BAB I
SIKLUS AKUNTANSI
1
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I
Sistem akuntansi berpasangan mengenal dua Dari persamaan itu dapat disimpulkan:
istilah, yaitu debit (Dr) dan kredit (Cr). Debit dapat 1. Saldo normal (letak yang seharusnya) akun
diartikan sebagai kiri dan kredit dapat diartikan sebagai aktiva adalah disebelah debit sedangkan akun
kanan (Kieso, et.al, 2004). Total nilai yang ada disebelah hutang dan ekuitas memiliki saldo normal kredit.
debit (kiri) harus sama (seimbang) dengan total nilai Artinya pada saat penutupan buku saldo akhir aktiva
disebelah kredit (kanan). Dalam sistem akuntansi harus disebelah debit sedangkan hutang dan ekuitas
berpasangan, debit harus sama dengan kredit (Dr = Cr). harus disebelah kredit.
Sistem akuntansi berpasangan didasarkan pada 2. Aktiva bertambah disebelah debit dan berkurang
persamaan dasar akuntansi, yaitu: disebelah kredit. Hutang dan ekuitas bertambah
Aktiva merupakan harta entitas atau sumberdaya entitas 3. Bila dikaitkan dengan pendapatan dan biaya
bersumber dari pendanaan kreditur (hutang) maupun Pendapatan akan menambah ekuitas/modal,
setoran dari pemegang saham (pemilik) dan hasil usaha sehingga saldo normal pendapatan sama dengan
periode sebelumnya (ekuitas). Apabila persamaan dasar ekuitas (sebelah kredit). Apabila pendapatan
akuntansi dihubungkan dengan keseimbangan debit dan terjadi dicatat disebelah kredit.
Dr (Aktiva) = Cr ( Hutang + Ekuitas ) sehingga saldo normal biaya disebelah debit dan
apabila biaya terjadi dicatat disebelah debit.
SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan melibatkan pihak di luar entitas. Misalnya
yang dilalui dalam memproses transaksi akuntansi. perpindahan bahan baku dari suatu departemen
Akuntansi merupakan salah satu system informasi yang ke departemen lainnya atau penggunaan aktiva
memproses data keuangan yang berasal dari transaksi tetap.
atau peristiwa- peristiwa (events) menjadi suatu 2. Peristiwa eksternal, yaitu peristiwa-
informasi yang berguna untuk membantu pembuatan peristiwa yang terjadi antara pihakl entitas dengan
keputusan. Peristiwa-peristiwa yang terdapat pada suatu pihak lain di luar entitas. Misalnya interaksi entitas
entitas dapat diklasifikasi atas: dengan pihak pemasok atau pembeli atau dengan
1. Peristiwa Internal, yaitu peristiwa-
peristiwa yang terjadi didalam suatu entitas tanpa
2
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I
3. pemegang saham. Peristiwa eksternal diproses menjadi informasi keuangan dapat dikategorikan
ini sering disebut sebagai transaksi, yaitu atas:
pertukaran yang terjadi antara dua pihak (entitas 1. Transaksi Penerimaan Kas
dan pihal luar) dimana salah satu pihak 2. Transaksi Pengeluaran Kas
mengorbankan atau menerima suatu nilai. 3. Transaksi Pembelian Kredit
Tidak semua peristiwa- peristiwa atau transaksi yang 4. Transaksi Penjualan Kredit
terjadi dan melibatkan entitas harus dicatat. Peristiwa 5. Penyesuaian dan perisiwa lainnya yang tidak
atau transaksi yang dicatat hanya peristiwa-peristiwa atau bisa dikategorikan pada keempat transaksi
transaksi yang berpengaruh terhadap posisi harta sebelumnya.
(aktiva), hutang dan ekuitas. Untuk memproses data yang diperoleh dari
Untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat transaksi atau peristiwa tersebut selama satu perioda
maka diperlukan suatu tahapan-tahapan yang sistematis akuntansi atau tahun pembukuan diperlukan tahapan
untuk memproses peristiwa-peristiwa atau transaksi- sistematis atau siklus akuntansi. Siklus itu dapat
transaksi. Peristiwa-peristiwa atau Transaksi-transaksi digambarkan sebagai berikut:
yang datanya hendak ditangkap (data capturing) dan
3
Untuk memproses data akuntansi menjadi 5. Mengumpulkan atau mengiktisarkan
informasi yang berguna untuk pembuatan saldo dari masing-masing akun di buku besar
keputusan, aktivitas berikut dilakukan dalam ke Neraca Saldo (Trial Balance).
pemrosesan data: 6. Menganalisa masing-masing akun
1. Merancang nomor-nomor dan nama- untuk menemukan akun yang perlu
nama akun yang akan terpengaruh oleh disesuaikan dengan membuat jurnal
transaksi. Akun merupakan tempat untuk penyesuaian (Adjustment).
menampung data aktiva, hutang atau 7. Memosting penyesuaian akun dan
modal/ ekuitas. membuat neraca saldo disesuaikan (Adjusted
2. Menangkap data dari peristiwa- trial Balance)
peristiwa atau transaksi dalam dokumen 8. Menyusun laporan keuangan
sumber. 9. Menutup akun-akun nominal ke laba
3. Melakukan pencatatan data transaksi ditahan atau modal
(penjurnalan) ke jurnal dan ke Buku Pembantu 10. Membuat ayat jurnal pembalik, jika
(Subsidiary Ledger). perlu
4. Mengklasifikasi atau memosting data
ke masing-masing akun yang terpengaruh di
buku besar (General Ledger)
Ilustrasi1.1:
Transaksi tersebut dapat dicatat ke jurnal umum berikut:
Pencatatan ke Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)
Buku Pembantu merupakan buku untuk besar dengan total saldo masing masing buku
mencatat rincian dari suatu akun di buku besar. pembantu harus sama.
Buku Pembantu perlu dibuat untuk merinci bagian- Pemegang buku pembantu dan buku besar
bagian dari akun di buku besar dan sebagai harus dipisahkan untuk menjamin pengendalian
akuntabilitas/penjelasan akun di buku besar. Buku dan keandalan data akuntansi. Secara berkala, buku
pembantu biasanya dibuat untuk akun piutang pembantu dan akun yang berkaitan dengan buku
dagang, hutang dagang, aktiva tetap ataupun pembantu harus dicocokkan (rekonsiliasi) dan
investasi. Data yang dicatat di buku besar berasal mencari penyebab perbedaan.
dari dokumen sumber. Saldo antara akun di buku
Ilustrasi 1.2:
PT. A memiliki data piutang dagang dan data Hutang Dagang per 31 Desember 2004 sebagai berikut:
Data Piutang Dagang
Daftar piutang tersebut dibuat masing buku pembantu piutang dagang dan hutang
berdasarkan saldo yang ada di buku pembantu dagang, maka kita perlu membuat terlebih dahulu
piutang dagang dan hutang dagang. Perhatikan, buku pembantu untuk masing-masing pelanggan
total saldo piutang masing-masing pelanggan dan dan pemasok dan memosting data dari bukti.
total saldo hutang dagang masing-masing pemasok Berikut disajikan buku pembantu piutang dagang
harus sama dengan total saldo akun piutang dagang dan hutang dagang PT. A dan pencatatan dari bukti
dan hutang dagang di Buku Besar. Apabila kita akan transaksi:
menangkap data transaksi diilustrasi 1.1 ke masing-
2. Memosting (mengelompokkan) debet dan kredit di jurnal ke masing-masing
akun di Buku Besar
Memosting merupakan aktivitas kolom-kolom tanggal, Nomor bukti, keterangan,
mengelompokkan nilai-nilai transaksi ke masing- referensi, debit, kredit dan saldo. Bentuk akun
masing akun di buku besar. Sumber untuk yang paling sederhana adalah akun berbentuk T (T
melakukan pemostingan adalah buku jurnal. Account).
Pemostingan dapat dilakukan setiap hari ataupun
secara periodik. Akun di buku besar memiliki
Pemostingan data transaksi PT. A di ilustrasi 1.1 ke dilakukan sebagai berikut (disajikan hanya akun-
masing-masing saldo akun di buku besar dapat akun yang terpengaruh transaksi):
3. Mengiktisarkan saldo akhir masing-masing akun ke dalam Neraca Saldo
(Trial Balance)
Untuk melihat keseimbangan debit dan Ilustrasi 1.4
kredit maka seluruh saldo akun diiktisarkan dalam Neraca saldo PT. A per 31 Januari 2005 setelah
Neraca Saldo. Neraca saldo juga diperlukan untuk dilakukan pemostingan adalah:
melihat akun-akun yang perlu dikoreksi atau
disesuaikan atau direklasifikasi.
4. Melakukan pencatatan ke jurnal atas penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan oleh suatu akun
Setelah Neraca saldo selesai dilakukan, memadankan/menandingkan antara pendapatan
tugas berikutnya adalah memeriksa akun-akun yang periode penyusunan laporan keuangan dengan kos
perlu disesuaikan. Penyesuaian dilakukan agar yang terjadi pada periode penyusunan laporan
Pendapatan dan Biaya mencerminkan pendapatan keuangan, dan Prinsip Pengakuan Pendapatan).
dan biaya pada periode penyusunan laporan Penyesuaian hanya dilakukan pada saat laporan
Keuangan (landasan untuk melakukan penyesuaian keuangan akan disusun.
adalah prinsip pemadanan/ Matching, yaitu
PENYESUAIAN YANG PERLU DIBUAT
Penyesuaian biasa dIbuat untuk akun- (Prepayments) dan akun-akun yang akan diterima
akun yang dibayar atau diterima terlebih dahulu atau yang akan dibayar (Akrual (Accruals).
1. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai biaya sewa, maka penyesuaian yang perlu dilakukan
adalah:
2. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai sewa dibayar dimuka (Prepaid Rent), maka
penyesuaian yang perlu dilakukan adalah:
Pencatatan itu sebenarnya salah karena bulan (bulan november dan desember), yaitu
penerimaan seluruhnya diakui sebagai sebesar 2/12 x Rp.2.400 = Rp. 400, sedangkan
pendapatan, padahal sampai 31 Desember 2005 sisanya masih berupa kewajiban. Untuk
(tanggal laporan keuangan) dari seluruh mengoreksi pencatatan itu dibuat pencatatan
penerimaan, yang menjadi pendapatan hanya 2 penyesuaian berikut ini:
Pencatatan ini menjadikan saldo akun pendapatan dimuka (Unearned Rent) Rp.2.000, seperti terlihat
sewa (Rent Income) Rp.400 dan sewa diterima dalam akun dibawah ini:
2. Apabila akuntan PT. A pada saat menerima mencatat transaksi tersebut sebagai sewa diterima
dimuka (Unearned Rent)
Apabila laporan keuangan disusun per 31 dijalani dan telah menjadi pendapatan adalah 2
Desember 2005, maka masa sewa yang telah bulan (November dan desember), sedangkan 10
bulan sisanya masih kewajiban PT. A. Untuk Rp.2.400 = Rp.2.000) dilakukan pencatatan
menyesuaikan akun Unearned Rent agar penyesuaian berikut ini:
menyajikan nilai hutang yang sebenarnya (10/12 x
Pencatatan ini menjadikan saldo akun pendapatan dimuka (Unearned Rent) Rp.2.000, seperti terlihat
sewa (Rent Income) Rp.400 dan sewa diterima dalam akun dibawah ini:
B. PENYESUAIAN UNTUK AKUN-AKUN AKRUAL (YANG AKAN DIBAYAR ATAU AKAN DITERIMA)
Akun- akun akrual merupakan akun-akun pendapatan ini menjadi tagihan (Receivable)
yang timbul dan belum pernah dicatat selama entitas kepada pihak lain diluar perusahaan.
pencatatan harian. Akun-akun ini merupakan: 2. Biaya-biaya yang telah terjadi namun
1. Pendapatan-pendapatan yang telah sampai penyusunan laporan keuangan belum
menjadi hak entitas pada periode itu namun dibayarkan (Accrued Expense). Biaya-biaya ini
sampai laporan keuangan disusun belum menjadi kewajiban atau hutang yang harus
diterima (Accrued Income). Pada akhir tahun dibayarkan oleh entitas ke pihak lain pada
periode setelah laporan keuangan.
B1. Pendapatan-pendapatan yang telah menjadi hak entitas namun sampai laporan keuangan disusun
belum diterima (Accrued Income)
Tanggal 31 Desember 2005, PT. A menerima dibayarkan pada awal tahun 2006. Pencatatan
pengumuman dividen Rp.25 yang akan dilakukan sebagai berikut:
B2. Biaya-biaya yang telah terjadi namun sampai penyusunan laporan keuangan belum dibayarkan
(Accrued Expense).
Per 31 Desember 2005, PT. A memiliki tagihan telepon bulan desember Rp. 60 yang akan dibayarkan
bulan januari 2006
B3. Biaya atas Piutang yang ditaksir tidak dapat ditagih (Bad debt Expense).
Terdapat dua metode dalam mencatat penyesuaian dibuat dengan mendebet akun Bad
piutang usaha yang ditaksir tidak dapat ditagih, debt Expense (Biaya piutang tak tertagih) dan
yaitu metode langsung dan metode penyisihan. mengkredit akun Penyisihan untuk piutang tak
Apabila digunakan metode penyisihan (Allowance tertagih (Allowance for doubtful account). Akun
method) maka akuntan perlu membuat Penyisihan untuk piutang tak tertagih (Allowance
penyesuaian atas piutang yang ditaksir tidak for doubtful account) merupakan akun kontra
tertagih. Penaksiran dapat didasarkan pada umur (Contra Account) dari Piutang Dagang (Account
piutang atau persentase penjualan. Pencatatan Receivable).
Contoh dari kasus PT. A: Ditaksir 1 % dari penjualan akan sulit ditagih
Dalam kasus PT. A diilustrasi 1.1 dan ditambah penyesuaian untuk PT. A diiktisarkan sebagai
informasi penyesuaian, maka pencatatan berikut:
5. Mengiktisarkan saldo-saldo akun ke Neraca Saldo Setelah disesuaikan
(Adjusted Trial Balance)
Setelah melakukan pencatatan atas akun dan mengiktisarkan ke Neraca Saldo Setelah
penyesuaian yang diperlukan, maka tugas Penyesuaian. Dari Contoh PT. A, Neraca Saldo
berikutnya adalah memosting ke masing-masing setelah penyesuaian dapat dilihat dibawah ini:
6. Menyusun laporan keuangan berdasar dari Neraca Saldo setelah disesuaikan
Laporan Keuangan yang lengkap terdiri Neraca dan laporan rugi laba merupakan laporan
dari: keuangan pokok, sedangkan sisa tiga laporan lagi
1. Neraca (Balance sheet) adalah penjelasan atas laporan keuangan pokok
2. Laporan Penghasilan/Laporan karena disusun berdasarkan neraca dan laporan
rugi laba (Income Statement) rugi laba. Beberapa laporan keuangan akan
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow dibahas pada bab-bab berikutnya.
Statement) Dari Neraca saldo setelah penyesuaian PT.
4. Laporan Perubahan Ekuitas A maka dapat disusun Neraca, Laporan laba rugi,
(Statement of Stockholders’ equity) dan laporan laba ditahan (laporan ini merupakan
5. Catatan- catatan atas laporan bagian dari laporan perubahan ekuitas) sebagai
keuangan (Notes to Financial Statement) berikut:
7. Menutup akun-akun nominal ke akun Riil
Proses berikutnya dari siklus akuntansi ini dibuat untuk memindahkan akun-akun di rugi
adalah menutup akun-akun nominal (akun-akun di laba ke akun-akun di neraca. Proses penutupan
laporan rugi laba) ke akun laba ditahan. Pencatatan dilakukan sebagai berikut:
Menutup akun penjualan ke laba ditahan
Proses ini dilakukan dengan mendebit seluruh akun pendapatan (karena saldo akhir pendapatan
di sisi kredit maka ditutup dengan mendebitkan akun ini) dan mengkredit laba ditahan. Pada kasus PT. A,
penutupan dicatat sebagai berikut:
Menutup seluruh akun biaya & kos dari barang terjual kea kun laba ditahan
Proses ini dilakukan dengan mendebit biaya dan kos dari barang terjual. Pada kasus PT. A,
akun laba ditahan dan mengkredit seluruh akun penutupan dicatat sebagai berikut:
Dari proses penutupan, maka akun laba Setelah diposting ke masing-masing akun, maka
ditahan akan menunjukkan mutasi kredit sebesar Neraca saldo setelah penutupan dapat disusun
Rp.383.70 ( Rp. 916.3 (Db) - Rp.1300 (Cr)). Jumlah sebagai berikut:
itu sama dengan laba neto PT. A di laporan rugi
laba.
Apabila diterapkan pada PT. A, maka pencatatan ke jurnal khusus dilakukan sebagai berikut:
Pemostingan ke masing-masing akun tidak dibawah total jumlah apabila dilakukan
dilakukan untuk setiap transaksi, namun dilakukan pemostingan. Pemostingan ini disebut pemrosesan
secara periodik (biasanya tiap bulan) dan yang tumpuk (Batch Processing) dalam sistem informasi
diposting adalah total jumlah dari masing-masing akuntansi manual. Sarana untuk melakukan
akun. Apabila pemostingan dilakukan, maka kolom pemostingan adalah lembar jurnal ( Jural Voucher).
ref diisi dengan tanda ceklis (√) untuk akun pada Dalam kasus PT.A (Ilustrasi 1.1), pemostingan
kolom lain-lain. Untuk akun yang sering terjadi melalui lembar jurnal dapat disajikan sebagai
dibuatkan kolom khusus dan diberi tanda ceklis (√) berikut:
Penggunaan lembar jurnal sebagai wahana pemosting) harus membubuhkan tanda tangan
pemostingan lebih baik dilihat dari sisi sebagai tanda pemeriksaaan kebenaran data.
pengendalian karena sebelum diposting ke masing- Selanjutnya pemegang buku besar memosting total
masing akun setiap pihak (pembuat, pemeriksa dan masing-masing akun ke akunnya masing-masing.
Soal Latihan:
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
BAB II
LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA
(BALANCE SHEET)
Laporan rugi laba adalah laporan yang 2. Jumlah laba atau penghasilan sangat
menunjukkan kinerja atau prestasi operasi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
perusahaan selama satu periode operasi. Laporan digunakan.
rugi laba digunakan oleh pengguna untuk: 3. Pengukuran laba/penghasilan banyak
1. Mengevaluasi kinerja/prestasi periode lalu melibatkan pertimbangan.
suatu entitas dan membandingkannya dengan Laporan rugi laba sering digunakan sebagai
kinerja perusahaan lain yang sejenis. dasar untuk mengevaluasi kinerja/prestasi
2. Laporan rugi laba dapat digunakan sebagai perusahaan atau prestasi manajernya. Informasi
dasar memprediksi kinerja perusahaan di laba atau rugi dalam laporan ini juga bisa
masa yang akan dating. mempengaruhi harga saham perusahaan yang
3. Menaksir risiko dan ketidakpastian tercatat di bursa efek. Agar prestasi suatu
pencapaian arus kas masa depan. Dengan perusahaan atau manajernya tampak baik, maka
informasi tentang pendapatan dan biaya sering terdapat dorongan atau motivasi untuk
pengguna dapat mnaksir risiko menyesuaikan laba agar sesuai atau melebihi target
ketidaktercapaian arus kas masa depan atau membuat laba terlihat kurang berisiko.
perusahaan. Perilaku ini membuat kualitas informasi dalam
Walaupun manfaat yang diberikan laporan laporan rugi laba menjadi berkurang keandalannya.
rugi laba cukup banyak, namun pengguna harus Tindakan ini disebut Manajemen laba (Earnings
menyadari bahwa beberapa pos dalam laporan Management), yaitu merencanakan pengakuan
laba-rugi disusun berdasarkan asumsi dan estimasi. pendapatan, biaya, keuntungan atau kerugian
Beberapa kelemahan lain adalah: dengan maksud meratakan laba. Tindakan ini
1. Suatu peristiwa atau transaksi yang tidak dilakukan dengan meningkatkan pendapatan
bisa diukur dengan andal tidak akan dengan mengakui pendapatan masa yang akan
dilaporkan dalam laporan rugi laba meskipun dating pada periode sekarang atau menunda
mungkin mempengaruhi operasi perusahaan. pengakuan pendapatan periode ini untuk diakui di
periode yang akan dating. Tindakan yang serupa
dapat dilakukan untuk akun-akun biaya,
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
keuntungan dan kerugian. Manajemen laba sering
juga disebut Perataan laba (Income Smoothing).
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
operasi. Bentuk laporan laba-rugi dengan
menggunakan pendekatan ini adalah:
Bentuk ini merupakan bentuk sederhana jarang digunakan untuk laporan rugi laba yang
dari laporan rugi laba. Penggunaan pendekatan ini diperuntukkan bagi pengguna diluar perusahaan
untuk menghindari kesalahan pengklasifikasian (kreditur, investor, pemerintah,dll).
item-item pendapatan dan biaya. Pendekatan ini
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA (MULTIPLE-STEP
INCOME STATEMENT)
Dengan pendekatan ini, laporan laba-rugi Biaya Administrasi dan Umum
disusun dengan memisahkan pendapatan yang (Administrative or General Expenses),
diperoleh dari operasi, biaya-biaya operasi, yaitu yang melaporkan biaya-biaya
pendapatan-pendapatan non operasi, dan biaya- administrasi atau biaya umum.
biaya non operasi. Pembagian ini membuat laporan 2. Bagian Non Operasi, yaitu laporan
rugi laba lebih bermanfaat bagi pengguna. pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari
Pengklasifikasian pendapatan dan biaya didasarkan aktivitas tambahan atau bukan utama
kepada jenis perusahaan dan fungsi-fungsi yang perusahaan. Keuntungan atau kerugian yang
terlibat dalam perusahaan. jarang terjadi atau yang tidak biasa umumnya
Pengklasifikasian yang biasa dilakukan dilaporkan di bagian ini. Bagian ini dibai atas
untuk perusahaan manufaktur dan industri adalah: dua bagian:
1. Bagian operasi, yaitu bagian yang Pendapatan lainnya dan
melaporkan pendapatan dan biaya yang keuntungan, yaitu suatu daftar
terjadi dari operasi utama usaha: pendapatan yang diperoleh atau
Penjualan atau bagian keuntungan yang terjadi dari trnsaksi
pendapatan operasi. Bagian ini diluar operasi (non operasi).
menunjukkan pendapatan, diskun Biaya Lainnya dan kerugian,
penjualan, penyisihan penjualan, yaitu suatu daftar biaya atau kerugian
pengembalian penjualan (retur) dan yang berasal dari transaksi diluar operasi
informasi lainnya yang berkaitan dengan (non operasi).
pendapatan operasi. Setiap subseksi itu 3. Pajak Penghasilan, yaitu pajak
dijumlahkan untuk memperoleh penjualan penghasilan badan yang dikutip oleh
neto. Pmerintah dari operasi yang berlanjut.
Kos dari Barang Terjual (Cost of 4. Operasi-operasi tidak berlanjut
Goods Sold), yaitu yang menunjukkan (Discontinued operations), yaitu keuntungan
jumlah kos dari barang yang dijual pada atau kerugian yang material yang dihasilkan
periode tersebut. dari penjualan suatu segmen usaha
Biaya Penjualan (Selling 5. Pos-pos yang tidak biasa (Extraordinary
Expenses), yaitu yang meunjukkan Items) yaitu keuntungan atau kerugian yang
daftar biaya-biaya yang dikeluarkan tidak biasa dan jarang terjadi
untuk menghasilkan penjualan, misalnya 6. Pengaruh kumulatif dari perubahan
biaya promosi, gaji bagian penjualan,dll. dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi, yaitu
pengaruh perubahan prinsip akuntansi yang
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
telah digunakan beberapa period eke prinsip Contoh laporan rugi laba yang
kuntansi yang baru. disajikan menggunakan bentuk multiple step
7. Laba per saham (Earnings per share). adalah:
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
dilepas, maka tidak ada keterlibatan
perusahaan induk pada segmen atau divisi itu. Terdapat tiga cara pelaporan pos-pos yang
Keuntungan atau Kerugian yang disebabkan tidak teratur:
operasi yang tidak berlanjut dilaporkan di 1. Pendekatan memasukkan seluruh pos-
laporan rugi laba setelah bagian “Laba dari pos tidak teratur (All- Inclusive approach);
operasi berlanjut” namun sebelum pos-pos yaitu memasukkan seluruh pos-pos yang
luar biasa tidak teratur yang terjadi pada periode itu ke
2. Pos-pos luar biasa (Extraordinary Items) laporan laba-rugi. Kesalahan-kesalahan
merupakan pos-pos yang jumlahnya relatif pengukuran atau pelaporan laba dan
besar (material) namun bukan peristiwa yang perubahan-perubahan estimasi dan
berulang dan peristiwa itu sangat jauh pemakaian metode akuntansi pada periode
menyimpang dari aktivitas utama perusahaan yang lalu tidak dimasukkan dalam laporan
dan tidak bisa diramalkan (diprediksi) terjadi. laba-rugi periode ini, namun disesuaikan ke
Misalnya: kerugian karena terjadi bencana laba ditahan.
alam. Suatu pos dikatakan extraordinary 2. Pendekatan kinerja operasi periode
apabila kedua kriteria berikut dipenuhi: berjalan (Current operating performance
Sifatnya tidak biasa; approach); Dengan menggunakan
Sangat jarang terjadi atau jarang pendekatan ini, laporan rugi laba hanya
sekali berulang berisi informasi pendapatan dan biaya dari
3. Keuntungan-keuntungan dan kerugian- operasi yang teratur. Pendapatan dan biaya
kerugian yang tidak biasa (Unusual Gains yang diperoleh secara tidak teratur tidak
and Losses), misalnya: penghapusan piutang dicantumkan dalam laporan rugi laba
usaha, penghapusan sediaan, keuntungan namun dalam laporan perubahan ekuitas
atau kerugian karena fluktuasi 3. Pendekatan memodifikasi all-inclusive
kurs,keuntungan atau kerugian karena harga concept;
kontrak, keuntungan atau kerugian dari Pendekatan ini hampir sama dengan
penjualan aktiva tetap; pendekatan all-inclusive concept, namun
4. Perubahan-perubahan dalam prinsip untuk pos-pos yang tidak teratur harus
Akuntansi, misalnya perubahan dari tampak jelas (highlighted) di laporan
penggunaan metode LIFO menuju FIFO dalam keuangan sehingga pengguna laporan
akuntansi sediaan, atau perubahan metode keuangan dapat menilai dengan jelas
penyusutan aktiva tetap. kemampuan perusahaan mencapai laba di
5. Perubahan-perubahan dalam estimasi masa depan. Pendekatan ini juga
akuntansi, misalnya perubahan umur memasukkan pengaruh kumulatif perubahan
ekonomis aktiva tetap. prinsip akuntansi periode-periode sebelumnya
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
ke laporan laba-rugi periode sekarang.
Pendekatan ini sekarang banyak digunakan
dalam praktik.
NERACA
Neraca merupakan salah satu laporan Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham suatu
keuangan pokok yang sering juga disebut sebagai perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Laporan Posisi Keuangan atau Laporan Aktiva,
MANFAAT NERACA
Dengan memberikan informasi tentang 3. Menaksir kesulitan keuangan perusahaan.
aktiva, kewajiban/hutang dan ekuitas pemegang Neraca dapat digunakan untuk menaksir
saham maka neraca memberikan dasar untuik: kebangkrutan perusahaan. Salah satu
1. Penghitungan rates of return dan model prediksi kebangkrutan perusahaan
pengevaluasian struktur modal adalah model yang dikembangkan oleh
perusahaan Altman (1993) yang mengembangkan
2. Menaksir risiko perusahaan dan arus kas ukuran Z Score, yaitu kombinasi ukuran
masa depan dengan menghitung rasio- neraca dan laporan rugi laba untuk
rasio likuiditas, solvensi dan fleksibilitas memprediksi kebangkrutan perusahaan.
keuangan. Rumus yang dikembangkannya adalah:
Nilai
Modal laba Pasar
Z = kerja x 1,2 + ditahan x 1,4 + EBIT x 3,3 + Penjualan x 0,99 + Ekuitas x 0,60
aktiva Aktiva Aset Aktiva Kewajiban
total Total Total Total Total
KETERBATASAN NERACA
1. Hampir seluruhnya aktiva dan hutang sekarang/ Current Cost) dari aktiva dan
(kewajiban) disajikan pada Kos Historikal kewajiban.
(kos berdasarkan bukti transaksi) . 2. Dalam penyajian pos-pos di neraca,
Akibatnya pos-pos aktiva dan neraca banyak melibatkan pertimbangan
sangat tinggi keandalannya, namun tidak (Judgement) dan estimasi akuntansi.
mencerminkan nilai saat ini ( Kos
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
3. Banyak pos-pos yang memiliki kontribusi di neraca (misalnya kos sumberdaya
ke perusahaan diabaikan dan tidak dicatat manusia).
ASSETS LIABILITIES
Current Assets Current Liabilities
Cash & Cash Equivalent Account Payable
Short term investment Unearned Revenue
Account Receivable Accrued Expense
Accrued Revenue Current Maturities of long term Liabilities
Inventories
Prepaid Expenses Long Term Liabilities
Long Term Investment Bond Payable
Fixed Assets Mortgage Payable
Building Long term Notes Payable
Accumulated Depreciation of Buildings STOCKHOLDERS’ EQUITY
Intangible Assets Capital Stock
Patent, Copyright,etc Additional Paid-in Capital
Other Assets Retained Earnings
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
merupakan investasi yang dimaksudkan untuk diharapkan akan dibayar dengan
tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa menggunakan aktiva lancar. Termasuk dalam
tahun kategori hutang lancar adalah: hutang dagang
3. Fixed Assets (Aktiva Tetap), yaitu aktiva (Account Payable), Biaya yang masih
yang diperoleh perusahaan untuk dipakai terhutang (Accrued Expense), Pendapatan
dalam operasi normal perusahaan dan diterima dimuka (Unearned Revenue) dan
memiliki umur ekonomis jangka panjang hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo
(lebih dari satu tahun). Aktiva tetap biasanya dalam satu tahun (Current Maturities o Long
disajiakn bersma dengan akun kontra (Contra Term Liabilities). Hutang Lancar diurutkan
Account) Akumulasi Penyusutan (Accumulated berdasarkan urutan jatuh tempo dari hutang.
Depreciation). 7. Long- Term Liabilities (Hutang Jangka
4. Intangible Assets (Aktiva-Aktiva Tak Panjang), yaitu hutang yang tidak akan
Berujud), yaitu aktiva yang tidak atau kurang dilunasi dalam siklus operasi atau satu tahun.
memiliki substansi fisik dan bukan merupakan Hutang ini jatuh tempo pada suatu tanggal
instrument keuangan. Dalam jangka panjang, beberapa tahun kemudian. Contoh jenis
aktiva berujud diharapkan dapat menambah hutang ini adalah hutang obligasi (Bond
arus kas masuk melalui peningkatan Payable)
pendapatan pada perusahaan. Contoh dari 8. Stockholder’s Equity (Ekuitas Pemegang
aktiva ini adalah: Paten, Goodwill, hak cipta Saham), sering juga disebut sebagai aktiva
(Copyright). neto (Net asset), yaitu sisa aktiva setelah
5. Other Assets (Aktiva-aktiva Lainnya), yaitu dikurangi seluruh kewajiban kepada kreditur
aktiva-aktiva yang tidak dapat dikategorikan apabila diasumsikan perusahaan dilikuidasi.
pada aktiva-aktiva yang lain. Termasuk dalam kelompok ini adalah: modal
6. Current Liabilities ( Hutang-hutang lancar), saham (saham biasa atau saham preferen),
yaitu hutang yang akan dilunasi dalam jangka tambahan modal disetor (Paid in Capital), dan
waktu satu tahun atau satu siklus operasi, laba ditahan (Retained Earnings).
mana yang lebih panjang. Hutang lancar
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
Soal Latihan:
Berikut ini merupakan data yang disarikan dari neraca saldo PT. Tri C Sukses untuk periode yang
berakhir 31 desember 2009. Seluruh data dalam ribuan (000). Susunlah laporan rugi laba dalam
format langkah tunggal (single step) dan langkah ganda (multiple step) serta sajikan juga
neraca. Asumsikan: Sediaan akhir barang dagang Rp. 370.000 dan pajak 30%.
Cash and bank Rp 205.000 Retained earnings Rp1.016.480
Short term investment Rp 115.000 Sales Rp6.700.000
Account Receivable Rp 456.000 Sales return and allowance Rp 25.000
Allowance for doubtful account Rp 9.120 Sales discount Rp 67.000
Prepaid insurance Rp 123.000 Purchase Rp2.300.000
Merchadise inventory Rp 478.000 Purchase discount Rp 25.000
Long term investment Rp1.250.000 Purchase return and allowance Rp 6.700
Land Rp2.300.000 Freight in Rp 7.800
Building Rp5.600.000 Sales commisions expense Rp 56.000
Accumulated depreciation of buildings Rp 280.000 Travel and entertainment expense Rp 90.000
Other assets Rp 120.000 Accounting and legal services Rp 120.000
Account payable Rp 450.000 Insurance expense Rp 34.000
Tax Payable Rp 97.000 Supplies Expense Rp 46.000
Interest payable Rp 123.700 Bad debt expense Rp 6.700
Current maturities of long term debt Rp 25.000 Advertising expense Rp 267.000
Bond payable Rp 231.000 Depreciation expense Rp 4.500
Notes payable Rp 200.000 Telephone-sales expense Rp 132.000
Common stock Rp4.500.000 Rental revenue Rp 224.000
Additional paid in Capital Rp 565.000 Extraordinary loss Rp 560.000
Interest expense Rp 90.000
40
BAB III
AKUNTANSI KAS
41
Contoh: Saldo bank PT. A per 31/12- Cash 500
2005 menunjukkan saldo (500). PT. A Bank Overdraf 500
harus membuat reklasifikasi:
42
Contoh:
Pada tanggal 5/1-2006 PT. A membentuk dana kas kecil sebesar Rp.400.000 dan diisi
setiap minggu. Pengeluaran yang terjadi selama satu minggu adalah:
6/1-2006 Dibayar biaya perjalanan dinas Rp.125.000
7/1-2006 Dibayar biaya bensin Rp.20.000
9/1-2006 Pembelian alat tulis kantor Rp.50.000
10/1-2006 Dibayar pembelian materai Rp.18.000
11/1-2006 Dibayar biaya bnsin Rp.15.000
Tanggal 12/1-2006 kas kecil diisi. Catat transaksi diatas dengan menggunakan:
A. Sistem imprest, dimana sewaktu penghitungan ditemukan jumlah kas kecil tersisa Rp.169.500
B. Sistem berfluktuasi. Pengisian kas kecil Rp. 350.000. Berapa sisa kas kecil seharusnya?
Jawaban:
Transaksi Imprest Fluctuating
Dibentuk dana kas kecil Rp. Petty Cash 400.000 Petty Cash 400.000
400.000 Cash 400.000 Cash 400.000
6/1-06 Biaya perjalanan dinas Tidak dicatat Traveling expense 125.000
Petty Cash 125.000
7/1-06 Biaya Bensin Rp. 200.000 Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 20.000
Petty Cash 20.000
9/1-06 Pembelian alat tulis Tidak dicatat Supplies Expense 50.000
Rp.50.000 Petty Cash 50.000
10/1-06 Pembelian Materai Tidak dicatat Supplies Expense 18.000
Petty Cash 18.000
11/1-06 Pembelian Bensin Rp. Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 15.000
15.000 Petty Cash 15.000
12/1-06 Pengisian kas kecil Travelling Expense 125.000 Petty Cash 350.000
Fuel & Oil Expense 35.000 Cash 350.000
Supplies Expense 68.000
Cash sort & Over 2.500
Cash 230.500
Saldo kas kecil setelah pengisian Rp.169.500+ Rp. 230.500 = Rp.400.000 Rp. 172.000+350.000 = Rp. 522.000
REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank dibuat untuk di bank, maka bank mengeluarkan rekening Koran
menyesuaikan akun kas di bank menurut catatan bank secara teratur setiap bulan. Rekening Koran
perusahaan dan menurut catatan bank (rekening tersebut biasanya berbeda dengan akun kas di bank
Koran). Apabila perusahaan memiliki rekening giro menurut catatan perusahaan. Rekonsiliasi bank
43
dibuat untuk mengetahui penyebab perbedaan itu. 4. Bank telah mendebitkan/ membebankan
Perbedaan ini biasanya disebabkan oleh: perusahaan, namun perusahaan belum
1. Perusahaan telah mencatat penerimaan mengetahui samapi menerima rekening
kas dalam akun kas dibank, namun sampai Koran. Pembebanan bank (Bank Charges)
rekening Koran diterima, penerimaan kas biasanya terdiri dari:
tersebut belum tercantum. Contoh: Setoran Biaya administrasi, yaitu biaya pengurusan
dalam perjalanan (Deposit in transit), yaitu rekening perusahaan
setoran yang sudah dicatat menambah saldo Cek kosong (Not Sufficient Fund/NSF),
akun kas di bank di buku besar perusahaan yaitu cek-cek yang diterima perusahaan
namun sampai rekening Koran diterbitkan dari pelanggan namun ketika dicairkan
belum tercantum di Rekening Koran. dana pelanggan tidak memadai.
2. Perusahaan telah mencatat pengeluaran 5. Kesalahan- kesalahan Bank atau
cek (pengeluaran kas) di register cek, namun perusahaan. Kesalahan-kesalahan yang sering
sampai rekening Koran diterima perusahaan, terjadi adalah kesalahan mencatat jumlah cek
cek-cek (pengeluaran kas) itu belum ada di atau penerimaan atau kesalahan pendebitan
rekening Koran karena cek belum ditukarkan atau pengkreditan yang dilakukan oleh bank.
pelanggan. Pengeluaran ini disebut Cek yang
belum dicairkan (Outstanding Cheque) yaitu Ada beberapa pendekatan atau cara
Cek yang sudah ditulis perusahaan dan membuat rekonsiliasi bank:
diserahkan serta telah dicatat sebagai 1. Rekonsiliasi bank 1 kolom menyesuaikan
pengeluaran, namun sampai rekening Koran saldo rekening Koran bank agar sesuai
dikeluarkan oleh bank belum dicairkan oleh si dengan saldo kas di bank di buku besar
pemegang cek. Karena belum diuangkan oleh atau sebaliknya, menyesuaikan saldo kas
si penerima cek, maka bank belum di bank di akun Buku besar perusahaan
mengurangkan dari saldo bank. agar sesuai dengan saldo di rekening
3. Bank telah mencatat penerimaan kas Koran.
dalam rekening Koran bank, namun 2. Rekonsiliasi bank 2 kolom menyesuaikan
perusahaan tidak mengetahui adanya saldo rekening Koran Bank dan catatan
penerimaan kas atau penagihan yang saldo kas di bank di buku besar
dilakukan bank sampai rekening Koran perusahaan sehingga diperoleh saldo kas
diterima. Contoh: Setoran pelanggan yang di bank yang sebenarnya.
langsung ke rekening perusahaan atau 3. Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof of
penagihan bank kepada pelanggan (Collected Cash) biasanya digunakan oleh auditor
by Bank) untuk memeriksa mutasi bank perusahaan
dan meguji saldo bank. Dilakukan dengan
44
menyesuaikan saldo bank awal, penerimaan bank, pengeluaran bank dan
saldo akhir.
Contoh:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
PER 30 Juni 2004
Balance per bank statement (Saldo menurut rekening Koran) Rp. 7.000.000
Add: - Deposit in transit 1.540.000
Less: - Outstanding cheque Rp. (2.000.000)
Balance per book Rp. 6.540.000
45
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
(Saldo di rekening Koran menuju saldo di buku besar)
Per 31 Juli 2009
Saldo kas di bank menurut rekening koran 8.650.000
Menambah:
Deposit in transit 2.350.000
Bank Charge 15.000
NSF Cheque 335.000
Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000)
Notes Receivable (1.000.000)
Keterangan:
1. Pos- pos yang menambah saldo rekening 2. Pos-pos yang mengurangi saldo rekening
Koran adalah penerimaan-penerimaan yang Koran adalah pengeluaran-pengeluaran yang
belum terlihat dalam rekening Koran, namun sudah dicatat di buku besar namun tidak
sudah dicatat oleh perusahaan di buku besar terlihat di rekening Koran (contoh:
(yaitu deposit in transit). Pembebanan oleh Outstanding Cheque). Penagihan-penagihan
Bank (biaya administrasi, NSF Cheque) dan bank kepada pelanggan atau setoran
pendapatan bunga atas simpanan pelanggan ke rekening perusahaan yang
(pendapatan jasa giro) belum dicatat oleh belum dicatat perusahaan ke buku besar
perusahaan sebagai pengeluaran dan (dalam kasus itu adalah Note Receivable)
penerimaan sehingga harus ditambahkan ke harus dikurangkan dari rekening Koran.
saldo rekening Koran.
2. Rekonsiliasi Bank 2 kolom (menyesuaikan masing-masing saldo kas di bank untuk mencari
saldo yang sebenarnya)
Rekening Koran ini dibuat dengan Koran. Tujuannya adalah mencari saldo kas di bank
menyesuaikan kedua saldo kas di bank, baik yang sebenarnya.
menurut buku besar ataupun menurut rekening Model 2 kolom untuk kasus PT. AYALA SUKSES
dapat dibuat sebagai berikut:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
Per 31 Juli 2004
46
Saldo kas di bank menurut 8.650.000 Saldo kas di bank menurut 9.250.000
rekening koran Buku Besar
Menambah: Menambah:
Deposit in transit 2.350.000 Notes Receivable 1.000.000
Mengurangi: Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000) Bank Charge (15.000)
NSF Cheque (335.000)
Saldo seharusnya Kas di Bank 9.900.000 Saldo seharusnya Kas di Bank 9.900.000
Keterangan:
1. Perhitungan setoran dalam perjalanan ( Deposit in transit) bulan juli:
Setoran bulan juli menurut buku Rp.5.810.000
Setoran bulan juli menurut rekening koran (Rp.5.000.000)
Selisih setoran Rp. 810.000
Setoran dalam perjalanan bulan juni Rp. 1.540.000
Setoran dalam perjalanan bulan juli Rp. 2.350.000
2. Perhitungan Cek-cek yang masih beredar (Oustanding Cheques) bulan juli:
3. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo akun kas di bank menurut buku besar
adalah unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening Koran diterima.
4. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo rekening Koran adalah unsure yang belum
dicatat oleh bank sebagai penerimaan atau pengeluaran samapi rekening Koran dikirimkan.
Rekonsiliasi Bank 4 kolom
Ada 3 cara melakukan rekonsiliasi bank 4 kolom: 3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap
1. Saldo rekening koran dan saldo kas di saldo rekening koran.
bank menurut buku besar disesuaikan Penyesuaian dibuat terhadap saldo awal, saldo
untuk mencari saldo yang benar penerimaan dan saldo pengeluaran pada bulan
2. Saldo bank disesuaikan (dicari dilakukannya rekonsiliasi bank, dan saldo akhir.
perbedaannya) terhadap saldo buku
perusahaan
1. Saldo rekening koran dan saldo kas di bank menurut buku besar disesuaikan untuk mencari
saldo yang benar
Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
47
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)
PER 31 Juli 2007
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007
Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000
Setroran dalam perjalanan
a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp -
b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000
Outstanding Cheque:
a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000)
b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)
Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 6.810.000 Rp 3.450.000 Rp 9.900.000
48
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007
Saldo menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000
Setroran dalam perjalanan
a. Per 31 Juni 2007 Rp(1.540.000) Rp 1.540.000 Rp -
b, Per 31 Juli 2007 Rp(2.350.000) Rp(2.350.000)
Outstanding Cheque:
a. Per 31 Juni 2007 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
b, Per 31 Juli 2007 Rp(1.100.000) Rp 1.100.000
Penagihan wesel Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Biaya Jasa Bank Rp 15.000 Rp (15.000)
NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)
Saldo kas di bank menurut buku
besar Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000
Soal Latihan:
1. Tentukanlah berapa saldo kas dan setara kas PT. Bintang Mas dari informasi berikut ini dan
bagaimana memperlakukan yang tidak termasuk saldo kas dan setara kas?
Uang tunai di brankas Rp 15.000.000
Terdapat sertifikat deposito 6 bulan Rp. 60.000.000
Perusahaan memiliki dana pelunasan obligasi Rp. 45.000.000 yang diinvestasikan dalam saham
yang beredar di bursa efek
Saldo kas di bank Rp. 152.000.000
Saldo dana kas kecil Rp. 650.000
Perusahaan meminjam di bank dan bank menyiaratkan saldo minimum simpanan Rp. 25.000.000
Salah satu rekening bank perusahaan bersaldo (Rp. 5.000.000)
49
2. PT. Tri C Sukses menggunakan system impres dalam pengelolaan kas kecil. Pengisian kas kecil
dilakukan setiap minggu. Berikut adalah informasi penggunaan kas kecil:
5/6-2009 dibentuk dana kas kecil Rp. 1.500.000
12/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membeli perlengkapan kantor Rp. 450.000, pembayaran
iuran kebersihan dan keamanan Rp. 150.000, pembayaran BBM petugas penjualan Rp.
100.000, membeli materai Rp. 18.000. Sisa dana kas kecil Rp. 780.000
18/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membayar biaya perjalanan dinas Rp. 465.000, membayar
biaya pemeliharaan rutin sepeda motor Rp. 94.000, membayar sumbangan Rp. 500.000.
Sisa dana kas kecil Rp. 445.000
25/6-2009 pengeluaran kas kecil adalah: pembelian BBM petugas penjualan Rp. 150.000, membayar
tagihan HP direktur (biaya telekomunikasi) Rp. 250.000, membayar pemeliharaan rutin
mobil kantor Rp. 200.000. Sisa dana kas kecil Rp. 900.000. Pada tanggal ini diputuskan
dana kas kecil Rp. 1.200.000.
3. PT. Andalas menyetorkan semua penerimaan dan melakukan semua pembayaran dengan
menggunakan cek. Informasi berikut ini diperoleh dari catatan kas dan rekening Koran bank untuk
membuat rekonsiliasi bank tanggal 31 agustus 2009:
1. Saldo kas menurut buku kas tanggal 1 agustus 2009 Rp.9.704.000, penerimaan kas selama bulan
agustus Rp. 35.000.000 dan pengeluaran kas selama bulan agustus Rp.34.903.000. Saldo kas yang
ada ditangan kasir perusahaan Rp. 310.000
2. Menurut rekening Koran bank, saldo kas di bank tanggal 31 agustus 2009 Rp. 8.089.000
3. Setoran dalam perjalanan Rp. 3.800.000
4. Cek-cek yang sudah dikeluarkan namun belum kelihatan di rekening Koran Rp. 1.050.000
5. Petugas pembukuan salah mencatat cek untuk membeli perlengkapanRp. 164.500, seharusnya
Rp.146.500.
6. Penagihan wesel dari salah seorang pelanggan Rp. 1.000.000 dan bunga Rp. 40.000. Penagihan ini
sudah dikreditkan bank.
7. Bank membebankan biaya pemeliharaan rekening Rp. 20.000
Diminta: Buat laporan rekonsiliasi bank dan buat pencatatan penyesuaian yang diperlukan.
4. Data buku kas perusahaan dan rekening Koran PT. A untuk tanggal 31 November 2009:
50
5. Berikut ini adalah data kas di bank PT. Central (dalam ribuan) pada tanggal 31 desember 2009
51
2. Buat pencatatan penyesuaian hasil rekonsiliasi bank
3. Catat pengeluaran kas kecil sampai 31 desember 2009
4. Berapa jumlah kas yang harus disajikan di neraca 31 desember 2009?
Hasil penelaahan atas rekonsiliasi bank bulan lalu dan rekening bank bulan agustus menunjukkan hal-hal
berikut:
1. Cek-cek yang belum ditukarkan (outstanding cheque) 31/7/2002 berjumlah 26.042, dan 31/8-
2002 berjumlah 33.561
2. Setoran yang belum dilaporkan oleh bank per 31/7-2002 berjumlah Rp.16422, dan 31/8-2002
berjumlah 21.118
3. Cek No. 216 untuk perlengkapan kantor telah ditulis 695, namun dicatat di jurnal pengeluaran kas
sejumlah $965. Bank mencatat cek tersebut senilai 695
4. Cek yang ditulis oleh perusahaan lain senilai 583 telah dikurangkan oleh bank dari rekening
perusahaan ini.
5. Termasuk dalam rekening Koran bank adalah sebuah memo debit bertanggal 31/8 sebesar 2.475
untuk bunga wesel yang dikeluarkan perusahaan ini pada tanggal 31/7.
6. Sevice charge untuk bulan agustus belum dicatat perusahaan.
7. Dalam rekonsiliasi bank per 31/7-2002, ditunjukkan terdapat service charge 26 & cek kosong 349
Instruksi:
a. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom untuk menyesuaikan saldo bank menjadi saldo buku
52
b. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom yang menyesuaikan saldo bank dan saldo buku menjadi saldo
yang benar.
c. Siapkan ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk menyesuaikan buku perusahaan.
53
BAB IV
AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)
Piutang (Receivable) merupakan klaim merupakan janji tertulis dari pelanggan atau pihak
suatu entitas terhadap pelanggan atau pihak lain lain kepada perusahaan untuk membayar sejumlah
atas uang, jasa atau barang. Untuk tujuan uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.
pelaporan keuangan piutang dapat diklasifikasikan Piutang Usaha merupakan janji lisan dari pelanggan
atas piutang jangka panjang dan piutang jangka untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
pendek. Piutang Jangka Panjang adalah klaim suatu tanggal di masa depan. Piutang wesel bisa
kepada pihak lain yang diharapkan tertagih lebih berjangka panjang dan berjangka pendek,
dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tergantung perjanjian antara peminjam/pembeli
siklus operasi. Piutang Jangka Pendek merupakan dengan yang memberi pinjaman/penjual.
klaim kepada pelanggan atau pihak lain yang Sedangkan Piutang Usaha biasanya berjangka
diharapkan tertagih dalam satu tahun atau satu pendek dan diharapkan ditagih dalam 30 hari, 45
siklus operasi normal. hari atau 60 hari tergantung syarat-syarat penjualan
Selanjutnya, piutang dapat juga (term). Piutang Non Dagang timbul dari berbagai
digolongkan di neraca atas Piutang Dagang dan jenis transaksi yang bukan dari kegiatan
Piutang Non Dagang. Piutang Dagang terdiri atas perdagangan, misalnya piutang karyawan, piutang
Piutang wesel (Notes Receivable) dan Piutang kepada pemegang saham, uang muka
Usaha (Account Receivable). Piutang wesel
66
dikurangi diskun). Misalnya, PT. Aris memberikan menunjukkan harga perunit Rp. 20.000, maka PT.
diskun 30% untuk setiap pembelian barang. Aris mencatat penjualan 100 unit barang yang
Apabila pada tanggal tersebut daftar harga dijual secara kredit sebagai berikut:
67
disajikan di laporan rugi-laba (Income Statement)
sebagai pengurang dari akun Penjualan.
Dibandingkan metode bruto, metode neto karena membutuhkan analisa tambahan dan
menghasilkan praktik yang lebih baik karena pencatatan penyesuaian diakhir perode untuk
piutang disajikan dekat dengan nilai realisasinya. diskun tunai yang tidak diambil (Sales Discount
Dalam kenyataan, metode neto sulit diterapkan Forfeited).
68
dengan mendebit akun biaya piutang tak tertagih Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)/Standar
dan mengkredit akun penyisihan untuk piutang tak Akuntansi Keuangan (SAK).
tertagih (Allowance For Doubtful Account). Misalnya, total penjualan PT. A selama
Apabila pelanggan benar-benar tidak bisa Tahun 2006 Rp. 250.000.000. berdasarkan
membayar, dengan demikian piutang usaha harus pengalaman sebelumnya, 2% dari total penjualan
dihapus, maka penghapusan itu dicatat dengan akan sulit ditagih. Pada tanggal 1/5-2007 salah
mendebit akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih seorang pelanggan PT. A jatuh pailit, sehingga
(Allowance For Doubtful Account) dan mengkredit Piutang Usaha sebesar Rp. 500.000 atas nama
akun Piutang Usaha. Pembayaran kembali setelah pelanggan itu diputuskan oleh manajemen harus
piutang dihapus dilakukan dengan mendebit dihapus. Tanggal 28/1-2008 pelanggan itu
Piutang Usaha yang sudah dihapus dan mengkredit memberitahukan akan membayar seluruh
kembali akun Penyisihan Piutang Yang Tak Tertagih kewajibannya pada tanggal 5 maret 2008. Transaksi
(Allowance For Doubtful Account). Metode Piutang PT. A dapat dicatat dengan kedua metode
penyisihan menilai piutang dalam jumlah yang seperti ilustrasi dalam tabel berikut ini:
dapat direalisasikan. Metode ini cocok dengan
69
Pendekatan Rugi Laba dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih
Penaksiran didasarkan jumlah penjualan dalam tahun 2006 penjualan kredit yang dilakukan
kredit yang terjadi dalam periode itu dan sebesar Rp. 650.000.000 dan berdasarkan
manajemen suatu entitas mempertimbangkan pengalaman tahun sebelumnya piutang yang sulit
jumlah piutang yang tidak tertagih dari penjualan ditagih 0,5% dari penjualan. Maka, tahun 2006
kredit yang terjadi dalam periode itu. Persentase jumlah piutang tak tertagih adalah 0,5% x Rp.
ketidaktertagihan piutang berdasarkan 650.000.000= Rp. 3.250.000. Biaya piutang tak
pertimbangan manajemen itu dikalikan dengan tertagih dan Penyisihan piutang dicatat sebagai
total penjualan kredit dalam periode itu. Misalnya berikut:
70
Piutang Usaha dan Penyisihan untuk Piutang yang - Umur 61-90 hari, persentase
tak tertagih sebelum disesuaikan menunjukkan ketertagihan 85%
saldo piutang usaha Rp. 207.160.000 dan - Umur 91-120 hari persentase
Penyisihan untuk Piutang yang tak tertagih Rp. ketertagihan 80%
7.456.000. Kebijakan Piutang perusahaan untuk - > 120 hari, persentase ketertagihan
penyisihan adalah: Piutang 75%
- Piutang usaha jatuh tempo 30 hari Analisa atas Umur Piutang Usaha dapat dibuat
- Umur 31-60 hari, persentase seperti tabel dibawah ini:
ketertagihan 90%
Biaya Piutang tak tertagih (Bad debt Expense) per 31 Desember 2007 dapat dihitung sebagai berikut:
-- Allowance for Doubtful Account setelah penyesuaian Rp. 14.755.000
71
-- Allowance for Doubtful Account sebelum penyesuaian Rp. 7.456.000
Bad Debt expense Rp. 7.299.000
Biaya Piutang Tak Tertagih dicatat ke jurnal umum dengan cara sebagai berikut:
1
Lihat www.wikipedia.com
72
PENGAKUAN WESEL
Wesel biasanya dibebani bunga dan direalisasikan untuk wesel berjangka waktu pendek, bunga pasar
sesuai dengan kondisi suku bunga pasar untuk tidak memengaruhi nilai realisasi wesel.
instrumen yang sesuai dengan wesel itu. Namun
Wesel jangka pendek diklasifikasikan sebagai aktiva lancar dan disajikan sama dengan piutang usaha.
Nilai realisasi wesel jangka panjang berbunga Bank X memberi pinjaman Rp. 10.000.000 kepada
biasanya memperhitungkan pengaruh dari suku PT.A dan menerima wesel jangka panjang berbunga
bunga pasar wesel yang berisiko sama dengan 10%. Wesel jatuh tempo selama 3 tahun dan suku
wesel itu. Untuk mengetahui jumlah nilai realisasi bunga pasar untuk wesel yang berisiko sama adalah
dari wesel, maka harus dicari nilai sekarang dari 12%, maka nilai sekarang wesel dapat dihitung
wesel dan nilai sekarang dari anuitas penerimaan sebagai berikut:
bunga wesel itu. Misalnya, pada awal januari 2007
73
Pemasukan ke jurnal pada awal januari 2007 dilakukan sebagai berikut:
Diskun yang dihasilkan diamortisasi selama periode metode bunga efektif dapat dilakukan sebagai
jatuh tempo wesel. Skedul Amortisasi dengan berikut:
Pemasukan ke jurnal untuk amortisasi diskun dan penerimaan pendapatan bunga pada tahun pertama
dibuat:
74
WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL
SAMA DENGAN SUKU BUNGA PASAR (EFEKTIF)
Misalnya, PT. B meminjamkan sejumlah uang resiko yang sama adalah 10%. Ini berarti wesel
Rp.65.000.000 kepada PT. X dan menerima diterbitkan sama dengan nilai nominal, sehingga
wesel 3 tahun berbunga 10%. Suku bunga wesel tidak ada diskun yang dicatat. PT. B mencatat
dan suku bunga pasar untuk wesel yang memiliki wesel itu sebagai berikut:
Wesel berbunga nol merupakan wesel yang tidak Misal, PT. X meminjam Rp. 100 juta dari
mencantumkan tingkat suku bunga nominal pada PT.A dan memberi wesel 3 tahun berbunga nol,
wesel namun nilai realisasi wesel lebih kecil dari dimana nilai sekarang dari wesel Rp. 77.218.000.
nilai nominal wesel. Perbedaan antara nilai nominal Tingkat suku bunga implisit yang menyamakan nilai
dan nilai realisasi dicatat sebagai diskun dan nominal dan nilai sekarang adalah 9 % (lihat tabel
daimortisasi pada saat penutupan buku sebagai nilai sekarang pada periode 3 dan suku bunga 9%,
pendapatan bunga sebesar suku bunga yang nilai sekarang Rp1 untuk periode 3 tahun dan suku
menyamakan dengan nilai sekarang dari wesel. bunga 9% adalah Rp. 0,77218). Untuk mencatat
Pada saat wesel dilunaskan maka pihak peminjam transaksi itu di jurnal PT. A adalah sebagai berikut:
harus membayar sebesar nilai nominal dari wesel
itu.
Diskun wesel diamortisasi pada akhir periode dengan menggunakan metode bunga efektif:
75
Pencatatan ke jurnal untuk amortisasi pada periode pertama adalah:
76
Transfer piutang usaha dan wesel ke pihak 2. Mentransfer piutang usaha
lain untuk memperoleh kas dapat dilakukan dengan perjanjian tanggung
dengan: renteng atau non tanggung
1. Menggadaikan Piutang Usaha renteng (Factoring).
77
TRANSFER (ANJAK) PIUTANG
Piutang Usaha juga bisa ditransfer (dijual dilakukan dengan pemberitahuan atau notifikasi
atau dijaminkan) untuk memperoleh kas. Piutang kepada pelanggan agar melakukan pembayaran
usaha biasanya dijual ke perusahaan pendanaan kepada Faktor (pihak yang menerima transfer
(Finance Company) . Dalam Peraturan Menteri piutang usaha/Transferee)
Keuangan Nomor 84/PMK. 012/2006 tentang
perusahaan pembiayaan disebutkan Anjak Piutang Transfer Piutang tanpa Tanggung Renteng/tanpa
(Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam jaminan
bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek Transfer piutang usaha tanpa tanggung
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang renteng dianggap sebagai penjualan piutang usaha.
itu. Transfer piutang dilakukan dengan tanggung Dalam transfer piutang tanpa tanggung renteng,
renteng/dengan jaminan (with recourse) maupun pihak pembeli piutang (Faktor) menanggung
tanpa tanggung renteng/tanpa jaminan (Without seluruh Risiko ketidaktertagihan piutang.
Recourse). Transfer Piutang usaha biasanya Pengendalian terhadap piutang usaha berpindah
78
kepada Faktor. Faktor akan mengenakan beban (retur) atau ada piutang yang tidak tertagih. Dalam
pendanaan (Finance Charge) dan menahan transaksi ini, pihak penjual piutang mengakui
persentase tertentu dari piutang usaha sebagai keuntungan atau kerugian dari penjualan piutang.
jaminan (retensi) apabila ada klaim dari pelanggan Keuntungan atau kerugian penjualan piutang dapat
terhadap barang rusak atau ada pengembalian dihitung dengan cara:
- Nilai Buku Piutang Usaha xxx
- Nilai Realisasi Penjualan Piutang Usaha xxx
- Nilai yang ditahan factor
(Retensi Kepada Faktor) xxx+ (xxx)
Keuntungan (Kerugian) Penjualan Piutang usaha xxx
79
juta. Perusahaan pembiayaan 2. Selama bulan Mei dan Juni, Pihak Faktor
mengenakan beban pendanaan (Finance melakukan penagihan Piutang
Charge) 5% dari piutang dan menahan 10 Rp.138.250.000. Retur Rp. 5.000.000,
% sebagai jaminan atas retur atau diskun diskun yang diberikan Rp. 5.750.000 dan
penjualan. Ditaksir, Rp. 3juta dari piutang tak tertagih Rp.3.000.000.
usaha itu akan sulit ditagih.
80
82
Soal Latihan:
1. (Pengakuan Piutang Usaha)
Berikut ini adalah transaksi penjualan PT. A:
Penjualan barang dagang secara kredit Rp. 25.000.000. Syarat 2/10, n/30.
Barang dikembalikan senilai Rp. 2.000.000
Penerimaan piutang dagang Rp. 15.000.000 dalam periode potongan tunai
Penerimaan sisa piutang dagang melebihi periode potongan tunai.
Diminta: Catat seluruh transaksi ke jurnal umum menggunakan metode neto dan metode bruto
2. (Pengakuan biaya piutang tak tertagih). Berikut ini adalah sebagian data piutang usaha PT. Amas
sekora:
Penjualan Kredit selama tahun 2008 Rp. 1.897.096.540. Jumlah piutang usaha Rp. 985.456.231, saldo
penyisihan untuk piutang tak tertagih (Rp. 13.236.750). Beberapa informasi penting yang diperlukan
berkaitan dengan piutang usaha adalah:
31/12/2008 terdapat pelanggan (PT. Uni Unio) yang sudah pailit dan tidak mampu membayar. Jumlah
piutang usaha Rp. 2.300.000 harus dihapus.
31/12/2008 ditaksir 0,5% dari penjualan kredit akan sulit untuk ditagih
1/2/2009 PT. Uni Unio menyatakan akan melunasi hutangnya
15/2/2009 PT. Uni Unio membayar seluruh kewajibannya
Diminta:
1. Catat transaksi 31/12/2008 s.d 15/2/2009 dalam bentuk jurnal umum dengan asumsi
a. Menggunakan metode penyisihan
b. Menggunakan metode penghapusan Langsung
2. Sajikan Piutang usaha di neraca 31 desember 2008:
a. Menggunakan metode penyisihan
b. Menggunakan metode penghapusan Langsung
4. (Wesel tagih jangka panjang berbunga, bunga pasar berbeda dengan bunga nominal)
1 september 2008 PT. Mutiara memberi pinjaman Rp. 76.000.000 kepada PT. Bahtera permai dan
menerima wesel 3 tahun berbunga 9% bungan dibayar tahunan. Suku bunga pasar pada saat itu 11%.
Anda diminta memberikan saran kepada PT. Mutiara untuk membuat pencatatan tanggal 1
september 2008 dan 31 desember 2008, 1 september 2009 dalam bentuk jurnal umum.
5. (Wesel Tagih Jangka Panjang berbunga nol)
1 September 2008 PT. Mulia meminjam Rp. 80 juta dari PT.A dan memberi wesel 3 tahun berbunga
nol. PT. Mulia menerima kas Rp. 61.774.400. Tingkat suku bunga pasar 9 % (lihat tabel nilai sekarang
pada periode 3 dan suku bunga 9%, adalah Rp. 0,77218). Buat Pencatatan tanggal 1/9’08,31/12/08
dalam bentuk jurnal umum
6. Neraca saldo PT. Enrico per 31 Desember 2006 sebelum penyesuaian menunjukkan data berikut:
3.
Diminta:
1. Buat taksiran biaya piutang tak tertagih tahun 2005 dengan membuat skedul umur piutang usaha
2. Buat penyesuaian dan koreksi yang diperlukan sehingga menunjukkan jumlah piutang yang benar
di neraca periode 31 desember 2005
3. Berapa jumlah piutng neto periode sampai 31 desember 2005 setelah dilakukan koreksi dan
penyesuaian
a. Piutang Pelanggan sejumlah Rp. 40.000.000 telah digadaikan kepada Andika Finance
sebagai jaminan untuk pinjaman Rp. 30.000.000
b. Penagihan kas atas piutang yang digadaikan adalah Rp. 18.000.000
c. Hasil penagihan piutang dan cek senilai Rp. 3.000.000 untuk bunga pinjaman dikirimkan
ke Andika Finance
d. Hasil penagihan atas piutang yang digadaikan Rp. 16.200.000
e. Pinjaman dilunasi ditambah bunga Rp. 1.200.000
Diminta: Buat pencatatan ke jurnal umum oleh PT. Skala
5. Pada 1/3-2008 PT.A membutuhkan dana sehingga mentransfer piutang dagang kepada Moga
Finance. Piutang yang ditransfer sejumlah Rp. 150.000.000. Pihak Moga Finance mengenakan
beban pembiayaan 6% dari piutang dan menahan 8% sebagai jaminan atas retur atau potongan
penjualan. Ditaksir Rp. 2.500.000 dari piutang itu akan sulit untuk ditagih. Selama bulan April dan
Mei, pihak Moga Finance melakukan penagihan piutang usaha Rp. 126.780.000, retur penjualan
Rp. 3.500.000 dan tak tertagih Rp. 4.000.000.
Buat Pencatatan ke jurnal umum oleh PT. A dan Moga Finance apabila:
Penjualan Piutang dengan tanggung renteng
Penjualan piutang tanpa tanggung renteng
84
BAB V
2
Menurut kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD), sediaan merupakan hasil dari proses menyediakan
(penyediaan). Pertalian yang tepat dari bentuk dasar sedia adalah menyediakan (verba), penyedia
(pelaku/alat), penyediaan (proses) dan sediaan (hasil). Untuk mengikuti pertalian antara bentuk dan
makna yang sudah diatur dalam EYD, maka istilah yang tepat adalah sediaan, bukan persediaan.
85
Mutasi sediaan pada perusahaan dagang, dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Saldo sediaan barang dagang dipengaruhi oleh Retur Pembelian dan diskun pembelian
transaksi-transaksi berikut ini: Penjualan barang dagang
Pembelian barang dagang penyesuaian-penyesuaan terhadap saldo
Retur Penjualan sediaan (sediaan hilang, menyusut,dll)
86
SISTEM PENCATATAN SEDIAAN
Terdapat dua sistem pencatatan sediaan:
Sistem pencatatan sediaan Sistem Pencatatan sediaan secara periodik
Perpetual Sistem ini mencatat mutasi (perubahan)
Sistem Pencatatan sediaan secara terhadap saldo sediaan ke masing-masing akun
periodik yang menunjukkan transaksinya, bukan ke akun
sediaan. Teknik pencatatan apabila menggunakan
sistem ini adalah:
Sistem Pencatatan sediaan secara perpetual 1. Setiap terjadi pembelian barang
Sistem pencatatan sediaan secara kos sediaan dicatat ke akun Pembelian.
perpetual melakukan pencatatan kos sediaan 2. Apabila terjadi pembayaran
secara terus menerus ke pembukuan. Setiap ongkos masuk, menerima diskun tunai atas
perubahan dalam sediaan langsung dicatat dengan pembelian, atau pengembalian dan
mendebit atau mengkredit akun sediaan. Teknik penyisihan penjualan, maka nilai transaksi
pencatatan apabila menggunakan sistem ini adalah: langsung dicatat ke akun masing-masing (Akun
1. Setiap terjadi pembelian barang, akun biaya angkut pembelian, diskun pembelian,
sediaan didebit akun retur dan penyisihan pembelian) bukan
2. Apabila terjadi pembayaran ongkos masuk, ke akun sediaan.
menerima diskun tunai atas pembelian, atau 3. Setiap terjadi penjualan barang,
pengembalian dan penyisihan penjualan, maka akun sediaan tidak dikreditkan.
maka nilai transaksi langsung dicatat ke akun 4. Untuk menghitung kos dari
sediaan, bukan ke akun khusus untuk barang yang terjual (Cost of Goods Sold),
mencatat peristiwa-peristiwa itu. maka harus dilakukan perhitungan sebagai
3. Setiap terjadi penjualan barang, maka berikut:
akun sediaan di kreditkan dan akun kos dari Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold)
barang terjual (Cost of Goods Sold) didebitkan Sediaan awal periode (Beginning Balance) xxx
Pembelian (Purchases) xxx
4. Setiap jenis sediaan dibuatkan kartu
Retur pembelian (Purchase Return)(xxx)
sediaan yang berfungsi sebagai buku Diskun pembelian (Purchase Discount) (xxx)
Biaya angkut (Freight In) xxx +
pembantu (subsidiary ledger) dari akun
Pembelian neto (Net Purchase) xxx+
sediaan. Barang tersedia untuk dijual xxx
(Goods Available for sale)
Sistem sediaan perpetual mencatat mutasi
Sediaan akhir Periode (Ending Balance) (xxx)
sediaan secara terus menerus ke akun sediaan Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold) xxx
sehingga posisi sediaan tetap bisa diketahui setiap
saat. Untuk menghasilkan pengendalian yang baik, 5. Sediaan akhir diketahui
maka sistem pencatatan sediaan secara perpetual jumlahnya hanya dengan melakukan
bisa digunakan. perhitungan fisik.
87
6. Dibuat jurnal untuk ke neraca dan menutup akun-akun pembelian,
menutup/menyesuaikan saldo sediaan akhir retur pembelian, biaya angkut pembelian.
88
89
KEPEMILIKAN ATAS SEDIAAN
Kepemilikan (hak) atas sediaan berada. Pihak penjual mengkreditkan akun
menentukan siapa yang mencatat barang sebagai sediaan apabila barang sudah sampai pada
sediaannya. Untuk menetapkan hak atas sediaan, pembeli barang dan pihak pembeli
ada beberapa kondisi yang harus dianalisis: mendebitkan akun pembelian atau sediaan
Barang dalam perjalanan pada apabila sudah diterima. Ketentuan ini
saat menyusun laporan keuangan biasanya dituliskan sesuai dengan kota pihak
Untuk menetapkan siapa yang berhak atas pembeli (misalnya: apabila pihak pembeli
barang yang sedang dalam perjalanan pada saat berada di Kota Jakarta maka dituliskan FOB
penyusunan laporan keuangan, maka harus dilihat Jakarta atau Franko Jakarta)
syarat (term) dari pembayaran ongkos angkut yang
ada di konosemen (Bill of Lading). Terdapat dua Barang Konsinyasi
syarat pengiriman yang bisa menunjukkan Salah satu metode pemasaran yang
kepemilikan dari barang: banyak dipakai adalah konsinyasi. Pihak penitip
1. FOB Shipping Point (Free On Board (disebut konsinyor) mengirimkan barang kepada
Shipping Point) atau franko penjual. Apabila agen penjual dimana agen penjual berkewajiban
penjualan dilakukan dengan ketentuan ini menjual barang konsinyasi itu. Apabila barang tidak
maka ongkos angkut pengiriman barang terjual maka pihak penitip bisa mengambil atau
ditanggung oleh pihak pembeli barang. Hal itu mengganti barang dengan barang yang baru.
berarti kepemilikan barang berpindah apabila Dalam metode pemasaran secara konsinyasi
barang sudah keluar dari pelabuhan atau barang tetap menjadi hak penitip barang sampai
tempat pengiriman. Pihak penjual dengan barang itu terjual. Pihak yang menerima titipan
segera mengkreditkan akun sediaan dan pihak (konsinyee) menerima komisi atas penjualan
pembeli mendebitkan akun pembelian atau barang dan berkewajiban menjaga barang dan
sediaan. Ketentuan ini biasanya dituliskan menempatkan barang di tempat yang pantas.
sesuai dengan kota pihak penjual (misalnya: Perjanjian Penjualan Khusus
apabila pihak penjual berada di Kota Medan 1. Penjualan dengan perjanjian membeli
maka dituliskan FOB Medan atau Franko kembali
Medan) Kadang-kadang perusahaan mendanai
2. FOB Destination (Free On Board Shipping sediaannya tanpa melaporkan adanya hutang atau
Point) atau franko pembeli. Apabila penjualan sediaan di neraca. Hal ini dilakukan dengan
dilakukan dengan ketentuan ini maka ongkos penjualan dengan perjanjian membeli kembali.
angkut pengiriman barang ditanggung oleh Dalam model transaksi ini pihak penjual dan
pihak penjual barang. Hal itu berarti pembeli melakukan perjanjian jual beli dimana
kepemilikan barang berpindah apabila barang pihak penjual berjanji akan membeli kembali
sudah sampai ke tujuan atau tempat pembeli sediaan dengan harga yang disepakati. Oleh pihak
90
pembeli, barang ini digunakan sebagai jaminan penjual membeli kembali seluruh barang dan pihak
untuk pinjaman dari bank. Hasil peminjaman uang pembeli menggunakan hasilnya untuk melunasi
dari bank digunakan oleh pembeli untuk melunasi hutang ke bank. Transaksi itu dapat diilustrasikan
transaksi penjualan barang. Dimasa depan, pihak sebagai berikut:
Dengan melakukan penjualan dengan perjanjian penjualan ini tetap dicatat oleh pihak penjual. Pihak
membeli kembali pihak penjual bisa penjual tetap sebagai pemilik barang dan juga
menghindarkan pencatatan hutang dan harus mencatat hutang ke bank sebagai
memanipulasi penghasilan. Sedian dengan skema kewajibannya.
2. Penjualan dengan tingkat pengembalian 3. Penjualan Cicilan
yang tinggi Penjualan cicilan merupakan cara
Apabila dalam suatu operasi usaha penjualan lainnya dalam praktik bisnis.
terdapat tingkat pengembalian (return) yang tinggi Pelanggan akan melakukan cicilan sampai
karena ada perjanjian dagang yang periode waktu tertentu. Cara penjualan secara
memungkinkannya, maka terdapat dua alternatif cicilan sangat beresiko, terutama tingkat
pencatatan transaksi penjualan. Pencatatan ketertagihan piutang. Oleh karena itu, dalam
transaksi penjualan bisa dilakukan pada saat penjualan cicilan biasanya hak kepemilikan
terjadinya transaksi dan mencatat taksiran atas barang berpindah apabila cicilan telah
pengembalian dan penyisihan penjualan pada diselesaikan. Namun, terkait dengan
akun taksiran penembalian dan penyisihan kepemilikan atas sediaan dalam penjualan
penjualan. Penjual bisa juga tidak mencatat cicilan, barang-barang harus dikeluarkan dari
penjualan sampai suatu keadaan yang akun sediaan pihak penjual apabila persentase
mengindikasikan jumlah yang akan dikembalikan dari piutang yang tak tertagih bisa ditaksir
oleh pembeli. Apabila jumlah pengembalian bisa secara akurat.
ditaksir dengan akurat, maka sediaan juga bisa
dikreditkan pada saat mencatat penjualan.
91
PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAAN
Diskun pembelian diterima apabila entitas kelompok biaya lain-lain (Other Expenses and
membayar hutang usaha pada rentang waktu Losses).
diskun yang diberikan pihak penjual. Untuk Metode bruto dioperasikan dengan
mencatat diskun pembelian terdapat dua metode mencatat pembelian/sediaan pada jumlah bruto.
yang bisa digunakan, yaitu metode neto (Net Pada saat pembayaran hutang pada masa diskun,
Method) dan Metode Bruto (Gross Method). pembeli barang mencatat diskun dalam akun
Dengan menggunakan metode neto diskun diskun pembelian (apabila menggunakan sistem
pembelian langsung dikurangkan dari pembelian/ periodik) atau mengkreditkan akun sediaan
sediaan barang da hutang usaha. Apabila diskun (apabila menggunakan sistem perpetual). Misalnya,
tidak diambil maka didebitkan akun kerugian atas PT. A menggunakan sistem periodik dan membeli
diskun pembelian (Purchase discount Lost). Akun barang dengan syarat 2/10,n/30 pada tanggal 1/5-
kerugian karena tidak memanfaatkan dikun 2005 seharga Rp. 10 juta. Apabila pembayaran
pembelian dilaporkan di laporan rugi laba pada dilakukan dalam periode diskun atau diluar periode
diskun, pencatata yang dilakukan adalah:
92
Keempat asumsi aliran kos sediaan itu dapat diidentifikasi kos-nya. Metode aliran kos ini
diterapkan pada sistem pencatatan periodik merupakan metode yang terbaik namun sulit untuk
maupun perpetual. dilakukan, terutama pada barang yang jenisnya
A. Identifikasi Spesifik banyak. Biasanya, metode ini digunakan pada
Metode aliran kos ini digunakan apabila entitas yang memiliki jenis sediaan sedikit, mahal
terdapat ciri-ciri khusus dari setiap jenis sediaan. dan mudah dibedakan berdasarkan karakteristik
Karena setiap jenis memiliki kualitas dan harga yang barang (misalnya: emas, perhiasan, mobil,
berbeda-beda, maka setiap barang yang terjual furniture, berlian,dll).
harus dikenali tanggal pembeliannya sehingga Misalkan PT. A memiliki data terkait
barang yang tersisa (sediaan) dan terjual bisa dengan sediaan sebagai berikut:
Apabila Sediaan akhir ( 600 unit, berasal dari 300 + unit), 16/1 (10 unit), dan 20/1 (175 unit), 31/1 (160
685 -30 -395 + 40) diidentifikasi berasal dari unit), maka kos sediaan akhir dapat dihitung:
sediaan awal (185 unit), pembelian 02/1-07 (70
93
B. FIFO Metode ini mengasumsikan kos sediaan akhir
Metode aliran kos sediaan dengan FIFO berasal dari sediaan yang terakhir masuk ke
mengasumsikan aliran kos atas sediaan yang keluar gudang/tempat penyimpanan. Metode FIFO bisa
diambil dari kos sediaan yang paling awal masuk diterapkan dalam sistem pencatatan periodik
( kos sediaan yang pertama masuk merupakan basis maupun perpetual.
menentukan kos sediaan yang dikeluarkan).
FIFO pada sistem pencatatan periodik akhir berasal dari pembelian yang terakhir dan
Pada sistem pencatatan periodik, Kunatitas ditarik mundur sampai suatu tanggal dimana
dan kos sediaan akhir diketahui apabila dilakukan kuantitas sediaan terpenuhi. Berdasarkan contoh
perhitungan fisik terhadap sediaan. Kos dari barang PT. A sebelumnya, maka kos sediaan akhir dengan
yang terjual (Cost of Goods Sold) berasal dari harga metode FIFO dalam sistem Periodik dapat dihitung
pembelian yang paling awal sedangkan kos sediaan sebagai berikut:
FIFO pada sistem pencatatan Perpetual yang keluar karena terjual dihitung kos-nya
Dalam sistem sediaan perpetual, berdasarkan kos sediaan akhir yang pertama dibeli.
manajemen sediaan dilakukan dengan membuat Kos dari sediaan akhir berasal dari harga pembelian
kartu sediaan (di bagian akuntansi) yang memuat barang yang terakhir..
setiap mutasi (pergerakan) barang serta kos-nya.
Apabila dipakai metode FIFO, maka setiap barang
94
Dari contoh sebelumnya, sediaan akhir PT.
A dapat dihitung dengan menggunakan metode
aliran FIFO dalam sistem sediaan perpetual:
Walaupun saldo sediaan akhir bisa diketahui dari sediaan akhir tetap harus dilakukan minimal pada
kartu sediaan, namun perhitungan fisik terhadap saat akhir periode akuntansi
C. METODE LIFO Goods Sold) diambil dari kos sediaan yang terakhir
Metode LIFO bergerak dalam arah yang dibeli sehingga kos sediaan akhir berasal dari kos
berlawanan dengan metode FIFO. Pada metode barang yang pertama dibeli.
aliran kos ini, kos dari barang yang dijual (Cost of
LIFO pada sistem pencatatan periodik Dalam sistem periodik, kos sediaan akhir
diketahui jika dilakukan perhitungan fisik terhadap
95
sediaan. Kos sediaan akhir berasal dari pembelian sebelumnya, kos sediaan akhir PT. A, apabila dinilai
yang pertama dilakukan dan kemudian ditarik maju dengan metode LIFO pada sistem sediaan periodik,
sampai kepada tanggal pembelian dimana seluruh dapat dihitung sebagai berikut:
unit dalam sediaan terpenuhi. Dalam contoh
LIFO pada sistem pencatatan perpetual harga pembelian yang pertama dilakukan. Dari
Pada sistem perpetual, kos dari barang contoh PT. A sebelumnya, nilai sediaan akhir dapat
yang dijual ditentukan berdasarkan kos pembelian dihitung sebagai berikut:
barang terakhir. Kos sediaan akhir dihitung dari
96
Metode Average dalam Sistem Perpetual (Rata- barang. Dari data sediaan PT. A, sediaan akhir
rata Bergerak) dapat dihitung dari kartu sediaan berikut ini:
Sediaan yang di catat dikartu sediaan
dirata-ratakan kos-nya setiap terjadi pembelian
Rata-rata sediaan dihitung dengan dihitung sebagai berikut:( 50.250 +33.000) : (335
menambahkan total saldo sediaan sebelum +200) = Rp. 156. Dari beberapa metode sediaan
pembelian ditambah total harga beli barang, yang sudah dijelaskan, metode rata-rata
kemudian membagikan hasil penjumlahan itu merupakan metode yang paling sederhana dan
dengan total kuantitas sediaan. Misalnya, kos/unit mudah dilakukan.
sediaan pada tanggal 16 Januari 2007 dapat
97
Masing-masing metode menghasilkan kos Perbandingan laba rugi masing-masing metode
sediaan dan kos dari barang terjual yang berbeda- dengan menggunakan data PT. A diatas, dengan
beda. Kos sediaan yang berbeda-beda ini asumsi setiap barang dijual seharga Rp. 250 per
menghasilkan laba bruto yang berbeda. unit, dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Dari tabel diatas terlihat bahwa metode untuk menjaga keandalan dan keterbandingan
FIFO menghasilkan laba yang lebih tinggi karena kos informasi keuangan.
sediaan akhir dengan metode FIFO lebih tinggi Perpindahan dari satu metode aliran kos
dibandingkan metode-metode aliran kos sediaan sediaan ke metode lainnya tetap dimungkinkan
lainnya. Metode aliran kos apapun yang dipilih dengan alasan yang masuk akal dan dijelaskan
untuk dipakai harus digunakan secara konsisten dalam Catatan Terhadap Laporan Keuangan (Notes
(dipakai dari satu periode ke periode berikutnya) to Financial Statements).
98
LOWER OF COST OR MARKET (TERENDAH ANTARA Harga pasar merupakan kos pengganti
KOS DAN PASAR) (Replacement Cost) dari sediaan, yaitu harga pasar
Metode Lower of Cost or Market apabila barang yang sama dibeli pada tanggal
(Terendah antara Kos dan Pasar) digunakan untuk penilaian, bukan harga jual dari sediaan itu.
menilai sediaan pada waktu laporan keuangan akan Misalnya, barang yang memiliki kos Rp. 20,000
disusun. Metode ini digunakan apabila manfaat pada tanggal penyusunan laporan dapat dibeli
sediaan menurun dibawah nilai/kos sediaan. dengan harga Rp. 19.500 maka kos pengganti
Kondisi tersebut terjadi apabila nilai pasar adalah Rp.19.500. Selisih antara nilai sediaan yang
sediaan lebih rendah dari kos sediaan karena dinilai berbasis kos dengan nilai pasarnya dianggap
kerusakan sediaan atau sediaan merupakan sebagai kerugian penurunan sediaan dan
barang usang. Akibatnya, kerugian karena nilai dibebankan pada periode dimana penurunan
pasar yang lebih rendah dari kos sediaan harus terjadi. Penilaian ini merupakan cara yang
diakui/dicatat pada periode penilaian. Kos sediaan konservatif dalam menilai sediaan.
yang dinilai dengan salah satu metode berbasis kos Cara kerja metode LCM
(FIFO, LIFO, AVERAGE atau Identifikasi Khusus) Metode LCM bekerja sesuai dengan
dibandingkan dengan nilai pasarnya, yaitu harga gambar berikut ini:
beli barang apabila pada saat penilaian barang itu
dibeli kembali.
99
setelah dikurangi penyisihan marjin laba 4. Apabila Nilai kos pengganti
normal. kurang dari nilai realisasi neto dikurangi
3. Apabila nilai pengganti melebihi penyisihan marjin laba normal, maka yang
nilai realisasi neto maka yang digunakan digunakan sebagai nilai pasar adalah hasil
sebagai nilai pasar adalah nilai realisasi neto pengurangan nilai realisasi neto dengan
karena nilai realisasi neto merupakan nilai penyisihan marjin laba normal. Hasil
penjualan neto (harga jual dikurangi biaya pengurangan nilai realisasi neto dengan
penyelesaian dan biaya penjualan) yang penyisihan marjin laba normal merupakan
diharapkan mengalir ke perusahaan. Nilai 5. batas bawah dimana sediaan
Realisasi Neto menutupi kerugian yang tidak boleh dijual dibawah nilai itu. Nilai batas
disebabkan oleh kerusakan atau keusangan bawah ini merupakan nilai yang dapat
sediaan. Apabila nilai pengganti melebihi nilai diperoleh atau direalisasi perusahaan dari
realisasi neto dan dipakai sebagai asumsi nilai sediaan dengan tetap memperoleh laba.
pasar maka sediaan menjadi lebih tinggi dari 6. Misalnya, PT. A memiliki sediaan
nilai realisasinya. Misalnya: kos sediaan akhir yang dinilai dengan FIFO. Kos sediaan akhir Rp.
Rp. 600, nilai pengganti Rp.550, dan nilai 2,000. Nilai penjualan dari sediaan Rp. 2.500
realisasi neto Rp 500, maka tidaklah tepat dan taksiran biaya penyelesaian dan penjualan
untuk menilai sediaan sebesar nilai pengganti Rp.150. Penyisihan untuk marjin laba normal
Rp. 550, karena sediaan hanya bisa direalisasi sebesar 10% dari penjualan. Harga beli sediaan
(dijual, setelah dikurangi biaya-biaya (Replacement Cost) pada saat penilaian
pelepasan) Rp. 500. dilakukan Rp.1.950. Batas atas dan Batas
Bawah dapat dihitung:
adalah kos sediaan maka nilai sediaan akhir
yang disajikan di laporan keuangan adalah
Rp. 2.000.
APLIKASI METODE LCM
Metode LCM bisa diaplikasikan kepada
masing-masing individu sediaan, kategori utama
Karena Nilai Pengganti (Replacement Cost) sediaan atau keseluruhan sediaan. Misalnya PT.
Rp. 1,950 sudah dibawah batas bawah, Aditia memiliki beberapa jenis sediaan yang bisa
maka yang digunakan sebagai nilai pasar dikategorikan atas dua jenis sediaan. Data-data
adalah Rp. 2.100. Selanjutnya metode LCM untuk menilai sediaan dapat dilihat pada
diaplikasikan untuk kos Rp. 2,000 dan nilai ilustrasi berikut ini (penyisihan marjin laba
pasar Rp. 2.100. Karena yang terendah normal 10% dari harga jual):
100
Aplikasi metode LCM untuk setiap item sediaan, kategori utama sediaan dan keseluruhan dapat dilakukan
sebagai berikut:
Hasil penilaian sediaan menurut metode LCM berdasarkan ketiga kategori itu adalah:
Untuk menyesuaikan nilai sediaan dari berbasis kos Sold) dan sediaan periode itu. Tidak ada pengakuan
menuju berbasis pasar (LCM), ada dua metode kerugian atas penurunan nilai sediaan. Dari ilustrasi
pencatatan: diatas, penyesuaian dengan metode langsung
1. Metode langsung untuk LCM Individual dapat dibuat sebagai berikut:
Metode ini menyesuaikan selisih penilaian
ke akun Kos dari Barang Terjual (Cost of Goods
Akun kerugian karena penurunan nilai disajikan di neraca sebagai pengurang akun sediaan
pasar sediaan disajikan di laporan rugi laba pada (Contra Account). Nilai Kos dari barang terjual (Cost
kelompok biaya lain-lain, sedangkan akun of Goods Sold) tidak berubah sama sekali.
penyisihan terhadap penurunan nilai sediaan
METODE LOWER OF COST OR NET REALIZABLE nilai sediaan menurut harga jual dikurangi dengan
VALUE (TERENDAH ANTARA KOS DAN NILAI taksiran-taksiran biaya penyelesaian dan penjualan.
REALISASI NETO) Nilai terendah antara nilai sediaan yang dinilai
Apabila nilai sediaan lebih tinggi dari nilai berbasis kos historis dengan nilai realisasi neto
realisasinya, maka kos dari sediaan tidak akan bisa diangkat sebagai nilai sediaan akhir di laporan
lagi dipulihkan atau diperoleh. Penyebab nilai keuangan.
sediaan melebihi nilai realisasinya adalah barang Sama dengan metode LCM, penilaian
yang rusak atau usang atau bila harga penjualan sediaan juga dapat dilakukan untuk masing-masing
menurun dibawah kos sediaan. Misalnya, sediaan item sediaan, kelompok utama atau secara
yang memiliki kos Rp. 600 namun hanya bisa dijual keseluruhan. Selisih penilaian dapat dicatat dengan
(direalisasi) sebesar Rp. 500, tidak wajar apabila metode langsung ataupun metode tidak langsung,
dilaporkan di neraca sebesar kos-nya Rp. 600. seperti diterapkan pada metode LCM
Untuk mencegah melaporkan sediaan dalam Argumen pendukung terhadap metode ini
jumlah yang melebihi nilai realisasinya maka adalah nilai sediaan tidak boleh melebihi nilai
metode terendah antara kos dan nilai realisasi neto realisasi neto-nya, karena aktiva tidak boleh dinilai
dapat digunakan untuk menilai sediaan akhir. melebihi nilai realisasinya Apabila sediaan sudah
Metode ini membandingkan nilai sediaan melebihi nilai realisasi neto, maka sediaan sudah
yang dinilai berbasis kos histories dengan nilai disajikan terlampau tinggi (overstatement). Standar
realisasi neto dari sediaan. Nilai realisasi Neto Akuntansi Keuangan (SAK) dalam PSAK No.14
merupakan nilai penjualan neto yang diharapkan menganjurkan penilaian sediaan dengan metode
mengalir dari sediaan. Sama dengan metode LCM, ini.
nilai realisai neto dihitung dengan mengurangkan
102
Metode laba bruto digunakan untuk memungkinkan, perusahaan harus tetap
menaksir sediaan dalam kondisi tidak melakukan perhitungan fisik atas sediaan minimal
memungkinkan atau tidak efisien dari segi waktu sekali setahun.
untuk melakukan perhitungan fisik terhadap saldo Metode laba bruto dioperasikan dengan
sediaan. Biasanya metode ini digunakan apabila menetapkan suatu persentase laba bruto dari
sediaan terkena bencana alam (banjir, kebakaran, penjualan. Misalnya, PT. Andika memiliki penjualan
dll), atau oleh auditor untuk menaksir nilai sediaan Rp 20.000.000 dan ditaksir laba bruto 15% dari
akhir, atau apabila laporan keuangan disusun untuk penjualan. Saldo sediaan awal Rp. 35.000.000,
periode interim. Metode ini juga digunakan oleh pembelian dalam periode itu Rp. 15.000.000.
perusahaan asuransi untuk menaksir sediaan yang Secara sederhana sediaan akhir dapat dihitung
terkena bencana alam dan diasuransikan. Bila dengan cara:
METODE NILAI PENJUALAN RELATIF (RELATIVE 1. Kualitas I (80 buah), harga jual Rp.
SALES VALUE) 50.000/unit
Metode nilai penjualan relative digunakan 2. Kualitas II ( 120 buah), harga jual
untuk menilai sediaan yang dibeli secara borongan Rp. 35.000/unit
(lump-sum). Alokasi kos sediaan didasarkan pada 3. Kualitas III (100 buah), harga jual
perbandingan total harga jual masing-masing item Rp. 10.000/unit
sediaan dengan keseluruhan harga jual. Rasio itu Pada akhir periode, yang tersisa adalah:
kemudian dikalikan dengan total harga beli seluruh 1. Kualitas I (20 buah),
sediaan. Misalnya, Tuan A membeli pakaian bekas 2. Kualitas II ( 60 buah)
dalam bal (suatu ukuran untuk pembelian pakaian 3. Kualitas III (10 buah)
jadi). Harga 1 bal pakaian adalah Rp. 3.500.000,
terdiri dari pakaian anak-anak: Kos dari sediaan akhir dapat dihitung sebagai
berikut:
103
METODE RETAIL INVENTORY (SEDIAAN ECERAN) Istilah-istilah yang digunakan dalam metode
Pada perusahaan eceren item sediaan sediaan eceran
sangat banyak, sehingga perhitungan fisik atas Dalam perusahaan eceran, kenaikan atau
sediaan kurang efektif dilakukan terutama apabila penurunan harga eceren sangat sering dilakukan
perusahaan membuat laporan keuangan secara terutama untuk menyambut peristiwa-peristiwa
interim. Untuk mengetahui nilai sediaan tanpa tertentu atau untuk menanggapi pertumbuhan
perlu melakukan perhitungan fisik adalah dengan atau penurunan permintaan terhadap barang.
menggunakan metode sediaan eceran. Metode ini Beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan
digunakan untuk menaksir nilai sediaan yang tersisa kenaikan atau penurunan harga eceran adalah:
pada suatu tanggal. Metode sediaan eceran bisa 1. Mark up, yaitu jumlah kenaikan diatas
digunakan dengan asumsi: harga eceran
1. Perusahaan memiliki catatan tentang kos 2. Pembatalan Mark Up (Mark Up
dan harga eceran dari setiap barang yang Cancellation), yaitu penurunan harga pada
dibeli interval mark up yang sudah dibuat
2. Perusahaan memiliki catatan tentang kos 3. Mark Down, yaitu jumlah penurunan
dan harga eceran setiap barang yang harga eceran
tersedian untuk dijual. 4. Pembatalan Mark Down, yaitu kenaikan
3. Memiliki catatan penjualan pada periode harga pada interval mark down yang
itu. sudah dibuat.
Taksiran nilai sediaan dihitung dengan Misalnya, harga eceran barang X Rp. 5.000.
rasio kos terhadap harga eceran (Cost to retail Apabila harga dinaikkan menjadi Rp. 6.000 maka
ratio), yaitu membandingkan nilai barang yang mark up Rp. 1.000. Apabila harga menjadi Rp. 5.500
tersedia untuk dijual pada harga eceran dengan maka pembatalan mark Up Rp. 500. Apabila harga
nilai barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan menurun menjadi Rp. 4.800, maka pematalan mark
kos-nya (harga pemerolehan). up Rp. 500 dan mark down Rp. 200. Bila harga
dinaikkan menjadi Rp. 4.950, maka telah terjadi
104
pembatalan mark down Rp. 150. Ilustrasi itu bisa
digambarkan sebagai berikut:
Misalnya, PT. Aditya memiliki data sediaan menurut kos dan harga eceran seperti dibawah ini:
Nilai sediaan akhir dapat dihitung dengan perhitungan. Nilai sediaan akhir menurut harga
metode konvensional atau metode Kos. Dengan eceran diperoleh dengan mengurangkan nilai
metode konvensial, nilai barang tersedia untuk barang tersedia untuk dijual menurut harga eceran
dijual menurut harga eceran tidak termasuk mark dengan nilai penjualan. Kos sediaan akhir diperoleh
down dan pembatalan mark down (hanya sampai dengan mengalikan rasio kos terhadap harga
Mark up). Apabila metode kos yang digunakan, eceran terhadap nilai sediaan menurut harga
maka nilai mark up, pembatalan mark up, mark eceran.
down, dan pembatalan mark down diikutkan dalam
Metode Kos (Cost Method)
Barang tersedia untuk dijual ( Menurut Kos )
Kos sediaan Akhir x Sediaan akhir( menurut Eceran )
Barang tersedia untuk dijual ( harga eceran , setelah mark up & Mark down )
Berdasarkan rumus diatas maka sediaan akhir PT. Aditya dapat dihitung:
105
Metode Konvensional tidak memasukkan Metode kos memasukkan mark up
mark-down untuk menghitung rasio sediaan akhir. maupun mark down untuk menghitung nilai
Metode ini digunakan apabila perusahaan ingin sediaan akhir. Metode ini tidak mengakui adanya
menaksir nilai sediaan akhir yang dinilai dengan kerugian akibat penurunan nilai sediaan.
menggunakan metode terendah antara kos (rata-
rata) dan nilai pasar.
106
Kerugian karena penurunan harga pasar itu pada saat barang diterima harga pasar sebesar Rp.
disajikan di laporan rugi laba pada kelompok akun 2.200, maka PT. Aditia harus mengakui keuntungan
Biaya dan kerugian lainnya. Akun hutang taksiran (ingat: keuntungan boleh diakui hanya ketika
atas komitmen pembelian disajikan pada kelompok realisasi dilakukan):
hutang jangka pendek (hutang lancar). Apabila
107
107
Soal Latihan:
1. Berikut ini adalah data sediaan PT. Andalan Jaya selama bulan januari 2007:
Dari hasil Perhitungan fisik, sediaan akhir berjumlah 560 unit. Seluruh barang dijual pada harga Rp.
700 per unit)
Diminta:
A. Catat setiap transaksi ke jurnal umum dengan mengasumsikan:
Sistem pencatatan FIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
Sistem pencatatan LIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
Sistem pencatatan AVERAGE periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
B. Hitung laba rugi masing-masing metode dalam sistem periodik dan perpetual
2. Sediaan akhir PT. Biduan Lestari per 31 Desember 2007 Rp. 267.525.900. Kejadian berikut terkait
sediaan mereka:
Pada tanggal 28 desember 2007 PT. biduan Lestari melakukan penjualan barang kepada
PT. Kulancar dengan syarat FOB destination. Kos dari barang yang dijual (Cost of Goods
Sold) Rp. 23.500.000 sudah dikurangi dari nilai sediaan, padahal barang belum sampai
ditempat pembeli.
Pada tanggal 29 desember 2007 dilakukan pembelian barang Rp. 19.800.000 dengan
syarat FOB shipping Point. Sediaan ini telah dicatat padahal barang belum sampai.
Dalam gudang PT. Biduan Lestari terdapat barang yang dititip oleh PT. Caraka. Petugas
pembukuan telah memasukkan barang itu (Rp. 6.500.000) pada sediaan PT. Biduan
Lestari.
108
Diminta: Catat koreksi yang harus dilakukan oleh PT. Biduan Lestari dan tentukan kos sediaan akhir
3. PT. BUNGA JELITA memiliki satu jenis sediaan. Pada akhir tahun 2008, di neraca saldo perusahaan,
sediaan akhir memiliki kos Rp. 80.000.000 (800 unit @Rp. 100.000). Pada saat melakukan perhitungan
fisik atas sediaan, terdapat 50 unit barang memiliki kemasan yang rusak. Ditaksir, barang itu hanya
bisa dijual dengan harga Rp. 80.000/unit. Biaya penjualan Rp. 10.000/unit. Biasanya, perusahaan
menjual barang Rp. 115.000/unit. Pada akhir tahun 2008, kos pengganti dari barang Rp. 105.000/unit,
sedangkan marjin laba normal 15% dari kos barang.
a. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCM (Terendah antara Kos dan Pasar) dan
buat penyesuaian dengan menggunakan metode langsung dan metode penyisihan.
b. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCN/Lower of Cost or Net Realizable Value
(terendah antara kos dan nilai realisasi neto) dan buat penyesuaian dengan menggunakan
metode langsung dan metode penyisihan.
4. Berikut ini adalah data sediaan PT. Cukup Lancar (menggunakan metode FIFO)
Estimasi penyisihan untuk marjin laba normal sebesar 15% dari penjualan.
Diminta: Tentukan nilai sediaan akhir dan catat penyesuaian apabila terjadi penurunan nilai (metode
penyisihan dan metode langsung), dengan menggunakan:
Lower of cost or market (Individual, kelompok utama dan keseluruhan)
Lower of cost or net realizable value (Individual, kelompok utama dan keseluruhan)
5. PT. Adella Jaya mengalami bencana alam, dimana gudang mereka terbakar. Sebagian dari sediaan
bisa diselamatkan. Untuk keperluan klaim asuransi atas sediaan, berikut ini data sediaan PT. Adella:
Sediaan Awal Rp.1.975.0000
Pembelian Rp.2.250.000
Penjualan Rp. 3.750.000
Persentase laba bruto 40% dari penjualan
Dari sisa sediaan akhir yang terbakar, nilai realisasi (masih bisa dijual) seharga Rp. 550.000
Diminta:
1. Hitung kos sediaan akhir dengan menggunakan metode laba bruto.
109
2. Hitung kerugian PT. Adella akibat kebakaran itu.
6. PT. Bandung Jaya membeli tanah seharga Rp. 550.000.000. Tanah itu akan dikavling dengan harga
jual sebagai berikut:
Pada periode itu, kavlingan yang terjual adalah: lokasi I ( 5 kavling), lokasi II (15 Kavling), Lokasi III (7
Kavling)
Diminta: Hitung sediaan akhir, kos barang terjual dan laba PT. Bandung Jaya pada periode itu. Gunakan
metode nilai jual relative.
7. PT. Sunset Cemerlang ingin menyusun laporan keuangan interim. Berikut data yang diperlukan
untuk menaksir nilai sediaan menurut metode eceran:
Diminta:
Hitung Kos sediaan akhir dengan menggunakan metode kos dan metode konvensional
8. PT. Danar Hati melakukan komitmen pmbelian 5.000 unit barang pada harga Rp. 900/unit. Pada
saat penyusunan laporan keuangan, harga pasar barang Rp. 800/unit dan pada saat barang
diterima dan akan dilakukan pembayaran harga pasar Rp. 750.
Diminta: Buat penyesuaian yang harus dilakukan PT. Danar Hati pada saat proses penyusunan laporan
keuangan
110
BAB VI
AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN
PENURUNAN NILAI
111
Aktiva Tetap, sering disebut juga aktiva Fasilitas 3. Memiliki substansi fisik
Fisik atau aset tetap, adalah aktiva berujud yang
Meskipun kuantitas aktiva tetap tidak
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
terlalu banyak dibandingkan jenis aktiva lainnya
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan
(misalnya: sediaan), namun nilai aktiva tetap
kepada pihak lain, atau untuk tujuan
cukup material dibandingkan nilai total aktiva
administrative dan diharapkan untuk digunakan
suatu entitas. Dengan demikian, akuntansi aktiva
selama lebih dari satu periode. Contoh Aktiva
tetap harus ditangani dengan baik sehingga
tetap adalah: Tanah, Gedung Kantor, Gedung
laporan keuangan dapat disajikan secara wajar.
Pabrik, Mesin, Perabotan,dll. Dari defenisi itu,
Akuntansi aktiva tetap mencakup tentang
karakteristik dari aktiva tetap adalah:
pengakuan aktiva tetap, pengeluaran-
1. Diperoleh untuk digunakan dalam
pengeluaran setelah pemerolehan aktiva tetap,
operasi dan bukan untuk dijual kembali
penyajian aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap
2. Bersifat jangka panjang sehingga
(penjualan dan pertukaran) serta penurunan
merupakan subyek dari penyusutan
nilai (Impairment).
(kecuali tanah)
KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP
Suatu pengeluaran diakui sebagai aktiva apabila: Potongan tunai (Rp. 7. 500.000)
PPN 10% Rp. 14.250.000
A. besar kemungkinan manfaat
Pengangkutan Rp. 500.000
ekonomis di masa depan berkenaan Instalasi Rp. 1.500.000
dengan aktiva itu akan mengalir ke Kos Pemerolehan Rp158.750.000
entitas; dan
Pencatatan mesin itu ke jurnal dilakukan sebagai
B. Kos (Cost) pemerolehan dapat
berikut:
diukur secara andal.
Kedua criteria pengakuan aktiva itu juga berlaku untuk
pengakuan aktiva tetap. Dasar pengakuan awal untuk
aktiva tetap adalah kos historical (Historical Cost), yaitu Kos dari tanah
kos yang ditunjukkan dalam bukti pemerolehan aktiva. Tanah bisa dimiliki untuk tujuan spekulatif atau
Manfaat ekonomi dimasa depan dalam bentuk untuk mendukung operasi normal perusahaan. Tanah
pendapatan atau penjualan Aktiva tetap harus sangat yang diperoleh untuk tujuan spekulatif dikategorikan
pasti (probable) akan mengalir ke perusahaan di masa sebagai investasi. Tidak seperti aktiva tetap lainnya, tanah
yang akan datang. tidak memiliki umur ekonomis atau masa manfaat
Secara umum, Aktiva Tetap diakui sebesar kos terbatas karena nilai tanah cenderung meningkat.
1. Harga pemerolehannya, termasuk bea impor dan pemerolehan tanah adalah (PSAK No.47):
pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan 1. Harga transaksi pembelian tanah
dikurangi potongan harga beli dan potongan- termasuk tanaman, prasarana, bangunan
membawa aktiva ke lokasi dan kondisi yang 2. Pengeluaran untuk konstruksi atau
diinginkan agar siap digunakan sesuai dengan pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan
aktiva tetap dan restorasi lokasi aktiva. 4. Kos (Cost) untuk pembelian tanah
lain sebagai pengganti
Misalnya PT. A membeli mesin yang memiliki harga faktur 5. Kos (Cost) untuk komisi perantara
Rp. 150.000.000 (potongan tunai 5%) ditambah PPN dan jual bei tanah
PT. A juga membayar untuk pengangkutan Rp.500.000 6. Kos (cost) pinjaman terkapitalisasi
dan instalasi Rp. 1.500.000 maka kos pemerolehan dari ke dalam tanah
PENGUKURAN ATAU PENILAIAN SETELAH PENGAKUAN Akun aktiva tetap disajikan di neraca sebesar kos
Setelah pengukuran awal, maka terdapat dua model akumulasi penyusutan dan akumulasi
perlakuan akuntansi yang bisa diterapkan sesuai dengan penurunan nilai setelah revaluasi dilakukan.
PSAK No. 16 dan IAS No. 16, yaitu model kos (Cost
Model) dan model revaluasi (Revaluation Model). Ilustrasi model revaluasi:
1. Model Kos (Cost Model). Dengan model ini aktiva PT. A memiliki Mesin, dimana kos awal dari mesin Rp.
tetap dicatat dan disajikan di neraca sebesar harga 150.000.000 dan akumulasi penyusutan pada tanggal
pemerolehannya, dan disajikan di neraca dikurangi revaluasi Rp. 45.000.000. Nilai terbawa (Carrying
dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi Amount) dari mesin pada tanggal revaluasi Rp.
penurunan nilai (Impairment loss). 105.000.000 (Rp. 150.000.000 – Rp. 45.000.000). Nilai
2. Model Revaluasi (Revaluation Model). Pada model wajar mesin pada saat revaluasi Rp. 120.000.000.
ini, aktiva tetap direvaluasi (dinilai kembali) secara Pencatatan ke jurnal umum yang dibuat PT. A adalah:
Rp .150.000.000 Rp .30.000.000
20 tahun Rp.6.000.000
3
12 x Rp.12.800.000 Rp. 3.200.000
Soal Latihan:
1. 5/5/2005 PT. A membeli sebidang tanah dan bangunan senilai Rp.1.500.000.000. Harga pasar wajar
bangunan menurut penilai Rp.400.000.000 dan tanah Rp.1.200.000.000. PT. A juga membangun pagar
pembatasRp. 40.000.000 serta saluran air, jalan, dan lampu jalan Rp. 50.000.000.
Diminta: Lakukan pencatatan ke jurnal
2. PT. Kupas Jaya membeli mesin untuk produksi. Mesin itu memiliki Harga faktur Rp. 95.000.000 ditambah PPN
10%. Karena membeli tunai, maka penjual member potongan harga 5%. Untuk mengangkat ke lokasi PT.
Kupas Jaya, dibayar Rp. 2.000.000 ke perusahaan pengangkut. Biaya pemasangan ditanggung pihak penjual.
Diminta: Catat transaksi itu ke jurnal umum
3. PT. Bernama membangun aktiva tetap (kapal) dimana ditaksir penyelesaian aktiva tetap selama 2 tahun.
Untuk membangun aktiva tetap, dibutuhkan dana 2,5 Milyar. PT. Bernama meminjam dari Bank X Rp. 1 Milyar,
masa pinjaman 5 tahun dan berbunga 7%/tahun. PT. bernama juga memiliki beberapa jenis pinjaman yang
bukan untuk konstruksi, yaitu Hutang obligasi, 5 %, jatuh tempo 5 tahun Rp. 900.000.000 dan Pinjaman dari
Bank Mandira berbunga 8%, jatuh tempo 6 tahun Rp. 1,2 Milyar. Pada tahun pertama, dibayar ke pihak
kontraktor Rp. 1 Milyar. Hitung berapa biaya bunga yang harus dikapitalisasi dan buat pencatatan ke jurnal
umum untuk kejadian itu.
4. PT. A membeli aktiva tetap dengan fasilitas kredit jangka panjang selama 5 tahun. Dengan suku bunga 8% per
tahun, PT. A harus mencicil 80.000.000 setiap tahun. Berapa kos dari aktiva tetap?
5. a. PT. A membeli mesin pada tanggal 1/9-2005 seharga Rp.600.000.000. Mesin ditaksir memiliki umur 20
tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. PT. A juga membayar pengangkutan dan pemasangan
Rp. 5.000.000
b. Pada tanggal 1/5 2008 mesin tersebut diperbaiki. Perbaikan ini hanya untuk menjaga operasi mesin.
Perbaikan ini hanya membutuhkan biaya Rp.5.000.000
c. Pada tanggal 1/6-2015 mesin ditukar dengan mesin lain yang teknologinya lebih baik. Mesin PT. A dinilai
seharga Rp.200.000.000 sedangkan mesin yang diterima memiliki harga pasar Rp.350.000.000
Diminta: Catat setiap transaksi ke jurnal
6. PT. A memiliki sebuah gedung yang memiliki nilai buku Rp.150.000.000 (Kos Rp. 375.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp.225.000.000). Gedung dipertukarkan dengan sebuah gedung yang memiliki nilai pasar wajar
Rp.105.000.000. Dalam pertukaran PT. A menerima Rp.45.000.000
Diminta: Catat transaksi tersebut ke jurnal
7. a PT. A memiliki sebuah truk dengan nilai pemerolehan Rp.80.000.000 disusutkan dengan metode jumlah
angka tahun selama 10 tahun (tanpa nilai sisa). Truk dibeli tanggal 1/7-2006
b. Karena sesuatu hal, pada 1/5-2010, truk dijual seharga Rp.60.000.000
Diminta: 1. Buat skedul penyusutan
2. Buat pencatatan ke jurnal tanggal 1/7-2006,31/12-2006 dan 1/5-2010
7. PT. Sumber Sukses membeli truk pada tanggal 2/9/2009 dimana kos pemerolehannya Rp. 290.000.000. Nilai residu
truk Rp. 90.000.000 dan masa manfaat ditaksir 20 tahun. Hitung biaya penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai
terbawa aktiva tetap selama 5 tahun dengan menggunakan metode penyusutan:
a. Garis lurus
b. Metode Jumlah angka tahun
c. Metode saldo menurun
d. Metode saldo menurun ganda
8. PT. Andika memiliki Mobil dimana pada akhir tahun ke-5 memiliki nilai terbawa Rp. 150.000.000 (Kos Rp.
300.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 75.000.000). Mobil disusutkan dengan metode garis lurus, tanpa nilai
sisa, dan masa manfaat 20 tahun.
a. Anggaplah pada akhir tahun ke-5 nilai wajar aktiva itu Rp. 170.000.000, buat penyesuaian dengan
menggunakan model revaluasi
b. Anggaplah harga jual neto aktiva itu Rp. 130.000.000 dan taksiran arus kas masa depan (nilai pakai) aktiva
tetap Rp. 135.000.000. Tentukan berapa nilai yang dapat dipulihkan (Recoverable Amount) dan penurunan
nilai aktiva itu. Buat juga pencatatan ke jurnal umum.
Table of Contents
BAB I SIKLUS AKUNTANSI.................................................................................................................................1
SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM).............................................1
SIKLUS AKUNTANSI.......................................................................................................................................1
MENGGUNAKAN JURNAL KHUSUS.............................................................................................................23
Soal Latihan:...........................................................................................................................................26
BAB II LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA (BALANCE SHEET)....................................28
LAPORAN RUGI LABA......................................................................................................................................28
KEGUNAAN DAN KELEMAHAN LAPORAN RUGI LABA.................................................................................28
BENTUK LAPORAN RUGI LABA....................................................................................................................29
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI LABA.................................................................................................29
FORMAT LAPORAN RUGI LABA...............................................................................................................29
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH TUNGGAL (SINGLE-STEP INCOME STATEMENT)............29
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA (MULTIPLE-STEP INCOME STATEMENT)............30
PELAPORAN TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG JARANG TERJADI (IRREGULAR ITEMS).................................32
NERACA..........................................................................................................................................................34
MANFAAT NERACA......................................................................................................................................34
KETERBATASAN NERACA.............................................................................................................................34
KLASIFIKASI DALAM NERACA......................................................................................................................35
Soal Latihan:...............................................................................................................................................37
BAB III AKUNTANSI KAS..................................................................................................................................38
PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS............................................................................................................38
MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:.........................................................................................38
PENGENDALIAN ATAS KAS..........................................................................................................................39
DANA KAS KECIL (Petty Cash)......................................................................................................................39
REKONSILIASI BANK....................................................................................................................................41
Soal Latihan:...............................................................................................................................................68
BAB IV AKUNTANSI PIUTANG (Receivable).....................................................................................................72
PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)..................................................................................................72
PENGAKUAN PIUTANG USAHA................................................................................................................72
PENILAIAN PIUTANG USAHA...................................................................................................................67
WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE)..............................................................................................................67
PENGAKUAN WESEL................................................................................................................................66
WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGA......................................................................................................66
Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal berbeda dengan suku bunga pasar (efektif)......66
WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL SAMA DENGAN SUKU BUNGA
PASAR (EFEKTIF)......................................................................................................................................66
WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE).....................................................................67
PENILAIAN WESEL TAGIH........................................................................................................................67
PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESEL..................................................................................................67
MENGGADAIKAN PIUTANG USAHA.........................................................................................................67
TRANSFER (ANJAK) PIUTANG.................................................................................................................67
TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG RENTENG/DENGAN JAMINAN..............................................67
Soal Latihan:...............................................................................................................................................83
BAB V AKUNTANSI SEDIAAN (INVENTORIES)..................................................................................................85
SISTEM PENCATATAN SEDIAAN...................................................................................................................86
KEPEMILIKAN ATAS SEDIAAN......................................................................................................................83
PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAAN......................................................82
PENILAIAN SEDIAAN BERBASIS ALIRAN KOS HISTORIS................................................................................83
PENGARUH KOMITMEN PEMBELIAN TERHADAP NILAI SEDIAAN...............................................................83
Soal Latihan:.............................................................................................................................................108
BAB VI AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN PENURUNAN NILAI.................................................111
KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP......................................................................................111
PEMBEBANAN KOS PINJAMAN YANG TERJADI SELAMA KONSTRUKSI.......................................................110
PENGUKURAN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP...................................................................................112
PENGELUARAN-PENGELUARAN SETELAH PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP.................................................115
PENJUALAN AKTIVA TETAP........................................................................................................................117
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP.....................................................................................................................118
PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) AKTIVA TETAP....................................................................................122
Soal Latihan:.............................................................................................................................................123