Judul :
KONSEP LABA
Kelompok : XI
Eva Listiyana C.1610213
Dhiya Ramadhanty C.1610868
Nur Ismi Dewi C.1610886
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga terlimpahcurahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Teori Akuntansi kami yaitu Bapak Indra Cahya Kusuma. SE., M.Si
dan rekan-rekan yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Konsep Laba”. Dimana mencakup tentang pengertian
laba, karakteristik laba, elemen Laba, jenis-jenis laba, pengukuran dan pengakuan Laba,
Tujuan Pelaporan Laba, Keunggulan dan Kelemahan Laba Akuntansi, dan lain sebagainya.
Sekian yang dapat terucap dari kami. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada para pembacanya. Makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan, sehingga penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun. Terima kasih.
Kelompok 11,
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
ii
3.2 Kasus 2 (Konsep Laba Capital Maintenance) .................................... 16
3.3 Kasus 3 (Konsep Laba Capital Maintenance) .................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dari
sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan
menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya
dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan, dan
unsur prediksi.
Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan
menyajikan laba ekonomi, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang
dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomi yang gilirannya untuk
menentukan nilai ekonomi perusahaan.
Siapapun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis mengapa ia
terus melakukan bisnis. Biasanya alasan ekonomis itu adalah untuk mendapatkan laba.
Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus bisa memiliki pandangan tentang apa yang
dimaksud sebagai laba menurutnya dan bagaimana menentukan laba tersebut. Banyak
1
perbedaan pandangan dan praktik di masyarakat dalam pengukuran laba ini. Karena
perbedaan pandangan tersebutlah maka muncul berbagai polemik atau perbedaan persepsi
tentang konsep laba ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Menurut Stice, Sokusen (2004), laba adalah pengambilan atas investasi kepada
pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan
entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.
IAI tidak menerjemahkan income dengan istilah laba, tetapi dengan istilah
penghasilan. Dalam PSAK 1 Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(IAI, 1994) mengartikan laba sebagai penghasilan (income), yaitu kenaikan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
konstribusi penanam modal. (Paragraf. 70). Selanjutnya dalam paragrap 74 disebutkan
bahwa, definisi penghasilan baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains).
4
Menurut Hendriksen, Laba ekonomi adalah perbedaan antara total pendapatan
moneter dan biaya total. Biaya-biaya total mencakup biaya eksplisit dan implisit. Laba
ekonomi didapat dari total pendapatan dikurangi oleh biaya peluang (opportunity cost).
Laba ekonomi biasanya lebih rendah dari laba akuntansi. Laba ekonomi menjadi salah satu
faktor penting untuk memutuskan apakah perusahaan bisa masuk kepangsa pasar tertentu
atau bahkan keluar dari market tersebut.
5
perubahan net asset dengan menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam
ukuran uang.
b. General Purchasing Power Money Maintenance
Yaitu financial capital yang diukur menurut tenaga beli yang sama. Menurut konsep
ini, tenaga beli dari modal yang diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan
sehingga menurut konsep ini laba adalah perubahan net asset setelah disesuaikan
transaksi modal yang diukur dengan tenaga beli yang sama.
2. Physical Capital (Dalam Ukuran Tenaga Beli Umum)
a. Productive Capacity Maintenance, yaitu physical capital yang diukur menurut
konsep uang. Menurut konsep ini, kapasitas produksi perusahaan dipertahankan,
kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk
berproduksi, (volume) barang dan jasa yang sama. Konsep ini sama dengan Current
Value Accounting.
Current value (nilai sekarang) dapat dihitung dengan tiga metode:
1) Capitalization atau Present Value Method
Yaitu jumlah bersih dari arus kas yang diharapkan diterima selama umur
ekonominya yang didiskontokan pada saat sekarang. Untuk menghitung ini
perlu diketahui:
a) Arus kas dari penggunaan/penjualan aset tersebut
b) Jangka waktu arus kas tersebut
c) Jumlah sisa umur aktiva tersebut
d) Discount rate (tingkat diskonto)
2) Current Entry Price
Yaitu jumlah kas/aktiva lainnya dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang
sejenis. Istilah yang sering ada adalah sebagai berikut:
a) Replacement Cost Used adalah jumlah kas yang diperlukan untuk
mendapatkan aset yang serupa yang memiliki umur pemakaian yang sama
di pasaran barang bekas.
b) Reproduction Cost adalah jumlah kas/aktiva yang diperlukan untuk
mendapatkan aset yang persis sama dengan aktiva yang ada sekarang (aset
yang baru).
3) Current Exit Price
Adalah jumlah kas yang diterima atau utang yang dianggap lunas apabila
aset tersebut dijual. Umumnya nilai ini bermakna:
6
a) Harga penjualan yang ada dalam keadaan pasar bebas bukan harga yang
timbul karena terpaksa.
b) Harga jual pada saat berlangsungnya pengukuran/pencatatan.
b. General Purhasing Power, Productive Capacity Maintenance, yaitu physical
capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini
kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli yang sama
dipertahankan.
7
2.2.4.3 Permasalahan Laba Akuntansi
Permasalahan yang sering dihadapi mengenai laba akuntansi adalah menentukan
nilai ekonomi, harga, modal, skala, dan pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah
preferensi seseorang terhadap suatu produk berdasarkan kegunaan di masa yang akan
datang dibanding dengan produk lainnya. Apabila terjadi pertukaran, maka akan terjadi
pertukaran harga (exchange price) yang ditetapkan berdasarkan nilai uang. Jenis harga
dalam menentukan laba akuntansi, yaitu:
1. Harga historis (historical cost)
2. Harga sekarang (current price) atau harga ganti (replacement cost) atau exit price
3. Harga nanti atau harga ganti nanti atau harga exit price nanti
4. Harga diskonto atau computed amount
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa money income dapat dihitung sebagai
berikut:
Pm = Pa – Z + W
Dan menurut Belkaoui, Accounting Income dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pa = X + Y + Z
Keterangan :
Pm = Money Income
8
Pa = Accounting income
W = Holding gain and loss yang belum direalisasi
X = Current operating profit
Y = Realisasi dan “accrued” holding gain pada periode itu
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu tetapi “accrued” pada periode
sebelumnya
9
penyusun statement
keuangan
2 Dasar pengukuran Biaya historis Biaya kesempatan, nilai
pasar, nilai likuidasi
3 Makna “ekonomik” Kelayakan ekonomik Kelayakan ekonomik
jangka panjang jangka pendek
4 Makna “depresiasi” Alokasi biaya Penurunan nilai ekonomis
5 Unit pengukur Nominal rupiah Daya beli
6 Konsep dasar yang Kontinuitas usaha atau asas Likuidasi atau nilai tunai
melandasi akrual
7 Sasaran Pengukuran Laba uang/nominal Laba real
8 Fungsi Aset Sisa Potensi Jasa Simpanan atau persediaan
nilai
10
1. Pendekatan Transaksi (Transaction Approach)
Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang (laba) terjadi
hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal
timbul karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva/hutang dengan pihak
luar perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam
perusahaan.
Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu:
a. Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya: atas dasar
produk/konsumen.
b. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi
c. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang
ada pada akhir periode
d. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal untuk berbagai tujuan
e. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang
lainnya.
2. Pendekatan Kegiatan (Activities Approach)
Laba dianggap timbul bila kegiatan atau peristiwa tertentu telah dilaksanakan. Jadi
laba bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan
pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan dari pendekatan
transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai
dasar pengukuran.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:
a. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis evaluasi
dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan
penjualan surat berharga yang ditujukan pada usaha memperoleh capital gain.
b. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan
menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.
c. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku
dari jenis kegiatan yang berbeda.
3. Pendekatan Mempertahankan Kapital/Kemakmuran (Capital Maintenance)
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan. Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital disini
dimaksudkan sebagai kepital dalam arti kekayaan bersih dalam artian luas dan dalam
berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa
11
memeperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefiniskan
laba (income) merupakan perubahan dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu
yang berbeda (awal dan akhir), diluar perubahan karena investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik, dimana kapital dinyatakan dalam bentuk nilai (value) dan
didasarkan pada skala pengukuran tertentu (Paragraf 194).
Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada
akhir periode dengan tingkat kemakmuran pada awal periode. [Laba = total aktiva neto
(akhir periode) – kapital yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba
ini disebut dengan konsep mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital
maintenance concept).
Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net worth) atau
aktiva neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran
tertentu. Pengukuran terhadap kapital sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur),
jenis kapital dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan
mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang diperoleh.
12
2. Metode laba kotor diakui proporsional sesuai dengan penerimaan kas (Cash
Basic)
Ketentuan akuntansi pada metode laba diakui proporsional dengan penerimaan kas
adalah sebagai berikut:
a. Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi dilakukan, dimasukkan kedalam
rekening Laba Kotor Belum Direalisasikan (LKBD)
b. Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya Laba Kotor Direalisasi (LKD).
LKD = %LKBD x jumlah kas yang diterima tahun yang bersangkutan (tidak
termasuk bunga)
c. Persentase LKD dicatat dengan rumus:
%LKD = Harga jual – Harga pokok x 100%
Harga Jual
d. LKD adalah merupakan pengakuan laba secara bertahap dari LKBD, yang
kemudian diakui sebagai laba periode yang bersangkutan di laporan rugi- laba.
e. Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri di luar LKD.
f. LKBD yang belum disesuaikan menjadi LKD, akan disajikan di Neraca pada sisi
pasiva di bawah kelompok hutang.
14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
3.2 Kasus 2 (Konsep Laba Capital Maintenance)
PT Fash Food Indonesia Tbk memiliki kekayaan bersih sebesar Rp629.491.106.000,00
pada tanggal 1 Januari 2008 dan pada tanggal 31 desember 2008 menjadi
Rp784.758.815.000,00 untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik perusahaan yang
sebenarnya diperlukan biaya Rp781.627.389.000,00 sedangkan tingkat harga umum naik
10 % selama periode itu.
Hasil dan Pembahasan:
a. Laba menurut konsep financial capital
1. Money Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2008 Rp 784.758.815.000,00
Net Asset 01 Januari 2008 Rp 629.491.106.000,00 _
Laba Rp 155.267.709.000,00
2. General Purchasing Power Money Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2008 Rp 784.758.815.000,00
Net Asset 01 Januari 2008 Rp 629.491.106.000,00
Penyesuaian GPL:
10% x Rp 629.491.106.000 Rp 62.949.110.600,00 +
Rp 692.440.216.600,00 –
Laba Rp 92.318.598.400,00
b. Laba menurut konsep physical capital
1. Productive Capacity Maintenance:
Net Assets 31 Desember 2008 Rp 784.758.815.000,00
Bagian yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas produksi perusahaan Rp 781.627.389.000,00 –
Laba Rp 3.131.426.000,00
2. GPP Productive Capacity Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2008 Rp 784.758.815.000,00
Bagian untuk mempertahankan kapasitas produksi
yang diperlukan:
Net Asset 1 Januari 2008 Rp 781.627.389.000
Penyesuaian GPL:
10 % x Rp. 781.627.389.000 Rp 78.162.738.900 +
Rp. 859.790.127.900,00 –
Rugi (Rp 75.031.312.900,00)
16
3.3 Kasus 3 (Konsep Laba Capital Maintenance)
PT Sipangko Jaya memiliki kekayaan bersih sebesar Rp10.000.000,00 pada tanggal 1
Januari 2000 dan pada tanggal 31 Desember 2000 menjadi Rp15.000.000,00. Untuk
mempertahankan kapasitas produksi fisik perusahaan yang sebenarnya, diperlukan biaya
Rp12.500.000,00, sedangkan tingkat harga umum naik 10% selama periode itu. Hitunglah
laba menurut keempat konsep capital maintenance!
Hasil dan Pembahasan:
1. Money Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 10.000.000,00 _
Laba Rp 5.000.000,00
2. GPP Money Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 10.000.000,00
Penyesuaian GPL:
10% x Rp 10.000.000,00 Rp 1.000.000,00 +
Rp 11.000.000,00 _
Laba Rp 4.000.000,00
3. Productive Capacity Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas produksi perusahaan Rp 12.500.000,00 _
Laba Rp 2.500.000,00
4. GPP Productive Capacity Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas produksi perusahaan:
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 12.500.000,00
Penyesuaian GPL:
10% x Rp 12.500.000,00 Rp 1.250.000,00 +
Rp 13.750.000,00 _
Laba Rp 1.250.000,00
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi
murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil
penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba
dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya
produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. Laba
merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual.
Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu tertentu dibandingkan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan pada periode tertentu.
4.2 Saran
a. Kami harap pembaca atau penyusun selanjutnya dapat melakukan perbaikan-
perbaikan untuk selanjutnya dalam penyusunan makalah, seperti penambahan
materi, perbaikan penulisan, dan lain sebagainya.
b. Sebaiknya penggunaan konsep-konsep pengukuran laba dengan konsep yang
lainnya dikombinasikan guna menutupi kelemahan-kelemahan penggunaan konsep
nilai saat ini agar tujuan atas pengukuran dan pelaporan laba dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
18
DAFTAR PUSTAKA
Purnamasari, Dian dan Iwan Triyuwono. 2010. Tafsir Hemeneutik Intensionalisme Atas
“Laba” Yayasan Pendidikan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma: Vol. 1 No. 3
Desember 2010.
Prasetyo, Irvan. (2012). Analisis Pemahaman Konsep Laba Pedagang Kaki Lima Di
Surabaya Dengan Paradigma Hermeneutik. Surabaya: Jurnal Ilmiah Akuntansi.
Riahi-Belkaoui, Ahmed. 2012. Accounting Theory (Edisi Lima – Buku Dua). Jakarta:
Salemba Empat.
19