Anda di halaman 1dari 3

Naskah Ujian

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA


UTS UAS Susulan UTS/UAS Semester Antara Ganjil / Genap TA. 2020/ 2021
Program Studi Akuntansi / Fakultas Ekonomi & Bisnis

KMK - Mata Kuliah : AK215135 / Teori Akuntansi NIM : 180500012

Nama Dosen : Christina, SE, M.Si Amalia


Nama Mahasiswa : syafira
Kelas : Semester VI Sore

Hari /Tanggal : Senin / 12 Juli 2021 Paraf Tanggal

Waktu Ujian : 90 menit Validasi KaProdi/ OK


Koord. 21/6/2021
Sifat Ujian : Buka Buku / Tutup Buku*
Matakuliah
Lembar Jawaban : Ya / Tidak* (MKU/MKB) : TADASI
Naskah ujian harap diserahkan beserta lembar jawaban !!!
* Coret salah satu

1. Salah satu karakteristik standar akuntansi adalah bahwa standar tersebut tidak mengatur
prosedur akuntansi, namun merupakan pedoman yang lengkap tentang fungsi akuntansi
sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan. Jelaskan dan uraikan landasan apa
saja yang diatur dalam standar akuntansi keuangan !
2. Terdapat perdebatan pandangan apakah akuntansi perlu diregulasi atau tidak. Jelaskan
bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi, serta implementasi
dalam praktik !
3. Uraikan jika terlalu banyak standar akuntansi, dan dampaknya dalam praktik, serta alternatif
cara mengatasinya.
4. Berikan penjelasan tentang apa itu teori agensi dan berikan penjelasan tentang kontribusi teori
agensi terhadap riset akuntansi !
5. Saat ini topik CSR semakin banyak dibahas dan semakin banyak juga perusahaan yang
melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Berikan penjelasan singkat tentang isu CSR dan
keterkaitannya dengan GCG (Good Corporate Government) yang saudara pahami !

SELAMAT BEKERJA, SEMOGA SUKSES !

1. Menurut saya landasan yang diatur dalam standar akuntansi keuangan sebenarnya semua
sudah tercantum dalam kerangka konseptual di SFAC. Karena kerangka kerja konseptual sudah secara
jelas dan bersifat pokok dan fundamental dalam menjelaskan kerangka konseptual pelaporan laporan
keuangan. Kemudian ada 2 landasan yang diatur dalam standar akuntansi keuangan.
• Pertama landasan operasional, terdapat tiga tingkatan kerangka prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Tingkat 1 adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar Akuntansi Keuangan merupakan aturan utama yang
harus diacu dalam penyajian laporan keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi berlaku umum.
Standar tersebut penting agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti, dapat
diperbandingkan serta tidak menyesatkan.
Tingkat 2 adalah SAK Internasional, Buletin Teknis, regulasi untuk industri, dan pedoman atau
praktik akuntansi industri. Tingkat 2 merupakan acuan alternatif setelah tingkat 1, yaitu jika terdapat
hal yang tidak diatur di tingkat 1 maka tingkat 2 dapat menjadi acuan selama tidak bertentangan
dengan landasan konseptual atau prinsip yang digunakan di landasan operasional.
Sedangkan tingkat 3 adalah Praktik, Konvensi, dan Kebiasaan Pelaporan yang Sehat, serta Buku
Teks/Ajar, Simpulan Riset, Artikel, dan Pendapat Ahli. Seperti halnya di atas, jika terdapat hal yang
tidak diatur di tingkat 1 ataupun 2 maka tingkat 3 dapat menjadi acuan selama tidak bertentangan
dengan landasan konseptual atau prinsip yang digunakan di landasan operasional
• Kedua adalah landasan konseptual, landasan konseptual yang berisi kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK) adalah konsep yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan umum. KDPPLK
menjadi acuan penyusun standar akuntansi dalam pelaksanaan tugasnya, acuan
penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan, acuan auditor dalam memberikan pendapat,
dan acuan pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan. Jadi dapat dikatakan bahwa KDPPLK ini merupakan acuan dalam
penyusunan Standar Akuntansi Keuangan yang ada pada landasan operasional tingkat
1.

2. Regulasi umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan dirancangserta
dioperasikan terutama untuk keuntungannya sendiri (Belkaoui 2006:175). Scott(2009:484)
menjelaskan bahwa terdapat dua teori regulasi akuntansi dalam industri, yaitu#teori kepentingan publik
(The Public Interest Theory) dan (2) teori kelompok kepentingan(The Interest Group Theory), 1eori
kepentingan publik berbicara tentang seberapa banyak informasi akuntansi yangharus diregulasi untuk
memaksimalkan kesejahteraan sosial sebagai dasar permintaan publik untuk mengoreksi kegagalan
pasar. 1ujuan akhirnya ialah melindungi kepentingan publik.
teori regulasi kelompok kepentingan sangat sesuai untuk menggambarkan konflik dari para
konstituen daripada suatu proses hitungan. Kehendak para pemain untuk menerima suatu standar baru
meningkat jika mereka merasa bahwa pandangan
merekadiakomodasi. Hal ini menjelaskan perhatian pada due process sebagai suatu langkahakomodasi
konflik dalam penyusunan standar. Pertimbangan pertimbangan ini menjadikanteori regulasi kelompok
kepentingan menjadi prediktor yang lebih baik akan standar baru,karena teori kelompok kepentingan
secara formal mengakui eksistensi konflik konstituen.

3. Terlalu banyak standart akuntansi itu bisa terjadi karena banyankya factor. Dimasing-masing
Negara semua menyusun dan membuat standar dengan karakteristik yang sesuai dengan budaya bisnis
yang sedang berkembang di Negara yang bersangkutan tersebut.Factor lainnya karena sumber daya
manusia yang mungkin setimpang keritka melihat negara maju, Negara berkembang, atau bahkan
Negara yang terbelakang. Standar lahir mengingat banyaknya situasi yang mendukung lainnya untuk
menciptakan suatu standar akuntansi sendiri daripada menerapkan standar dari Negara lain. Nah
standar yang terlalu banyak, standar yang terlalu mendetail, standar yang tidak tegas, ataupun standar
yang tidak bisa atau tidak mampu mengatasi perbedaan adalah ciri-ciri dari adanya overload.Standar
overload ini akan banyak menimbulkan dampak terutama pada praktik akuntansi.Standar yang jadi
kaku dan terlalu banyak yang harus diungkapkan akan mempengaruhi kinerja para akuntan dalam
menyajikan suatu informasi. Ketika informasi yang disajikanitu tidak disusun dengan sempurna karena
ada masalah tersebut maka keputusan yang diambil oleh para penggunanya akan menjadi sebuah hal
yang sangat riskan. Standar yang terlalu banyak akan membingungkan ara pengguna dengan
banyaknya aturan dancatatan yang harus dibuat oleh mereka karena standar di Negara satu dengan
Negara lainnya itu berbeda standard an aturannya. Dampak yang signifikan akan terlihat dibursasaham
seperti di BEI, wallstreet dan lain-lain. Perusahaan multinasional yang berekspansi kemasing-masing
Negara juga mungkin akan mengalami kesusahan atau kewalahan dengan semua standar yang berbeda
satu sama lain. Jadinya modal yang diharapkan dari public negara yang bersangkutan tersebut tidak
akan terserap dengan efektif dan efisien.

Solusi terhadap masalah terlalu banyak standar akuntansi AICPA melakukan evaluasi terhadap
berbagai pendekatan yang berkaitan adalah sebagai berikut :
-Tidak ada perubahan atau mempertahankan status quo
-Melakukan perubahan terhadap konsep GAAP menjadi dua jenis GAAP, misalnya GAAP khusus
untuk pengusaha besar dan GAAP untuk pengusaha kecil
-Melakukan perubahan GAAP untuk menyederhanakan penerapannya bagi semua perusahaan
-Menentukan pengungkapan dan pengukuran yang berbeda
-Menentukan perubahan terhadap standar akuntansi public untuk pelaporan informasikeuangan
-Memberikan alternatve bagi GAAP sebagai basis pilihn dalam penyajian laporan keuangan.
Usaha mempersatukan perbedaan standar juga dilakukan oleh IASB . penggabungan standar
akuntansi IFRS oleh negar-negara maju maupun berkembang merupakan langkah yang
menguntungkan banyak pihak. Selain perusahaan yang berekspansi ke luar negeri lebih mudah
memasuki pasar misal Negara tersebut, pemerintah Negara juga akan dimudahkan dalam menyusun
regulasi lain yang berkaitan dengan standar seperti pajak misalnya.

4. Teori Agensi yaitu teori yang mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapatditulis untuk
memotivasi individu untuk mencapat keselarasan tujuan. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya
hubungan kinerja antara pihak yang memberikan wewenang yaitu investor dengan pihak yang
menerima wewenang (agent) yaitu manajer dalam bentuk kontrak kerja sama.
Jensen dan Meckling juga menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan terdiri dari tiga macam
yakni
(1)inside equity (held by manager),
(2)outside equity (held by anyone of the firm), dan
(3) debt (held by anyone outside of the firm).
Dengan demikian modal sendiri dipisahkan antara pemegang saham dari dalam yaitu manajer dan
pemegang saham dari luar perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari berapa besar share terhadap
keseluruhan modal sendiri.
Jensen dan Meckling mendefinisikan penurunan kepuasan dari agen yang timbul akibat hubungan
keagenan antara manajer dan pemegang saham eksternal sebagai biaya keagenan (agency cost). Untuk
mengurangi biaya keagenan, manajer dengan suka rela akan melakukan perjanjian dengan pemegang
saham untuk membatasi tindakan mereka yang mungkin merugikan pemegang saham. Penelitian lain
yang mengemukakan mengenai hubungan keagenan (agency relationship) antara lain, Berhold (1971),
Ross (1973, 1974), Holmstrom (1979), dan Antle (1982, 1984).
Dari paparan diatas, kontribusi teori agensi adalah menjadi dasar teori dalam menjelaskan
hubungan antara para pemilik modal dengan pengelola modal. Agensi teori berusaha mengakomodir
adanya perbedaan kepentingan antara kedua pihak tersebut melalui informasi akuntansi sehingga kedua
pihak tidak dapat begitu saja memaksimalkan keuntungan mereka tanpa mempertimbangkan kerugian
yang mungkin diperoleh pihak lain.

5. CSR merupakan bagian dari Good Coorporate Governance terutama untuk perusahaan Go
Public.Konsep GCG menerapkan lima elemen yang harus diterapkan oleh perusahaan yaitu
accountability, responsibility, fairness, transparancy, dan independency. Elemen responsibility
adalah elemen yang paling mendukung adanya CSR. Prinsipnya adalah melalui penekanannya
terhadap apa yang harus diberikan kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat
sekitar. Melalui penerapan prinsip ini diharapkan perusahaan dapat menyadari bahwa kegiatan
operasionalnya seringkali menghasilkan dampak eksternal yang harus ditanggung oleh
stakeholders. Oleh karena itu, wajar bila perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan
nilai tambah bagi stakholders-nya
CSR dinilai dapat meningkatkan citra perusahaan.
CSR umumnya dilakukan dengan mengadakan kegiatan sosial untuk lingkungan maupun
masyarakat sekitar perusahaan. CSR dinilai merupakan tindakan yang menguntungkan bagi
perusahaan untuk menciptakan dan membangun nama baik perusahaan dimata masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang dilakukan perusahaan terkadang membawa berbagai
kerugian untuk pihak lain. Maka dari itu CSR dilakukan untuk membangun nama baik
perusahaan setelah pa yang mereka lakukan. CSR dilakukan karena perusahaan ingin
mendapatkan sertifikat standarisasi yang juga dapat meningkatkan citra perusahaan
dimasyarakat seperti ISO 26000.
CSR dlakukan karena ada regulasi yang mengatur.
Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur tentang penerapan CSR
diantaranya seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT)
dan Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UU Penanaman Modal)
serta Peraturan Pelaksana No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai