Contoh kas antara lain adalah uang tunai, simpanan di bank yang dapat diambil
sewaktu-waktu (antara lain tabungan dan giro), cek (cheque), dsb. Dana uang tunai yang
dibatasi penggunaannya karena satu dan lain hal tidak dapat diperlakukan sebagai kas.
Sebagai contoh, uant tabungan di bank yang tidak dapat diambil dalam rangka
memenuhi persyaratan kredit, tidak dapat diperlakukan sebagai kas. Uang tunai yang
dibatasi penggunaannya ditampung di akun yang terpisah, seperti misalnya Kas yang
direstriksi (restricted cash), dan/atau diungkapkan secara jelas dan memadai di catatan
atas laporan keuangan (CALK). Sementara itu, jika terdapat aset yang mirip dengan kas,
misalnya kupon (voucher) di kartu belanja untuk pembayaran transaksi tertentu dan
deposito berjangka waktu pendek, diakui sebagai aset setara kas.
Pembentukan dan penamaan akun dapat beragam sepanjang mencerminkan
secara tepat dana kas yang digambarkan. Sebagai contoh, lembaga pemerintahan
membentuk akun Kas berdasar pihak yang mengelolanya, yaitu akun Kas di bendahara
penerimaan dan akun Kas di bendahara pengeluaran.
A. Penerimaan Kas
Transaksi 1: 1 Feb. Adil menerima cek Rp3.500.000 sebagai pelunasan piutang.
1 Feb. Kas 3.500.000
Piutang usaha 3.500.000
Transaksi 3: 3 Mei Adil melakukan transaksi semi barter dengan entitas Makmur. Adil
menyediakan jasa konsultasi Rp5.000.000, dan menerima jasa
kebersihan kantor senilai Rp2.000.000 yang dilakukan di hari yang
sama, dan sisanya diterima kas.
3 Mei Kas 3.000.000
Beban kebersihan 2.000.000
Penghasilan konsultasi 5.000.000
Berikut ini contoh rekonsiliasi kas di entitas Adil. Saldo kas menurut catatan entitas
sebagaimana tercantum di akun Kas per 31 Desember 2017 Rp19.600.000, sedangkan
saldo kas menurut laporan bank per 31 Desember 2017 Rp21.000.000.
Hasil analisis rekonsiliasi saldo kas yang benar secara substantif (Tahap I) dituangkan
dalam laporan rekonsiliasi kas dengan format menyerupai neraca, yaitu di sisi kiri
Saldo kas menurut catatan entitas Rp19.600.000 Saldo kas menurut laporan bank Rp21.000.000
Penambahan kas Penambahan kas
(b) Bagi hasil Rp400.000 (f) Set. dlm perjlnan Rp2.400.000
(c) Pelunasan piutang Rp2.600.000 Total penambahan kas Rp2.400.000
(e) Koreksi – peralatan Rp900.000
Total penambahan kas Rp3.900.000
Pengurangan kas Pengurangan kas
(a) Beban administrasi (Rp75.000) (g) Cek msh beredr (Rp1.100.000)
(d) Pembatalan piutang (Rp3.000.000) (4) Koreksi (Rp1.875.000)
Total pengurangan kas (Rp3.075.000) Total pengurangan kas (Rp2.975.000)
Rp20.425.00 Rp20.425.00
Saldo kas setelah rekonsiliasi Saldo kas setelah rekonsiliasi
0 0
A. Sistem Fluktuatif
Menggunakan sistem Fluktuatif, pencatatan di akun Kas kecil dilakukan setiap terjadi
pengeluaran kas kecil. Sistem Fluktuatif dipertimbangkan tepat jika pengeluaran kas
kecil sering terjadi yang secara agregat total pengeluaran kas kecil menjadi
signifikan, dan entitas memiliki staf dengan pengetahuan akuntansi memadai. Media
penjurnalan yang digunakan dapat berupa buku jurnal umum maupun buku jurnal
khusus yang dirancang sesuai dengan karakteristik pengeluaran kas kecil.
Transaksi (c): 9 Januari pembayaran pembelian kue dan makan siang Rp350.000.
Pencatatan oleh staf kas kecil adalah sebagai berikut.
6 Jan. Beban konsumsi Rp350.000
Kas kecil Rp350.000
Transaksi (d): 14 Januari pembayaran tagihan telepon dan air Rp430.000 yang
diterima hari ini. Pengeluaran tersebut ditampung di akun Beban utilitas.
14 Jan. Beban utilitas Rp430.000
Kas kecil Rp430.000
Transaksi (e): 15 Januari pengisian ulang dana kas kecil sejumlah Rp1.650.000 agar
saldo kas kecil sesuai kebijakan yang berlaku. Staf kas kecil tidak melakukan
pencatatan. Pencatatan atas transaksi pengisian kas kecil dilakukan bagian
akuntansi.
15 Jan. Kas kecil Rp1.650.000
Kas Rp1.650.000
(Rp400.000 + Rp350.000 + Rp470.000 + Rp430.000= 1.650.000)
B. Sistem Imprest
Menurut Oxford dictionaries, terminologi “imprest” berasal dari kata “in prest” yang
berarti sebagai pinjaman (as a loan). Kamus Merriam-Webster mendefinisikan
imprest fund sebagai sejumlah dana yang dipegang, secara periodik diisi ulang, dan
digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran kecil. Menggunakan sistem Imprest,
pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran kas kecil dilakukan secara periodik
bersamaan dengan pengisian kembali kas kecil. Entitas tidak melakukan pencatatan
akuntansi ketika terjadi pemanfaatan kas kecil. Entitas lazimnya menyerahkan dana
kas kecil ke staf yang terutama berfungsi menyimpan kas kecil dan
mengadministrasikan bukti-bukti penggunaan kas kecil untuk selanjutnya
dipertanggungjawabkan secara periodik ke bagian akuntansi. Sistem Imprest tepat
digunakan jika transaksi kas kecil relatif jarang terjadi. Menggunakan sistem Imprest,
terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan
fundamental dengan contoh penerapan masing-masing sebagai berikut.
Transaksi a2: 2 Februari Belajar menyerahkan uang tunai Rp2.000.000 sebagai awal
pembentukan kas kecil.
2 Feb. Kas kecil Rp2.000.000
Kas Rp2.000.000
6. Pelaporan Kas
Penyusunan akun-akun aset lancar di laporan posisi keuangan (neraca) lazim
berdasar urutan likuiditas. Berhubung kas merupakan aset yang sangat likuid (mudah
dicairkan) sehingga disajikan di urutan pertama. Namun demikian kas dimungkinkan
disajikan di urutan terakhir karena standar IFRS membolehkan penyajian yang dimulai
dari aset tidak lancar dan diakhiri dengan aset yang paling lancar.
Entitas dimungkinkan mempunyai dana yang disebut Setara kas, yaitu dana non-kas
yang dapat dikonversi menjadi kas secara mudah. Contoh setara kas adalah deposito 1
bulan, dan surat utang negara (SUN) yang mudah diperjual-belikan. Jika setara kas
bernilai cukup besar maka perlu disajikan sebagai akun terpisah, dan jika nilainya relatif
kecil maka dapat digabungkan dengan kas yang dikemas di akun Kas dan setara kas.
Diminta:
(a) Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 November 2015.
(b) Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 2
Entitas Komitmen menyimpan kas di bank Berdikari Syariah yang menerapkan konsep bagi-
hasil dengan menerapkan sistem akuntansi yang telah memadai dan berdasar prinsip-
prinsip yang berlandas kebenaran. Akun Kas per 31 Januari 2016 bersaldo normal
Rp176.050.000, sedangkan bank statement yang diterima entitas per tanggal yang sama
bersaldo normal Rp169.700.000. Perbedaan saldo karena hal-hal berikut ini:
Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp140.000.
Bagi-hasil untuk bulan April Rp630.000.
Karena sangat sibuknya aktivitas bisnis pada tanggal 30 Januari, karyawan entitas
terlambat mengirimkan kas yang diterima pada hari tersebut Rp3.640.000 ke bank.
Petugas bank menerima kas tersebut tetapi menyatakan bahwa kas tersebut baru akan
diproses di awal bulan berikutnya (deposit in transit).
Pada 28 April entitas menerima cek bank BNI senilai Rp3.200.000 dari pelanggan Ribet
sebagai pelunasan piutang. Pada hari tersebut cek langsung dikirim ke bank untuk
dilakukan kliring. Ternyata saldo rekening Ribet tidak mencukupi sehingga kliring gagal
(not sufficient fund). Informasi tentang kegagalan ini baru diketahui entitas ketika
menerima laporan bank.
Soal 3
Entitas Disiplin menyimpan kas di bank Akad Syariah yang menerapkan prinsip bagi-hasil
dengan penerapan sistem akuntansi yang telah memadai dan berdasar prinsip-prinsip yang
berlandas kebenaran. Akun Kas per 30 Juni 2015 bersaldo normal Rp77.320.000,
sedangkan bank statement yang diterima entitas per tanggal yang sama bersaldo normal
Rp85.900.000. Perbedaan saldo diidentifikasi karena berikut ini:
Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp100.000.
Bagi-hasil untuk bulan Juni Rp90.000.
Terdapat deposit in transit per 30 Juni 2015 sebesar Rp2.610.000.
Entitas selama bulan Juni melunasi utang dengan menuliskan beberapa cek sejumlah
Rp45.000.000. Analisis terhadap bank statement menunjukkan bahwa terdapat cek
senilai Rp14.700.000 yang masih dipegang dan belum dicairkan oleh rekanan sampai
dengan 30 Juni 2015 (outstanding check).
Diketahui terdapat NSF (not sufficient fund) sebesar Rp3.500.000 berasal dari transaksi
pelunasan piutang oleh debitur.
Diminta:
a) Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 Juni 2015.
b) Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 4
Entitas Rasadar yang bergerak di bidang jasa layanan konsultasi pajak sejauh ini
menjalankan bisnis secara konvensional, yaitu sebatas menerapkan bisnis berlandas
prinsip-prinsip yang kebanyakan berlaku di era modern ini. Akun Kas per 31 Agustus 2015
bersaldo Rp47.857.000, sedangkan bank statement yang diterima entitas per tanggal yang
sama bersaldo Rp52.800.000. Perbedaan saldo teridentifikasi karena berikut ini:
Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp50.000.
Bunga untuk bulan Agustus Rp190.000.
Deposit in transit per 31 Agustus Rp5.656.000.
Outstanding checks Rp10.397.000.
Diminta:
a. Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 Juni 2015.
b. Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 5
Diminta:
(a) Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 September 2015.
(b) Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 6
Entitas Teliti membentuk akun kas kecil di awal bulan dan menutupnya di akhir bulan.
Pengeluaran kas yang lebih kecil dari Rp500.000 dibayar menggunakan kas kecil, dan
pengeluaran kas di atas Rp500.000, termasuk pengisian kembali kas kecil, dicatat sebagai
pengeluaran kas besar di bagian akuntansi. Entitas menerapkan sistem Fluktuatif. Berikut ini
transaksi yang terkait dengan kas kecil di Teliti selama Januari 2016.
2 Jan. Teliti menyerahkan kas Rp2.000.000 untuk diserahkan ke staf kas kecil.
3 Jan. Teliti membeli tunai supplies Rp350.000 di toko Biru.
6 Jan. Teliti membayar untuk transportasi taksi Rp200.000 dalam rangka tujuan bisnis.
9 Jan. Teliti membayar Rp300.000 untuk pembelian bahan bakar kendaraan kantor.
10 Jan. Teliti membayar Rp400.000 untuk pembelian snack.
13 Jan. Teliti membayar Rp350.000 ke petugas kebersihan sampah. Pengeluaran ini
dicatat sebagai beban kebersihan lingkungan.
15 Jan. Teliti melakukan pengisian kembali kas kecil sejumlah Rp1.600.000 agar kas
kecil kembali berjumlah Rp2.000.000 sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
fb: penerbit buku akuntansi | Bab 1: Akun Kas 20
17 Jan. Teliti membayar transportasi taksi Rp250.000 dalam rangka tujuan bisnis.
21 Jan. Teliti membayar Rp370.000 untuk pembelian bahan bakar kendaraan kantor.
25 Jan. Teliti membayar Rp480.000 ke petugas pengelolaan taman. Pengeluaran ini
dicatat sebagai beban kebersihan lingkungan.
29 Jan. Teliti membayar Rp460.000 untuk pembelian snack.
31 Jan. Dalam rangka penutupan akun Kas kecil, diketahui terdapat selisih Rp20.000
antara saldo di catatan kas kecil dan saldo kas di brankas kas kecil. Dalam hal ini saldo
di catatan lebih besar dibanding saldo kas di brankas yang berjumlah Rp180.000. Sesuai
fakta dan kebijakan yang berlaku, selisih diakui sebagai beban atau penghasilan lain-lain.
Diminta:
(1) Lakukan pencatatan, khususnya penjurnalan, yang diperlukan oleh bagian akuntansi.
(2) Lakukan pencatatan, khususnya penjurnalan, yang diperlukan oleh staf kas kecil.
Soal 7
Entitas SakMadya menerapkan sistem Imprest dengan metode konvensional. Berhubung
pembentukan kas kecil dilakukan di bulan penyusunan laporan keuangan maka
pembentukan sekaligus penutupan kas kecil dilakukan di bulan Desember. Berikut ini
transaksi yang terkait dengan kas kecil di SakMadya selama Desember:
2 Des. SakMadya menyerahkan kas Rp1.000.000 untuk diserahkan ke staf kas kecil.
3 s/d 9 Des. Staf kas kecil membayar Rp90.000 untuk beban transportasi local,
Rp170.000 untuk pengiriman paket, Rp240.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp380.000 untuk pembelian konsumsi.
10 Des. Staf kas kecil mempertanggungjawabkan pengeluaran kas kecil sekaligus
menerima pengisian kembali kas kecil agar kas kecil kembali berjumlah Rp1.000.000
sesuai kebijakan yang berlaku.
11 s/d 19 Des. Staf kas kecil membayar Rp190.000 untuk beban transportasi local,
Rp150.000 untuk pengiriman paket, Rp200.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp400.000 untuk pembelian konsumsi.
20 Des. Staf kas kecil mempertanggungjawabkan pengeluaran kas kecil sekaligus
meminta pengisian kembali kas kecil. Mempertimbangkan jumlah pengeluaran kas kecil
yang semakin besar, manajemen menetapkan besaran kas kecil bertambah dari
Rp1.000.000 menjadi Rp1.250.000. Kebijakan ini langsung diberlakukan pada tanggal ini.
Soal 8
Entitas Rajin menerapkan sistem Imprest dengan metode fundamental. Berhubung
pembentukan kas kecil dilakukan di bulan penyusunan laporan keuangan maka
pembentukan sekaligus penutupan kas kecil dilakukan di bulan yang sama. Berikut ini
transaksi yang terkait dengan kas kecil di Rajin selama Juni:
2 Jun. Rajin menyerahkan kas Rp1.500.000 untuk diserahkan ke staf kas kecil.
3 s/d 9 Jun. Staf kas kecil membayar Rp150.000 untuk beban transportasi lokal,
Rp450.000 untuk pengiriman paket, Rp500.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp360.000 untuk pembelian konsumsi.
10 Jun. Staf kas kecil mempertanggungjawabkan pengeluaran kas kecil selama 3 s/d 9
Juni disertai dengan bukti pendukung yang valid.
10 Jun. Setelah pertanggungjawabannya diselesaikan, staf kas kecil menerima pengisian
kembali kas kecil agar kas kecil kembali berjumlah Rp1.500.000 sesuai kebijakan yang
berlaku.
11 s/d 19 Jun. Staf kas kecil membayar Rp290.000 untuk beban transportasi lokal,
Rp350.000 untuk pengiriman paket, Rp400.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp300.000 untuk pembelian konsumsi.
20 Jun. Staf kas kecil mempertanggungjawabkan pengeluaran kas kecil selama 11 s/d 19
Juni disertai bukti pendukung dan juga menyampaikan bahwa terdapat uang palsu
Rp20.000 dari pengembalian. Sesuai kebijakan yang berpijak pada fakta, uang palsu
tersebut diakui sebagai beban lain-lain.
20 Juni. Setelah pertanggungjawaban diselesaikan, staf kas kecil menerima pengisian
kembali kas kecil agar kas kecil berjumlah Rp1.800.000 sesuai dengan kebijakan
manajemen terbaru dalam rangka menyikapi kebutuhan kas kecil yang semakin banyak.