DOSEN PENGAMPU :
Alfurkaniati, SE.,M.Si., Ak., CA.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ANNISA MULIA SUSANTI 185310004
2. INTAN KEMALA FARSA 185310116
3. M. DEAN ARISSANDI 185310010
4. MOH. FAHRIZAL 185310079
5. WINDI WULAN DARI 185310019
LOKAL A
PRODI AKUNTANSI (S1)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan
perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal :
1. Menentukan dengan jelas tujuan analisis.
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan
rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut.
3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.
Informasi akuntansi merupakan salah satu alat untuk mengambil suatu keputusan
dalam perusahaan saat ini. Dalam pengambilan keputusan, pihak perusahaan juga harus
melihat kualitas dari informasi akuntansi yang dihasilkannya. Kualitas informasi merupakan
tingkat dimana sebuah data yang telah diproses oleh sistem informasi menjadi memiliki arti
bagi penggunanya, yang bisa berupa fakta dan suatu nilai yang bermanfaat.
Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan
pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari bunga
yang dibebankan atas pinjaman tersebut. Pinjaman bisa bersifat jangka pendek, bisa juga
jangka panjang. Dengan kredit jangka pendek, analis akan memfokuskan pada kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
2.1.3 Kesehatan Pemasok (Supplier)
2
kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi senari-harinya, dan
kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
2.1.4 Kesehatan Pelanggan (Customer)
Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh
man kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan
strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-
keputusan lainnya.
2.1.9 Penilaian Kerusakan
Kadangkala analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya kerusakan
yang dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan mengalani kebakaran
dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis keuangan bisa dipakai
oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh perusuhaan.
3
2.2 LAPORAN KEUANGAN YANG POKOK
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan :
1. Neraca
2. Laporan Laba-Rugi
3. Laporan Arus Kas
2.2.1 Neraca
- Aktiva Lancar
Kelompok ini mencakup aset yang akan dijual atau dikonsumsi dalam jangka Waktu
dekat (selama siklus normal bisnis), yang biasanya satu tahun. Contoh aset ini adalah kas,
piutang, persediaan. uang muka pembayaran.
4
- Bangunan, Pabrik dan Peralatan
Aset ini merupakan aset yang mempunyai wujud fisik (tangible), berumur panjang, yan
digunakan untuk operasi perusahaan untuk periode jangka panjang, dan biasanya tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali. Tanah, bangunan, mesin-mesin, mobil, peralatan-
peralatan, komputer merupakan contoh aset dalam kategori ini.
- Investasi
Yang termasuk dalam kategori ini adalah investasi jangka panjang seperti investasi pada
obligasi dan investasi pada saham. Investasi yang bersifat jangka pendek (misal investasi
pada surat berharga jangka pendek) dikelompokkan ke dalam Aktiva Lancar.
Aset yang masuk dalam kategori ini tidak mempunyai wujud fisik. Beberapa contoh ada
paten yang dipunyai perusahaan, trade mark. hak franchise. Goodwill juga bisa dikelompok
sebagai aset tidak berujud. Goodwill merupakan selisih antara harga yang dibayarkan dengan
nilai pasar perusahaan yang dibeli.
Utang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menyerahkan
kas, barang, atau jasa dalam jumlah yang relatif pasti. pada masa mendatang dengan periode
yang relatif pasti, sebagai ganti atas manfaat atau jasa yang diterima oleh perusahaan pada
masa yang lalu, Kewajiban terhadap pemerintah, supplier, karyawan, bank, dan Lembaga
keuangan lainnya merupakan untan perusahaan
Saham merupakan klaim paling akhir urutannya atau haknya. Bila perusahaan mengalami
kebangkrutan, maka kas yang ada dipakai untuk melunasi utang terlebih dulu, baru kemudian
kalau ada sisanya, kas tersebut digunakan untuk membayar pemegang saham. Apabila udak
ada sisa, maka pemegang saham tidak akan memperoleh kas. Karena itu saham sering disebut
sebagai residual interest atau residual claim. Nilai saham akan ditentukan oleh selisih aset
dikurangi utang.
Total modal sendiri terdiri dari jumlah yang disetor oleh pemegang saham ditambah
dengan laba yang ditahan. Laba yang ditahan merupakan akumulasi keuntungan yang ditahan
(tidak dibagi sebagai dividen) dari keuntungan tahun-tahun sebelumnya.
2.2.2 Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot, maka laporan laba-rugi mencakup suatu
periode tertentu. Laporan laba-rugi biasanya ditulis dengan judul sebagai berikut :
5
Laporan Laba Rugi untuk tahun yang berakhir dengan 31 Desember 1994. Dalam jangka
waktu tertentu, total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi, pendanaan,
dan kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan membeli pabrik baru atau
mendirikan bangunan baru. Utang bertambah kalau perusahaan meminjam dana dari bank
untuk membeli pabrik. Utang juga bertambah apabila perusahaan mengeluarkan obligasi
untuk membiayai pendirian bangunan. Struktur modal dengan demikian akan berubah. Dalam
kegiatan sehari-hari perusahaan memproduksi, kemudian menjual barang dagangan.
Penjualan akan menghasilkan kas, menghasilkan keuntungan yang bisa ditahan atau bisa juga
dibagi sebagai dividen. Kegiatan operasional juga akan merubah struktur aset.
Laba bersih merupakan selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya.
Pendapatan mengukur aliran masuk aset bersih setelah dikurangi utang dari penjualan barang
atau jasa.
Dengan pendekatan ini, pendapatan diakui pada saat terjadi transaksi. Atau lebih
tepatnya, pendapatan diakui ketika Semua atau sebagian besar dari jasa yang harus dilakukan
sudah dilakukan serta kas atau Piutang sebagian besar dan kepastiannya relatif bisa
ditentukan telah diterima.
Sesudah penjualan terjadi ada dua transaksi yang dicatat : pengakuan pendapatan dan
pengakuan biaya produksi. Jurnal yang pertama, yang memunculkan rekening Harga Pokok
Penjualan, mengakui dan mencatat munculnya biaya produksi melalui Harga Pokok
Penjualan. Sedangkan jurnal yang kedua mengakui munculnya pendapatan (penjualan)
meskipun pada saat itu perusahaan menerima kas.
Apabila biaya yang ada tidak bisa atau sulit dikaitkan dengan pendapatan, maka biaya
tersebut dibebankan pada periode dimana jasa telah dilakukan (periode dimana penjualan
muncul). Contoh biaya semacam itu adalah gaji direktur atau biaya depresiasi kantor pusat.
Apabila proses tersebut terjadi dalam satu waktu periode (misal 1 tahun) maka
pendekatan kas tidak akan banyak menimbulkan masalah karena pendapatan ( kas
masuk) akan dipertemukan dengan biaya ( kas keluar) pada satu periode tersebut. Tetapi
kalau proses operasi tersebut terjadi dalam satu periode, maka akan timbul masalah.
Untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut, standar akuntansi
mengharuskan pemakaian metode akrual untuk melaporkan rugi atau laba perusahaan.
pendekatan ini pada dasarnya memfokuskan pada perolehan dan penggunaan sumber daya
ekonomis dalam operasi, tidak harus pada aliran kasnya.
6
Klasifikasi dalam Laporan Laba Rugi
Kemampuan perusahaan terutama dilihat dari kemampuan perusahaan memperoleh
Laba dari operasinya pada kondisi bisnis yang normal. kadang-kadang perusahaan
memperoleh laba pada situasi yang tidak normal. berikut ini contoh-contoh laba tersebut.
1. Laba dari penjualan pabrik ( bisnis perusahaan tersebut adalah retailing).
2. Rugi karena pabrik perusahaan tersebut terbakar, jarang sekali terjadi kebakaran
semacam itu.
3. Laba dari perubahan metode akuntansi.
Kalau pabrik urusan tersebut mengalami kebakaran, maka rugi yang terjadi masuk
dalam kategori ketiga. Kategori ketiga merupakan item yang :
1. Tidak biasa (unusual) dilihat dari usaha bisnis perusahaan.
2. Tidak sering muncul (nonrecuring).
3. Jumlahnya signifikan (material).
Ketiga Kategori di atas harus dipenuhi supaya suatu item masuk dalam pendapatan
atau rugi luar biasa. Pada situasi normal, bagian terbesar laba perusahaan berasal dari laba
kategori pertama.
7
2.3 AKUNTANSI DAN INFORMASI AKUNTANSI
Akuntansi bisa didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian
(judgment) dan pengambilan keputusan olee pemakai informasi ter sebut. Karena biasanya
pemakai hanya bisa menampung dan menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan
pelaporan akuntansi adalah membuat sistem pemrosesan dan komunikasi yang meringkaskan
informasi perusahaan yang sangat banyak ke dalam bentuk yang bisa dipahami.
Dengan demikian akuntansi bisa dipahami sebagai penghubung antara kegiatan
ekonomi suatu perusahaan dengan pembuat keputusan. Kebanyakan pelaporan akuntansi
dilakukan oleh perusahaan. Gambar ini menggambarkan informasi akuntansi yang
menghubungkan kegiatan ekonomi perusahaan dengan pengambil keputusan.
Pemakai data akuntansi secara umum bisa dikelompokkan ke dalam dua kelompok
yaitu (1). pemakai internal, dan (2) pemakai eksternal. Pemakai eksternal adalah investor atau
calon investor yang meliputi pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditor atau
peminjam dana bank, supplier, dan pemakai-pemakai lain seperti karyawan, analis keuangan,
pialang saham, pemerintah (berkaitan dengan pajak), dan Bapepam (berkaitan dengan
perusahaan yang go publik)
Pemakai internal adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan perusahaan harian (jangka pendek) dan juga jangka panjang. Pemakai eksternal
biasanya mendasarkan terutama hanya pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Informasi
tambahan bisa diperoleh melalui publikasi-publikasi lain seperti dari majalah dan surat kabar.
Informasi Akuntansi, Kegiatan Ekonomi, dan Pengambil Keputusan
8
2.3.1 Cabang-Cabang Akuntansi
Berkaitan dengan pemakai internal dan eksternal, akuntansi telah berkembang menjadi dua
jenis akuntansi, yaitu :
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
2. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)
9
memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang berarti resiko)
penerimaan kas yang berkaitan.
3. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan.
Penerimaan kas pihak eksternal akan ditentukan oleh aliran kas masuk
perusahaan. Perusahaan yang kesulitan kas akan mengalami kesulitan untuk
memberi kas kepihak eksternal, dan dengan demikian penerimaan kas pihak
eksternal akan terpengaruh.
Tujuan Pelaporan Keuangan
10
5. Informasi Mengenai Pendapatan dan Komponen-Komponennya.
Tujuan spesifik yang lain adalah bahwa laporan keuangan memberikan informasi
mengenai prestasi perusahaan selam periode tertentu untuk membantu pihak
eksternal menentukan harapannya (expectation) mengenai prestasi perusahaan
pada masa-masa mendatang. Informasi semacam itu bermanfaat karena beberapa
alasan.
(1) Untuk mengevaluasi prestasi manajemen.
(2) Memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (earning power).
(3) Memperkirakan pendapatan masa mendatang.
(4) Memperkirakan resiko investasi atau meminjamkan pada perusahaan.
6. Informasi Aliran Kas
Tujuan spesifik lain adalah pelaporan keuangan yang memberi informasi
mengenai aliran kas perusahan; bagaimana perusahaan menerima kas dan
mengeluarkan kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai
transaksi permodalan termasuk deviden yang dibayarkan, dll. Informasi aliran kas
bermanfaat karena beberapa alasan;
(1) Memahami operasi perusahaan
(2) Mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan
(3) Memperkirakan likuiditas perusahaan
(4) Menginterpretasikan lebih jauh laporan rugi laba.
7. Laporan Aliran Kas Disajikan Melalui Laporan Analisis Aliran Kas
Faktor lain yang menjadi isu dalam pelaporan keuangan adalah masalah full
disclosure atau (pengungkapan penuh). Laporan keuangan harus memasukkan
juga penjelasan-penjelasan dan interpretasi oleh pihak manajemen untuk
membantu pemakai eksternal memahami informasi keungan yang diberikan.
Informasi akuntansi merupakan salah satu alat untuk mengambil suatu keputusan
dalam perusahaan saat ini. Dalam pengambilan keputusan, pihak perusahaan juga harus
melihat kualitas dari informasi akuntansi yang dihasilkannya.
3.2 Saran
Saran saya sebuah perusahaan harus menggunakan Analisis Laporan Keuangan dalam
sistem operasional perusahaannya, perusahaan tersebut harus memilih seorang analis yang
mampu untuk menganalisis data perusahaan, dan memerhatikan kualitas dari informasi
akuntansi yang akan dihasilkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Analisis laporan keuangan / Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A., Prof. Dr. Abdul Halim,
M.B.A, Akt. Edisi kelima, Cetakan kedua. Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2018.
https://www.papermakalah.com/2018/01/makalah-analisis-laporan-keuangan.html.
http://eprints.polsri.ac.id/3185/2/BAB%20I.pdf.
13