Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Analisis Aspek Keuangan


Dosen Pengampu : Citra Furqon Amimi, SE., ME

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. ALMAS FIRMANSYAH (215210O87)
2. WIKTO SAIDIN ADI PUTRA (215210316)
3. HERFIAN BUDI P (215210107)
4. MUHAMMAD IKBAL (215210456)
5. PAUJAN (215210212)
6. MAKH ROZI (215210157)
7. M.FAZLI (215210470)
8. M.FAJRUL RAHMAN (215210214)
9. M.RAYHAN (215210312)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS PEKANBARU 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik ALLAH SWT, Kepada-Nya kami memuji dan meminta
pertolongan. Kepada-Nya kami berlindung dari tiap kejahatan yang bersemayam dalam diri
dan keburukan amal perbuatan kami. Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT
yang telah melimpahkan rahmat, kasih sayang, dan nikmat-Nya berupa kesehatan, kekuatan,
kesabaran, kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul:’’Analisis Aspek Keuangan’’ dengan lancar dan baik. Shalawat dan salam tidak lupa
penulis haturkan kepada Rosulullah Muhammad SAW. Terima kasih kepada semua pihak
yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagaimana yang
diharapkan. Amin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Aspek Keuangan...............................................................................3
2.2 Kebutuhan Dana.................................................................................................4
2.2.1 Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap...............................................................5
2.2.2 Alokasi Dana untuk Modal Kerja................................................................5
2.3 Sumber Pendanaan..............................................................................................6
2.3.1 Sumber Intern..............................................................................................6
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Intern........................................7
2.3.3 Sumber Ektern.............................................................................................7
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Ekstern.....................................8
2.4 Biaya Modal........................................................................................................8
2.4.1 Fungsi Biaya Modal....................................................................................8
2.4.2 Jenis Biaya Modal.......................................................................................9
2.5 Aliran Kas.........................................................................................................11
2.5.1 Manfaat Cash Flow....................................................................................12
2.6 Pemilihan Investasi...........................................................................................12
2.6.1 Kriteria Penilaian Investasi........................................................................13
2.7 Rasio-rasio Keuangan.......................................................................................15
2.7.1 Neraca........................................................................................................15
2.7.2 Laporan Laba/Rugi....................................................................................15

i
2.7.3 Laporan Arus Kas......................................................................................16
2.8 Pengukuran dengan Rasio Keuangan...............................................................16
2.8.1 Rasio Likuiditas.........................................................................................16
2.8.2 Rasio Aktivitas..........................................................................................16
2.8.3 Rasio Leverage/Rasio Solvabilitas............................................................17
2.8.4 Rasio Profitabilitas....................................................................................17
BAB III PENUTUP 18
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................18
3.1 Saran.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA 20

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan bisnis perlu dilakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang menyangkut
dan berhubungan langsung dengan investasi, keputusan untuk melakukan investasi yang
menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka
panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan hidup perusahaan, sebelum melakukan
investasi salah satu syarat terpenting adalah mengerti mengenai aspek keuangan.
Aspek keuangan menyangkut berapa seluruh dana yang kita butuhkan baik modal untuk
investasi maupun untuk modal kerja, berapa biaya administrasi, dan berapa tingkat keuntungan
yang kita akan dapatkan atau bahkan kemungkinan kerugian yang akan dialami.
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari analisis kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal
awal, kemampuan untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan
dan menilai apakah perusahaan akan dapat berkembang kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah dari
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan aspek keuangan.
2. Apa saja penilaian dalam aspek keuangan.
3. Apa saja yang tergolong ke dalam bentuk pengalokasian dana.
4. Apa saja sumber asal modal.
5. Apakah yang dimaksud dengan cash flow.
6. Apa saja kriteria dalam pemilihan investasi.

1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian aspek keuangan.
2. Mengetahui penilaian yang termasuk dalam aspek keuangan.
3. Mengetahui bentuk pengalokasian dana.
4. Mengetahui sumber asal modal usaha.
5. Mengetahui pengertian cash flow.
6. Mengetahui kriteria dalam pemilihan investasi.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini berdasarkan tujuan penulisannya adalah
sebagai berikut.
1. Pembaca dapat mengetahui penilaian dalam aspek keuangan, pengalokasian dana,
sumber asal modal, dan kriteria dalam pemilihan investasi.
2. Pembaca dapat memahami aspek keuangan dan cash flow.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aspek Keuangan


Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis usaha tentu memerlukan
sejumlah modal, di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu
bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja
untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada.
Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau
modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan
penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan. Masing-masing
modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu,
persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi (Alfisaradiants, 2013).
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah
masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung
dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang diperoleh dari masa-masa mendatang. Estimasi
keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar
kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu,
perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya
menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cash
flow) perusahaan selama periode usaha, dengan dibuatnya aliran kas perusahaan, kemudian
dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah
untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat
ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan
melalui pendekatan Payback Period (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value
(NPV), Iternal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau
perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya.
Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan

3
laba/rugi untuk beberapa periode. Metode penilaian yang digunakan adalah dengan
meggunakan rasio-rasio keuangan tertentu seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,
rasio rentabilitas, serta rasio keuangan lainnya dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Aspek Keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha
menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini
tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya (Alfisaradiants, 2013).
Secara keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti
1. Kebutuhan dana.
2. Sumber pendanaan.
3. Biaya modal.
4. Aliran cash flow.
5. Pemilihan investasi.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

2.2 Kebutuhan Dana


Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh
ketersediaan dana (kebutuhan dana) yang baik dan mencukupi, apabila suatu aktivitas bisnis
tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan
dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses
produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam gagal, dalam
menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan suatu aktivitas bisnis,
dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang baik.
Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Taksiran dana
yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri,
misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung kepada harga tanah, semakin mahal harga
tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut disamping itu,
terdapat pula faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama umur bisnis tersebut. Secara
umum, pengalokasian dana tersebut

4
dapat dilakukan kedalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk
modal kerja (working capital) (Anon., 2011).
2.2.1 Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap
Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible assets), dan aktiva tetap tidak
berwujud (intangible assets). Menurut Baridwan (1989) aktiva tetap berwujud adalah aktiva
yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.
seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin, dan
aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva yang secara fisik yang memiliki
umur lebih dari satu tahun seperti hak patent, lisensi, copyright, goodwill, biaya pendahuluan,
biaya-biaya pra-operasional, dan lain sebagainya.

2.2.2 Alokasi Dana untuk Modal Kerja


Alokasi dana untuk modal kerja ada empat alokasi modal yang perlu mendapat
perhatian agar usaha dapat berjalan dengan lebih baik yaitu sebagai berikut.
1. Pertama, penggunaan modal untuk kepentingan organisasi usaha. Alokasi pada poin ini
penting, terutama untuk usaha yang baru dimulai, tetapi juga tidak boleh diremehkan
bagi usaha yang sudah berjalan misalnya, pengurusan izin usaha, pemrosesan badan
hukum baik di notaris maupun di Depkumham, biaya administrasi usaha dan lain
sebagainya.
2. Kedua, alokasi untuk investasi aset tetap usaha seringkali pengusaha, terutama pemula
dan pengusaha tradisional tidak tepat mengalokasikannya. Investasi untuk ini diperbesar
dan tanpa terasa mengabaikan yang lain. Akibatnya ketika membutuhkan pendanaan,
pengusaha mengalami kesulitan karena sudah terlalu banyak yang terserap pada aset
tetap, banyak orang membangun toko sangat baik dengan investasi yang besar, tetapi
lupa ketika toko harus diisi dengan barang dagangan.

Ketiga, penetapan modal kerja yang akan digunakan dalam usaha, agar segera
dapat dioperasionalkan. Alokasi ini penting, untuk dapat menggerakkan dan
mendinamisasi roda usaha sehari-hari. Modal kerja yang terlalu kecil ditanamkan
akan membuat usaha sulit berjalan normal, begitu juga jika terlalu besar akan
menjadikan usaha kurang lincah di sinilah, perlunya pengusaha Pertentangan antara
charity/sedekah dan riba, di mana peran sistem keuangan berdasarkan riba sangat
mendukung sistem ekonomi individualistis dan hedonis. Sedangkan sedekah sangat
bersifat altruistis, dermawan dan penuh kesetiakawanan sosial.
3. Dalam dunia usaha modern saat ini peran sosial dari perusahaan menjadi hal yang penting dalam
rangka menyelaraskan kepentingan perusahaan dengan masyarakat secara umum. Konsep
Corporate Social Responsibility (CSR) dengan cara menyisihkan sebagian keuntungan bagi

5
pemberdayaan masyarakat sekitar menetapkan alokasi yang tepat agar tidak mengalami
masalah di tengah jalan. Pengalaman pada bulan atau tahun sebelumnya, dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan.
4. Keempat, pengusaha juga perlu memasukkan faktor yang tidak terduga dan risiko yang
mungkin terjadi dalam pengalokasian modal. Situasi dan kondisi ekonomi yang tidak
pasti di masa yang akan datang harus dapat diantisipasi seorang pengusaha. Sebab, bisa
jadi tiba-tiba karena ketidaksetabilan ekonomi terjadi risiko yang tak terduga, usahapun
akan tergulung karena kalah persaingan di pasar.

2.3 Sumber Pendanaan


Dalam mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang relatif
cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal
sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri
atau modal pinjaman atau modal gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang
dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha.
Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah saatu modal
tersebut, setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan
adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber
dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal kerja
jelas berbeda dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu sebagai berikut
2.3.1 Sumber Intern
Sumber dana intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam
perusahaan seperti laba ditahan (retained earning), dan penyusutan (depreciation). Besarnya
laba ditahan/cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu.
Sumber dana intern perusahaan dapat dibagai menjadi dua yaitu sebagai berikut.

6
2.3.1.1 Tertutup
Dana Intern yang tertutup merupakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan yang
membangun perusahaan dari awal atau owner murni dari sebuah perusahaan tersebut.

2.3.1.2 Terbuka
Dana intern yang terbuka merupakan sumber dana yang diterima dari masyarakat luas
atau dapat diartikan sebagai jual-beli saham perusahaan. Sebuah perusahaan akan menjual
sebagian saham perusahaan untuk dijadikan sumber dana bagi perusahaan tersebut.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Intern


Sumber dana intern memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak ada bunga yang harus
dibayarkan dan tidak terikat dengan waktu batas pengembalian. Adapun juga kekurangan
sumber dana intern yaitu perusahaan susah berkembang karena dana yang terbatas dan
terkendala dengan kebutuhan lain (kebutuhan pribadi).

2.3.3 Sumber Ektern


Sumber ekstern (external sources) adalah sumber dana yang berasal dari luar
perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur
dan pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal
dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang
berasal dari kreditur disebut sebagai modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan
modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt financing)
(Dewi, 2017).
Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam
perusahaan merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan,
dan dana ini akan menjadi modal sendiri dalam perusahaan tersebut.
Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik
tersebut disebut pembelanjaan sendiri (equity financing). Dengan demikian maka dana yang
berasal dari sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing

7
dan modal sendiri.Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal ekstern yang
utama dapat terdiri dari beberapa sumber yaitu sebagai berikut.
2.3.2.1 Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang
secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari satu tahun) , maupun untuk jangka
menengah ( satu sampai sepuluh tahun).

2.3.2.2 Bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit
disamping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan baik untuk jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang ( lebih dari 10 tahun).

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Sumber Dana Ekstern


Sumber dana ekstern memiliki beberapa kelebihan yaitu dana yang didapat dengan
jumlah yang besar, cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan dan memotivasi
untuk dapat bekerja bersungguh-sungguh (pemicu). Adapun juga kekurangan sumber dana
ekstern yaitu tekanan mental jika perusahaan mengalami kegagalan dan tetap membayar bunga
walaupun tidak mendapat untung.

2.4 Biaya Modal


Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba
ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
2.4.1 Fungsi Biaya Modal
Fungsi biaya modal dapat dibagi menjadi dua yaitu terkait dengan pajak yang dikenakan
pada perusahaan dan sebagai discount rate. Penjelasan mengenai kedua fungsi biaya modal
yaitu sebagai berikut.
2.4.1.1 Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari
modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan sebelum pajak
(before tax basis) dan setelah pajak (after tax basis).

8
2.4.1.2 Discount Rate
Biaya modal berfungsi sebagai discount rate yaitu untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usulan investasi dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return)
dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

2.4.2 Jenis Biaya Modal


Jenis biaya modal dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya modal individual dan biaya
modal keseluruhan. Penjelasan mengenai jenis biaya modal yaitu sebagai berikut.
2.4.2.1 Biaya Modal Individual
Biaya modal individual dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu biaya modal hutang
jangka pendek, jangka panjang, biaya modal preferen, biaya modal saham biasa dan laba
ditahan. Penjelasan mengenai jenis biaya modal individual yaitu sebagai berikut
1. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan
kredit jangka pendek lainnya. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of debt) dihitung
dengan cara berikut.
rd AT = rd BT(1 - T)
Keterangan:
rd AT = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
rd BT = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak sebesar tingkat bunga
hutang
T = Tingkat Pajak

2. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang


Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak
lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Biaya modal yang
berasal dari penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt), dihitung dengan cara berikut.
I +(N−Nb)/n
rd=
( Nb+ N)/2

9
Keterangan :
I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi

3. Biaya Modal Saham Preferen


Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus
dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal
saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang disyaratkan (required rate of
return) oleh investor pemegang saham preferen.
Dps
r ps=
P0
Keterangan :
r ps = Biaya saham preferen
Dps = Deviden saham preferen
P0 = Harga saham preren saat ini (harga proses)

4. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan


Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal
sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal
ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual
saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
D1
r s=
P 0+ g
Keterangan :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan

produk. Contohnya usaha bisnis memproduksi pagar rumah dengan


menambah hiasan kembang dan bentuk hewan serta cat diberi bercak
emas yang berbeda dengan produk pesaing. 2. Analisis proses produksi
2.4.2.2 a. Analisis kapasitas produsi Analisis kapasitas produksimerupakan batas kemampuan usaha
bisnis untuk memproduksi suatu produk. Biaya Modal Keseluruhan
10
Biaya modal keseluruhan (weighted average cost of capital/WACC) merupakan biaya
modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan.
Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang
digunakan karena, biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-
rata tertimbangnya (weighted average cost of capital / WACC).
Unsur penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang
digunakan dalam investasi proyek tersebut.
WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers
Keterangan :
W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan

2.5 Aliran Kas


Aliran kas atau yang sering disebut dengan cash flow merupakan arus kas atau aliran kas
yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambar beberapa uang
yang masuk ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan
berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan (Alfisaradiants, 2013).
Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan
kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut
dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas
adalah memahami dengan jelas fungsi dana / uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut (Reza,
2015).

11
1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya
beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan kekayaan
dengan jangka waktu relatif panjang.
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu proyek terdiri dari tiga kelompok
yaitu sebagai berikut.
1. Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal
periode untuk investasi
2. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi
usaha.
3. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut
berakhir.

2.5.1 Manfaat Cash Flow


Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat
berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen, diantaranya sebagai berikut.
1. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana
keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
2. Sebagian dasar untuk menafsir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan
memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan finansial.
4. Membantu kreditur untuk dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit
yang diberikan kepadanya.

2.6 Pemilihan Investasi


Pemilihan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity
cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat
dipilihnya alternatif tertentu, misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga
jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Keputusan investasi lebih di titik beratkan pada aliran kas, karena saat penerimaan kas
dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga
dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
12
meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas aktual,
namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya
yang diperhitungkan adalah biaya tunai (Padilah, 2010).
2.6.1 Kriteria Penilaian Investasi
Pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah
satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam
suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang
tersedia.
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatau usaha atau
investasi adalah sebagai berikut
2.6.1.1 Payback Period (PP)
Metode payback period faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu
usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh
karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka
waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk atau penghematan tunai
yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

2.6.1.2 Average Rate of Return (ARR)


Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya
digunakan angka laba akuntansi. Perhitungan rata-rata laba sesudah pajak adalah sebagai
berikut.

Rata-rata kembalian investasi = Rata-rata investasi

Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah suatu investasi akan diterima jika
tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

2.6.1.3 Net Present Value (NPV)


Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang
didiskontokan ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu

13
investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung
nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat
keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto
awal.
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal
Apabila NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan
akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi
tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharapkan akan menghasilkan tingkat keuntungan
yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.

2.6.1.4 Iternal Rate of Return (IRR)


Dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam
present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash
flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu
usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error,dengan
cara sebagai berikut.
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara
sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian
sesungguhnya.

2.6.1.5 Profitability Index (PI)


PI (Profitability Index) adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah
investasi awal dibagi dengan investasi awal. Perhitungan nilai tunai penerimaan sesudah
investasi awal adalah sebagai berikut.

PI = Investasi Awal

Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang
memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
2.7 Rasio-rasio Keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk menilai perusahaan yang sudah berjalan beberapa
periode. Tujuananya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru tersebut dibiayai dan berapa
besar pembiayaan yang dibutuhkan dari laporan keuangan ini juga tergambar kinerja
manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja kedepan. Laporan yang
disajikan akan dinilai melalui rasio-rasio keuangan yang ada, sehingga akan mengetahui kondisi
14
keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak di
samping pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu sendiri. Masing-masing pihak memiliki
kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh perusahaan
(Alfisaradiants, 2013).
Adapun pihak yang berkepentingan terhadfap laporan keuangan perusahaan sebagai
berikut.
1. Kreditur
2. Pemegang Saham
3. Pemerintahan
4. Manajemen
5. Karyawan
Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Laporan
keuangan meliputi neraca, laba/rugi, dan arus kas. Penjelasan mengenai ketiga bagian adalah
sebagai berikut.
2.7.1
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan
ekuitas) suatu perusahaan.

2.7.2 Laporan Laba/Rugi


Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha
dalam suatu periode tertentu.

2.7.3 Laporan Arus Kas


Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan
dengan kegiatan prusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.

2.8 Pengukuran dengan Rasio Keuangan


Laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan dari angka-angka yang ada di laporan
keuangan, maka perlu dianalisis. Alat analisis yang dapat digunakan adalah rasio-rasio
keuangan.
Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan
perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa
15
pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan.dengan menganalisis laporan
keuangan yang menggunakan alat-alat ukur melalui rasio keuangan, maka seorang manajer bisa
mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang (Warsono,
2003).
Kriteria unuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan sehat atau tidak
dapat diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan yaitu sebagai berikut.
2.8.1 Rasio Likuiditas
Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
1. Current Ratio yaitu membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban
lancarnya.
2. Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan
kemudian membaginya dengan kewajiban lancar.

2.8.2 Rasio Aktivitas


Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara
efektif mengelola akiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat
aktiva tertentu yang diiliki perusahaan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio inventori
turnover/ ITO dan perputaran aktiva total (total asset turnover/ TATO) adapun perhitungannya
sebagai berikut.
1. ITO yaitu dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan
2. Total asset turnover mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan dihitng
dengan cara membagi penjualan dengan aktiva total.

2.8.3 Rasio Leverage/Rasio Solvabilitas


Rasio leverage adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur hingga sejauh
mana aktivitas operasionl perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage dapat menggunakan
dua ukuran, yaitu rasio utang terdapat ekuitas (debt to equity ratio / DER).
1. DR (debt ratio) mngukur prosentase dana yang disediakan oleh kreditur terhadap
aktiva total yang dimiliki perusahaan.
2. DER diukur dengan cara mebandingkan antara utang jangka panjang (long term debt)
perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity).

16
2.8.4 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan untuk megukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan lima macam rasio, yaitu gross profit margin, net operating profit mrgin, net profit
margin, return on investmen, return on equity.
1. Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan.
2. Net operating profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba operasi bersih
(earning before interest and taxes / EBIT) dengan penjualan.
3. Margin laba bersih (Net profit margin) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih
setelah pajak (earning after taxes / EAT).
4. Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) mrupakan perbandingan antara laba tersedia
bagi para pemegang saham biasa (EACS), dengan ekuitas saham (modal saham biasa).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dari beberapa rumusan masalah didapatkan beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. Aspek Keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Tujuan menganalisis aspek keuangan yaitu untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di
harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
2. Secara keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti
a. Kebutuhan dana.
b. Sumber pendanaan.
c. Biaya modal.
d. Aliran cash flow.
e. Pemilihan investasi.
f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
3. Pengalokasian dana dapat dilakukan kedalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap
(fixed assets), dan untuk modal kerja (working capital).
4. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Modal Intern adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka.
17
b. Modal Ekstern merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan
dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
5. Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Cash flow menggambar beberapa uang yang masuk ke perusahaan
dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang
yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
6. Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatau usaha
atau investasi adalah sebagai berikut.
a. Payback Period (PP)
b. Average Rate of Return (ARR)
c. Net Present Value (NPV)
d. Iternal Rate of Return (IRR)
e. Profitability Index (PI)
3.1 Saran
Adapun masih terdapat kekurangan dari makalah Aspek Keuangan ini. Kurangnya
penjelasan mengenai jenis biaya modal dan cara menghitungnya, kurangnya contoh laporan
cash flow dan kekurangan, kelebihan dalam pemilihan investasi.

DAFTAR PUSTAKA
Alfisaradiants, 2013. ASPEK KEUANGAN.
https://www.academia.edu/5292909/ASPEK_KEUANGAN. diakses 10 November
2017.

Anon., 2011. Cara Pengalokasian Modal Usaha.


http://www.ayopreneur.com/memulai-bisnis/cara-pengalokasian-modal-usaha. diakses
15 November 2017.

Dewi, A. K., 2017. TEORI Keputusan Pendanaan (Sumber Dana Perusahaan).


https://www.scribd.com/document/365811623/TEORI-Keputusan-Pendanaan-Sumber-
Dana-Perusahaan
diakses 1 Desember 2017.

Nugroho, 2017. COST OF CAPITAL (BIAYA MODAL).


https://www.academia.edu/26471339/COST_OF_CAPITAL_BIAYA_MODAL_.
diakses 1 Desember 2017.

Padilah, 2010. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI.


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/165378/. diakses 18 November 2017.

18
Reza, 2015. Cash Flow. https://www.academia.edu/19667171/Cashflow. diakses 15 November
2017.

Rosenta, I., 2014. Biaya Modal. https://www.scribd.com/document/246466367/Biaya-Modal.


diakses 18 November 2017.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1. Malang: Bayu Media Publishing.

19

Anda mungkin juga menyukai