Anda di halaman 1dari 3

PRODUK IAS DAN IFRS

International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi, dan kerangka
yang diadopsi oleh badan penyusun standar akuntansi internasional yang dikenal dengan
International Accounting Standards Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Beberapa standar yang membentuk IFRS dulunya dikenal dengan nama International
Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan oleh suatu badan yang dikenal dengan International
Accounting Standards Committee (IASC) pada kurun waktu antara tahun 1973-2001. Hingga
Maret 2002, IASC telah menerbitkan 41 IAS dan 34 SIC (Standing Interpretations Committee)
Interpretations. Pada April 2001, IASB yang baru mengambil alih tanggung jawab IASC dalam
menetapkan International Accounting Standards. IASB berkeinginan untuk membentuk satu
standar pelaporan keuangan global yang berkualitas. Selama pertemuan pertamanya, badan yang
baru tersebut mengadopsi IAS dan SIC (Standing Interpretation Committee) yang ada. IASB
terus mengembangkan standar yang disebut dengan International Financial Reporting Standards
(IFRS).
Secara keseluruhan IFRS mencakup:

 International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah


tahun 2001
 International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001.
 Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum
tahun 20011)
Alasan perlunya Standar Akuntansi Keuangan Internasional antara lain:
1. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas
dipasar modal internasional.
2. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam
ketentuan pelaporan keuangan.
3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk
analisis keuangan bagi para analisis.
KONVERGANSI IFRS DAN PSAK
Baskerville (2010) mengungkapkan bahwa konvergensi dapat berarti harmonisasi atau
standarisasi. Jika dikaitkan dengan IFRS, maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses
menyesuaikan Standar Akuntasi Keuangan (SAK) terhadap IFRS. IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012.
Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga
laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi
penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.
Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapat
pengakuan maksimal. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan
diperbolehkannya penggunaan wajar (fair value) dalam PSAK.
Dalam mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat meningkatnya
kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas batas
Negara dan meningkatkan efesiensi alokasi modal.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang
strategy, dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa
melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh Negara-negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi
IFRS di Indonesia, yaitu:
1. Tahap Adopsi (2008-2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap
persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara
bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara
bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara
komprehensif.
Manfaat yang didapat Indonesia dengan mengadopsi IFRS, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
2. Mengurangi biaya SAK
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
5. Meningkatkan transparansi keuangan
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar
modal
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 2. Salemba
Empat. Jakarta
Indrawati, Novita. 2016. Teori Akuntansi Edisi IFRS. Pekanbaru: Jurusan Akuntansi FE UR
2016

Anda mungkin juga menyukai