Anda di halaman 1dari 9

“PENGUATAN POSISI KOMPETITIF”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. RAHMA YULIANI M.Si.,Ak.

DISUSUN OLEH

Lazmi Agnia

(1810313120003)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2020
PENGUATAN POSISI KOMPETITIF

LANGKAH STRATEJIK, WAKTU, DAN LINGKUP OPERASI.

Kekuatan strategi berfungsi untuk mencapai tujuan dengan mengandalkan strategi


sebagai poros utama. Perusahaan harus mengetahui dimana posisi ia berada, untuk
menentukan apa kekuatan strategi yang tepat untuk dilakukan.

Posisi kompetitif perusahaan disebuah pasar yang diperoleh pada waktu tertentu
biasanya secara langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan bersangkutan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.

Posisi Kompetitif dipengaruhi 4 Dimensi yaitu :

a. Struktural Position, Posisi ini mencakup evaluasi terhadap struktur industri,


struktur pangsa pasar, dan posisi pangsa pasar perusahaan. Struktur industri
berkenaan dengan Five Force Model Porter.
b. Strategic Position, Posisi stratejik perusahaan tercermin dari bagaiman suatu
perusahaan menghadapi kekuatan- kekuatan persaingan dan menciptakan
keunggulan kompetitif.
c. Market Pisition, Mengacu pada pengakuan dan persepsi pasar relevan terhadap
posisi perusahan di pasar yang dimasuki, menyangkut keberadaandan produk
perusahaan dibandingkan para pesaing.
d. Resouces Position, Menjelaskan mengenai elemen dan sumber daya dalam posisi
kompetitif merupakan aspek internal bagi perusahaan, tetapi dievaluasi dan dinilai
dalam kaitannyadengan profitabilitas dan sumber daya pesaing.

1. Langkah Strategi.
1.1 Pilihan Strategi untuk Meningkatkan Posisi Pasar (Strategi Ofensif).

Strategi Ofensif adalah  dalam melawan pesaing, organisasi harus menentukan


dimensi apa yang akan diserang atau dipertahankan. Didalam strategi ofensif ini, Kotler dan
Singh telah mengidentifikasi lima strategi konfrontasi pesaing yaitu:

a. Frontal Attack.
b. Fankling Attack.
c. Encirclement.
d. Baypass Attack.
e. Guerilla Attack

Dalam meningkatkan posisi pasar terdapat pilihan strategis yang dapat dilakukan
antara lain dengan menggunakan serangan strategi prinsip. Dalam melaksanakan serangan
strategi prinsip ada beberapa hal yang menjadi poin utama, diantaranya :

1. Serangan strategi prinsip tanpa henti membangun keunggulan kompetitif dan


kemudian mengubahnya menjadi keuntungan yang berkelanjutan.
2. Serangan strategi prinsip membuat dan menggunakan sumber daya dengan
cara-cara yang menyebabkan saingan berjuang untuk bertahan dan membela
diri.
3. Mempekerjakan unsur kejutan sebagai lawan melakukan apa yang saingan
harapkan dan siapkan.
4. Menampilkan bias kuat untuk tindakan cepat, tegas, dan luar biasa untuk
mengalahkan saingan.

Untuk itu, setiap perusahaan harus menetapkan posisi dan memilih pesaing untuk
dilawan. Dalam memilih pesaing ini perusahaan telah menganalisis dengan analisis SWOT
apa kekurangan dan kelebihan perusahaan. Perusahaan kemudian akan fokus untuk
melakukan serangan terhadap pasar. Ada beberapa tipe sasaran terbaik yang dapat diserang
oleh perusahaan :

1. Pimpinan pasar yang mudah diserang.


2. Perusahaan kedua dengan kelemahan dalam area penantang yang kuat.
3. Perusahaan lokal dan regional dengan kemampuan yang terbatas.

1.2 Melindungi Posisi Pasar dan Keunggulan Kompetitif (Strategi Defensif).

Pada prinsipnya, strategi defensif ditujukan untuk mempertahankan eksistensi


perusahaan dari semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian eksternal
yang sulit (terkadang tidak mungkin) dikontrol dan diprediksi. Strategi defensif seringpula
dikenal sebagai survival strategy, yang cenderung terjadi dalam suasana krisis ekonomi.
Tujuan dari strategi defensif antara lain :

1. Mengurangi resiko perusahaan dari penyerangan.


2. Melemahkan dampak penyerangan yang terjadi.
3. Pengaruh penantang untuk tujuan usaha mereka pada saingan lainnya.
2. Waktu Penentuan Strategi Ofensif dan Defensif.

Dalam strategi ofensif maupun defensif waktu menjadi titik utama dalam kesuksesan
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan harus mengetahui kapan membuat langkah
strategis, yang sama pentingnya dengan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Selain
itu, dalam pergerakan pertama, siapapun tidak dapat menjamin kesuksesan atau keunggulan
kompetitif. Yang harus diwaspadai adalah resiko pergerakan pertama untuk mengintai posisi
monopoli harus menjadi perhatian utama dan memegang prinsip kehati-hatian.

Potensi keuntungan serta konsekuensi atas tindakan-tindakan yang diambil, yakni:

a. Potensi keuntungan sebagai perintis/pelopor.


b. Potensi risiko sebagai perintis atau potensi keuntungan sebagai perusahaan yang
mengambil tindakan belakangan.
c. Pilihan menjadi perintis atau tidak.

3. Memperkuat Posisi Pasar melalui Lingkup Operasi.

Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan scope operasi berfokus pada aktivitas


mana saja yang akan dilakukan oleh perusahaan secara internal, dan mana yang tidak. Scope
operasi ini ada 2 macam, yakni:

a. Scope horizontal, berkaitan dengan jajaran segmen produk dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan di pasar. Contoh: merger dan akuisisi.
b. Scope vertical, berkaitan dengan sejauh mana perusahaan terlibat dalam aktivitas
yang menciptakan mata rantai nilai keseluruhan dalam industri.
4. Strategi Merger dan Akuisisi Horizontal.

Penerapan strategi merger dan akuisisi ternyata disamping dapat memberikan


pengaruh yang positif, dapat juga memberikan rekaman hitam dalam bentuk kekecewaan,
konflik, dan bahkan kegagalan dari proses itu sendiri.

Jenis Strategi Merger, yaitu :

a. Merger Horisontal.
b. Merger Vertikal.
c. Merger Konglomerat.
d. Merger Eksistensi Pasar.
e. Merger Eksistensi Produk .

Strategi Akuisisi, Bila perusahaan tidak memiliki kompetensi untuk bersaing;


membeli perusahaan yang sudah berada di dalam industri dan memiliki kompetensi yang
dibutuhkan.

Beberapa jenis akuisisi menurut Gitman (2003) antara lain:

a. Akuisisi Vertikal.
b. Akuisisi Horisontal.
c. Akuisisi Komglomerasi.

Ada beberapa alasan kuat yang dapat digunakan sebagai pertimbangan menggunakan
strategi merger dan akuisisi :
1. Opsi strategi yang banyak digunakan.
2. Sangat cocok dimana aliansi tidak menyediakan perusahaandengan
kemampuan yang diperlukan atau biaya yang mengurangi peluang.
3. Kepemilikan memungkinkan untuk operasi terintegrasi, menciptakan lebih
banyak kontrol dan otonomi dari aliansi.

Tujuan dari dilakukannya merger dan akuisisi diantaranya :

1. Membuat biaya operasi lebih efisien, Penghematan biaya dalam kegiatan


administrasi dan kegiatan distribusi dari dua (atau lebih) perusahaan dengan
adanya penggabungan dan perampingan. Biaya rantai pasokan juga berkurang
karena membeli dalam jumlah yang lebih besar.
2. Untuk memperluas cakupan geografis suatu perusahaan, Merger dan akuisisi
merupakan jalan tercepat dan terbaik untuk overlap geografis terutama dengan
fasilitas duplikasi.

5. Strategi Integrasi Vertikal.

Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan strategi yang


menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok dan
atau para pesaing baik melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.

Perusahan tertarik melakukan integrasi vertikal didasarkan atas alasan:

1. dapat menciptakan "barrier to entry" bagi pendatang baru


2. memberikan fasilitas investasi
3. menjaga kualitas produk
4. memperbaiki penjadualan.

Namun, strategi integrasi vertikal juga memiliki kelemahan, yaitu:

1. kelemahan dalam hal biaya


2. teknologi
3. adanya permintaan yang berfluktuasi.

6. Strategi Alih Daya: Mempersempit Lingkup Operasi.


Dari beberapa sudut pandang, outsourcing ini dianggap sebagai sarana untuk
mengurangi biaya, menurunkan pekerjaan agar memungkinkan suatu perusahaan
berkonsentrasi pada sejumlah aspek penting pengembangan dan penggunaan teknologi
informasi, dan mengakses keterampilan yang mahal yang akan menjadi terlalu mahal jika
harus diusahakan sendiri oleh perusahaan.
a. Keuntungan dari Outsourching:
 Fokus pada kompetensi utama.
 Penghematan dan pengendalian biaya operasional.
 Memanfaatkan kempetensi vendor outsourching.
 Perusahaan dapat merespon pasar dengan cepat.
 Mengurangi resiko.
 Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pada pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
non-core.
b. Kekurangan Strategi Outsourching:
 Kehilangan kontrol manajerial.
 Adanya biaya tersembunyi.
 Ancaman keamanan dan kerahasiaan.
 Kualitas.
 Terkait kesejahteraan keuangan perusahaan lain.
 Publiksitas buruk.

7. Aliansi Strategi dan Kemitraan.

Aliansi adalah bentuk organisasi yang lebih fleksibel dan memungkinkan respon yang
lebih adaptif terhadap perubahan kondisi. Biaya investasi dan risiko lebih rendah untuk
masing-masing aliansi dengan memfasilitasi penyatuan sumber daya dan risk sharing. Aliansi
juga lebih cepat dikerahkan ketika terjadi faktor kritis.

Disisi lain, aliansi juga memiliki kelemahan dari segi strategis dan kemitraan yaitu:

1. Budaya bentrokan dan masalah integrasi karena gaya manajemen yang berbeda dan
praktek bisnis.
2. Keuntungan yang diantisipasi tidak terwujud karena adanya pandangan yang terlalu
optimis sinergi atau fit miskin sumber daya mitra 'dan kemampuan.
3. Risiko menjadi tergantung pada perusahaan mitra untuk keahlian penting dan
kemampuan.
4. Perlindungan teknologi proprietary, basis pengetahuan, atau rahasia dagang dari mitra
yang saingan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12306386/pengatan_Posisi_Kompetitif

https://www.coursehero.com/file/42833909/PENGUATAN-POSISI-KOMPETITIFpptx/

https://dokumen.tips/documents/penguatan-posisi-kompetitif.html

https://www.academia.edu/12306386/pengatan_Posisi_Kompetitif

Anda mungkin juga menyukai