Ni Putu Sri Erdita Radana Dewi (1733121021) Gede Fajar Utama (1733121028) Ida Ayu Trisna Yudha Antari (1733121038) Galuh Ayu Prasetyaningrum (1733121039) I Kadek Wiraga Sandi (1733121046) Ni Luh Rania Sari (1733121051) Luh Dian Adelia Jonyputri (1733121361)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Warmadewa 2020 1. Definisi Akuntansi Lingkungan Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya-biaya lingkungan hidup dan pengintegrasian biaya-biaya ke dalam pengambilan keputusan usaha serta mengkomunikasikan hasilnya kepada para stakeholders perusahaan. Pada pertengahan tahun 1990 Komite Standar Akuntansi Internasional (The International Accounting Standard Committee / IASC) mengembangkan sebuah konsep tentang prinsip-prinsip akuntansi internasional. Termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari lingkungan. Manfaat yang diambil ternyata telah berdampak pada maju dan berkembangannya bisnis perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Ada beberapa alasan kenapa perusahaan perlu mempertimbangkan pengadopsian akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan, antara lain: 1) Memungkinkan secara signifikan mengurangi dan menghapus biaya- biaya lingkungan. 2) Biaya dan manfaat lingkungan mungkin kelihatannya melebihi jumlah nilai rekening/akun. 3) Memungkinkan pendapatan dihasilkan dari biaya-biaya lingkungan 4) Memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai dampak negative terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis perusahaan. 5) Diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang diinginkan. 6) Memungkinkan keuntungan yang lebih bersaing sebagaimana pelanggan mengharapkan produk/jasa lingkungan yang lebih bersahabat. 7) Dapat mendukung pengembangan dan jalannya sistem manajemen lingkungan yang menghendaki aturan untuk beberapa jenis perusahaan. Akuntansi lingkungan dapat mendukung akuntansi pendapatan, akuntansi keuangan maupun bisnis internal akuntansi manajerial. Fokus utamanya didasarkan pada penerapan akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi manajerial untuk pengambilan keputusan bisnis internal. 2. Tujuan dan Konsep Akuntansi Lingkungan Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Tujuan lain dari pentingnya pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan oleh perusahaan maupun organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan publik dan perusahaan-perusahaan publik yang bersifat lokal. Pengungkapan ini penting terutama bagi para stakeholders untuk dipahami, di evaluasi dan di analisis sehingga dapat memberi dukungan bagi usaha meraka. Oleh karena itu, akuntansi lingkungan selanjutnya menjadi bagian dari suatu sistem sosial perusahaan. Tujuan dikembangkan akuntansi lingkungan antara lain meliputi: a. Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan b. Akuntansi lingkungan sebagai alat komukasi dengan masyarakat. Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Keutamaan penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan adalah kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan industry besar dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efesiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya dan manfaat atau efek. Banyaknya perhatian mengenai persoalan lingkungan menjadi penting untuk mempertimbangkan akuntansi lingkungan dalam mengungkapan informasi agar data akuntansi lingkungan yang dibuat dan dipublikasikan sesuai dengan tingginya tingkat perbandingan. Panduan yang dibuat juga diharapkan mampu menjamin pengungkapan informasi yang diambil ketika mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan dari stakeholders. Hal yang perlu diperhatikan guna mencapai keberhasilan dalam penerapan akuntansi lingkungan bagi perusahaan: 1) Adanya kesesuaian antara evaluasi yang dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. 2) Menentukan apa yang menjadi target perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor utama yang berdampak pada lingkungan perusahaan serta menyusun suatu perencanaan untuk mengurangi dampak lingkungan. 3) Memilih alat ukur yang sesuai dalam menentukan persoalan lingkungan. 4) Melakukan penilaian administrasi untuk menetapkan target masing- masing segmen. 5) Menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing divisi. 6) Melakukan pengujian dimasing-masing divisi perusahaan. 7) Melakukan telaah kinerja. Di dalam akuntansi lingkungan ada beberapa komponen pembiayaan yang harus dihitung, misalnya: a) Biaya operasionalisasi bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi fasilitas lingkungan, biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa atau pembayaran kontrak untuk menjalankan fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja untuk menjalankan operasionalisasi fasilitas pengelolaan lingkungan serta biaya kontrak untuk pengelolaan limbah. b) Biaya daur ulang yang dijual c) Biaya penelitian dan pengembangan yang terdiri dari biaya total untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan material yang ramah lingkungan, produk dan fasilitas pabrik. 3. Dasar Menggunakan Akuntansi Lingkungan Perusahaan dan para manager biasanya percaya bahwa biaya-biaya lingkungan tidak akan berdampak secara signifikan terhadap operasi bisnis karena operasi sering tidak terjadi terhadap beberapa biaya produksi yang memiliki komponen lingkungan. Misalnya, harga pembelian dari bahan mentah, biasanya bagian yang tidak biasa muncul dalam pertimbangan sisa sebuah biaya terkait lingkungan. Biaya-biaya ini cenderung terlalu tinggi dibandingkan estimasi awal (ketika estimasi telah dibentuk) dan seharusnya dikendalikan dan diminimaliasasikan dengan setiap efektifitas produk. Sistem akuntansi manajemen lingkungan dapat membantu manajer lingkungan untuk mempertimbangkan perencanaan produksi dan mengidentifikasi cara-cara baru untuk menghemat pengeluaran uang serta memperbaiki kinerja lingkungan pada waktu yang bersamaan. Polluting product akan tampak lebih menguntungkan dibandingkan yang sebenarnya karena beberapa dari biaya produksi tersembunyi dan mungkin dijual dibawah harga. Produk yang membawa beberapa biaya lingkungan melebihi polluting product (seluruh overhead), mereka mungkin memiliki keuntungan dibawah estimasi dan melebihi harga. Ketika harga produk memengaruhi permintaan, persepsi harga yang rendah dari perbaikan permintaan polluting product. Akhirnya, penerapan akuntansi lingkungan akan dikalikan dengan keuntungan yang diperoleh dari alat-alat manajemen lingkungan lainnya. Disamping penilaian produksi, akuntansi manajemen lingkungan sangat bermanfaat dalam mengevaluasi tujuan dari aspek lingkungan dan dampak serta perencanaan prioritas tindakan potensial sepanjang implementasi dan operasi suatu system managemen lingkungan (SML). Akuntansi manajemen lingkungan diulang kembali secara signifikan berdasarkan informasi lingkungan fisik. Oleh karena itu, antara manajer lingkungan dan akuntan manajemen mengharuskan kerjasama yang lebih dekat agar dapat menaikan kesadaran dari kedua belah pihak. Sebagai suatu alat, akuntansi manajemen lingkungan dapat digunakan untuk proses atau perencanaan untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Maka, sistem informasi akuntansi manajemen lingkungan merupakan kemampuan bisnis agar lebih baik mengevaluasi dampak ekonomi dari kinerja lingkungan bisnis mereka. 4. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan a. Fungsi Internal Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan. Fungsi internal memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan- kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efiesien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manager ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis. b. Fungsi Eksternal Fungsi eksternal merupakan yang diberkaitan dengan aspek pelaporan keuangan. pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Infomasi yang diungkapkan merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk didalamnya adalah informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber- sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut. Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan harus bertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan-perusahaan dalam memenuhi pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para stakeholders yang secara simultan sangat berarti unyuk kepastian evaluasi dari kegiatan konservasi lingkungan. 5. Hubungan antara Akuntansi Lingkungan dengan Bisnis Penjelasan mengenai teknik, strategi bisnis, dapat dihubungkan terhadap akuntansi biaya lingkungan setidaknya melalui tiga cara terpisah. Strategi bisnis khususnya dapat terfokus pada penilaian keseluruhan biaya dimana kasus biaya lingkungan eksternal dilahirkan oleh masyarakat diabaikan. Atau biaya lingkungan eksternal dapat termasuk ke dalam kerangka penilaian biaya lingkungan produksi lebih luas. Akhirnya, strategi bisnis dapat dihubungkan terhadap jangkauan luas dari lingkungan eksternal dan biaya sosial dalam suatu penilaian biaya produksi. Pendekatan selanjutnya akhinya memimpin ke kategori dari sustainaibilitas akuntansi dan pelaporan yaitu berada di luar lingkup rekening. Dari satu perspektif akuntansi manajemen, langkah berikutnya berada di luar Activity Based Costing adalah “manajemen biaya strategik”. Menurut Shank dan Govindarajan (1993), manajemen biaya strategik “adalah biaya pada suatu hubungan kalimat yang lebih luas, dimana unsur strategik menjadi lebih bimbang, eksplisit dan formil. Disini, data biaya digunakan untuk mengembangkan strategi atasan dalam perjalanan untuk memperoleh keuntungan kompetitif yang berkelanjutan” : Biaya manajemen strategik dengan demikian mewakili suatu penghubung penting di antara strategi bisnis dan pilihan dari alat akuntansi lingkungan seperti TCA, FCEA, atau LCA. Keberhasilan di dalam menghubungkan manajemen biaya strategik terhadap akuntansi lingkungan akan bergantung pada setidaknya lima faktor, yaitu: 1) Motivasi untuk perlindungan lingkungan dan/atau inisiatif pencegahan polusi. 2) Sebuah prosedur sistematis untuk mengidentifikasian biaya 3) Dapat dicapai tetapi menuntut tujuan dan sasaran. 4) Integrasi dari berbagai strategi perusahaan pada organisasi secara keseluruhan. 5) Sistem pelaporan menyediakan sebuah monitoring dan koreksi sistem umpan balik untuk strategi. 6. Konteks, Konsep dan Bahasa Akuntansi Lingkungan Akuntansi lingkungan adalah istilah luas yang digunakan dalam jumlah konteks yang berbeda, seperti: 1) Penilaian dan pengungkapan lingkungan terkait informasi keuangan dalam konteks akuntansi keuangan dan pelaporan 2) Penilaian dan penggunaan lingkungan terkait informasi fisik dan keuangan dalam konteks akuntansi manajemen lingkungan 3) Estimasi atas dampak eksternal lingkungan dan biaya-biaya, sering mengacu pada Full cost accounting (FCA). Pada tingkat organisasional, akuntansi lingkungan mengambil tempat dalam konteks akuntansi manajemen (penilaiaan terhadap pembelajaan organisasi berdasarkan pengendalian perlengkapan polusi, pendapatan dari bahan daur ulang, penghematan keuangan tahunan dari energi baru-efisiensi perlengkapan) dan akuntansi keuangan (evaluasi dan pelaporan dari organisasi lingkungan saat ini terkait kewajiban). Pada ilmu geograpi dan tingkat geopolitis, informasi akuntansi lingkungan dikumpulkan secara khas oleh pemerintah untuk menguji kesehatan dari satu ekosistem tertentu (seperti batas air), satu kesatuan politik tertentu (seperti satu bangsa) atau bahkan seluruh dunia. Jenis informasi agregat dari organisasi individu (antara lain, total pembelajaan tahunan atas remediasi lingkungan oleh industri dan pemerintah pada satu negara) dan mungkin informasi eksternal, tetapi juga informasi yang disediakan oleh Akuntansi Sumber Daya Alam (ASDA). ASDA Menyediakan informasi pada persediaan dan arus penggunaan aktual dan potensial serta nilai dari kekayaan alam, misalnya forestland, pembersih air dan simpanan mineral. Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi konvensional dan akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensional mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam suatu perusahaan dalam istilah-istilah keuangan. sedangkan akuntansi ekologis mencoba mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik, akan tetapi standar pengukuran yang digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan. sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan baik secara nasional maupun regional, dan akuntansi lingkungan untuk perusahaan- perusahaan dan organisasi lainnya. Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa faktor berikut, antara lain: a. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang). b. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik). c. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai satuang uang/rupiah).