Anda di halaman 1dari 10

Contoh Soal dan Penyelesaian Departementalisasi BOP

SOAL :
Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi
selama satu tahun diperkirakan sebagai berikut :
Departemen produksi :
Departemen A …………… Rp 9.000.000
Departemen B …………… Rp 15.000.000
Departemen pembantu
Departemen X …………… Rp 3.000.000
Departemen Y …………… Rp 5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut :
Dipakai oleh
departemen pembantu departemen produksi
Dept. X Dept. Y Dept. A Dept. B
Jasa dept. - 10 % 65 % 25 %
X
Jasa dept. 20 % - 45 % 35 %
Y

Dari data diatas :

1. Bagaimana penghitungan alokasi BOP jika menggunakan metode


kontinyu ?
2. Bagaimana penghitungan alokasi BOP jika menggunakan metode aljabar ?

PT. SINAR BULAN mempunyai data biaya overhead sebagai berikut :


BOP sebelum distribusi Departemen Jasa
DEPARTEMEN
jasa yang disediakan Dept. Y Dept. Z
Produksi A $ 60.000 40% 20%
Produksi B $ 80.000 40% 50%
Jasa Y $ 36.300 30%
Jasa Z $ 20.000 20%
Total Overhead $ 196.300 100% 100%
Dari data diatas :

1. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa dengan menggunakan metode langsung !


2. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa menggunakan metode bertingkat !
3. Hitunglah Distribusi BOP Departemen jasa dengan menggunakan metode simultan !

Sebuah perusahaan setiap tahun menanggung biaya sewa gedung sebesar $


1,500.000.
Perusahaan tersebut terdiri dari 4 departemen,
dengan luas lantai masing-masing departemen adalah sebagai berikut :
Departemen Luas Lantai
A 100 M2
B 150 M2
C 100 M2
D 50 M2

Biaya sewa masing-masing gedung secara terpisah adalah sebagai berikut :

Departemen Biaya sewa ruang yang terpisah


A 500.000
B 500.000
C 250.000
D 50.000
1.300.000

Kemudian diasumsikan jika sewa ruang secara sentralisasi maka biaya agregat
sewa,
gedung menjadi $ 1.030.000. Dari data diatas :

1. Hitunglah alokasi BOP Departemental tidak lansung !

2. Hitunglah alokasi dari biaya sewa agregat berdasarkan biaya yang terpisah !

3. PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak
120.000 unit.

Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg,

sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.


Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku

sebanyak 6 kg / unit dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg,

lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit

dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam .

Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,-
/ kg,

dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam

dengan tarif Rp. 2.500, / jam.

Diminta Carilah :

1. Selisih harga bahan baku.


2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung

E. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus


dibayar,
serta pengalokasian selisih gaji dan upah dengan
mengabaikan pajak atas gaji dan upah
1. Biaya depresiasi gedung Rp70.600.
Data luas lantai masing-masing departemen
sebagai berikut:
Departemen Luas Lantai (m2)
Departemen A 150
Departemen B 100
Departemen 1 63
Departemen 2 40
Jumlah 353

Hitunglah Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen !


1. Biaya depresiasi bangunan Rp 141.200 Data luas lantai masing-masing departemen sebagai
berikut:

Departemen Luas Lantai (m2)


Departemen A 300
Departemen B 200
Departemen 1 126
Departemen 2 80
Jumlah 706

Hitunglah Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen !

JAWAB :
1. Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi kontinyu adalah sebagai
berikut :

Departemen X Departemen Y
Biaya overhead langsung Rp 3.000.000 Rp 5.000.000
dan tak langsung departemen
Alokasi biaya overhead Departemen X* Rp 3.000.000 Rp 300.000
Rp 0 Rp 5.300.000
Alokasi biaya overhead Departemen Y Rp 1.060.000 Rp 5.300.000)
Rp 1.060.000 Rp 0
Alokasi biaya overhead Departemen X Rp 1.060.000 Rp 106.000
Rp 0 Rp 106.000
Alokasi biaya overhead Departemen Y Rp 21.200 Rp 106.000
Rp 21.200 Rp 0
Alokasi biaya overhead Departemen X Rp 21.200 ) Rp 2.120
Rp 0 Rp 2.120
Alokasi biaya overhead Departemen Y Rp 424 Rp 2.120)
Rp 424 Rp 0
Alokasi biaya overhead Departemen X Rp 424 ) Rp 42.4
Rp 0 Rp 42.4
Alokasi biaya overhead Departemen Y Rp 8.48 Rp 42.4)
Rp 8.48 Rp 0
Alokasi biaya overhead Departemen X Rp 8.48 Rp 0.85
Rp 0 Rp 0.85

Keterangan :
*) Biaya overhead departemen X sebesar Rp 3.000.000 tersebut mestinya dialokasikan pula ke
departemen-departemen produksi, tetapi dalam perhitungan ini jumlah biayaoverhead yang
dialokasikan ke departemen-depertemen produkasi tidak ditulis. Hal ini disebabkan karena
tujuan metode alokaso kontinyu di sini adalah untuk menghitung jumlah biaya overhead
departemen pembantu setelah menerima alokasi biaya dari departemen lain.

Jadi, jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokaso biaya dari departemen Y
adalah sebesar Rp 4.081.632,48 (yaitu diperoleh dari Rp 3.000.000 + Rp 1.060.000 + Rp 21.00 +
Rp 424 + Rp 8,48).

Sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y adalah sebesar Rp 5.408.163,25 ( yaitu yang
diperoleh dari Rp 5.000.000 + Rp 300.000 +Rp 106.000 + Rp 2.120 + Rp 42,4 + Rp 0,85).

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya
overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan sebagai berikut :

Departemen Pembantu Departemen Produksi


Dept. X Dept. Y Dept. A Dept. B
Biaya overhead Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 Rp 9.000.000 Rp 15.000.000
langsung dan tak Rp 4.081.632,60 Rp 408.163,26 Rp 2.653.061,19 Rp 1.020.408,15
langsungAlokasi Rp 1.081.632,60 Rp 5.408.163,26 Rp 2.433.673,44 Rp 1.892.857,12
biaya
departemen X
Alokasi biaya
departemen Y
Rp Rp
Total biaya Rp 0 Rp 0
14.086.734,63 17.913.265,27
1. Dari data soal tersebut di atas, misalkan :
Oleh karena itu,
x = 3.000.000 + 0,20 y
y = 5.000.000 + 0,10 x
Kedua persamaan tersebut dapat diselesaiakan lebih lanjut sebagai berikut :

X = 3.000.000 + 0,20 y
X = 3.000.000 + 0.20 (5.000.000 + 0,10 x)
X = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 x
x – 0,02 x = 4.000.000
0,98 x = 4.000.000
X = 4.000.0000,98
X = 4.081.632,60
Y = 5.000.000 + 0,10 x
Y = 5.000.000 + 408.163,26
Y = 5.408.163,26

Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan antar departemen
pembantu sendiri dilakukan sebagai berikut:

Departemen Pembantu Departemen Produksi


1. Distribusi BOPDept. X
Departemen Dept. Ymenggunakan
jasa dengan Dept. A Dept. B
Biaya overhead Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 Rp 9.000.000 Rp 15.000.000
metode langsung ialah sebagai berikut :
langsung dan tak (Rp 4.081.632,48) Rp 408.163,25 Rp 2.653.061,11 Rp 1.020.408,12
langsungAlokasi Rp 1.081.632,48 (Rp 5.408.163,25) Rp 2.433.673,41 Rp 1.892.857,09
biaya
departemen X Departemen Produksi Departemen Jasa
Alokasi biaya Total
departemen Y A B Y Z
Overhead
Total biayapabrik Rp 0 Rp 0 Rp 14.086.734,52Rp 17.913.265,21
sebelumnya
- Distribusi dept. $ $
$ 196.300 $ 60.000 $ 20.000
jasa 80.000 36.300
Distribusi dari
$
1. Distribusi BOP Departemen jasa dengan $
- Departemen Y $ 18.150 18.150 (36.300)
$
- Departemen Z $ 5.714 14.286 $ (20.000)
$ $
Total Overhead $ 196.300 $ 83.864 112.436 - $ -
menggunakan metode bertingkat ialah sebagai
berikut :

Departemen Produksi Departemen Jasa


Total
A B Y Z
Overhead pabrik
sebelumnya
- Distribusi dept.
$ 196.300 $ 60.000 $ 80.000 $ 36.300 $ 20.000
jasa
Distribusi dari
- Departemen Y $ 14.520 $ 14.520 $ (36.300) $ 7.260
- Departemen Z $ 7.789 $ 19.471 $ (27.260)
Total Overhead $ 196.300 $ 82.309 $ 113.991 $ - $ -

1. Distribusi BOP Departemen jasa metode simultan

Jika menggunakan metode simultan, setiap total biaya departemen jasa dinyatakan dalam bentuk
persamaan, sebagai berikut :
Jika : Y = $ 36.300 + 0.30Z
Y = $ 20.000 + 0.20Y
Maka penyelesaiannya adalah sebagai
berikut :
Y = $ 36.300 + 0.30Z
Y = $ 36.300 + 0.30 ($ 20.000 + 0.20Y)
Y = $36.300 + $6.000 + 0.06
Y
Y – 0,06 Y = $ 42.300
0,94 Y = $ 42.300
Y= $45.000,00
Untuk nilai Y = $ 45.000 maka untuk menentukan nilai Z (menggunakan sifat
subtitusi) :
Z = $ 20.000 + 0,20 Y
Z = $ 20.000 + 0,20 ($
45.000)
Z = $ 20.000 + $ 9.000
Z = $29.000
Departemen Produksi Departemen Jasa
Total
A B Y Z
Overhead pabrik
sebelumnya
- Distribusi dept.
$ 196.300 $ 60.000 $ 80.000 $ 36.300 $ 20.000
jasa
Distribusi dari
- Departemen Y $ 18.000 $ 18.000 $ (45.000) $ 9.000
- Departemen Z $ 5.800 $ 13.630 $ 8.700 $ (29.000)
Total Overhead $ 196.300 $ 83.800 $ 111.630 $ - $ -

1. Alokasi BOP departemental tidak langsung :

BOP yang
Departemen Luas Lantai Dasar Alokasi
dialokasikan
A 100 M2 (100 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000 $ 375.000
B 150 M2 (150 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000 $ 562.500
C 100 M2 (100 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000 $ 375.000
D 50 M2 (50 m2 : 400 m2) x $ 1.500.000 $ 187.500
Total $ 1.500.000

1. Alokasi dari biaya sewa agregat berdasarkan biaya terpisah :


Biaya agregat
Departemen Biaya Agregat Dasar Alokasi
yang dialokasikan
($ 500.000 : $ 1.300.000) x
A $ 1.030.000 $ 396.154
$1.030.000
($ 500.000 : $ 1.300.0000 x
B $ 1.030.000 $ 396.154
$1.030.000
($ 250.000 : $ 1.300.000) x $
C $ 1.030.000 $ 198.077
1.030.000
D $ 1.030.000 ($ 50.000 : $ 1.300.000) x $ 1.030.000 $ 39.615
Total $ 1.030.000

1. Penyelesaian :
2. Selisih Harga Bahan Baku :

Selisih Harga = ( Harga Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg


= ( Rp. 2.100 – Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- ( Laba )
B. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas = [Kuantitas Ssg – Kuantitas Std yang ditetapkan] x Harga Std
= [ 700.000 – ( 6 x 120.000 ) ] x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )

1. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :

Selisih Jam Kerja=[Jam kerja Ssg–Jam kerja Std yg ditetapkan] x Tarif upah Std
= [ 365.000 – ( 3 x 120.000 ) ] x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )

1. Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :

Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std ] x Jam kerja Ssg
= [ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x 365.000
= Rp. 36.500.000,- ( Rugi )

1. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :

Gaji dan upah ( 2.500 x 365.000) Rp. 912.500.000,- —


Berbagai perkiraan hutang — Rp. 912.500.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 ) Rp. 864.000.000,- —
Selisih efisiensi TK langsung Rp. 12.000.000,- —
Selisih tarif TL langsung Rp. 36.500.000,- —
Gaji dan upah — Rp. 912.500.000,-

1. Alokasi biaya depresiasi gedung untuk setiap departemen sebagai berikut:

Departemen A = (150 / 353) x Rp70.600 = Rp30.000


Departemen B = (100 / 353) x Rp70.600 = Rp20.000
Departemen 1 = (63 / 353) x Rp70.600 = Rp12.600
Departemen 2 = (40 / 353) x Rp70.600 = Rp8.000

1. Alokasi biaya depresiasi bangunan untuk setiap departemen sebagai berikut:

Departemen A = (300 / 706) x Rp 141.200= Rp 60.000


Departemen B = (200 / 706) x Rp 141.200 = Rp 40.000
Departemen 1 = (126 / 706) x Rp 141.200= Rp 25.200
Departemen 2 = (80 / 706) x Rp 141.200 = Rp 16.000

Anda mungkin juga menyukai