Anda di halaman 1dari 22

Resume Emerging Issue in Accounting and Auditing

1. Faktor yang Mempengaruhi Penelitian Akuntansi dan Auditing, Peraturan dan

Praktik

Satu dari pengaruh-pengaruh utama pada praktik dan riset akuntansi

dan audit dikaji melalui bab ini merupakan perkembangan standar akuntansi

dan audit internasional. Permasalahan ini, bersamaan dengan perkembangan

saat ini dalam pelaporan dan asersi keberlanjutan, akan didiskusikan dalam bab

ini. Pertama, sejumlah faktor kontroversial yang berpotensi untuk diuji.

XBRL (Extensible Business Reporting Language)


Terdapat kemajuan teknologi yang sedang dalam tahap penyelesaian yang

akan memengaruhi cara penyajian laporan keuangan. Pada akhir tahun 2008,

US Securities and Exchange Commision (SEC) memutuskan agar 500

perusahaan publik terbesar di United States untuk mendokumentasikan

laporan keuangan tahun 2009 mereka menggunakan Extensible Business

Reporting Language (XBRL), dengan perusahaan lainnya untuk mengikuti hal

tersebut. XBRL memungkinkan informasi keuangan untuk disajikan dalam cara

yang lebih interaktif dan mudah digunakan dengan „label‟ item data individual

sehingga mereka dapat diekstrak dengan software untuk memproduksi laporan

yang disusun oleh pengguna. Pihak SEC berharap bahwa XBRL akan

memungkinkan analisis yang lebih cepat terhadap data keuangan perusahaan

dengan sekelompok pengguna yang lebih luas dengan kesalahan yang tidak

terlalu material. Teknik yang ada saat ini biasanya mengutip detail dari

laporan keuangan yang berisi kesalahan karena apakah data tersebut dijalankan

secara manual atau menggunakan software program yang menghasilkan output

yang hanya membagi rata data pokok.

Laporan keuangan diajukan dengan database umum SEC (dikenal sebagai


EDGAR), yang mana dapat diakses melalui web, membuat data tersedia

untuk berbagai kepentingan pengguna. Haka menyarankan bahwa perkembangan

ini akan berarti ketersediaan yang besar dari kemudahan akan akses data dan

akan memungkinkan memposisikan manajer perusahaan sesuai penelitian yang

cukup mendalam untuk menjelaskan laporan keuangan mereka. Terkait data

yang digunakan, Haka menyarankan XBRL bisa saja mengubah cara analis

keuangan mempelajari perusahaan-perusahaan kecil. Saat ini, alisis keuangan

cenderung untuk berfokus pada perusahaan besar karena ketersediaan yang

lebih besar dari data mereka dan ketertarikan yang lebih pada perusahaan

tersebut dari para investor. Analis keuangan menghasilkan laporan terkait

perusahaan yang mereka pelajari, membuat bahkan lebih banyak informasi

tersedia untuk para investor. Peningkatan ketersediaan data keuangan untuk

perusahaan kecil bisa membuat perusahaannya lebih atraktif bagi para analis.

Sebaliknya, analis skala besar memperlajari hal tersebutmungkin dengan

maksud untuk meningkatkan likuiditas saham perusaahan skala kecil.

Selanjutnya, investor pemula mungkin mengembankan kepercayaan diri mereka

dari tingkat detail dan keterbandingan data antara perusahaan.

Namun demikian, CFO nampaknya akan kehilangan kemampuan mereka

untuk memilih tingkat pemisahan data dalam laporan keuangan. Mereka akan

mengklaim bahwa bagian pokok dari akuntansi merupakan proses pemisahan

item yang serupa dengan maksud untuk memberikan arti terhadap informasi

yang ada. Ekstrimnya, jika hal tersebut memungkinkan untuk menyediakan

investor dengan akses yang lengkap untuk transaksi tingkat data, hal ini tidak

akan berguna karena data tidak akan memberikan informasi yang berarti. Arti

dari sebuah data ditambahkan oleh akuntan melalui proses klasifikasi dan

pemisahan untuk memperbolehkan, semisal, penghitungan rasio tipe tertentu


dari expenses hingga sales.

Satu hal yang masih diperdebatkan terkait XBRL merupakan apakah

pendekatan audit yang berlaku saat ini dari rekonsiliasi dalam versi paper dari

dokumen yang berkaitan dengan XBRL untuk informasi dalam penatausahaan

dokumen resmi SEC cukup memadai. Plumlee dan Plumlee menyarankan bahwa

pencadangan dari informasi XBRL merupakan perluasan paradigma pelaporan

tradisional akan mengubah cara data finansial dan non- finansial dapat

digunakan. Pergantian paradigma ini memerlukan auditor untuk

mempertimbangkan pertanyaan lebih dalam daripada hanya sekadar rekonsiliasi

output. Pertanyaan ini meliputi: Apa yang mendasari kesalahan dalam XBRL,

dan apa yang dimaksud dengan materialitas keika sebagian data keuangan

individu akan digunakan diluar konteks dari laporan keuangan? Materialitas

secara tradisional dinilai sebagai dampak dari keputusan pengguna, dan

pedoman kuantitatif menyarankan bahwa item tersebut dapat

dipertimbangkan pada pengasingan dan dalam pemisahan, dan dalam proporsi

untuk dasar yang relative, semacam laba. Jika data dapat diakses dengan

mudah dalam pengasingan atau dalam penggabungan yang baru, pedoman

materialitas ini tidak dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama. Plumlee

dan Plumlee setuju dengan Haka akan kebutuhan riset yang lebih dalam untuk

memahami keuntungan dan kelemahan dari XBRL dan dampaknya pada masa

depan pelaporan keuangan dan audit.

Pengaruh dari Jatuhnya Perusahaan dan Sarbanes-Oxley Act (2002)

Sebagaimana telah didiskusikan secara cukup komprehensif pada awal bab

ini, sejumlah perusahaan yang ternama bangkrut dan perubahan hukum pada

awal 2000-an mengubah baik citra akuntansi dam audit dan lingkungan

regulasinya. Sejumlah kritikan terhadap independensi auditor dan tata kelola


perusahaan menjadi topic hangat yang mengundang banyak pendapat publik dan

perhatian bagi peneliti.

Semisal, di Amerika sebelum adanya Sarbanes-Oxley Act (2002) (SOX)

audit perusahaan saling memberikan reviu sesuai dengan sistem administrasi

reviu sejawat oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).

Proses ini berkaitan dengan pengumpulan informasi pada prosedur pengendalian

kualitas audit perusahaan dengan mewawancarai para staff dan memeriksa

pendokumentasian. Fogarty mengkritik proses ini pada dasar bahwa proses reviu

tidaklah memadai secara tepat dan penelaah cenderung tidak dapat mendeteksi

kekurangan yang penting. Hal ini seperti yang dikatakan bahwa staf dapat

dilatih untuk menjawab pertanyaan pereviu dan dokumen dapat dihasilkan yang

mana menunjukkan audit yang mendalam daripada yang sebenarnya.

Sejak tahun 2004, Public Company Accounting and Oversight Board

(PCAOB), yang mana dibentuk sesuai dengan legislasi SOX, telah menyusun

pemeriksaan independen perusahaan audit. Akan tetapi, meskipun kritik

terhadap reviu sejawat AICPA yang mana mengacu pada perubahan dalam

regulasi, Hilary dan Lennox menemukan bukti bahwa reviu sejawat lebih

menyediakan informasi yang kredibel terkait perbedaan kualitas antara audit

perusahaan. Meskipun hal muncul untuk menyarankan bahwa perubahan regulator

tidak dapat dibenarkan, Hillary dan Lennox juga memberi catatan bahwa

perbedaan antara metode reviu, dan secara khusus bagaimana penemuan mereka

dipublikasikan, membuat hal ini sulit untuk ditarik kesimpulan. Pada sistem

AICPA Nampak bahwa penelaahan perusahaan mungkin sedikit untuk

mengungkapkan permasalahan audit jika mereka tidak dapat berkompetisi dengan

perusahaan yang direviu. Perusahaan yang telah direviu cenderung memiliki

kualitas yang lebih tinggi jika mereka direviu oleh auditor lainnya yang tidak

berkompetisi untuk klien yang sama. Bukti-bukti mengatakan bahwa sulit untuk
benar-benar menghilangkan insentif kepentingan masing-masing pihak sesuai

dengan sistem pengendalian kualitas yang diatur oleh perusahaan sendiri.

Mungkin sebuah sistem dengan insentif pribadi yang lebih sedikit dapat menjadi

pilihan pada masa sulit, bahkan jika hal tersebut bukanlah sistem yang baik.

2. Masalah Sekitar Aplikasi Akuntansi Nilai Wajar selama Krisis Keuangan Global

Penyebab Global Financial Crisis (GFC) yang menyerang hampir seluruh

dunia pada tahun 2008 dan 2009 merupakan hal yang kompleks dan terdapat

celah untuk diperdebatkan. Namun demikian, beberapa terkait praktik

penggunaan fair value pada aset sebagai faktor yang berkontribusi untuk

penyebaran yang cukup cepat pada permasalahan berasal dari pasar subprime

mortgage amerika hingga negara lainnya, dan yang memperburuk keadaan krisis

tersebut. Hal ini dikarenakan standar akuntansi (terutama Financial Accounting

Standard (FAS) No. 157 Fair Value Measurements) memerlukan pengungkapan

nilai investasi yang dimiliki oleh bank selama kondisi pasar sedang bergolak.

Kemampuan akan pengungkapan tersebut membuat entitas sulit untuk

melakukan peminjaman. Penandaan aset keuangan terhadap pasar (untuk

merefleksikan nilai fair value) juga memengaruhi sisi aset yang ada pada neraca

perusahaan, membatasi kemampuan perusahaan untuk berutang.

US SEC mempertanyakan peran akan fair value pada saat krisis dan

menerbitkan laporan yang terdiri dari 211 halaman pada akhir tahun 2008.

SEC perlu untuk melakukan investigasi akan peran standar akuntansi, semisal

FAS 157 pada kegagalan lembaga keuangan yang terjadi pada tahun 2008.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa „kegagalan lembaga keuangan di Amerika

muncul sebagai akibat pertumbuhan kerugian akibat kredit yang probable, terlalu

berfokus pada kualitas aset, dan kasus tertentu, kebangkrutan para peminjam,

dan kepercayaan diri yang berlebihan dari investor‟, dan tidak sekadar
menyesuaikan nilai aset keuangan terhadap harga pasar. Pandangan terkait peran

akuntansi fair valuye didukung oleh yang lainnya, termasuk mantan chief

accountants SEC Conrad Hewitt dan Lynn Turner, yang memuji akuntansi mark-

to-market untuk peningkatan transparansi, memungkinkan pengguna laporan

keuangan untuk melihat kondisi ekonomi institusi dengan sebenarnya.

Reaksi-Reaksi dari Penyusun Standar

Pada Oktober tahun 2008 IASB mengubah aturan terkait reklasifikasi aset

keuangan keuangan sehingga kerugian dari perubahan pada nilai pasar pada aset

tersebut dapat diperlakukan dengan berbeda. Sebelum aturan tersebut berubah,

standar internasional menyaratkan kerugian tersebut untuk disajikan pada

laporan keuangan. Setelah aturan berubah, aset dapat direklasifikasi sesuai

dengan kondisi tertentu menghindari pembebanan kerugian penilaian pada pasar

pada laporan keuangan. Namun demikian, terdapat juga perubahan aturan yang

menyaratkan peningkatan pengungkapan instrument keuangan dan pengaruh dari

reklasifikasi pada laporan keuangan. Perubahan ini dibuat melalui amandemen

untuk IAS 39 dan IFRS 7.

Pimpinan IASB, Sir David Tweedie, telah mengklarifikasi secara publik

terkait permintaan yang dibuat pada IASB oleh politisi Eropa yang meminta

perubahan pada standar yang konsisten dengan kepentingan bank Eropa.

Mengikuti perubahan aturan, yang mana berlaku surut untuk July 2008, satu

dari bank Eropa tersebut, Deutche Bank, mengurangi pengungkapannya dan

menghasilkan laba sebelum pajak yang cukup mencengangkan. Laporan keuangan

interin Deutche Bank untuk kuartal ketiga pada tahun 2008 menjelaskan bahwa

dampak dari reklasifikasi meningkatkan income sebelum pajak sebesar €825 juta.

Terdapat beberapa saran di mana pasar sekuritas tertipu dengan reklasifikasi

akuntansi tersebut. Kessler mengakui bahwa saham Deutsche Bank meningkat

hampir 19% pada tanggal 30 Oktober, pada hari itu keuntungan tersebut
diumumkan. Apakah benar atau tidak peningkatan harga saham tersebut

dikarenakan dengan menipu pasar, atau pasar mengakui bahwa Deutsche Bank

sedang berada pada posisi untuk membuat pinjaman lebih menguntungkan,

pengaruh dari tekanan konvergensi perubahan aturan antara US GAAP dan IFRS

didiskusikan lebih jauh pada seksi berikutnya.

Auditor dan Global Financial Crisis (GFC)

Sebuah alternatif, atau mungkin pelengkap, tindakan untuk perubahan

aturan akuntansi merupakan kesalahan auditor. Sebagaimana bankrutnya

beberapa perusahaan pada awal 2000- an memacu independensi pembatasan

audit dalam US SOX (2002) dan mereformasi CLERP 9 Australia, GFC dapat

mengarahkan pada tindakan hukum yang melawan auditor. Sikka menemukan

bukti bahwa 28 bank yang menderita kerugian yang berasal dari US, UK, dan

negara Eropa lainnya menerima laporan audit yang tidak masuk kualifikasi dari

perusahaan audit besar di tahun 2007 (meskipun tiga dari laporan audit

menarik perhatian untuk persoalan pengungkapan dalam pencatatan akun).

Sebagaimana Sikka memberi catatan, sangat sedikit sekali perhatian yang

didapat sejauh ini pada klarifikasi peran auditor pada saat krisis, meskipun

beberapa komentator telah mempertanyakan nilai audit ketika auditor tidak

dapat meramalkan pengaruh dari berisikonya aset pada beberapa neraca bank.

Profesi akuntan dan pembuat aturan hukum melihat lebih jauh laporan

keuangan dan audit hampir seluruh dunia telah secara proaktif menerbitkan

pedoman bagi akuntan dan direktur untuk menilai diri mereka sendiri selama

masa krisis. Semisal, Dewan Praktik Audit (UK) menerbitkan bulletin pada

bulan Desember tahun 2008 pada penilaian permasalahan keberlangsungan dan

menentukan kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan dan pengaruh pada

laporan audit. Publikasi yang sama datang dari Canadian Institute of Chartered

Accountants dan The Institute of Chartered Accountans di Inggris dan Wales.


Publikasi tersebut menekankan pada risiko yang dihadapi auditor ketika menilai

nilai aset dan mempertimbangkan jasa dari perencanaan yang dibuat manajemen

untuk memitigasi risiko keberlangsungan dan likuiditas selama mengantisipasi

resesi. Publikasi juga menekankan pentingnya standar etika ketika berhadapan

dengan tekanan dari manajemen untuk menghindari pengungkapan yang tidak

diterima atau pengungkapan. Analisis peranan auditor dalam GFC mungkin akan

berlanjut segera mungkin di masa yang akan datang.


3. Kemungkinan Arah dalam Pengaturan Standar Akuntansi Internasioanl Masa

Depan Proyek Konvergensi IASB dan FASB

Pada November 2008, SEC (US) mengeluarkan sebuah „roadmap ‟ untuk

potensi penggunaan dari IFRS oleh perusahaan US pada 2014. Pemusatan

dengan IFRS bergantung pada sejumlah kejadian penting yang menjadi capaian

yang mana akan meyakinkan SEC yang menggunakan IFRS akan menjadi

ketertarikan publik dan menyediakan perlindungan bagi para investor.

Pemusatan (konvergensi) dipertimbangkan dengan SEC karena pasar investasi

mengalami peningkatan secara global dan peruntungan investasi baru yang

tersedia untuk investor US. Pada kondisi ini, investor US dapat memanfaatkan

dari bantuan dalam membandingkan laporan keuangan untuk perusahaan dari

negara yang berbeda. SEC akan menilai kemajuan terhadap kejadian penting

yang terjadi di tahun 2011 dan kemudian membuat keputusan terkait apakah

pelaksanaan perjanjian di tahun 2014 harus diteruskan.

Kejadian-kejadian penting tersebut berkaitan dengan:

1. Kemajuan standar akuntansi;

2. Akuntabilitas dan penemuan dari yayasan IASC;

3. Kemajuan dalam kemampuan untuk menggunakan intraktif data untuk


pelaporan IFRS;

4. Pengajaran dan pelatihan yang berkaitan dengan IFRS;

5. Penggunaan awal yang terbatas terhadap IFRS di mana hal ini akan

meningkatkan daya banding dengan US investor;

6. Antisipasi ketepatan waktu pembuat aturan di masa depan oleh Dewan


Komisioner; dan

7. Penerapan penggunaan mandatory terhadap IFRS oleh penerbit US.


Rencana kerja SEC dirancang untuk tahun perjanjian 2002 dan 2006

antara IASB dan FASB agar berkomitmen pada pengembangan sesegera mungkin

dapat dipraktikan dengan kualitas tinggi, standar akuntansi yang kompatibel

yang dapat digunakan baik untuk local dan laporan keuangan lintas negara, dan

untuk dapat bekerja terhadap serangkaian standar global yang berkualitas tinggi

pada umumnya. Sejak saat itu, IASB dan FASB telah bekerja pada beberapa

proyek sesuai dengan rencana kerja sama yang mana mencakup periode

y=tersebut hingga 2011. SEC berkeinginan untuk mereviu standar yang berasal

dari proyek tersebut terkait dengan kualitas dan kekomprehensifan standar

tersebut. Selain hal tersebut, SEC juga berfokus pada ketahanan, keadaptasian,

dan ketepatan waktunya pada proses yang digunakan untuk mengembangkan

standar. Secara keseluruhan, SEC berfokus tentang kualitas laporan keuangan

dan perlindungan terhadap investor yang dijamin oleh IFRS.

Capaian kedua yang penting berhubungan dengan tata kelola dari IASB.

IASB melaporkan pada International Accounting Standards Committee

Foundation (IASCF). IASCF merupakan lembaga nonprofit, lembaga

nonpemerintah. IASCF tidak melaporkan pada pihak yang berwenang,

sehingga IASCF tidak menerima perlindungan hukum dari pemerintah. Hal

ini membuat IASB sangat mudah untuk diinternferensi dan ditekan dari

pihak yang berkepentingan, termasuk pemerintah. Hal ini berlawanan

dengan FASB, yang mana melaporkan pada kongres US, atau Australian

Accounting Standards Board, yang mana pada akhirnya bertanggung jawab

kepada pemerintah Australia. IASCF dikelola oleh 22 perwakilan yang

memiliki latar belakang berbeda-beda. Pendanaan untuk IASCF sebagian

besar berasal donasi sukarela dari partisipan pasar jangka besar. SEC
berfokus pada keamanan dan stabilitas pendanaan, dan apakah perjanjian ini

memiliki potensi untuk berkompromi ketidakberpihakan dari IASB.

IASB pada saat ini bersepakat dalam reviu konstitusional. Satu

capaiannya dari reviu adalah pembentukan badan yang mana akan

memberikan IASB kemampuan yang lebih agar mampu bertahan dengan

tekanan dari pihak luar. Keanggotaan dari lembaga ini, dikenal sebagai

Monitor Group, yang ditarik dari otoritas pasar modal dari berbagai

badan hukum yang memiliki kepentingan dalam mendukung perkembangan

standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi. SEC mendukung

pembentukan Monitor Group dan akan menilai kinerjanya sebagai

mekanisme untuk memitigasi kesalahan. Capaian ketiga berhubungan

dengan penggunaan XBRL. Capaian lainnya berhubungan perubahan di US

berkenaan dengan kapasitas akuntan, perusahaan, dan otoritas penegak

hukum untuk dapat mengikuti/beradaptasi dengan perubahan pada

standar akuntansi.

Permasalahan dalam Konvergensi IFRS-US GAAP

Meskipun keberadaan rencana kerja, hal tersebut bukan berarti US

akan mengadopsi IFRS. Pimpinan SEC, Mary Schaphiro, akhir-akhir ini

berkata bahwa dia tidak akan „merasa terikat‟ dengan rencana kerja

tersebut. Dia menambahkan bahwa dia telah berfokus pada „standar IFRS

pada umumnya‟, dan tidak dipersiapkan untuk menyerahkan penyusunan

standar atau tanggung jawab atas kekeliruan kepada IASB. Anggota dari

Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) di Amerika, Charles

Niemeier, juga mengkritik terhadap usulan konvergensi. Fokusnya adalah

perpindahan pada IFRS akan mengakibatkan US dengan aturan yang sulit

untuk dilaksanakan. Dia juga mengakui yang IFRS tidak lebih principle-
based dari US GAAP, sekadar lebih muda dan oleh karena itu terdapat

sedikit waktu untuk meneliti dan menambahkan detail yang lebih

mendalam.

Standar Audit Internasional


Haka melaporkan bahwa beberapa akuntan menyarankan bahwa

pergerakan pada IFRS akan memerlukan standar audit dan praktik di US

untuk mengubah cara dari model penilaian kecocokan dengan aturan dalam

standar akuntansi terhadap penilaian

„kebenaran dan kewajaran‟ secara keseluruhan. Pendekatan audit memiliki

implikasi penting bagi pengadopsian principle-based standar akuntansi IFRS

karena pendekatan yang ada berfokus pada pelaksanaan aturan daripada

prinsip. Standar audit juga merupakan standar yang diinternasionalisasi

untuk beberapa alasan sebagai standar akuntansi, yang mana, bisnis yang

mengglobal dan harga pasar menciptakan permintaan untuk standar global.

Banyak perusahaan multinasional secara sukarela memilih untuk memiliki

laporan keuangan mereka yang telah diaudit sesuai dengan International

Standards on Auditing (ISAs) dan beberapa negara apakah mengadopsi

ISAs menjadi standar audit nasional mereka atau dasar standar audit

nasional mereka pada ISAs. ISAs dikeluarkan oleh International Auditing

and Assurance Standards Board (IAASB), yang mana beroperasi sesuai

dengan bantuan dari International Federation of Accounting (IFAC). IAASB

akhir- akhir ini telah menyelesaikan proyek yang lebih jelas yang berkaitan

dengan pengonsepan kembali standar yang ada dalam formulit yang dibuat

untuk meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan standar tersebut,

sebagaimana mereka membantu penerjemahan. Program kerja IAASB untuk

tahun 2009-11 bertujuan untuk menyediakan standar baru dan memroses


untuk meningkatkan dan menilai keefektifan dari ISAs.
4. Akuntansi Ketahanan, Pelaporan dan Jaminan Keberlanjutan

Apa itu akuntansi ketahanan dan pelaporan?

Akuntansi ketahanan dan pelaporan merupakan bagian dari

akuntansi sosial (Godfrey, 2010). Gray, Owen, dan Adams

beranggapan bahwa kombinasi untuk beberapa hal yang berbeda,

dalam media yang berbeda, untuk pengguna yang berbeda serta

untuk tujuan yang berbeda merupakan akuntansi sosial.

Akuntansi sosial dan pelaporan bertujuan pada mengobservasi

dan memahami permasalahan yang tidak dapat dijelaskan oleh

fungsi akuntansi tradisional menjadi bentuk yang dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan oleh individu yang tidah

harus secara langsung atau hanya memperhatikan keberhasilan

keuangan suatu perusahaan. Kategori empat dan lima dalam

asumsi ontologi sesuai dengan akuntansi sosial. Asumsi ontologi

tersebut yaitu realita sebagai wacana simbolis dan realita sebagai

konstruksi sosial. Pendekatan riset dengan naturalistik oleh

sebagian peneliti akuntansi sosial menggunakan studi kasus dan

wawancara untuk mengerti bagaimana akuntansi terbentuk dan

bagaimana pengalaman dari setiap partisipan (Godfrey, 2010).

Ketahanan digunakan untuk dan diinterpretasikan dengan

cara yang berbeda-beda. Ketahanan berkaitan dengan

perlindungan lingkungan (eco- efficiency) sama halnya seperti

keadilan antara masyarakat dan generasi (eco-justice). Hal


tersebut berarti bahwa pelaporan lingkungan merupakan bagian

dari ketahanan dan informasi yang berhubungan dengan

kepegawaian, komunitas, dan lingkungan dalam suatu laporan

ketahanan yang di publikasikan oleh perusahaan.

Perkembangan Terbaru dalam Pelaporan Ketahanan

Pelaporan ketahanan mengalami perubahan dalam kurun

waktu beberapa tahun terakhir yang berkaitan dengan berbagai

pengembangan. Global Reporting Iniative (GRI) mempublikasikan

pedoman untuk pelaporan ketahanan yang dikeluarkan pada bulan

Oktober 2006. Pedoman tersebut merupakan dasar kerangka

kerja untuk pengungkapan ketahanan dan berisikan petunjuk

serta prinsip standar pengungkapan untuk semua jenis organisasi.

Pertumbuhan pelaporan mengenai isu-isu lingkungan juga

berkembang oleh munculnya surat izin untuk pasar dengan gas

rumah kaca atau tidak. Dampak bagi perusahaan yang

ditimbulkan pasar yaitu memerlukan perhitungan untuk emisi

gas rumah kaca dan laporan dibawah otoritas peraturan yang

relevan. Perkembangan izin wajib terkait emisi, didirikan tahun

2005 pada bulan Januari yakni European Union Emissions

Trading Scheme (EU ETS) yang berkontribusi untuk

mendekatkan asosiasi antara pelaporan keuangan dan lingkungan,

atau ketahanan, pelaporan. Hal ini berdasarkan pada kebutuhan

untuk mempertimbangkan bagaimana emisi yang benar, atau

memiliki izin, dan pertumbuhan liabilitas sebagai akibat dari


emisi.

Permasalahan perubahan iklin dana ketahanan

mempengaruhi keputusan pelaporan keuangan tradisional dalam

hal pelemahana aset dan pengungkapan risiko. Perubahan iklim

dapat mengemukakan suatu perlakuan fisik terhadap nilai aset

dan nilai operasional aset yang merupakan akibat dari penurunan

permintaan terhadap produk yang diproduksi. Lebih lanjut lagi,

perusahaan perlu untuk mengungkapkan regulator jaminan

begaimana perubahan iklim berdampak pada bisnis dan

berimplikasi pada aset. Regulasi membutuhkan perusahaan

asuransi untuk membuat “laporan risiko iklim” yang bertujuan

untuk risiko klaim yang lebih tinggi oleh klien pada saat cuaca

ekstrim. Penjamin asuransi harus mengungkapkan kemampuan

perusahaan dalam menghadapi penurunan laba dari investasi di

perusahaan yang berakibat kurang baik.

Kecenderungan dalam Jaminan Pelaporan Keberlanjutan


Jaminan independen penyediakan kepercayaan bagi

stakeholder terhadap kredibilitas, kerelevanan dan keandalan dari

laporan. Pada berbagai negara laporan keuangan harus di audit,

laporan keuangan internal hanya dapat ditinjau. Perbedaan

antara audit dan review adalah pada tingkat penyediaan jaminan

oleh auditor berdasarkan pada keandalan dari informasi yang

disediakan oleh perusahaan. Audit menyediakan tingkatan yang

sesuai dari jaminan dan review menyediakan hanya pada tingkat


jaminan yang terbatas. Audit menyediakan pengurangan dalam

risiko komitmen asuransi karena kinerja auditor lebih baik dan

bukti serta prosedur lebih efektif untuk mendukung opini pada

suatu laporan keuangan. Pada saat ini banyak perusahaan

mencari jaminan untuk laporan keberlanjutan.

Pemisahan kepemilikan dan manajemen muncul dari

permintaan untuk auditing, hal ini berdasarkan pada teori

positif auditing. Perlindungan harga menyediakan insentif bagi

manajemen untuk biaya auditing dimana biaya tersebut lebih

rendah dari keuntungan peningkatan dalam harga saham.

Penerapan dalam teori jaminan keberlanjutan menganjurkan

bahwa perusahaan dengan keuntungan terbesar dari peningkatan

kredibilitas laporan keuangan akan mencari asuransi/ jaminan.

Perusahaan dengan keuntungan terbesar akan lebih tinggi

kemungkinannya untuk terlihat dan berpotensial menimbulka

industri dengan polusi yang tinggi.

Standar audit laporan keuangan luas (Godfrey, 2010).

Pedoman batasan otorisasi untuk komitmen asuransi laporan

ketahanan atau laporan keberlanjutan dan informasi emisi

karbon. ISAE 3000, tentang komitmen asuransi lain dari audit

atau review informasi keuangan historis yang dipublikasikan oleh

IAASB, menyediakan beberapa pedoman umum teteapi tidak

tertuju pada permasalahan yang spesifik mengenai laporan

keberlanjutan dan laporan emisi karbon.


5. Masalah Akuntansi dan Pelaporan Non-Keuangan Lainnya

Akuntansi Air

Akuntansi Air saat ini sedang dikembangkan oleh Dewan

Standar Akuntansi Air (WASB) di Australia, dengan proyek

serupa di berbagai tahap pengembangan di tempat lain. Para

WASB merilis edisi pertama kerangka konseptual akuntansi air

(WACF) dan awal standar akuntansi di Australia air (PAWAS)

pada tahun 2009. Para WACF dan PAWAS mengatur

penyusunan dan penyajian laporan umum tujuan air akuntansi

(GPWARs) oleh badan tertentu. Para GPWARs dirancang untuk

berguna untuk pengambilan keputusan oleh pengguna yang tidak

dapat perintah informasi air mereka sendiri dari entitas-entitas.

Tujuan utama dari akuntansi proyek air adalah untuk memiliki

sistem akuntansi dan pelaporan yang akan menginformasikan

keputusan tentang alokasi sumber daya air dan meningkatkan

kepercayaan publik dan investor tentang pengelolaan air di

Australia. Rekening Air Nasional Pertama (NWA) yang jatuh

tempo pada tahun 2010 dan, setelah pengujian lebih jauh dan

umpan balik, PAWAS diharapkan dapat dikembangkan dan dirilis

sebagai Standar Akuntansi Air Australia (AWA).

Tujuan WASB tentang mengembangkan standar akuntansi

air dan prosedur untuk memfasilitasi pengambilan keputusan oleh


berbagai pengguna yang peduli tentang distribusi, sumber

manajemen, dan penggunaan air adalah sama dengan tujuan

setter akuntansi keuangan standar. The WASB telah

menggunakan kerangka konseptual akuntansi keuangan dan

pengaturan standar proses untuk mendukung pengembangan

akuntansi air. The WACF didasarkan pada model standar

akuntansi keuangan dan berkaitan dengan tujuan dan isi laporan

akuntansi tujuan air umum. Para WACF mengatur tujuan laporan

akuntansi air tujuan umum; entitas pelaporan; karakteristik

kualitatif dari informasi yang dilaporkan, unsur-unsur dari

laporan-laporan ketika unsur- unsur diakui dalam laporan

akuntansi air tujuan umum dan bagaimana mereka diukur, dan

pengungkapan kepatuhan dan jaminan.

Sistem akuntansi air yang diadopsi oleh WASB adalah

sistem akrual di mana laporan untuk entitas pelaporan air

kebanyakan akan meliputi (a) pernyataan Arus Air fisik; (b)

Pernyataan Air Aktiva dan Kewajiban Air, (c) Pernyataan

Perubahan Aktiva Air dan Air Kewajiban, (d) Pengungkapan

Catatan; (e) Pernyataan Kepatuhan, dan (f) Pernyataan

jaminan. Penerapan tujuan bahwa laporan adalah untuk

memberikan informasi untuk pengambilan keputusan telah

membutuhkan pengembangan laporan pada definisi elemen dari

laporan-laporan, seperti air aktiva, kewajiban dan perubahan

aktiva dan kewajiban air.


Laporan akuntansi Air akan memberikan informasi tentang

saham dan arus sumber daya air, bukan hanya data dan klaim

yang dibuat oleh manajer yang bergantung pada data yang

bersumber di luar sistem formal akuntansi, seperti dalam

pelaporan keberlanjutan. Dengan cara yang sama bahwa auditor

laporan keuangan menambah nilai atas laporan keuangan dengan

meningkatkan kredibilitas mereka, diharapkan bahwa laporan air

akan diaudit. Auditor bisa memberikan jaminan pada laporan air

dengan menggunakan keterampilan yang sama dan teknik yang

digunakan untuk laporan audit keuangan, meskipun mereka

kemungkinan akan perlu mencari pendapat mengenai masalah

teknis dari insinyur dan ahli kualitas air. Akuntansi Air juga

merupakan contoh yang tidak biasa dan inovatif dari

perpanjangan kerangka akuntansi keuangan untuk konteks non-

keuangan. Jika akhirnya berhasil, itu bisa mendorong formalisasi

standar dalam aplikasi lain pelaporan non-keuangan.

Akuntansi Air vs Akuntansi Emisi Gas Rumah Kaca (GGP)

Satu perbedaan kunci antara standar air akuntansi dan

standar GGP adalah penekanan pada mantan akuntansi untuk

saham dan arus air menggunakan proses akrual. Pendekatan

pengukuran akuntansi air berasal dari adopsi eksplisit tujuan

untuk menghasilkan informasi untuk membantu pengambilan

keputusan, yang merupakan tujuan yang sama dengan kerangka


konseptual akuntansi keuangan. Ini GGP menyediakan standar

untuk memandu perusahaan dalam mempersiapkan persediaan gas

rumah kaca yang merupakan kisah yang benar dan adil emisi

mereka, dan menekankan, karakteristik kualitatif relevansi,

kelengkapan, konsistensi, transparansi, dan akurasi. Namun,

standar GGP dirancang untuk membantu perusahaan dalam

mereka mengukur dan melaporkan keputusan, bukan untuk

memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan oleh

stackholders eksternal dalam pengambilan keputusan mereka

disediakan di bawah standar GGP kemungkinan untuk digunakan

sebagian untuk pengambil keputusan eksternal , itu tidak lengkap

dan perkiraan. Ia tidak berusaha untuk memberikan akuntansi

akrual penuh kegiatan perusahaan terhadap sediaan gas rumah

kaca di lingkungan, dengan pelaporan terbatas emisi tidak

langsung, dan masalah pengukuran dibuat dengan pendekatan

faktor emisi.

Beberapa isu yang timbul dari pendekatan faktor emisi

dalam standar GGP berkaitan dengan pemilihan dan penerapan

faktor emisi dan kualitas data kegiatan. Penerimaan faktor emisi

sebagai alat pengukuran yang valid berarti bahwa standar GGP

tidak mengijinkan pembuat keputusan untuk memiliki tingkat

kepercayaan di GHG melaporkan informasi bahwa standar air

akuntansi yang bertujuan untuk memberikan. Mereka juga

mengangkat isu-isu yang berbeda untuk auditor. Gerakan menuju


sistem akuntansi yang terintegrasi penuh akrual untuk emisi gas

rumah kaca akan memberikan kesempatan bagi auditor untuk

membuat pendapat tersebut.

Namun, meskipun keterbatasan standar GGP dan upaya

lain untuk mengukur emisi gas rumah kaca, sistem ini berarti

bahwa perusahaan yang melaporkan data emisi gas rumah kaca

untuk pertama kalinya dalam sejarah. Para GGP dan standar air

akuntansi yang keduanya bukti tekanan pada pemerintah untuk

memperoleh data pada sumber daya yang langka selain yang

tradisional ditangkap oleh sistem akuntansi keuangan. Dengan

demikian, mereka menunjuk ke yang lebih luas, dan mungkin

akhirnya lebih penting, masa depan akuntansi di abad dua puluh

satu dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai