarankan
agarmanajer segmen hanya bertanggung jawab atas biaya yang dapat di pengaruhi oleh
tindakan mereka.
Salah satu kelemahan utama dari system biaya tradisional ini adalah bahwa
persyratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya perunit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya, baik yang dapat di telusuri ke suatu produk atau jasa
maupun yang terjadi untuk atau periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu prodk
atau segmen tidak dapt di telusuri langsung ke unit jasa, produk, atau departemen
tertentu. Biaya tersebut di bebankan ke produk atau jasa melalui alokasiyang kurang
lebih bessifat arbirer. Alokasi dapat menyesatkan manejemen dan mempengaruhi
kualitas keputusan manajerial secara negative.
68
akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi terinci dan canggih mengenai
berapa biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau penghasilan
suatuproduk tertentu. Aspek pengndalian yang melekat dari perhitungan biaya
standar adalah kapabilitasnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data
regular, kinerja aktuak dengan standar yang di tentukan sebelumnya dan untuk
menyoroti varians (menguntungkan atau tidak menguntungkan ) antara kedua
tingkat biaya tersebut.
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk system biaya standar yang sesuai
dengan konsep teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian berikut ini,
sebagai mana dijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting :
1. penetapan tujuan organisasi.
2. penentuan pusat pertangung jawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada
masing-masing.
3. pngisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang
memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk
melakukan fungsinya.
4. penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggunjawaban dan unit organisasi
lainnya serta, di mana perlu, lingkungan eksternal.
5. pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang
mencukupi,relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunukasi
6. desain dan inplementasi mekanisme pengndalian yang mengukur dan
mengevaluasi kenerja dalam hal tujuan organisasi dan membrikan umpan balik
mengenai penyesuain yang di perlukan dalam tujuan dan/atau kinerja
69
yang di dasrkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasr yang di
gunakan untuk penyerapan berbeda dengan tingkat kapasitas yang telah di tentukan
sebelumya, maka prosedur penyerapan akan menimbulkan penyerapan terlalu tinggi
atau penyerapan terlalu rendah atas overhead manufaktur (jasa). Analisis pelengkap di
butuhkan untuk mengidentifikasikan berbagai kompnen yan menyebabkan terjdinya
penyerapan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Metode akuntansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead
tertentu akan konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang di hasilkan atau jasa
yang di hasilkan atau jasa yang di serahkan, sementara biaya overhead yang lainnya
berfluktuasi dengan volume. Untuk mengtasi kekurangan ini, alat seperti penyusunan
anggaran fleksibel dari analisis-volume-laba di perkenalkan
3. Dorongan Keprilakuan
70
1. apa yang dimotifasi oleh konsep akuntassi, prinsip, atau praktik akuntansi yang di
lakukan oleh manajer dengan kpentingan prbadi mereka yang egois?
2. apakah tindakan yang mungkin ini mengaburkan kinerja manejerial, memberikan
ilusi kinerja yang sebenarnya tidak ada,atau mengarah pada tindakan ekonomi
yang buruk?
Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, atau praktik akuntansi semacam itu
adalah bagus secara keprilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik
tersebut:
4. Pengendalian Biaya
Membagi biaya kedalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang
lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan
laba rugi menggunakan marjin kontribusi, yang menekankan pada pola prilaku biaya
yang memberikan rincian kepada manajemen mengemai biaya teknik, biaya yang di
setujui dan biaya diskresioner. Perbedaan ini adalah penting bagi manajemen karena
setiap jenis biaya memerlikan prosedur pengendalian yang berbeda.
Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead variable,seperti bahan baker listrik.
Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah “seluruh biaya
organisasi dan pabrikyang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas )yang
tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi
tujuan jangka panjang.
71
Biaya dikresioner ( biaya terprogram) adalah biaya yang muncul dari keputusan
priodik(biaya tahunan)mengenai jmlah maksimum yang akan di keluarkan dan
yang tidak memiliki hubungan oktimum yang tidah ditunjukkan antara input (yang
di ukur oleh biaya)dan output di ukur oleh pendapatan atau tujuan lainnya.
5. Pengambilan Keputusan
b) Penetuan harga produk baru. Produk baru pada umumnya di terima di pasar
hanya setelah di uji coba secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki
reputasi dalam industri tersebut.
c) Penetrasi pasar. Manejer dapat menggunakan biaya variable sebagai dasar untuk
penentuan harga ketika mereka bermaksud untuk memasuki paar baru (pasar luar
negeri) denga produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi
persaingan yang semakin meningkat di mana permintan menurun.
72
e) Pesanan khusus. Perusahaan juga dapat di hadapkan pada dua jenis situasi
pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi atau pelanggan
istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau
pengepakan .
f) Kampanye iklan dan promosi . untuk meningkatkan volume penjualan saai ini,
perusahaan dapat meluncurkan kampanye iklan dan promosi khusus.
g) Keputusan mengurangi biaya. Jika harga jual suatu perusahaan di tetapkan oleh
pesaing, maka menajemen akan mengetahui seberapa besar biaya variable yang
akan di perkenankan pada volume operasi saat ini jika tujuan laba tertentu harus
di capai.
- Penetapan standar
1. standar haruslah ditetapkan dalam cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimanya sesuatu realistis bukannya arbitrer
2. orang-orang harus meras bahwa mereka memiliki pengaruh dalam menetapkan
tujuan mereka sendiri.
73
3. orang-orang harus yakin bahwa mereka akan dihukum secara tidak adil untuk
variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja
4. umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan di gunakan haruslah tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak
tercapai daripada di penuhi standar yang ketat adalah tantantangan yang berguna
(penghargaan intrinsic) bagi menejer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi
yang luar biasa.sementara itu standar yang longgar tidak memberikan memfaat
mototivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai, sehingga menejer
akan mengabaikan standar tersebut kerena dianggap tidak berarti.
- Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penerpan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variable, ke produk
pada tariff estimasi yang didasarkan pada tinkat kapasitas yang telah ditentukan
sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dari yang telah
ditentukan sebelumnya, maka varians yang dibebankan sebelumnya terlalu tinggi atau
terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini akan dipengaruhi oleh tingkat
kafasitas yang dipilih sebagai penyebut dari tarif tersebut.
74
- Alokasi Biaya Tidak Langsung
Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk mamfaat
korporat dan pusat pertanggungjawaban. Biaya ini termasuk biaya akuntansi,
pengolahan data, penelitian dan pengembangan, serta memiliki beberapa hubungan
yang dapat diidentifikasikan dengan tingkat aktivitas dari berbagai pusat
pertanggungjawaban sedangkan biaya administrative korporat adalah biaya yang
diperlukan untuk mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan
masyarakat, dan biaya korporat lainnya, terjadi untuk menjalankan perusahaan secara
keseluruhan.
C. PENUTUP
SOAL LATIHAN
1. Informasi apakah yang diinginkan untuk mengenal dan mengidentifikasikan suatu
masalah atau suatu kesempatan?
2. Adakah komponen-komponen yang relevan dari motif kognitif dalam konteks
pengambilan keputusan? Mengapa motif ini adalah penting?
3. Informasi apakah yang diinginkan untuk mengenal dan mendefenisikan suatu
masalah atau suatu kesempatan?
75
76
DAFTAR BACAAN
Charles Hongren, 1982. “Cost Accounting,” edisi 5, ( Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-
Hall.)
Etzioni, A., 1964. Modern Organization, “Englewood Cliffts, N.J: Prentice-Hall, Inc
Ikhsan, Arfan , dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat
77
BAB VII
PENGENDALIAN INTERNAL
A. PENDAHULUAN
Konsep Internal Control telah bergulir sejak tahun 1930-an. Untuk pertama kali,
George E. Bennet menyebutkan definisi Internal Control. Namun istilah tersebut baru
dinyatakan secara institutional oleh AICPA pada tahun 1949 melalui laporan khusus yang
berjudul “Pengendalian Internal – Elemen-elemen Sistem yang Terkoordinasi dan
Pentingnya Pengendalian bagi Manajemen dan Akuntan Independen”. Selanjutnya konsep
tersebut berkembang pesat dengan yang kita kenal 8 (delapan) unsur Pengendalian Internal
(Internal Control).
Perkembangan berikutnya, pada awal tahun 80-an konsep tersebut dinilai banyak pihak
sudah tidak berlaku lagi. Semakin kompleksnya dunia bisnis dan teknologi membuat
konsep pengendalian internal tersebut tidak efektif dalam mendorong tercapainya tujuan
perusahaan. Semakin banyak keluhan dari perusahaan dan institusi yang telah menerapkan
konsep internal control sebagaimana dikembangkan oleh American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA), namun masih mengalami kegagalan.
Pada tahun 1992, The Commitee of Sponsoring Organization of The Treadway
Commission (COSO) menerbitkan laporan yang berjudul “Internal Control-Integrated
Framework”. Laporan COSO tersebut memberikan suatu pandangan baru tentang konsep
Internal Control yang lebih luas dan terintegrasi serta sesuai dengan perkembangan dunia
usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Jika pada konsep sebelumnya hanya
menekankan pada proses penyusunan laporan keuangan saja, maka konsep COSO
memiliki pandangan yang lebih luas yaitu dengan melakukan pengendalian atas perilaku
seluruh komponen organisasi.
78
Konsep ini mendapat akseptasi yang luas dari berbagai pihak.
Di Indonesia, perkembangan menarik terjadi dengan terbitnya Undang-undang nomor 1
tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2006. Pada ketentuan tersebut,
ditetapkan bahwa setiap instansi pemerintah harus mengembangkan Sistem Pengendalian
Intern. Penjelasan dan ketentuan lain yang menjabarkan menyebutkan bahwa Sistem
Pengendalian Intern terdiri dari 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring.
79
B. PEMBAHASAN
1. Definisi dan Ruang Lingkup Kontrol Internal
Perolehan dan pemeliharaan system yang efektif dari control internal
merupakan tanggungjawab yang penting dari pihak manajemen. Tetapi istilah “internal
control” sebenarnya telah ditemukan dan didefinisikan oleh auditor. Auditor focus pada
pengendalian dalam hal audit organisasi karena mereka menyadari jenis dari
pemeriksaaan yang mereka lakukan membutuhkan kinerja dalam proses audit yang
memadai dari pengendalian internal untuk meyakinkan keakuratan dari data akuntansi
yang mereka peroleh.
Internal Kontrol pertama kali didefinisikan oleh American Institute of Accountants
pada tahun 1949 yaitu
Internal control terdiri dari perencanaan organisasi dan keseluruhan dari
metode yang terkoordinasi dan pengukuran yang diadopsi sebagai suatu
bentuk bisnis untuk menlindungi dan mengamankan asset, memeriksa
keakuratan dan keandalan dari data akuntansi, memajukan efisiensi
kegiatan opersional, dan menyesuaikan ketataan terhadap ketepatan waktu
dari penerapan kebijakan manajerial.
Adapun definisi pengendalian internal versi International Federation of
Accountant (IFAC):
System pada pengendalian internal adalah perencanaan dari organisasI dan
keseluruhan system yang terkoordinsasi, keuangan dan sebagainya,
dilakukan oleh pihak manajemen entitas untuk membantu pencapaian
keyakinan objektivitas manajemen, sejauhmana praktik telah dilakukan,
sesuai tujuan dan telah efisien dalam hubungannya dengan bisnis, termasuk
ketaatan terhadap kebijakan manajemen, melindungi asset perusahaan,
mencegah terjadinya penyimpangan kan kesalahan, keakuranan dan
kelengkapan data akuntansi, dan persiapan yang tepat waktu dari informasi
keuangan yang andal.
Pada tahun 1958, komite baru dari The American Institute of Certified Public
Accountnats (AICPA) mendefinsikan pengendalian internal dan ruang lingkupnya
berdasarkan standar yang berterima umum, yaitu:
Pengendalian internal secara umum mencakup:Pengendalian yang dapat
dikarakteristikkan berdasarkan aspek akuntansi dan administrative sebagai berikut:
80
Akuntansi: pengendalian terdiri dari perencanaan organisasi dan keseluruhan metode
dan prosedur yang merupakan pertimbangan yang utama, dan berhubungan secara
langsung untuk pengamanan asset dan keandalan dari pelaporan keuangan. Internal
control secara umum mencakup seperti si,pengendalian system dari otorisasi dan
persetujuan, pemisahan tugas dalam hal kegiatan operasional atau penjagaan asset,
pengendalian pisik seluruh asset, dan audit internal.
Administratif: pengendalian terdiri dari perencanaan organisasi dan keseluruhan
metode dan prosedur yang merupakanan pertimbangan utama dalam efisiensi dan
ketaatan kegiatan operasional terhadap kebijakan manajerial dan biasanya berhubungan
secara tidak langsung terhadap pelaporan keuangan. Secara umum mencakup
pengendalian sebagaimana analisis statistic, waktu dan pilihan studi, laporan kinerja,
program training untuk karyawan, dan control kualitas.
3. Tipe Pengendalian
Kelompok 1; Khusus/Pencegahan
81
Kelompok 2: khusus/ pendeteksian
C. PENUTUP
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan tentang definisi pengendalian internal
2. Jelaskan manfaat dari pengendalian internal
3. Sebutkan dan jelaskan komponen pengendalian internal
82
DAFTAR BACAAN
Charles Hongren, 1982. “Cost Accounting,” edisi 5, ( Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice-
Hall.)
Etzioni, A., 1964. Modern Organization, “Englewood Cliffts, N.J: Prentice-Hall, Inc
Ikhsan, Arfan , dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat
83
BAB VIII
AUDITING
A. PENDAHULUAN
Sumber: http://auditorinternal.com/2010/03/10/cbok-iia-fakta-dan-data-profesi-
audit-internal-global/
Table di atas menunjukkan bahwa, pada Studi CBOK di tahun 2006 nampak
semakin mengglobal CBOK dengan melibatkan responden valid sejumlah 9.366 (disaring
dari lebih 12.000 respons yang masuk) yang berasal dari 91 negara dan dengan
menambahkan kuesioner dalam 16 bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia. Studi-studi
sebelumnya hanya disediakan dalam bahasa Inggris.
84
Selain itu, sebuah Standar internasionaldari OrganisasiInternasional
untukStandarisasi (ISO; www.iso.org), yang berbasisdi Jenewa, Swiss, yang
mencakupistandar mutu berbagai bidang termasuk mutu internal audit.Standar
initelahdiperluasselama bertahun-tahununtuk menutupibanyak area yang pentingbagi
governance danmutu perusahaan.
Dengan demikian maka diperlukan adanya suatu sistem pengawasan atas jaminan
mutu internal audit melalui quality assurance. Menurut Sawyer dalam Jatnika (2006)
bahwa tujuan dari program quality assurance adalah untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa pekerjaan audit yang dilaksanakan telah sesuai dengan standar yang ada,
piagam audit, dan standar lain yang berlaku.
TUJUAN
Untuk memudahkan arah penulisan paper ini, maka diperlukan penetapan tujuan
yang diharapkan tercapai dari penulisan ini adalah:
1) Mendeskripsikan peran standar QA dalam meningkatkan audit mutu professional.
2) Merumuskan solusi tentang peran standar QA dalam dalam meningkatkan audit mutu
professional.
85
3) Merumuskan langkah-langkah strategis pengaplikasian Standar QA dalam
meningkatkan audit mutu professional.
MANFAAT
Manfaat yang diharapkan sebagai dampak dari capai tujuan di atas adalah:
Meningkatnya pemahaman dan ketrampilan dalam penerapan standar Quality Assurance
untuk meningkatkan mutu audit internal.
GAGASAN
Sebelum membahas lebih jauh tentang kondisi kekinian dari Quality Assurance,
kami mengawali menjelaskan secara singkat tentang quality assurance dan mutu. Ini kami
lakukan untuk menyamakan persepsi awal sebagai pengantar untuk membahas lebih jauh
tentang quality assurance dan implikasinya terhadap mutu audit internal.
Mutu, sebagaimana diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan antara
sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh keluaran dapat
memenuhi kebutuhan pembeli. Pembeli yang menentukan sifat-sifat dan karakteristik
yang penting. Pembeli yang menilai sampai seberapa jauh sifat-sifat dan karakteristik
keluaran memenuhi kebutuhannya. Sementara Institute of Quality Assurance,
menjelaskan mutu sebagai berikut: In its broadest sense, quality is a degree of excellence:
the extent to which something is fit for its purpose. In the narrow sense, product or
service quality is defined as conformance with requirement, freedom from defect or
contamination, or simply a degree of customer satisfaction. In quality management is
defined as the totally of characteristic of a product or service that bears on its ability to
satisfy stated and implied need. Quality is also rapidly embracing the nature or degree of
impact an organization has on its stakeholders, environment and society. Sedangkan oleh
American Society for Quality (ASQ), mutu dijelaskan sebagai berikut: Quality: a
subjective term for which each person has his or her own definition. In technical usage,
quality can have two meaning: 1) the 30 characteristics of a product or service that bear
on its ability to satisfy tated or implied need and 2) a product or service free of
deficiencies (Jatnika, 2006).
86
bagian penting dari sistemmutu manajemenorganisasidan merupakanelemen kunci
dalamsistem standarmutu ISO, ISO9001.( http://en.wikipedia.org/wiki/Quality_audit)
87
B. PEMBAHASAN
semua pihak yang mempunyai hubungan dengan pekerjaan dan hasil internal audit. Untuk
kepentingan pelaksanaan quality assurance, the Institute of Internal auditor memberikan
pengarahan dengan dikeluarkannya Statement on Internal Auditing Standards No 4 tentang
Quality Assurance. Selanjutnya pengarahan ini dimasukan sebagai bagian dari standar 560
dari Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.
StandarIIA1312"mengharuskan setiap departemenaudit internal
untukmemilikipenilaianmutu eksternalsetidaknya sekalisetiap limatahun
olehreviewerindependenberkualitas dariluar organisasi." Dengan katalain, di samping
fungsi reviewinternal QA, auditinternal harusdinilai audit independeninternal ataukontrak
denganpenyedialuar untukmenilai mutu keseluruhan darifungsi audit
internal.Inimerupakan persyaratankunci untuksemua departemenaudit internal.
88
2) Tentukanjangka waktuaudituntuk dimasukkan dalamreview QA, apakah
darikesimpulanreview QAterakhir atauuntuk periode12bulansebelum
pengumumanaudit.
3) Menentukan siapa yangakan mereviewQAAuditinternal danmemastikan
bahwapengkajimemahamistandarIIA.
4) Jikaaudit internaltidak memilikireviewQA dalam 24bulan terakhir, maka perlu
mengambil langkah-langkahuntuk memastikanbahwa baik anggotastaf
auditinternal danmanajemenmemahami tujuandan sifatdari review QA.
5) Jikatim reviewQAberencana untuksurvei atauwawancara auditeedi
luardepartemen audit internal, maka perlu membuat beberaparencana awaluntuk
menginformasikansemua orangyang dilibatkan.
6) Berdasarkanaudit internalyang selesai danyang diproses,perlu
mengembangkanstrategi umumuntuk jumlahdan jenisaudityang akan
dipilihuntuk diperiksa.Jikawilayahpengetahuan khususharus dimasukkan,
seperti keamanankomputer ataudesain otomatis, menentukan bahwasumber
daya yang tepattelah dialokasikan.
7) Memutuskan apakahakanmeninjauQAberdasarkantingkatan,
memeriksakepatuhan terhadapstandar-standar umumatau rencanakanuntuk
memasukkan reviewrinciaudityang dipilih,
termasukreferensicekworkpaperatautes reperformance.
8) Jika masalah yangdihadapidalam perjalanandari review QAdirencanakan,
seperti auditmembutuhkankajian yang lebihrinci, prosedur harus
disiapkanuntuk mengevaluasilingkupkajianQAataujadwal.
9) Mengembangkanprosedur umumuntuk formatdan sifatlaporan auditQAakhir.
10) Mengembangkanstrategi untukpelaporanhasil review QA untukanggota lain
daridepartemenaudit internal danuntuk anggotayang dipilihdari manajemen
senior.
90
Setelahselesai review, manajer yang bertanggung jawabuntuk unitterakhirakan
meresponlaporan audit, dan salinan darilaporan akhirakan disampaikan kepada
direkturaudit internal, yang bisamengambil tindakan lebih lanjutyang diperlukan.
Ini adalahcara yang sangatefektif untuk mengaturreviewQA internal
auditketikafungsi auditdidistribusikan di seluruhperusahaan.
91
baikakan memberikantolok ukureksternaldan pengukuranyang dapat
digunakanuntuk terus meningkatkankinerjaaudit internalsetelahlaporan review QA
eksternaldikeluarkan.
92
C. PENUTUP
GAGASAN YANG DIAJUKAN
Secara detail gagasan tentang peningkatan mutu audit internal professional, adalah:
a. Melakukan pemantauankinerjaaudit internal secara terus menerus, melalui design
programQA yang dibangun di ataskomitmenuntukmutu.Misalnya pemantauan
terhadap: reviewpengawasan kertas kerja; mutu internal / peerreview
daripenugasanselesai,dan pengukuranyang sedang berlangsung dananalisismetrik
kinerjaseperti kepuasanklien dansiklus waktu audit.
b. Melakukan penilaianinternal secara berkalauntuk menguji kesesuaianaudit internal
dengan standarIIA. Ini dimaksudkan untuk mempersempit area review QA
eksternal, yang tentunya berdampak pada efisiensi perusahaan.
c. Melakukan penilaian eksternal. CEA harus mempertimbangkanuntuk
penilaianeksternalyang merupakan langkah pentingdalamQA secara keseluruhan
danproses perbaikan.
TEKNIK IMPLEMENTASI
Setelah dapat merumuskan langkah-langkah strategis penerapan Standar QA
(Review QA) mutu audit internal, maka teknik implementasi yang diajukan adalah:
1) Menyiapkan/menyusun rencana teknis atau program kerja penerapan.
2) Merumuskan visi dan misi: menciptakan mutu audit internal professional melalui
penerapan standar QA.
3) Mengorganisasikan sumberdaya yang tersedia untuk mendukung realisasinya gagasan,
dengan menggunakan pendekatan siklus PDCA.
4) Merumuskan Standar operasional pelaksanaan (SOP) sebagai kebijaksanaan untuk
melaksanakan gagasan.
5) Jika perlu, diperkuat dengan regulasi yang mendukung gagasan.
PREDIKSI HASIL
Dengan menerapkan standar QA untuk meningkatkan mutu audit professional,
melalui strategi dan teknik implementasi yang telah ditetapkan perusahaan, maka hasil
yang diharapkan adalah: Terciptanya mutu audit internal professional sebagai cerminan
dari aktifitas bisnis perusahaan yang tertuang dalam laporan keuangan dan internal audit
perusahaan.
93
DAFTAR BACAAN
Anderson, Dick and Chamber, Richard, 2006, How Quality Assurance Reviews Can
Strengthen the Strategic Value of Internal Auditing, Pricewaterhouse Coopers
LLP.
Moeller, Robert, 2009, Brink’s Modern Intern Auditing, A Common Body of Knowledge,
Edisi ketujuh, Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey,
Published simultaneously in Canada.
Jatnika, Eka, Dadang, 2006, Evaluasi Terhadap Kualitas Internal Audit Melalui
Pendekatan Program Quality Assurance, Thesis, Universitas Diponegoro.
94
BAB XI
SDA AKUNTANSI
A. PENDAHULUAN
Kinerja di dalam perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan
yang dimiliki perusahaan tersebut. Fenomena yang seringkali terjadi adalah kinerja suatu
perusahaan terganggu karena berbagai perilaku karyawan yang sulit dicegah terjadinya.
Salah satu bentuk perilaku karyawan yang dapat mengganggu kinerja perusahaan adalah
keinginan berpindah (turnover intentions) dimana karyawan memiliki keputusan untuk
meninggalkan pekerjaannya. Tingginya tingkat turnover di dalam perusahaan akan
mengakibatkan semakin banyak potensi biaya yang akan di keluarkan oleh perusahaan.
Baik untuk biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja yang
sudah dikorbankan, maupun biaya rekruitmen dan pelatihan kembali.
Profesi akuntan publik harus bersifat independen dan berkomitmen secara eksplisit
melayani kepentingan publik. Permintaan terhadap jasa audit, pajak, dan manajemen oleh
berbagai organisasi baik lokal maupun multinasional, merupakan tanggung jawab utama
para akuntan professional (Setiawan dan Ghozali 2006). Sebagai perusahaan yang bergerak
di bidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh sebuah kantor akuntan publik (KAP)
adalah tenaga kerja profesional. Agar dapat bertanggung jawab pada publik, para auditor
harus berupaya untuk meningkatkan job performance dalam menjalankan profesinya.
Tercapainya performance yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang baik pula.
95
Terkait dengan peningkatan job performance profesional, karakter pribadi
profesional dan kondisi tempat profesional bekerja menjadi konsekuensi penting bagi
KAP, bagi profesional itu sendiri, dan bagi pihak-pihak yang menggunakan jasa
profesional (publik). Beberapa karakter pribadi dan kondisi kerja profesional dapat
menghasilkan tingkat job performance yang berbeda, keadaan psikologis yang berbeda,
dan juga dapat mempengaruhi keputusan professional untuk tetap atau meninggalkan KAP
(turnover). Dapat disimpulkan bahwa tidak hanya karakter pribadi yang mempengaruhi
tindakan seseorang, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang menentukan
kebebasan seseorang.
Meningkatnya kebutuhan akan kualitas dan kinerja auditor pada tingkat individu
maupun perusahaan (lokal dan multinasional), menyebabkan profesi auditor mengalami
perkembangan yang pesat. Agar dapat memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab tersebut,
profesional dituntut untuk dapat meningkatkan job performance pada profesinya.
Profesional yang bekerja dengan job performance yang baik dapat meningkatkan kepuasan
klien, kredibilitas dan eksistensi.
Sasaran pembelajaran dari SDA Akuntansi adalah :
3. Konflik organisasi-profesional
4. Dampak konflik peran dan ketidakjelasan peran
5.
Peran komunikasi formal dan nonformal serta mentoring
6. Perputaran (turnover) staf di kantor akuntan publik
96
B. PEMBAHASAN
Aset utama dari perusahaan akuntansi sektor public (CPA) bersertifikat adalah staf
professional. Agar dapat bertanggung jawab pada publik, para auditor harus berupaya
untuk meningkatkan job performancedalam menjalankan profesinya. Tercapainya
performance yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik
pula. Seperti yang diungkapkan oleh Hellriegel (2001) bahwa performance yang baik dapat
dicapai saat 1) tujuan yang diinginkan telah tercapai, 2) moderator (kemampuan,
komitmen, motivasi) telah tersedia dan, 3) mediator (petunjuk, usaha, ketekunan, dan
strategi ) telah dijalankan.
Alasan utama mempelajari kepuasan kerja adalah untuk menyediakan gagasan bagi
para manajer tentang cara meningkatkan sikap karyawan. Seseorang yang tidak punya
kemampuan mengaktualisasikan secara profesional menjadi tindakan puas dalam bekerja.
Studi kepuasan kerja dalam semua jenis lingkungan kerja dan kelompok kerja,telah
menyebabkan kesimpulan umumbahwa ada hubungan terbalik antara kepuasan kerja dan
perputaran pekerjaan, seperti kepuasan kerja meningkat, perputaran menurun, (atau
penurunan kepuasan kerja, meningkatkan perputaran pekerjaan). Banyak penelitian telah
berusaha untuk memberikan bukti pada tingkat kepuasan kerja di kantor akuntan publik.
Porter dan Mitchell kuesioner kebutuhan-kepuasan, 3 Strawser, Ivamevich , dan Lyon
97
menyelidiki kepuasan kerja akuntan dalam perusahaan CPA kecil maupun perusahaan
CPA besar.Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa kepuasan dari kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri tergantung pada jenis pekerjaan dan jenis perusahaan, tetapi
bahwa Delapan Besar perusahaan menunjukkan tingkat kepuasan tertinggi. Namun
demikian, akuntan yang bekerja di perusahaan-perusahaan kecil menunjukkan tingkat
tertinggi kepuasan kebutuhan otonomi.
Aranya et.all (1982) menganalisis efek komitmen organisasi dan profesional pada
kepuasan kerja para akuntan yang dipekerjakan. Dengan menggunakan komitmen
profesional dan organisasi sebagai predictor kepuasan kerja, dan melaporkan adanya suatu
korelasi nyata secara statistik antara komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Komitmen
profesional mempengaruhi kepuasan kerja secara tidak langsung melalui komitmen
organisasi.
Iklim organisasi di kantor akuntan publik adalah penting karena berdampak pada
sikap dan perilaku karyawan. Ini telah diteliti sehubungan dengan konflik akuntan
organisasi-profesional, dampak dari konflik peran dan ambiguitas peran, peran komunikasi
98
informal dan nonformal serta mentoring, dampak dari gaya kepemimpinan supervisor dan
strategi manajemen kantor akuntan public.
Konflik Organisasi-Profesional
Iklim organisasi dalam kantor akuntan publik juga merupakan fungsi dari peran
komunikasi formal dan informal serta mentoring dalam mengendalikan anggota.
Menggunakan penelitian, metodologi kualitatif naturalistik, Dirsmith dan Covaleski
dikonfirmasi (1) adanya komunikasi formal di kantor akuntan publikbahwa manfaat
99
individu tingkat yang lebih rendah, meskipun peran yang terbatas dalam
menginformasikan anggota organisasi politik dan kekuasaan dalam organisasi; dan (2)
peran penting dari komunikasi nonformal dan bimbingan dalam pelaksanaan tugas audit,
sosialisasi perusahaan individu, instruksi untuk politik dan kekuasaan di perusahaan, serta
manfaat sesuai dengan bawahan, mentor, dan perusahaan.
Fleisman dan Peters (1962) menyatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
konsisten yang diterapkan pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku
yang ditunjukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain, seperti yang
dipersepsikan orang lain. Perilaku pemimpin melalui dua dimensi yaitu consideration dan
initiating structure.
1. Consideration (konsiderasi) adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan
kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan,
menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan.
Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi
yang terbuka dan parsial.
2. Initiating structure (Struktur inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan yang
menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-
hubungan didalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang
jelas, dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki
kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil.
Bukti empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan behavior disfunctional oleh
auditor (CAR Report, 1978; Kelley, 1988; Raghunathan, 1991). Part dan Jiambalvo (1982)
menginvestigasi penentuan gaya kepememimpian konsiderasi dan struktur inisiatif, mereka
menggunakan path-goal theory dalam menguji hubungan antara perilaku manajer partner
dengan kepuasan kerja dan motivasi bawahan. Hasilnya terdapat pengaruh interaksi yang
signifikan antara perilaku konsiderasi dan kompleksitas tugas. Gaya kepemimpinan
konsiderasi lebih memuaskan bawahan dalam kompleksitas tugas yang rendah. Sedangkan
interaksi antara perilaku struktur inisiatif dengan kompleksitas tugas tidak signifikan,
karena perilaku struktur inisiatif dapat digunakan dalam kompleksitas tugas yang tinggi.
100
2.2.5 Manajemen Strategi Kantor Akuntan Publik
Penemuan ini berkaitan dengan pengamatan Sorensen bahwa ada konflik antara
birokratisme dan profesionalisme di perusahaan CPA besar, kepuasan kerja dipengaruhi
oleh kekurangan profesional, dan migrasi dipengaruhi oleh tugas mengelola birokrasi
profesional hibrida orientation. Perbedaan yang ditemukan didua fungsional bidang jasa
manajemen dan titik audit terhadap fakta bahwa (1) konflik antara birokratisme dan
profesionalisme dapat berbeda antara kedua area fungsional, mengingat organisasi
mekanistik dari departemen audit dan organisasi organismic baik dari departemen auditing
dan jasa pelayanan fungsi manajemen, dan (2) kepuasan kerja dan migrasi mungkin
berbeda antara dua daerah fungsional, dengan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan migrasi
rendah di bidang jasa manajemen.
Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar untuk sistem reward dan sebagai
cara untuk memberikan umpan balik pengembangan berorientasi kepada karyawan.Dalam
penelitian akuntansi, evaluasi kinerja sering dikutip sebagai sumber utama ketidakpuasan
oleh mereka yang meninggalkan Kantor Akuntan Publik. Beberapa penelitian studi telah
meneliti pertanyaan evaluasi kinerja di perusahaan akuntan publik.
101
mana
.1
W, = Pengaruh diarahkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan dimensi evaluasi i
E. Ce = Harapan bahwa upaya mengarah pada kinerja yang efektif pada dimensi evaluatif i
E 3, = Harapan yang dinilai efektif pada i dimensi evaluatif memberikan kontribusi untuk
evaluasi secara keseluruhan kinerja yang tinggi
1AV 1 = nilai intrinsik atau keinginan untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan
dimensi evaluatif i
Evaluasi kinerja adalah salah satu perilaku yang dapat dipengaruhi oleh segmentasi.
Dari sini, Jiambalvo, Watson, dan Baumler mengajukan hipotesis berikut "Itu dampak
diferensiasi organisasi model pengambilan keputusan yang digunakan oleh anggota subunit
dalam evaluasi personil, khususnya, bobot ditugaskan untuk kategori evaluasi yang
berbeda, konsistensi dalam penerapan kebijakan evaluasi, wawasan-diri pembuat
keputusan dan perjanjian antar penilai.”
102
Sebuah sampel mitra, manajer, dan sesi staf akuntan dari sebuah perusahaan
internasional yang besar CPA diminta untuk individu hipotesis tingkat sesuai dengan
masing-masing delapan kategori berikut:
Alasan di balik tingginya perputaran perlu diketahui, karena biaya untuk Kantor
Akuntan Publik dan disiplin tinggi. Di antara alasan yang telah diusulkan adalah sebagai
berikut:
103
6. Profil kepribadian dari beberapa manajer, mitra, junior, dan senior diketahui
berbeda dan dapat mengakibatkan perputaran tinggi. Menurut salah satu analisis:
"Perbedaan kepribadian mungkin merupakan prediktor sebagian dari perputaran
sejak kantor akuntan publik, seperti organisasi-organisasi besar lainnya dengan
beberapa posisi permanen di bagian atas dan staf yang besar, sering kali kriteria
evaluasi yang mengindikasikan personilnya.
7. Keputusan pergantian di kantor akuntan publik mungkin merupakan fungsi tugas
dihargai hasil negatif, kemungkinan memperoleh hasil tersebut di saat posisi, dan
kesempatan yang lebih besar menyadari keluar positif tertentu.
8. Suasana komunikasi yang buruk mungkin ada dalam perusahaan
publik akuntansi hanya karena hubungan antara supervisor dan pekerja tidak
sempurna, tetapi juga karena staf akuntan tidak sepenuhnya terintegrasi ke dalam
perusahaan.
9. Kepuasan adalah berbanding terbalik dengan turnover.
10. Perputaran dipengaruhi oleh tugas
mengelola orientasi profesional birokrasi hibrida di kantor akuntansi public.
104
Model kedua mencakup dua expecancies pada asumsi bahwa individu
biasanya pertemuan, dua hasil: kinerja aktual tugas dan suatu hasil yang dihasilkan dari
kesadaran (Lf hasil pertama). Hasilnya Ini memegang bahwa seorang individu akan
menawarkan perilaku tertentu dan tingkat upaya atas dasar (I) harapan bahwa usaha akan
menghasilkan:. permintaan kinerja, dan (2) harapannya bahwa pemenuhan tugas akan
mengarah ke tingkat hasil yang kedua. Dengan kata lain,
M = (E P) [(P - + 0) (V)]
Hasil bahwa model harapan tidak prediktor yang baik dari staf audit kinerja tetapi
prediktor baik kepuasan kerja karyawan.
Akuntan Stereotip
105
4. Dibandingkan dengan guru, mereka nilai lebih tinggi dalam dominasi dan harga
tetapi lebih rendah pada persepsi dan penerimaan dari diri mereka sendiri.
5. Dibandingkan dengan kreatif siswa menulis, mahasiswa akuntansi mengidentifikasi
secara positif dengan orangtua mereka dan memiliki sikap sebagian besar
menerima terhadap peraturan otoritas dan eksternal, serta terhadap orang-orang
pada umumnya.
6. Subyek Akuntansi adalah terutama jenis giat dan sosial, bukan tipe investigative.
Hasil ini sebagian dikonfirmasi dalam studi lain yang ditemukan, apalagi, bahwa
tipe konvensional dominan antara praktisi tunggal dan mitra di perusahaan kecil,
dan jenis giat dominan di antara para mitra di perusahaan besar.
7. Sebuah survei yang dilakukan oleh Estes menunjukkan bahwa, dalam perbandingan
dengan akuntan, dokter, dan pengacara berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi lebih tinggi secara signifikan, dan bahwa anak-anak dari dokter memasuki
karir dengan skor SES secara signifikan lebih tinggi.
Citra stereotip akuntan itu, bagaimanapun, dikonfirmasi dalam satu kasus dengan
bukti bahwa sekelompok akuntan dinilai lebih tinggi dalam keramahan, penerimaan
pribadi, dan sensitivitas psikologis dari kelompok profesional lain yang termasuk dalam
survey. Untuk mencirikan stereotip akuntan, Aranya, Meir, dan Bar-Ilan menggunakan
sebuah teori termasuk stereotip profesional. Kerangka ini didasarkan pada teori Belanda
bahwa seorang individu dalam memilih pekerjaan, mencoba untuk memenuhi cara hidup
dalam konteks kerjanya.
Model Aranya, Pollock, dan Armenic's diasumsikan bahwa tiga faktor utama yang
mempengaruhi komitmen profesional untuk profesi, yaitu komitmen organisasi, konflik
106
organisasi profesional, dan kepuasan dengan imbalan. Hubungan ini juga diasumsikan
dimoderatori oleh tingkat organisasi, berikut temuan Sorensen dan Sorensen tentang
peningkatan orientasi birokrasi dan penurunan orientasi profesional dari bawah ke posisi
yang lebih tinggi, junior ke mitra senior.
Niat Karir
Setelah teori McClelland bahwa individu, secara sadar atau tidak sadar, mencari
lingkungan yang sebangun dengan ukuran dari aplikasi mereka, kekuasaan, dan kebutuhan
berprestasi,” Harrell dan Eickhoff menyarankan bahwa pengaruh-berorientasi auditor
mungkin cenderung untuk memiliki respon afektif lebih positif dibanding Delapan Besar
lingkungan kerja akuntan public. Hasil survei verifikasi hipotesis mereka menunjukkan
bahwa pengaruh-berorientasi auditor mengalami kepuasan kerja yang lebih tinggi di masa
mendatang daripada yang lain, komitmen organisasi masa depan yang lebih besar dari
yang lain, dan Delapan Besar tujuan karir lebih positif dari yang lain.Selain itu, mereka
menunjukkan tingkat perilaku perputaran sukarela masa depan yang lebih rendah daripada
yang lain.
107
jaringan sosial, yang mengerikan sejarah di mana kita terlibat; intrapsikis, konflik sadar
dan kegelisahan, ketakutan agresi, mutilasi dan kehancuran, membawa peristiwa-peristiwa
sejarah. Di ruang kita, perubahan dunia sempit di mana kita hidup; lain normatif kehidupan
krisis-peran entri dan keluar,sosialisasi yang tidak memadai,melekat konflik dalam semua
hubungan sosial, underboard and overboard dan kesenjangan antara tujuan budaya
ditanamkan dan sarana sosial terstruktur.
Satu studi hipotesis bahwa variabel kepribadian juga sangat terkait dengan stres
kerja. Ini diselidiki disposisi empat kepribadian yang merupakan penentu potensi stres
kerja terkait: tipe A, kontrol, komitmen, dan tantangan. Tipe kepribadian A dicirikan oleh
gaya-hidup tanggapan perilaku condong ke arah ekstrem, seperti daya saing keras, intens
berjuang untuk pencapaian, rasa urgensi waktu, agresivitas, permusuhan, kewaspadaan,
dan ketidakmampuan untuk merespon sinyal stes jasmani. Individu tersebut umumnya
tidak dapat mengatasi stres kerja.
Kinerja umpan balik pengaturan kerja telah dianggap penting untuk pelatihan
karyawan, kinerja, motivasi, dan kepuasan. Pertanyaan penelitian telah terutama berfokus
pada pengidentifikasian sumber umpan balik, ' bekerja sebagai lingkungan informasi,' dan
mendefinisikan membangun umpan balik. Dalam menilai pentingnya sumber-sumber
potensi yang berbeda informasi prestasi kerja, studi ini dipandang sebagai sebuah
informasi penerima di lingkungan mampu menyediakan berbagai informasi dari sumber
yang berbeda.
Tiga metode yang telah digunakan untuk meneliti konsep umpan balik:
pengetahuan tentang hasil, penilaian manajemen, dan kualitas pekerjaan. Sedangkan
108
pendekatan masing-masing telah menunjukkan pentingnya umpan balik, mereka telah
dikritik (1) untuk menggunakan tugas-tugas tunggal dengan umpan balik undimensional
dalam kasus-pendekatan hasil, pengetahuan (2) untuk mengambil sikap sederhana dan
preskriptif dalam hal literatur penilaian manajemen, dan (3) untuk membatasi pentingnya
umpan balik untuk menjadi komponen desain pekerjaan dan mengabaikan kemungkinan
bahwa aspek-aspek lain dari umpan balik mungkin ada. Pendekatan penelitian yang
berbeda digunakan oleh Greller dan Herold dan juga oleh Hansen dan Muchinsky. Hal ini
didasarkan pada strategi deduktif untuk menilai pentingnya sumber-sumber potensi yang
berbeda informasi kerja kinerja dan memandang pekerja sebagai penerima informasi dalam
lingkungan yang mengandung banyak kemungkinan sumber umpan balik.
C. PENUTUP
109
DAFTAR BACAAN
AM Harrell and MJ Stahl, "McClelland's Trichotomy of Needs Theory and the Job
Satisfaction and , Work Performance of CPA Firm
Professionals," Accounting, Organizations and Society (June 1984): 241-252.
John M. Ivancevich and Robert H. Strawser, "A Comparative Analysis of the Job
Satisfaction of Industrial Managers and Certified Public Accountants," Academy of
Management Journal (March 1969): 193-203.
110
Ralph L. Benke, Jr., and JG Rhode, "The Job Satisfaction of Higher Level Employees in
Large Certified Public Accounting Firms," Accounting, Organizations and
Society (July 1980): 187-201.
RH Strawser, JM Ivancevich, and HL Lyon, "A Note on the Job Satisfac tion of
Accountants in Large and Small CPA Firms," Journal of Accounting
Research (Autumn 1969): 339-345.
111
BAB XIII
AKUNTANSI SOSIAL
A. PENDAHULUAN
Akuntansi sosial didefenisikan sebagai ”penyusunan, pengukuran, dan analisis
terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonimi dari perilaku yang berkaitan dengan
pemerintah dan wirausahawan. ”Walaupun akuntansi sosial berfokus baik pada kinerja
pemerintah maupun pelaku bisnis, pembahasan ini akan berkonsentrasi pada akuntansi
sosial sebagaimana diterapkan pada kegiatan bisnis. Dalam hal ini, akuntansi sosial berarti
identifikasi, mengukur dan melaporkan hubungan antara bisnis dan lingkungannya.
Lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas di mana bisnis tersebut
beroperasi, orang-orang yang dipekerjakan , pelanggan, pesaing, dan perusahaan serta
kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut. Proses pelaporam dapat bersifat baik
internal maupun eksternal.
Laba bersih telah dianggap secara tradisional sebagai kontribusi perusahaan kepada
komunitas. Akuntan sosial memandang hal ini sebagai fokus yang terlalu sempit. Mereka
beranggapan bahwa untuk mengukur kontribusi sosial suatu perusahaan dengan memadai,
biaya maupun laba harus dimasukkan. Laba hanya ada karena beberapa biaya sosial,
seperti polusi airm tidak dimasukkan dalam perhitungan laba perusahaan tersebut.
Sasaran pembelajaran dari akuntansi sosial adalah:
1. Latar belakang sejarah
112
2. Tanggapan Profesi Akuntan (Akuntansi Untuk Manfaat dan biaya Sosial)
3. Teori Akuntansi Sosial
4. Kuntifikasi Terhadap Biaya dan Manfaat
5. Pelaporan Kinerja Sosial
6. Perkembangan Luar Negeri
7. Kesimpulan
113
B. PEMBAHASAN
1. Latar belakang Sejarah
Pada awal tahun 1990, para ekonomi telah mencoba untuk memasukkam manfaat
dan biaya sosial dalam modei-model teori ekonomi mikro Neo-Klasik. Meskipun mereka
berusaha, manfaat dan biaya sosial di anggap sebagai anomali dan, sebagian besar,
diabaikan oleh mayoritas ekonom. Tetapi, kemajuan telah dilakukan dalam analisis,
pengukuran, serta penyajian masalah manfaat dan biaya sosial. Hari ini, meskipun berada i
luar arus utama ekonomi, ekonomi lingkungan dan manajemen sumbr dya alam adalah
subdisiplin yang aktif dalam ekonomi. Model akuntansi dasar menggunakan teori ekonomi
mikro untuk menentukan apa yang harus di masukkan dan harus di keluarkan dari
perhitngan akuntansi. Oleh karen itu, telah di abaikan secara tradisional oleh teorotikus dan
praktisi akuntansi.
Pada tahun 1960-an juga terdapat pertumbuhan dalam gerakan lingkungan etika
lebih banyak orang menyadari dampak dari industrilisasi pada kualitas dari udara, air, dan
tanah. Undang-undang di sahkan untuk melindungi sumber daya alam ini an
mengendalikan pembuanan limbah beracun. Hukum menetapkan standar untuk emosi
polusi dan mengenakan denda kepada siapapun yang melanggarnya. Para perlaku bisnis di
minta untuk mengendalikan emisi polusi dan bekerja sama dengan pemerintah untuk
mengembangkan dan menggerakkan rencana untuk mengurani polusi.
Permasalahan Sosial Indonesia
Jika dilihat dari kondisi Indonesia saat ini,krisis yang berkepanjangan telah
menetapkan bangsa ini pada posisi krisis multi – di mensi yang mencakup hampir seluruh
aspek kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek
ekonomi,sendi-sendi prekonomian (investasi, produksi dan distribusi) lumpuh sehingga
menimbulkan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya julah pengangguran, menurunnya
pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada
meningkatnya angka jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa indonesia mengakibatkan timbunya berbagai
hal yang tidak pasti, sehingga indikator –indikator mengakibatkan timbulnya berbagai hal
yang tdak pasti, sehingga indikator- indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju
inflasi, fluktusi nilai tukar rupiah, indeks harga gabungan, dan sebagianya sangat rentan
terhadap masalah-masalah sosial. Hal inin membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek
114
politik dapat mengundang sentimen pasar yang bermuara pada instabilitas ekonomi.
Kondisi seperti ini tentunya berdampak sangat buruk bagi peta bisnis dan iklim investasi
di indonesia, terutama untuk mendapatkan kepercayaan investor asing untuk menanamkan
modalnya di indonesia. Upaya – upaya pemerintah untuk meyakinkan dunia internasional
dan stablitas sosial, politik, dan keamanan belum menunjukkan tanda- tanda yan berarti
karena tidak di dukung oleh data dan fakta yang sebenarnya. Bahkan, para investor asing
berencana untuk melakukan realokasi bisnis dan investasinya ke negara-negara Asia
tenggara lainnya seperti Vietnam, thailand, dan kamboja yang di anggap lebih kondusi
untuk investasi.
Dasar bagi kebanyakan teori akuntansi soial datang dari analisis yang di lakukan
oleh A.C pigou terhadap biaya dan mnfaat sosial. AC Pigou adalah seorang ekonom Neo
Klasik yang memperkenalkan pemikiran biaya dan manfaat sosial ke ke dalam ekonomi
mikropada tahun 1920. titik pentingnya adalah bahwa optimalitas- pareto(titik dalam
ekonomi kesejahteraan di mana adalah mungin untuk meningkatkan kesejahteraan
sesorang tanpa mengurangi kesejahteran dari orang lain) tidak dapat di capai selama
produk sosial neto dan produk pribadi neto tidak setara. Pada dasarnya, argumen pigou
adalah sebagi berikut : seorang produsen menciptakan sesuatu produk dari mana ia
memperoleh mamfaat pribadi tertentu.pigou menyebut seluruh manfaat dari produksi suatu
produk tanpa mempedulikan siapa yang menerimanya sebagai manfaat sosial.perbedan
antara manfaat sosial dengan manfaat pribadi, dapat di bagi menjadi ekonom ekonomi
eksternal dan elemen surplus konsumen.
115
3. Teori Akuntansi Sosial
Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial di tentukan dan
kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat di
hitung. Dampat tersebut dapat di golongkan sebagai langsung atau tidak langsung.
Walaupun perhitungan ini dapat di lakukan pada beberapa kasus, sering kali adalah sulit
untuk memberikan lebih dari sekedar estimasi kasar atau ukuran pengganti. Untuk
mengukur suatu kerugian di butuhkan informasi mengenai variabel utama, yaitu waktu dan
dampak.
116
4. Kerugian Fisik. Para pekerja yang terkena penyakit yang berkaitan dengan asbes
akan menderita nafas yang pendek dan kemungikan kematian prematur.
Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial,dan lingkungan dari
program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang reguler. Ada
beberapa cara untuk melakukan hal tersebut salah satu strategi yang di mulai dengan
mengembangkan inventaritas, dan salah satu taktik yang di sarankan adalah meminta
manejer perusahaan untuk mebuat daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial, setelah itu di
hasilkan, auditor sosial kemudian mencoba untuk memulai dengan mengukur dampak-
dampaknya.
Audit sosial bermanfat bagi perusahaan dengan membuat para manajer menyadari
konsekuensi sosial dari bebarapa tindakan mereka. Hal ini dapat di capai bahkan
dampaknya tidak dapat dikuantifikasi. Selain itu, uadit semacam itu dapat menyebabkan
menejer mencoba untuk memperbaiki kinerja mereka dalam dalam ukuran kinerja sosial
dan ukuran kinerja pada rencana itu. Audi sosial adalah serupa dengan audit keuangan
dalam hal bahwa audit sosial mencoba untuk secara inpenden menganalisis suatu
perusahaan dan menilai kinerja. Tetapi terdapat suatu perbedaan utama mengenai apa yang
di analisis. Setelah audit sosial di selesaikan, perusahaan harus memutusakan apakah
menginformasikan ke publik. Kebanyakan perusahaan menganggap audit sosial sebagai
dokumen internal dan merahasiakan hasilnya. Beberapa perusahaan menerbitkan laporan
khusus yang yang menyoroti kontribusi positifnya kepada para pemegng kepentingan
perusahaan, tetapimengabaikan dampak yang negatif.
117
6. Perkembangan Luar Negeri
Laporan Deutsche berisi beberapa pos yang tidak umum. Selain laporan keuangan
yang umum, terdapat laporan akun-akuk dan laporan nilai tambah, yang keduanya
berkaitan dengan kontribusi perusahaan terhadap masyrakat. Laporan akun-akun sosial
melaporkan aktivitas perusahaan yang memengaruhi para pemangku kepentingan
perusahaan.seperti, karyawan, investor, komunitas prusahaan itu sendiri.
7. Kesimpulan
Selain itu banyak pihak yang meyakini bahwa aspek-aspek keuangan yang belum
mencukupi untuk di gunakan sebagia landasan bagi pengumpulan keputusan bisnis.
Banyak bukti yang mengungkapkan fenomena tersebut. Hal ini di tunjukkan banyak
perusahaan yang secara keuangan layak untuk di miliki oleh investor, tetapi belum di lirik
oleh mereka. Pihak investor masih menunggu dari aspek-aspek lain yang melindungi
entitas tersebut. Pengaaman menunjukkan bahwa aspek seperti politik, budaya, dan kondisi
ekonomi makro sangat berperan dalam mendukung entitas bisnis.
118
C. PENUTUP
SOAL LATIHAN
1. Diskusikan bagaimana lingkungan perusahaan dapat memengaruhi pencapaian
tujuan perusahaan.
2. Bagaimana perusahaan dapat membedakan antara:
a. Biaya pribadi dan biaya social
b. Manfaat pribadi dan manfaat social
3. Diskusikan perbedaan antara:
a. Akuntansi keuangan dan akuntansi social
b. Akuntansi manajemen dan akuntansi social.
119
DAFTAR BACAAN
A.C, Pigou, 1948. The Economics of Welfare, edisi keempat. (London: MacMillan anda
Co).
Siegel, Gary, dan Marcony H.R., 1989. Behavioral Accounting, South-Western Publishing
Co., Cincinnati, Ohio.
120