Anda di halaman 1dari 14

Directed by

Bagas Lazuardi B12.2017.03599


Fido Ananda H B12.2017.03609
M Aditya Ramadhan B12.2017.03413
M Fadil Laduny B12.2017.03404

Bab 29 - 30
Presentation Rundown
01 Selayang Pandang
Bab 29 – Mas Fido as Presenter

Materialitas – Kotak Peralatan Auditor


02 Bab 30 Halaman 399 - 405 – Mas Adit as Presenter

03 Rencana Audit – Risiko Fraud


Bab 30 Halaman 406 - 412 – Mas Bagas as Presenter

04 Risiko Salah Saji - Penutup


Bab 30 Halaman 413 - 418 – Mas Fadil as Presenter
Selayang Pandang
Berikut ini terjemahan alinea 5 dan 6 dari ISA 330 tentang kewajiban auditor dalam
menanggapi resiko yang dinilai
ISA 330.5
Auditor wajib merancang dan mengimplementasikan tanggapan menyeluruh untuk menangani resiko
salah saji yang material yang dinilai, di tingkat laporan keuangan.

ISA 330.6
Auditor wajib merancang dan menjelaskan prosedur audit selanjutnya yang sifat, waktu pelaksanaan,
dan luasnya didasarkan atas dan merupakan tanggapan terhadap resiko salah saji yang material yang
dinilai di tingkat asersi
Kedua alenia tersebut menggunakan beberapa frasa dengan makna
sebagai berikut
•Assessed risk of material misstatement adalah resiko salah saji yang
material, sesudah(atau yang merupakan hasil dari proses) penilaian resiko,
dalam terjemahan, digunakan istilah yang lebih singkat, yakni”resiko salah
saji yang material, yang dinilai”
•Response (tanggapan) dan respond (menanggapi) ini adalah reaksi
auditor terhadap risiko yang dinilainya
•Further audit procedures atau prosedur audit selanjutnya—isttilah
“selanjutnya” bermakna “sesudah ...”, yang dalam hal ini adalah prosedur
audit sesudah risk asessment atau prosedur audit sesudah penilaian risiko
Rencana Audit yang Tanggap

“Rencana audit yang tanggap”


merupakan terjemahan harafiah dari
Responsive Audit Plan. Istilah
tanggap atau responsive merupakan
reaksi auditor terhadap resiko yang
diidentifikasi dan dinilianya dalam
Tahap 1 dari proses audit.

Bab ini membahas bagaimana


merencanakan tanggapan audit yang
efektif. ISAs yang digunakan sebagai
acuan dala pembahasan adalah ISA
260, 300, 330, dan 500

Langkah awal
Langkah awal untuk merancang tanggapan audit yang efektif
adalah dengan membuat daftar dari semua resiko yang dinilai dan
dikembangkan pada akhir tahap penilaian resiko.
Tanggapan Menyeluruh
(Overall Response)
Resiko yang pervasif pada tingkat laporan
keuangan (seperti kelemahan lingkungan
lingkungan pengendalian dan/atau potensi
terjadinya kecurangan yang berdampak terhadap
banyak asersi) ditangani melalui rancangan dan
implementasi tanggapan menyeluruh oleh auditor.
Dalam membuat tanggapan menyeluruh, auditor
menentukan:
1. Intensnya anggota tim audit.
2. Staf mana yang ditugaskan
3. luasnya supervisi yang diperlukan selama audit
4. perlunya memasukan usnsur penadakan
(elements of unpredictability) dalam memilih
prsedur audit selanjutnya yang akan
dilaksanankan
5. setiap perubahan yang harus dibuat berkenaan
dengan sifat, waktu pelaksanaan, atau luasnya
prosedur audit. Ini dapat meliputi penentuan
waktu pelaksanaan prosedur , atau prosedur
baru/tambahan untuk menangani faktor resiko
tertensu seperti kecurangan.
AUDIT
Materialitas dalam Merancang Pengujian
Faktor dalam menentukan luasnya suatu prosedur audit ialah performance
materiality atau materialitas peaksanaan. Performance materiality
dietapkan untuk laporan keuangan secara keseluruhan dan dimodifikasi
untuk memperhitungkan resiko tertentu berkenaan dengan suatu saldo
akub, transaksi, atau disclousure dalam laporan keuangan.

Kotak Peralatan Auditor


Dalam membuat rencana audit terinci, auditor akan menggunakan
kearifan profesionalnya untuk memilih jenis prosedur audit yang
tepat.
Kita dapat membayangkan suatu kotak peralatan auditor yang
berisi:
1. prosedur substansif dasar
2. prosedur subtansif yang diperluas
3. prosedur anatikal substansif
4. uji pengendalian
Prosedur Substansif Dasar
Prosedur substansif dasar wajib dilaksanakan untuk setiap
jenis transaksi, saldo akun, dan disclosure yang material
tanpa memperhatikan ARRM (Assessed Risk of Material
Misstatement atau Resiko Salah Saji Material yang Dinilai).
Ketika ARRM sangat rendah, prosedur substansif dasar ini
memadai untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk asersi yang besangkutan.

Contoh prosedur substansif dasar:


1. peroleh daftar lengkap dari items yang merupakan
rincian saldo akhir
2. bandingkan saldo periode berjalan slado periode
berlalu
3. peroleh alasan atau penjelasan mengenai fluktuasi
4. laksanakan prosedur pisah batas akhir tahun
Prosedur Substtantif yang
Diperluas
Istilah diperluas atau “extended” menekankan sifat
dan luasnya pekerjaan audit tambahan yg diwajibkan
dalam menanggapi situasi dimana risiko yg dinilai
suatu asersi tertentu adalah moderat atau tinggi. Ini
terjadi ketika risiko khusus atau risiko siginifikan ada.
Contoh prosedur yg diperluas antara lain:
1. Prosedur yg disesuaikan untuk menanggapi faktor
risiko khusus (seperti adanya management
override), jenis kecurangan lainnya atau risiko
signifikan; dan
2. Prosedur yg serupa dengan basic procedures,
tetapi luasnya prosedur ditingkatkan (misalnya
dengan menambah sampel dalam uji rincian atau
test of details) untuk mencapai tingkat yang tepat
dalam menurunkan risiko.
AUDIT

Uji Pengendalian
Ketika pengendalian inti berfungsi secara efektif, uji pengendalian (test cobtrols)
dapat dilaksanakan untuk memperoleh bukti audit mengenai suatu asersi. Uji
pengendalian untuk menekan risiko tingkat rendah dapat memberikan bukti yang
diperlukan untuk asersi tertentu.

Prosedur Analitikal Substantif


Prosedur analitikal substantif meliputi evaluasi atas informasi keuangan melalui analisis
dari hubungan atau korelasi yang mungkin ada diantara data keuangan dan nonkeuangan.
Harus dibangun ekspektasi yang tepat untuk jumlah atau angka yg diperiksa, ketika
dibandingkan dengan angka yg sebenarnya dicatat. Prosedur analitikal substantif dapat di
kelompokkan sebagai berikut :
1. Perbandingan sederhana diantara data. Sebagai contoh, membandingkan angka
penjualan dari suatu kuartal dengan kuartal lain, atau dengan kuartal yg sama tahun
lalu. Prosedur ini lazimnya dikombinasikan dengan uji rincian (test of details) lainnya
pada tingkat asersi. Prosedur ini saja tidak memberikan bukti audit yg cukup.
2. Model prakiraan (predictive models) saja atau dikombinasikan dengan model
pengendalian atau prosedur substantif lainnya, sudah cukup untuk menekan risiko
audit ke tingkat rendah yg dalat diterima
Rencana Audit Responsif

Kearifan profesional dan pemikiran yg cermat


diperlukan untuk menyusun rencana audit dalam
memberi tanggapan yg tepat pada risiko yg dinilai.
Waktu untuk menyusun rencana yg tempat hampir
dspat dipastikan akan menghasilkan audit yg efektif dan
efisien, dan penghematan waktu audit. Ada 3 langkah
umum yg dijalankan auditor dalam menyusun rencana :
1. Tanggapi risiko yg dinilai pada tingkat laporan
keuangan
2. Identifikasi prosedur tertentu yg diperlukan untuk
area laporan keuangan yang material ;dan
3. Tentukan prosedur audit dan luasnya.
Rencana Audit Responsif
Tangga pi Risiko yg Dinilai pada Tingkat Laporan Keuangan
Langkah pertama adalah menyusun tanggapan menyeluruh yg tepat
pada tingkat laporan keuangan. Karena risiko-risiko ini bersifat
pervasif, penilaian risiko dengan tingkat moderat atau tinggi akan
menambah pekerjaan audit yg diperlukan di dalam laporan
keuangan

Identifikasi Prosedur Tertentu untuk Area yang Mater


Sebelum menyusun tanggapan terinci atas setiap risiko yg dinilai
akan bermanfaat bagi auditor mempertimbangkan pertanyaan

Tentukan Prosedur Audit dan Luasnya


Langkah ketiga ialah menggunakan kearifan profesional untuk
memilih campuran yg tepat dari berbagai prosedur dan dari
luasnya pengujian yg harus dilakukan untuk menanggapi secara
tepat risiko yg dinilai pada tingkat asersi

Menanggapi Resiko Fraud


Risiko kecurangan atau fraud dapat terjadi di semua entitas, dan perlu
mendaapat perhatian ketika auditor menyusun rencana audit. Langkah
pertama ialah menilai risiko potensial terjadinya kecurangan, dan kemudian
merancang tanggapan menyeluruh dan tanggapan terinci yg tepat.
Dibawah ini ada beberapa petunjuk dalam menanggapi risiko yang
berhubungan dengan management override atau tindakan manajemen
yang sengaja meniadakan atau melemahkan pengendalian. Management
override dapat dilakukan terhadap atau dalam hubungan dengan :
Journal entries
1. Estimasi manajemen
2. Transaksi penting
3. Transaksi hubungan pihak berelasi
4. Pengakuan pendapatan

Risiko Salah Saji Dalam Penyajian Dan Pengungkapan


Beberapa risiko yang dinilai, berasal dari penyajian (presentation)
laporan keuangan. penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
harus sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang dianut
(applicable financial reporting framework).
Prosedur yang spesifik perlu dirancang untuk menaggapai risiko yang
bertalian dengan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
Prosedur spesifik ini memastikan apakah:
1. Semua laporan dalam perangkat laporan keuangan yang disajikan
dengan cara yang mencerminkan klasifikasi dan penjelasan
informasi keuangan dengan benar;
2. Penyajian lapora keuangan termasuk pengungkapan (disclosure)
yang memadai dari hal-hal yang material dan ketidakpastian;
3. Manajemen mengungkapkan hal-hal tertentu mengenai situasi dan
fakta yang diketahui auditor pada saat penandatanganan laporan
auditor.
AUDIT
Dokumentasikan Tanggapan Menyeluruh Dan Rencana Audit Terinci
Tanggapan menyeluruh dapat didokumentasikan sebagai sebuah dokumen yang
berdiri sendiri (stand-alone document) atau yang lebih lazim, sebagai bagian dari
audit menyeluruh (overall audit strategy).

Rencana audit terinci (detailed audit plan) sering didokumentasikan dalam


bentuk program aaudit yang menggambarkan secara garis besar, sifat dan
luasnyaprosedur dan asersi yang diperiksa. Kemudian ada ruangan untuk
mencatat rincian mengenai siapa yang melakukan tiap-tiap prosedur dalam
program audit tersebut, dan apa temuannya.

Komunikasi Mengenai Rencana Audit


Strategi audit menyeluruh, tanggapan menyeluruh, dan rencana audit
sepenuhnya merupakan tanggungjawab auditor. Namun sering kali
bermanfaat untuk membahas unsur-unsur dalam rencana audit terinci
(seperti jadwal waktu) dengan manajemen.

Sifat, waktu, dan lingkup yang pasti dari prosedur yang direncanakan, tidak
akan dibahas secara rinci dengan manajemen, atau diubah atau dikurangi
atas permintaan manajemen. Permintaan semacam ini akan membuat
auditnya tidak efektif, prosedur auditnya mudah “ditebak”, dan bahkan
dapat merupakan pembatasan lingkup audit.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai