Anda di halaman 1dari 14

TEORI AKUNTANSI

KONSEP DASAR AKUNTANSI KEUANGAN

Dosen Pengampu :
Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak. CA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

A. A. Sri Pramita 2007531077/16


Daniel Erinaldi R. WIN 2007531081/17
I Kadek Feri Mahardika 2007531084/18

SARJANA AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-
Nya kami bisa menyelesaikan tugas rangkuman materi perkuliahan yang berjudul “Konsep
Dasar Akuntansi Keuangan”.
Adapun tujuan dari penulisan dari rangkuman materi perkuliahan ini adalah untuk
memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Teori Akuntansi. Selain itu, rangkuman materi
perkuliahan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep dasar akuntansi
keuangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada rangkuman materi
perkuliahan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan
demi kesempurnaan paper kami. Semoga rangkuman materi perkuliahan ini dapat membawa
pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua.

Denpasar, 5 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2
2.1. Konsep Dasar Akuntansi ..................................................................................... 2
2.2. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan ........................................................ 4
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................10
3.1. Kesimpulan........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan
dalam penyusunan standar akuntansi yang ditujukan pada suatu praktek akuntansi.
Sehingga untuk lebih memahami tentang akuntansi, maka kita harus mengetahui
konsep dasar akuntansi tersebut terlebih dahulu. Konsep-konsep akuntansi yang
digunakan dalam lingkungannya akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,
pengalaman, kondisi sosial, politik dan sebagainya. Suatu konsep dasar muncul ketika
penalaran dalam perekayasaan pelaporan keuangan bersifat deduktif normatif, dimana
penyimpulannya harus dimulai dengan adanya premis atau asumsi yang disepakati dan
dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Akan tetapi, terdapat keyakinan
bahwa premis tersebut akan terus bermanfaat untuk landasan pengembangan suatu
kerangka konseptual. Kerangka konseptual pelaporan keuangan dalam Pernyataan
Standar AkuntansiKeuangan (PSAK) menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan
untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk
investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam
membuat keputusan penyediaan sumber daya kepada entitas. Laporan keuangan akan
bermanfaat bagi para pengguna bila mememenuhi karakteristik kualitatif yaitu relevan
dan merepresentasikan secara tepat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam rangkuman materi perkuliahan ini yaitu
sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar akuntansi?
2. Bagaimana kerangka konseptual pelaporan keuangan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari rangkuman materi perkuliahan ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar akuntansi.
2. Untuk mengetahui bagaimana kerangka konseptual pelaporan keuangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Akuntansi


Konsep dasar akuntansi merupakan landasan yang berlaku umum sehingga
diperoleh suatu kesatuan analisis, pandangan, dan pendapat baik oleh penyaji informasi
keuangan maupun pihak-pihak yang memerlukannya. Pemahaman terhadap konsep dasar
akuntansi ini sangat penting untuk dipahami agar terhindar dari adanya kesalahan
pencatatan akuntansi yang dapat memengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan
mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Konsep dasar akuntansi
dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAl) yang menyatakan bahwa asumsi dasar
akuntansi berdasarkan atas akrual dan kelangsungan usaha (going concern). Menurut
Paton dan Littleton, konsep dasar akuntansi terdiri dari konsep kesatuan usaha (Entity
Theory), kelangsungan usaha (going concern), penghargaan sepakatan, upaya dan hasil
(effort and accomplishment), harga melekat (cost attach), bukti terverifikasi, dan asumsi.
Sedangkan menurut Anthony, Hawkins, dan Merchant, konsep dasar akuntansi terdapat
beberapa poin yaitu konsep pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep
kelangsungan usaha, konsep cost, aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme,
realisasi, penandingan, konsistensi, dan materialitas.
Dari beberapa paparan mengenai rumusan konsep dasar akuntansi di atas, maka
terdapat beberapa rumusan dasar akuntansi secara lebih terperinci. Berikut adalah 8
konsep dasar akuntansi yang perlu dipahami beserta penjelasannya:
1. Dasar Akrual (Accrual Basic)
Pada konsep dasar akrual, asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya
yang menyatakan pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul dan
biaya diakui pada saat kewajiban timbul. Akuntansi mendasarkan diri pada
pengukuran dan penandingan secara ekonomik pendapatan dan biaya,
bukannya perbandingan biaya atas dasar kas masuk dan kas keluar (asas
tunai).
2. Dasar Kas (Cash Basic)
Transaksi atau peristiwa ekonomi diakui pada saat terjadinya pembayaran
atau penerimaan kas dan dicatat dalam buku akuntansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada waktu/periode transaksi kas berlangsung.
3. Konsep Kesatuan Usaha

2
Konsep kesatuan usaha adalah informasi keuangan perusahaan yang hanya
menginformasikan masalah keuangan perusahaan itu sendiri. Keuangan
perusahaan terpisah dari pemilik, keuangan karyawan, dan dari keuangan
para direksi. Dengan demikian, perusahaan dianggap sebagai badan atau
organisasi yang berdiri sendiri. Batas kesatuan usaha dari suatu entitas
adalah batas satuan ekonomis daripada yuridis sehingga berada dalam
kendali satu manajemen.
4. Kesinambungan (Going Concern).
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya berusaha berjalan terus-
menerus sepanjang masa. Dalam proses usaha tersebut, senantiasa dibuat
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang disusun
secara periodik sesuai konsep dasar akuntansi dapat dibandingkan sehingga
diperoleh informasi kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan
membandingkan laporan keuangan dari suatu periode ke periode lainnya,
dapat diperoleh suatu data akurat mengenai naik turunnya pendapatan dan
beban. Dari perbandingan laporan keuangan itu, jika dipandang perlu
dibuatlah strategi dan kebijaksanaan untuk pengembangan usaha.
5. Penetapan Beban dan Pendapatan (Matching Concept)
Penetapan beban dan pendapatan perusahaan hanya diakui dalam periode
yang bersangkutan sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-
benar sudah direalisasikan. Perhitungan laba rugi yang dilaporkan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam jangka waktu yang
tertentu atau periode tertentu.
6. Harga Perolehan (Cost)
Usaha yang terjadi dalam pembelian yang dilakukan perusahaan dicatat
sebesar harga perolehan barang tersebut. Misalnya, dibeli sebuah mesin
seharga Rp10.000.000. Mesin tersebut kemudian dipasang di pabrik.
Ternyata masih dikeluarkan beban pemasangan mesin sebesar
Rp1.200.000. Maka, harga perolehan menjadi Rp11.200.000
(Rp.10.000.000 + Rp1.200.000). Nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi.
Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh
sebuah barang atau jasa dalam pertukaran.

3
7. Konsep Dasar Periode Akuntansi
Informasi keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala, misalnya
per tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan atau satu tahun. Pelaporan
informasi keuangan secara berkala ini disebut periode akuntansi. Tujuan
diadakannya pelaporan secara berkala ini adalah untuk menentukan strategi
dan kebijakan perusahaan pada masa yang akan datang sesuai dengan
konsep dasar akuntansi.
8. Pengukuran Nilai Uang
Menjelaskan bahwa akuntansi merupakan alat pengukuran sumber-sumber
ekonomi serta kewajiban beserta perubahannya akibat operasi perusahaan.
Transaksi-transaksi usaha harus dapat diukur dengan satuan uang tertentu,
demikian juga dengan harta, utang, dan modal yang terdapat dalam
perusahaan. Dengan adanya pengukuran dengan nilai uang ini, maka
seluruh kekayaan perusahaan dapat dihitung nilainya.

2.2. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada
penalaran logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang
harus dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Kerangka kerja konseptual tidak
hanya membantu profesi akuntansi dalam memahami praktik-praktik yang ada tetapi
juga memberikan arahan (pedoman) untuk menangani praktik-praktik akuntansi di masa
yang akan datang. Perumusan kerangka konseptual dimulai dengan penentuan tujuan
yang menjadi landasan untuk menyusun elemen lain seperti karakteristik kualitatif dari
informasi dan pengakuan serta pengukuran elemen laporan keuangan. Sebagai dokumen,
kerangka konseptual akan berisi komponen konsep yang terdiri atas tujuan (objectives)
dan hal-hal mendasar (fundamentals) yang saling berkaitan.
Komponen konsep yang biasanya dicakupi dalam kerangka konseptual adalah
tujuan pelaporan keuangan, kriteria kualitas informasi, elemen-elemen statemen
keuangan, pengukuran dan pengakuan. Sebagai konstitusi, kerangka konseptual
menjelaskan, menentukan, mengarahkan sifat, fungsi, lingkup pelaporan dan statemen
keuangan dalam suatu negara. Kerangka kerja konseptual memberikan dasar/landasan
yang konsisten dan memadai bagi para penyusun standar akuntansi, penyusun laporan
keuangan, pengguna laporan keuangan, dan pihak-pihak lainnya yang turut terlibat dalam
proses pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual memang tidak akan dapat

4
memecahkan seluruh problem akuntansi, tetapi jika digunakan secara konsisten, maka
kerangka kerja ini seharusnya dapat membantu memperbaiki pelaporan keuangan.
Menurut IFRS, kerangka konseptual terbagi ke dalam tiga tingkatan atau level, yaitu:
a. First Level - Tujuan (Objectives)
First level ini sebagai fondasi atau tujuan dasar pelaporan keuangan.
Terdapat aspek lain yaitu karakteristik kualitatif, elemen laporan keuangan,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. Aspek tersebut membantu
memastikan pelaporan keuangan mencapai tujuannya. Tujuan pelaporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas
pelapor yang berguna bagi investor ekuitas saat ini dan calon investor
ekuitas, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam membuat keputusan
tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Keputusan tersebut
melibatkan pembelian, penjualan, atau memegang instrumen ekuitas dan
utang, dan memberikan atau menyelesaikan pinjaman dan bentuk kredit
lainnya.
b. Second Level - Fundamental Concepts
Pada level kedua, karakteristik kualitatif (Qualitative Characteristic)
memuat unsur-unsur informasi akuntansi sehingga dapat berguna dan
unsur- unsur laporan keuangan (asset, liabilities, equity, dan lainnya).
Karakteristik kualitatif merupakan karakteristik yang mendasar atau
meningkatkan, tergantung pada bagaimana mereka mempengaruhi
kegunaan keputusan dari informasi. Adapun setiap karakteristik kualitatif
berkontribusi pada kegunaan keputusan dari informasi pelaporan keuangan
yang meliputi Relevance, Reliability, Comparability, Consistency.
c. Third Level - Recognitions, Measurement, and Disclosure Concepts
Pada level terakhir, konsep-konsep pengukuran dan pengakuan yang
digunakan dalam penetapan standar akuntansi meliputi prinsip, asumsi dan
kendala-kendala dalam pelaporan keuangan. Hal ini menjelaskan
bagaimana perusahaan harus mengenali, mengukur, dan melaporkan
elemen dan peristiwa keuangan. Dan juga dapat mengidentifikasi konsep
sebagai asumsi dasar, prinsip, dan kendala biaya. Konsep-konsep ini
menjadi pedoman dalam menanggapi isu-isu pelaporan keuangan yang
kontroversial.

5
Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan
kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangatlah beragam, begitu
juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan kemampuan
mereka untuk memproses informasi. Pengguna informasi akuntansi harus dapat
memproleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional perusahaan
lewat pelaporan keuangan. Investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
yang disusun investee terutama dalam hal pembagian dividen, sedangkan kreditor
berkepenting dalam hal pengembalian jumlah pokok pinjaman berikut bunganya.
Terdapat model kerangka konseptual yang berlaku secara umum dan universal, yaitu:
1. Kerangka Konseptual Versi FASB
Financial Accounting Standar Board (FASB) merupakan lembaga
pengatur standar akuntansi keuangan (dewan standar) yang dipercaya untuk
mengatur standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat sejak tahun 1973.
Kerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB memuat empat
komponen:
a) Tujuan Pelaporan Keuangan (Bisnis dan Non-Bisnis)
‒ Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain,
dalam membuat keputusan-keputusan investasi dan kredit.
‒ Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk
membantu para investor dan kreditor dalam menilai jumlah,
saat terjadi, dan ketidakkpastian penerimaan kas mendatang.
‒ Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang
sumbersumber daya ekonomik, klaim terhadap sumber-
sumber tersebut (kewajiban untuk mentransfer sumber daya
ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-
akibat perubahan-perubahannya.
b) Karakteristik Kualitatif Informasi
‒ Tujuan pelaporan yaitu menentukan karakteristik kualitatif
informasi Primer (utama) yang harus disediakan. Agar
bermanfaat, informasi akuntansi harus berpaut dengan
keputusan (relevan) dan terandalkan (reliabilitas).

6
‒ Keberpautan (Relevan) adalah kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif
keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah
menentukan pilihan.
‒ Keterandalan (Reliabilitas) adalah kemampuan informasi
untuk memberi keyakinan bahwa informasi tersebut benar
atau valid. Keterandalan terbagi menjadi:
✓ Ketepatan Penyimbolan (Representational
Faithfulness) – kesesuaian atau kecocokan antara
pengukur atau deskripsi dan fenomena yang diukur
atau dideskripsi.
✓ Keterujian (verifiabilitas) – kemampuan informasi
untuk memberi keyakinan bahwa informasi
merepresentasi apa yang dimaksudkan untuk
direpresentasi sesuai dengan consensus atau bahwa
cara pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa
ada kesalahan.
✓ Netral – ketidakberpihakan pada grup tertentu atau
ketidakbiasaan dalam memperlakukan akuntansi.
Terdapat karakteristik kualitatif informasi sekunder
yaitu keterbandingan (comparabilitas) kemampuan
informasi untuk membantu para pemakai
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara
dua perangkat fenomena ekonomik dan konsistensi.
c) Elemen-Elemen Laporan Keuangan
Elemen Statemen keuangan adalah makna atau konstruk yang
sengaja ditentukan untuk merepresentasi realitas kegiatan
perusahaan sehingga orang dapat membayangkan realitas tersebut
tanpa harus menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut.
Elemen-elemen statemen keuangan memuat informasi sematik
yang berpaut dengan keputusan investasi dan kredit yaitu posisi
keuangan, kemampuan melaba, kinerja manajemen dan
pertanggungjawaban manajemen. Elemen-elemen spesifik yaitu:
aset, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi ke

7
pemilik, laba komprefensif, pendapatan, biaya, untung, rugi, aliran
kas dari kegiatan operasi, aliran kas dari kegiatan investasi, aliran
kas dan kegiatan pendanaan. Aset, kewajiban dan ekuitas sebagai
elemen posisi keuangan dapat berubah akbat tiga hal yaitu :
‒ Kejadian (event) – terjadinya suatu perkara atau urusan yang
mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas.
‒ Keadaan (circumstances) – suasana atau seperangkat
kondisi yang berkembang suatu kejadian yang berkulminasi
pada situasi yang tidak terduga atau sulit diduga.
‒ Transaksi adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang
melibatkan transfer sesuatu yang bernilai (manfaat
ekonomik masa datang) antara dua entitas atau lebih.
d) Pengukuran dan pengakuan
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur yang akan
dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam transaksi, kejadian,
dan keadaan untuk merepresentasi makna (atribut) objek tersebut
sehingga dua objek atau lebih dapat dibedakan dan diperbandingkan
atas dasar makna tersebut
2. Kerangka Konseptual Versi IFRS
Dalam kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level yaitu sebagai berikut.
a) Pada tingkat pertama, tujuan (objective) mengidentifikasi tujuan
dan sasaran yang diharapkan dari akuntansi keuangan. Umumnya,
sebuah standar akuntansi dikembangkan berdasarkan kerangka
kerja konseptualnya, sehingga dapat menghasilkan laporan
akuntansi yang bermanfaat bagi penggunanya. Disini dijelaskan apa
sebenarnya tujuan dari pelaporan keuangan, dimana tujuannya ialah
menyediakan informasi yang berguna untuk investor yang ada dan
yang berpotensial, kreditor, serta pemberi pinjaman dalam membuat
keputusan terkait perannya sebagai penyedia modal.
b) Pada tingkat kedua, karakteristik kualitatif (Qualitative
Characteristic) yang menyediakan unsur-unsur informasi akuntansi
sehingga dapat berguna dan unsur- unsur laporan keuangan (asset,
liabilities, equity, dan lainnya).

8
c) Dan pada tingkat terakhir, konsep-konsep pengukuran dan
pengakuan (measurement and recognition concepts) yang
digunakan dalam penetapan standar akuntansi. Konsep-konsep
tersebut meliputi prinsip, asumsi dan kendala-kendala dalam
pelaporan keuangan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsep dasar merupakan
suatu abstraksi atau konseptualisasi suatu karakterisitik baik itu lingkungan, tempat atau
wilayah diterapkannya laporan keuangan. Terdapat beberapa konsep dasar akuntansi
dari berbagai sumber seperti entitas akuntansi (accounting entity), usaha berlanjut
(going concern), meassurement, periode waktu (time periode), akrual, harga pertukaran
(exchange price), angka pertukaran (approximation), pertimbangan (judgement),
informasi keuangan umum, dan sebagainya. Dalam hal ini, teori akuntansi yang paling
penting yaitu entitas akuntansi (accounting entity) karena merupakan sebuah dasar
yang digunakan dalam pedoman pemisahan kepentingan antar pada tingkat
perekayasaan akuntansi, yang mana konsep dasar mempunyai lebih banyak manfaatnya
bagi penyusunan standar dalam berargumen di dalam menentukan konsep, prinsip,
metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar.
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) merupakan pengaturan
yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual yang dikembangkan oleh
FASB yang mempunyai empat komponen konsep penting yaitu tujuan pelaporan
keuangan, kriteria kualitas informasi, elemen-elemen statemen keuangan serta
pengukuran dan pengakuan. Kerangka konseptual dalam versi IASC disebut
framework for the preparation and presentation of financial statements sebagai
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang komponen
konsepnya mirip dengan komponen FASB.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Laporan Keuangan (Edisi 3). Yogyakarta:
BPFE.
Tieraaltta. 2015. Kerangka Konseptual Akuntansi. URL:
https://tieraalta.wordpress.com/2015/11/02/kerangka-konseptual-akuntansi/, diakses
pada tanggal 5 September 2022

11

Anda mungkin juga menyukai