Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL

AUDITING 1 “KERTAS KERJA”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Auditing 1
Dosen Pengampu: Khanifah, SE., M.Si Akt,CA.
Disusun oleh Kelompok IV Akuntansi A1

1. Jessica Komala (18101021032)


2. Wa Ode Sufiati (18101021045)
3. Dwi Reknawati (18101021053)

UNIVERSITAS WAHID HASYIM


SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyeselsaikan artikel yang berjudul “Kertas
Kerja” ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Khanifah, SE., M.Si Akt,CA. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Sejalan dengan pembuatan makalah ini, kami bisa
mengetahui dan mengerti serta memahami tentang kertas kerja. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kita harapkan. Untuk itu, diharapkan adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Serta dapat bermanfaat pula untuk pembelajaran bagi mahasiswa dalam menulis
karya-karya ilmiah ke jenjang yang lebih tinggi.

Semarang, 05 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kertas Kerja ............................................................................
B. Kepemilikan Kertas Kerja dan Kerahasiaan Informasi dalam
Kertas Kerja ........................................................................................
C. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Oleh Auditor
dalam Pembuatan Kertas Kerja yang Baik ..........................................
D. Tipe-tipe Kertas Kerja .........................................................................
E. Hubungan Antara Berbagai Tipe Kertas Kerja ....................................
F. Pemberian Indeks Pada Kertas Kerja ..................................................
G. Metode Pemberian Indeks Pada Kertas Kerja .....................................
H. Susunan Kertas Kerja ..........................................................................
I. Pengarsipan Kertas Kerja ....................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kertas kerja (working Paper) merupakan mata rantai yang menghubunggkan
catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan
alat penting dalam profesi akuntan public. Dalam proses auditnya, auditor
harus mengumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti untuk mendukung
simpulan dan pendapatannnya atas laporan keuangan auditan. Untuk
kepentingan pengumpulan dan pembuatan bukti itulah auditor membuat
kertas kerja. SA Seksi 339 kertas kerja memberikan panduan bagi auditor
dalam penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau
perikatan audit lainnya, berdasarkan selurus standart auditing yang ditetapkan
akuntansi Indonesia. Bab ini membahas definisi kertas kerja, kepentingan
auditor terhadap kertas kerja, berbagai faktor yang diperlihatkan oleh auditor
dalam pembuatan kertas kerja yang baik, isi kertas kerja, cara pengarsipan
dan pembuatan indeks kertas kerja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep kertas kerja?
2. Bagaimana kepemilikan kertas kerja dan kerahasiaan informasi dalam
kertas kerja?
3. Apa faktor-faktor yang diperlihatkan oleh auditor dalam pembuatan kertas
kerja yang baik?
4. Apa saja tipe-tipe kertas kerja?
5. Bagaimana hubungan antara berbagai tipe kertas kerja?
6. Bagaimana pemberian indeks pada kertas kerja?
7. Apa metode pemberian indeks pada kertas kerja?
8. Apa saja susunan kertas kerja?
9. Bagaimana pengarsipan kertas kerja?

C. TUJUAN
1. Mengetahui konsep kertas kerja
2. Mengetahui kepemilikan kertas kerja dan kerahasiaan informasi dalam
kertas kerja
3. Mengetahui faktor-faktor yang diperlihatkan oleh auditor dalam
pembuatan kertas kerja yang baik
4. Mengetahui tipe-tipe kertas kerja
5. Mengetahui hubungan antara berbagai tipe kertas kerja
6. Mengetahui pemberian indeks pada kertas kerja
7. Mengetahui metode pemberian indeks pada kertas kerja
8. Mengetahui susunan kertas kerja
9. Mengetahui pengarsipan kertas kerja
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KERTAS KERJA


a. Definisi Kertas Kerja
SA Seksi 399 Kertas Kerja Paragraf 03 mendefinisikan kertas
kerja sebagai berikut: Kertas kerja adalah catatan-catatan yang
diselenggarakan oleh auditor mengenai proses audit yang ditempuhnya,
pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan
yang dibuatnya sehubngan dengan auditnya. Contoh kertas kerja adalah
program audit, hasil pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-
dokumen perusahaan, dan daftar ata komentar yang yang dibuat atau
diperoleh oleh auditor. Kertas kerja dapat pula berupa data yang disimpan
dalam pita magnetik, film, atau media yang lain.
b. Isi Kertas Kerja
SA Seksi 399 Kertas Kerja Paragraf 05, kertas kerja harus cukup
memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan
atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat
diterapkan telah dilaksanakan oleh auditor. Kertas kerja biasanya harus
berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
1. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu
pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik.
2. Telah dilaksanakan standar pekerajaan lapangan kedua yaitu
pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang telah dilakukan.
3. Telah dilaksanakannya standar perkerjaan lapangan ketiga yaitu bukti
audit telah diperoleh, prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian
telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompoten yang cukup,
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan.
c. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
Ada beberapa tujuan penting pembuatan kerta kerja :
1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.
2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
3. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.
4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

B. KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI


DALAM KERTAS KERJA
SA Seksi 399 Kertas Kerja Paragraf 06 mengatur bahwa kertas kerja
adalah milik kantor akuntansi publik, bukan milik klien atau milik pribadi
auditar. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntansi publik
masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindarkan
penggunaan hak-hak yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tuuan yang
tidak semestinya.
SA seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan
prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus
menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi
penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada kertas
kerja, auditor harus selalu menjjaga kerahasiaan kertas kerja dengan cara
mencegah terungkapnya informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada
pihak-pihak yang tidak diinginkan.
Aturan Etika Kompeten Akuntansi Publik memuat aturan yang berkaitan
dengan kerahasiaan kertas kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut:
Anggota kompatemen Akuntan Publik tidak diperkenankan
mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuuan klien
C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH AUDITOR
DALAM PEMBUATAN KERTAS KERJA YANG BAIK
Untuk membuktikan bahwa seseorang merupakan auditor yang kompeten
dalam melaksanakan pekerajaan lapangan dengan standar auditing, ia harus
dapat menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat. Untum
memenuhi tujuan ini ada lima faktor yang harus diperhatika :
1. Lengkap, Kertas kerja harus lengkap dalam arti:
a. Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus menentukan
komposisi semua data penting yang harus yang dicantumkan dalam
kertas kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Karena kertas
kerja akan diperiksa oleh auditor senior untuk menentukan cukup atau
tidaknya pekerjaan audit yang telah dilaksanakan oleh stafnya dan
bahkan ada kemungkinan kerta kerja tersebut akan diperiksa oleh
pihak luar, maka kertas kerja hendaknya berisi informasi yang
lengkap, sehingga tidak memerlukan tambahan penjelasan lisan.
2. Teliti, Dalam membuat kertas kerja, auditor harus memperhatikan
ketelitian dalam penulisan dan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya
bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3. Ringkas, Kadang-kadang auditor yang belum berpengalaman melakukan
kesalahan dengan melaksanakan audit yang tidak relevan dengan tuuan
audit. Akibatnya, ia membuat atau mengumpulkan kertas kerja dalam
jumlah yang banyak dan cenderung tidak bermanfaat dalam auditnya.
4. Jelas, Kejelasan dalam menyadikan informasi kepada pihak-pihak yang
akan memeriksa kertas kerja yang perlu diusahakan oleh auditnya.
Pengguanaan istilah yang menimbulakan arti ganda perlu dihindari.
Penyajian informasi secara sistematik perlu dilakukan.
5. Rapi, kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan
kertas kerja akan membantu auditor senior dalam me-review hasil
pekerjaan stafnya serta memudahkan auditor dalam memperoleh
informasi dari kertas kerja tersebut.
D. TIPE KERTAS KERJA
a. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit
unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk
mengumpulukan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat
tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur
audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang
tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur
audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan.
Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang
bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan
jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta
komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi,
taksiran jam yang akan dikonsumsi, sera untuk memungkinkan auditor
yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti kemajuan audit yang
sedang berlangsung.
b. Working Trial Balance
Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo
akurn huku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir talun
sebelumnya, kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongan kembali
yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah korelasi auditor
akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial
statements).
Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang harus
dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum
dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial
balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan
kembali yang diusullan aleh auditor kepada klien serta saldo akhir tiap-
tiap akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari
kolom terakhir dalam working trial balance tersebut, auditor menyajikan
draft final laporan keuangan klien seselah diaudit oleh auditor. Draft final
inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan
pada laporan audit.
Dalam working trial balance terdapat kolom “saldo akhir 31
Desember 20X1 (tahun yang lalu).” Kolom ini diisi saldo-saldo akun
setelah adjustment auditor dalam audit tahun yang lalu. Pencantuman
saldo-saldo dari audit tahun sebelumnya ini dimaksudkan untuk
memudahkan pembandingan dengan saldo-saldo akun yang berkaitan
untuk tahun yang diautit, agar auditor dapat memusatkan perhatiannya
kepada perubahan-perubahan yang bersifat luar biasa.
Kolom “saldo menurut buku 31 Desember 20X2 (tahun ini)”
digunakan untuk memindahkan saldo-saldo akun buku besar klien untuk
tahun yang diaudit. Saldo akun-akun pendapatan dan biaya harus
dicantumkan dalam kolom ini juga, meskipun olen klien saldo akun-akun
tersebut telah ditutup ke akun saldo laba. Saldo akun saldo laba yang
harus dicantumkan dalam kolom ini adalah saldo akun tersebut pada awal
tahun yang diaudit. Dividen yang diumumkan akan dibagikan dan laba
bersih tahun yang diaudit dicantumkan secara terpisah.
Prosedur Audit Awal
1. Usut saldo kas yang tercanrum dalam neraca ke saldo akun kas dalam
buku besar yang berkaitan
2. Hirung kembali saldo akun kas dalam buku besar.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun kas
4. Usut saldo awal akun Kas ke kertas kerja tahun yang lalu.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan ans akun Kas ke dalam
jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
Pengujian Analitik
6. Bandingkan saldo kas dengan angka kas yang dianggarkan, saldo kas
akhir tahun yang lalu, atau angka harapan lain.
7. Hitung ratio saldo kas dengan aktiva lancar dan bandingkan dengan
angka harapan.
Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
8. Pengujian terhadap Transaksi Rinci Lakukan pengujian pisah batas
trantakai kas.
9. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom.
10. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah
ranggl neraca untuk menemukan kemungkinan terjadi-nya check
kitting.
Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci
11. Hitung kas yang ada ditangan klien.
12. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran bank yang
berkaitan.
13. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank.
14. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening
koran bank.
15. Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut Cutoff bank statement dengan
saldo kas Bunk velun menurut catatan klien.
16. Usut setoran dalam perjalanan (deporit in transit) pada tanggal neraca
ke dalam cutoff bank statement.
17. Periksa tanggal yang tercanrum dalam cek yang beredar pada tanggal
neraca.
18. Periksa adanya cek kosong yang tercantum dalam cutoff bank
statement.
19. Periksa semua cek dalam curoff bank statement mengenai
kemungkinan hilangnya yang tercantum sebagai cek yang beredar
pada tanggal neraca.
Verifikasi Pengujian dan Pengungkapan
20. Periksa jawaban konfirmasi dari bank me- ngenai batasan yang
dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank.
21. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai bataşan
penggunaan kas klien.
22. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping
penerimaan dan pengeluaran kas.
c. Ringkasan Jurnal Adjustment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan
dalam laporan keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk
membetulkan kekeliruan tersebut, auditor membuat draf jurnal adjustment
yang nanti akan dibicarakan dengan klien. Di samping itu, auditor juga
membuat jurnal penggolangan kembali (reclassification entries) untuk
unsur, yang-meskipun tidak salah dicatat oleh klien-namun untuk
kepentingan penyajian laporan keuangan yang wajar, harus digolangkan
kembali.
Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biaanya diberi
nomor urut dan unruk jurnal penggolengan kembali diberi identitas huruf.
Setiap jurnal adjustment maupun jurnal penggolongan kembali harus
disertai penjelasan yang lengkap.
Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali.
Jurnal penggolongan kembali digunakan oleh auditor hanya untuk
memperoleh pengelompokan yang benar dalam laporan keuangan klien.
Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam
kertas kerja auditor tidak untuk disarankan agar dibubukan dalam catatan
akuntansi klien.
d. Skedul utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas
informasi yang dicatat dalan skedul pendukung untuk akun-akun yang
berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-
akun buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan di
dalam laporan keuangan dalam satu jumlah.
e. Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang
tercantum dalam laporan keuangan klien Ia membuat berbagai macam
kertas kerja pendukung yang menguatkan informasi keuangan dan
operasional yang dikumpulkan. Dalam setiap skedul pendukung harus
dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam
memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam
daftar tersebut metode verifikasi yang digunakan pertanyaan yang timbul
dalam audit serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung
harus memuat juga berbagai bulan yang dibuat oleh auditor.

E. HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI TIPE KERTAS KERJA


Hubungan antara skedul pendukung, skedul utama, ringkasan jurnal
adjustment, working trial balance dan laporan keuangan auditan.

F. PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA


Setiap auditor mempunyai cara sendiri dalam memberikan indeks kertas
kerja. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian indeks kertas
kerja adalah sebagai berikut:
1. Setiap kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas atau disudut bawah.
2. Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut :
a. Indeks silang dari skedul pendukung ke skedul utama.
Rincian yang tercantum dalam suatu skedul pendukung diberi indeks
silang dengan menunjukan indeks skedul utama yang berkaitan yang
memuat jumlah tersebut.
b. Indeks silang dari skedul akan pendapatan biaya.
Sering kali analisis akun neraca berhubungan dengan analisis akun
laba-rugi. Oleh karena itu kertas kerja yang berhubungan dengan akun
neraca harus diberi indeks silang dengan kertas kerja yang
berhubungan dengan akun laba-rugi.
c. Indeks silang antar skedul pendukung.
Sering kali skedul pendukung tertentu memuat informasi yang
berkaitan dengan informasi lain yang tercantum dalam skedul
pendukung lain. untuk saling menghubungkan informasi diperlukan
indeks silang antar skedul pendukung.
d. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjustment
Seperti jurnal adjustment yang dicatat dalam kertas kerja ringkasan
jurnal adjustment harus diberi indeks silang, dengan cara
mencantumkan indeks skedul pendukung di belakang jurnal
adjustment yang dicantumkan dalam ringkasan jurnal adjustment
tersebut.
e. Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance.
Indeks skedul utama dicantumkan pada working trial balance agar
memudahkan pencarian kembali informasi yang lebih rinci dari
working trial balance  ke skedul utama.
f. Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program
audit dengan kertas kerja. Indeks kertas kerja dicantumkan pada
program audit untuk menunjukkan di kertas kerja mana hasil
pelaksanaan audit tersebut dapat ditemukan.
3. Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan
sebagainya tidak diberi indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas
yang berindeks.

G. METODE PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA


1. Indeks Angka
Kertas kerja utama, skedul utama, dan skedul pendukung diberi
kode angka. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi indeks dengan
angka, sedangkan skedul pendukung diberi sub indeks dengan
mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan.
Contoh :
6 Skedul Utama Kas
6–1 Kas di Bank
6–2 Konfirmasi Bank
6–3 Kas Kecil
7 Skedul Utama Piutang Usaha dan Piutang Wesel
7–1 Piutang Usaha
7–2 Piutang Wesel
7–3 Konfirmasi Piutang usaha
7–4 Cadangan Kerugian Piutang Usaha
2. Indeks Kombinasi Angka dan Huruf
Kertas kerja diberi kode yang merupakan kombinasi huruf dan angka.
Kertas kerja utama dan skedul utama diberi kode huruf, sedangkan skedul
pendukungnya diberi kode kombinasi angka dan huruf.
Contoh :
A Skedul Utama Kas
A-1 Kas dan Bank
A-2 Konfirmasi Bank
A-3 Dana Kas Kecil
3. Indeks Angka Berurutan
Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan
Contoh :
1 Skedul Utama Kas
2 Kas dan Bank
3 Konfirmasi Bank
4 Dana Kas Kecil

H. SUSUNAN KERTAS KERJA


Untuk memudahkan review atas kertas kerja yang dihasilkan oleh berbagai
asisten dan staf auditor berbagai tipe kertas kerja tersebut harus disusun
secara sistematik dan dalam urutan yang logis akuntan senior yang akan
mereview kertas kerja biasanya menghendaki susunan kertas kerja dalam
urutan berikut ini.
1. Draft laporan audit (audit report)
2. Laporan keuangan auditan
3. Ringkasan informasi bagi reviewer
4. Program audit
5. Laporan keuangan atau lembar kerja (work sheet) yang dibuat oleh klien
6. Ringkasan jurnal adjustment
7. Working trial balance
8. Skedul utama
9. Skedul pendukung
I. PENGARSIPAN KERTAS KERJA
Ada dua macam pengarsipan :
1. Arsip kini (current file)
Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai
manfaat untuk tahun yang diaudit saja.
2. Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak
mengalami perubahan.
Arsip permanen ini berisi sebagai berikut :
a. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien.
b. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para
manajer.
c. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang berhubungan
dengan pengendalian intern.
d. Surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.
e. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai proses audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubngan
dengan auditnya.
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan 1.
Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan
telah direncanakan dan disupervisi dengan baik. 2. Telah dilaksanakan
standar pekerajaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai atas
pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan. 3. Telah
dilaksanakannya standar perkerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian telah dilaksanakan,
yang memberikan bukti kompoten yang cukup, sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Ada beberapa tujuan penting pembuatan kerta kerja 1. Mendukung
pendapat auditor atas laporan keuangan auditan. 2. Menguatkan simpulan-
simpulan auditor dan kompetensi auditnya. 3. Mengkoordinasi dan
mengorganisasi semua tahap audit. 4. Memberikan pedoman dalam audit
berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai