OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
2019
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................... 4
D. Manfaat ............................................................................................................. 5
5. Siklus Akuntansi..................................................................................... 12
A. Kesimpulan..................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fase yaitu era sebelum otonomi daerah, era transisi otonomi, dan era pelaksanaan
otonomi. Pada era sebelum otonomi daerah, manajemen keuangan daerah masih
belum dianggap sebagai hal yang penting sebagai akuntabilitas anggaran kepada
publik. Laporan keuangan pemerintah hanya bersifat semu, dengan dasar penyajian
yang tidak jelas. Pada era transisi ekonomi, masyarakat sudah mulai
penerapan yang diharapkan belum dapat tercapai. Pada era pelaksanaan otonomi,
daerah sudah mendapatkan opini yang baik dalam laporan keuangannya. Dengan
adanya otonomi ini, daerah diberikan kewenangan yang luas untuk mengurus
pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewenangan yang luas untuk
1
2
macam pungutan tidak dapat dihindarkan. Terkait dengan APBD, kasus korupsi
umumnya terjadi dalam proses penyusunan APBD dan pengadaan barang dan jasa.
Salah satu praktek korupsi ialah mafia anggaran yang dilakukan dalam
beberapa kasus yang terjadi, program anggaran desa diintervensi oleh oknum
tertentu yang belum tentu bermanfaat dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Melalui program ini juga kemudian terjadi persaingan proyek antar instansi
memiliki fungsi yang sangat vital. Salah satu fungsinya ialah laporan keuangan
merupakan gambaran kondisi suatu pemerintah dan sebagai salah satu cara bagi
3
Oleh sebab itu pemerintah wajib memperhatikan dan menyusun laporan keuangan
yang berkualitas. Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar
Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian berupa Opini dari
tindakan korupsi merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.
merugikan negara. Dari berbagai tulisan dapat diketahui bahwa di dalam laporan
keuangan pemerintah daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai.
Oleh karena itu, dirasa perlu untuk lebih memahami bagai sistem akuntansi
B. Rumusan Masalah
perusahaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses akuntansi keuangan daerah serta output apa yang
perusahaan.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini ialah sebagai berikut:
2. Bagi Penulis
PEMBAHASAN
pertanggungjawaban keuangan daerah, sistem lama yang selama ini digunakan oleh
keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus kas sesuai PP 105/2000 pasal 38.
Adapun perbedaan prinsip-prinsip yang mendasar antara sistem yang lama dengan
6
7
a. Asas Bruto
Artinya tidak ada kompensasi antara pendapatan daerah dan belanja daerah.
dibukukan pada pos belanja yang bersangkutan sebesar belanja yang dikeluarkan.
Contoh di lapangan, piutang pajak penerangan jalan umum (PPJU) yang harus
8
disetor oleh PLN tidak boleh dikompensasi dengan tunggakan listrik Pemda kepada
PLN.
b. Asas Universalitas
Artinya semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti
pula bahwa anggaran belanja merupakan batas komitmen tertinggi yang bisa
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk dapat membebani APBD. Asas ini juga
c. Nilai Historis
Penilaian aset tetap daerah dilakukan dengan menggunakan nilai historis atau
(depresiasi aset tetap). Penilaian aset daerah di neraca awal daerah dilakukan
melalui kegiatan inventarisasi secara pisik atas seluruh aset yang ada, dan dilakukan
SAKD yang ada. Kendala yang dihadapi di dalam penilaian aset daerah pada saat
penyusunan neraca awal daerah adalah : Dokumen historis atas aset-aset yang
berasal dari APBN (sebelum otonomi daerah), Aset-aset yang secara fisik ada tetapi
tidak tercatat di dalam daftar aset daerah, Bangunan bersejarah peninggalan nenek
resources) yang dimiliki oleh daerah untuk dimasukkan sebagai aset daerah
9
menggunakan nilai yang dapat diestimasikan, dilakukan oleh tim penilai yang
depresiasi atas aset tetap (bangunan dan kendaraan) tidak dilakukan, dan untuk aset
bersejarah dan sumber daya alam, dengan alasan adanya unsur ketidakpastian
(uncertainties) mengenai nilai ekonomisnya dan biaya ekspertis yang mahal untuk
menilai kandungan sumber daya alam, maka dalam laporan keuangan daerah hanya
Neraca dikelompokkan menjadi aset lancar dan tidak lancar, kewajiban lancar
dari belanja operasi dan belanja modal serta belanja lainnya (PP 105/2000
menggunakan istilah belanja tak tersangka). Klasifikasi ini sudah sejalan dengan
praktek-praktek internasional.
keuangan daerah secara keseluruhan. Hal ini didasari dengan adanya pertimbangan
a. Basis Akuntansi
SAPD menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan
basis akrual untuk neraca. Dengan basis kas, pendapatan diakui dan dicatat pada
saat kas diterima oleh rekening Kas Daerah serta belanja diakui dan dicatat pada
saat kas dikeluarkan dari rekening kas daerah, sedangkan aset, kewajiban dan
11
ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat
Sistem ini didasarkan atas dasar persamaan dasar akuntansi, yaitu Aset =
Utang + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebit suatu perkiraan
pengeluaran kas, prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur
bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan,
lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan oleh PPK SKPD.
Dalam konstruksi keuangan Negara, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu
SKPD dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Dalam pelaksanan
yaitu:
12
5. Siklus Akuntansi
dengan siklus akuntansi pada umumnya. Berikut ini merupakan beberapa tahapan
laporan laba rugi, laporan neraca, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas
anggaran. Hal ini didasarkan bahwa dalam pencatatan laporan pemerintah tidak
perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi, dan saldo kas dan setara
c. Laporan Neraca
suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Catatan atas laporan keuangan (CaLK) adalah salah satu unsur laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau
14
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Laporan Arus Kas dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Akuntansi
makro
laporan keuangan
B. Persamaan Akuntansi
1. Perusahaan
2. Pemerintah / Publik
1. Contoh Kasus
Berikut ini informasi yang diperoleh dari Laporan Pemerintah Daerah RIZKY
Penerimaan
Tahap/jenis Pendapatan Belanja
Pembiayaan
Diasumsikan bahwa pendapatan hanya diperoleh dari pendapatan yang berasal dari
pajak-pajak daerah. Saldo awal kas yang seluruhnya berasal dari saldo tahun lalu
dari saldo tahun lalu juga berasal dari Pinjaman Pemerintah Pusat sebesar Rp 1.500.
hanya untuk belanja pegawai Rp 10.000 dan pembangunan gedung sekolah senilai
Rp 2.500.
Sedangkan data yang diambil dari neraca per 31 Desember 2018 (neraca awal)
Diminta:
2. Neraca Akhir
PEMDA RIZKY
NERACA
PER 31 DESEMBER 2019
(dalam rupiah)
Aset Kewajiban
Aset Lancar Utang Jk. Panjang
Kas 2.000 Utang Kepada Pemerintah Pusat 1.500
Total Aset Lancar 2.000 Total Utang Jk. Panjang 1.500
pemilik modal, penanam modal, kreditor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
sosial merupakan bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada lembaga dalam
artian makro, yang melayani perekonomian nasional. Sebagai contoh adalah neraca
nasional, serta neraca nasional. Lingkup akuntansi pemerintah dapat dibagi dua
informasi keuangan yang lengkap, cermat, dan akurat sehingga dapat menyajikan
sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan keuangan masa lalu dalam
ekternal pemda untuk masa yang akan dating. Laporan keuangan yang dihasilkan
20
oleh akuntansi keuangan daerah akan digunakan oleh berbagai pihak ekternal
tersebut.
Gambar 1
Akuntansi
Keuangan
Daerah
Provinsi Kab/Kota
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Daerah (MAKUDA) yang diterapkan sejak 1981 digantikan dengan sistem baru
Keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus kas sesuai PP 105/2000 Pasal 18.
balance sheet, dan struktur APBD. Terdapat dua jenis satuan kerja yakni satuan
kerja perangkat daerah dan satuan kerja pengelola keuangan daerah. Siklus
akuntansi keuangan daerah tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi keuangan
keuangan bisnis. Perbedaan tersebut ialah Modal dalam keuangan bisnis disebut
dengan Ekuitas Dana dalam keuangan daerah dan Biaya dalam keuangan bisnis
21
22
disebut dengan Belanja dalam keuangan daerah. Selain kedua hal diatas, dalam hal
ekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak eksekutif, legislatif, yudikatif, dan
masyarakat. Akuntansi Keuangan daerah secara spesifik dibagi menjadi dua yakni
23