‘’PERPAJAKAN’’
Disusun Oleh :
Agus Kusnanto
( 2018110180 )
FAKULTAS EKONOMI
2020
Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144
Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
diterima oleh Wajib Pajak Luar Negeri selain Bentuk Usaha Tetap dari Badan
Pemerintah, Subjek Pajak Dalam Negeri, Penyelenggara Kegiatan, Bentuk Usaha
Tetap, Perwakilan Perusahaan Luar Negeri.
Penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Luar Negeri selain Bentuk Usaha Tetap
yang dikenakan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut :
Dividen
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang.
Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan.
Hadiah dan penghargaan.
Pensiun dan pembayaran berkala lainnya.
Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya.
Keuntungan karena pembebasan utang.
Wajib Pajak Luar Negeri terdiri dari Orang Pribadi dan Badan.
Warga Negara asing (orang asing) yang tinggal atau berniat tinggal di Indonesia lebih
dari 183 hari dalam satu tahun termasuk dalam pengertian wajib pajak orang pribadi
dalam negeri, sehingga atas penghasilan orang asing tersebut apabila lebih dari 183
hari tinggal di Indonesia merupakan objek PPh Pasal 21 kecuali terdapat Tax treaty
atau P3B yang mengatakan batasan 183 hari tidak berlaku tetapi diatur tersendiri.
Tarif Pajak PPh Pasal 26 adalah sebesar 20 % (dua puluh persen) kecuali antara
Indonesia dengan negara asal Wajib Pajak Luar Negeri tersebut terdapat Tax treaty
atau P3B (Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda), maka tarif pajak PPh Pasal 26
dikenakan berdasarkan Tarif Pajak PPh Pasal 26 berdasarkan Tax treaty atau P3B
(Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda) tersebut.
Sehingga sangat penting bagi Wajib Pajak yang akan memotong PPh Pasal 26 kepada
Wajib Pajak Luar Negeri untuk mengetahui apakah Wajib Pajak luar negeri tersebut
berasal dari negara yang mempunyai Tax treaty atau P3B (Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda) dengan Indonesia atau tidak.
B. Perhitungan
1. PPN
Pajak Pertumbuhan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsn ke
konsumen.
2. PBB
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan
bnggunan karena adanya keuntungan dan/atau keedudukan sosial ekonomi yang lebih
baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atas nya atau memperoleh
manfaat dari padnya.
Pendapatan : Rp 2.018.110.180,00
Biaya Operasional : Rp ( 800.000.000,00 )
Pajak Transaksi : 10% Rp ( 281.811.018,00 )
Laba Kotor : Rp 936.299.162,00
Pajak Laba : 25% Rp ( 234.074.790,50 )
Laba Bersih : Rp 702.224.371,50
5. PPh 21
Pajak Penghasilan 21 (PPh 21) adalah pajak atas penghasilan berupa gai, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa dan orang pribadi syubyek pajak dalam
negeri.
6. PPh 22
Pajak Penghasilan Pasal 22(PPh 22) adalah bentuk pemotongan atau pemungutan
pajak yang dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan
perdagangan barang.
Pajak Hadiah
Hadiah : Rp 2.018.110.180,00
PPh Pasal 23 : 15% Rp ( 302.716.527,00)
Yang di Terima : Rp 1.715.393.653,00
8. PPh 24
Pajak Penghasilan 24 (PPh 24) mengatur tentang pajak yang dibayar atau
diterutang diluar negeri atas penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri
yang dapat di kreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia.
9. PPh 25
Pajak Penghasilan 25 (PPh 25) adalah pembayaran pajak penghasilan secara
angsuran dan tujuannya untuk meningkatkan beban wajib pajak dalam waktu satu
tahun.
Pajak Angsuran
Jumlah Pajak : Rp 2.018.110.180,00
Angsuran Perbulan : Jumlah Pajak/12 Rp 168.175.848,33
10. PPh 25
Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh 26) adalah pajak penghasilan yang dikenakan
atas penghasilan yang diterina wajib pajak luar negeri dari Indonesia, selain Bentuk
Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.