Anda di halaman 1dari 3

Penghijauan Akuntansi

Penghijauan akuntansi merupakan proses untuk mendorong dan menjadikan proses


akuntansi serta outputnya lebih ramah lingkungan atau lebih ramah terhadap
transaksi transaksi atau peristiwa social dan lingkungan, di samping transaksi atau
peristiwa peristiwa keuangan.
Aspek aspek krusial akuntansi yang perlu dihijaukan adalah tujuan dan sasaran
pelaporan akuntansi, konsep dasar, asumsi dan prinsip akuntansi berterima umum,
standard an proses akuntansi, serta pelaporan dan pengungkapan informasi.
Akuntansi perlu dihijaukan karena
1. Akuntansi merupakan subsistem dari system ekonomi dan system bisnis yang
memiliki peran vital atau strategis bagi korporasi. Peran vital tersebut antara
lain sebagai alat untuk menghitung besar kecilnya laba yang diperoleh dan
bagaimana kemampuan suatu bisnis menghasilkan nilai tambah ekonomik
modal atau ekuitas pemilik pada suatu periode. Akuntansi juga berperan
sebagai lensa bisnis untuk memotret aktivitas bisnis, kinerja dan posisi
keuangan, kekuatan dan ketergantungan serta resiko dan prospek bisnis
suatu perusahaan pada masa lalu, sekarang, dan masa datang. Akuntansi
juga berperan sebagai alat manajemen untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan bisnis dan sumber daya ekonomik korporasi pada para
stakeholder.
2. Seiring dengan kian seriusnya krisis social dan lingkungan, sejumlah pihak
menuding akuntansi dan para akuntan adalah salah satu pihak pemicu
terjadinya krisis tersebut. Muncul kritik keras bahwa praktik akuntansi dan
asumsi-asumsi yang mendasarinya dalam menilai asset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, cost, profit, kesuksesan, dan kegagalan suatu entitas bisnis atau
ekonomi menjadi pemicu terjadinya krisis social dan lingkungan.
Agenda Penghijauan Akuntansi
Terdapat 4 agenda utama yang perlu dilakukan korporasi dan para akuntan untuk
menghijaukan akuntansi di masa depan.
1. Pertama, mengembangkan konsep konsep dasar, asumsi-asumsi, prinsipprinsip akuntansi berterima umum dan standar akuntansi berkelanjutan
(Sustainbility Accounting) yang berbasiskan pada 3 pilar dasar tanggung
jawab korporasi, yaitu tanggung jawab ekonomi, social, dan lingkungan.
Dalam upaya pengembangan tersebut, para akuntan perlu mengkaji kembali
relevansi kerangka konseptual, prinsip- prinsip akuntansi berterima umum,
dan standar akuntansi keuangan yang ada. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan diakui, diukur, diproses, dan dilaporkannya transaksi atau
peristiwa ekonomi/bisnis yang berkaitan dengan peristiwa, transaksi, atau
konfirmasi social dan lingkungan dalam satu paket pelaporan akuntansi.

2. Kedua, mendorong dan mewujudkan akuntabilitas korporasi (corporate


accountability). Dalam upaya mewujudkan akuntabilitas tersebut, para
akuntan perlu mengembangkan konsep dan prinsip akuntansi berterima
umum, standar akuntansi, dan model pelaporan berkelanjutan untuk
memungkinkan pelaporan serta pengungkapan informasi keuangan, social,
dan lingkungan secara terintegrasi dalam satu pake pelaporan akuntansi.
Paket pelaporan itu adalah Pelaporan Akuntansi Berkelanjutan (Sustainbility
Accounting Reporting).
3. Ketiga, mengembangkan model pelaporan dan pengungkapan informasi
akuntansi yang teirntegrasi untuk mendorong transparansi informasi
(information transparency) keuangan, social, lingkungan korporasi kepada
para pemangku kepentingan. Berkenaan dengan hal itu para akuntan peril
melakukan pengembangan terhadap atribut karakteristik kualitatif informasi
akuntansi berkelanjutan untuk memungkinkan korporasi mengungkapkan
informasi keuangan, social, dan lingkungan secara jujur serta reliable kepada
para pemangku kepentingan.
4. Keempat, penghijauan akuntan. Penghijauan akuntansi tidak akan berjalan
efektif apabila tidak dibarengi dengan penghijauan akuntan karena akuntan
memegang peranan strategis, taktis, dan operasional dalam proses
akuntansi. Ada 3 alasan utama mengapa akuntan harus ikut dihijaukan
1. Alasan moral dan etika (moral/ethical reason). Para akuntan sebagai
orang- orang terhormat yang menjalani profesi akuntansi harus menyadari
bahwa keahlian professional merak bukan untuk menghasilkan
kesuksesan yang menyesatkan para pemakai informasi akuntansi karena
menghasilkan informasi akuntansi yang tidak utuh dan keliru.
2. Alasan professional (professional reason). Akuntan sebagai profesi yang
terhormat harus menyadari bahwa produk laporan keuangan yang
dihasilkannya selama ini tidak lengkap, menyesatkan, dan menyebabkan
krisis social serta lingkungan. Karena itu, akuntan harus memiliki
tanggung jawab professional untuk menyajikan dan mengungkapkan
informasi akuntansi yang komperehensif, jujur, reliable, dan relevan agar
tidak menyesatkan manajemen serta para pemakai lainnya dalam
pengambilan keputusan ekonomi, politik, bisnis, manajerial dan lainnya.
3. Alasan pragmatis atau ekonomi (pragmatic or economic reasons). Para
akuntan harus menyadari bahwa para manajer, pemegang saham, serta
para pemangku kepentingan lainnya sedang mengambil keputusan
ekonomi dan manajerial yang didasarkan pada informasi akuntansi yang
tidak lengkap. Karena isu-isu social dan lingkungan mempengaruhi aspekaspek ekonomi dan keuangan korporasi, maka manajemen dan pemegang
saham serta para stakeholder memerlukan informasi akuntansi yang utuh
untuk mengarahkan mereka membuat keputusan ekonomi dan manajerial
yang terbaik.
Karena itu, penghijauan paradigm akuntan dalam upaya penghijauan
akuntansi merupakan prasyarat penting dan krusial. Untuk itu proses

edukasi, pelatihan, dan pengembangan Akuntansi Hijau kepada para


akuntan, baik melalui pendidikan, diperguruan tinggi maupun melalui
organisasi profesi akuntansi dan organisasi korporasi mutlak dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai