Anda di halaman 1dari 32

“MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN”

AKUNTANSI : LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

DISUSUN OLEH:

AVIVAKSITA
233403140002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MPU TANTULAR
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Akuntansi : Laporan Keuangan Konsolidasi”
dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Seminar Akuntansi Keuangan. Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
dibutuhkan agar makalah ini kedepannya dapat disempurnakan.Supaya dapat berguna serta
bermanfaat bagi pengembangan wawasan yang dinamis.

Jakarta, 20 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 4

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….………….. 4


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..…………… 5
1.3 Tujuan ……………………………………………….…………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN ….…………..…………………………………………… 6

2.1 Kombinasi Bisnis ………………………..……………….………………... 6


2.2 Laporan Keuangan Konsolidasi ……………………………………….…… 11
2.3 Metode dan Contoh Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi ………… 15

BAB III KESIMPULAN ………………………..…………………………….…….. 31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..……… 32

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggabungan unit bisnis banyak dilakukan saat ini baik dalam bentuk joint venture,
akuisisi, maupun merger. Hal ini dilatar belakangi oleh kemudahan teknologi, perjanjian
perdagangan bebas, dan motif mencari keuntungan.

Aktivitas penggabungan bisnis tersebut tidak hanya berdampak pada kegiatan produksi atau
pemasarannya saja, melainkan semua aspek termasuk aspek keuangannya. Pencatatan keuangan
perusahaan yang telah berkonsolidasi tidak sama dengan perusahaan yang hanya berdiri sendiri.
Pencatatan keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi menjadi lebih rumit dibandingkan
dengan perusahaan yang berdiri sendiri. Dalam pencatatan keuangan konsolidasi, dikenal entitas
induk (yang mengendalikan) dan entitas anak (yang dikendalikan).

Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan syarat yang diberikan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk Induk
Perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih Anak Perusahaan (entitas yang dikendalikan)
seakan-akan entitas-entitas tersebut merupakan satu entitas perusahaan. Laporan keuangan
konsolidasi ini wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok
usaha dimana induk perusahaan memiliki banyak anak perusahaan bahkan anak perusahaan juga
mungkin memiliki anak lain.

Pada dasarnya, laporan konsolidasi adalah laporan asumsi yang memandang makna ekonomi
suatu entitas. Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang berbeda,
bahkan undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s lengt transaction diantara entitas-entitas
yang berafiliasi (hubungan istimewa antara-antara perusahaan pengendali dan atau perusahaan
yang dikendalikan). Syarat ini berarti entitas induk tidak diperkenankan membedakan harga beli
atau jual kepada atau dari entitas anak dan perusahaan lain yang tidak berafiliasi.

Laporan keuangan konsolidasi dibuat berdasarkan peraturan yang mengharuskan dibuatnya


laporan keuangan konsolidasi bagi unit usaha yang bergabung dan telah memenuhi syarat. Selain
adanya peraturan yang mengharuskan adanya laporan keuangan konsolidasi, hal yang membuat

4
pelaporan keuangan ini menjadi rumit adalah pemahaman bahwa entitas induk dan anak adalah
berbeda, namun dalam perhitungannya ada akun-akun yang sama yang harus dieliminasi. Adanya
kepentingan non pengendali juga membuat laporan keuangan konsolidasi lebih rumit
dibandingkan laporan keuangan perusahaan yang berdiri sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan dijelaskan lebih detail dalam makalah mengenai hal
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kombinasi bisnis?
2. Apakah yang dimaksud dengan laporan keuangan konsolidasi?
3. Bagaimanakah metode dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi??

1.3 TUJUAN
Tujuan penulis menulis makalah ini,tentunya agar dengan membaca makalah ini dapat:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kombinasi bisnis.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan laporan keuangan konsolidasi.
3. Untuk mengetahui metode dalam penyusunan laporan konsolidasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kombinasi Bisnis

2.1.1 Pengertian Kombinasi Bisnis

Menurut PSAK 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau peristiwa
lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis.
Transaksi yang kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis.

IFRS 3 menyatakan : “a business combination is the bringing together of one or more


combining entities into a reporting entity. Business combination result from one entity :

• Purchasing the equity of another entity;


• Purchasing the net assets of another entity;
• Assuming the liabilities of another entity; or
• Purchasing some of the net assets of another entity that together form one or more business.

Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto perusahaan,
mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan bersama-sama
membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham perusahaan di atas 50%.

2.1.2 Motivasi Kombinasi Bisnis

Secara umum sebuah perusahaan mengakuisisi dan/atau membeli perusahaan yang telah
berjalan dengan tujuan agar perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang dalam waktu singkat.
Perusahaan dapat melakukan penggabungan usaha dengan motivasi yang lebih spesifik, yaitu:

1. Menghemat biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Di antaranya biaya gaji berbagai
manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang
diakuisisi), dan biaya penelitian dan pengembangan.

6
2. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya,
akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk
baru.
3. Mengurangi penundaan beroperasinya Perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi
berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan
sendiri atau mendirikan perusahaan baru.
4. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan
melakukan kombinasi bisnis.
5. Memperoleh aset tidak berwujud
Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak
penambangan, database pelanggan dan lain-lain.
6. Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaan-
perusahaan lain.

2.1.3 Strategi Kombinasi Bisnis

Kombinasi Bisnis dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi secara
horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui konglomerasi.

a. Integrasi horizontal
Integrasi horizontal merupakan kombinasi bisnis yang dilakukan dengan mengakuisisi atau
menggabungkan perusahaan dalam line-business atau pasar yang sama. Sebagai contoh
perusahaan mie instan yang mengakuisisi perusahaan produsen kecap, saus, atau makanan
kecil yang bahan bakunya menggunakan bahan baku yang sejenis.
b. Integrasi vertikal
Integrasi vertika; adalah kombinasi bisnis yang dilakukan dengan menggabungkan dua atau
lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi
dan/atau distribusi. Dengan kata lain penggabungan usaha dilakukan antara perusahaan yang

7
memiliki hubungan antara pemasok, pengolah dan distributor. Sebagai contoh perusahaan
kain mengakuisisi perusahaan benang sehingga terjadi integrasi hulu. Contoh lain jika
perusahaan kain mengakuisisi perusahaan pakaian jadi maka akan terjadi integrasi hilir.
c. Konglomerasi
Konglomerasi merupakan kombinasi bisnis yang dilakukan dengan menggabungkan
perusahaan-perusahaan yang produk dan/atau jasa yang dihasilkanya, tidak saling
berhubungan. Penggabungan perusahaan-perusahaan tersebut akan menghasilkan
perusahaan konglomerasi, yaitu grup usaha dengan berbagai produk dan/atau jasa yang
dihasilkan dan bergerak dalam industri yang berbeda. Sebagai contoh perusahaan minyak
mengakuisisi perusahaan asuransi, perusahaan otomotif dan bank.

2.1.4 Bentuk Kombinasi Bisnis

Bentuk kombinasi bisnis dapat dilihat dari bagaimana bentuk perusahaan sebelum dan
sesudah melakukan penggabungan usaha. Berdasarkan bentuknya, kombinasi bisnis dapat
dibedakan menjadi:

1. Akuisisi (Stock Acquisition)


Akuisis merupakan kombinasi bisnis yang terjadi ketika perusahaan mengakuisisi
perusahaan lain, namun perusahaan yang diakuisisi tetap berdiri hanya dikendalikan oleh
perusahaan pengakuisisi. Pihak pengakuisisi akan bertindak sebagai entitas holding dan akan
menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggabungkan seluruh aset dan
kewajiban dari semua perusahaan yang berada di bawah kendalinya.
2. Merger (Statutory Merger)
Merupakan kombinasi bisnis yang terjadi ketika dua perusahaan atau lebih bergabung,
dimana perusahaan yang diakuisisi dibubarkan serta semua aset dan liabilitasnya diambil
alih oleh pihak yang mengakuisisi. Dalam proses merger, terdapat perusahaan yang
dibubarkan dan perusahaan yang lain tetap berdiri. Perusahaan yang masih berdiri akan
menggabungkan aset dan libilitasnya dengan aset dan liabilitas perusahaan terakuisisi yang
dibubarkan.
3. Konsolidasi (Statutory Consolidation)
Merupakan kombinasi bisnis yang terjadi dari dua atau lebih perusahaan bergabung dan
masing-masing melebur membentuk satu perusahaan baru. Perusahaan baru tersebut akan

8
mengambil alih semua aset dan liabilitas dari seluruh perusahaan bergabung yang telah
dibubarkan.

Untuk selanjutnya, perbedaan bentuk kombinasi bisnis merger dan konsolidasi, dapat dilihat
pada gambar 1.1.

A B A MERGER

A B C KONSOLIDASI

Gambar 1.1 Bentuk Kombinasi Bisnis Merger dan Konsolidasi

2.1.5 Konsep Akuntansi Kombinasi Bisnis

Suatu kombinasi bisnis yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk penyatuan
kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Usaha yang dulunya
terpisah bersama-sama membentuk satu entitas ketika sumberdaya yang beroperasinya yang
berbeda dibawah pengendalian kelompok manajemen tunggal. Pengendalian terhadap suatu entitas
usaha terbentuk dalam penggabungan usaha dimana:

1. Satu atau lebih perusahaan menjadi perusahaan anak


2. Satu perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan lain.
3. Setiap perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada sebuah perusahaan baru yang
dibentuk

2.1.6 Metode Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis

Ada dua metode akuntansi untuk kombinasi bisnis atau penggabungan usaha yang diterima
secara umum yaitu metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dan petode pembelian
(purchase method). Suatu penggabungan usaha yang memenuhi criteria PSAK no.22 untuk
penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai metode penyatuan (pooling method).

9
Dan semua penggabungan usaha yang lain harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode
pembelian (purchase method).

1. Metode pooling of interest (penyatuan kepentingan)


Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-
perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas
akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari Perusahaan-perusahaan yang bergabung
telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian,
tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada
buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas
yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga
dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun
dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan. Perusahaan-perusahaan terpisah
dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang
berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan
kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode
akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan
tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan
masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-
periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest:
a. Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat
diadakan penggabungan
b. Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan
yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
c. Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan
ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan
jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal
perusahaan yang akan digabung

10
d. Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan
yang bergabung.
2. Metode purchase (pembelian/akuisisi)
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaanperusahaan lain yang
bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva
yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh
perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain.
Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan
nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan
biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan
diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase:
a. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai
wajarnya
b. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada
tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator,
maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana
yang lebih dapat ditentukan).
c. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila
terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan
pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok
aktiva.
2.2 Laporan Keuangan Konsolidasi

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, menyatakan bahwa investor


mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil

11
tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Lebih lanjut dinyatakan bahwa investor
mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hal berikut ini:
a. kekuasaan atas investee (par 10-14)
b. eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee (par 15-16);
dan
c. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah
imbal hasil investor (par 17 dan 18).
Bila investasi saham menimbulkan hubungan induk - anak, maka masing-masing perusahaan
berlangsung sebagai perusahaan yang terpisah dan menyusun laporan keuangan masing-masing.
Sedangkan entitas yang mengendalikan/menguasai entitas-entitas yang lainnya (induk) diharuskan
untuk menyusun laporan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang di
dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak
disajikan sebagai suatu entitas ekonomik tunggal.
Tujuan dari penyusunan laporan konsolidasian adalah untuk menyediakan laporan keuangan
yang bermanfaat dan relevan bagi para pengguna. Meskipun secara hukum entitas-entitas tersebut
berdiri sendiri, tetapi secara substansi mereka adalah entitas ekonomi tunggal, satu kesatuan usaha.
Oleh karena itu, laporan keuangannya harus dikonsolidasikan.
Dengan demikian dapat dikatakan konsolidasi adalah proses mempersiapkan dan
menyajikan laporan keuangan dari induk dan anak perusahaan dimana kedua perusahaan tersebut
seolah-olah adalah satu entitas usaha.
2.2.2 Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan konsolidasi memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :
- Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang dimasukan
dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja atau posisi dari satu
atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik dari perusahaan lainnya.
- Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan karena
sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang
belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan konsolidasi termasuk aset anak
perusahaan, tidak semua aset yang ditampilkan tersedia untuk pembagian deviden induk
perusahaan.

12
- Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung
berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan mana pun
yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.
- Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam
konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai contoh, panjang
siklus operasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat bervariasi, menyebabkan
piutang dari panjang periode yang sama diklasifikasikan berbeda.
- Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan yang
termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan untuk penyajian wajar, tetapi tambahan
pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan keuangan menjadi sangat
banyak.
2.2.3 Kepentingan pihak non-pengendali
Bila suatu induk perusahaan membeli anak perusahaan tidak 100%, misalnya 90%, maka
yang 10% nya disebut/dinamakan noncontrolling interest (kepentingan non pengendali),
sedangkan induknya disebut kepentingan pengendali (controlling interest).
Entitas induk menyajikan kepentingan non pengendali di ekuitas dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Perubahan dalam bagian
kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian
entitas induk pada entitas anak adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik).
2.2.4 Prosedur Konsolidasi
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, entitas menggabungan laporan
keuangan entitas induk dan entitas anak satu persatu dengan menjumlahkan pos-pos sejenis dari
aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban.
Laporan keuangan konsolidasian bertujuan untuk dapat menyajikan informasi keuangan dari
kelompok usaha tersebut sebagai entitas ekonomi tunggal. Agar tujuan tersebut dapat dicapai,
PSAK 65 memberikan prosedur dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, sebagai
berikut:
a. Menggabungkan item sejenis seperti aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus
kas dari entitas induk dengan entitas anaknya;

13
b. Menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap entitas anak
dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK 22: Kombinasi Bisnis
menjelaskan bagaimana menghitung setiap goodwill terkait);
c. Mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas
dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha
(laba atau rugi yang timbul dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam aset,
seperti persediaan dan aset tetap, dieliminasi seluruhnya). Kerugian intra kelompok usaha
mengindikasikan adanya penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan
keuangan konsolidasian.
d. Mengidentifikasi kepentingan non pengendali dan bagian kepemilikan entitas induk atas
asset neto entitas anak yang dikonsolidasikan.
Kepentingan non pengendali atas aset neto terdiri dari:
- Jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi awal yang dihitung sesuai
PSAK 22
- Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal kombinasi
bisnis tersebut.
2.2.5 Jurnal Eliminasi dan Penyesuaian (Elimination and Adjustmet)
Untuk memudahkan proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi, digunakan jurnal
eliminasi untuk menyesuaikan saldo pada setiap akun yang terdapat pada setiap entitas yang akan
dikonsolidasikan sehingga mencerminkan saldo yang seharusnya ketika seluruh entitas yang
dikonsolidasikan dianggap sebagai entitas tunggal. Jurnal eliminasi hanya dilakukan pada saat
proses penyiapan laporan konsolidasi sehingga tidak mempengaruhi pencatatan yang dilakukan
pada masing-masing entitas secara terpisah serta tidak dibawa ke periode-periode berikutnya.
Secara ringkas prosedur eliminasi dan penyesuaian dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasi adalah sebagai berikut:
a. Investasi
- Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
- Akun kepentingan non pengendali akan muncul jika kepemilikan pada entitas anak tidak
100%
- Perhitungan perbedaan nilai wajar dan nilai buku dalam konsolidasi (nilai wajar yang
dikonsolidasi)

14
- Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
b. Akun Akun resiprokal (transaksi yang timbul antara anak dan induk) harus dieliminasi,
contoh: utang – piutang
c. Transaksi
- Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi anak dan
induk harus dieliminasi (jual beli persediaan, aset tetap, obligasi)
- Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam
aset: persediaan, aset tetap, dan obligasi harus dieliminasi.
- Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan mempengaruhi bagian laba
induk.
- Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan mempengaruhi bagian laba
/kepentingan non pengendali, karena laba ada di anak perusahaan.

2.3 Metode dan Contoh Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

2.3.1 Metode Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (tiga) metode yaitu:
1. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas (Equity Method)
Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan
terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih Anak
Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan menyebabkan
perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan.data
Pencatatan investasi saham pada Anak Perusahaan dengan metode ekuitas, didasarkan pada
suatu anggapan investasi pada Anak Perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada
perusahaan-perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan atas
suatu fakta bahwa Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan merupakan bagian-bagian dari satu
kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang-Cabangnya. Oleh sebab
itu perubahan-perubahan yang terjadi didalam hak-hak pemegang saham pada Anak Perusahaan
harus diakui dan dicatat oleh Induk Perusahaan, untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi
keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap.

15
Nilai investasi Induk Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat jika Anak Perusahaan
memperoleh laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya nilainya, jika Anak Perusahaan
menderita kerugian. Meskipun Laporan Keuangan Konsolidasi hasil penerapan metode ekuitas ini
nantinya akan sama dengan penerapan metode biaya, namun lembar kerja konsolidasi beserta
jurnal untuk penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. Harus memperhatikan pengaruh perubahan
modal anak Perusahaan terhadap hak pemilikan Induk Perusahaan. Beberapa perkiraan (account)
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Perkiraan “Investasi Saham dalam Anak Perusahaan
Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi atau
pembagian Dividen.
b. Perkiraan “Kas”
Akan berubah jumlahnya apabila Induk Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi atau
pembagian Dividen.
c. Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan”
Timbul karena perusahaan mengumumkan Dividen namun belum dibayar.Perkiraan ini
harus dihapuskan apabila telah dibayar tunai (kas).
d. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Induk Perusahaan”
Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba atau Rugi.
Selain itu akan berubah juga karena adanya Laba atau Rugi milik Induk Perusahaan sendiri.
e. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Anak Perusahaan”
Akan berubah jumlahnya apabila ada Laba Rugi atau pembagian Dividen pada Anak
Perusahaan sendiri.
Perkiraan-perkiraan diatas, dalam Kertas Kerja (Worksheet) penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasi harus sudah menunjukkan Saldo Akhir pada Laporan Keuangan Konsolidasi, artinya
sudah diperhitungkan perubahan jumlahnya.
2. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap
Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah sama
dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo laba
konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi ini tidak
selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara benar,atau
jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak. Contohnya, perusahaan

16
induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuias mungkin mengamortisasikan perbedaan antara
investasi dan nilai buku yang diperoleh pada buku terpisah perusahaan induk, atau mungkin tidak
mengeliminasi laba atau rugi antar-perusahaan.Kelalaian-kelalaian seperti itu menyebabkan tidak
lengkapnya penerapan akuntansi metode ekuitas. Kesalahan-kesalahan lain dalam penerapan
metode ekuitas menyebabkan salah saji yang seruppa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan metode
biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini dikarenakan
akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan mengabaikan
bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahan anak. Tidak
ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang laporan keuangan
konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan perusahaan induk/investor tidak
menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain. Tetap digunakannya metode biaya
atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa
penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi
para pemegang saham dari entias utama.
3. Konsolidasi dengan Metode Biaya
Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak Perusahaan,
maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak Perusahaan) yang
diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi atas
pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki
tersebut dijual.
Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada sisi
debit dalam rekening “Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit “Penghasilan
Dividen”. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Metode biaya:
a. Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak mengalami perubahan jumlahnya.
Perubahan modal Anak Perusahaan akibat adanya Laba, Rugi atau pembagian Dividen tidak
mempengaruhi Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan, atau Induk Perusahaan
tidak menyesuaikan Investasinya.
b. Laba atau rugi dari Anak Perusahaan baru diakui oleh Induk Perusahaan sebesar Prosentase
(%) kepemilikannya pada saat disusun Neraca Konsolidasi melalui perkiraan “Laba yang

17
ditahan (Retained Earning) untuk Induk Perusahaan”. Perkiraan ini hanya tampak pada
Worksheet penyusunan neraca Konsolidasi.
c. Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham, Agio Saham dan
Retained Earning Anak Perusahaan hanya didasarkan pada jumlah awal/Saldo Awal tahun
atau Saldo Awal pada saat kepemilikan.
d. Metode Biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi Induk terhadap Anak Perusahaan
merupakan bagian dari Aktiva.
e. Nilai Investasi harus selalu tetap, karena akan dittampakkan dalam neraca sebesar harga
perolehannya saja.
f. Perubahan nilai aktiva bersih Anak Perusahaan sebagai Konsekuensi dari kegiatan
operasionalnya tidak akan mempengaruhi besaarnya nilai investasi tersebut.
2.3.2 Contoh Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Contoh 1: Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Palapa membeli 100% saham PT Samudera, perusahaan yang baru berdiri. Aset neto PT
Samudera adalah sebesar Rp120.000.000 dan PT Palapa membayar Rp120.000.000 untuk
memperoleh aset neto tersebut. Neraca PT Palapa dan PT Samudera sesaat setelah pembelian
saham tersebut tampak sebagai berikut:
PT. Palapa PT. Samudera
Assets:
Current Assets 140.000.000 20.000.000
Non current assets:
Plant, property and equipment 640.000.000 125.000.000
Investment in S 120.000.000 -
Total Assets 900.000.000 145.000.000
Liabilities & Shareholders equity:
Current liabilities 100.000.000 25.000.000
Equity:
Capital stock par $1 200.000.000 80.000.000
Additional paid in capital 250.000.000 40.000.000
Retained earnings 350.000.000 -
Total Liabilities & Stockholders equity 900.000.000 145.000.000

18
Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian, dibuat suatu kertas kerja.
Di dalam kertas kerja tersebut kita membuat jurnal eliminasi untuk menghilangkan akun-akun
yang resiprokal. Jurnal ini tidak dibukukan ke dalam pembukuan PT Palapa dan PT Samudera, dan
hanya ada di dalam kertas kerja (worksheet).
Jurnal eliminasi, laporan keuangan PT Palapa dan PT Samudera, serta kertas kerja untuk
penyusunanan laporan keuangan konsolidasian sesaat setelah akuisisi tampak sebagai berikut
(dalam jutaan Rp):
PT. PT. Adjustment & Consolidated
Palapa Samudera Eliminations Balance
Debit Credit sheet
Assets:
Current Assets 140 20 160
Non current assets:
Plant, property and equipment 640 125 765
Investment in S 120 - 120
Total Assets 900 145 925
Liabilities & Shareholders equity:
Current liabilities 100 25 125
Equity:
Capital stock par $1 200 80 80 200
Additional paid in capital 250 40 40 250
Retained earnings 350 - 350
Total Liabilities & Stockholders equity 900 145 120 120 925

Capital Stock – S Rp. 80.000.000


Additional PIC – S Rp. 40.000.000
Investment in S Rp. 120.000.000
(untuk mengeliminasi akun Investment in S dan Shareholders equity S)

19
PT. Palapa
Neraca Gabungan

ASSETS
Current Assets 160.000.000
Non current assets:
Plant, property and equipment 765.000.000
Total Assets 925.000.000
Liabilities & Shareholders equity:
Current liabilities 125.000.000
Equity:
Capital stock par $1 200.000.000
Additional paid in capital 250.000.000
Retained earnings 350.000.000
Total equity 800.000.000
Total Liabilities & Stockholders equity 925.000.000

20
Contoh 2: Laporan Keuangan Konsolidasi Hubungan Perusahaan Induk dan Anak

PT. X bertempat kedudukan di Yogjakarta, bermaksud untuk membuka sebuah kantor


cabangnya di Jakarta pada tanggal 1 Januari 2015. Untuk meksud tersebut PT. X telah mengirim
uang tunai dan barang dagangan masing – masing sebesar Rp. 100.000,- dan Rp. 400.000,-. Berikut
ini Neraca PT. X dan Kantor Cabang Jakarta, sesaat setelah terjadinya transaksi tersebut :

PT. X

Kantor Pusat Yogyakarta

Neraca per 1 Januari 2015

Aktiva Kewajiban dan Ekuitas


Kas 200.000 Utang dagang 300.000
Piutang dagang 400.000 Modal saham 3.000.000
Persediaan barang dagang 1.500.000 Agio saham 1.000.000
Kantor cabang Jakarta 500.000 Laba yang ditahan 700.000
Aktiva tetap (Nilai buku) 2.400.000 4.700.000
Jumlah Aktiva 5.000.000 Jumlah kewajiban 5.000.000
dan ekuitas

PT. X

Kantor Cabang Jakarta

Neraca per 1 Januari 2015

Aktiva Kewajiban dan Ekuitas


Kas 100.000 Kantor pusat 500.000
Persediaan barang dagang 400.000
Jumlah Aktiva 500.000 Jumlah kewajiban dan ekuitas 500.000

21
PT. X dan Kantor Cabangnya

Daftar Lajur untuk Penyusunan

Neraca Gabungan per 1 Januari 2015

Rekening Neraca Kantor Kantor Eliminasi Neraca Gabungan


Pusat Cabang D K D K
Debit:
Kas 200.000 100.000 300.000
Piutang dagang 400.000 400.000
Persediaan 1.500.000 400.000 1.900.000
Kantor Cabang 500.000 500.000
Aktiva tetap 2.400.000 2.400.000
5.000.000 500.000
Kredit:
Utang dagang 300.000 300.000
Kantor Pusat 500.000 500.000
Modal saham 3.000.000 3.000.000
Agio saham 1.000.000 1.000.000
Laba ditahan 700.000 700.000
5.000.000 500.000 500.000 500.000 5.000.000 5.000.000

22
PT. X

Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang

Per 1 Januari 2015

AKTIVA
Aktiva lancar:
Kas 300.000
Piutang dagang 400.000
Persediaan barang dagang 1.900.000
Jumlah Aktiva lancar 2.600.000
Aktiva tetap (neto) 2.400.000
Jumlah Aktiva 5.000.000

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


Kewajiban:
Utang dagang 300.000
Ekuitas:
Modal saham 3.000.000
Agio saham 1.000.000
Laba yang ditahan 700.000
4.700.000
Jumlah kewajiban dan ekuitas 5.000.000

23
Contoh 3: Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan Tbk

PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk

DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2021 DAN 2020

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2021 2020
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2.470.289 2.930.598
Investasi jangka pendek 1.357.454 1.103.469
Piutang usaha:
- Pihak berelasi 1.089.862 1.451.214
- Pihak ketiga 4.422.970 4.326.040
Piutang lain-lain:
- Pihak berelasi 121.502 116.780
- Pihak ketiga 236.933 144.004
Persediaan 4.615.474 4.547.825
Uang muka 114.825 114.340
Beban dibayar dimuka 193.213 197.417
Pajak dibayar dimuka:
- Pajak penghasilan badan 12.762 44.894
- Pajak lain-lain 603.680 555.626
Aset lancar lainnya 31.271 32.397
Jumlah Aset Lancar 15.270.235 15.564.604

ASET TIDAK LANCAR


Kas yang dibatasi penggunaannya 64.575 60.564

24
Aset pajak tangguhan 473.521 551.979
Investasi pada entitas asosiasi - 35.133
Investasi pada ventura Bersama 55.272 53.087
Properti Investasi 100.434 110.102
Aset tetap 54.720.267 56.053.483
Goodwill dan asset tak berwujud 3.817.309 3.961.695
Tagihan pengembalian pajak:
- Pajak penghasilan badan 1.128.918 652.744
- Pajak lain-lain 89.848 194.271
Aset tidak lancar lainnya 783.861 768.582
Jumlah Aset Tidak Lancar 61.234.005 62.441.640
JUMLAH ASET 76.504.240 78.006.244

LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman jangka pendek 506.706 495.986
Utang usaha:
Pihak berelasi 842.792 870.085
Pihak ketiga 6.769.730 5.650.614
- Utang lain-lain:
- Pihak berelasi 22.819 55.655
Pihak ketiga 243.433 251.662
- Akrual 1.120.112 1.129.537
- Utang pajak:
Pajak penghasilan badan 97.955 200.819
Pajak lain-lain 293.848 360.743
- Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 821.479 772.724
- Uang muka penjualan 85.435 103.909
Pinjaman jangka Panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun:
- Pinjaman bank - 1.100.000

25
- Utang obligasi 2.999.175 -
- Liabilitas sewa 406.682 514.429
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 14.210.166 11.506.163

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas pajak tangguhan 3.936.596 3.363.550
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 2.836.979 2.887.419
Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman bank 8.505.106 14.188.305
Utang obligasi 4.074.297 7.069.229
- Liabilitas sewa 356.886 586.460
- Provisi jangka Panjang 338.501 303.799
- Liabilitas jangka Panjang lainnya 681.591 666.749
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 20.729.956 29.065.511
Jumlah Liabilitas 34.940.122 40.571.674
DANA SYIRKAH TEMPORER 1.781.235 1.781.235

EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk:
Modal saham – nilai nominal Rp. 100 (nilai
penuh) per saham untuk saham Seri A Dwiwarna
dan saham Seri B,
mModal dasar – 1 lembar saham Seri A
Dwiwarna dan 19.999.999.999 lembar saham
Seri B
Modal ditempatkan dan disetor penuh – 1 lembar 593.152 593.152
saham Seri A Dwiwarna dan 5.931.519.999
lembar saham seri B
Tambahan modal disetor 1.458.258 1.458.258

26
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak non 1.046.451 28.928
pengendali
Komponen ekuitas lainnya 112.609 53.246
Saldo laba
- Dicadangkan 253.338 253.338
- Belum dicadangkan 32.690.749 31.786.487
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada 36.154.557 34.173.409
pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali 3.628.326 1.479.926
Jumlah Ekuitas 39.782.883 35.653.335
JUMLAH LIABILITAS, DANA SYIRKAH 76.504.240 78.006.244
TEMPORER DAN EKUITAS

PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk

DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2021 DAN 2020

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2021 2020
PENDAPATAN 34.957.871 35.171.668
BEBAN POKOK PENDAPATAN (24.004.540) (23.347.636)
LABA KOTOR 10.953.331 11.824.032
Beban penjualan (2.964.762) (3.009.752)
Beban umum dan administrasi (2.969.864) (3.161.626)
Penghasilan keuangan 156.611 214.077
Beban keuangan (1.627.731) (2.320.781)
Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi dan ventura Bersama (32.747) (52.889)

27
Beban operasi lainnya – bersih (44.701) (4.411)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 3.470.137 3.488.650
Beban pajak penghasilan (1.387.790) (814.307)
LABA TAHUN BERJALAN 2.082.347 2.674.343
PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
- Pengukuran Kembali atas liabilitas imbalan kerja 31.729 (495.588)
- Pajak penghasilan terkait (8.439) 99.010
23.290 (396.578)
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
- Selisih kurs dari penjabaran kegiatan usaha luar 51.533 39.471
negri
Jumlah penghasilan (rugi) komprehensif lain tahun berjalan 74.823 (357.107)
– setelah pajak
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN 2.157.170 2.317.236
BERJALAN
LABA TAHUN BERJALAN YANG DIATRIBUSIKAN
KEPADA:
- Pemilik entitas induk 2.021.190 2.792.321
- Kepentingan nonpengendali 61.157 (117.978)
LABA TAHUN BERJALAN 2.082.347 2.674.343
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA:
- Pemilik entitas induk 2.080.553 2.423.372
- Kepentingan nonpengendali 76.617 (106.136)
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF TAHUN 2.157.170 2.317.236
BERJALAN
Laba persaham (dinyatakan rupiah penuh) Dasar dan dilusian 341 471

28
PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk

DAN ENTITAS ANAK / AND SUBSIDIARIES

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2021 DAN 2020

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Modal Tambahan Selisih Kompone Saldo Laba Jumlah Kepenting Jumlah


saham modal transaksi n ekuitas Dicadan Belum an non
disetor ekuitas lainnya gkan dicadangka pengendali
dengan n
pihak
nonpengen
dali
Saldo 1 Januari 2020 593.152 1.458.258 28.928 422.194 253.338 29.233.391 31.989.251 1.600.840 33.590.091
Laba tahun berjalan 2.792.321 2.792.321 (117.978) 2.874.343
Rugi komprehensif lain (368.948) (368.948) 11.841 (357.107)
tahun berjalan setelah
pajak
Akuisisi entitas anak 53.248 480 480
Dividen (239.215) (239.215) (15.257) (254.472)
Saldo 31 Desember 2020 593.152 1.458.258 28.928 253.338 31.786.487 34.173.409 1.479.926 35.653.335
Penerbitan saham entitas 1.017.523 1.017.523 2.087.684 3.105.207
anak kepada kepentingan
nonpengendali
Laba tahun berjalan 2.021.190 2.021.190 61.157 2.082.347
Laba komprehensif lain 59.363 59.363 15.460 74.823
tahun berjalan setelah
pajak
Dividen (1.116.928) (1.116.928) (15.901) (1.132.829)
Saldo 31 Desember 2021 593.152 1.458.258 1.046.451 112.609 253.338 32.690.749 36.154.557 3.628.326 39.782.883

30
BAB III

KESIMPULAN

Kombinasi bisnis merupakan sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis. Transaksi yang
kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan
setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis. Berdasarkan bentuknya, kombinasi
bisnis dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, akuisisi (Stock Acquisition), merger (Statutory Merger)
dan konsolidasi (Statutory Consolidation).
Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang di
dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak
disajikan sebagai suatu entitas ekonomik tunggal. Tujuan dari penyusunan laporan konsolidasian
adalah untuk menyediakan laporan keuangan yang bermanfaat dan relevan bagi para pengguna.
Meskipun secara hukum entitas-entitas tersebut berdiri sendiri, tetapi secara substansi mereka
adalah entitas ekonomi tunggal, satu kesatuan usaha. Oleh karena itu, laporan keuangannya harus
dikonsolidasikan. Dengan demikian dapat dikatakan konsolidasi adalah proses mempersiapkan
dan menyajikan laporan keuangan dari induk dan anak perusahaan dimana kedua perusahaan
tersebut seolah-olah adalah satu entitas usaha.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan tiga metode yaitu, konsolidasi dengan metode ekuitas (Equity
Method), konsolidasi dengan metode ekuitas tidak lengkap dan konsolidasi dengan metode biaya
(Cost Method). Kewajiban penyusunan laporan keuangan konsolidasi muncul sejak terjadinya
hubungan induk-anak. Laporan keuangan konsolidasi terdiri dari: neraca konsolidasi, laporan laba
rugi konsolidasi, laporan laba ditahan konsolidasi dan arus kas konsolidasi. Pada tanggal akuisisi,
hanya neraca konsolidasilah yang dapat disusun, sebab laba/rugi anak menjadi hak induk pada
periode setelah akuisisi. Laporan laba/rugi dan laporan konsolidasi anak lainnya dikonsolidasi
dengan induk satu periode setelah akuisisi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, Iin. 2020. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Tangerang Selatan: Politeknik Keuangan
Negara STAN.

https://repository.unimal.ac.id/1942/1/Modul%20Akuntansi%20Keuangan%20Lanjutan%202%2
0by%20Dy%20Ilham%20Satria.pdf

https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/
Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20
Keuangan%20Tahun%202021/Audit/SMGR/Financial%20Statement%20SIG%202021%20
01032022.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai