Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: PENDAHULUAN DAN INFORMASI


AKUNTANSI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
SISY APRILIA 17302113
OCTAVIA RIRIN PAELONGAN 17302015
ROSALIA KENDEK SAMBE 17302011
SEPTIAN PURNOMO 15302568

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Memasuki edisi kelima cetakan pertama, penulis masih mempertahankan semangat


yang sama. Analisis laporan keuangan memerlukan pemahaman lingkungan perusahaan,
alat analisis keuangan, dan metoda pelaporan (akuntansi). Penulis melakukan beberapa
perubahan kecil pada edisi ini, khususnya updating data pada kasus-kasus di buku ini. Data
keuangan perusahaan yang go-public yang terbaru kami tampilkan di buku ini. Data tersebut
diharapkan bisa membantu analisis laporan keuangan, misal untuk analisis perbandingan.
Penulis masih menyediakan transparansi untuk buku ini. Staf pengajar yang
memerlukan transparansi tersebut bisa menghubungi penulis di alamat email:
mamduhmhgigugm.ac.id atau mamhan02@yahoo.com.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada berbagai pihak
yang telah membantu penerbitan buku ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima
kasih kepada UPP-S_TIM YKPN yang telah bersedia menerbitkan buku ini. Penulis
mengharapkan masukan dan kritikan untuk kesempurnaan buku ini. Pada akhirnya penulis
berharap buku ini bermanfaat

Yogyakarta, Februari 2016

Mamduh M. Hanafi
Abdul Halim

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB 1. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: PENDAHULUAN.....................................1
1.1 Beberapa Tujuan Analisis Keuangan.........................................................................3
1.2 Kegiatan-Kegiatan Perusahaan.................................................................................6
1.3 Laporan Keuangan yang Pokok.................................................................................9
1.4 Rangkuman................................................................................................................ 17
1.5 Beberapa Istilah dalam Bab Ini..................................................................................18
1.6 Pertanyaan Review....................................................................................................19
1.7 Problem...................................................................................................................... 19
BAB 2. INFORMASI AKUNTANSI..................................................................................21
2.1. Akuntansi dan Informasi Akuntansi...........................................................................22
2.2 Tujuan Pelaporan Keuangan......................................................................................25
2.3 Karakteristik Kualitatif Infromasi Akuntansi.................................................................28
2.4 Asumsi dan Konvensi dalam Akuntansi.....................................................................33
2.5 Rangkuman................................................................................................................ 38
2.6 Beberapa Istilah dalam Bab Ini..................................................................................39
2.7 Pertanyaan Review....................................................................................................40
2.8 Problem...................................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................42

ii
BAB 1
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN:
PENDAHULUAN

1.1. Beberapa Tujuan Analisis Keuangan


1.1.1. Investasi pada Saham
1.1.2. Pemberian Kredit
1.1.3. Kesehatan Pemasok (Supplier)
1.1.4. Kesehatan Pelanggan (Customer)
1.1.5. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan
1.1.6. Pemerintah
1.1.7. Analisis Internal
1.1.8. Analisis Pesaing
1.1.9. Penilaian Kerusakan
1.2. Kegiatan-Kegiatan Perusahaan
1.2.1. Lingkungan Perusahaan
1.2.2. Tujuan dan Strategi Perusahaan
1.2.3. Kegiatan Investasi dan Pedanaan
1.2.4. Operasi
1.3. Laporan Keuangan yang Pokok
1.3.1. Neraca
1.3.2. Laporan Laba Rugi
1.3.3. Laporan Aliran Kas

1
BAB 1
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN:
PENDAHULUAN

ANALISIS terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena


ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling mudah dalam analisis keuangan tentu saja
menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan. Bahkan dengan tersedianya program-
prograrn komputer, seperti spreadsheet atau program-program akuntansi, atau program-
program yang khusus ditulis untuk tujuan laporan keuangan, perhitungan rasio-rasio
keuangan menjadi hal yang mudah dilakukan, dan bisa dilakukan secara rutin. Tantangan
analis bukan melakukan perhitungan semacam itu, melainkan melakukan analisis dan
menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.
Analisis semacam itu mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal:
(1) Menentukan dengan jelas tujuan dari analisis
(2) Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan-laporan
keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
(3) Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.

Sebelum melakukan analisis, seorang analis harus memahami ketiga langkah di atas,
baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti rasio-
rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya. .
Bab ini akan menjelaskan beberapa contoh tujuan-tujuan analisis keuangan, agar
dipahami bagaimana suatu tujuan akan menentukan jalannya analisis. Juga akan
dibicarakan dengan singkat beberapa bentuk laporan keuangan yang pokok yaitu: Neraca,
Laporan Laba-Rugi, dan Laporan Aliran Kas.

2
1.1. BEBERAPA TUJUAN ANALISIS KEUANGAN
Beberapa tujuan analisis keuangan bisa disebutkan di sini. Tujuan ini pada dasarnya
ingin bertanya “Apa yang akan diperoleh dari analisis keuangan yang dilakukan?” Tujuan ini
akan menentukan arah analisis, batasan-batasan dalam analisis, dan hasil yang diharapkan.
Berikut ini beberapa contoh tujuan analisis keuangan.

1.1.1. Investasi pada Saham


Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa
membeli, mam kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menahan saham berarti
investor Memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba perusahaan, meskipun juga
berarti berhak atas rugi yang diperoleh perusahaan (apabila rugi). Menjual saham berarti
melepas kepemilikan peruasahaan dan dengan demikian melepas hak-hak yang melekat
pada saham.
Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan untuk masa-masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan tersebut.
Yangpaling menarik tentu saja adalah perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan
tinggi, tetapi mempunyai tingkat nsiko yang rendah.Apabila tingkat keuntungan perusahaan
naik, tetapi risiko perusahaan jasa naik, maka perusahaan tidak akan menarik lagi.
Perusahaan akan tetap menarik apabila tambahan keuntungan tersebut bisa
mengkompensasi tambahan risiko yang muncul. Secara umum biasanya investor bersifat
tidak menyukai risiko (risk averse), sehingga faktor tingkat keuntungan dan risiko hams
dipertimbangkan bersama-sama untuk menentukan menarik tidaknya suatu perusahaan.
Investasi saham akan memperoleh tingkat keuntungan dari dividen yang dibagikan,
ditambah perbedaan nilai perusahaan pada waktu pertama kali investasi dengan nilai pada
beberapa waktu kemudian (capitalgain). Apabila perusahaan tersebut go public (menjual
sahamnya di pasar modal), maka capital gain adalah selisih harga jual saham dengan harga
beli saham. Apabila selisih tersebut negatif, maka yang diperoleh adalah capital loss.
Tingkat keuntungan yang tinggi berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan tingkat keuntungan tersebut. Tingkat keuntungan masa lalu (past
performance) bisa dipakai untuk menilai kemampuan pemsahaan sekaligus
memproyeksikan kemampuan perusahaan pada masa-masa mendatang. Hal itu berlanjut
dengan proyeksi tingkat keuntungan yang diharapkan pada masa-masa mendatang
Risiko yang berkaitan dengan investasi saham pada dasarnya sama dengan risiko
yang berkaitan dengan perusahaan pada umumnya. Beberapa faktor tersebut antara lain
adalah: kondisi perekonomian seperti resesi, inflasi, faktor-faktor industri seperti persaingan,
perubahan teknologi, kekuatan tawar-menawar dari supplier, pembeli, tersedianya barang-
barang substitusi, faktor-faktor dari perusahaan itu sendiri seperti kualitas manajemen,
goodwill yang dipunyai, paten-paten yang dipunyai. Faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan, dan mempengaruhi tingkat keuntungan
perusahaan. Analisis risiko biasanya mem! kuskan pada kemungkinan bangkrutnya
perusahaan atau kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Dalam situasi
semacam itu perusahaan akan mengalami kesulitan untuk menghasilkan kas yang
memadai, dan bisa mengakibatkan jatuhnya perusahaan.

3
Analisis risiko bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa
sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini untuk periode-periode masa
mendatang.

1.1.2. Pemberian Kredit


Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan
dengan pinjarnan tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari
bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut. Pihak peminjam juga harus memperoleh
kembali pinjaman pokoknya, dengan dibayar langsung pada akhir periode pinjaman (pada
waktu jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran. Pinjaman bisa bersifat jangka pendek,
bisa juga jangka panjang. Ini juga akan mempengaruhi tujuan dan lingkup analisis
keuangan. Pinjaman jangka pendek biasanya berjangka enam bulan sampai satu atau dua
tahun, seperti pinjaman dari bank. Pinj aman jangka menengah biasanya berkisar antara
lima sampai sepuluh tahun, seperti dalam pinjaman dari bank jangka panjang atau pinjaman
obligasi jangka menengah. Pinjaman jangka panjang bisa lebih dari 10 tahun, bahkan ada
yang dua puluh tahun, seperti pada obligasi jangka panjang.
Dengan kredit jangka pendek, analisis akan memfokuskan pada kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Dengan kredit jangka panjang, analisis akan memfokuskan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban-kewajiban jangka panjang pada saat jatuh tempo. Itu berarti
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dan menengah, serta kemampuan
menjaga profitabilitas perusahaan akan termasuk dalam analisis keuangan jenis ini. Fokus
dalam analisis ini adalah kemampuan perusahaan dalam jangka panjang.

1.1.3. Kesehatan Pemasok (Supplier)


Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai kepentingan
pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan
bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama yang terus menerus, analis dari pihak
perusahaan akan berusaha menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi
keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya,
dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Pengetahuan akan
kondisi keuangan supplier juga akan bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan
negosiasi dengan supplier.

1.1.4. Kesehatan Pelanggan (Customer)


Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka
perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai
kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan
akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar
kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain.

4
1.1.5. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan
Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan
pemsahaa untuk memastikan apakah perusahaan atau perusahaan yang akan dimasuki
tersebut mempunyai keuangan yang bagus. Beberapa faktor yang bisa dianalisis antara lain
profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan
kas dari perusahaan (cash generating ability).

1.1.6. Pemerintah
Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya
pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri.
Bagi industri yang diatur (regulated industry), tingkat keuntungan biasanya ditentukan oleh
pemerintah dengan menambahkan sejumlah persentase tertentu di atas biaya modalnya.
Apabila perusahaan akan menjual sahamnya ke pasar modal, maka pemerintah (dalam hal
ini Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan layak tidaknya
perusahaan tersebut untuk go public.

1.1.7. Analisis lnternal


Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan
infomasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan. lnformasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi
prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, infomasi keuangan tertentu bisa di gunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi
perubahan strategi.

1.1.8. Analisis Pesaing


Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sej
auh mana kekuatan keuangan pesaing. Infomasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan
strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-
keputusan lainnya.

1.1.9. Penilaian Kerusakan


Kadangkala analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya
kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan
mengalami kebakaran dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut,
analisis keuangan bisa dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan
yang dialami oleh perusahaan. Infomasi ini bisa dipakai untuk menentukan besarnya ganti
rugi yang dibayarkan ke perusahaan.
Setelah analis mengidentifikasi tujuan dari analisis keuangan, ia bisa merumuskan
arah dan lingkup analisisnya. Secara umum biasanya profitabilitas perusahaan menjadi
perhatian pokok untuk setiap tujuan yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis internal,
analisis oleh investor, analisis pesaing merupakan tipe analisis yang sangat memerlukan
informasi profitabilitas. Analisis risiko juga cukup penting karena risiko merupakan imbangan
profitabilitas untuk menentukan prospek dan kesehatan perusahaan. Analisis risiko untuk
jangka waktu yang pendek dilakukan dengan menganalisis likuiditas perusahaan. Analisis
kredit banyak memerlukan jenis analisis semacam ini. Sedangkan untuk analisis risiko

5
jangka panjang, diperlukan analisis solvabilitas. Analisis pinjaman jangka panjang seperti
dalam obligasi akan banyak menggunakan jenis analisis ini.
Pada kebanyakan situasi, kedua macam analisis di atas (profitabilitas dan risiko)
akan digunakan bersama-sama untuk menganalisis keuangan perusahaan. Analisis
investasi (oleh investor) sebagai contoh akan banyak menggunakan kedua macam analisis
tersebut, sehingga teknik-teknik analisis yang digunakan akan cukup lengkap. Karena tujuan
analisis akan menentukan arah dan lingkup analisis keuangan, maka tujuan tersebut harus
ditetapkan terlebih dulu di muka dengan jelas.

1.2. KEGIATAN-KEGIATAN PERUSAHAAN


Kegiatan-kegiatan perusahaan bisa diringkaskan dalam Gambar 1.1. Laporan
keuangan dalam hal ini bisa dianggap sebagai laporan yang menyajikan ringkasan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Akuntansi sering didefinisikan sebagai “Sistem
untuk mengukur hasil-hasil transaksi bisnis suatu perusahaan, dan meringkaskan hasil-hasil
(transaksi) tersebut ke dalam suatu bentuk yang bisa dipahami oleh pihak-pihak yang
berkepentingan”. Untuk memahami laporan keuangan tersebut, diperlukan pemahaman
kegiatan-kegiatan bisnis yang akan dianalisis.

1.2.1. Lingkungan Perusahaan


Lingkungan eksternal perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam lingkungan makro
dan lingkungan industri di mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor dalam lingkungan
makro yang menentukan perusahaan antara lain: kondisi perekonomian secara
keseluruhan, GNP (Gross National Product), inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran,
dan peraturan pemerintah. Faktor-faktor dalam industri yang bisa mempengaruhi
perusahaan antara lain: persaingan, teknologi, rian kekuatan tawar-menawar antara
perusahaan dengan supplier atau dengan pembeli. Kondisi internal perusahaan itu sendiri
juga akan menentukan perusahaan seperti manajemen perusahaan, karyawan perusahaan,
dan reputasi perusahaan Pemahaman terhadap kedua faktor di atas (lingkungan makro dan
industri), dan faktor internal perusahaan, diperlukan untuk menganalisis kondisi keuangan
perusahaan.

6
Gambar 1.1. Ringkasan Kegiatan Bisnis

Lingkungan Perusahaan

Tujuan dan Strategi


Perusahaan

Investasi Pendanaan

Operasi

1. Beberapa pertanyaan yaug barangkali timbul dalam analisis keuangan dalam


kaitannya dengan ketiga variabel di atas antara lain:
2. Bagaimana struktur industri dari perusahaan tersebut? Apakah struktur industrinya
mendekati persaingan sempurna, mendekati oligopoli, ataukah monopoli?
3. Bagaimana kekuatan tawar-menawar dalam industri? Bagaimana kekuatan supplier,
apakah supplier terkonsentrasi? Bagaimana dengan pembeli, apakah pembeli
terkonsentrasi? Dengan semakin tcrkonsentrasinya pihak yang menawar, maka
kekuatan mereka akan lebih besar, dan apakah ini akan menekan tingkat
keuntungan perusahaan? Sebagai contoh, industri obat-obatan (farmasi) mempunyai
tingkat profitabilitas yang tinggi. Salah satu analisis penyebabnya adalah kekuatan
mereka cukup besar dibandingkan pembeli (misal, pasien yang bersedia membayar
mahal agar sehat atau tetap hidup).
4. Bagaimana dengan teknologi dalam industri? Apakah teknologi berubah cepat?
5. Bagaimana dengan siklus industri? Apakah industri sudah dewasa (mature) ataukah
masih tumbuh, atau sedang menurun?
6. Bagaimana dengan peraturan pemerintah? Apakah peraturan tersebut membatasi
ruang gerak perusahaan? Apakah peraturan tersebut men guntungkan perusahaan
atau sebal iknya? Bagaimanakah tingkat sensitivitas perusahaan terhadap
perubahan-perubahan pada faktor-faktor demografis, inflasi (deflasi), perubahan
dalam tingkat bunga, pengangguran atau siklus bisnis?

7
]awaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan diatas akan memberi pandangan
yang Iebih mendalam terhadap perusahaan, dan hal ini akan bermanfaat untuk memahami
kondisi keuangan perusahaan.

1.2.2. Tujuan dan Strategi Perusahaan


Tujuan bisa didefinisikan sebagai target atau hasil akhir yang ingin dicapai di mana seluruh
kegiatan perusahaan diarahkan untuk mencapai target atau tujuan akhir tersebut.
Sedangkan strategi bisa diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan perusahaan tergantung dari misi perusahaan. Tetapi pada umumnya
tujuan perusahaan mempunyai tujuan bersifat ekonomis dan nonekonomis; tujuan ekonomis
adalah memperoleh keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, bisa di gunakan strategi
yang berbeda-beda.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan strategi. Sebagai contoh strategi
generik menyebutkan tiga macam alternatif strategi: diferensiasi, biaya rendah, dan fokus.
Strategi diferensiasi menekankan pada faktor nonharga sebagai alat persaingan, dan
membebankan harga premium untuk mengkompensasi tambahan biaya yang muncul dari
strategi semacam itu. sebagai contoh, IBM dikenal sebagai perusahaan komputer yang
mempunyai kualitas tinggi dan mempunyai pelayanan purna jual. Sebagai kompensasinya,
IBM memasang harga komputer yang tinggi (premium price). Strategi biaya rendah selalu
berusaha menekan operasi perusahaan agar tercapai efisiensi biaya dan kemudian
mengandalkan harga yang rendah sebagai alat kompetisi. Perusahaan Texas Instruments
dikenal sebagai perusahaan yang mengandalkan strategi biaya rendah. Perusahaan-
perusahaan komputer yang tidak mempunyai nama biasanya juga mengandalkan strategi
biaya rendah. Perusahaan semacam itu berusaha merampingkan tenaga kenjanya, kalau
perlu berkantor di garasi mobil di rumah pemimpinnya. Strategi fokus mengkhususkan pada
pelayanan terhadap segmen-segmen tertentu yang belum terlayani atau tidak terlayani
dengan baik. Pesaing terbesar biasanya tidak melirik segmen kecil tersebut karena dinilai
kurang besar. Bagi perusahaan dengan strategi fokus, pasar yang terabaikan tersebut
merupakan kesempatan yang bagus.

1.2.3. Kegiatan Investasi dan Pendanaan


Investasi suatu perusahaan tercermin dalam aktiva tersebut. Investasi tersebut perlu
Pendanaan. Perusahaan memperoleh pendanaannya dari berbagai sumber: pemilik saham,
kreditur (misal bank), supplier (misal dalam bentuk utang dagang), dari karyawan (misal
dalam bentuk utang gaji), dari pemerintah (utang pajak). Pinjamanjangka panjang biasanya
digunakan untuk investasi atau aset yang mempunyai jangka waktu yang panjang pula.
Struktur aset biasanya ikan menentukan struktur utang-utang jangka panjang dan utar &
Jangka pendek. Perusahaan Mailer yang biasanya mempunyai proporsi piutang dan
persediaan yang besar akan cenderung lebih banyak menggunakan utang jangka pendek
dibandingkan perusahaan lainnya. Perusahaan utilities (misal listrik) yang mempunyai aset
yang berusia lama (seperti generator listrik) akan cenderung lebih banyak menggunakan
utangjangka panjang dibandingkan perusahaan-perusahaan lain pada umumnya. Struktur
modal (utang versus modal sendiri) akan ditentukan oleh beberapa

8
faktor seperti agresivitas manajemen, tingkat pajak perusahaan, dan tingkat pajak leverage.
Semakin agresif pihak manajemen,yang berarti semakin berani mengambil resiko,
perusahaan akan cenderung menggunakan utang lebih banyak. Semakin tinggi tingkat pajak
yang membebani perusahaan, perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang lebih
banyak karena perusahaan bisa memanfaatkan dengan penghematan pajak yang timbul
dari bunga yang dibayarkan (bunga bisa dikurangkan dari pajak, sedangkan deviden tidak
bisa dipakai sebagai pengurang pajak). Semakin tinggi leverage perusahaan, semakin kecil
fleksibilitas yang dipunyai perusahaan, yang berarti perusahaan akan menggunakan
tambahan utang yang lebih sedikit.
Sama seperti pemahaman terhadap kegiatan investasi, pemahaman terhadap kegiatan
pendanaan juga akan member latar belakang pemahaman kondisi keuangan perusahaan
lebih baik lagi.
1.2.4 Operasi
Kegiatan-kegiatan investasi dan pendanaan di atas kemudian diterjemahkan ke dalam
kegiatan operasional perusahaan. Melalui kegiatan operasional inilah perusahaan berusaha
mencapai tujuan pokoknya, yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau meningkatkan nilai
saham yang berarti meningkatkan kemakmuran pemegang saham (pemilik perusahaan).

1.3 LAPORAN KEUANGAN YANG POKOK


Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihaasilkan
oleh suatu perusahaan :
1. Neraca
2. Laporan Laba-Rugi
3. Laporan Aliran Kas

Laporan-laporan keuangan tersebut pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan


perusahaan; kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional, sekaligus
mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Metode-metode penilaian (valuation) dan pengukuran (measurement) yang mendasari
penyusunan laporan-laporan keuangan tersebut diatur dalam standar akuntansi keuangan
(SAK) yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
1.3.1 Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca bisa
digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu
(snapshot keuangan perusahaan), yang meliputi aset (sumber daya resources) perusahaan
dan klaim atas aset tersebut (meliputi utang dan saham sendiri). Aset perusahaan
menunjukkan keputusan penggunaan atau keptusan investasi pada masa lalu, sedangkan
klaim perusahaan

9
Menunjukan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana
diperoleh dari pinjaman (utang) dan penyertaan pemilik perusahaan (modal).
Persamaan neraca bisa ditunjukkan sebagai berikut ini:
Aset = Utang + modal pemilik
Persamaan di atas bisa di baca sebagai berikut ini : aset suatu perusahaan sama
dengan utang plus modal (atau klaim terhadap aset tersebut oleh kreditor dan pemilik
perusahaan). Aset/Aktiva menampilkan data spesifik kekayaan perusahaan (kas, piutang,
persediaan, aktiva tetap), sedangkan sisi pasiva menampilkan daftar spesifik orang atau
badan (entity) yang memberikan dana untuk memperoleh aset tersebut (dan dengan
demikian klaim terhadap aset tersebut), seperti supplier, pemerintah, bank, pemegang
saham. Dengan demikian neraca menampilkan keseimbangan atau kesamaan antara
keputusan investasi dengan keputusan pendanaan.

Pengakuan, Penilaian, dan klasifikasi Aset


Sumber daya mana yang di akui sebagai aset? Berapa besarnya? Bagaimana
klasifikasi aset dalam neraca? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini di atur dalam prinsip
dan standar akuntansi keuangan.
Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat
dan ekonomis pada perusahaan pada masa-masa mendatang. Sumber daya yang mampu
menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau kemampuan mengurangi kas keluar (cash
outflow) bisa disebut sebagai aset. Sumber daya tersebut akan diakui (recognized) sebagai
aset apabila (1) perusahaan memperoleh hak penggunaan aset tersebut sebagai hasil
transaksi atau pertukaran pada masa lalu, dan (2) manfaat ekonomis masa mendatang bisa
diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai (reasonable). Apabila ada
sumber daya yang tidak bisa memenuhi kedua persyaratan di atas, maka sumber daya
teersebut tidak bisa digolongkan sebagai aset, meskipun sumber daya tersebut mampu
menghasilkan manfaat ekonomis pada masa-masa mendatang. Contoh-contoh sumber
daya yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai aset adalah: reputasi karyawan atau
penduduk (atau komunitas) sekitar perusahaan, kontrak dengan manajemen, order
pembelian.
Aset bisa berupa aset moneter (monetary aset) atau aset non-moneter (non-monetary
aset). Contoh aset moneter adalah kas, piutang, dan investasi, pada obligasi. Piutang dan
investasi pada obligasi merupakan klaim kas dengan jumlah tertentu pada masa mendatang
(pada masa piutang jatuh tempo). Jika jangka waktu klaim lebih dari satu tahun, maka aset
moneter dinyatakan dalam present value dari aliran kas pada masa mendatang. Aset non-
moneter meliputi persediaan, pabrik, peralatan, dan aset lain yang bukan merupakan klaim
atas kas pada masa-masa mendatang. Ada bebrapa cara untuk menetapkan nilai aset
nonmoneter seperti jumlah yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut (historical
cost), jumlah yang harus dikeluarkan apabila perusahaan ingin memperoleh aset tersebut
saat ini (current replacement cost), jumlah yang diperoleh saat ini apabila aset tersebut
dijual (current realizable value) dan present value dari aliran kas yang bisa dihasilkan oleh
aset tersebut pada masa-masa mendatang. Standar akuntansi menetapkan bahwa aset
moneter dalam neraca dinyatakan dalam jumlah yang dikeluarkan pada saat memperoleh
aset tersebut (historical cost), sebab metode ini lebih obyektif dan lebih mudah dilakukan
verifikasi bila dibandingkan dengan metode lainnya.

10
Klasifikasi aset dalam laporan keuangan cukup beragam, tetapi pada dasarnya
klasifikasi tersebut mencakup bebrapa jenis aset yaitu:

Aktiva Lancar
Kelompok ini mencakup aset yang akan dijual atau dikonsumsi dalam jangka waktu
dekat (selama siklus normal bisnis), yang biasanya satu tahun. Contoh aset ini adalah kas,
piutang, persediaan, uang muka pembayaran.

Bangunan, Pabrik dan Peralatan


Aset ini merupakan aset yang mempunyai wujud fisik (tangible), berumur panjang, yang
digunakan untuk operasi perusahaan untuk periode jangka panjang, dan biasanya tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali. Tanah, bangunan, mesin-mesin, mobil, peralatan-
peralatan, komputer merupakan contoh dalam aset dalam kategori ini.

Investasi
Yang termasuk dalam kategori ini adalah investasi jangka panjang seperti investasi
pada obligasi dan investasi pada saham. Investasi yang bersifat jangka pendek (missal
investasi pada surat berharga jangka pendek) dikelompokkan kedalam aktiva lancar.

Aktiva Tak Berujud (Intangible)


Aset yang masuk dalam kategori ini tidak mempunyai wujud fisik. Beberapa contoh
adalah paten yang dipunyai perusahaan, trade mark, hak franchise. Goodwill juga bisa
dikelompokkan sebagai aset tidak berwujud. Goodwill meerupakan selisih antara harga yang
dibayarkan dengan nilai pasar perusahaan yang dibeli.

Pengakuan, Penilaian, dan Klasifikasi Utang (Liabilities)


Utang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menyerahkan
kas, barang, atau jasa dalam jumlah yang relatif pasti, pada masa mendatang dengan
periode yang relative pasti, sebagai ganti atas ,manfaat jasa atau yang diterima oleh
perusahaan pada masa yang lalu. Kewajiban terhadap pemerintah, supplier, karyawan,
bank, dan lembaga keuangan lainya merupakan utang perusahaan. Kesulitan yang mungkin
timbul dalam pengakuan utang adalah manfaat atau jasa yang diterima perusahaan tidak
musti terjadi pada masa yang lalu. Sebagai contoh, perjanjian leasing, komitmen untuk
melakukan pembelian tidak diakui sebagai utang karena manfaat akan diterima pada masa
mendatang. Bukan telah diterima pada masa lalu.

11
Kebanyakan utang merupakan utang monoter; perusahaan mempunyai kewajiban untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada masa mendatang, kewajiban yang harus dipenuhi
kuang dari satu tahun atau dalam jangka siklus bisnis perusahaan, dikelompokkan kedalam
utang lancar. Utang lancarv dinyatakan dalam jumlah uang yang harus dibayarkan pada
saaat jatuh tempo. Kewajiban yang harus dipenuhi lebih dari satu tahun biasanya
dimasukan dalam utang jangka panjang. Utang jangka panjang dinyatakan dalam present
value kas yang mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa (bukanya kas).
Sebagai contoh, garansi mewajibkan perusahaan menyerahkan jasa perbaikan apabila ada
pelanggan yang membeli produk yang rusak. Kewajiban ini dinyatakan dalam biaya yang di
harapkan akan dikeluarkan pada masa mendatang.

Penilaian dan Pelaporan Modal Saham


Saham merupakan klaim paling akhir urutanya atau haknya, bila perusahaan
mengalami kebangkrutan, maka kas yang akan dipakai untuk melunasi utang terlebih dulu,
baru kemudian kalau ada sisanya, kas tersebut digunakan untuk membayar pemegang
saham. Apabila tidak ada sisah, maka pemegang saham tidak akan memperoleh kas.
Karena itu saham sering disebut sebagai residual interest atau residual claim. Nilai saham
yang akan ditentukan oleh selisih aset dikurangi utang.
Total modal sendiri dari jumlah yang disetor oleh pemegang saham ditambah dengan
laba yang ditahan. Laba yang ditahan merupakan akumulasi keuntungan yang ditahan (tidak
dibagi sebagai deviden) dari keuntungan tahun-tahun sebelumnya.

1.3.2 Laporan Laba-Rugi


Laporan laba-rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selam jangka waktu
tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot. Maka laporan laba-rugi
mencakup suatu periode tertentu. Laporan laba-rugi biasanya ditulis dengan judul sebagai
berikut: Laporan laba-rugi utunk tahun yang berakhir dengan 31 desember 1994. Dalam
jangka waktu tertentu, total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi,
pandanaan, dan kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan membeli pabrik
baru atau mendirikan bangunan baru. Utang bertambah kalau perusahaan meminjam dana
dari bank untuk membeli pabrik. Utang juga bertambah apabila perusahaan mengeluarkan
obligasi untuk membiayai pendirian bangunan struktur modal dengan demikian akan
berubah. Dalam kegitatan sehari-hari perusahaan memproduksi, kemudian menjual barang
dagangan. Penjualan akan menghasilkan kas menghasilkan keuntungan yang bisa ditahan
atau bisa juga dibagi sebagai deviden. Kegiatan operasional juga akan merubah struktur
aset.

12
Laba bersih merupakan selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya.
Pendapatan mengukur aliran masuk aset bersih setelah dikurangi utang dari penjualan
barang atau jasa. Biaya mengukur aliran keluar aset bersih karena digunakan atau
dikonsumsikan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan bisa dibedakan menjadi
pendapatan operasional yaitu pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan pokok perusahaan,
dan pendapatan nonoperasional atau pandapatan lain-lain yang dihasilkan oleh kegiatan
sampingan perusahaan. Apabila penjualan berada pada bisnis makanan, sebagai contoh
maka pendapatan yang dihasilkan dari penjualan makanan merupakan pendpatan
operasional. Dalam kegiatan bisis yang normal kadang-kadang perusahaan menjual
sebagian asetnya. Penjualan aset ini bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan
meskipun ada kaitannya dengan bisnis yang normal. Apabila menghasilkan untung
penjualan aset ini dikelompokkan ke dalam pendapatan lain-lain.

Pendekatan Akrual dalam akuntansi


Dalam akuntansi pendekatan yang dipakai adalah pendekatan akrual, dengan
pedekatan ini, pendapatan diakui pada saat terjadi transaksi. Atau lebih tepatnya
pendapatan diakui ketika semua atau sebagian besar dari jasa yang harus dilakukan sudah
dilakukan serta kas atau piutang sebagian besar dan kepastiannya relatif bisa ditetntukan
telah diterima. Pada kebanyakan perusahaan, pendapatan diakui pada waktu barang
dagangan telah terjual atau jasa telah selesai dilakukan (bila perusahaan menjual jasa
bukan barang dagangan) jurnal berikut ini barangkali akan memperjelas proses pengakuan
pendapatan dengan pendekatan akrual.

Harga pokok penjualan xxx


Persediaan xxx
(Mencatat, pengurangan persediaan, dan munculnya harga pokok penjualan)

Piutang xxx
Penjualan xxx

(Mengakui pendapatan pada saat penjualan dilakukan, penjualan dalam hal ini
menggunakan kredit bukan kas)

Apabila tidak terjadi penjualan, maka biaya produksi akan tetap tercatat sebagai aset
perusahaan dalam hal ini sebagai persediaan
Sesudah penjualan terjadi ada dua transaksi yang dicatat ; pengakuan pendapatan dan
pengakuan biaya produksi. Jurnal yang pertama, yang memunculkan rekening harga pokok
penjualan, mengakui dan mencatat munculnya biaya produksi melalui harga pokok
penjualan.

13
Sedangkan jurnal yang kedua mengakui munculnya pendapatan (penjualan) meskipun pada
saat itu perusahaan belum menerima kas. Harga pokok penjualan muncul sebagai biaya
yang merupakan pasangan pendapat yang muncul (dari transaksi penjualan). Prinsip
mempertemukan (matching) ini merupakan salah satu prinsip dalam akuntansi. Pendapatan
berusaha dipertemukan dengsn biaya yang ada kaitannya dengan pendapatan tersebut.
Prisip mempertemukan ini tidak perlu ada kaitannya dengan kas yang diterima. Pada saat
penjualan terjadi barangkali kas belum diterima, tetapi pendapatan dan biaya yang
berkaitan (harga pokok produksi) telah diakui. Apabila pembeli kemudian melunasi
piutangnya maka jurnal yang akan dicatat adalah sebagai berikut:
Kas xxx
Piutang xxx
(Mencatat pelunasan piutang oleh pembeli)

Apabila biaya yang ada tidak bisa atau sulit dikaitkan dengan pendapatan, maka biaya
tersebut dibebankan pada periode dimana jasa telah dilakukan (periode dimana penjualan
muncul). Contoh biaya semacam itu adalah gaji direktur atau biaya depresiasi kantor pusat.
Biaya-biaya tersebut tidak bisa dikaitkan langsung dengan pendpatan tertentu yang muncul.
Dengan pendekatan kas, pendapatan akan diakui pada saat kas diterima oleh perusahaan.
Biaya akan diakui pada saat kas akan dikeluarkan oleh perusahaan. Proses operasi
perusahaan bisa digambarkan sebagai berikut ini:

Gambar 1.2. Proses operasi Prusahaan

Perolehan Bahan Mentah


Pabrik dan Peralatan

Periode Produksi

Penjualan Produk

Periode Piutang

Kas dibayarkan

14
Apabila proses tersebut terjadi dalam satu periode (missal satu tahun) maka
pendekatan kas tidak akan banyak menimbulkan masalah, karena pendapatan (kas masuk)
akan dipertemukan dengan biaya (kas keluar) pada satu periode tersebut. Tetapi kalau
proses operasi tersebut tidak terjadi dalam satu periode, maka akan timbul masalah.
Misalkan saja awal periode perusahaan mengeluarkan kas 10 milliar untuk mendirikan
pabrik dan belum menghasilak nrpoduk ataupun penjualan apapun. Itu berarti pada tahun
pertama perusahaan akan rugi 10 miliar. Sesudah perusahaan berproduksi perusahaan bisa
menghasilkan penjualan 100 juta pertahunnya. Itu berarti pendpatan perusahaan
pertahunnya mencapai 100 juta. Padahal pendapatan pertahun tersebut dihasilkan dengan
manfaat pabrik yang dibangun pada tahun pertama. Diluar dari prinsip matching
(mempertemukan pendapatan dengan biaya) pendekatan kas di atas tidak baik, karena
pendpatan yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya kita ditemukan dengan biaya-biaya
yang dipakai untuk menghasilkan pendpatan tersebut. Ketidakseimbangan juga terjadi, pada
tahun perrtama perusahaan rugi besar, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya
perusahaan mengalami untung besar.
Untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut, standar akuntansi
mengharuskan pemakaian metode akrual untuk melaporkan rugi atau laba perusahaan.
Pendekatan akrual pada dasarnya memfokuskan pada perolehan dan penggunaan sumber
daya ekonomis dalam operasi, tidak harus pada aliran kasnya.

Klasifikasi dalam laporan laba-rugi


Tujuan pokok dari laba-rugi adalah melaporkan keuangan perusahaan yang sebenarnya
ntuk memperoleh untung. Untuk itu laporan harus sedemikian rupa agar tidak menyesatkan
(misleading). Kemampuan perusahaan terutama dilihat dari kemampuan perusahaan
memperoleh laba dari operasinya pada kondisi bisnis yang normal. Kadang-kadang
perusahaan memperoleh laba pada situasi yang tidak normal. Berikut ini contoh-contoh laba
tersebut:
 Laba dari penjualan pabrik (bisnis perusahaan tersebut adalah retailing)
 Rugi karena pabrik perusahaan tersebut terbakar, jarang sekali terjadi kebakaran
semacam itu
 Laba dari perubahan metode akuntansi

Item-item diatas merupakan laba atau rugi yang muncul bukan dari operasi normal
perusahaan. Agar tidak menyesatkan pembaca laporan pembaca laporan keuangan harus
diberikan informasi kemampuan perusahaan yang sebernarnya. Informasi kemudian akan
dipakai untuk memprediksi kemampuan perusahaan pada masa mendatang. Standar
skuntansi mengharuskan laporan keuangan mengelompokan pendapatan atau rugi ke
dalam empat klasifikasi :

1. Pendpatan operasional (laba usaha atau income from continuling operations)


2. Laba (rugi) dari pemberhentian operasi cabang bisnis
3. Laba(Rugi) luar biasa (extraordinary gains/losses)
4. Laba (Rugi) karena perubahan prinsip atau akuntansi.

15
Pendapatan atau biaya yang terjadi dalam operasi bisnis saat ini atau masa
mendatang masuk dalam kategori ini. Kalau perusahaan penjual makanan, laba dari
penjualan produk makanan merupakan pendpatan kategori pertama. Jika perusahaan
tersebut mempunyai anak perusahaan yang bergerak dibidang pengangkutan (missal,
tujuan untuk membantu distrinusi produk makanannya) kemudian memutuskan untuk
menjual usaha tersebut, maka laba atau rugi yang terjadi akan masuk pada kategori yang ke
dua.
Kalau pabrik tersebut mengalami kebakaran maka rugi yang terjadi masuk dalam
kategori yang ke tiga. Kategori yang ketiga merupakan item yang :
(1) Tidak biasa (unusual), dilihat dari usaha bisnis perusahan
(2) Tidak sering muncul (nonrecurring)
(3) Jumlahnya signifikan (material)

Ketiga kategori diatas harus dipenuhi supaya suatu item masuk dalam pendapatan
atau rugi luar biasa. Apabila suatu perusahaan perkayuan terletak di daerah angin rebut,
kemudian perusahaan mengalami kerusakan tidak ada angin rebut yang lewat, maka item
tersebut tidak masuk dalam pendapatan (rugi) luar biasa karena item tersebut tidak
memenuhi persyaratan kedua. Item tersebut tidak bisa (unusual) karena angin rebut tidak
ada kaitannya dengan usaha penebangan kayu. Tetapi karena pabrik tersebut berada di
jalur angin rebut, maka bisa diharapkan kejadian semacam itu (angin rebut) akan berulang
lagi suatu saat. Karena itu item tersebut tidak memenuhi item dua yaitu non reccuring.
Pos terakhir adalah laba (Rugi) karena perubahan prinsip-prinsip akuntansi. Perbedaan
karena perubahan tersebut harus dilaporkan secara akumulatif. Itu berarti efek perubahan
tersebut harus dilaporkan kalau perusahaan menggunakan metode baru sejak metode lama
pertama kali digunakan. Misalkan perusahaan menggunakan metode LIFO lima tahun yang
lalu, dan sekarang ingin berubah metode menjadi FIFO, maka perbedaan yang timbul
karena perubahan tersebut harus dihitung sejak lima tahun yang lalu.
Pada situasi normal, bagian terbesar laba perusahaan berasal dari laba kategori
pertama.

1.3.3. Laporan Aliran Kas


Komponen laporan keuangan yang ketiga adalah laporan aliran kas atau laporan
perusahaan posisi keuntungan. Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau
keluar bersih pada suatu periode. Hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi,
investasi, dan pendanaan.

16
Gambar 1.3. Komponen laporan aliran kas
Operasi

Kas di terima dari penjualan Kas dibayarkan untuk operasi Aliran kas dari ooperasi
barang dan jasa - = =
perusahaan

Investasi +/-

Kas diterima dari penjualan Kas dibayarkan untuk inestasi Aliran kas bersih dari investasi
investasi bangunan, - - =
akuisisi, pabrik, bangunan, dan =
pabrik,peralatan peralatan

Pendanaan +/-

Kas diterima dari utang Kas dibayarkan untuk deviden,


(obligasi), emisi saham - pembelian saham kembali, = Aliran kas dari pendanaan
pembayaran utang

=
Aliran kas bersih untuk periode
tertentu

Aliran kas diperlakukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang


sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Ada beberapa kasus dimana
perusahaan menguntungkan (selalu memperoleh laba), tetapi tidak mampu membayar
utang-utangnya kepada supplier, karyawan, dan kreditur-kreditur lainnya. Perusahaan
perusahaan yang sedang tumbuh biasanya mengalami kejadian yang semacam itu:
menguntungkan tetapi tidak mempunyai kas yang untung.

1.4. RANGKUMAN

Analisis keuangan pada dasarnya ingin melihat prospek dan rersiko perusahaan.
Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas) dan resiko bisa dilihat dari
kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau mengalami kebangkrutan.
Seorang analisis perusahaan harus melakukan bebrapa langkah: (1) menetukan tujuan dari
analisis keuangan, (2) memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari
laporan keuangan, (3) memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha
perusahaan tersebut.
Tujuan analisis keuangan bisa ditinjau dari pandangan seorang analisis. Seorang
pemegang saham atau calon pemeggang saham akan menganalisis perusahaan untuk
memperoleh kesimpulan apakah salam perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak.
Demikian juga halnya dengan membeli kredit, supplier, dan pemerintah.

17
Perusahaan beroprasi pada lingkungan bisnis dan perekonomian tertentu. Sebagai
antisipasi, perusahaan, berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, menetap strategi tertentu
untuk menghadapi lingkungannya. Ada tiga macam strategi generik: (1) defidensi, (2) biaya
rendah (low cost), dan (3) fokus.kegiatan perusahaan pada dasarnya bisa disklasifikasikan
ke dalam: (1) keinginan investasi, (2) kegiatan pendanaan, (3) kegiatan operasi.
Ada tiga macam jenis laporan keuangan: (1) neraca, (2) laporan laba-rugi dan (3)
laporan alrian kas atau laporan perubahan posisi keuangan. Neraca memberikan gambaran
kekayaan, utang dan modal saham pada tanggal tertentu. Laporan laba-rugi memberikan
informasi mengenai aktivitas perusahaan selama jangka waktu tertentu. Laporan aliran kas
memberikan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama jangka
waktu tertentu. Pendekatan akrual dipakai dalam laporan akuntansi.
Dengan ketiga hal diatas, (menentukan tujuan dari analisis keuangan, memahami
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan, dan dan memahami
kondisi ekonomi dan bisnis yang dipengaruhi usaha perusahaan tersebut). Analisis
keuangan siap melakukan tugasnya.

1.5. BEBERAPA ISTILAH DALAM BAB INI

Profit
Risiko
Return
Risk averse
Costumer (pelanggan)
Pemasok
Cash generating ability
Regulated industry
Go public
Oligopoli
Monopoli
Industri yang terkonsenterasi
Diferensiasi
Biaya rendah
Fokus
Neraca
Laporan laba-rugi
Laporan aliran kas

18
Historical cost (harga pokok perolehan)
Current replacement cost
Current realizable value
Residual interest/claim
Pendekatan akrual
Pendekatan kas
Standar akuntansi keuangan (SAK)

1.6. PERTANYAAN REVIEW

1. Jelaskan lingkup analisis keuangan!


2. Jelaskan bebrapap tujuan analisis keuangan!
3. Kenapa analisis rasio saja tidak cukup?
4. Jelaskan lingkup analisis seorang calon investor saham!
5. Jelaskan lingkup analisis seorang pembeli kredit!
6. Jelaskan lingkup analisis keuangan oleh pemerintah!
7. Jelaskan bagaimana asuransi bisa memakai analisis keuangan!
8. Jelaskan bagaimana analisis lingkungan perusahaan bisa membantu analisis
keuangan!
9. Jelaskan laporan keuangan yang pokok!
10. Jelaskan bagaimana analisis terhadap industri bermanfaat terhadap analisis
keuangan!
11. Apa arti aset?
12. Apa arti klasifikasi utang?
13. Jelaskan maksud residual claim!
14. Jelaskan pendekatan akrual!
15. Jelaskan pendekatan kas! Apa kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan
pendekatan akrual!
16. Jelaskan klasifikasi dalam nerasa!
17. Jelaskan klasifikasi dalam laporan laba-rugi!
18. Jelaskan arti komponen-komponen laporan alirian kas!

1.7. PROBLEM

1. Perhatikan tulisan berikut ini mengenai Enron Corp.


“Enron merupakan perusahaan yang bergerak dibidang gas dan listrik, khususnya sebagai
perantara (middleman) dipasar industri (antarperusahaan). Perusahaan membeli energi dan
pabrik local diseluruh dunia, kemudian menjual dalam paket jangka panjang ke fasilitasdan
bisnis. Perusahaan berkembang pesat dari penjualan sebesar $9,2 miliar pada tahun 1995,
menjadi $100,5 miliar pada 2000. Saham menigkat sebesar 500% pada periode enam tahun
tersebut.

19
Secara singkat Enron bisa dilukiskan sebagai perusahaan yang menggunakan transaksi ang
rumit, memanfaatkan ketidakjelasan prinsip akuntansi, tetapi tidak mempunyai aansparansi
yang jelas. Pada tanggal 16 Oktober, Enron merugi dari partnership-nya sebesar $35 juta,
dan juga menghapuskan nilai saham sebesar $1,2 miliar. Harga saham telah turun sebesar
60%. SEC (Security Exchange Commission) mulai melakukan menyelidikan terhadap
perlakuan akuntansi Enron dalam kaitannya dengan partnershipu nya dan apakah sudah
cukup membuka diri (disclose) terhadap investor.
Pada tanggal 8 November, Enron menyatakan bahwa labanya terlalu besar (overstate)
gebesar $586 juta. Situasi nampaknya semakin memburuk bagi Enron. Perusahaan
nampaknya berada dalam kesulitan besar, investor semakin tidak percaya dengan Enron.
Pada tanggal 9 November 2001, Dynegy bersedia membeli Enron dengan nilai $9 miliar.
Jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai Enron pada masa jayanya. Enron
mempunyai kewajiban jangka pendek sebesar sekitar $700 juta yang jatuh tempo dalam
beberapa hari. Pada tanggal 28 November, Dynegy yang diharapkan bisa menyelamatkan
Enron, temyata membatalkan rencana pengambilalihan Enron. Penelitian SEC melebar k6
kantor akuntan Arthur Andersen.
Pada tanggal 2 Desember 2001, akhirnya Enron menyatakan bangkrut, dan meminta
perlindungan melalui Bab 11 (Chapter 11, peraturan undang-undang di Amerika Serikat
yang mengatur proses kebangkrutan perusahaan).

Pertanyaan:
Kenapa bisa teijadi kasus Enron, bagaimana peran dari laporan keuangan? Kenapa laporan
keuangan tidak bisa menggambarkan kondisi Enron yang sesungguhnya? '

2. Misalkan Anda sebagai investor, item-item apa saja dalam neraca, laporan laba-rugi,
laporan aliran kas yang harus Anda perhatikan pada waktu menganalisis kondisi
perusahaan. Kontraskan dengan posisi Anda sebagai seorang bankir yang akan
memberikan pinj aman jangka pendek.

3. Apa yang dimaksud dengan “earning management? Kenapa manajer melakukan hal
tmebut? identifikasi cara-cara manajer mengelola (me-manage) earning-nya, baga'mana
manajer bisa mcmanfaatkan item-item discretionary.

20
BAB 2
INFORMASI AKUNTASI

2.1. Akuntansi dan Informasi Cabang Akuntansi


2.1.1 Cabang-Cabang Akuntansi
2.2. Tujuan Pelaporan keuangan
2.3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
2.3.1. Hirarki Karakteristik Kualitatif
2.4. Asumsi dan Konvensi dalam Akuntansi

21
BAB 2
INFORMASI AKUNTANSI

PADA bab pertama telah dibicarakan manfaat analisis laporan keuangan dipandang
dari beberapa pihak yang berkepentingan. Bab ini membicarakan proses akuntansi,
kerangka konseptual laporan keuangan, dan bentuk-bentuk laporan keuangan yang meliputi
neraca, laporan laba rugi, dan laporan analisis kas. Data akuntansi merupakan salah satu
sumber pokok analisis keuangan, karena itu pemahaman terhadap data akuntansi, seperti
proses penyusunannya, pelaporannya, akan sangat bermanfaat sebagai latar belakang
analisis keuangan.

2.1. AKUNTANSI DAN INFORMASI AKUNTANSI

Akuntansi bisa didefenisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran,


pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian
(judgment) dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Karena biasanya
pemakai hanya bisa menampung dan menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan
peloparan akuntansi adalah membuat sistem pemrosesan dan komunikasi yang
meringkaskan informasi perusahaan yang sangat banyak ke dalam bentuk yang bisa
dipahami.
Dengan demikian akuntansi bisa dipahami sebagai penghubung antara kegiatan
ekonomi suatu perusahaan dengan pembuat keputusan. Kebanyakan pelaporan akuntansi
dilakukan oleh perusahaan. Gambar 2.1. ini menggambarkan informasi akuntansi yang
menghubungkan kegiatan ekonomi perusahaan dengan pengambil keputusan.
Pemakai data akuntansi secara umum bisa dikelompokkan kedalam dua kelompok
yaitu (1) pemakai internal, dan (2) pemakai eksternal. Pemakai eksternal adalah investor
atau calon investor yang meliputi pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditor
atau peminjam dana bank, supplier, dan pemakai-pemakai lain seperti karyawan, analis
keuangan, pialang saham, pemerintah (berkaitan dengan pajak), dan Bapepam (berkaitan
dengan perusahaan yang go public).

22
Pemakai internal adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan perusahaan harian (jangka pendek) dan juga jangka panjang. Pemakai
eksternal biasanya mendasarkan terutama hanya pada laporan keuangan yang
dipublikasikan. Informasi tambahan bisa diperoleh melalui publikasi-publikasi lain seperti
dari majalah dan surat kabar. Sebaliknya, pemakai informasi akuntansi internal bisa
memperoleh baik laporan keuangan yang dipublikasikan maupun informasi keuangan yang
tidak dipublikasikan, serta informasi nonkeuangan lainnya yang relevan. Pemakai internal
mempunyai akses ke informasi akuntansi yang lebih besar, faktor pembatas disini adalah
kemampuan sistem akuntansi untuk memberikan informasi yang diperlukan. Semakin baik
sistem informasi yang disusun, berarti akan semakin banyak informasi relevan yang bisa
dihasilkan.

Gambar 2.1. Informasi Akuntansi, Kegiatan Ekonomi, dan Pengambilan Keputusan

Kegiatan Ekonomi Informasi


Akumulasi
Lembaga (Perusahaan) Akuntansi

Komunikasi

Pemakai Internal Pemakai Eksternal


23

Feedback Pengembalian Pengembalian


2.1.1. Cabang-Cabang Akuntansi
Berkaitan dengan pemakai internal dan eksternal. Akuntansi telah berkembang
menjadi dua jenis akuntansi, yaitu:
(1) Akuntansi keuangan (Financial Accounting)
(2) Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)
Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan
pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan investasi dan kredt oleh pemakai eksternal. Informasi akuntansi keuangan
dikomunikasikan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa
ketentuan Standar Akuntansi Keuangan. Akuntansi Manajemen adalah sistem
pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian yang didesain untuk informasi
pengambilan keputusan oleh pemakai internal. Akuntansi manajemen dikomunikasikan
dengan laporan perusahaan internal dan tidak dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang
membatasi akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen hanya dibatasi oleh manfaat
tidaknya informasi yang dihasilkan dan biaya yang dihabiskan untuk menghasilkan informasi
tersebut.
Dengan demikian kedua macam akuntansi tersebut mempunyai tujuan yang
berbeda, karena informasi keduanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan yang
berbeda. Bagan berikut ini meringkaskan perbedaan antara akuntansi keuangan dengan
akuntansi manajemen,
Gambar 2.2. Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen

1. Sumber wewenang Standar akuntasi keuangan Keutuhan internal


2. Orientasi waktu Sebagian besar masa lalu Sekarang dan masa
(histori) mendatang
3. Cakupan Terutama total perusahaan Departemen individu, divisi,
dan total perusahaan

4. Tipe informasi Terutama kuantitatif Kualitatif dan kuantitatif


5. Bentuk pelaporan Ditetapkan oleh SAK Tergantung keputusan
spesifik yang akan
dipecahkan
6. Fokus Pengambilan Eksternal Internal
keputusan

24
2.2. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Berikut ini tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat umum, berkaitan
dengan pemakai eksternal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakai eksternal yang
spesifik seperti manajemen. Gambar dibawah (Gambar 2.3.) menggambarkan tujuan
laporan keuangan dimulai dari ynag paling umum, kemudian bergerak ke tujuan yang lebih
spesifik.
Informasi yang Bermanfaat untuk Pengambilan Keputusan
Tujuan yang paling umum diperlihatkan Gambar 2.3. adalah bahwa pelaporan
keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat ntuk investor, kreditor, dan
pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang), untuk pembuatan keputusan
investasi, kredit, dan investasi semacam lainnya. Dari tujuan yang paling umum diatas,
kemudian tujuan berikutnya Yang lebih spesifik. Tujuan tersebut berkaitan dengan perkiraan
penerimaan kas untuk pemakai eksternal.
Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran Kas untuk Pemakai Eksternal
Tujuan kedua dalam bagan tersebut dinyatakan sebagai berikut. Laporan keuangan
harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk
memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang berarti risiko) penerimaan yang
berkaitan. Tujuan ini penting, karena investor atau pemakai eksternal mengeluarkan kas
untuk memperoleh aliran kas masuk. Pemakai eksternal harus yakin bahwa ia akan
memperoleh aliran kas masuk bukan hanya yang bisa mengembalikan aliran kas keluar
(return on investment), tetapi juga aliran kas masuk yang bisa mengembalikan return yang
sesuai dengan risiko yang ditanggungnya. Laporan keuangan diperlukan untuk membantu
menganalisis jumlahdan saat/waktu penerimaan kas (yaitu dividen, bunga) dan juga
memperkirakan risiko berkaitan.
Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran Kas Perusahaan
Penerimaan kas pihak eksternal akan ditentukan oleh aliran kas masuk perusahaan.
Perusahaan yang kesulitan kas akan mengalami kesulitan untuk memberi kas ke pihak
eksternal, dan dengan demikian penerimaan kas pihak eksternal akan terpengaruh.

25
Gambar 2.3. Tujuan Pelaporan Keuangan

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


Tujuan Umum

Memberi Infomasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan


pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan datang (potensial)
untuk membuat keputusan investasi, pemberian kredit, dan keputusan
lainnya yang serupa yang rasional

Diturunkan
Tujuan Pemakai
eksternal

Memberi informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditur, dan


pemakai lainnya saat ini atau masa yang akan datang (potensial),
untuk memperkirakan jumlah, waktu (timing), dan ketidakpastian dari
penerimaan kas dari dividen atau bunga, dan dari penjualan,
pelunasan surat-surat berharga atau utang pinjaman
Diturunkan
Tujuan
Perusahaan (Lembaga)

Memberi informasi untuk menolong investor, kreditur, dan pemakai


lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu (timing), dan
ketidakpastian aliran kas masuk bersih ke perusahaan (lembaga)

Tujuan
Spesifik

Member infomasi Memberi informasi


sumber daya Memberi informasi
pendapatan yang
ekonomi, kewajiban, aliram kas
komprehensif
dan modal saham

26
Tujuan ketiga adalah pelaopran keuangan harus memberikan informasi untuk
membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran
kas masuk bersih perusahaan. Penerimaan kas perusahaan diperoleh selama siklus bisnis
perusahaan tersebut, dimulai dari penbelian bahan-bahan mentah, produksi, penjualan, dan
penerimaan kas kembali. Dalam siklus tersebut perusahaan juga mengeluarkan kas (misal
untuk membeli bahan mentah). Penerimaan kas bersih perusahaan akan mempengaruhi
peneriman kas bersih pihak eksternal.
Informasi Mengenai Sumber Daya Ekonomi dan Klaim Terhadap Sumber Daya
Tersebut
Tujuan yang keempat merupakan tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini
menandakan tipe informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan keuangan.
Tujuan spesifik yang pertama adalah memberi informasi mengenai sumber daya ekonomi
perusahaan dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi: utang dan modal
saham. Informasi ini bermanfaat untuk pihak eksternal karena beberapa alasan:
(1) Mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan perusahaan untuk memperkirakan
likuiditas perusahaan.
(2) Memberikan basis untuk mengevaluasi prestasi perusahaan selama periode tertentu.
(3) Untuk memberikan indikasi langsung potensi aliran kas sumber daya dan kas yang
diperlukan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.
(4) Untuk memberikan indikasi potensi aliran kas yang merupakan hasil gabungan dari
beberapa sumber daya dalam perusahaan.
Informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan modal saham
perusahaan disajikan dalam neraca.
Tujuan spesifik ini akan memperlihatkan sumber daya, kewajiban, dan modal saham
perusahaan. Sumber daya merupakan kekayaan perusahaan, kewajiban tercerminkan
dalam utang perusahaan., sedangkan modal saham merupakan klaim sisa asset setelah
dikurangi utang atau kewajiban perusahaan. Neraca menyampaikan informasi ini.
Informasi Mengenai Pendapatan dan Komponen-Komponennya
Tujuan spesifik lainnya adalah bahwa laporan keuangan memberikan informasi
mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal
menentukan harapannya (expectation) mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa
medatang. Fokus dari pelaporan keuangan mengenai prestasi perusahaan adalah informasi
mengenai pendapatan perusahaan yang komprehensif dan komponen-komponenny.
Informasi itu bermanfaat karena beberapa alasan.
(1) Untuk mengevaluasi prestasi manajemen.
(2) Memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (earning power) atau
jumlah lainnya yang diperkirakan mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dalam jangka panjang.

27
(3) Memperkirakan pendapatan masa mendatang.
(4) Memperkirakan resiko investasi atau meminjamkan pada perusahaan.
Supaya benar-benar mencerminkan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
pengukuran pendapatan harus mempertemukn manfaat dan biaya yang diperoleh pada
suatu periode tertentu, meskipun penerimaan kas atau pengeluaran kas yang terjadi
berlainan waktunya. Pendekatan semacam itu disebut juga sebagai pendekatan akrual.
Laporan prestasi juga harus memasukkan manfaat dan biaya nonoperasional yang terjadi
pada periode tertentu.
Laporan laba (pendapatan) dan komponen-komponennya disajikan melalui laporan
laba rugi.
Informasi Aliran Kas
Tujuan spesifik lain adalah pelaporan keuangan yang memberi infromasi mengenai
aliran kas perusahaan; bagaimana perusahaan menerima kas dan mengeluarkan kas,
mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk
dividen yang dibayarkan, dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas
perusahaan. Informasi aliran kas bermanfaat karena beberapa alasan:
(1) Memahami operasi perusahaan.
(2) Mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan.
(3) Memperkirakan likuiditas perusahaan.
(4) Menginterprestasikan lebih jauh laporan rugi laba.
Laporan Aliran Kas Disajikan Melalui Laporan Analisis Aliran Kas
Faktor lain yang menjadi isu dalam pelaporan keuangan adalah full disclosure
(pengungkapan penuh). Laporan keuangan harus memasukkan juga penjelasan-penjelasan
dan interpretasi oleh pihak manajemen untuk membantu pemakai eksternal memahami
informasi keuangan yang diberikan.

2.3. KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI

Pertanyaan berikut adalah bagaimana informasi akuntansi yang bermanfaat? Berikut


ini beberapa karakteristik kualitatif yang membentuk informasi yang bermanfaat. Dikatakan
kualitatif karena sampai saat ini tidak ada model matematis atau kuantitatif yang bisa dipakai
untuk membentuk informasi yang lebih bermanfaat dengan informasi yang kurang
bermanfaat. Karakteristik-karakteristik tersebut akan membedakan informasi yang lebih
bermanfaat dengan infromasi yang kurang bermanfaat. Karakteristik-karakteristik ini harus
dipertimbangkan ketika perusahaan memilih beberapa alternatif metode akuntansi.

28
2.3.1. Hirarki Karakteristik Kualitatif
Gambar 2.4. memperlihatkan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam
bagan tersebut nampak bahwa informasi akuntansi dibatasi oleh dua batasan (constraint)
yaitu:
(1) Batasan Atas
Manfaat dari informasi akuntansi harus lebih besar disbanding biaya yang dikeluarkan agar
sistem infromasi akuntansi bisa dibenarkan.
(2) Batasan Bawah
Nilai rupiah dari informasi akuntansi harus material, yaitu cukupp besar untuk
mengakibatkan perbedaan dalam pengambulan keputusan. Supaya bermanfaat, informasi
akuntansi harus mempunyai karakteristik kualitatif setidak-tidaknya pada tingkat minimum.

Bisa Dipahami (Understandability)


Informasi akuntansi harus bisa dipahami oleh pemakai yang mempunyai
pengetahuan bisnis dan ekonomi yang memadai dan yang mempunyai keinginan untuk
mempelajari informasi tersebut dengan tingkat usaha yang memadai pula. Bisa dipahami
mengacu kepada pemakai laporan keuangan yang umum (broad classes of decision
makers), tidak mengacu kepada sekelompok orang yang khusus.

Bermanfaat Untuk Pengambilan Keputusan


Bermanfaat untuk pengambilan keputusan merupakan karakteristik kualitatif
keseluruhan yang digunakan untuk mempertimbangkan kualitas informasi akuntansi.
Bermanfaat atau tidaknya informasi tersebut tergantung dari keputusan yang akan dibuat,
cara pengambilan keputusan, informasi lain yang telah ada, dan kemampuan memproses
pengambil keputusan. Manfaat untuk pengambilan keputusan mengacu pada pengambil
keputusan yang umum dan dalam konteks yang umum pula.

Relevan
Suatu informasi bisa dikatakan relevan apabila adanya informasi tersebut bisa
membuat perbedaan keputusan yang diambil. Informasi yang relevan bisa membantu
pemakai informasi untuk membentuk harapan atau kesimpulan mengenai hasil-hasil pada
masa yang lalu, sekarang, dan masa yang mendatang. Informasi tersebut bisa bisa dipakai
untuk memprediksi kejadian atau hasil pada masa mendatang (kemampuan prediksi) dan
juga bisa dipakai untuk mengkonfirmasikan kesimpulan-kesimpulan tentang masa yang lalu
(kemampuan memberi feedback). Sebagai tambahan, suapaya relevan informasi akuntansi
juga harus tepat waktu.

29
Gambar 2.4. Hirarki Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Batasan Keberadaan Informasi Akuntansi


(Pervasive constraint)

Manfaat > Biaya

Kualitas
Spesifik pemakai Bisa dipahami

Kualitas secara
Keseluruhan
Bermanfaat untuk pengambilan keputusan
Kualitas yang pokok
Spesifik
Keputusan

Relevan Reliabel

Karakteristik
Kualitas utama Nilai Prediksi Bisa diverifikasi

Nilai Umpan Balik Representatif

Tepat Waktu Kenetralan

Karakteristik
Kualitas yang kedua

Bisa diperbandingkan
(termasuk konsistensi)
Batasan untuk
pengakuan

Kematerialan

30
Nilai Prediksi dan Umpan Balik
Informasi akuntansi mempunyai nilai prediksi apabila informasi tersebut bjisa
dipakai untuk mempredikasi lebih akurat berdasarkan informasi masa lalu dan saat
sekarang . Informasih mempunyai kemampuan umpan balik apabilah informasi tersebut
bisa dipakai untuk mengkonfirmasih kesimpulan – kesimpulan tertentu mengenai masa
lalu. Seringkali informasih mempunyai nilai keduanya ( prediksi dan umpan balik ),karena
konfirmasih masa lalu bisa dipakai untuk memprediksi masa mendatang lebih tepat lagi.

Tepat Waktu
Tepat waktu bisa diartikan sebagai ketersediaan informasi ke pembuat keputusan
sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.Jika
informasi tidak ada pada waktu dibutukan untuk membuat keputusan, maka informasi
tersebut tidak lagi relevan , dan tidak mempunyai manfaat untuk pengambilan keputusan.

Reliabilitas
Informasi yang reliabel bebas dari bias – bias tertentu dan bisa mencerminkan apa
yang akan diukur ( representatif). Dengan demikian informasi yang reliabel harus bisa
diverifikasi , netral, dan representatif ( mewakili apa yang akan diukur). Reliabel tidak berarti
pasti atau tepat sekali (precise). Tingkat reliabilitas akan berbeda – beda tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapai.

Bisa Diverifikasi
Bisa diverifikasi sering juga disebut sebagai objektif. Informasi bisa diverifikasi
apabila pengukuran ( misalnya akuntan) bisa sampai pada kesimpulan bersama bahwa
metode yang dipilih bersih dari bias- bias tertentu,l dan dengan demikian metode tersebut
bisa diduplikasi.Verifikasi bermanfaat untuk mengurangi bias karena dengan pengukuran
yang berulang – ulang, dan dengan menggunakan metode yancg sama, kesalahan baik
yang disegaja maupun yang tidak disengaja akan bisa dikurangi.

Representatif
Representatif merupakan keterkaitan antara pengukuran dan apa yang diukur. Istilah
lain yang sering digunakan yang mempunyai arti sama dengan repressentatif adalah valid.
Sebagai contoh perusahaan mencatat sewa yang dibayar di muka sebagai aktiva . Aktiva
merupakan sumber daya perusahaan, dan aktiva merupakan ukuran representatif sewa
dibayar di muka karena sewa dibayar di muka meningkat sumber daya perusahaan
meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki aktiva yang disewakannya.

31
Kenetralan
Informasi akuntansi akan netral apabila bebas dari bias – bias tertentu yang akan
mempengaruhi hasil ke arah yancg tertentu. Tetapi tidak berarti bahwa kenetralan informasi
akuntansi tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku manusia. Informasi akuntansi
ditujukan kepada semua pihak ( broad class) dan ditunjukkan untuk tujuan yang umum dan
bervariasi, bukan untuk tujuan yang sempit.

Konsistensi Dan Bisa Di Diperbandingkan


Karakteristik kualitatif tambahan dari informasi akuntansi adalah bisa
diperbandingkan (comparability) dan konsisten. Imformasi akuntansi akan lebih bermanfaat
apabila informasi tersebut dibandingkan dengan informasi yang serupa untuk perusahaan
lain ( intercompany comparison), atau dengan informasi yang serupa dari masa lalu
perusahaan (intracompany comparison). Kualitas tersebut sering disebut juga sebagai
kualitas interaktif , karena kualitas tersebut mengkaitkan dua atau lebih informasi akuntansi.
Kualitas yang bisa diperbandingkan membantu pemakai untuk mengidentifikasikan dan
menjelaskan persamaan- persamaan dan perbedaan – perbedaan antara dua atau lebih
fenomena ekonomi.
Konsisten berarti kesesuaian antara periode yang satu dengan yang lainnya, dalam
hal prosedur dan kebijakan akuntansi yang tidak beruba . Konsisten, sebagaimana bisa
dibandingkan,merupakan kualitas yang menyangkut hubungan antara rangka , bukannya
kualitas angka itu sendiri. Konsisten bisa membantu kualitas perbandingan (bisa
dibandingkan). Tanpa konsisten akan sulit ditentukan apakah perbedaan yang ada
dikarenakan perbedaan ekonomi atau hanya karena perbedaan metode akuntansi. Tetapi
kadang- kadang metode akuntansi terpakasa harus diubah karena kondisi ekonomi yang
berubah. Konsisten terpaksa harus dikorbankan untuk memperoleh informasi yang lebih
bermanfaat.

Batasan Terhadap Hirarki Informasi


Sama seperti halnya komoditi ekonomi lainnya, keputusan yang berkaitan dengan
komoditi tersebut harus dilandasi prinsip manfaat – biaya. Biaya informasi akuntasi
disebabkan pengumpulan,pemrosesan,pengauditan, pengkomunikasikan informasi akuntasi
dan juga biaya karena kehilangan keunggulan kompetitif karena terbukannya informasi
akuntasi. Manfaat informasi akuntansi dirasakan oleh investor,kreditur,konsumen,dan
perusahaan itu sendiri(untuk keputusan internal). Manfaat informasi akuntansi dibatasi oleh
manfaat –biaya, biaya informasi akuntasi tidak boleh melebihi manfaatnya.

Material
Informasi akuntansi dikatakan material apabila ketiadaan informasi tersebut atau
penyampaian yang salah (misstatement) akan mempengaruhi pertimbangan seorang
pengambil keputusan. Dengan kata lain, informasi harus mengenai jumlah yang cukup besar
untuk membuat perbedaan. Material dan relevan merupakan dua kualitas yang berkaitan.
Untuk bermanfaat informasi akuntansi harus relevan dan cukup material. Informasi
akuntansi tidak akan bermanfaat apabila tidak relevan atau jumlahnya tidak cukup berarti
untuk membuat perbedaan ( tidak material).

32
2.4. ASUMSI DAN KONVENSI DALAM AKUNTANSI

Ada beberapa asumsi dan konvensi dalam akuntansi yang mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan akuntansi. Berikut ini beberapa asumsi dan konvensi dalam
akuntansi tersebut.

Kesatuan(Entity)
Kebanyakan kegiatan ekonomi dan bisnis dilakukan oleh perusahaan yang
merupakan kesatuan ekonomi tersendiri(economic entity). Kesatuan ekonomi ini mencakup
mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan yang besar. Akuntansi keuangan berurusan
dengan pencatatan dan penyajian kegiatan ekonomi kesatuan ini, tanpa memandang
ukurannya. Kadang – kadang penyajian kegiatan ekonomi dikonsolidasi untuk melaporkan
kegiatan ekonomi kesatuan secara keseluruhan dengan lebih realitis.
Asumsi kesatuan yang berdiri tersebut memisahkan pihak pemilik dengan
organisasinya. Organisasi tersebut yang memiliki sumber daya dan menanggung kewajiban
–kewajibannya. Sebagai konsekuensinya,pencatatan dan pelaporan keuangan berkaitan
dengan transaksi yang dilakukan oleh kesatuan bisnis. Transaksi yang dilakukan oleh
individu pemilik dipisahkan dari transaksi yang dilakukan oleh kesatuan bisnis tersebut.

Kontinuitas/Kesinambungan(Continuity)
Asumsi kontinuitas sering juga disebut sebagai asumsi going concern assumption.
Asumsi ini mengatakan bahwa perusahaan akan tetap beroperasi pada masa mendatang,
kecuali ada bukti – bukti lain yang bertentangan dengan asumsi tersebut. Asumsi kontinuitas
ini diperlukan oleh akuntansi karena apabila asumsi tersebut tidak valid, maka beberapa
metode akuntansi tidak bisa dipakai.
Sebagai contoh, aktiva tetap didepresiasi selama umur ekonomi aktiva tersebut;
persediaan dicatat dengan menggunakan harga perolehan. Apabila asumsi kontinuitas tidak
valid, maka kita tidak bisa menggunakan metode- metode akuntansi seperti dalam contoh di
atas. Kadang – kadang perusahaan mengalami kesulitan dan mengalami kebangkrutan.
Asumsi kontinuitas tidak berarti sama dengan perusahaan yang permanen.Asumsi tersebut
hanya menyatakan bahwa perusahaan akan berlangsung cukup lama untuk menjalankan
operasinya dan memenuhi kewajiban – kewajibannya. Pada saat terjadi kebangkrutan ,
asumsi kontinuitas harus dibuang, dan perusahaan harus dilaporkan berdasarkan nilai
likuidasinya.

33
Periode Waktu
Untuk menentukan prestasi perusahaan dengan lebih akurat, pembatasan waktu
diperlukan. Dengan demikian pendapatan dan biaya kesatuan ekonomi diukur selama waktu
tertentu, misal selama satu tahun. Laporan keuangan disiapkan pada tanggal
tertentu,biasanya pada akhir tahun. Alternatif lain adalah dengan mengikuti siklus bisnis
suatu perusahaan. Akhir siklus bisnis tidak selalu sama dengan akhir tahun. Akhir siklus
bisnis barang kali sama dengan pertengahan tahun, misal tanggal 30 juni. Tanggal ini yang
dipakai sebagai pembatas periode waktu. Harga perolehan biasanya dipakai sebagai basis
pengukuran dalam laporan keuangan.Harga ini merupakan harga pertukaran pada waktu
pertama kali terjadi transaksi. Harga ini biasanya tetap dipertahankan sebagai pengukuran
sampai suatu sumber daya dihabiskan,dijual (dilikuidasi),dan dihapus dari catatan.
Metode tersebut dinilai lebih objektif dibandingkan metode yang lain seperti metode
penilaian dengan harga pasar. Metode harga perolehan dianggap lebih reliabel dan
dokumentasi pendukung tersedia untuk mendukung pencatatan jumlah atau nilai transaksi
(misal melalui fakturpenjualan atau pembelian).Harga perolehan memberi bukti terjadinya
kesepakatan antara penjual dan pembeli terhadap nilai transaksi, dan dengan demikian
mengandung kualitas representatif, netral, dan bisa diverifikasi.

Metode harga perolehan sering dikritik karena dianggap kurang relevan dibanding
dengan metode lainnya, seperti metode harga pasar. Meskipun demikian,metode lainnya
dianggap kurang mempunyai reliabilitas yang diperlukan . Juga biasanya manfaat yang
diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan metode lain akan lebih kecil dibandingkan
biayanya. Kadang- kadang metode yang lain digunakan apabila dianggap lebih relevan dan
mempunyai tingkat reabilitas yang cukup.
Unit Moneter
Unit moneter dipakai sebagai unit transaksi dalam laporan keuangan. Unit moneter
ini mengikuti unit moneter nasional di mana perusahaan tersebut beroperasi. Asumsi
penting yang mendasaripemakaian unit moneter ini adalah nilai stabil (nilai pengukuran
yang stabil).Fluktuasi nilai unit moneter tersebut bukan merupakan gangguan yancg serius
terhadap pelaporan keuangan. Sekarang ini nilai uang praktis tidak lagi stabil ,dan dengan
demikian asumsi kestabilan unit moneter bukan merupakan suatu asumsi yang harus valid.
Nilai produk, sebagai contoh tanah atau bagunan, mengalami kenaikan harga yang cukup
tajam .Nilai produk tersebut tidak lagi stabil. Saat ini belum ada perlakuan khusus untuk nilai
moneter yang berubah,tetapi perusahaan akan lebih baik apabila juga mencantumkan efek
perubahan nilai moneter terhadap laporan keuangan.
Realisasi Dan Pengukuran
Realisasi berarti proses perubahan ( konversi) dari sumber daya nonkas menjadi kas
atau hak untuk menjadikan kas ( rights to cash). Contoh yang terakhir ini adalah piutang
yang bukan merupakan kas, tetapi bisa ditukur menjadi kas. Pengakuan berarti proses
pencatatan dan pelaporan secara formal suatu item dalam laporan keuangan. Item yang
diakui dituliskan dalam kata dan jumlah (angka). Supaya suatu item diakui, item harus
memenuhi empat persyaratan yaitu:
(1) Memenuhi defenisi elemen (elemen dalam neraca atau rugi - laba)
(2) Bisa ditukar
(3) Relevan
(4) Reliabel

34
Pendapatan akan diakui apabila:
(1) Telah terjadi realisasi
(2) Telah diperoleh ( earned)
Biasanya realisasi akan apabila lengkap penjualan telah terjadi (kas atau piutang
telah diperoleh ), dan biasanya proses perolehan pendapatan ( earning process ) telah
lengkap pada waktu penjualan. Faktor – faktor tersebut akan memberikan kepastian
pendapatan yang cukup . Kadang – kadang pengakuan atas pendapatan dimajukan atau di
mundurkan dalam proses perolehan pendapatan (earning process), tergantung dari jenis
usaha yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan demikian pendapatan barangkali tidak diakui pada saat yang bersamaan
dengan realisasi . Pendapatan bisa diakui pada:
Pendapatan bisa diakui pada:
(1) Saat produksi
(2) Akhir produksi atau
(3) saat terjadi penjualan.
Sebagai contoh, pada kontruksi jangka panjang dengan kontrak yang melewati batas
waktu satu tahun, pendapatan diakui pada saat produksi ( berlangsungnya pembangunan
kontruksi) dengan menggunakan metode persentase penyelesaian ( percentage of
completion method). Metode tersebut mengalokasikan pendapatan pada setiap periode
didasarkan pada perkiraan persentase yang selesai pada periode tersebut. Pengakuan
pendapatan pada saat produksi berakhir apabilah harga yang tetap telah ditentukan dan
tidak ada batas terhadap jumlah unit yang bisa dijual. Situasi semacam ini sesuai dengan
beberapa mineral dan produk tanaman yang mempunyai nilai tinggi. Metode ketiga
mengakui pendapatan pada saat penjualan terjadi . Metode ini biasa terjadi pada kegiatan
bisnis yang umum.

Mempertemukan Pendapatan Dengan Biaya ( Matching ) Dan Pendekatan Akrual


Pendekatan akrual bisa diartikan sebagai proses mempertemukan transaksi,
kejadian ,dan kondisi yang mempunyai konsekuensi kas ke periode di mana hal-hal tersebut
muncul , bukannya pada periode dimana kas diterima atau dikeluarkan . Prinsip
mempertemukan ( matching) mengaitkan pendekatan akrual pada pengakuan pendapatan.
Prinsip mempertemukan (matching) berarti mempertemukan pendapatan dan biaya yang
terjadi pada periode terjadinya pendapatan/ biaya tersebut , tidak tergantung pada kapan
diterima atau dikeluarkannya kas yang berkaitan dengan pendapatan / biaya tersebut.
Tujuannya adalah untuk mempertemukan pengorbanan dengan manfaat dalam periode
akuntansi yang berkaitan.

35
Biaya dan pendapatan dikaitkan dengan dasar tiga prinsip:
(1) Keterkaitan sebab dan akibat
(2) Alokasi yang sistematis dan rasional
(3) Pengakuan yang segera

Contoh biaya pada kategori pertama adalah komisi penjualan dan harga pokok
penjualan. Contoh biaya yang kedua adalah depresiasi bangunan dan amortisasi aktiva tak
berwujud . Contoh biaya jenis ketiga adalah biaya yang berkaitan dengan periode waktu
tertentu,seperti gaji Direksi.

Konservatisme
Konservatisme akuntansi menyatakan bahwa apabila ada beberapa alternatif
akuntansi maka alternatif yang seharusnya dipilih adalah alternatif yang paling kecil
kemungkinannya untuk melaporkan aset atau pendapatan lebih besar dari yang
seharusnya ( overstate) . konservatisme timbul karena ada kecenderungan dari pihak
manajemen untuk menaikkan nilai aset dan pendapatan suatu perusahaan. Saat ini
konservatisme dikritik karena konservatisme cenderung melahirkan antikonservatisme pada
periode sesudah konservatisme dilakukan . Tindakan untuk menurunkan nilai aset dengan
sengaja,dan menurunkan besarnya pendapatan akan mengakibatkan pendapatan pada
periode berikunya ketikan aset dijual akan dilaporkan lebih besar dari yang
seharusnya.Lebih jauh konservatisme juga dikritik karena konservatisme bisa bertentangan
dengan karakteristik kualitatif seperti kenetralan. Sebagai contoh , konservatisme dalam
penilaian aset akan menguntungkan calon pembelih saham dengan korban pemengang
saham saat ini. Hal ini bisa tercermin dari rendahnya harga pasar saham perusahaan , yang
menguntungkan calon pembeli saham, tetapi tidak menguntungkan dari segi pemegang
saham saat ini.
Koservatisme saat ini lebih dikaitkan dengan kehati-hati (prudence). Konservatisme
merupakan reaksi yang berhati – hati atas ketidakpastian yancg ada, sedemikian rupa agar
ketidakpastian tersebut dan resiko yang berkaitan dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan
dengan cukup memadai. Ketidakpastian dan resiko tersebut harus dicerminkan dalam
laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki . Pelaporan yang
didasari kehati- hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan
keuangan.

36
Tujuan
Ringkasan kerangka akuntansi keuangan dan tujuan pelaporan akuntansi seperti
tersaji dalam gambar di 2.5. tujuan pelaporan akuntansi secara lebih rinci adalah sebagai
berikut:
1. Memberi informasi yang bermanfaat kepada pemakai eksternal untuk
memperkirakan jumlah ,waktu (timing),l dan ketidakpastian aliran kas suatu
kesatuan ekonomi.
2. Membeikan informasi mengenai sumber daya, kewajiban ,dan moral saham
kesatuan ekonomi.
3. Memberi informasi mengenai pendapatan kesatuan ekonomi dan komponen –
komponennya.
4. Memberikan informasi mengenai aliran kas kesatuan ekonomi
5. Memberikan informasi mengenai pelaksanaan kewabjiban manajemen kesatuan
usaha untuk melayani pemengang saham.
6. Memberikan informasi yang transparan ( full disclosure) untuk membantu pemakai
eksternal memahami informasi yang diberikan.

Gambar 2.5. Kerangka Akuntansi Keuangan Dan Tujuan Pelaporan Akuntansi


Keuangan

Tujuan

karakteristik kualitatif informasi


akuntansi

Asumsi –asumsi dan konvensi –


konvensi dalam akuntansi

Prinsip – prinsip akuntansi

Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi


1. Bermanfaat untuk pengambilan keputusan
2. Relevan ( mempunyai nilai prediksi,nilai umpan balik, dan tepat waktu).
3. Reliabel ( bisa diverifikasi ,netral ,dan representatif).
4. Bisa diperbandingkan ( termasuk konsisten).
5. Manfaat lebih besar dibandingkan biaya , material .
Asumsi Dan Kovensi Akuntansi
1. Kesatuan usaha ( ekonomi).
2. Kontinuitas ( going concern).
3. periode waktu.
4. harga perolehan( historical cost).

37
5. Unit moneter.
6. Realisasi dan pengakuan .
7. Mempertemukan ( matching).
8. Konservatisme.
Standar Akuntansi Keuangan
Merupakan konsekuensi antara para akuntan mengenai sumber daya ekonomi dan
kewajiban perusahaan apa yang akan dicatat, perubahan – perubahan apa yang akan
dicatat , kapan dicatat, bagaimana mengukurnya, informasi apa yang dilaporkan, bagaimana
informasi tersebut dilaporkan,dan laporan – laporan keuangan apa yang harus disiapkan.

2.5. RANGKUMAN

Data akuntansi merupakan salah satu sumber informasi keuangan yang penting
dalam analisis keuangan. Bab ini membicarakan proses dan tujuan pelaporan akuntansi.
Pemahaman akan proses dan tujuan ini penting bagi analisis keuangan . Akuntansi bisa
didefenisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan bisa datang dari pihak internal maupun eksternal.
Tujuan pelaporan keuangan bisa dirumuskan ke dalam tujuan yang umum, yang
kemudian diturunkan menjadi tujuan – tujuan yang lebih spesifik . Tujuan paling spesifik
adalah memberikan informasi sumber daya ekonomi, kewajiban , dan modal saham;
memberi informasi pendapatan yang komprehensif ; dan memberi informasi aliran kas.
Manfaat informasi akuntansi bisa digambarkan dengan hirarki karakteristik kualitatif
informasi akuntansi. Batas atas dalam hirarki tersebut adalah manfaat yang lebih besar
dibandingkan biayanya.Batasan bawah adalah materialitas dari informasi akutansi, bahwa
informasi akuntansi akan menyebabkan perbedaan dalam pengambilan keputusan. Di
antara kedua batasan tersebut, ada karakteristik – karakteristik informasi akuntansi seperti
bisah di pahami , bermanfaat untuk pengambilan keputusan, relevan , reliabel,tepat waktu,
netral,dan lain-lain.
Akuntansi mempunyai beberapa asumsi dan konvensi seperti kesatuan usaha
( entitas),kontinuitas usaha, periode waktu tertentu, satuan unit moneter,
realisasi,matching,konvervatisme,dan harga perolehan. Dari tujuan,karakteristik
kualitatif,asumsi dan konvensi, kemudian diturunkan prinsip- prinsip akuntansi. Standar
akuntansi pada dasarnya merupakan konsensus para akuntan mengenai proses pencatatan
dan pelaporan informasi akuntansi.

38
2.6. BEBERAPA ISTILAH DALAM BAB INI

Akuntansi
proses akuntansi
Informasi akuntansi
Pengabilan keputusan
Pihak Internal
Pihak Eksternal
Informasi keuangan
Informasi non-keuangan
Informasi yang dipublikan
Informasi yang tidak dipublikan
Sistem Informasi
Akuntansi keuangan
Akuntansi manajemen
prinsip akuntansi indonesia
Ketidakpastian aliran kas
ROI
Informasi aliran kas
full disclosure
Batasan atas
Batasan bawah
Material
Karakteristik kualitatif
Relevan
Feedback
Tepat waktu
Reliabel
Representatif
Tepat(precise)
Bisa diverifikasi
Netral
Bisa diperbandingkan

39
Konsisten
Kesatuan usaha (entitas)
Kontinuitas
Harga pokok perolehan ( historical cost)
Unit moneter
realisasi
Pengakuan
Matching
Pendekatan akrual
Konservatisme

2.7. PERTANYAAN REVIEW

1. Apa defenisi akuntansi?


2. Jelaskan hubungan akuntansi dengan pengambilan keputusan?
3. Siapa pemakai informasi akuntansi?
4. Jelaskan cabang – cabang akuntansi?
5. Apa perbedaan antara keduanya ( nomor 4 di atas)
6. Apa tujuan pelaporan keuangan?
7. Apa yang dimaksud karakteristik kualitatif informasi akuntansi?
8. Bagaimana hirarki karakteristik tersebut?
9. Apa yang dimaksud batasan atas informasi akuntansi?
10. Apa yang dimaksud batasan bawah informasi akuntansi?
11. Apa yang dimaksud dengan informasi yang relevan?
12. Apa yang dimaksud dengan informasi yang mempunyai nilai prediksi?
13. Apa yang dimaksud dengan informasi yang tepat waktu?
14. Apa yang dimaksud dengan informasi yang bisa diverifikasi?
15. Apa yang dimaksud dengan informasi yang representatif?
16. Apa yang dimaksud dengan informasi yang netral?
17. Apa yang dimaksud dengan informasi yang konsisten dan bisa diperbandingkan?
18. Apa asumsi dan konvensi akuntansi?
19. Apa yang dimaksud dengan realisasi dan pengakuan?
20. Apa maksud matching?
21. Apa yang dimaksud dengan pendekatan akrual?
22. Apa arti konservatisme?
23. Apa yang dimaksud dengan prinsip – prinsip akuntansi?

40
2.8. PROBLEM

1. Berikut ini data PT Akbar untuk periode satu tahun yang berakhir 31 berakhir 31
Desember 201 Desember 2012.
Penjualan kredit 100.000
Harga pokok penjualan 70.000
Pengumpulan piutang 60.000
Pembelian barang dangangan dengan kredit 50.000
Pembanyaran untuk pembeli 55.000
Deviden dibayar 40.000
Pembanyaran gaji pegawai 20.000.
a. Hitung pendapatan dengan metode accrual basis!
b. Hitung pendapatan dengan metode cash basis!

2. Banyak sekali peraturan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan , sehingga


timbul pernyataan ‘standard overload’. jelaskan kenapa demikian dan pro-kontranya!
3. Jelaskan pihak – pihak yang terlibat dalam penyusunan standar akuntansi, seperti
Ikatan Akuntansi Indonesia,Bapepam ,akademisi,dan lain-lain!

41
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A dan Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt.2016.Analisis Laporan
Keuangan.UPP STIM YKPN,Yogyakarta.

42

Anda mungkin juga menyukai