AKUNTANSI SEWA
Disusun oleh :
Kelompok II
AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji atas kehadirat nya, yang telah melimpahkan rahmat
Hidayah dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah akuntansi keungan menengah dua ini dengan pembahasan liabilitas jangka
panjang. Dan Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurah kepada nabi besar
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju
jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu ibu Jasmine Syafe’i, S.E., M.Ak. CA.
yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami serta teman-teman
yang telah membantu kami.
Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari Susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya Makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
20.1 KARAKTERISTIK DAN JENIS SEWA ................................................. 1
20.1.1 Karakteristik Sewa ............................................................................................ 1
20.1.2 Jenis Sewa ........................................................................................................ 4
20.2 AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSEE ................................................ 9
20.2.1 Sewa Pembiayaan ............................................................................................ 9
20.2.2 Sewa Operasi.................................................................................................. 20
Opsi Pembelian.................................................................................................. 22
20.3 AKUNTANSI SEWA BAGI LESSOR .................................................. 25
20.3.1 Sewa Pembiayaan .......................................................................................... 25
20.3.2 Sewa Operasi.................................................................................................. 34
20.3.3 Sewa bagi Lessor Pabrikan atau Dealer ......................................................... 36
20.4 TRANSAKSI JUAL DAN SEWA-BALIK ........................................... 41
20.4.1 Sewa Pembiayaan .......................................................................................... 41
20.5 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN .............................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 49
ii
20.1 KARAKTERISTIK DAN JENIS SEWA
Definisi Sewa
sewa) di mana lessee diberikan hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor
pada periode yang telah disepakati. Atas diperolehnya hak tersebut, lessee
1
Keunggulan Sewa
1. Pendanaan 100%. Pembiayaan dengan sewa mencakup 100% atas nilai aset,
sedangkan pembiayaan melalui bank biasanya hanya mencakup 80% dari nilai
aset.
sewa berfluktuatif, namun sebagian besar sewa menawarkan tingkat bunga tetap
4. Fleksibel. Perjanjian sewa lebih fleksibel dan tidak seketat perjanjian pinjaman
5. Bunga lebih rendah. Rata-rata tingkat bunga sewa (leasing) lebih rendah
dibandingkan suku bunga pinjaman bank. Hal ini akan menguntungkan lessee
dikenakan PPN dan lessee tidak memotong PPh 23 atas pembayaran sewa
kepada lessor.
untuk tidak mengakui aset dan liabilitas sewaan di Laporan Posisi Keuangan
2
Sewa (leasing) sebagai salah satu bentuk pembiayaan mulai berkembang di
Indonesia pada tahun 1974 setelah terbitnya surat keputusan bersama (SKB) tiga
Pada tahun 1988, pemerintah melalui Keppres dan Keputusan Menteri Keuangan
(APPI), pada tahun 2013, piutang pembiayaan melalui sewa (leasing) menempati
3
20.1.2 Jenis Sewa
1. Sewa operasi (operating lease) adalah sewa jangka pendek yang tidak
2. Sewa pembiayaan (finance lease) adalah sewa yang termasuk dalam bentuk
sewa maka transaksi sewa dapat disebut sebagai pembelian secara angsuran.
yang perlu dilakukan oleh penyewa (badan usaha) dalam menghitung Penghasilan
Kena Pajak dan beban pajak penghasilan. PSAK 73 memperketat persyaratan sewa
operasi di mana syarat untuk sewa operasi harus memenuhi seluruh kriteria, antara
lain sewa aset berjangka pendek (kurang dari atau sama dengan 12 bulan) dan aset
bernilai rendah. Jika penyewa tidak memenuhi 2 kriteria tersebut, maka otomatis
Suatu transaksi yang secara substansi mengalihkan risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan suatu aset, biasanya memenuhi salah satu atau beberapa situasi
berikut ini.
4
2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik
tidak dialihkan.
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
Indikator lain juga mungkin ada pada sewa pembiayaan yang mencakup
1. Sewa pada dasarnya tidak dapat dibatalkan. Jika lessee dapat membatalkan
sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee.
2. Keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar atas residu dibebankan
kepada lessee (misalnya, dibebankan pada harga rental). Hal ini juga
5
menunjukkan bahwa seluruh risiko dan manfaat terkait aset beralih kepada
lessee.
dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental.
Dengan nilai rental yang lebih rendah pada periode kedua, kemungkinan besar
Dalam praktik bisnis, sewa juga dikategorikan menjadi Sewa Guna Usaha
dengan Hak Opsi (sewa pembiayaan) dan Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi (sewa
operasi). Dalam pembahasan ini tidak menggunakan kedua istilah tersebut karena
berdasarkan kriteria di atas, sewa tanpa hak opsi belum tentu merupakan sewa
operasi. Hak opsi bukanlah satu-satunya kriteria dalam menentukan suatu sewa
Dalam perjanjian sewa terdapat beberapa hal yang disepakati antara lessee
dan lessor yang tertuang dalam kontrak sewa. Substansi dari perjanjian tidak selalu
sama dengan apa yang tertera dalam kontrak, namun harus dianalisis lebih dalam.
Suatu transaksi dapat saja berbentuk kontrak jual-beli, namun substansinya adalah
sewa.
rangka kontrak dengan PT A. Harga pembelian BBM yang dibayar oleh PT A jauh
6
di atas harga pasar yang berlaku. PT B harus memenuhi permintaan BBM dari PT
A dan tidak boleh memasok BBM tersebut dari kilang lain selain kilang yang
dimaksud dalam kontrak PT B juga tidak dapat menjual BBM dari kilang tersebut
kepada pihak lain. Pada akhir tahun ke-20, kilang akan diserahkan kepada PT A.
PSAK 73 terkait jenis sewanya. Jika memenuhi kriteria sewa pembiayaan, maka
PT A dalam hal ini sebagai lessee harus mengakui kilang tersebut sebagai aset
berikut liabilitas terkait pada awal kontrak. Sedangkan PT B sebagai lessor harus
7
Berikut adalah beberapa terminologi yang harus diperhatikan dalam
a. Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan
atas aset yang sama atau aset yang setara dengan lessor yang sama; d. bila ada
pembayaran tambahan yang signifikan pada awal sewa oleh lessee sehingga
b. Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan
pokok sewa.
c. Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan
aset sewaan. Pada tanggal ini pertama kali aset dan liabilitas sewaan diakui dan
selanjutnya diikuti pengakuan penghasilan atau beban. Awal masa sewa dapat
d. Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan di mana lessee telah
menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa aset. Termasuk dalam masa sewa
adalah periode ketika lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut.
harus dibayar oleh lessee, yang tidak meliputi rental kontinjen, biaya jasa dan
8
f. Rental kontinjen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak
tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu di masa depan, selain
g. Nilai residu yang dijamin adalah bagian dari nilai residu atas aset sewaan yang
dijamin oleh lessee atau pihak terkait dengan lessee. Sementara bagi lessor, nilai
residu yang dijamin adalah bagian nilai residu yang dijamin oleh lessee atau
h. Umur ekonomis adalah periode atas suatu aset yang diharapkan secara
ekonomis dapat digunakan oleh satu atau lebih pengguna atau jumlah produksi
atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset oleh satu atau lebih
pengguna. Umur ekonomis adalah salah satu faktor yang diperhitungkan dalam
i. Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis yang
diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas, yang dihitung mulai dari awal masa
a. Pengakuan Liabilitas
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas di awal masa
sewa sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini
dari pembayaran sewa Nilai aset dan liabilitas tersebut diakui pada nilai yang sama,
9
kecuali jika terdapat uang muka atas sewa, maka liabilitas diakui setelah dikurangi
uang muka. Sebagai contoh, jika nilai wajar aset adalah Rp100.000.000 dan nilai
kini pembayaran sewa minimum adalah Rp97.000.000, maka jurnal yang dicatat
Perhitungan nilai kini atas pembayaran sewa minimum dapat dilihat pada
Contoh 20.2. Pada saat pengakuan awal, nilai liabilitas yang diakui sama dengan
Jika nilai wajar aset adalah Rp97.000.000 dan lessee sudah membayar uang
b. Tingkat Diskonto
bunga implisit. Jika lessee tidak mengetahui atau tidak praktis menghitung
implisit mengacu kepada tingkat bunga yang digunakan oleh lessor dalam
10
tingkat bunga yang dikenakan kepada lessee atas sewa yang sejenis atau
c. Nilai Residu
Aset sewaan biasanya memiliki nilai residu. Nilai residu tersebut ada
yang dijamin dan tidak dijamin. Jika nilai residu dijamin, maka nilai tersebut
termasuk dalam pembayaran sewa minimum, sehingga nilai aset yang diakui
dapat lebih besar dibanding yang tidak dijamin. Apabila nilai residu dijamin
oleh lessee dan pada akhir masa sewa nilai wajar aset lebih rendah dari nilai
residu yang dijamin, maka lessee mengakui kerugian dan harus membayar
kepada lessor sebesar selisih nilai wajar atas nilai yang dijamin tersebut. Jika
minimum secara periodik lessor. Jumlah pembayaran sewa tersebut ditentukan oleh
lessor setelah memperhitungkan imbal hasil (pendapatan bunga) bagi lessor. Oleh
11
karena itu. Lessee harus memisahkan bagian beban bunga (beban keuangan) dan
pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Jika terdapat
b. Penyusutan
Dengan diakuinya aset sewaan oleh lessee, maka lessor juga akan
aset tersebut seperti halnya penyusutan pada aset tetap yang diatur dalam PSAK 73.
Nilai Residu
Jika perjanjian sewa terdapat nilal residu yang dijamin, maka beban penyusutan atas
aset sewaan yang diakui lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang dijamin
tersebut. Sedangkan jika nilai residu tidak dijamin, maka beban penyusutan atas
aset sewaan yang diakui fessee tidak memperhitungkan nilai residu yang dijamin
tersebut.
mesin selama 4 tahun dengan PT Lessor Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar
pada tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT
dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar
12
di luar pembayaran sewa. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar
Lessee adalah sebesar 10%. Umur ekonomik mesin diestimasikan 5 tahun. Metode
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis atas jenis sewa,
lessee pada akhir masa sewa. Kriteria ini tidak terpenuhi karena aset
2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan.
Kriteria ini juga tidak terpenuhi karena tidak ada opsi untuk membeli aset
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak
milik tidak dialihkan. Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun)
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan Kriteria ini terpenuhi dengan
13
Nilai wajar aset Rp 150.000.000,00
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara Aterial. Kriteria ini tidak terpenuhi karena
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis sewa adalah sewa
pembiayaan, sehingga PT mengakui aset dan liabilitas terkait di awal masa sewa
jka tidak terdapat biaya langsung awal, maka nilai aset yang diakut sama dengan
nilai labilitasnya. Perlu diperhatikan bahwa pengakuan aset dilakukan pada awal
masa sewa yaitu tanggal 2 januari 2015, sedangkan tanggal 1 Januari 2015 adalah
14
Pada Tabel 20.1 dapat dilihat bahwa untuk tanggal 2 januari 2015 ada 2 baris karena
pembayaran sewa pertama dilakukan langsung di awal masa sewa, sehingga seluruh
Liabilitas Sewa pada tanggal pembayaran sebelumnya, sehingga tidak ada beban
bunga yang diakui tanggal 2 Januari 2015 Perlu diperhatikan bahwa beban bunga
belum terjadi jka waktu belum berjalan dari awal masa sewa. Pengurangan Pokok
Liabilitas diperoleh dari selisih antara Pambayaran Sewa dengan Beban Bunga.
Pada akhir tahun 2015. PT Lessee mencatat penyusutan atas aset sewaan sebesar
tahun karena PT Lessee mengembalikan Het ke PT Lessor pada akhir masa sewa.
Pembayaran sewa berikutnya adalah tanggal 2 januari 2016. Namun, sesuai prinsip
akrual, pada akhir 2010 PT Lessee harus mengakui beban bunga terkait jumlah yang
akan dibayar pada awal tahun 2011 (Ro8645.324.39 pada Tabel 20.1) dengan jurnal
berikut
15
31 December 2015
Beban Penyusutan
8.645.324
Utang Bunga
8.645.324
utang bungayang sudah diakui pada akhir tahun lalu (dengan asumsi tidak ada
2 Januari 2016
Utang Bunga
8.645.324
Kas
41.933.445
Untuk selanjutnya, jurnal yang dicatat sama dan nilainya mengacu pada
tanggal selanjutnya dalam Tabel 20.1. Sedangkan pada akhir masa sewa, PT
16
31 Desesmber 2018
Akm. Penyusutan
160.000.000
sebuah mesin selama 4 tahun dengan PT Lessor Nila wajar mesin saat awal sewa
menggunakan mesin tersebut pada tanggal2 januari 2015. Pada akhir masa sewa,
menetapkan pembayaran sew dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai
nilai residu), yaitu kriteria masa sewa terpenuhi sehingga sewa dikategorikan
17
Sedangkan untuk nilai ka mlah pembayaran sewa minimum perhitungannya
berbeda jika ada nilai residu jika nilai residu dijamin oleh PT Lessee, maka nilai
minimum
*Nilai kini tidak menggunakan anuitas karena nilai residu hanya satu nilai di akhir
masa sewa bukan pembayaran sewa yang berulang. Nilai faktor diperoleh dari
**Dibulatkan
18
Perhitungan di atas juga memenuhi kriteria sewa pembiayaan karena
jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum sama dengan nilai wajarnya. Jika
nilai residu tidak dijamin oleh PT Lessee, maka nilai kini dari jumlah
minimum
*Dibulatkan
nilai residu yang dijamin dan tidak dijamin dapat dilihat pada Tabel 20.2 dan
19
20.2.2 Sewa Operasi
Pengakuan Beban
Perlakuan akuntansi untuk sewa operasi sangat sederhana karena lessee hanya perlu
mengakui beban atas pembayaran sewa dengan dasar garis lurus selama masa sewa
kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu
dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Mengacu pada Contoh 20.1. jika sewa
dikategorikan sebagai sewa operasi, maka PT Lessee membuat jurnal pada tiap
Kas 41.933.445
Sebagai flustrasi, pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4 tahun
20
membayar beban sewa pada tahun 2015 sebesar Rp60.000.000 sekalipun gedung
sebagai berikut.
Rp420,000.000
8,750.000
Rp105.000.000
Berdasarkan perhitungan di atas, beban sewa tahun 2015 menjadi lebih tinggi
Pada sewa operasi, lessee mengakui beban sewa dalam Laporan Laba Rugi, kecuali
jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya. Misalnya, jika
aset sewaan digunakan dalam kegiatan administrasi dan pemasaran, maka beban
sewa disajikan dalam kelompok beban operasi pada Laporan Laba Rugi. Namun
21
jika digunakan dalam proses produksi, maka beban sewa dimasukkan dalam nilai
perolehan persediaan.
Opsi Pembelian
opsi kepada lesser untuk membeli aset sewaan pada harga yang relatif lebih
rendah dari nilai wajar pada akhir masa sewa. Jika terdapat opsi pembelian, maka
perlakuan akuntansinya sama dengan nilai residu yang dijamin. Nilai opsi
nilal residu yang dijamin dalam nilai kini pembayaran minimum. Perbedaan
perlakuan akuntansi antara opsi pembelian dan nilai residu yang dijamin hanya
pada perhitungan penyusutan aset, yaina pada opsi pembelian aset sewaan
22
23
Laporan Laba Rugi
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban bunga dalam
Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat
aset lainnya. Misalnya, jika aset sewaan digunakan dalam kegiatan administrasi dan
pemasaran, maka beban penyusutan disajikan dalam kelompok beban operasi pada
Laporan Laba Rugi. Namun jika digunakan dalam proses produksi, maka beban
24
20.3 AKUNTANSI SEWA BAGI LESSOR
Pengakuan Piutang
Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa
sebesar nilai investasi bersih. yaitu investasi kotor yang didiskontokan dengan
tingkat bunga implisit. Investasi kotor adalah pembayaran sewa minimum yang
akan diterima lessor berdasarkan sewa pembiayaan ditambah nilai residu (jika ada).
Jadi, nilai piutang (investasi bersih) yang diakui lessor pada awal masa sewa adalah
sebesar nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum yang akan diterima
Tingkat Diskonto
Nilai kini investasi kotor (investasi bersih) dihitung menggunakan tingkat bunga
implisit. Pembayaran sewa juga dihitung dan ditentukan oleh lessor menggunakan
tingkat bunga implisit, maka tidak ada alasan bagi lessor untuk menghitung nilai
Residu
Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan dalam nilai
investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Perlakuan ini berbeda
25
dengan lessee yang hanya memperhitungkan nilai residu yang dijamin dalam
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa pembiayaan ditambahkan
ke dalam nilai investasi bersih. Hal ini dapat membutuhkan penyesuaian pada
tingkat bunga implisit menjadi lebih rendah sehingga pendapatan bunga yang
pembiayaan bagi lessor. Oleh karena itu, lessor harus memisahkan antara bagian
pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum
pada setiap periode, Pengakuan pendapatan sewa didasarkan pada suatu pola yang
Mengacu pada Contoh 20.2, nilai pembayaran sewa yang ditentukan oleh lessor
26
Nilai wajar aset sewaan Rp150,000,000
Rp150,000,000
41.933.445
Karena perhitungan pembayaran sewa berdasarkan nilai wajar aset sewaan, maka
nilai piutang a nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum yang akan diterima
lessor berdasarkan sewa pembiaya dicambah nilai residu (jika ada) akan sama
dengan nilai wajar aset sewaan. Berdasarkan analisis pada Contoh 20.2. perjanjian
sewa dikategorikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa lessor akan
amortisasi seperti pada Tabel 20.5.Pada dasarnya nilai pada Tabel 20.5 sama
dengan Tabel 20.1 bagi lessee, karena tingkat bunga yang digunakan keduanya
27
sama yaitu 8%. Perbedaannya hanya pada istilah pembayaran, beban, dan liabilitas
awal masa sewa. As penerimaan sewa tersebut PT Lessor mencatat jurnal sebagai
berikut.
Penerimaan sewa berikutnya adalah tanggal 2 Januari 2016. Namun, sesuai prinsip
akrual, pada akhir tahun 2010 PT Lessor harus mengakui pendapatan sewa
28
pembiayaan (pendapatan bunga) terkait jumlah yang akan diterima pada awal tahun
Mengacu pada Contoh 20.3, terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak, maka
nilai pembayaran sewa yang ditentukan oleh lessor berasal dari perhitungan berikut.
29
*Faktor nilai kini single sum n = 4, i=8%
Tabel amortisasi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 20.6 yang nilainya sama
dengan Tabel 20.2 (untuk lessee ketika nilai residu dijamin), kecuali tingkat bunga
yang digunakan berbeda antara lessor dan lessee. Pada lessor, perhitungan untuk
nilai residu yang tidak dijamin sama dengan nilai residu dijamin. Jadi, perlu
diperhatikan bahwa nilai pada tabel amortisasi lessee akan sama dengan lessor jika
tingkat bunga yang digunakan sama dan nilai residu dijamin (tidak ada nilai residu).
Jadi, perlu diperhatikan bahwa nilai pada cabel amortisasi lessee akan sama dengan
lessor jika:
Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka kita harus membuat tabel amortisasi untuk
masing-masing pihak.
Tabel 20.6 Tabel Amortisasi bagi Lessor-Nilai Residu Dijamin dan Tidak
Dijamin
30
Jurnal yang dicatat PT Lessor sama dengan pembahasan sebelumnya namun
nilainya mengacu pada Tabel 20.6. Pada akhir masa sewa, PT Lessee
mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor. Jika nilai residu dijamin, dan nilai
wajar aset pada akhir masa sewa hanya Rp20.000.000, maka PT Lessor menerima
31
Pada sewa pembiayaan, lessor mengakui piutang dan menghentikan pengakuan aset
Bagian piutang yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan
disajikan sebagai aset lancar dan sisanya disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada
antara lancar dan tidak lancar (unclassified). Sama halnya dengan liabilitas sewa,
ketentuan pemisahaan piutang sewa ini tidak berlaku, kecuali laporan keuangan
pemisahan antara aset lancar dan tidak lancar. Contoh penyajian dan pengungkapan
aset dan liabilitas sewaan dapat dilihat pada Ilustrasi 20.3 dan Ilustrasi 20.4.
32
Laporan Laba Rugi
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban
tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya. Misalnya, jika aset sewaan
disajikan dalam kelompok beban operasi pada Laporan Laba Rugi. Namun jika
digunakan dalam proses produksi, maka beban penyusutan dimasukkan dalam nilai
perolehan persediaan.
33
20.3.2 Sewa Operasi
Pengakuan Pendapatan
Sama halnya dengan lessee, perlakuan akuntansi untuk sewa operasi bagi lessor
juga sederhana karena lessor hanya perlu mengakui pendapatan atas pembayaran
sewa yang diterima. Mengacu pada Ilustrasi 20.1, jika sewa dikategorikan sebagai
sewa operasi, maka PT Lessor membuat Jurnal pada tiap tanggal pembayaran sewa
sebagai berikut
34
Pengukuran Pendapatan
Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang diterima
dari lessee. Namun, terkadang lessor memberikan insentif tertentu agar lessee
muka kepada lessee atau potongan pembayaran sewa. Sejalan dengan perlakuannya
terhadap lessee, maka lessor mengakui biaya agregat dari insentif sebagai
pengurang penghasilan rental selama masa sewa, seperti yang diatur dalam ISAK
23. Ilustrasi perhitungannya dapat mengacu pada bagian sewa operasi untuk lessee
pendapatan sewa.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai
aset sewaan dan dibebankan selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan
pendapatan sewa.
Pada sewa operasi, lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis
lurus selama masa sewa. kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih
mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan aset sewaan yang menurun.
35
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi dengan dasar garis
lurus selama
masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola
Pabrikan atau dealer sering kali menawarkan pilihan untuk membeli atau menyewa
suatu aset
kepada pelanggan. Sewa pembiayaan atas aset oleh lessor pabrikan atau dealer
memberikan
1. Laba atau rugi yang ekuivalen dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atas
aset yang
disewakan, pada harga jual normal setelah dikurangi potongan penjualan (jika ada).
penjualan
terkait.
Sewa jenis ini sering juga disebut Sales-Type Lease, karena ada unsur penjualan
36
Pengakuan Awal dan Pengukuran
Dalam sewa pembiayaan ketika lessor adalah pabrikan atau dealer, pada awal masa
sewa lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, seperti halnya
sewa pembiayaan pada umumnya. Nilai piutang (investasi bersih) yang diakui
lessor pada awal masa sewa adalah sebesar nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum yang akan diterima ditambah nilai residu (jika ada) terlepas apakah nilai
residu dijamin atau tidak. Lessor juga menghentikan pengakuan aset sewaan
Selain mengakui piutang sewa, lessor pabrikan atau dealer juga mengakui
pendapatan penjualan pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset atau sebesar
nilai kini dari pembayaran sewa minimum, mana yang lebih rendah. Biaya
penjualan (beban pokok penjualan) di awal masa sewa adalah biaya perolehan atau
jumlah tercatat dari aset sewaan dikurangi nilai kini dari nilai residu tidak dijamin.
Oleh karena itu, biaya penjualan sewa dengan nilai residu tidak dijamin lebih
rendah daripada nilai residu dijamin. Perbedaan antara pendapatan penjualan dan
biaya penjualan merupakan laba penjualan (laba kotor) seperti halnya penjualan
biasa.
Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat bunga pasar. Jika
tingkat bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi
37
Nilai Residu
Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan dalam nilai
investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Perlakuan ini sama
dengan pada lessor dengan sewa pembiayaan biasa pada pembahasan sebelumnya.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan
dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan
diakui.
Pengukuran setelah pengakuan awal untuk sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan
atau dealer sama dengan sewa pembiayaan pada umumnya, yaitu lessor harus
memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan pokok atas
periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.
Mengacu pada Contoh 20.5 dan 20,6, jika biaya perolehan aset bagi PT Lessor
38
Perhitungan nilai piutang sewa sama dengan pada Tabel 20.6. yaitu tidak ada
perbedaan antara nilai residu dijamin atau tidak dijamin. Pendapatan penjualan
untuk sewa dengan nilai residu dijamin diakui sebesar nilai wajar aset yang sama
Sedangkan untuk sewa dengan nilai residu yang tidak dijamin, pendapatan
penjualan yang diakui lebih rendah sebesar Rp22.050.895 yaitu sebesar nilai kini
Biaya penjualan untuk sewa dengan nilai residu yang dijamin sebesar biaya
perolehan aset. Jika nilai residu tidak dijamin, maka dikurangi sebesar nilai kini dari
Laba penjualan adalah selisih pendapatan penjualan dengan biaya penjualan dan
nilainya sama untuk sewa dengan nilai residu dijamin atau tidak dijamin.
Tabel amortisasi yang digunakan dalam sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau
dealer sama dengan sewa pembiayaan pada umumnya. Dalam kasus ini mengacu
39
kepada Tabel 20.6. Sedangkan jurnal yang harus dicatat oleh lessor adalah sebagai
berikut.
Pada akhir masa sewa, PT Lessee mengembalikan aset sewaan kepada PT Lesson.
Sama halnya dengan sewa pembiayaan pada umumnya, jika nilai residu dijamin,
dan nilai wajar aset pada akhir masa sewa lebih rendah, maka PT Lessor menerima
Penyajian dan pengungkapan pada sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau
dealer sama dengan dan sewa pembiayaan biasa, seperti pada pembahasan
sebelumnya.
40
20.4 TRANSAKSI JUAL DAN SEWA-BALIK
Transaksi jual dan sewa-balik meliputi penjualan suatu aset dan penyewaan kembali
aset yang sama, Tujuan dilakukannya transaksi ini oleh lessee adalah untuk
menjual aset, lessee mendapatkan dana sebesar nilai aset yang dijual dan masih
dapat memanfaatkan sisa dana tersebut atas jumlah yang belum dibayarkan sebagai
Pembayaran sewa dan harga jual biasanya saling terkait karena keduanya
dinegosiasikan dalam satu paket. Dalam transaksi ini, pihak yang awalnya menjual
aset akan menjadi lesse dan yang membeli aset akan menjadi lessor, seperti pada
Gambar 20.3. Perlakuan akuntansi untuk transaksi jual dan sewa-balik bergantung
pada jenis sewanya, apakah penyewaan kembali tersebut memenuhi kategori sewa
41
Pengakuan dan Pengukuran
Lessee (Penjual)
Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, maka selisih
lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai
pendapatan oleh penjual (lesser), tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa
sewa.
Sedangkan untuk pengakuan aset sewaan dan liabilitas terkait pada saat penjual
Mengacu pada Contoh 20.2 dan 20.4, sebelum menyewanya dari PT Lessor, PT
Lessee memiliki aset sewaan tersebut dengan biaya perolehan Rp 100.000.000 dan
mengakui nilai wajar aset tersebut sebesar Rp150.000.000 dan kemudian digunakan
sebagai dasar perhitungan pembayaran sewa kepada PT Lessee. Asumsi tidak ada
biaya langsung awal untuk kedua pihak, maka jurnal yang dicatat oleh kedua belah
42
Tabel 20.9 Ikhtisar Jurnal Lessee dan Lessor pada Transaksi Jual dan Sewa-
Balik
Lessor (Pembeli)
Pengakuan piutang sewa pembiayaan pada lessor juga mengacu kepada ketentuan
dalam sewa pembiayaan pada pembahasan sebelumnya, yaitu sebesar nilai wajar
aset. Nilai wajar aset adalah sebesar harga jual dari lessee kepada lessor. Nilai wajar
tersebut juga digunakan sebagai dasar penentuan nilai pembayaran sewa oleh
lessee.
43
Penyajian aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban pada transaksi jual dan
tangguhan yang diakui lessee disajikan sebagai liabilitas pada Laporan Posisi
sama untuk transaksi jual dan sewa-balik. Pengungkapan khusus diperlukan untuk
pengaturan sewa yang material dan tidak biasa dari perjanjian atau persyaratan
Sewa Operasi
Lessee (Penjual)
1. jika lessee menjual aset tersebut pada nilai wajarnya, maka laba atau rugi diakui
segera:
2. jika harga jual di bawah nilai wajarnya, maka laba atau rugi diakui segera, kecuali
rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih
rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi
3. jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut
44
4. jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada
jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui
segera.
45
Sedangkan untuk pengakuan beban sewa bagi lessee (penjual) ketika menyewa
kembali mengacu pada ketentuan dalam sewa operasi seperti yang sudah dibahas
sebelumnya.
Lessor (Pembeli)
Pengakuan pendapatan sewa operasi bagi lessor (pembeli) juga mengacu kepada
46
20.5 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Penyajian aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban pada transaksi jual dan
sewa-balik ini mengacu pada ketentuan pada sewa operasi, kecuali untuk laba
tangguhan yang diakui lessee disajikan sebagai liabilitas pada Laporan Posisi
sama untuk transaksi jual dan sewa-balik. Pengungkapan khusus diperlukan untuk
pengaturan sewa yang material dan tidak biasa dari perjanjian atau persyaratan
Perlakuan akuntansi atas sewa pembiayaan dan sewa operasi memiliki dampak
komposisi di Laporan Posisi Keuangan. Sementara pada sewa operasi, lessee tidak
mengakui aset maupun liabilitas sewa di Laporan Posisi Keuangan. Lessee hanya
mengakui beban atas pembayaran sewa. Istilah ini disebut juga sebagai off-balance
sheet financing.
Pada sewa pembiayaan, sekalipun aset bertambah, namun liabilitas juga bertambah
dengan porsi yang lebih besar pada liabilitas jangka panjang. Penambahan liabilitas
ini akan berdampak negatif terhadap rasio-rasio keuangan yang telah dibahas pada
Bab sebelumnya seperti: Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) dan
Imbal Hasil atas Aset (Return on Asset). Hal inilah yang menyebabkan banyak
47
perusahaan menghindari untuk mengakui suatu sewa sebagai sewa pembiayaan.
Untuk itu diperlukan analisis yang memadai untuk menentukan klasifikasi suatu
48
DAFTAR PUSTAKA
Martani, D., Vernoica NPS, S., Wardhani, R., Farahmita, A., Tanujaya, E., &
Hidayat, T. (2015). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Jakarta: Salemba Empat.
49