Anda di halaman 1dari 30

Interpretasi Standar

Akuntansi Keuangan
35Nikita Kartono (2003215)
Indi Nur Fajriani (2003712)
Raputri Chairunnisa Supadmono (2007280)
Histori
Secara karateristik, perusahaan nirlaba tentunya berbeda dengan organisasi bisnis biasanya. Pada
perusahaan nirlaba tujuan utama dari organisasi ini tentunya bukan untuk memperoleh laba dan
sumber dananya pun berasal dari sumbangan anggota atau penyumbang lain yang tidak
mengharapkan akan mendapat balas jasa atas apa yang telah mereka berikan.

KARAKTERISTIK
Sumber ORGANISASI
daya organisasi berasal NIRLABA
dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.

Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika suatu
organisasi menghasilkan laba, maka jumlah tidak pernah dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik organisasi tersebut.

Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proposi pembagian sumber daya organisasi
pada saat likuidasi atau pembubaran organisasi.
Histori
PSAK 45 mengatur bagaimana pelaporan untuk organisasi nirlaba. Organisasi Nirlaba menyediakan
jasa dan tidak beritikad untuk memperoleh laba, organisasi ini umumnya dibiayai dari kontribusi,
perolehan dana dari endowment atau investasi, pengenaan tarif atas jasa yang diberikan dan
pemberian bantuan dari pemerintah. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangannya suatu
organisasi nirlaba dapat memperoleh suatu surplus yang merupakan selisih antara aliran kas
masuk dengan aliran kas keluar. IAI menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor
45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba , dalam PSAK tersebut antara lain menguraikan
tentang:

1. Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba adalah untuk menyediakan informasi yang
relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan
pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.
Histori
2. Sifat Pembatasan Dana Menurut PSAK Nomor 45 Laporan keuangan untuk organisasi nirlaba
terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan memperhatikan sifat
pembatasan dana, menurut PSAK Nomor 45 mendefinisikan sebagai berikut: Pembatasan
permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang
agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal
dari sumber daya tersebut.
3. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang
menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau
sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
4. Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu
oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer. Sumbangan
tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu
oleh penyumbang.
Histori
5. Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK Nomor 45 menjelaskan bahwa
komponen laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi :
- Laporan Posisi Keuangan,
- Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
- Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal
- Laporan Aktivitas
- Laporan Arus Kas
Histori
Perubahan istilah terjemahan atas kata “Not-for-Profit” sebelumnya dalam PSAK 45 diterjemahkan sebagai
“Nirlaba” namun kemudian dirubah oleh DSAK IAI dalam ISAK 35 menjadi NonLaba dengan dasar bahwa
sesungguhnya aktivitias utamanya tidak berorientasi mencari laba namun bukan berarti tidak menghasilkan laba
(nirlaba).

1. Ruang lingkup objek ISAK 35 adalah:


o Entitas berorientasi nonlaba terlepas dari apapun bentuk hukumnya;
o Diterapkan juga oleh entias yang menerapkan SAK ETAP;
2. ISAK 35 hanya mengatur mengenai penyajian laporan keuangan, sehingga ketentuan akuntansi lain
yang dilakukan oleh entitas nonlaba tersebut mengacu kepada SAK atau SAKETAP masing-masing yang relevan.
3. Kebebasan untuk melakukan penyesuaian terhadap beberapa hal sesuai dengan kondisi entitas
nonlaba tersebut, diantaranya:
- Penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos dalam laporan keuangan;
- Penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan itu sendiri.
- Tidak ada pengaturan ketentuan transisi yang diatur khusus pada ISAK 35.
PSAK ISAK
45
Istilah "not-for-Profit"
diterjemahkan sebagai
PERUBA 35
Menjadi "Nonlaba" dengan
dasar: aktivitas utamanya tidak
"Nirlaba"
HAN berorientasi mencari laba

Menggunakan istilah Aset Menggunakan istilah Aset Netto


Netto TIdak Terikat dan
Aset Netto Terikat
PSAK 45 Tanpa Pembatasan dan Aset
Netto Dengan Pembatasan

Judul laporan "Laporan


Aktivitas"
DAN Judul laporan "Laporan
Penghasilan Komprehensif"
ISAK 35
Alasan PSAK 45 DIGANTI DENGAN
ISAK 35
DSAK IAI menganggap aturan mengenai penyajian laporan keuangan telah diatur dalam
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.

Dua pernyataan yang mengatur penyajian laporan keuangan yang berbeda dalam level
standar (tier) yang sama dapat menimbulkan inkonsistensi pengaturan serta ketidakjelasan
tentang batasan ruang linkup antara PSAK 1 dan PSAK 45.

Ruang lingkup PSAK 1 secara substansi telah mencakup ruang lingkup penyajian laporan
keuangan entitas dengan aktivitas nonlaba. namun demikian, PSAK 1 tidak mnenyajikan
pedoman bagaimana entitas dengan aktivitas nonlaba menyajikan laporan keuangannya
yang mungkin memiliki istilah dan penamaan pos yang berbeda dengan entitas
berorientasi laba.
Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK 35
Standar Laporan Posisi Keuangan
Laporan
Laporan
Penghasilan
Laporan Laporan
Thu
Catatan
Posisi Perubahan Atas
Keuangan Komprehens Arus Kas Laporan
Aset Netto
if Keuangan

Laporan Catatan
Laporan Laporan Atas
Posisi
Aktivitas Arus Kas Laporan
Keuangan
Keuangan
Laporan Keuangan Entitas Nonlaba Berdasarkan ISAK 35.

Berdasarkan ISAK 35, laporan keuangan yang dihasilkan dari siklus akuntansi entitas berorientasi
nonlaba antara lain: laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan
aset neto, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK
35.
Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK
35.
Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK
35.
Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK
35.
Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK
35.
Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK
35.
0
PENYAJIAN LAPORAN

1
KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI NONLABA
BERDASARKAN ISAK 35 PADA
REVIEW ARTIKEL
MASJID BAITUL HAADI
Fenomena Dalam Artikel
Entitas nirlaba atau sekarang disebut nonlaba merupakan suatu organisasi bisnis yang tujuan
utamanya bukanlah untuk memperoleh laba atau keuntungan namun lebih menekankan pada
unsur pelayanan pada masyarakat. Entitas ini mendapatkan sumber dana yang biasanya
merupakan hibah yang berasal dari pihak-pihak baik dari internal atau eksternal perusahaan
tanpa mengharapkan timbal balik dari apa yang telah mereka berikan.

Penyajian laporan keuangan bagi entitas ini sebelumnya telah tercantum didalam PSAK 45
namun kini telah berubah karena PSAK 45 telah dihapuskan dan diganti dengan ISAK 35 sesuai
dengan ketetapan dari DSAK IAI pada tanggal 11 April 2019. Atas munculnya peraturan baru ini
maka penyajian laporan keuangan bagi entitas nonlaba ini tentu mengalami sedikit perubahan.

Dalam artikel ini yang diteliti adalah penyajian laporan keuangan dari Masjid Baitul Haadi apakah
telah sesuai dengan ISAK 35 ataukah belum. Selama ini, laporan yang dibuat oleh Masjid ini
ternyata hanyalah laporan arus kas yang masuk dan keluar saja. Sementara itu, dengan adanya
ISAK 35 ini diharapkan bahwa kini dalam penyajian laporan keuangan masjid, para pihak yang
berkepentingan akan dapat menilai kinerja keuangan masjid.
Rumusan Masalah Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun laporan
Apakah penyajian laporan keuangan dari keuangan Masjid Baitul Haadi berdasarkan ISAK 35
Masjid Baitul Haadi telah sesuai dengan alat bantu aplikasi Microsoft Excel. Laporan
dengan yang ada dalam ISAK 35? keuangan yang akan dihasilkan adalah laporan
Posisi Keuangan, Laporan Penghasilan
Komprehensif, Laporan Arus Kas dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
Teori Yang Digunakan
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Tinjauan Literatur
Penulis melakukan pengumpulan data dengan membaca buku-buku yang tersedia di
perpustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam Penelitian
ini.
b. Wawancara
Pada metode ini penulis melakukan wawancara dengan pengurus masjid terutama bendahara
masjid untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab langsung dan berhadapan dengan
objek penelitian dan dibantu dengan panduan wawancara sebagai instrumen penelitian.
c. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung ke entitas yang menjadi subjek penelitian
penulis yaitu Masjid Baitul Haadi dan juga melakukan pengumpulan data yang di dapat
langsung dari lokasi penelitian itu sendiri.
Hipotesis Indikator Yang
Digunakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan yang disajikan oleh Masjid Baitul Haadi hanya Indikator yang digunakan dalam penelitian ini
secara sederhana saja yaitu mengurangkan uang adalah penerapan ISAK 35 dalam laporan keuangan
masuk dengan uang keluar saja dan Masjid Baitul Masjid Baitul Haadi.
Haadi belum memenuhi Laporan Keuangan
Entitas Nonlaba Berdasarkan ISAK 35.
Hasil dari Penelitian
Berdasarkan analisis dan uraian masalah pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Penyusunan laporan Penghasilan Komprehensif yang memperlihatkan kenaikan dan
penurunan dari aset neto, Laporan Posisi Keuangan yang memperlihatkan nilai dari aset,
kewajiban serta aset neto Masjid Baitul Haadi per 31 Januari dan 29 Februari, Laporan Arus
Kas yang berisi penggunaan kas dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan serta aktivitas
investasi dan Catatan Atas Laporan Keuangan Masjid Baitul Haadi yang berisi informasi
umum, kebijakan akuntansi serta rincian perhitungan untuk setiap akun yang dimiliki
Masjid Baitul Haadi.
2. Penyusunan laporan Keuangan berdasarkan ISAK No. 35 dapat menyajikan perubahan aset
neto, dan menyajikan naik turunnya aset neto selama periode tertentu, sehingga ini bisa
dijadikan sebagai penilaian kinerja Masjid Baitul Haadi. Selain itu, juga dapat menyajikan
laporan arus kas masjid selama periode tertentu, yang melaporkan penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu.
Hasil dari Penelitian
Berdasarkan analisis dan uraian masalah pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Penyusunan laporan Penghasilan Komprehensif yang memperlihatkan kenaikan dan
penurunan dari aset neto, Laporan Posisi Keuangan yang memperlihatkan nilai dari aset,
kewajiban serta aset neto Masjid Baitul Haadi per 31 Januari dan 29 Februari, Laporan Arus
Kas yang berisi penggunaan kas dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan serta aktivitas
investasi dan Catatan Atas Laporan Keuangan Masjid Baitul Haadi yang berisi informasi
umum, kebijakan akuntansi serta rincian perhitungan untuk setiap akun yang dimiliki
Masjid Baitul Haadi.
2. Penyusunan laporan Keuangan berdasarkan ISAK No. 35 dapat menyajikan perubahan aset
neto, dan menyajikan naik turunnya aset neto selama periode tertentu, sehingga ini bisa
dijadikan sebagai penilaian kinerja Masjid Baitul Haadi. Selain itu, juga dapat menyajikan
laporan arus kas masjid selama periode tertentu, yang melaporkan penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu.
02
ANALISIS PELAPORAN KEUANGAN
PADA YAYASAN CITRA
BABURRAHMAN MADINATUL ILMI
BANJARBARU BERDASARKAN ISAK
REVIEW
NOMOR ARTIKEL
35
Fenomena Dalam Artikel
Era modernisasi memunculkan banyak perusahaan baik yang berorientasi laba maupun yang
nonlaba. Pada organisasi nonlaba yang menjadi tujuan utamanya ialah memberikan pelayanan
yang baik pada pihak eksternal. Namun, dalam melaksanakan itu semua bukan berarti organisasi
nonlaba tidak perlu menyusun laporan keuangan karena pada dasarnya setiap organisasi bisnis
perlu menyusun laporan keuangan sebagai bentuk tanggung jawab atas modal yang dikelola oleh
organisasi. Meskipun, pemberi dana bagi organisasi nonlaba tentu tidak mengharapkan balas
jasa atas modal yang telah disumbangkan olehnya kepada organisasi.

Sumber daya manusia memegang peran penting pada organisasi nirlaba segala bentuk kegiatan
yang dilakukan adalah dari, untuk, dan bagi kegiatan manusia. Adanya keuntungan bagi
organisasi ini berguna untuk memperluas kegiatan sosial dan pengabdian yang dilakukannya.
Salah satu bentuk organisasi nirlaba ini adalah Yayasan yang memperoleh dana dari donator,
masyarakat maupun pemeritah untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya.
Fenomena Dalam Artikel
IAI mengeluarkan ISAK mengenai organisasi non laba yaitu ISAK No.35. Laporan yang harus
disajikan oleh organisasi non laba terdiri dari: laporan posisi keuangan, Laporan Penghasilan
Komprehensif, Laporan Perubahan Aset Neto, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan
(IAI, 2018). Perubahan ini sedikit menyulitkan bagi organisasi nonlaba karena banyak dari mereka
yang tidak memiliki latar belakang ilmu akuntansi didalam organisasinya.

Yayasan Citra Baburrahman Madinatul Ilmi adalah yayasan yang bergerak dalam bidang
pendidikan yang juga organisasi yang tidak mencari keuntungan atau nonlaba. Semakin
berkembangnya zaman, pembiayaan lembaga pendidikan yang ada di Yayasan CBR-MI pun juga
meningkat. Namun, semakin meningkatnya yayasan ini tidak dibarengi dengan peningkatan atas
laporan keuangannya. Sehingga, laporan keuangan yayasan ini masih kurang relevan jika
mengacu pada standar dari ISAK 35.
Rumusan Masalah Tujuan
• Bagaimana pelaporan keuangan di Yayasan 1) Mengetahui pelaporan keuangan di yayasan
Citra Baburrahman Madinatul Ilmi Citra Baburrahman Madinatul Ilmi
Banjarbaru pada tingkat SMA? Banjarbaru pada tingkat SMA.
• Bagaimana pelaporan keuangan Yayasan 2) Mengetahui pelaporan keuangan yayasan Citra
Citra Baburrahman Madinatul Ilmi Baburrahman Madinatul Ilmi Banjarbaru
Banjarbaru berdasarkan ISAK No. 35 pada berdasarkan ISAK No. 35 pada tingkat SMA.
tingkat SMA?
Teori Yang Digunakan
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan
(field research). Penelitian lapangan ini dilakukan dengan survey langsung ke objek penelitian.
Peneliti datang langsung ke tempat penelitian dalam hal ini Yayasan Citra Baburrahman
Madinatul Ilmi Banjarbaru.

Hipotesi
Indikator Yang
Hipotesissdalam penelitian ini adalah
laporan keuangan yayasan saat ini belum Digunakan
sesuai dengan laporan keuangan. Yayasan Indikator yang digunakan dalam
belum menyusun laporan laba rugi, laporan penelitian ini adalah penerapan
posisi keuangan, laporan perubahan modal, ISAK 35 dalam laporan keuangan
laporan arus kas beserta catatan atas laporan Yayasan Citra Baburrahman
keuangan. Madinatul Ilmi Banjarbaru.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai