Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 13

KEWIRAUSAHAAN

MANAJEMEN KEUANGAN

BREAK EVEN POINT (BEP)

Kelas : B Akuntansi S1

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Amanda (200901500010)

Rizka Emradini (200901500008)

Nasrah Irsan (200901502038)

Isra Putri Maharani Mirza (200901502044)

Muhammad Farhan (200901502028)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


TITIK PULANG (BREAK EVEN POINT)

Break even point (BEP) adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah produk yang harus dijual
kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan.
Atau dengan kata lain break even point merupakan suatu keadaan di mana dalam operasinya perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau total penghasilan sama dengan total biaya.

Analisis BEP juga dapat ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam berbagai pengambilan
keputusan antara lain.

1. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
3. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak
menderita kerugian.
4. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya, maupun volume penjualan terhadap laba yang
diperoleh.

Analisis BEP sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah
biaya akan sama dengan jumlah penjualan titik dengan akan diketahui hubungan antara penjualan produksi harga
jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijakan. Komponen yang
berperan pada BEP, yaitu biaya variabel dan biaya tetap titik biaya ini dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit
produksi sehingga jika tidak ada produksi maka tidak ada biaya ini.

Dalam menghitung BEP, perlu menentukan tiga elemen dari rumus BEP yaitu:

1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa, antara lain tempat usaha,
perabotan, dan komputer. Biaya ini adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun hanya sedikit
unit atau bahkan tidak ada unit yang terjual.
2. Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang timbul dari setiap unit penjualan. Contoh, untuk
setiap unit yang terjual, perusahaan harus membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong
plastik, dan biaya nota penjualan.
3. Harga penjualan adalah harga yang ditentukan untuk dijual kepada pembeli.
a) Hitung jumlah unit produksi untuk mencapai Break even point.
b) Hitung berapa persen penguranga penulan dapat ditolerir sehingga bisnis tidak menderita rugi.

Diketahui:

- Harga hijab per unit = Rp 55.500


- Jumlah Hijab Terjual = 1.400 unit
- Biaya Listrik = Rp 200.000
- Biaya Air = Rp 100.000
- Biaya Sewa = Rp 8.000.000
- Biaya Material:
 Biaya bahan baku = Rp 10.000.000
 Biaya bahan pembantu = Rp 1.000.000
Rp 11.000.000
Total Rp 11.000.000 menghasilkan 400 unit hijab. Jadi biaya material per unit, Rp 11.000.000/400 = Rp 2.250.

Ditanyakan:
a) BEP unit
b) Margin of Safety (MOS)

Penyelesaian:
Penjualan = Harga per unit x jumlah barang terjul
= Rp 55.500 x 400
= Rp 22.200.000

Biaya Tetap = Biaya air + Biaya listrik + Biaya sewa


= Rp 100.000 + Rp 200.000 + Rp 8.000.000
= Rp 8.300.000
Biaya Variabel = Biaya material per unit + biaya tenaga kerja per unit
= 27.500 + 2.250
= 29.750

Biaya tetap
a) BEP unit = Harga jual per unit−biaya variabel per unit

8.000.300
= 55.500−29.750

8.700.000
= 25.750

= 322 unit

Jadi, untuk mencapai BEP perusahaan harus memproduksi sebanyak 322 unit.

Biaya tetap
BEP rupiah = 𝑥 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
Harga jual per unit−biaya variabel per unit

= 322 x 55.500

= 17.87.000

Jadi, uang penjualan yang perlu diterima agara terjadi BEP rupiah adalah Rp 17.871.000

b) Margin Of Safety

Margin of safety merupakan alat yang dapat memberikan informasi tentang berapa besar volume penjualan yang

dianggarkan atau hasil penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian. Angka margin

of safety akan memberikan petunjuk mengenai jumlah maksimum penurunan volume penjualan yang

direncanakan atau dianggarkan sekaligus tidak mengakibatkan kerugian.


Dengan mengetahui margin of safety akan diperoleh manfaat bagi kemajuan perusahaan dalam hal ini margin of

safety bagi perusahaan yang merupakan syarat bagi manajemen untuk mengetahui batas keamanan dari kondisi

penjualannya dan juga dapat diketahui berapa yang harus diproduksi agar penjualan mendekati titik break even

point.

MOS = Anggaran penjualan – BEP X 100% =. 22.200.000 – 17.871.000 X 100% = 19,5%


Anggaran penjualan 22.200.000

MOS Rupiah = Anggaran penjualan X MOS = 22.200.000 X 19,5% = 4.329.000

Jadi, maksimum pengurangan penjualan dapat di tolerir agar perusahaan tidak menderita. Rugi adalah
Rp. 4.329.000 atau sebesar 19,5% dari penjualan.

Kesimpulan:

Break even point adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah produk yang harus dijual
kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan.
Atau dengan kata lain break even point merupakan suatu keadaan di mana dalam operasinya perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau total penghasilan sama dengan total biaya.

Analisis BEP juga dapat ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam berbagai pengambilan
keputusan antara lain. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Biaya tetap adalah
biaya yang dikeluarkan untuk menyewa, antara lain tempat usaha, perabotan, dan komputer. Biaya ini adalah
biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun hanya sedikit unit atau bahkan tidak ada unit yang terjual. Biaya
tidak tetap adalah biaya yang timbul dari setiap unit penjualan.

Anda mungkin juga menyukai