Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“AKUNTANSI KOMPARATIF EROPA”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Disusun oleh :

Kelompok 2 : 1. Chendy Arfianti NIM : B.231.16.0265


2. Tiya Ayu AW NIM : B.231.16.0292
3. Sukma Jihad NIM : B.231.16.0318
4. Irawan Aditama NIM : B. 241.17.0024
5. Dian Budiarti NIM : B. 241.17.0029

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG
Maret 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Akuntansi telah meraih


keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi nasional ke
kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-
menerus dalam bidang teori dan praktek di seluruh dunia.

Seiring dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh selama paruh
pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi muncul secara bersamaan pula.
Sekolah-sekolah bisnis membantu perkembangan tersebut dengan meneruskan bidang-
bidang masalah dan pada akhirnya mengakuinya sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri
pada berbagai sekolah tinggi dan universitas. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi
semakin terasa dengan sendirinya pada Dunia Barat, khususnya di Jerman dan Jepang.

Pada tingkatan yang agak kurang, faktor yang sama juga dapat dilihat secara langsung
di Negara-negara seperti Brasil, Israel, Meksiko, Philipina, Swedia dan Taiwan. Berkebalikan
dengan sifat warisan akuntansi yang internasional tersebut adalah bahwa di banyak Negara,
akuntansi tetap merupakan masalah nasional, dengan standar dan praktik nasional yang
melekat sangat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional. Hanya terdapat sedikit
pemahaman atas ketentuan yang sejenis dengan Negara lain. Namun demikian, akuntansi
melayani manusia dan organisasi yang lingkup keputusannya semakin internasional.
Mengatasi paradoks sejarah akuntansi ini telah lama menjadi perhatian baik bagi para
pengguna maupun penyusun informasi akuntansi. Dalam tahun-tahun terakhir, usaha-usaha
institusi untuk mempersempit perbedaan dalam pengukuran, pengungkapan dan proses
auditing di seluruh dunia semakin intensif dilakukan. Apabila usaha-usaha mengurangi
perbedaan akuntansi internasional merupakan sesuatu yang penting di satu sisi, sekarang ini
terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari
akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan yang signifikan dan
terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi
bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi. Pengendalian nasional terhadap
arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan
secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan
terhadap bisnis internasional. Kemajuan dalam teknologi informasi juga menyebabkan
perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi. Produksi yang terintegrasi secara
vertical tidak lagi menjadi bukti model operasi yang efisien. Hubungan informasi, secara
global dan seketika memberi makna bahwa produksi semakin dialihkontrakkan kepada siapa
saja dengan ukuran apa pun dimana saja di dunia yang memiliki kemampuan terbaik dalam
melakukan suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan tersebut. Hubungan wajar
timbale-balik yang menjadi karakter hubunngan perusahaan dengan pemasok, perantara
dengan pelanggan mereka digantikan dengan hubungan kerja sama global dengan pemasok,
pemasok dari pemasok, perantara, pelanggan, dan pelanggan dari pelanggan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengamatan tentang standar dan praktik akuntansi?


2. Bagaimana perkembangan IFRS di negara Uni Eropa?
3. Bagaimana sistem akuntansi keuangan lima negara?

3. Tujuan

Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami materi
tentang akuntansi komparatif di negara-negara eropa ini. Dan dapat menjadi acuan untuk
penulisan makalah-makalah yang sejenis selanjutnya.

BAB II
AKUNTANSI KOMPARATIF : EROPA

2.1 Fokus Akuntansi Komparatif Anggota Uni Eropa


Akuntansi komparatif Eropa berfokus pada lima anggota Uni Eropa (EU) yang terdiri
dari:

1. Republik Ceko

2. Perancis

3. Jerman

4. Belanda

5. Inggris

Alasan mengapa negara-negara tersebut yang menjadi fokus dalam akuntansi


komparatif Eropa:
1. Perancis, Jerman, dan Belanda merupakan anggota asli di Masyarakat Ekonomi Eropa
(Europan Economic Community) saat didirikan pad atahun 1957. Lalu Inggris
bergabung pada tahun 1973. Keempat negara tersebut adalah beberapa pendiri
International Accounting Standart Committee (lebih dikenal dengan International
Accounting Standart Board / IASB)
2. Republik Ceko merupakan negara yang perekonomian terbilang “berkembang”. Pada
tahun 1989 saat blok Soviet terpecah, negara ini berubah dari ekonomi terencana
menjadi ekonomi pasar.

2.2 Beberapa Pengamatan Tentang Standar dan Praktik Akuntansi

Standar akuntansi merupakan regulasi atau peraturan (sering kali termasuk hukum dan
anggaran dasar) yang mengatur pengolahan laporan keuangan. Susunan standar merupakan
proses perumusan standar akuntansi. Tiga alasan praktik akuntansi dapat menyimpang dari
standar akuntansi :

1. Di banyak negara hukuman untuk kegagalan dengan pernyataan akuntansi resmi


dianggap lemah atau tidak efektif.
2. Perusahaan bisa dengan sukarela melaporkan lebih banyak informasi daripada yang
diharuskan.
3. Beberapa negara mengizinkan perusahaan untuk keluar jalur standar akuntansi jika
hal tersebut bisa menggambarkan hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan
dengan lebih baik.
Susunan standar akuntansi menggabungkan dua kombinasi, yaitu :

1. Sektor swasta: profesi akuntansi dan kelompok lain (pengguna dan penyusun
laporan keuangan)
2. Sektor umum: perwakilan seperti petugas pajak, perwakilan pemerintah yang
bertanggungjawab atas hukum komersial dan komisi keamanan.

2.3 IFRS dalam Uni Eropa

Pada tahun 2002, Uni Eropa menyetujui sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan
semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk mengikuti
IFRS dalam laporan keuangan gabungan merek yang dimulai pada tahun 2005. Negara-
negara anggota dibebaskan untuk memperluas persyaratan ini bagi semua perusahaan,
bukan hanya perusahaan yang terdaftar tetapi termasuk laporan keuangan perusahaan
lain.

Laporan keuangan IFRS terdiri atas neraca gabungan, laporan laba rugi, laporan kas,
laporan perubahan ekuitas (atau laporan laba rugi dan pengeluaran yang diakui), dan
catatan penjelasan. Ungkapan catatan harus mencakup:

1. Kebijakan Akuntansi yang diikuti


2. Penilaian yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang penting

3. Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber-sumber penting tentang ketidakpastian
estimasi.

Tampilan tabel “persyaratan IFRS” meringkaskan persyaratan Uni Eropa untuk


menggunakan IFRS di lima negara yang diteliti. Penggabungan laporan keuangan bisa
diharapkan dimana IFRS diperlukan, tapi perbedaannya tetap ada ketika tidak ada
penggabungan.

1. Persyaratan IFRS

Republik
Perancis Jerman Belanda Inggris
Ceko

Perusahaan terdaftar- Diharuskan Diharuskan Diharuskan Diharuskan Diharuskan


laporan keu. Gabungan

Perusahaan terdaftar- Dibolehkan,


laporan keuangan Diharuskan Dilaranga tapi hanya Dibolehkan Dibolehkan
perusahaan pribadi untuk tujuan
informasionala

Perusahaan tdk
terdaftar-laporan keu. Dibolehkan Dibolehkan Dibolehkan Dibolehkan Dibolehkan

Gabungan

Perusahaan tdk Dibolehkan,


terdaftar-laporan tapi hanya Dibolehkan Dibolehkan
Dilarangb Dilarangb
keuangan perusahaan untuk tujuan
pribadi informasionala
a. Laporan keuangan prusahaan tertutup Perancis dan Jerman harus disusun dengan
menggunakan persyaratan akuntansi setempat karena laporan-laporan ini merupakan dasar
untuk pajak dan dividen.\

b. IFRS tidak diperbolehkan dalam laporan keuangan perusahaan pribadi yang tidak terdaftar
di Ceko karena dianggap bahwa IFRS bisa terlalu rumit dan memakan biaya untuk
perusahaan-perusahaan pribadi yang kecil ini.

a. Laporan Keuangan

Laporan keuangan IFRS terdiri atas neraca gabungan, laporan laba-rugi, laporan kas, laporan
perubahan ekuitas (atau laporan laba rugi dan pengeluaran yang diakui), dan catatan
penjelasan. Ungkapan catatan harus mencakup:

1. Kebijakan akuntansi yang diikuti


2. Penilaian yang dibuat oleh manajemen dalam menetapkan kebijakan akuntansi yang
penting
3. Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber-sumber penting tentang
ketidakpastian estimasi

b. Patokan Akuntansi

1. semua kombinasi bisnis dianggap pembelanjaan.


2. Goodwill diuji setiap tahun untuk memeriksa penurunan nilainya dan jika negative
harus segera diakui dalam pendapatan.
3. Penanaman modal dalam perusahaan gabungan dengan metode ekuitas.
4. Translasi laporan keuangan dari operasi asing didasarkan pada konsep mata uang
fungsional.
5. Aset dinilai berdasarkan harga perolehan atau harga pasar.
6. Depresiasi dibebankan secarasistematis atas umur penggunaan asset,
menggambarkan pola pemakaian manfaat.
7. Persediaan dinilai secara FIFO atau beban rata-rata sesuai menurut IFRS.
8. Pinjaman keuangan dikapitalisasi dan diamortisasi, sementara pinjaman operasional
dibebankan pada dasar sistematis.
9. Pajak-pajak yang ditangguhkan dibayar penuh.

2.4 SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN LIMA NEGARA

1. Perancis

Akuntansi nasional Perancis diatur dalam Plan Comptable General, berisi:

1. Tujuan dan prinsip laporan dan akuntansi keuangan.


2. Definisi asset, utang, ekuitas pemegang saham, pendapatan, dan pengeluaran.
3. Aturan-aturan valuasi dan pengakuan.
4. Daftar akun, persyaratan penggunaannya, dan persyaratan tata buku lainnya yang
telah distandarisasi.
5. Contoh laporan keuangan dan aturan presentasinya.

a. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Ada lima perusahaan besar yang terlibat dalam penyusunan standar di Perancis:
1. Counseil National de la Comptabilite, atau CNC (Badan Akuntansi Nasional).
2. Comite de la Reglementation Comptable, atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi).
3. Autorite des Marches Financiers, atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan).
4. Ordre des Experts-Comptables, atau OEC (Institut Akuntan Publik).
5. Compagnie Nationale des Commissaires aux Comptes, atau CNCC (Institut Nasional
Undang-undang Auditor).
b. Laporan Keuangan
Perusahaan Perancis harus melaporkan hal-hal berikut:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan atas laporan keuangan
4. Laporan Direktur
5. Laporan Auditor
c. Patokan Akuntansi

1. Aset-aset berwujud biasanya dihitung berdasarkan nilai perolehan.


2. Depresiasi dilakukan menurut ketentuan pajak, biasanya dengan metode garis garis
lurus atau saldo menurun.
3. Persediaan dinilai berdasarkan nilai terendah (FIFO) atau rata-rata tertimbang.
4. Biaya riset dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya (akrual basis)
5. Aset-aset yang dipinjamkan tidak dikapitalisasi, dan biaya sewa dibebankan.
6. Utang untuk kepentingan pasca-pekerjaan tidak harus diakui dan pinjaman
keuangan tidak perlu dikapitalisasi.
7. Pajak-pajak yang ditangguhkan dihitung menggunakan metode kewajiban, dan
dipotong ketika pembalikan perbedaan waktu bisa diperkirakan.
8. Goodwill biasanya dikapitalisasi dan diamortisasi ke dalam pendapatan.

2. Jerman

Akuntansi nasional Jerman diatur dalam German Commercial Code (HGB), berisi:

1. memungkinkan perusahaan yang mengeluarkan ekuitas atau utang pada pasar modal
resmi untuk menggunakan prinsip akuntansi internasional dalam laporan keuangan
gabungan mereka.
2. memungkinkan adanya penetapan perusahaan sector swasta untuk menyusun
standar akuntansi bagi laporan keuangan gabungan.
a. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Ada lima perusahaan besar yang terlibat dalam penyusunan standar di Jerman:

1. German Accounting Standards Committee atau GASC, atau dalam bahasa Jerman,
Deutsches Rechnungslegungs Standards Committee atau DRSC (Otoritas penyusun
standar Jerman)
2. Financial Accounting Control Act (Badan pengontrol kepatuhan).
3. Financial Reporting Enforcement Panel atau FREP (Dewan sector swasta)
4. Federal Financial Supervisory Authority (Dewan sector public)
5. Wirtschaftsprufer atau WPs (Badan pemeriksa perusahaan)

b. Laporan Keuangan

Perusahaan Jerman harus melaporkan hal-hal berikut:

1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan
4. Laporan Manajemen
5. Laporan Auditor

c. Pengukuran Akuntansi

1. Metode pembelian (akuisisi) menggunakan metode penggabungan usaha.


2. Aset dan utang dari badan usaha yang diakuisisi dinaikkan pada nilai yang ada.
3. Aset berwujud dinilai berdasarkan harga perolehan.
4. Persediaan dicatat pada biaya atau pasar yang lebih rendah.
5. Depresiasi dinilai sesuai dengan penurunan tingkat pajak.
6. Menggunakan pendekatan mata uang fungsional terhadap translasi mata uang asing.
7. Goodwill diuji setiap tahun untuk mengetahui adanya penurunan.
8. Pajak – pajak yang ditangguhkan biasanya idak muncul dalam akun perusahaan
pribadi, naun pajak tersebut bisa muncul dalamlaporan gabungan.

3. Republik Ceko

Undang-undang dan praktik akuntansi Republik Ceko lebih menyesuaikan dengan standar
Barat yang menggambarkan prinsip-prinsip yang ditanamkan dalam European Union
Directives.

a. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi


1. Accountancy Act: menentukan persyaratan untuk akuntansi.
2. Fourth and Sevent Directives dari Uni Eropa: menetapkan penggunaan daftar
perkiraan untuk pembukuan catatn dan penyusunan laporan keuangan.
3. Czech Securities Commission: bertanggung jawab mengawasi dan memantau pasar
modal.
4. Act on Auditors: Mengatur proses audit.
5. Chamber of Auditors: mengawasi pendaftaran, pendidikan, pengujian dan
menertibkan auditor, penyusunan standar audit dan regulasi praktik audit seperti
format laporan audit.

b. Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus bersifat komparatif, terdiri atas:
1. Neraca
2. Akun keuntungan dan kerugian (Laporan Laba Rugi)
3. Catatan

c. Pengukuran Akuntansi

1. Metode Akuisisi (pembelian)


2. Goodwill dikapitalisasi atau diamortisasi.
3. Aset berwujud dan tidak berwujud dinilai berdasarkan biaya.
4. Persediaan dinilai pada biaya rendah (FIFO) atau metode rata-rata.
5. Biaya riset dan pengembangan dikapitalisasi.
6. Pajak penghasilan yang ditangguhkan diberikan sepenuhnya untuk semua selisih
sementara.

4. Belanda
Belanda memiliki undang-undang akuntansi dan persyaratan laporan keuangan yang
cukup bebas tapi standar praktik professional yang sangat tinggi.

a. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi


Regulasi akuntansi di Belanda tetap bersifat liberal hingga munculnya Act on Annual
Financial Statements pada tahun 1970 yang berisi:

1. Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang jelas dari posisi
keuangan dan hasil tahun tersebut, dan semua artikelnya harus dikelompokkan dan
dijelaskan dengan tepat.
2. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan praktik bisnis yang aman.
3. Dasar-dasar untuk penulisan asset dan utang serta untuk menentukan hasil operasi
harus diungkapkan.
4. Laporan keuangan harus disusun pada dasar yang konsisten, dan pengaruh material
dari perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi harus diungkapkan dengan tepat.
5. Informasi keuangan yang komparatif untuk periode terdahulu harus diungkapkan
dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya.

b. Laporan Keuangan

Laporan keuangan harus meliputi hal-hal:

1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan
4. Laporan Direktur
5. Informasi lain yang sudah ditentukan

c. Pengukuran Akuntansi

1. Goodwill dikapitalisasi dan diamortisasi


2. Persediaan dinilai dengan FIFO, LIFO atau rata-rata
3. Semua asset tidak berwujud memiliki usia terbatas.
4. Biaya riset dan pengembangan hanya dikapitalisasi ketika jumlahnya bisa ditutup
kembali
5. Pajak penghasilan yang ditangguhkan diakui berdasarkan konsep alokasi yang
komprehensif.
5. Inggris
Sejak tahun 1970-an, sumber paling penting untuk pengembangan dalam undang-undang
perusahaan adalah EU Directives, terutama Fourth and Seventh Directive.

a. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Undang-undang tahun 1981 memuat 5 prinsip akuntansi dasar, yaitu:

1. Pendapatan dan beban disesuaikan dengan dasar akrual.


2. Aset dan kewajiban individu dalam setiap golongan asset dan kewajiban dihitung
secara terpisah.
3. Prinsip konservatisme (kehati-hatian) diterapkan, khususnya dalam pengenalan
penghasilan yang didapat dan semua kewajiban dan kerugian yang ditemukan.
4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten diharuskan dari tahun ketahun.
5. Prinsip perusahaan yang terus berjalan bisa diterapkan untuk entitas yang sedang
dihitung.
Enam dewan akuntansi di Kerajaan Inggris:

1. The Institute of Chartered Accountants in England dan Wales


2. The Institute of Chartered Accountants in Ireland
3. The Institute of Chartered Accountants in Scotland
4. The Association of Chartered Certified Accountants
5. The Chartered Institute of Management Accountants
6. The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy

b. Laporan Keuangan

Laporan keuangan Inggris mencakup hal-hal:

1. Laporan direktur
2. Akun Laba dan Rugi serta neraca
3. Laporan arus kas
4. Laporan keseluruhan laba dan rugi
5. Laporan kebijakan akuntansi
6. Catatan yang direferensikan dalam laporan keuangan
7. Laporan auditor

c. Penghitungan akuntansi

1. Goodwill dikapitalisasi dan diamortisasi selama kurang dari 20 tahun


2. Aset-aset dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang atau gabungan keduanya
3. Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar perhitungan yang
digunakan untuk asset-aset yang mendasarinya
4. Persediaan dihitung berdasarkan FIFO atau rata-rata
5. Pajak yang ditangguhkan dihitung menggunakan metode hutang dengan dasar provisi
penuh untuk perbedaan berdasarkan waktu.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Di Negara-negara hukum kode, sector public lebih berpengaruh dan profesi akuntansi
cenderung untuk lebih diatur oleh Negara. Hal ini yang menyebabkan mengapa
standar akuntansi berbeda-beda di seluruh dunia. Akuntansi Komparatif bagian ini
membahas tentang sistem Akuntansi di negara Perancis, Jerman, Republik Ceko,
Belanda dan Inggris. Akuntansi Internasional berguna bagi perusahaan baru yang
ingin menginvestasikan uangnya ke dalam perusahaan asing.

2. Daftar Pustaka
http://debbyseptianti-debbyaccounting.blogspot.com/

https://ricoputra14.wordpress.com/page/3/?archives-list=1

Anda mungkin juga menyukai