Anda di halaman 1dari 26

MODUL PENGAUDITAN II

AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

NURUL KHAERIAH (A031171009)

MUSLIANI (A031171033)

MUTHMAINNAH JAMALUDDIN (A031171327)

FAHIRA (A031171500)

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T., Tuhan yang menciptakan,
mengatur dan memelihara alam semesta yang menundukkan segala sesuatu untuk kepetingan
dan kemaslahatan semua makhluk ciptaannya, salam dan salawat semogah terlimpah atau
tercurah kepada junjungan Rasul-Nya Muhammad S.A.W., keluarga, sahabat, dan orang-
orang yang mengikuti sunnah-nya sampai akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan modul ini.
Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi untuk
meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk menambah wawasan
mengenai Audit Siklus Jasa Personalia. Selain itu, untuk menambah khazanah keilmuan
dan sebagai tolak ukur dosen dalam memberikan penilaian. Karena modul ini merupakan
sebuah tugas individu pada mata kuliah Pengauditan II.
Penulis menyadari betul bahwa modul ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga
menjadi harapan Penyusun kirannya kritik korektif yang bersifat kontruktif dalam proses
revisi atau perbaikan selanjutnya.
Pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri serta berharap semoga
bimbingan, pertolongan dan perlindungan tetap tercurah untuk mendapat ridha-Nya.

Makassar, 04 Maret 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

I. TINJAUAN MATA KULIAH............................................................................................... 1


1. Deskripsi Mata Kuliah.................................................................................................... 1
2. Kegunaan Mata Kuliah.................................................................................................... 1
3. Sasaran Belajar dan Urutan Penyajian............................................................................. 1
4. Petujuk Belajar................................................................................................................ 3
II. PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
1. Sasaran Pembelajaran yang Ingin Dicapai......................................................................... 4
2. Ruang Lingkup Bahan Modul............................................................................................ 4
3. Manfaat Mempelajari Modul............................................................................................. 4
4. Urutan Pembahasan........................................................................................................... 4
III. MATERI PEMBELAJARAN.............................................................................................. 5
1. Sifat Jasa Personalia.......................................................................................................... 5
2. Tujuan Audit Jasa Personalia............................................................................................. 8
3. Aktivitas Pengendalian Transaksi Penggajian................................................................... 12
4. Pengujian Substansi atas Saldo Gaji dan Upah.................................................................. 19
5. Jasa bernilai tambah dalam siklus jasa personalia.............................................................. 21
IV. LATIHAN............................................................................................................................... 22
V. RANGKUMAN...................................................................................................................... 22
VI. TES FORMATIF................................................................................................................... 23
VII. UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT.................................................................... 23
VIII. KUNCI TES FORMATIF.................................................................................................. 23
IX. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 24

iii
I. TINJAUAN MATA KULIAH
1. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa S1. Mata kuliah
ini merupakan lanjutan dari mata kuliah Pengauditan I Mata kuliah ini
mempelajari tentang kerangka konseptual auditing 2, audit siklus pendapatan:
pengujian pengendalian, audit siklus pendapatan: pengujian substantif, audit
siklus pengeluaran: pengujian pengendalian, audit siklus pengeluaran:
pengujian substantif, audit siklus produksi, serta audit siklus jasa personalia.

2. KEGUNAAN MATA KULIAH


Kompetensi utama mata kuliah ini, yaitu mahasiswa diharapkan mampu untuk
melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan audit suatu entitas
secara profesional. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki
kompetensi pendukung, yaitu:
 Mampu membuat prosedur pemeriksaan
 Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan
 Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi
Kompetensi lainnya, yaitu mahasiswa mampu untuk bekerja sama, baik
sebagai pimpinan maupun sebagai anggota kelompok (tim audit).

3. SASARAN BELAJAR

PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN

1 Mampu memahami GBRP dan kerangka konseptual


auditing 2

2  Mampu memahami sifat pendapatan


 Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi penjualan kredit
 Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi penerimaan kas
 Mampu memahami aktivitas pengendalian

1
transaksi penyesuaian penjualan

3  Mampu memahami pengujian substantif atas


piutang usaha
 Mampu memahami penentuan risiko deteksi
 Mampu memahami perancangan pengujian
substantif
 Mampu memahami prosedur awal dan analitis
 Mampu memahami pengujian rincian transaksi
 Mampu memahami pengujian rincian saldo

4  Mampu memahami sifat siklus pengeluaran


 Mampu memahami komponen pengendalian
intern
 Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi pembelian
 Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi pengeluaran kas

5  Mampu memahami pengujian substansi atas


saldo utang usaha
 Mampu memahami penentuan risiko deteksi
 Mampu memahami perancangan pengujian
substansi
 Mampu memahami prosedur awal
 Mampu memahami prosedur analitis
 Mampu memahami pengujian rincian transaksi
 Mampu memahami pengujian rincian saldo

6  Mampu memahami sifat siklus produksi


 Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi pabrikasi
 Mampu memahami pengujian substansi atas
saldo persediaan

2
7  Mampu memahami sifat siklus jasa personalia
 Mampu memahami tujuan audit jasa personalia
 Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi penggajian
 Mampu memahami pengujian substansi atas
saldo gaji dan upah
 Mampu memahami jasa bernilai tambah dalam
siklus jasa personalia

8 Mid Semester

4. PETUNJUK BELAJAR
Setiap modul berisi materi kuliah Pengauditan II, yang dilengkapi dengan
sasaran yang ingin dicapai, ruang lingkup bahan modul, manfaat modul,
latihan-latihan, rangkuman materi, tes formatif, dan kunci jawaban tes
formatif.

II. PENDAHULUAN

3
1. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
 Memahami sifat siklus jasa personalia
 Memahami tujuan audit jasa personalia
 Memahami aktivitas pengendalian transaksi penggajian
 Memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan upah
 Memahami jasa bernilai tambah dalam siklus jasa personalia

2. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas mengenai audit siklus jasa personalia. Secara terperinci
membahas mengenai sifat siklus jasa personalia, tujuan audit jasa personalia,
aktivitas pengendalian transaksi penggajian, pengujian substansi atas saldo
gaji dan upah, dan jasa bernilai tambah dalam siklus jasa personalia

3. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini di
antaranya:
 Mampu menjelaskan sifat siklus jasa personalia
 Mampu menjelaskan tujuan audit jasa personalia
 Mampu menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penggajian
 Mampu menjelaskan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah
 Mampu menjelaskan jasa bernilai tambah dalam siklus jasa personalia

4. URUTAN PEMBAHASAN
 Sifat Siklus Jasa Personalia
 Tujuan Audit Jasa Personalia
 Aktivitas Pengendalian Transaksi Penggajian
 Pengujian Substansi atas Saldo Gaji dan Upah
 Jasa bernilai tambah dalam siklus jasa personalia
III. MATERI PEMBELAJARAN

4
1. SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA

Menurut Boynton (2003 : 171) Siklus jasa personalia (personnel


services cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa dan aktivitas yang
berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis
kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi,
bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan
uang cuti). Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi
penggajian (payroll transactions).

Menurut Mulyadi (2002 : 286) Siklus jasa personalia dalam perusahaan


manufaktur melibatkan fungsi personalia, fungsi keuangan, dan fungsi
akuntansi. Masing-masing fungsi memiliki tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing. Siklus jasa personel terdiri dari dua SIA, yaitu : 1. SIA
Penggajian (prosedur pencatatan waktu hadir, prosedur pembuatan daftar gaji,
prosedur pembayaran gaji, dan prosedur distribusi gaji) 2. SIA Pengupahan
(prosedur pencatatan waktu hadir, prosedur pencatatan waktu kerja, prosedur
pembuatan daftar upah, prosedur pembayaran biaya upah, prosedur distribusi
upah). Siklus jasa personel sendiri berkaitan dengan siklus pengeluaran
(pembayaran upah dan gaji) dan siklus produksi (distribusi gaji dan upah ke
kos produk dan biaya overhead pabrik). Siklus jasa personel juga akan
memengaruhi beberapa akun, yaitu akun BDP & BTKL, BOP sesungguhnya,
biaya pemasaran, Biaya administrasi dan umum, utang pajak penghasilan
karyawan, utang dana pensiun.

Dari penjelasan dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa


siklus jasa personalia berkaitan dengan aktivitas yang berhubungan dengan
kompensasi eksekutif karyawan pada fungsi personalia, fungsi keuangan, dan
fungsi akuntansi. Masing-masing fungsi memiliki tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing.

Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya.


Pembayaran gaji dan upah serta pembayatran pajak gaji dan upah

5
berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran.
Distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses berkaitan dengan
siklus produksi.

Menurut Al-Haryono (2014 : 808) Perbedaan antara siklus jasa


personalian dengan siklus-siklus lainnya pada umumnya meliputi:

 Dalam penggajian hanya terdapat satu golongan transaksi.


Kebanyakan siklus mengandung lebih dari satu golongan transaksi.
Penggajian hanya memiliki satu transaksi, karena penerimaan jasa
dari para pegawai dan pembayaran atas jasa tersebut melalui
penggajian berlangsung dalam tenggang waktu yang pendek.
 Transaksi biasanya jauh lebih signifikan daripada saldo akun
neraca yang bersangkutan. Akun-akun neraca yang berkaitan
dengan penggajian seperti misalnya utang gaji dan utang pajak
penghasilan karyawan jauh lebih kecil daripada jumlah rupiah
transaksi penggajian selama tahun yang bersangkutan.
 Pengendalian internal atas penggajian pada umumnya efektif pada
hampir semua perusahaan, bahkan pada perusahaan kecil
sekalipun. Adanya undang-undang pajak dan ketentuan tentang tata
cara pembayaran pajak penghasilan karyawan yang ditetapkan
pemerintah secara ketat mendorong perusahaan untuk menerapkan
pengendalian internal yang efektif atas pemotongan dan
pembayaran pajak penghasilan karyawan.

Karena ketiga karakteristik di atas, dalam pengauditan penggajian,


auditor biasanya menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian
substantif golongan transaksi, dan prosedur analitis. Pengujian rinci saldo
akun-akun yang berkaitan dengan penggajian biasanya hanya memerlukan
waktu yang singkat.

6
Sumber : Al – Haryono (2014:809)

Akun-akun yang umumnya terdapat dalam siklus jasa personalia dapat


dilihat pada gambar di atas. Dalam gambar tersebut digunakan akun T unutk
menggambarkan aliran informasi melalui berbagai akun dalam siklus jasa
personalia. Dalam sistem pada umumnya, akun upah dan gaji hanya
digunakna pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, akun beban
didebet pada saat upah dan gaji sesungguhnya dibayar, bukan ketika beban
gaji terjadi. Utang yang berkaitan dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal
penyesuaian pada akhir periode untuk semua yang telah menjadi beban tetapi
belum dibayar.

7
2. TUJUAN AUDIT JASA PERSONALIA

Menurut Al-Haryono (2014 :809) Tujuan keseluruhan pengauditan atas


siklus jasa personalia adalah untuk menilai apakah saldo-saldo akun yang
dipengaruhi oleh siklus ini telah ditetapkan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku. Dalam buku Boynton (2003:172), tujuan
audit spesifik dijabarkan dalam tabel berikut.

Kategori Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun


Asersi Transaksi
Eksistensi atau Beban gaji dan upah serta Saldo kewajiban gaji dan upah akrual
keterjadian beban pajak gaji dan upah yang serta pajak gaji dan upah menunjukkan
tercatat berhubungan dengan jumlah yang terhutang pada tanggal
kompensasi untuk jasa yang neraca (EO2).
diberikan selama periode
berjalan (EO1).
Kelengkapan Beban gaji dan upah serta Kewajiban gaji dan upah akrual serta
beban pajak gaji dan upah yang pajak gaji dan upah mencakup semua
tercatat mencakup semua beban jumlah yang terutang kepada personel
semacam itu yang terjadi untuk dan lembaga pemerintah pada tanggal
jasa personalia selama tahun neraca (C2).
berjalan (C1).
Hak dan Kewajiban gaji dan upah akrual serta
kewajiban pajak gaji dan upah adalah kewajiban
entitas yang melaporkan (RO1).
Penilaian atau Beban gaji dan upah serta Kewajiban gaji dan upah akrual serta
alokasi beban pajak gaji dan upah telah pajak gaji dan upah telah dihitung serta
dihitung serta dicatat secara dicatat secara akurat (VA2).
akurat (VA1).
Distribusi tenaga kerja pabrik telah
dihitung dan dicatat dengan benar
(VA3).
Penyajian dan Beban gaji dan upah serta Akun kewajiban gaji dan upah akrual
pengungkapan beban pajak gaji dan upah telah serta pajak gaji dan upah telah
diidentifikasi serta diidentifikasi serta diklasifikasikan
diklasifikasikan dengan tepat dengan tepat dalam neraca (PD2).
dalam laporan laba rugi (PD1).
Laporan keuangan memuat
pengungkapan yang layak atas pension
dan program tunjangan lainnya (PD3).

8
Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk
Mengembangkan Strategi Audit

Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia
akan bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Pentingnya jasa
personalia mungkin bervariasi bagi pabrikan, pedagang grosir, dan pedagang
eceran.

Beberapa industri mungkin sangat berbeda dari segi intensivitas tenaga


kerja dalam melaksanakan proses pabrikasinya. Selain itu, banyak pabrikan
juga terus menjalankan program pension dengan manfaat pasti yang
pengungkapannya dianggap signifikan. Program kompensasi lainnya meliputi
opsi saham yang menghadirkan tantangan pengukuran dan pengungkapan
sendiri bagi para auditor.

Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi


auditor untuk memahami:

 Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas


 Sifat kompensasi
 Pentingnya berbagai paket kompensasi

Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis

Materialitas

Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank,


perusahaan asuransi, dan kantor profesional, jasa personalia merupakan beban
utama. Untuk sekolah, jasa personalia mungkin menjadi pengeluaran yang
utama. Pertumbuhan sector jasa dalam perekonomian dan pentingnya sumber
daya manusia bagi banyak perusahaan telah membuat siklus jasa personalia
menjadi suatu bidang audit yang material bagi perusahaan. Dalam buku
Boynton (2003:175), prosedur analitis yang umum digunakan untuk
mengaudit siklus jasa personalia dijabarkan dalam tabel berikut.

9
Rasio Rumus Signifikansi Audit
Biaya gaji dan upah rata-rata per Total biaya gaji dan upah Pengujian atas kelayakan gaji
klasifikasi karyawan untuk satu kelompok dan upah kotor untuk
karyawan dibagi dengan sekelompok karyawan.
jumlah karyawan dalam Banyak perusahaan yang
kelompok tersebut. mempunyai lebih dari satu
kelompok karyawan dan
penting untuk mengevaluasi
kelayakan gaji dan upah
berdasarkan kelompok
karyawan.
Pendapatan per karyawan Total pendapatan : Rasio ini dapat menjadi
jumlah karyawan ukuran produktivitas per
purnawaktu karyawan. Rasio ini
khususnya penting dalam
industri jasa dan akan
dibandingksn dengan statistik
industri
Total biaya gaji dan upah Total beban gaji dan Pengujian atas kelayakan
sebagai presentase dari upah : total pendapatan biaya gaji dan upah. Rasio ini
pendapatan seringkali dibandingkan
dengan statistik industri
Beban pajak gaji dan upah Total beban pajak gaji Pengujian kelayakan pajak
sebagai presentase dari gaji dan dan upah : gaji dan upah gaji dan upah. Rasio ini
upah kotor kotor seringkali bisa dibandingkan
dengan tarif pajak standar
Membandingkan beban gaji dan Beban gaji dan upah Pengujian kelayakan untuk
upah (gaji dan upah, komisi, tahun berjalan : beban pajak beban gaji dan upah
bonus,tunjangan, karyawan, dan gaji dan upah tahun jika rasio ini cukup jauh
sebagainya) dengan saldo atau sebelumnya berbeda dari 1,0
anggaran tahun sebelumnya
Membandingkan kewajiban gaji Kewajiban pajak gaji dan Pengujian kelayakan untuk
dan upah tahun berjalan dengan upah tahun berjalan : kewajiban gaji dan upah jika
kewajiban gaji dan upah tahun kewajiban pajak gaji dan rasio ini cukup jauh berbeda
sebelummya upah tahun lalu setelah dari 1,0
disesuaikan dengan
pertumbuhan volume
gaji dan upah
Menghitung rasio beban pajak Beban pajak gaji dan Pengujian kelayakan untuk

10
gaji dan upah terhadap total upah : total beban gaji beban pajak gaji dan upah
beban gaji dan upah dan upah berdasarkan rasio beban
pajak gaji dan upah tahun
sebelumnya terhadap total
gaji dan upah
Beban tunjangan karyawan Total beban tunjangan : Pengujian kelayakan beban
sebagai presentase dari gaji dan gaji dan upah kotor tunjangan. Rasio ini
upah kotor seringkali dibandingkan
dengan statistik industri

Risiko Inheren

Dalam siklus jasa personalia, risiko inheren mungkin tinggi untuk asersi
eksistensi atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan
pengungkapan. Misalnya, terdapatnya penipuan gaji dan upah yang dapat
terjadi pada dua tingkatan. Karyawan yang terlibat dalam penyiapan dan
pembayaran gaji dan upah mungkin memroses data untuk karyawan fiktif,
kemudian menyimpangkan cek gaji itu untuk kepentingan pribadi. Atau,
manajemen mungkin secara sengaja salah mengklasifikasikan atau
mengalihkan biaya tenaga kerja.

Prosedur analitis

Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit


atas siklus jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur
analitis berguna dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila
gaji dan upah kotor per karyawan melebihi ekspektasi auditor. Jenis prosedur
ini dianggap paling efektif jika auditor bisa menggunakan perangkat lunak
audit yang umum, memilah karyawan menurut kategori, dan kemudian
mengevaluasi rata-rata pembayaran menurut kategori karyawan itu.

3. AKTIVITAS PENGENDALIAN - TRANSAKSI PENGGAJIAN

Menurut Al-Haryono (2014 : 810) Siklus jasa personalia diawali dengan


pengangkatan karyawan/pegawai dan diakhiri dengan pembayaran imbalan
atas jasa yang telah mereka lakukan dan pembayaran kewajiban pajak

11
penghasilan karyawan yang telah dipotong kepada pemerintah dan institusi
lain serta utang biaya tenaga kerja dan utang PPh karyawan.

Dalam tabel di bawah ini, kolom ketiga menunjukkan fungsi-fungsi


bisnis dalam siklus jasa personalia dan menghubungkan hubungan antara
fungsi bisnis, golongan tranaksi, akun-akun serta dokumen dan catatan.

Golongan Akun-Akun Fungsi Bisnis Dokumen & Catatan


Transaksi
Penggajian KasGaji Sumber daya manusia Catatan tentang sumber
Semua akun biaya daya manusia
yang berhubungan Formulir potongan wajib
dengan imbal jasa Surat keputusan penetapan
tenaga kerja tariff
Semua akun yang
berhubungan
dengan potongan
atas pendapatan
kotor tenaga kerja
Pencatatan waktu dan Catatan waktu kerja
Semua akun utang
pembuatan daftar Kartu waktu per job
yang berhubungan
gaji File transaksi penggajian
dengan
Jurnal penggajian
ketenagakerjaan
Master file penggajian
Pembayaran gaji Bukti transfer atau check
Rekonsiliasi bank akun
gaji
Pembuatan bukti Bukti pembayaran PPh
potong PPh karyawan
karyawan dan
pembayaran PPh
karyawan
Sumber : Al-Haryono (2014 : 811)
Bagian Sumberdaya Manusia (Bagian Personalia)
Bagian ini adalah bagian yang secara independen mewawancara dan
mengangkat personil yang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan entitas.
Bagian ini juga merupakan sumber independen catatan untuk memeriksa
secara internal informasi gaji dan upah, termasuk tambahan-tambahan dan

12
penghapusan dari daftar gaji, serta perubahan gaji/upah dan potongan-
potongan.

o Catatan Kepegawaian. Catatan ini meliputi data seperti tanggal


pengangkatan, data pribadi karyawan/pegawai, tingkat gaji/upah,
potongan-potongan wajib, evaluasi kinerja, dan pemberhentian sebagai
pegawai.
o Formulir Potongan Wajib. Digunakan untuk memotong gaji/upah yang
bersifat wajib, seperti PPh karyawan yang dipotong perusahaan, dan
potongan wajib lainnya.
o Surat Keputusan Penetapan Gaji/Upah. Digunakan untuk menetapkan
tingkat gaji/upah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sumber
informasi keputusan ini adalah kontrak kerja, otorisasi oleh
manajemen, atau khusus untuk para pejabat perusahaan diotorisasi
oleh dewan komisaris.

Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji/Upah

Penggunaan catatan waktu kerja dan pembuatan daftar gaji/upah sangat


penting dalam pengauditan penggajian karena keduanya berhubungan
langsung dengan biaya tenaga kerja untuk setiap periode. Pengendalian yang
memadai diperlukan untuk mencegah kesalahan penyajian dalam empat
aktivitas berikut:

 Pencatatan waktu kerja


 Ikhtisar dan perhitungan pendapatan kotor, potongan, dan
pendapatan bersih
 Pembayaran gaji/upah
 Pencatatan gaji/upah
o Catatan Waktu Kerja. Dokumen yang menunjukkan waktu kerja
pegawai sejak mulai hingga akhir bekerja setiap hari serta jumlah total
jam kerja seorang pegawai. Pegawai tetap yang dibayar dalam bentuk
gaji tidak perlu mengisi catatan ini, karena mereka wajib mengisi
laporan waktu.

13
o Kartu Waktu per Job. Formulir yang menunjukkan untuk job mana
seorang pegawai bekerja pada suatu periode waktu tertentu. Formulir
ini digunakan jika pegawai bekerja pada job atau bagian yang berbeda.
o File Transaksi Penggajian. File ini diproses oleh komputer yang
mencakup seluruh transaksi penggajian yang diproses oleh sistem
akuntansi untuk suatu periode waktu tertentu. File ini berisi semua
informasi yang dimasukkan ke dalam sistem dan informasi untuk
setiap transaksi. Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi
dalam file transaksi penggajian bisa digunakan untuk membuat
berbagai macam catatan, daftar, dan laporan.
o Jurnal Penggajian atau Daftar. Laporan ini dibuat dari file transaksi
penggajian. Transaksi yang sama dimasukkan ke dalam jurnal atau
daftar juga dibukukan secara serentak ke buku besar dank e master file
penggajian.
o Master File Penggajian. Ini merupakan file komputer yang digunakan
untuk mencatat transaksi penggajian untuk setiap pegawai dan
menyelenggarakan total upah yang dibayarkan kepada pegawai sampai
saat ini dalam suatu tahun tertentu. Master file ini diperbarui dari file
transaksi penggajian.

Pembayaran Gaji/Upah

Persetujuan dan pendistribusian gaji/upah harus diawasi secara seksama untuk


menghindari terjadinya kecurangan. Untuk meningkatkan pengawasan,
pendistribusian gaji/upah biasanya diproses secara terpisah dari pembayaran-
pembayaran lainnya.

o Bukti Transfer atau Check. Pembayaran gaji/upah bisa dilakukan


dengan check, tetapi seringkali juga dilakukan dengan transfer
langsung pada akun-akun pribadi para pegawai di bank. Jumlah yang
dibayarkan adalah sebesar pendapatan kotor pegawai dikurangi dengan
PPh karyawan yang bersangkutan serta potongan-potongan lain yang
dilakukan perusahaan selaku juru potong.

14
o Rekonsiliasi Akun Bank Penggajian. Rekonsiliasi bank secara
independen penting dilakukan untuk semua akun kas di bank, termasuk
akun bank yang disediakan khusus untuk membayar gaji/upah
pegawai, untuk mendeteksi kemungkinan adanya kesalahan atau
kecurangan. Perusahaan bisa menyediakan suatu akun penggajian
imprest, cara ini dapat menyederhanakan pembuatan rekonsiliasi akun
bank untuk penggajian.

Pembuatan Bukti Potong PPh dan Pembayaran Pajak

Undang-undang Pajak Penghasilan mewajibkan perusahaan selaku wajib


potong atas penghasilan karyawan untuk melakukan pemotongan dan
membayarkannya ke kas Negara secara tepat waktu. Sistem penggajian
berkomputer mengolah kewajiban pajak setiap karyawan dengan
menggunakan informasi yang terdapat dalam master file transaksi penggajian.
Untuk mencegah terjadinya kesalahan penyajian dan timbulnya utang pajak
serta denda, sebaiknya dilakukan verifikasi internal secara independen oleh
petugas yang kompeten.

o Bukti Pemotongan PPh Pasal 21. Bukti pemotongan pajak bulanan


akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk menghitung potongan pajak
penghasilan karyawan yang harus disetor setiap bulan. Salah satu
lembar bukti pemotongan pajak tersebut di berikan kepada karyawan
yang bersangkutan sebagai dasar untuk membuat SPT tahunan.
o Surat Setoran Pajak (SSP). Hasil pemotongan pajak penghasilan
karyawan bulanan selanjutnya disetorkan ke Kantor Pajak dengan
disertai Surat Setoran Pajak (SSP) selambat-lambatnya 10 bulan
berikutnya.

Metodologi untuk Perancangan Pengujian Pengendalian

Menurut Al-Haryono (2014 : 815) Pengendalian internal untuk


penggajian biasanya sangat terstruktur dan dikendalikan dengan baik untuk
mengelola pengeluaran kas, untuk mengurangi pengaduan dan ketidakpuasan
karyawan, serta menekan kemungkinan terjadinya kecurangan. Karena

15
pengolahan penggajian hampir serupa pada kebanyakan organisasi, dan
program perlu dimodifikasi karena adanya perubahan peraturan perpajakan,
perusahaan biasanya menggunakan jasa pemrograman dari luar untuk
pengolahan penggajian.

Banyak audit hanya memiliki risiko minimal untuk terjadinya kesalahan


penyajian material, walaupun penggajian sering merupakan bagian yang
signifikan dari total beban. Berikut adalah alasannya:

 Karyawan pada umumnya akan protes kepada manajemen apabila


dibayar tidak sesuai dengan jumlah seharusnya
 Semua transaksi penggajian biasanya seragam dan tidak rumit
 Transaksi penggajian adalah sesuatu yang menjadi sasaran untuk
diaudit oleh Kantor Pajak dalam rangka penetapan pajak
penghasilan yang benar sehingga perusahaan cenderung
melaporkannya dalam jumlah yang benar

Di bawah ini ialah pengendalian-pengendalian kunci dalam siklus jasa


personalia untuk penilaian risiko pengendalian.

Pemisahan Tugas yang Memadai. Pemisahan tugas merupakan hal yang


sangat penting dalam siklus ini, terutama untuk mencegah terjadinya
pembayaran berlebih dan pembayaran kepada pegawai fiktif. Fungsi
penggajian harus dilakukan independen terhadap bagian sumberdaya manusia
(personalia) yang mengendalikan aktivitas kunci pengendalian. Pembuatan
daftar gaji/upah juga harus dipisahkan dari pembayaran atau penyerahan
gaji/upah kepada para karyawan.

Pengotorisasian yang Tepat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hanya


bagian sumberdaya manusia yang berwenang untuk menambah atau
mengurangi tenaga kerja dari daftar gaji atau melakukan perubahan atas tarif
gaji/upah, serta menetapkan potongan-potongan. Jumlah jam kerja setiap
pegawai harus mendapat otorisasi dari penyelia (supervisor).

16
Dokumen dan Catatan yang Memadai. Dokumen dan catatan yang sesuai
tergantung pada sifat dari sistem penggajian. Pada banyak perusahaan, catatan
waktu kerja harus cukup memadai untuk mengumpulkan biaya tenaga kerja
per job atau per penugasan.

Pengawasan Fisik atas Aset dan Catatan. Akses untuk terjadinya check gaji
yang tidak bergtandatangan harus dicegah. Check harus ditandatangani oleh
petugas yang ditetapkan perusahaan, dan gaji harus dibayarkan oleh seseorang
yang independen dari fungsi pembuatan gaji dan fungsi pencatatan waktu.

Pengecekan Independen atas Pelaksanaan Kerja. Perhitungan dalam daftar


gaji harus diverifikasi secara independen, termasuk dengan melakukan
pembandingan antara batch total dengan laporan ikhtisar. Salah seorang
anggota manajemen atau petugas yang ditunjuk lainnya harus mereview hasil
perhitungan gaji/upah apabila terjadi kesalahan penyajian atau jumlahnya
tidak lazim.

Berikut ini adalah tabel ikhtisar untuk beberapa pengendalian internal


beserta pengujian pengendaliannya untuk setiap tujuan audit transaksi.

Tujuan Audit  Pengendalian Kunci Pengujian Pengendalian


Transaksi
Pembayaran gaji/upah Catatan waktu diberi tanda Periksa ada tidaknya tanda
hanya untuk pekerjaan persetujuan oleh supervisor persetujuan dalam catatan
yang benar-benar waktu
dikerjakan oleh pegawai Pengangkatan tenaga kerja
yang ada (keterjadian) harus mendapat persetujuan Periksa file sumberdaya
manusia
Transaksi penggajian Check untuk pembayaran Periksa keberurutan
yang terjadi telah gaji diberi nomor urut pemakaian check gaji
dibukukan (kelengkapan) tercetak dan
dipertanggungjawabkan
penggunaanya
Transaksi penggajian Tarif upah, gaji, atau tarif Periksa petunjuk adanya
terbukukan adalah untuk komisi telah diotorisasi otorisasi dalam catatan
jumlah waktu kerja dengan benar penggajian
sesungguhnya dan dengan
tarif yang benar dan Perhitungan dan jumlah

17
potongan-potongan telah diverifikasi secara internal Periksa petunjuk adanya
dihitung dengan tepat verifikasi internal
(ketelitian)
Transaksi penggajian Isi master file penggajian Periksa petunjuk adanya
telah dimasukkan dengan diverifikasi secara internal verifikasi internal
benar ke dalam master file
penggajian dan
diiktisarkan dengan benar
(posting dan
pengikhtisaran)
Transaksi penggajian Digunakan daftar akun yang Review daftar akun
telah digolongkan dengan memadai
benar (penggolongan)
Transaksi penggajian Tanggal diperiksa secara Periksa petunjuk adanya
dicatat pada tanggal yang internal verifikasi internal
tepat (saat)

4. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO GAJI DAN UPAH

Menurut Boynton (2003 : 187) Pengujian substantif atas saldo gaji dan
upah biasanya dilaksanakan pada atau menjelang tanggal neraca. Saldo-saldo
tersebut mencakup kewajiban akrual untuk gaji, upah, komisi, bonus,
tunjangan karyawan, dan pajak gaji dan upah, serta akun-akun beban yang
terkait.

Menentukan Risiko Deteksi

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko inheren untuk asersi


eksistensi atau keterjadian serta penilaian atau alokasi yang berkaitan dengan
transaksi penggajian telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, bukti tentang
keefektifan pengendalian atas risiko-risiko ini dalam banyak kasus akan
memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga
menghasilkan risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau
seluruh asersi gaji dan upah. Akibatnya, pengujian substantif atas saldo-saldo
gaji dan upah seringkali dibatasi pada penerapan prosedur analitis, serta
pengujian rincian yang terbatas.

Merancang Pengujian Substantif

18
Penjelasan tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo
gaji dan upah dibatasi pada prosedur-prosedur berikut ini.

o Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual


Meskipun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah
untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun
akrual akhir tahun perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Hal
yang juga harus diperhatikan adalah konsistensi metoda untuk
menghitung akrual dari periode ke periode.
o Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pascapensiun
yang signifikan kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasi
telah memiliki program pensiun dengan tunjangan pasti yang
menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban
pensiun, serta pengungkapan pensiun. Auditor harus mengevaluasi
kewajaran estimasi akuntansi utama, yaitu tingkat pengembalian yang
digunakan untuk menentukan proyeksi kewajiban tunjangan, pada saat
mengaudit beban pensiun.
o Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak
perusahaan menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus
menentukan (1) jenis program kompensasi insentif yang digunakan
untuk memberikan kompensasi kepada karyawan dan pejabat, (2)
bagaimana beban kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban
kompensasi dialokasikan ke berbagai periode akuntansi, serta (3)
kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi
insentif.

o Memverifikasi Kompensasi Pejabat


Kompensasi pejabat sangat sensitive terhadap audit karena dua alasan:
(1) pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan
dalam laporan 10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC,

19
dan (2) para pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan
menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk kompensasi lainnya
yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Pengujian ini berhubungan
dengan tujuan yang berkaitan dengan setiap kategori asersi.

5. JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS JASA PERSONALIA

Menurut Boynton (2003 : 190) Manajemen personalia merupakan


proses inti bagi banyak perusahaan. Pada saat mengaudit beban dan
profitabilitas seoranng akuntan publik akan sering mengevaluasi statistik
produktivitas karyawan. Apablia karyawan bisa lebih produktif, maka
perusahaan kerap kali mencapai profitabilitas yang lebh baik dalam
industri.Bagi organisasi jasa, merupakan hal penting untuk memiliki cara
mengevaluasi produktivitas karyawan. Para akuntan biasanya memiliki
keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat
pertanggungjawaban bertanggung jawab atas penggunaan sumberdaya
mereka dalam hal ini sumber daya gaji dan upah.
Akuntan publik dapat membantu klien dengan (1) menyarankan ukuran
produktivitas karyawan yang lebih tepatatau dengan (2) mengidentifikasi
langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk menigkatkan produktivitas
karyawan. Sebagai contoh, perusahaan pabrikasi dapat memantau jumlah unit
yang diproduksi per karyawan (tidak termasuk barang yang cacat dan dan
pengerjaan ulang). Suatu organisasi jasa, seperti perusahaan perangkat lunak,
dapat mengevaluasi jumlah inovasi produk baru yang beredar dipasar yang
dihasilkan oleh sebuah tim pengembangan produk. Sebuah universitas dapat
memantau hasil seperti jumlah hibah dan kontrak yang diperoleh pengajar
suatu jurusan atau rasio mahasiwa-pengajar suatu jurusan, tingkat retensi iwa,
serta tingkat kelulusan.
IV. LATIHAN

1. Uraikan sifat siklus jasa personalia!


2. Siklus apa saja yang berkaitan dengan siklus jasa personalia?

20
3. Jelaskan perbedaan siklus jasa personalia dengan siklus-siklus lainnya!
4. Akun-akun apa saja yang berkaitan dengan siklus ini?
5. Jelaskan materialitas dan risiko inheren yang berkaitan dengan siklus jasa
personalia!
6. Apa strategi audit yang biasanya diambil auditor dalam siklus ini ? mengapa?
7. Sebutkan tujuan audit yang berhubungan dengan asersi manajemen transaksi
dan saldo jasa personalia!
8. Identifikasi beberapa prosedur analitis yang mungkin digunakan auditor dalam
siklus jasa personalia dan jelaskan signifikansi auditnya
9. Jelaskan pengujian pengendalian yamg menyangkut (a) karyawan yang telah
berhenti dan (b) menyaksikan pembagian gaji dan upah
10. Identifikasikan fungsi-fungsi bisnis yang terdapat dalam siklus jasa
personalia!
11. Sebutkan dan jelaskan dokumen atau catatan yang berperan penting dalam
siklus jasa personalia!
12. Sebutkan pengendalian-pengendalian kunci yang dapat dilakukan dalam siklus
jasa personalia!
13. Jelaskan bagaimana sampling audit dapat digunakan untuk pengujian siklus
jasa personalia!
14. Uraikan pengaruh risiko deteksi terhadap rancangan pengujian substantive
atas saldo gaji dan upah!
15. Mengapa kompensasi pejabat bersifat sensitive terhadap audit? Berikan
alasannya!

V. RANGKUMAN

Siklus jasa personalia bersangkutan dengan keteangakerjaan dan


pembayaran kompensasi kepada para karyawan. Biaya tenaga kerja berperan
penting dalam penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur, perusahaan
konstruksi, maupun perusahaan industri lainnya. Penilaian dan pengalokasian
biaya tenaga kerja yang tidak tepat dapat mengakibatkan kesalahan penyajian
material dalam laba bersih. Penggajian juga dapat menjadi tempat terjadinya
pemborosan karena adanya ketidakefisienan atau pencurian melalui kecurangan.

21
Dalam siklus jasa personalia, perhatian auditor terutama diarahkan pada
transaksi penggajian serta asersi saldo akun yang terkait. Kecuali jika keadaan
mengindikasikan bahwa tidak akan efisien dari segi biaya, pengujian
pengendalian atas gaji dan upah akan cukup ekstensif untuk mendukung penilaian
tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.

Pengujian substantive atas saldo beban dan kewajiban gaji dan upah
kemudian dapat dibatasi terutama pada prosedur analitis dan pengujian rincian
yang terbatas. Pengujian rinci saldo umumnya terbatas pada verifikasi atas
kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan penggajian.

VI. TES FORMATIF

Berikanlah bagan yang menggambarkan jenis-jenis pengujian audit untuk siklus


jasa personalia!

VII. UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT


 Mahasiswa diharapkan mempelajari modul dengan cermat dan mengerjakan
latihan-latihan berserta tes formatif untuk mendalami materi.
 Mahasiswa disarankan untuk mencari referensi lain yang memberikan
informasi mengenai audit atas siklus jasa personalia

VIII. KUNCI TES FORMATIF

Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan jenis-jenis pengujian audit untuk
siklus jasa personalia.

22
IX. DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N. dan Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mulyadi.2002. Auditing, Edisi enam. Jakarta: Salemba Empat.

Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta:


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN.

23

Anda mungkin juga menyukai