Disusun Oleh :
Prasetyo Saputra
2019017205
5A06
AKUNTANSI PERSEKUTUAN
Pada prinsipnya akuntansi untuk persekutuan tidak berbeda dengan akuntansi untuk perusahaan
perseorangan maupun akuntansi untuk perseroan terbatas (PT). Perbedaan yang ada hanyalah yang
berhubungan dengan pembagian laba dan permodalan.
Pada umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung didalam 4
rekening yaitu :
1. Rekening modal
2. Rekening “Prive”
3. Rekening “utang kepada sekutu”
4. Rekening “piutang kepada sekutu”
Berikut adalah contoh soal dari Akuntansi Persekutuan
Contoh :
Pada awal tahun 2018 tuan Ali dan tuan Amar sepakat untuk mendirikan persekutuan AA. Tuan Ali
sudah mempunyai perusahaan perseorangan dan akan menggunakan aktiva bersih perusahaan
perseorangan tersebut sebagai setoran modal. Tuan Amar akan menyetor modal berupa kas Rp
150.000.000. Neraca perusahaan perseorangan Tuan Ali pada saat itu adalah:
Dalam hubungannya dengan setoran Ali tersebut telah disepakati adanya penyesuaian sebagai
berikut :
1. Cadangan kerugian piutang diakui sebesar 10 % dari saldo piutang dagang.
2. Persediaan dinilai berdasarkan nilai pasarnya, yaitu Rp 40.000.000
3. Diakui adanya goodwill sebesar Rp 10.000.000
4. Nilai tanah disepakati sebesar Rp 40.000.000
5. Diakui adanya utang biaya sebesar Rp 4.000.000
Apabila persekutuan AA akan menggunakan buku-buku lama maka pembentukan persekutuan
tersebut akan dicatat:
1. Untuk menyesuaikan saldo-saldo per pembukuan lama, yaitu:
Persediaan Rp 5.000.000
Tanah Rp 12.000.000
Goodwill Rp 10.000.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp 3.000.000
Utang Biaya Rp 4.000.000
Modal Ali Rp 20.000.000
2. Mencatat setoran Tuan Amar
KasRp 150.000.000
Modal Amar Rp 150.000.000
Kalau persekutuan menggunakan buku baru, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Mencatat setoran Aldi
Kas Rp 25.000.000
Piutang dagang Rp 30.000.000
Persediaan Rp 40.000.000
Tanah Rp 40.000.000
Gedung Rp 20.000.000
Mesin dan peralatan Rp 14.000.000
Goodwill Rp 10.000.000
Karakteristik utama yang kelima dari persekutuan adalah participation in partnership profit
maka laba rugi persekutuan harus dibagi kepada para sekutu secara adil. Adil berarti sesuai dengan
kontribusinya baik berupa waktu, modal dan kemampuan pribadi dalam menghasilkan laba. Selan itu
tidak ada perbedaan yang mencolok dari besarnya masing-masing bagian rugi-laba yang diberikan
kepada sekutu. Maka, diperlukan metode penghitungan untuk pembagian laba-rugi yang disepakati
bersama.
Metode Pembagian Laba-rugi
Metode pembagian laba-rugi adalah metoda atau cara yang digunakan untuk dasar penghitungan
pembagian laba-rugi. Ada berbagai macam Metode Pembagian Laba-rugi yang digunakan:
1. Laba dibagi sama.
2. Laba dibagi dengan rasio tertentu.
3. Laba dibagi menurut perbandingan modal.
4. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dapat dibagi menurut metode
1,2, atau 3.
5. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan atau bonus dan sisanya dibagi menurut
metode 1,2 atau 3.
6. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal serta gaji dan atau bonus dan sisanya
dibagi menurut metode 1,2 atau 3.
Contoh 3:
Data sama dengan contoh 1. Di mana laba/rugi akan dibagi sesuai dengan rasio modal
mula-mula. Laba Rp. 45.000.000. Pembagian laba th 2003 adalah
Contoh 4.
Data sama dengan contoh 1. Di mana laba/rugi akan dibagi sesuai dg rasio modal awal
periode. Laba Rp. 45.000.000. Pembagian laba tahun 2003 adalah:
Contoh 5.
Data sama dengan contoh 1. Di mana laba/rugi akan dibagi sesuai dg rasio modal akhir
periode. Laba Rp. 45.000.000. Pembagian laba tahun 2003 adalah:
4. Modal Rata-rata
Merupakan modal rata-rata masing-masing sekutu selama satu periode.Dalam
menghitung besarnya modal rata-rata ini ada 2 faktor yang diperhitungkan, yaitu saldo
modal dan jangka waktu, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penggunaan rasio modal rata-ata sebagai dasar pembagian laba merupakan metode
terbaik dibandingkan dengan ketiga rasio yang lain.
Contoh 6.
Metode Goodwill
Total modal sekutu lama dan baru= 85.750.000 : 40% 214.375.000
Total modal sekutu lama dan baru yang disetor 208.250.000
Goodwill untuk sekutu lama 6.125.000
Metode Bonus
Total Modal Sekutu Lama dan Baru :
Modal Selvi 150.000.000
Modal Adi 210.000.000
Modal Widya 240.000.000
Total Modal 600.000
Metode Goodwill
Masalah – masalah yang timbul dalam angsuran ada dua kelompok, yaitu:
1. Masalah yang bersifat non akuntansi
Masalah ini meliputi bagaimana mengurangi terjadinya pembatalan angsuran, bagaimana
menyediakan perlindungan hukum kepada penjual, bagaimana menyediakan perlindungan
ekonomi kepada penjual.
2. Masalah yang bersifat akuntansi
Masalah ini berkisar pada cara:
a. Bagaimana pengakuan laba kotor
b. Bagaimana penghitungan bunga dan angsuran
c. Bagaimana pencatatan tukar-tambah.
B. PENGAKUAN LABA KOTOR
1. Dasar Penjualan (Sales Bases atau Accrual Bases)
Metode ini cocok digunakan bagi penjualan angsuran yang memenuhi tiga persyaratan
sebagai berikut:
Jangka waktu pembayaran relative pendek
Biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran, termasuk biaya-biaya
penagihan dan biaya-biaya lain yang dapat ditaksir secara teliti
Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil.
Contoh Soal:
PT. UNIKAN melakukan penjualan angsuran seharga Rp12.500.000 dengan syarat
pembayaran uang muka Rp2.500.000 langsung diterima, sisanya dibayar melalui 4 kali
angsuran bulanan, setiap akhir bulan. Harga Pokok Penjualan Rp10.000.000. Bila diangsur
tanpa bunga maka pembayarannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Jumlah
Bila perusahaan menggunakan metode akrual maka pada bulan Maret 1990 perusahaan
mengakui laba kotornya sebesar Rp2.500.000.
2. Dasar Kas Tunai
a. Harga Pokok Penjualan Kemudian Laba Kotor
Pada saat penerimaan kas sampai dengan Rp10.000.000 dianggap sebagai
pembayaran Harga Pokok Penjualan (s/d angsuran ke-3 + uang muka), kemudian
setelah memperoleh di atas harga pokok pada angsuran ke-4 baru mengakui adanya
laba kotor.
b. Laba Kotor Kemudian Harga Pokok Penjualan
Pada saat penerimaan uang muka Rp2.500.000 dianggap sebagi laba kotor pada
Maret 1990 sedangkan pembayaran selanjutnya tidak menerima laba kotor karena
merupakan pembayaran bagi harga pokok penjualan (angsuran ke-1 s.d 4)
c. Harga Pokok Penjualan dan Laba Kotor Diakui Secara Proporsional
Yaitu suatu metode dimana harga pokok penjualan dan laba kotor diakui secara
bersama-sama untuk setiap periode penerimaan kas.
Tanggal Keterangan Harga Pokok Laba Kotor
Penjualan
1-3-1990 Uang Muka 2.000.000 500.000
31-4-1990 Angsuran ke-1 2.000.000 500.000
31-5-1990 Angsuran ke-2 2.000.000 500.000
31-6-1990 Angsuran ke-3 2.000.000 500.000
31-7-1990 Angsuran ke-4 2.000.000 500.000
10.000.000 2.500.000
Metode yang dapat dipakai oleh Kantor Pusat dalam melakukan pencatatan
sehubungan dengan kegiatan di Kantor Agen, yaitu:
1. Laba atau rugi Kantor Agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi Kantor
Pusat.
2. Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat.
1. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi
kantor pusat
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan
dengan pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga tidak bisa diketahui laba
atau rugi kantor agen secara tersendiri. Bila metode ini yang digunakan,
Kantor Pusat hanya dapat mengetahui laba atau rugi secara total/keseluruhan.
2. Laba atau rugi Kantor Agen dipisahkan dengan laba atau rugi Kantor
Pusat
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dari
pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga laba atau rugi kantor agen bisa
diketahui secara individual. Apabila metode ini yang dipakai maka diperlukan
rekening tersendiri. Rekening-rekening yang dibutuhkan bila digunakan metode
ini antara lain:
a. Modal kerja kantor agen
b. Penjualan kantor agen
c. BPP kantor agen
d. Biaya pemasaran kantor agen
e. Biaya administrasi dan umum kantor agen
Apabila Kantor Pusat mempunyai Kantor Agen lebih dari satu, maka dapat
digunakan salah satu dari cara berikut:
Contoh :
Berikut ini adalah contoh transaksi-transaksi yang ada di kantor cabang dari PT.
”Dewi Ratih” berkedudukan di Malang dan bergerak dalam bidang alat-alat
kesehatan, pada awal tahun 2007 membuka Kantor Cabang di Jember. Ikhtisar
transaksi keuangan selama tahun 2007 diringkas sebagai berikut:
1. Kantor Cabang menerima uang Rp 150.000.000,00 dari kantor pusat
2. Kantor Cabang membeli peralatan secara tunai senilai Rp
75.000.000,00. Peralatan ini mempunyai umur ekonomis 5 tahun
3. Menerima barang dagangan senilai Rp 115.000.000,00 dari kantor pusat
4. Membeli barang dagangan dari supplier luar Rp 30.000.000,00 secara tunai
5. Menjual barang dagang seharga Rp 200.000.000,00 secara tunai
6. Mengembalikan barang dagang yang diterima dari kantor pusat seharga Rp
7.500.000,00 karena barang tersebut rusak.
7. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kantor cabang sebagai berikut:
- Gaji Rp 30.000.000,00
- Bunga Rp 25.000.000,00
- Lain-lain Rp 15.000.000,00
8. Mengirim uang Rp 100.000.000,00 ke kantor pusat
9. Pada akhir tahun diketahui utang gaji sebesar Rp 7.000.000,00 dan biaya
depresiasi Rp 15.000.000,00
10. Persediaan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat pada akhir tahun
Rp 6.000.000,00. Persediaan barang dagangan yang dibeli dari supplier luar
pada akhir tahun Rp 35.000.000,00
Dari data di atas, berikut ini adalah jurnal yang dibuat kantor pusat dan kantor
cabang:
Keterangan Kantor Pusat Kantor
(dlm ribuan Cabang (dlm
rupiah) ribuan rupiah)
1. Menerimauang dari KP KC 150.000 Kas 150.000
Rp KP 150.000
150.000.000 Kas 150.000 Peralatan 75.000
2. Membeli Peralatan Kas 75.000
seharga Rp
75.000.000,00 Pengiriman Brg dr
115.000
3. Menerima barang dagang KC 115.000
dari KP KP
seharga Rp 115.000.000,00 Pengir. Brg ke KC 115.000
115.000
Pembelian 30.000
4. Membeli barang dagang dari
Supplier Kas
luar Rp 30.000.000,00 secara
tunai 30.000
5. Mengembalikan barang Pengir. Brg ke KC KP 7.500
dagang KP 7.500 Pengir. brg dr KP 7.500
Rp 7.500.000,00 secara tunai KC 7.500 Kas 200.000
6. Menjual barang dagang Penjualan
sehrg Rp
200.000.000,00 secara tunai 200.000
7. Biaya-biaya yang dikeluarkan - Bi. Gaji 30.000
oleh KC Bi. Bunga 25.000
- Gaji Rp 30.000.000,00 Bi. Lain-lainn 15.000
- Bunga Rp 25.000.000,00
Kas 70.000
- Lain-lain Rp 15.000.000,00
KP 100.000
8. Mengirim uang ke KP Kas 100.000
Rp Kas
100.000.000,00 KC 100.000
100.000 Bi. Gaji 7.000
9. Membuat jurnal penyesuaian Utang Gaji 7.000
- Utang gaji Rp 7.000.000,00 Bi. Depresiasi 15.000
- Depresiasi Rp 15.000.000,00 Akum Depresiasi
30.000
Bi. Gaji
11. Jurnal Penyesuaian KC 16.500
Laba KC 16.500 30.000
Bi Bunga
25.000
Bi Lain-lain
15.000
Bi.Depresiasi
15.000
KP 16.500
KC Rp 115.000
Pengir. Brg dr KP Rp 115.000
Pengir. Brg ke KC Rp 115.000
KP Rp 115.000
Jurnal Eliminasinya
PT ”X”
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember
2007 (dlm Rp 000,00)
Penjualan 259.000
Beban pokok penjualan 153.000
Laba Kotor 106.000
Biaya Operasional:
Biaya gaji 50.000
Biaya depresiasi gedung 5.000
Biaya depresiasi peralatan 10.000
Biaya administrasi 7.000
Biaya bunga 3.000
Biaya lain-lain 10.000 85.000
Laba Bersih 21.000
PT ”X”
Laporan Laba Yang Ditahan
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2007
(dlm Rp 000,00)
Laba yang ditahan 1 Januari 110.000
Laba bersih 21.000
89.000
Dividen (10.000)
Saldo laba 31 Desember 121.000
PT ”X”
Neraca
Per 31 Desember 2007(dlm Rp 000,00)
A. Penggabungan Usaha
Pengertian Penggabungan UsahaDunia usaha semakin lama semakin berkembang dan
persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai
dan ketat sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling
mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang
saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah
dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan
perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Klasifikasi Akuisisi
a. Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang
tepat dilakukanperusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain,
yaitu :
1. Merger atau konsolidasi Istilah merger sering digunakan untuk
menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan
kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung.
Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua
perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari
perusahaan gabungan.
2. Akuisisi saham Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain
adalah membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai,
ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi).
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara
akuisisi saham atau merger :
b. Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham
(RUPS) dan pemungutan suara
c. Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat
berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewat tender
offer.
d. Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk
menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali menolak
akuisisi tersebut.
e. Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target
tetap tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender
offer, sehingga perusahaan target tetap tidak sepenuhnya terserap ke
perusahaan yang mengakuisisi.
Akuisisi Assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli
aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari
kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada
peristiwa akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan
hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.
Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Akuisisi Horisonta
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis
atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang
mengakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka
tawarkan
b. Akuisisi vertika
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap
proses produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok
mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau.
c. Akuisisi konglomerat
Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai
keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-
product oleh perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi
konglomerat (Suad Husnan, 1998 : 648-651)
Motivasi Akuisisi
Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan
perusahaan lain atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi,
perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat daripada harus
membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor yang paling mendasari
perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat
keuntungan).
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi
untuk induk perusahaan (entitas pengendali)dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang
dikendalikan) seakan-akanentitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan
satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dansebaliknyalaporan keuangan konsolidasi
tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya,
jikatidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badanusaha (entity) mandiri,
artinya mereka masing-masing akan membuat laporankeuangan yang sendiri-sendiri dan tidak
mungkin untuk digabungkan,ditambahkan atau yang sejenisnya.
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun,yaitu: agar dapat memberikan
gambaran yang obyektif dan sesuai ataskeseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan
(economic entity) yangterdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istime!a, dimana
laporankonsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan
dan harus didasarkan pada substansi atas peristi!a ekonomi juga. Dalam PSAK No. 4, Paragraf
penyajian Laporan KeuanganKonsolidasi oleh induk #erusahaan bertujuan untuk memberikan
informasikepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari suatukelompok
perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitashukum yang terpisah satu sama lain.
"alam menyusun laporan keuangankonsolidasi, laporan keuangan bank dan anak perusahaan
digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari asset, ke!
ajiban,ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapatmenyajikan informasi
keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagaisatu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan
langkah-langkah berikut:'
Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus dieliminasi.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalialisasi, yang timbul daritransaksi antara bank dan anak
perusahaan harus dieliminasi.
Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan padadasarnya harus sama
dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabilatanggal laporan keuangan tersebut berbeda maka
laporan keuangankonsolidasi per tanggal laporan keuangan bank masih dapat dilakukansepanjang:
a. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan
b.Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporantersebut diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
4. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakanakuntansi yang sama untuk
transaksi, peristi!a dan keadaan yang samaatau sejenis.
5. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neracakonsolidasi antara ke!
ajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalamlaba disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi.
B.TUJUAN DAN MANFAAT LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
a. Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasiaksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasi,yaitu agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai ataskeseluruhan posisi
dan aktivitas dari satu perusahaan ( economic entity )yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang
berhubungan istime!a, dimanalaporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan
pihak- pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristi!a ekonomi juga.
b. Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi"iantara manfaat disusunnya Laporan Keuangan
Konsolidasi adalah:+ntuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk
1. Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaantehadap kinerja grup (anak)
perusahaan.
2. Kepentingan informasi pihak luar.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi
Disamping memiliki manfaat, Laporan Keuangan Konsolidasi jugamemiliki beberapa keterbatasan
diantaranya:'
Kinerja keuangan anggota perusahaan yang tidak bagus akantertutupi.
Rasio keuangan tidak mencerminkan rasio keuangan perusahaan
Ketidaktepatan penyusunan rekening akuntannsi seluruh perusahaan
Kurang lengkap catatan keungan perusahaan individu
C.TEKNIK DAN PROSEDUR LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 antara lain dinyatakan bah!a dalam menyusun
Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk perusahaan (parent Company) dan Anak
perusahaan(Subsidary Company) digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsure-unsur
yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.
Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi
Disamping memiliki manfaat, laporan konsoldasi juga memiliki beberapa keterbatasan, diantranya;
Kinerja keuangan anggota perusahan yang tidak bagus akan tertutupi
Rasio keunagan tidak mencerminkan rasio keuanggan perusahaan
Ketidak tepatan penyusunan rekening akuntansi seluruh pperusahaan
Kkeuranglengkapan catatan laporan keuangan perusahaan individu
Sifat-Sifat Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasikan
Laporan keunagan konsolidasii adalah model laporan akuntansi untuk menunjukan pengaruh ekonomi
dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang tersendiri, yang didasarkan atas pemilikan dan
pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan.
Dalam penyusunan neraca konsolidasi untuk perusahan induk dan anak. Perusahaan anak ini
dipandang seakan akan sebagai cabang.
Neraca perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak sebagai inestasi, dan neraca
perusaaan anak yang melaporakan kepentingan yang dipegang oleh perusahan induk sebagai modal
saham.
Masalah-Masalah Umum Yang Dihadapi Dalm Penyususnan Laporan Keuangan Konsolidasi
Ada beberapa masalah umum yang senantiasa timbul di dalam rangka penyususnan neraca
konsolidasi. Masalah-masalah tesebut antara laian timbul dan dipengaruhi oleh :
Periode di mana laporan/neraca konsolidasi tersebut disusun.
Misalnya: penyusunan nerca konsolidasi sesaat setelah terjadi pemilikan saham-saham, berbeda
dengan neraca konsolidasi yang disusun satu tahun (priode) kemudian berhubungan telah terjadinya
perubahan-perubahan di dalam pos-pos neraca.
Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan yang telah dikeluarkan
untuk memperoleh sahan tersebut.
Misalnya: peneyusunan neraca konsolidasi dimana saham-saham dbeli dengan harga di atas nilai
bukunya berbeda dengan penyususnaan neraca konsolidasi apabila saham-saham dperoleh dengan
harga yang sama dankurang dari nilai buku nya.
References
Eddy Winarso, S. M. (2020). Akuntansi Keuangan Lanjutan 1: Buku Ajar. Bogor: PT Jawa Mediasindo
Lestari.
Theresia Dwi Hastuti, S. M. (2009). Akuntansi keuangan Lanjutan 1: Konsep dan Kasus. Sleman,
Yogyakarta, Indonesia: Amara Books.