Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

“PENGAKUAN, PENCATATAN DAN PELAPORAN PENDAPATAN (REVENUE)


DALAM AKUNTANSI”

Dosen : Maurits Sipahutar, S.E, M.M

DISUSUN OLEH:

PEBRIYANTI (233405140002)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MPU TANTULAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Pengakuan, Pencatatan Dan Pelaporan
Pendapatan ( Revenue ) Dalam Akuntansi ”. dengan dosen pembimbing Bapak Maurits Sipahutar,
S.E, M.M adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Seminar Akuntansi.

Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan , tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini berfungsi bagi semua pihak yang membacanya

Jakarta, 29 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………... 4

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….…………… 4


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..……………. 5
1.3 Tujuan ……………………………………………….………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN ….…………..……………………………………………... 5

2.1 Pendapatan ………………………………….…………….…………………. 5


2.2 Pengakuan Pendapatan ……………………………………………….……… 11
2.3 Pencatatan Pendapatan …………………………………………………… … 18
2.4 Pelaporan Pendapatan …………………………………………………..…… 19

BAB III KESIMPULAN ………………………..…………………………….………. 21

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..………… 23

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi kita
bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah memperoleh
laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi kitapun dapat memperoleh informasi yang
nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak ekstern maupun intern. Dengan adanya
informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan social
Semua informasi diatas terkait halnya dengan seberapa banyak pendapatan yang kita peroleh
dari kegiatan perusahaan kita, kerana pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap
perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut
penjualan, penghasilan jasa (fees ), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode
bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijelaskan lebih detail dalam makalah mengenai hal
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Apa yang dimaksud dengan pengakuan pendapatan?
3. Bagaimana pencatatan pendapatan dalam akuntansi?
4. Bagaimana pelaporan pendapatan dalam akuntansi?
1.3 Tujuan
Tujuan penulis menulis makalah ini,tentunya agar dengan membaca makalah ini dapat:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pendapatan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengakuan pendapatan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan pendapatan dalam akuntansi.
4. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan pendapatan dalam akuntansi.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu laba.
Pendapatan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Di dalam PSAK No. 23
Tahun 2017 tentang pendapatan dinyatakan bahwa :“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”

Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2017:955) pendapatan adalah :

“Gross inflow of economic benefits during the period arising in the ordinary activities of an entity
when those inflows result in increases in equity, other than increases relating to contributions from
equity participants.”Yang berarti :“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal.”Selanjutnya, di dalam SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 6,
pendapatan adalah :“Arus kas masuk dari peningkatan suatu aktiva perusahaan atau entitas atau
penyelesaian kewajiban atau kombinasi dari keduanya yang berasal dari produksi barang atau
pengiriman barang, memberikan jasa serta pelaksaan aktivitas lain dimana kegiatan operasinya
berlangsung secara terus-menerus.

Dengan demikian dapat disimpulkan Jadi, dapat disimbulkan bahwa pendapatan adalah
aliran masuk aktiva atau penyelesaian kewajiban yang terjadi dalam suatu periode dan timbul dari
penjualan barang, penyelesaian jasa atau aktivitas lain yang termasuk usaha utama perusahaan.
Hal ini mencerminkan keberhasilan mempengaruhi laporan keuangan, dan merupakan faktor
penting dalam pengambilan keputusan manajerial dan analisis keuangan. Pengakuan dan
pengukuran pendapatan harus dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan
mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi yang relevan.

5
2.1.2 Klasifikasi Pendapatan

Kusnadi (2000:19) menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua


bagian, yaitu :

a. Pendapatan operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan,
produk atau jasa dalam perode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan
utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang
bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan
terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Setiap perusahaan
memiliki pendapatan operasional yang berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola
perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang
bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi
objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan. Penjualan ini dapat dibedakan ke
dalam dua bentuk, yaitu :

1. Penjualan kotor adalah pendapatan dari penjualan sebelum pengembalian barang (retur),
diskon, dan komisi-komisi penjualan
2. Penjualan bersih adalah total pendapatan penjualan dikurangi faktor-faktor pengurang
seperti retur, diskon, dan komisi.

b. Pendapatan non operasional


Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
sampingan atau bukan dari kegiatan utama perusahaan (di luar usaha pokok) yang bersifat
insidentil. Adapun jenis pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain, yaitu :
a. Bunga adalah pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah
terutangkepada entitas;
b. Royalti adalah pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas,
c. Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan
proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu.

6
2. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva di luar barang dagangan atau hasil
produksi. Pemisahan atau pembagian pendapatan yang mengalir dari berbagai sumber
sangat perlu dilakukan sehingga dapat diperoleh ketepatan dalam mengambil keputusan
bagi pihak ekstern terutama para pemakai laporan keuangan.

2.1.3 Timing Pendapatan

Timing pendapatan adalah titik waktu dimana pendapatan harus diakui dan dilaporkan,
menurut Theadorus:

“ Revenue harus diidentifikasikan dengan periode dimana kegiatan ekonomi yang utama
untk menciptakan dan melemparkan baran dan jasa yang telah dicapai, dengan catatan bahwa
pengukuran yang obyektif dapat dilakukan. Kedua kondisi dapat dicapai pada macam-macam
tahapan, kadang-kadang pada saat pengiriman barang atau pelaksanaan pemberian jasa, sedangkan
dalam hal-hal lain ada pada tahapan-tahapan sebelumnya.” (Theadorus,2000:167)

Dilihat dari titik pandang ekonomi, pertambahan nilai merupakan suatu proses yang terus-
menerus. Pertambahan nilai tersebut lama dan siklusnya berlainan antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain. Titik awal tidak didefinisikan dengan jelas, tapi diasumsikan bahwa hal ini diawali
dengan pemberian usulan mengenai produk tertentu untuk seseorang dari satu unit usaha. Dari
bentuk pemikiran kemudian dituangkan dalam bentuk rencana dan spesifikasi teknik, kemudian
dengan adanya bahan baku penambahan nilai akan terjadi dalam proses produksi sampai barang
terjual. Produk dapat dijual dengan suatu garansi atas reparasi atau penggantian yang diperlukan..
Secara teoritis timing dari pendapatan bisa terjadi pada saat:

1. Selama berlangsungnya produksi


2. Sesudah proyek selesai
3. Pada saat penjualan
4. Pada saat diterimanya uang tunai

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Banyak hal yang ikut berperan dan berpengaruh terhadap pendapatan usaha dalam kegiatan
usahanya ini diantaranya, modal usaha/biaya produksi, lokasi usaha. Semakin besar selisih antara
nilai produksi dengan biaya, maka akan memberikan keuntungan semakin besar pula.

1. Modal Usaha
7
Nugraha (2011: 9) mengemukakan bahwa “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai
pokok (induk) untuk berdagang,melepas uang,dan sebagainya harta benda (uang, barang, dan
sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”.
Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.
Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala- galanya dalam
sebuah bisnis. namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang
menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat
diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang
dijalankan dapat berjalan lancar (Amirullah,2005, h.7).
Sutrisno (2007, h.87), menyatakan bahwa modal usaha adalah dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari seperti, pembeli bahan
baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya.
Menurut Anoraga (2007:198), sumber dana perusahaan (modal) dibagi menjadi dua yaitu :
a. Sumber dana dari dalam perusahaan itu sendiri meliputi, penggunaan laba perusahaaneng,
pengunaan cadangan, dan penggunaan laba yang ditak dibagi
b. Sumber dana dari luar perusahaan meliputi : dari pemilik, dalam bentuk saham, dan dari
pinjaman (baik pinjaman pendek maupun jangka panjang).
2. Harga Jual
Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “harga adalah jumlah moneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual
atau diserahkan”.
Menurut Mulyadi (2005:78) Harga adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada
konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi dan laba
yang diharapkan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase
laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan
salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan
harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan
kualitas produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan bagi para pembeli.
8
Dalam menentukan harga jual keputusan-keputusan penempatan harga menjadi semakin
rumit apabila perusahaan memproduksi sebuah lini dari beberapa model atau gaya dimana calon
pelanggan menganggap memiliki keterkaitan satu sama lain. Dalam kasus seperti ini perusahaan
seharusnya menyesuaikan harga dari barbagai model untuk merefleksikan persepsi pelayanan dari
nilai relatif mereka.
Hal terbaik yang dapat dilakukan para manajer adalah menetapkan harga setiap produk
secara terpisah lalu menyesuaikan harga itu untuk merefleksikan kecenderunan bahwa pelanggan
akan menaikkan harga atau menurunkan dan akan memandang harga dari produk terkait adalah
wajar dan layak. (Boyd at, al 2000,h.27)
3. Lokasi Usaha
Dalam membuat rencana bisnis, pemilihan lokasi usaha adalah hal utama yang perlu
dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan
keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi, sebagai
salah satu faktor mendasar, yang sangat berpengaruh pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap
maupun biaya variabel. Lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi
transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai konsumen.
Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga kenyamanan Anda sebagai
pemilik usaha, (arsipbisnis.wordpress.com, diakses tanggal 2 November 2014).
2.1.5 Jenis-Jenis Pendapatan
Jenis pendapatan terdiri dari berbagai macam tergantung jenis perusahaannya, berikut
adalah jenis-jenisnya:
1. Pendapatan Penjualan Barang
Menurut PSAK 23 (revisi 2010) pendapatan, entitas mengakui pendapatan dari penjualan
barang ketika semua kondisi berikut ini terpenuhi:
a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli,
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang terkait dengan kepemilikan barang
tersebut atau tidak sudah lagi memiliki kendali atau kontrol yang efektif atas barang yang
dijual
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait transaksi tersebut akan mengalir ke
entitas e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
9
tersebut dapat diukur dengan andal.
2. Pendapatan Jasa
Pendapatan jasa dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Banyak kontrak jasa
yang pelaksanaannya mencakup beberapa periode akuntansi, seperti hanya pada kontrak jangka
panjangn di industri konstruksi. Pendapatan untuk kontrak yang penyelesaiannya meliputi bebrapa
periode akan diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaiaandari jasa yang diberikan.
Menurut PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan, pendapatan jasa dapat diakui berdasarkan
tahap peneyelesaian dengan syarat bahwa hasik transaksi dapat diestimasikan dengan andal. Hasil
transakasi transakasi dapat diestimasik dengan andal ketika kondisi berikut ini terpenuhi:
- Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
- Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir
ke entitas
- Tingkat penyelesaian dari sutau transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diakui secara
andal
- Biaya yang timbul untuk transkasi dan biaya menyelesaikan transkasi tersebut dapat diukur
dengan andal.
Pendapatan penjualan jasa diakui hanya jika kemungkinan besar terjadi manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Tingkat penyelesaian transaksi
dapat ditentukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat transakasi, seperti:
- Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan;
- Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai presentase dari total jasa yang
dilakukan; atau
- Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimais total biaya transakasi
tersebut.
Pada tahap awal transaksi, seringkali perusahaan tidak dapat mengestimasikan hasik
transaksi dengan andal, namun besar kemungkinan perusahaan akan memperoleh kembali biaya
yang terjadi. Karena hasil transkasi tersebut, pendapatan jasa tidak dapat diestimasikan dengan
andal, maka tidak ada laba yang diakui.
Jika hasil transakasi tidak dapat diestimasikan dengan andal kemungkinan kecil biaya yang
terjadi dapat dipulihkan, maka pendapatan jasa tidak dapat diakui dan baiya yang timbul diakui
sebagai beban. Contoh pengakuan pendapatan jasa adalah sebagai berikut:

10
a. Jasa instalasi diakui selama periode instalasi dengan mangacu kepada tahap penyelesaiaan.
b. Pendapatan langganan majalah diakui dengan basis garis lurus selama periode
berlangganan.
c. Komsisi agen asuransi diakui pada awak periode asuransi dimulai.
d. Jasa pengembangan perangkat lunak (software) diakui selama periode instalasi dengan
mengacu kepada tahap penyelesaian.
e. Pendapatan penjualan tiket suatu pertunjukan diakui pada saat pertunjukan terjadi.
f. Perdapatan biaya pendidikan per semester diakui selama periode semester tersebut.
3. Pendapatan Bunga, Royalti, Dan Dividen
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalty, atau dividen diakui sebagai berikut:
a. Pengakuan pendapatan bunga mengikuti akuntasi akrual. Pendapatan diakui menggunakan
metode suku bunga efektif.
b. Pendapatan royalti diterima dari penggunaan aset perusaan seperti paten, hak cipta musik
dan film, akan diakui berdasarkan garis lurus selama periode waktu perjanjian royalty.
c. Pendapatan deviden diakui ketika muncul hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran dividen, yaitu tanggal pengumuman dividen.
2.2 Pengakuan Pendapatan
2.2.1 Pengertian Pengakuan Pendapatan
Menurut Kieso (2002,h. 3) “pengakuan pendapatan adalah proses untuk secara formal
mencatat atau memasukkan suatu pos di dalam akun dan laporan keuangan entitas”. Pengakuan
mencakup uraian pos dalam kata – kata dan angka, dengan jumlah tercakup dalam laporan
keuangan. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, meskipun keduanya kadang – kadang
digunakan bergantian di dalam literatur dan praktek akuntansi. Realisasi adalah proses pengubahan
sumber daya bukan kas dan hak menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi dan
pelaporan keuangan untuk penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas.
Saat Pengakuan (Pelaporan) Pendapatan yaitu :
1. Pendapatan dilaporkan selama proses produksi
2. Pelaporan pendapatan setelah selesai prodeuksi
3. Pelaporan Pendapatan pada saat penjualan
4. Pelaporan Pendapatan setelah penjualan (Pada saat kas diterima )

11
neraca dan laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam
neraca dan laporan laba rugi. Pos yang memenuhi suatu unsur harus diakui kalau :
1. Ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir ke
dalam perusahaan.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat kapan


pendapatan diakui. Mengacu kepada prisip pengakuan unsur laporan keuangan di Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDP2LK) dengan demikian, pendapatan diakui
ketika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke dalam perusahaan dan nilai
manfaat tersebut dapat diukur dengan andal. Untuk masing – masing jenis pendapatan, berikut
adalah penjelasan mengenai saat kapan umumnya kedua kondisi tersebut terpenuhi untuk dapat
diakui sebagai pendapatan:

a. Penjualan barang : umumnya pendapatan diakui pada saat penjualan yaitu saat penyerahan
barang
b. Pendapatan jasa : umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa yang dapat
ditagihkan
c. Pendapatan yang berasal dari penggunaan asset, misalnya pendapatan bunga, sewa atau
royalti : umumnya pendapatan dapat diakui pada saat berlakunya waktu atau pada saat asset
digunakan.
d. Pendapatan yang berasal dari penjualan asset selain persediaan : umumnya pendapatan
(keuntungan dari pelepasan asset) diakui pada saat penjulan dan pertukaran.

2.2.2 Karakteristik Pengakuan Pendapatan

Terdapat empat karakteristik kualitatif agar informsai akuntansi dapat diakui (Sugiri, 2005:
8), yaitu :
1. Dapat dipahami, merupakan kualitas penting informasi yang disajikan oleh laporan
keuangan.
2. Relevan, relevansi informasi dikaitkan dengan tujuan dipergunakannya informasi tersebut.
Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas informasi.
3. Andal, informasi akuntansi harus andal, yakni bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material dan dapat dipercaya oleh pemakainya sebagai penyajian yang jujur.

12
4. Dapat dibandingkan, laporan keuangan harus dapat digunakan pemakainya untuk
membandingkan kinerja suatu perusahaan dari periode ke periode dan membandingkan
kinerja suatu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam periode yang sama.
2.2.3 Prinsip Pengakuan Pendapatan
Dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan terbagi menjadi 2, yakni:
1. Pendapatan yang dapat direalisasikan atas barang atau jasa yang dapat ditukar atau
dikonversikan dengan kas maupun klaim atas kas (piutang)nya.
2. Pendapatan yang menghasilkan ke dalam sebuah entitas bersangkutan, sehingga pekerjaan
yang sudah dikerjakan mendapatkan hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatannya
seperti pengerjaan dan penerimaan lama yang sudah selesai.
Dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan pun harus dapat memenuhi kriteria pendapatan,
sehingga pendapatan tersebut dapat diakui. Berikut ini ada 4 pendapatan yang sudah diakui dalam
prinsip tersebut, di antaranya:
a. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan (tanggal penyerahan ke
pelanggan).
b. Pendapatan dari pemberian jasa diakui saat jasa sudah diberikan dan bisa ditagih.
c. Pendapatan dari memperbolehkan pihak lain untuk menerapkan aktiva perusahaan, seperti
bunga, sewa, dan royalty, diakui layak dengan berlalunya waktu atau pada saat aktiva
tersebut diterapkan.
d. Pendapatan dari penjualan aktiva kecuali produk diakui pada tanggal penjualan.
2.2.4 Pengukuran Pendapatan
Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 17) mendefinisikan pengukuran sebagai proses penetapan
jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan
laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar tertentu. PSAK No. 23 paragraf 8
menyatakan bahwa pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Julah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau diterima entitas dikurangi jumlah diskon dagang atau rabat volume
yang diperbolehkan entitas.
Cara terbaik untuk pengukuran pendapatan adalah dengan menggunakan nilai tukar dari
barang atau jasa. Nilai tukar ini menunjukkan ekuivalen kas atau nilai sekarang dari tagihan uang
yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan. Agar direalisasi (yaitu secara formal diakui
13
dalam catatan akuntansi sebagai pendapatan yang diperoleh selama periode berjalan), pendapatan
harus memenuhi tiga tujuan sebagai berikut:
1. Barang dan jasa itu harus diberikan sepenuhnya.
2. Pertukaran sumber daya dibuktikan oleh transaksi pasar yang harus terjadi.
3. Ketertagihan aktiva itu (misalnya tagihan jasa atau premi) haruslah cukup pasti.

2.2.5 Penyimpangan Penjualan Pada Pengakuan Pendapatan


Ada kasus yang mana terjadi penyimpangan penjualan pada pengakuan pendapatan. Berikut
ini alasan yang biasanya muncul dari terjadinya penyimpangan:
- Pengakuan penjualan lebih awal (recognize earlier), sehingga terdapat tingkat kepastian
yang tinggi tentang jumlah pendapatan yang telah dibuat.
- Memberikan penangguhan pengakuan, apabila ada tingkat ketidakpastian mengenai jumlah
pendapatan. Baik itu biaya yang cukup tinggi atau penjualan yang bukan menjadi
penyelesaian utama dalam menciptakan laba.
2.2.6 Pengakuan Pendapatan Akuntansi Ketika Penjualan/Penyerahan
Pendapatan dari kegiatan penjualan atau pabrikasi biasanya diakui pada saat penyerahan
atau penjualan (point of sale). Akan tetapi terdapat 3 kondisi yang dapat memunculkan
permasalahan, yakni:
a. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Apabila terdapat perjanjian yang berisi tentang pembelian kembali dengan harga tertentu
yang mana harga ini bisa menutup segala biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang
terkait, maka persediaan dan kewajiban yang diberikan harus tetap ada pada pembukuan penjual.
Artinya, tidak terjadi transaksi penjualan.
b. Penjualan dengan Hak Retur
Terdapat 3 cara pengakuan pendapatan alternatif apabila penjual menanggung risiko
kepemilikan yang berkepanjangan sebab pengembalian produk dalam akuntansi, yakni:
• Penjualan yang tidak tercatat sehingga seluruh hak retur habis masa berlakunya.
• Penjualan tercatat, namun mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan.
• Penjualan dicatat serta memperhitungkan retur ketika terjadinya penjualan.

14
Jadi, bila suatu perusahaan memasarkan produknya namun memberikan hak kepada
pembeli untuk mengembalikan produk tersebut, maka pendapatan dari penjualan ini akan diakui
pada saat penjualan hanya ketika seluruh 6 keadaan ini terpenuhi:

1. Harga yang konsisten terhadap pembeli atau ditetapkan pada tanggal penjualan.
2. Telah terjadinya pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual atau adanya
kewajiban dan keharusan untuk melakukan pembayaran. Kewajiban tersebut tidak
tergantung pada penjualan kembali pada produk tersebut.
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah apabila terjadi kerusakan bahkan
pencurian atas produk yang dibeli.
4. Pembeli yang mendapatkan produk untuk dipasarkan kembali memiliki substansi ekonomi
yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban atas performa produk di masa yang akan datang yang
secara langsung bisa saja menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli.
6. Jumlah retur di masa depan sudah dapat diestimasi secara pantas.
c. Trade Loading & Channel Stuffing
Trade loading adalah praktik yang mencoba menampilkan penjualan, laba, dan pangsa pasar
yang sebenarnya tidak pernah mereka miliki. Perusahaan meminta kepada para pedagang besar
yang menjadi pelanggan mereka untuk membeli lebih banyak produk daripada yang bisa mereka
jual kembali dengan cepat.
Sedangkan channel stuffing adalah praktik yang sama namun dilakukan dalam industri
perangkat lunak komputer. Jadi, hal ini dilakukan ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin
meningkatkan pemasukan secara licik. Oleh karena itu, kedua praktik ini tidak boleh dilakukan.
2.2.7 Pengakuan Pendapatan Sebelum Penjualan/Penyerahan
Dalam dunia akuntansi terdapat 2 cara yang berbeda untuk kontrak konstruksi jangka
panjang yang telah diakui oleh akuntan profesional, yakni:
1. Metode Presentasi Penyelesaian
Metode yang satu ini akan diterapkan apabila estimasi progres, pendapatan, dan tarif telah
sesuai dan seluruh persyaratan berikut ini terpenuhi, di antaranya:
• Dalam kontrak tertulis dengan jelas telah memastikan hak yang bisa dipaksakan
pelegalannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang

15
terlibat dalam kontrak tersebut, imbalan yang akan dipertukarkan, metode dan syarat
penyelesaiannya.
• Pembeli dapat memenuhi segala kewajiban yang ada di dalam kontrak yang sudah
disepakati.
• Kontraktor pun harus memenuhi kewajiban kontraktualnya.
2. Metode Kontrak Selesai
Metode pengakuan pendapatan dapat dilakukan ketika kondisi kontrak kerjasama telah usai
dengan syarat-syarat berikut ini:
a. Memiliki kontra jangka pendek.
b. Berbagai syarat penyelesaian tidak terpenuhi.
c. Menerima risiko atau bahaya yang ada dalam kontrak yang mana di luar bisnis normal.
Pendapatan laba kotor diakui hanya setelah suatu kontrak diselesaikan. Metode kontrak
selesai sering di sebut juga metode Pemulihan biaya. Pendapatan diakui sesuai dengan jumlah
biayanya. Dengan demikian, tidak teradapat laba kotor yang akan diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif hingga kontrak selesai. Jika ada kemungkinan bahwa harga perolehan kontrak akan
melebihi jumlah pendapatan kontrak dalam kontrak kontruksi, maka taksiran rugi pada kontrak
kontruksi segera diakui sebagai beban.
1. Pengakuan Pendapatan Jasa
Menurut AICPA ada beberapa pedoman yang digunakan untuk mengakui pendapatan jasa:
a. Apabila pelaksanaan jasa terdiri dari pengerjaan satu macam tindakan, pendapatan diakui
pada saat pengerjaan tersebut terlaksana.
b. Apabila pelaksanaan terdiri dari pengerjaan lebih dari satu macam pengerjaan atau
tindakan, maka pendapatan diakui selama periode pelaksanaan pekerjaan secara
proporsional.
c. Apabila jasa dilaksanakan lebih dari satu macam tindakan, pendapatan harus diakui pada
saat pelaksanaan pekerjaan selesai seluruhnya, berdasarkan kondisi berikut:
- Proporsi jasa yang dilaksanakan sebagai pekerjaan akhir merupakan tindakan yang
sangat penting dari keseluruhan jasa yang dikerjakan, jadi pekerjaan dianggap selesai
apabila pekerjaan akhir tersebut belum terlaksana.
- Apabila jasa yang diberikan terdiri dari pekerjaan yang tidak dapat ditentukan dan
dilaksanakan pada periode dan waktu yang tidak dapat ditentukan, maka tidak ada cara

16
lain untuk menentukannya. Oleh karena itu, pendapatan harus diakui pada waktu
pekerjaan selesai.
- Apabila tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi dalam pengumpulan pendapatan jasa
(kas), maka pendapatan diakui sebelum kas diterima.
2. Menilai Presentase Penyelesaian
Terdapat berbagai cara yang hingga saat ini diterapkan dan diaplikasikan untuk menilai
kemajuan suatu kontrak. Cara tersebut terbagi menjadi 2, di antaranya:
a. Ukuran Masukan
Mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Untuk menggunakan cara ini, ada standar untuk menilai kemajuan ke arah
penyelesaian pada waktu interim tertentu. Metode untuk menilai tingkat kemajuan penyelesaian
adalah sebagai berikut ini:
• Metode Biaya ke Biaya: Metode ini merupakan metode yang cukup sering digunakan untuk
mengukur suatu masukan. Berdasarkan metode ini, tingkat penyelesaian ditetapkan dengan
membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran terkini mengenai jumlah
sempurna dari tarif yang diharapkan untuk bisa menyelesaikan suatu proyek. Persentase
yang dibuat adalah hasil dari perbandingan antara biaya yang telah dikeluarkan dengan
jumlah keseluruhan biaya yang diharapkan lalu dikalikan dengan laba bersih yang
diinginkan dari proyek tersebut.
b. Ukuran Keluaran
Cara ini dibuat dengan hasil yang sudah dicapai. Artinya, cara ini didasarkan pada unit yang
dibuat dan pertambahan nilai (values added). Misalnya, kontrak pembuatan jalan. Arsitek dan
insinyur yang terlibat diminta untuk mengukur biaya pengeluarannya. Kemudian mengukur berapa
presentasi pekerjaan yang telah selesai.
Dengan cara pengukuran ini, akhirnya dapat mengindentifikasi, mengklasifikasi, dan
mencatat pendapatan yang akan memengaruhi laporan laba dan rugi menjadi lebih akurat. Itu
mengapa, sebuah perusahaan wajib mengetahui dengan jelas, memahami dan bisa melakukan
pengukuran dan pengakuan pendapatan, serta pencatatannya.

17
2.3 Pencatatan Pendapatan
2.3.1 Metode Pencatatan Pendapatan
Pencatatan dalam akuntansi adalah sebuah proses analisis atau sebagai transaksi atau
peristiwa keuangan yang terjadi dalam entitas dengan cara menempatkan disisi debit dan kredit.
Pencatatan menjadi awal proses dalam akuntansi, hal ini perlu diperhatikan karena akan
mempengaruhi proses selanjutnya jika terdapat kesalahan dalam pencatatan. Pencatatan besarnya
suatu pendapatan yang diperoleh adalah sesuai dengan kas yang diterima oleh perusahaan.
Jurnal pendapatan (revenue journal) adalah transaksi yang digunakan untuk mencatat
pendapatan yang sudah diterima di muka. Jurnal ini digunakan hanya untuk mencatat pendapatan
yang diterima secara kredit sedangkan pendapatan yang diterima secara tunai langsung dicatat
di jurnal penerimaan kas.
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Cash Basis (Metode Basis Kas)
Suatu sistem dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima.Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan perorangan yang menjual jasa,
pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode Accrual Basis (Metode Basis Akrual)
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak
tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah karena metode
ini sangat diteliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.
2.3.2 Contoh Pencatatan Pendapatan
1. Transaksi Penjualan Secara Tunai
PT. Abadi Sentosa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbengkelan mesin
kapal. Pada tanggal 29 Mei 2013, perusahaan tersebut menerima kas secara tunai sebesar Rp.
150.000.000 atas jasa perbaikan mesin. Maka jurnal yang dicatat yaitu:

Kas Rp. 150.000.000


Pendapatan Jasa Rp. 150.000.000

18
2. Transaksi penjualan secara kredit
CV. Tanto Jaya mencatat suatu transaksi penjualan yang terjadi secara kredit pada CV.
Himalaya pada tanggal 30 September 2012, dengan ketentuan harga yaitu sebesar Rp.10.500.000.
maka jurnal yang dicatat CV. Tanto Jaya yaitu:
Piutang Dagang Rp. 10.500.000
Pendapatan Penjualan Rp. 10.500.000

3. Transaksi Pendapatan Bunga


PT.Otsuka mencatat transaksi pendapatan bunga kepada PT. Semen Gresik, dengan rincian
bunga akrual atas wesel tagihan periode pada tanggal 20 Desember 2012 sebesar Rp. 8.150.000.
Maka jurnal yang dicatat oleh PT. Otsuka adalah:
Piutang Bunga Rp. 8.150.000
Pendapatan Bunga Rp. 8.150.000

2.4 Pelaporan Pendapatan


Laporan pendapatan merupakan metode utama bagi perusahaan dagang-publik untuk
melaporkan laporan keuangannya pada periode tertentu. Investor dapat menggunakan laporan
pendapatan perusahaan untuk mendapatkan pandangan untuk mengenal suatu perusahaan dan
menilai apakah perusahaan berkinerja dengan baik.
Perusahaan biasanya mengeluarkan siaran pers mengenai konten 10-Q. Isi dari siaran pers
biasanya adalah beberapa paragraf mengenai informasi atau pernyataan dari petinggi dan garis
besar beberapa kata kunci yang menarik investor, termasuk pendapatan, laba bersih, arus kas, laba
per saham dan dividen.
Perusahaan juga akan membuat presentasi singkat mengenai gambaran umum kondisi
finansial selama periode tertentu pada investor. Presentasi singkat yang disiapkan untuk investor
biasanya berisikan hal-hal yang baik atau positif mengenai kondisi finansial perusahaan.
Pada sisi lain, bentuk 10-Q ini merupakan dokumen tanpa “embel-embel” atau hal yang
tidak esensial yang diserahkan pada Securities and Exchange Commission (SEC). 10-Q merupakan
hal yang penting untuk investor karena memuat informasi tentang harta kekayaan. Walaupun dasar
laporan pendapatan ini dapat masuk dalam bahan pemasaran, perusahaan yang mengeluarkannya
tidak dapat memalsukan angka tanpa mengambil resiko pelanggaran SEC.

19
Perusahaan secara hukum wajib untuk mengajukan laporan triwulanan, laporan 10-Q,
laporan tahunan, atau 10-Q dengan SEC.
Laporan keuangan 10-Q termasuk:
- Laporan pendapatan
- Neraca keuangan
- Laporan arus kas
- Bahasan tentang hasil pendapatan dan kondisi keuangan keseluruhan
- Risiko pasar yang dihadapi Perusahaan
Tidak jarang perusahaan besar memiliki laporan 10-Q dengan isi lebih dari 100 halaman.
Untuk mengetahui gambaran singkat tentang prinsip utama dalam perusahaan, bisa dilakukan
dengan membaca hasil press release pendapatannya. Investor yang tertarik untuk membeli saham
di perusahaan publik dan ingin membuat keputusan yang tepat harus memeriksa pengajuan 10-Q.
Penting untuk dicatat bahwa laporan keuangan itu tidak diaudit.
Pendapatan yang telah diukur dan diakui akan dimasukkan dalam laporan keuangan. Pada
dasar kas, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi peda periode dimana kas diterima atau
dibayar. Sedangkan pada dasar akrual, pendapatan dilaporakan dalam laporan laba rugi periode
saat pendapatan tersebut dihasilkan. Konsep yang mendukung pelaporan pendapatan ini disebut
konsep pengakuan pendapatan. Pada dasar akrual. Beban dan pendapatan yang saling terkait
dilaporkan pada periode yang sama. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan
dan beban terkait pada perioden yang sama disebut konsep perbandingan atau pengaitan. Dalam
konsep ini, laporan laba rugi akan melaporkan laba atau rugi untuk periode tersebut.

20
BAB III
KESIMPULAN
1. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang
diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
2. Pengakuan pendapatan adalah proses untuk secara formal mencatat atau memasukkan
suatu pos di dalam akun dan laporan keuangan entitas. Pengakuan mencakup uraian pos
dalam kata – kata dan angka, dengan jumlah tercakup dalam laporan keuangan.
Pengakuan tidak sama dengan realisasi, meskipun keduanya kadang – kadang digunakan
bergantian di dalam literatur dan praktek akuntansi. Permasalahan utama dalam akuntansi
pendapatan adalah menentukan saat kapan pendapatan diakui. Mengacu kepada prisip
pengakuan unsur laporan keuangan di Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (KDP2LK) dengan demikian, pendapatan diakui ketika besar
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke dalam perusahaan dan nilai
manfaat tersebut dapat diukur dengan andal.
3. Pencatatan dalam akuntansi adalah sebuah proses analisis atau sebagai transaksi atau
peristiwa keuangan yang terjadi dalam entitas dengan cara menempatkan disisi debit dan
kredit. Pencatatan menjadi awal proses dalam akuntansi, hal ini perlu diperhatikan karena
akan mempengaruhi proses selanjutnya jika terdapat kesalahan dalam pencatatan.
Pencatatan besarnya suatu pendapatan yang diperoleh adalah sesuai dengan kas yang
diterima oleh perusahaan. Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode,
yaitu metode cash basis dan metode accrual basis.
4. Pendapatan yang telah diukur dan diakui akan dimasukkan dalam laporan keuangan. Pada
dasar kas, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi peda periode dimana kas
diterima atau dibayar. Sedangkan pada dasar akrual, pendapatan dilaporakan dalam
laporan laba rugi periode saat pendapatan tersebut dihasilkan. Konsep yang mendukung
pelaporan pendapatan ini disebut konsep pengakuan pendapatan. Pada dasar akrual.
Beban dan pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama. Konsep

21
akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait pada perioden yang
sama disebut konsep perbandingan atau pengaitan. Dalam konsep ini, laporan laba rugi
akan melaporkan laba atau rugi untuk periode tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti, E.F. 2014. Analisis Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan Konstruksi. Jurnal
Ekonomi Muhammadiyah Metro.

Donalt E. Kieso, Jerry J. Weygandt. 2017. Akuntansi Intermediate. Edisi 12.


Jakarta: Erlangga.

Fitriana, E.N. 2015. Analisis atas Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan Jasa Konstruksi kaitanya
terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Dewan Akuntansi Keuangan, PSAK No. 23: Pendapatan.
Jakarta: Menteng

Kusnadi (2000), Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate) (Prinsip, Prosedur, dan Metode).
Malang Universitas Brawijaya

Tuannakotta,Theodorus M. 2000. Teori Akuntansi Edisi 2000. Jakarta :LP-FEUI,2000

23

Anda mungkin juga menyukai