Anda di halaman 1dari 120

DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

BAB I
SIKLUS AKUNTANSI

1
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM)

Sistem akuntansi berpasangan mengenal dua Dari persamaan itu dapat disimpulkan:
istilah, yaitu debit (Dr) dan kredit (Cr). Debit dapat 1. Saldo normal (letak yang seharusnya) akun
diartikan sebagai kiri dan kredit dapat diartikan sebagai aktiva adalah disebelah debit sedangkan akun
kanan (Kieso, et.al, 2004). Total nilai yang ada disebelah hutang dan ekuitas memiliki saldo normal kredit.
debit (kiri) harus sama (seimbang) dengan total nilai Artinya pada saat penutupan buku saldo akhir aktiva
disebelah kredit (kanan). Dalam sistem akuntansi harus disebelah debit sedangkan hutang dan ekuitas
berpasangan, debit harus sama dengan kredit (Dr = Cr). harus disebelah kredit.
Sistem akuntansi berpasangan didasarkan pada 2. Aktiva bertambah disebelah debit dan berkurang
persamaan dasar akuntansi, yaitu: disebelah kredit. Hutang dan ekuitas bertambah

Aktiva = hutang + ekuitas disebelah kredit dan berkurang di sebelah debit.

Aktiva merupakan harta entitas atau sumberdaya entitas 3. Bila dikaitkan dengan pendapatan dan biaya

yang digunakan untuk menjalankan operasi usaha. Aktiva maka:

bersumber dari pendanaan kreditur (hutang) maupun  Pendapatan akan menambah ekuitas/modal,

setoran dari pemegang saham (pemilik) dan hasil usaha sehingga saldo normal pendapatan sama dengan

periode sebelumnya (ekuitas). Apabila persamaan dasar ekuitas (sebelah kredit). Apabila pendapatan

akuntansi dihubungkan dengan keseimbangan debit dan terjadi dicatat disebelah kredit.

kredit maka:  Biaya-biaya akan mengurangi ekuitas/modal,

Dr (Aktiva) = Cr ( Hutang + Ekuitas ) sehingga saldo normal biaya disebelah debit dan
apabila biaya terjadi dicatat disebelah debit.

SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan melibatkan pihak di luar entitas. Misalnya
yang dilalui dalam memproses transaksi akuntansi. perpindahan bahan baku dari suatu departemen
Akuntansi merupakan salah satu system informasi yang ke departemen lainnya atau penggunaan aktiva
memproses data keuangan yang berasal dari transaksi tetap.
atau peristiwa- peristiwa (events) menjadi suatu 2. Peristiwa eksternal, yaitu peristiwa-
informasi yang berguna untuk membantu pembuatan peristiwa yang terjadi antara pihakl entitas dengan
keputusan. Peristiwa-peristiwa yang terdapat pada suatu pihak lain di luar entitas. Misalnya interaksi entitas
entitas dapat diklasifikasi atas: dengan pihak pemasok atau pembeli atau dengan
1. Peristiwa Internal, yaitu peristiwa-
peristiwa yang terjadi didalam suatu entitas tanpa

2
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

3. pemegang saham. Peristiwa eksternal diproses menjadi informasi keuangan dapat dikategorikan
ini sering disebut sebagai transaksi, yaitu atas:
pertukaran yang terjadi antara dua pihak (entitas 1. Transaksi Penerimaan Kas
dan pihal luar) dimana salah satu pihak 2. Transaksi Pengeluaran Kas
mengorbankan atau menerima suatu nilai. 3. Transaksi Pembelian Kredit
Tidak semua peristiwa- peristiwa atau transaksi yang 4. Transaksi Penjualan Kredit
terjadi dan melibatkan entitas harus dicatat. Peristiwa 5. Penyesuaian dan perisiwa lainnya yang tidak
atau transaksi yang dicatat hanya peristiwa-peristiwa atau bisa dikategorikan pada keempat transaksi
transaksi yang berpengaruh terhadap posisi harta sebelumnya.
(aktiva), hutang dan ekuitas. Untuk memproses data yang diperoleh dari
Untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat transaksi atau peristiwa tersebut selama satu perioda
maka diperlukan suatu tahapan-tahapan yang sistematis akuntansi atau tahun pembukuan diperlukan tahapan
untuk memproses peristiwa-peristiwa atau transaksi- sistematis atau siklus akuntansi. Siklus itu dapat
transaksi. Peristiwa-peristiwa atau Transaksi-transaksi digambarkan sebagai berikut:
yang datanya hendak ditangkap (data capturing) dan

3
Untuk memproses data akuntansi menjadi 5. Mengumpulkan atau mengiktisarkan
informasi yang berguna untuk pembuatan saldo dari masing-masing akun di buku besar
keputusan, aktivitas berikut dilakukan dalam ke Neraca Saldo (Trial Balance).
pemrosesan data: 6. Menganalisa masing-masing akun
1. Merancang nomor-nomor dan nama- untuk menemukan akun yang perlu
nama akun yang akan terpengaruh oleh disesuaikan dengan membuat jurnal
transaksi. Akun merupakan tempat untuk penyesuaian (Adjustment).
menampung data aktiva, hutang atau 7. Memosting penyesuaian akun dan
modal/ ekuitas. membuat neraca saldo disesuaikan (Adjusted
2. Menangkap data dari peristiwa- trial Balance)
peristiwa atau transaksi dalam dokumen 8. Menyusun laporan keuangan
sumber. 9. Menutup akun-akun nominal ke laba
3. Melakukan pencatatan data transaksi ditahan atau modal
(penjurnalan) ke jurnal dan ke Buku Pembantu 10. Membuat ayat jurnal pembalik, jika
(Subsidiary Ledger). perlu
4. Mengklasifikasi atau memosting data
ke masing-masing akun yang terpengaruh di
buku besar (General Ledger)

1. Mencatat data dari dokumen sumber ke jurnal dan Buku Pembantu


Dokumen sumber (Source Document) atau transaksi. Dokumen sumber dapat dibedakan
merupakan dokumen yang digunakan untuk dari jenis transaksi. Misalnya untuk transaksi
menangkap atau merekam data peristiwa-peristiwa penerimaan kas dokumen sumbernya adalah Bukti
Penerimaan Kas. Untuk Transaksi Pengeluaran Kas, dan mempengaruhi posisi aktiva, hutang atau
dokumen sumbernya adalah Bukti Pengeluaran Kas. ekuitas/modal. Jurnal merupakan sarana
Transaksi Penjualan ditangkap di Faktur (penjualan), pencatatan awal (Book of Original Entry). Jurnal
sedangkan transaksi pembelian ditangkap melalui yang paling sederhana adalah jurnal umum, yaitu
Bukti Penerimaan Barang atau Tagihan Pemasok catatan kronologis atas peristiwa-peristiwa yang
atau Konosemen (Bill of Lading). Masing-masing ditunjukkan dalam kolom debit dan kredit. Apabila
bukti tersebut merupakan bukti atas terjadinya ukuran perusahaan semakin besar, maka jurnal
suatu transaksi. umum tidak memadai lagi untuk mencatat seluruh
Dokumen-dokumen sumber dicatat ke peristiwa-peristiwa sehingga diperlukan jenis jurnal
Jurnal. Jurnal merupakan buku atau sarana untuk yang lain yang disebut sebagai jurnal khusus. Jurnal
mencatat seluruh peristiwa-peristiwa atau khusus membagi jurnal atas jenis transaksinya.
kejadian-kejadian yang terjadi pada suatu entitas
Pencatatan ke jurnal Umum
Jurnal umum terdiri dari kolom-kolom kredit. Jurnal Umum dapat digambarkan sebagai
tanggal, Akun dan keterangan, referensi, debit, berikut:

Ilustrasi1.1:
Transaksi tersebut dapat dicatat ke jurnal umum berikut:
Pencatatan ke Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)
Buku Pembantu merupakan buku untuk besar dengan total saldo masing masing buku
mencatat rincian dari suatu akun di buku besar. pembantu harus sama.
Buku Pembantu perlu dibuat untuk merinci bagian- Pemegang buku pembantu dan buku besar
bagian dari akun di buku besar dan sebagai harus dipisahkan untuk menjamin pengendalian
akuntabilitas/penjelasan akun di buku besar. Buku dan keandalan data akuntansi. Secara berkala, buku
pembantu biasanya dibuat untuk akun piutang pembantu dan akun yang berkaitan dengan buku
dagang, hutang dagang, aktiva tetap ataupun pembantu harus dicocokkan (rekonsiliasi) dan
investasi. Data yang dicatat di buku besar berasal mencari penyebab perbedaan.
dari dokumen sumber. Saldo antara akun di buku

Ilustrasi 1.2:
PT. A memiliki data piutang dagang dan data Hutang Dagang per 31 Desember 2004 sebagai berikut:
Data Piutang Dagang

Data Hutang Dagang

Daftar piutang tersebut dibuat masing buku pembantu piutang dagang dan hutang
berdasarkan saldo yang ada di buku pembantu dagang, maka kita perlu membuat terlebih dahulu
piutang dagang dan hutang dagang. Perhatikan, buku pembantu untuk masing-masing pelanggan
total saldo piutang masing-masing pelanggan dan dan pemasok dan memosting data dari bukti.
total saldo hutang dagang masing-masing pemasok Berikut disajikan buku pembantu piutang dagang
harus sama dengan total saldo akun piutang dagang dan hutang dagang PT. A dan pencatatan dari bukti
dan hutang dagang di Buku Besar. Apabila kita akan transaksi:
menangkap data transaksi diilustrasi 1.1 ke masing-
2. Memosting (mengelompokkan) debet dan kredit di jurnal ke masing-masing
akun di Buku Besar
Memosting merupakan aktivitas kolom-kolom tanggal, Nomor bukti, keterangan,
mengelompokkan nilai-nilai transaksi ke masing- referensi, debit, kredit dan saldo. Bentuk akun
masing akun di buku besar. Sumber untuk yang paling sederhana adalah akun berbentuk T (T
melakukan pemostingan adalah buku jurnal. Account).
Pemostingan dapat dilakukan setiap hari ataupun
secara periodik. Akun di buku besar memiliki
Pemostingan data transaksi PT. A di ilustrasi 1.1 ke dilakukan sebagai berikut (disajikan hanya akun-
masing-masing saldo akun di buku besar dapat akun yang terpengaruh transaksi):
3. Mengiktisarkan saldo akhir masing-masing akun ke dalam Neraca Saldo
(Trial Balance)
Untuk melihat keseimbangan debit dan Ilustrasi 1.4
kredit maka seluruh saldo akun diiktisarkan dalam Neraca saldo PT. A per 31 Januari 2005 setelah
Neraca Saldo. Neraca saldo juga diperlukan untuk dilakukan pemostingan adalah:
melihat akun-akun yang perlu dikoreksi atau
disesuaikan atau direklasifikasi.
4. Melakukan pencatatan ke jurnal atas penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan oleh suatu akun
Setelah Neraca saldo selesai dilakukan, memadankan/menandingkan antara pendapatan
tugas berikutnya adalah memeriksa akun-akun yang periode penyusunan laporan keuangan dengan kos
perlu disesuaikan. Penyesuaian dilakukan agar yang terjadi pada periode penyusunan laporan
Pendapatan dan Biaya mencerminkan pendapatan keuangan, dan Prinsip Pengakuan Pendapatan).
dan biaya pada periode penyusunan laporan Penyesuaian hanya dilakukan pada saat laporan
Keuangan (landasan untuk melakukan penyesuaian keuangan akan disusun.
adalah prinsip pemadanan/ Matching, yaitu
PENYESUAIAN YANG PERLU DIBUAT
Penyesuaian biasa dIbuat untuk akun- (Prepayments) dan akun-akun yang akan diterima
akun yang dibayar atau diterima terlebih dahulu atau yang akan dibayar (Akrual (Accruals).

A. PENYESUAIAN UNTUK AKUN-AKUN YANG DIBAYAR ATAU DITERIMA TERLEBIH DAHULU


1. Biaya-biaya yang dibayar dimuka(Prepaid Expense)
Biaya-biaya ini dibayar sebelum suatu pembayaran premi asuransi, pembayaran sewa,
entitas mengkonsumsi manfaat dari pembayaran aktiva tetap, dan lain-lain. Biaya-biaya ini
tersebut atau sebelum periode waktu biaya seharusnya dicatat sebagai aktiva sebelum
tersebut habis. Biaya-biaya yang dibayar terlebih konsumsi dilakukan atau sebelum periode waktu
dahulu biasanya terkait dengan pembelian berakhir. Namun, dalam praktik, terkadang ditemui
perlengkapan (misalnya alat tulis kantor),
juga biaya-biaya ini dicatat sebagai biaya periode
berjalan.
1a. Perlengkapan (Supplies)
Perlengkapan merupakan aktiva setiap penggunaan perlengkapan dilakukan
perusahaan yang digunakan untuk mendukung pencatatan ke jurnal. Untuk penghematan waktu,
operasi sehari-hari perusahaan. Biasanya maka penyesuaian atas pemakaian perlengkapan
perlengkapan merupakan barang yang habis pakai hanya dilakukan pada saat penyusunan laporan
dalam satu periode akuntansi atau periode keuangan. Pada kasus PT. A di ilustrasi 1.1, dibeli
pembukuan. Contohnya adalah perlengkapan perlengkapan pada tanggal 10 januari 2005 Rp.500,
kantor (alat tulis kantor). Apabila entitas membeli dan apabila per 31 Desember 2005 perlengkapan
perlengkapan, sudah seharusnya perlengkapan yang tersisa Rp.50, maka perlengkapan yang
diakui sebagai aktiva sampai perlengkapan tersebut terpakai (biaya perlengkapan) sebesar Rp. 450.
digunakan oleh entitas. Setiap perlengkapan yang Kronologis masing-masing peristiwa dapat dicatat
habis digunakan harus dicatat sebagai biaya sebagai berikut:
perlengkapan. Namun, sangat tidak efisien apabila

 Apabila PT. A pada saat pembelian mencatat sebagai aktiva

 Apabila PT. A pada saat pembelian mencatat sebagai biaya:

1B. Asuransi (Insurance)


Biasanya entitas melindungi aktiva dari Pada saat penyusunan laporan keuangan bisa jadi
bahaya kebakaran dan pencurian. Premi asuransi premi asuransi belum jatuh tempo. Misalkan pada
didasarkan pada kontrak asuransi dan tanggal 1 November 2005 dibayar premi asuransi
pertanggungan yang disepakati. Pembayaran premi Rp.600 untuk masa satu tahun (12 bulan), maka
biasanya dilakukan tidak selalu pada awal tahun. pencatatan penyesuaian dilakukan sebagai berikut:
 Apabila pada saat pembayaran mencatat sebagai aktiva

 Apabila pada saat pembelian dicatat sebagai biaya:

1c. Biaya Sewa dibayar dimuka (Prepaid Rent)


Biaya sewa dibayar dimuka merupakan penyesuaian pada saat akan menyusun laporan
pembayaran yang diberikan kepada pihak lain keuangan.
sementara jasa dari pihak diluar entitas belum Dari kasus PT. A diilustrasi 1.1, pada
dinikmati. Akun ini dikategorikan sebagai aktiva tanggal 7/10-2005 PT. A membayar sewa
lancar di neraca apabila masa sewa kurang dari 1 peralatan untuk masa 1 tahun Rp. 150. Ada dua
tahun. Jasa atau barang yang telah dikonsumsi cara untuk menyesuaikan:
selama periode berjalan harus dicatat sebagai
biaya. Untuk mencerminkan hal itu perlu dibuat

1. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai biaya sewa, maka penyesuaian yang perlu dilakukan
adalah:
2. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai sewa dibayar dimuka (Prepaid Rent), maka
penyesuaian yang perlu dilakukan adalah:

1e. Sediaan barang dagang (Merchandise Inventory)


Ada dua sistem pencatatan sediaan, Sold) serta mendebit akun sediaan (akhir) dan
yaitu sistem perpetual dan periodik. Sistem mengkredit akun kos dari barang terjual.
pencatatan perpetual mencatat pembelian Contoh:
barang dagang dengan mendebit akun sediaan PT. A menggunakan sistem sediaan Periodik
(bukan akun pembelian) dan mengkredit akun sehingga penyesuaian untuk akun sediaan
sediaan apabila terjadi penjualan. Dengan dibuat sebagai berikut:
demikian sistem sediaan perpetual pada akhir
periode akan mencerminkan nilai sediaan yang
ada digudang. Berbeda dengan sistem periodik,
pembelian barang (dagang) dicatat dengan
mendebit akun sediaan dan setiap penjualan
tidak dilakukan pengkreditan atas akun sediaan
(barang dagang). Nilai sediaan sebenarnya bisa
diketahui apabila dilakukan perhitungan sediaan
yang ada di gudang (Stock opname/Inventory
Taking).
Agar laporan keuangan mencerminkan 
Untuk mencerminkan makna kos (cost) yang
nilai sediaan yang sebenarnya pada akhir sebenarnya dan menunjukkan kos harus
dikaitkan dengan suatu obyek, maka pemakaian
periode maka, apabila menggunakan sistem istilah kos dari barang terjual lebih tepat untuk
periodik, perlu dibuat pencatatan penyesuaian mencerminkan Cost Of Goods Sold alih-alih
Harga Pokok Penjualan. Dalam buku ini, Cost
sediaan. Sistem sediaan perpetual tidak perlu diterjemahkan sebagai Kos dan Expense
menyesuaikan sediaan kecuali ada kekurangan diterjemahkan sebagai biaya bukan Beban.
Pemakaian istilah Kos untuk menunjukkan Cost
sediaan. Penyesuaian sediaan dibuat dengan juga telah dipakai IAI dalam Standar Profesional
mengkredit akun sediaan (awal) dan mendebit Akuntan Publik (SPAP).Untuk diskusi lebih lanjut
tentang makna Cost, maka dapat dilihat di
akun Kos dari Barang Terjual (Cost of Goods Suwardjono, Teori Akuntansi, BPFE,2005
1e. Aktiva Tetap.
Aktiva Tetap merupakan aktiva berujud diperoleh oleh entitas. Biaya penyusutan
perusahaan yang dipakai dalam operasi dalam (Depreciation Expenses) terakumulasi (terkumpul)
rangka memperoleh pendapatan dan memiliki dalam akun akumulasi penyusutan aktiva tetap
umur lebih dari satu periode akuntansi atau lebih (Accumulated depreciation of Fixed Asset). Akun
dari 1 tahun. Aktiva tetap merupakan kategori biaya akumulasi penyusutan aktiva tetap (Accumulated
–biaya yang dibayar terlebih dahulu berjangka depreciation of Fixed Asset) disajikan di neraca
panjang dan dibebankan ke rugi laba melalui biaya sebagai pengurang (Contra Account) dari aktiva
penyusutan. Ada berbagai metode untuk tetap untuk mengetahui nilai buku atau nilai
membebankan kos pemerolehan aktiva tetap ke terbawa (Book Value/Carrying Amount) dari aktiva
masa-masa pemakaian aktiva tetap yang akan tetap.
menghasilkan biaya penyusutan yang berbeda- Contoh:
beda. Topik ini akan dibahas secara khusus pada PT. A Memiliki Gedung yang dibeli senilai Rp.300
topic aktiva tetap. dan disusutkan selama 30 tahun dengan metode
Pada saat akan menyusun laporan penyusutan Garis lurus. Biaya Penyusutan per
keuangan maka akuntan perlu memperhitungkan tahun Rp. 10 (Rp.300/Rp30). Pencatatan yang
pembebanan biaya penyusutan aktiva tetap dibuat untuk penyesuaian tersebut adalah:
sehingga bisa diketahui laba rugi yang sebenarnya

2. Pendapatan-pendapatan yang diterima dimuka (Unearned Revenue)


Adakalanya entitas menerima terlebih pendapatan-pendapatan diterima dimuka adalah
dahulu kas atas jasa atau barang yang pada saat itu uang muka penjualan, sewa diterima dimuka, dan
belum diberikan kepada pelanggan. Penerimaan ini lain-lain. Untuk menyesuaikan akun ini perlu
sebenarnya belum bisa diakui atau dicatat sebagai diperhatikan periode waktu jasa yang telah terpakai
pendapatan sebelum jasa atau barang tersebut atau jumlah barang yang telah diberikan untuk
diberikan kepada pelanggan/pembeli. Pendapatan- memenuhi kewajiban ini.
pendapatan yang diterima dimuka adalah hutang Contoh:
atau keharusan entitas untuk memberikan barang Tanggal 5/11-2005 PT. A menerima sewa gudang
atau jasa. Di masa mendatang. Contoh transaksi untuk 1 tahun Rp. 2.400.
1. Apabila akuntan PT. A pada saat penerimaan mencatat transaksi tersebut sebagai pendapatan
sewa:

Pencatatan itu sebenarnya salah karena bulan (bulan november dan desember), yaitu
penerimaan seluruhnya diakui sebagai sebesar 2/12 x Rp.2.400 = Rp. 400, sedangkan
pendapatan, padahal sampai 31 Desember 2005 sisanya masih berupa kewajiban. Untuk
(tanggal laporan keuangan) dari seluruh mengoreksi pencatatan itu dibuat pencatatan
penerimaan, yang menjadi pendapatan hanya 2 penyesuaian berikut ini:

Pencatatan ini menjadikan saldo akun pendapatan dimuka (Unearned Rent) Rp.2.000, seperti terlihat
sewa (Rent Income) Rp.400 dan sewa diterima dalam akun dibawah ini:

2. Apabila akuntan PT. A pada saat menerima mencatat transaksi tersebut sebagai sewa diterima
dimuka (Unearned Rent)

Apabila laporan keuangan disusun per 31 dijalani dan telah menjadi pendapatan adalah 2
Desember 2005, maka masa sewa yang telah bulan (November dan desember), sedangkan 10
bulan sisanya masih kewajiban PT. A. Untuk Rp.2.400 = Rp.2.000) dilakukan pencatatan
menyesuaikan akun Unearned Rent agar penyesuaian berikut ini:
menyajikan nilai hutang yang sebenarnya (10/12 x

Pencatatan ini menjadikan saldo akun pendapatan dimuka (Unearned Rent) Rp.2.000, seperti terlihat
sewa (Rent Income) Rp.400 dan sewa diterima dalam akun dibawah ini:

B. PENYESUAIAN UNTUK AKUN-AKUN AKRUAL (YANG AKAN DIBAYAR ATAU AKAN DITERIMA)
Akun- akun akrual merupakan akun-akun pendapatan ini menjadi tagihan (Receivable)
yang timbul dan belum pernah dicatat selama entitas kepada pihak lain diluar perusahaan.
pencatatan harian. Akun-akun ini merupakan: 2. Biaya-biaya yang telah terjadi namun
1. Pendapatan-pendapatan yang telah sampai penyusunan laporan keuangan belum
menjadi hak entitas pada periode itu namun dibayarkan (Accrued Expense). Biaya-biaya ini
sampai laporan keuangan disusun belum menjadi kewajiban atau hutang yang harus
diterima (Accrued Income). Pada akhir tahun dibayarkan oleh entitas ke pihak lain pada
periode setelah laporan keuangan.

B1. Pendapatan-pendapatan yang telah menjadi hak entitas namun sampai laporan keuangan disusun
belum diterima (Accrued Income)
Tanggal 31 Desember 2005, PT. A menerima dibayarkan pada awal tahun 2006. Pencatatan
pengumuman dividen Rp.25 yang akan dilakukan sebagai berikut:

B2. Biaya-biaya yang telah terjadi namun sampai penyusunan laporan keuangan belum dibayarkan
(Accrued Expense).
Per 31 Desember 2005, PT. A memiliki tagihan telepon bulan desember Rp. 60 yang akan dibayarkan
bulan januari 2006

B3. Biaya atas Piutang yang ditaksir tidak dapat ditagih (Bad debt Expense).
Terdapat dua metode dalam mencatat penyesuaian dibuat dengan mendebet akun Bad
piutang usaha yang ditaksir tidak dapat ditagih, debt Expense (Biaya piutang tak tertagih) dan
yaitu metode langsung dan metode penyisihan. mengkredit akun Penyisihan untuk piutang tak
Apabila digunakan metode penyisihan (Allowance tertagih (Allowance for doubtful account). Akun
method) maka akuntan perlu membuat Penyisihan untuk piutang tak tertagih (Allowance
penyesuaian atas piutang yang ditaksir tidak for doubtful account) merupakan akun kontra
tertagih. Penaksiran dapat didasarkan pada umur (Contra Account) dari Piutang Dagang (Account
piutang atau persentase penjualan. Pencatatan Receivable).
Contoh dari kasus PT. A: Ditaksir 1 % dari penjualan akan sulit ditagih

Dalam kasus PT. A diilustrasi 1.1 dan ditambah penyesuaian untuk PT. A diiktisarkan sebagai
informasi penyesuaian, maka pencatatan berikut:
5. Mengiktisarkan saldo-saldo akun ke Neraca Saldo Setelah disesuaikan
(Adjusted Trial Balance)
Setelah melakukan pencatatan atas akun dan mengiktisarkan ke Neraca Saldo Setelah
penyesuaian yang diperlukan, maka tugas Penyesuaian. Dari Contoh PT. A, Neraca Saldo
berikutnya adalah memosting ke masing-masing setelah penyesuaian dapat dilihat dibawah ini:
6. Menyusun laporan keuangan berdasar dari Neraca Saldo setelah disesuaikan
Laporan Keuangan yang lengkap terdiri Neraca dan laporan rugi laba merupakan laporan
dari: keuangan pokok, sedangkan sisa tiga laporan lagi
1. Neraca (Balance sheet) adalah penjelasan atas laporan keuangan pokok
2. Laporan Penghasilan/Laporan karena disusun berdasarkan neraca dan laporan
rugi laba (Income Statement) rugi laba. Beberapa laporan keuangan akan
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow dibahas pada bab-bab berikutnya.
Statement) Dari Neraca saldo setelah penyesuaian PT.
4. Laporan Perubahan Ekuitas A maka dapat disusun Neraca, Laporan laba rugi,
(Statement of Stockholders’ equity) dan laporan laba ditahan (laporan ini merupakan
5. Catatan- catatan atas laporan bagian dari laporan perubahan ekuitas) sebagai
keuangan (Notes to Financial Statement) berikut:
7. Menutup akun-akun nominal ke akun Riil
Proses berikutnya dari siklus akuntansi ini dibuat untuk memindahkan akun-akun di rugi
adalah menutup akun-akun nominal (akun-akun di laba ke akun-akun di neraca. Proses penutupan
laporan rugi laba) ke akun laba ditahan. Pencatatan dilakukan sebagai berikut:
 Menutup akun penjualan ke laba ditahan
Proses ini dilakukan dengan mendebit seluruh akun pendapatan (karena saldo akhir pendapatan
di sisi kredit maka ditutup dengan mendebitkan akun ini) dan mengkredit laba ditahan. Pada kasus PT. A,
penutupan dicatat sebagai berikut:
 Menutup seluruh akun biaya & kos dari barang terjual kea kun laba ditahan
Proses ini dilakukan dengan mendebit biaya dan kos dari barang terjual. Pada kasus PT. A,
akun laba ditahan dan mengkredit seluruh akun penutupan dicatat sebagai berikut:

Dari proses penutupan, maka akun laba Setelah diposting ke masing-masing akun, maka
ditahan akan menunjukkan mutasi kredit sebesar Neraca saldo setelah penutupan dapat disusun
Rp.383.70 ( Rp. 916.3 (Db) - Rp.1300 (Cr)). Jumlah sebagai berikut:
itu sama dengan laba neto PT. A di laporan rugi
laba.

8. Membuat pencatatan pembalikan (Reversing Entries)


Pencatatan pembalikan dilakukan untuk 2. Pendapatan diterima dimuka
menyederhanakan pencatatan transaksi pada yang pada saat penerimaan dicatat pada
periode akuntansi berikutnya. Pembalikan tidak akun pendapatan.
harus dilakukan karena tidak mengubah jumlah 3. Pendapatan yang masih harus
yang dilaporkan di laporan keuangan. Pembalikan diterima (Accrued Income)
dibuat pada awal periode berikutnya dan bukan 4. Biaya-biaya yang masih harus
pada akhir periode berjalan. Akun-akun yang dibayar (Accrued Expense)
dibalikkan bersumber dari pencatatan jurnal Pembalikan keempat pos-pos penyesuaian
penyesuaian untuk pos-pos yang dibayar ini dilakukan agar konsistensi pencatatan ke suatu
dimuka(Prepayments) dan pos-pos akrual akun tetap terjadi pada periode berikutnya.
(Accrual), yaitu: Namun, pembalikan ini bukan sesuatu yang harus
1. Biaya-biaya dibayar dimuka yang dilakukan. Apabila diterapkan pada PT. A, maka
pada saat pembayaran dicatat pada akun pembalikan dicatat sebagai berikut:
biaya.
MENGGUNAKAN JURNAL KHUSUS
Apabila ukuran suatu entitas semakin 3. Transaksi Penjualan Kredit dicatat
besar dan jumlah transaksi yang akan diolah ke Jurnal Penjualan
semakin banyak maka penggunaan jurnal umum 4. Transaksi Pembelian Kredit
untuk mencatat seluruh transaksi tidak memadai. dicatat ke Jurnal Pembelian
Untuk mengatasi ini dibuat jurnal khusus yang Transaksi diluar keempat transaksi diatas dicatat ke
membagi jurnal atas jenis transaksinya: Jurnal Umum atau lembar jurnal (Kournal Vocher).
1. Transaksi penerimaan kas dicatat Dengan demikian, terdapat empat jurnal khusus
ke JurnalPenerimaan Kas yang dapat digunakan untuk mencatat data
2. Transaksi pengeluaran Kas dicatat transaksi dari dokumen sumbernya.
ke Jurnal Pengeluaran Kas Bentuk masing-masing jurnal dapat
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Apabila diterapkan pada PT. A, maka pencatatan ke jurnal khusus dilakukan sebagai berikut:
Pemostingan ke masing-masing akun tidak dibawah total jumlah apabila dilakukan
dilakukan untuk setiap transaksi, namun dilakukan pemostingan. Pemostingan ini disebut pemrosesan
secara periodik (biasanya tiap bulan) dan yang tumpuk (Batch Processing) dalam sistem informasi
diposting adalah total jumlah dari masing-masing akuntansi manual. Sarana untuk melakukan
akun. Apabila pemostingan dilakukan, maka kolom pemostingan adalah lembar jurnal ( Jural Voucher).
ref diisi dengan tanda ceklis (√) untuk akun pada Dalam kasus PT.A (Ilustrasi 1.1), pemostingan
kolom lain-lain. Untuk akun yang sering terjadi melalui lembar jurnal dapat disajikan sebagai
dibuatkan kolom khusus dan diberi tanda ceklis (√) berikut:
Penggunaan lembar jurnal sebagai wahana pemosting) harus membubuhkan tanda tangan
pemostingan lebih baik dilihat dari sisi sebagai tanda pemeriksaaan kebenaran data.
pengendalian karena sebelum diposting ke masing- Selanjutnya pemegang buku besar memosting total
masing akun setiap pihak (pembuat, pemeriksa dan masing-masing akun ke akunnya masing-masing.
Soal Latihan:
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
BAB II
LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA
(BALANCE SHEET)

LAPORAN RUGI LABA


KEGUNAAN DAN KELEMAHAN LAPORAN RUGI LABA

Laporan rugi laba adalah laporan yang 2. Jumlah laba atau penghasilan sangat
menunjukkan kinerja atau prestasi operasi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
perusahaan selama satu periode operasi. Laporan digunakan.
rugi laba digunakan oleh pengguna untuk: 3. Pengukuran laba/penghasilan banyak
1. Mengevaluasi kinerja/prestasi periode lalu melibatkan pertimbangan.
suatu entitas dan membandingkannya dengan Laporan rugi laba sering digunakan sebagai
kinerja perusahaan lain yang sejenis. dasar untuk mengevaluasi kinerja/prestasi
2. Laporan rugi laba dapat digunakan sebagai perusahaan atau prestasi manajernya. Informasi
dasar memprediksi kinerja perusahaan di laba atau rugi dalam laporan ini juga bisa
masa yang akan dating. mempengaruhi harga saham perusahaan yang
3. Menaksir risiko dan ketidakpastian tercatat di bursa efek. Agar prestasi suatu
pencapaian arus kas masa depan. Dengan perusahaan atau manajernya tampak baik, maka
informasi tentang pendapatan dan biaya sering terdapat dorongan atau motivasi untuk
pengguna dapat mnaksir risiko menyesuaikan laba agar sesuai atau melebihi target
ketidaktercapaian arus kas masa depan atau membuat laba terlihat kurang berisiko.
perusahaan. Perilaku ini membuat kualitas informasi dalam
Walaupun manfaat yang diberikan laporan laporan rugi laba menjadi berkurang keandalannya.
rugi laba cukup banyak, namun pengguna harus Tindakan ini disebut Manajemen laba (Earnings
menyadari bahwa beberapa pos dalam laporan Management), yaitu merencanakan pengakuan
laba-rugi disusun berdasarkan asumsi dan estimasi. pendapatan, biaya, keuntungan atau kerugian
Beberapa kelemahan lain adalah: dengan maksud meratakan laba. Tindakan ini
1. Suatu peristiwa atau transaksi yang tidak dilakukan dengan meningkatkan pendapatan
bisa diukur dengan andal tidak akan dengan mengakui pendapatan masa yang akan
dilaporkan dalam laporan rugi laba meskipun dating pada periode sekarang atau menunda
mungkin mempengaruhi operasi perusahaan. pengakuan pendapatan periode ini untuk diakui di
periode yang akan dating. Tindakan yang serupa
dapat dilakukan untuk akun-akun biaya,

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
keuntungan dan kerugian. Manajemen laba sering
juga disebut Perataan laba (Income Smoothing).

BENTUK LAPORAN RUGI LABA


ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI LABA
Penghasilan (laba) neto entitas penyerahan atau produksi barang, penyerahan
dihasilkan dari transaksi-transaksi pendapatan, jasa, atau melakukan aktivitas lainnya yang
biaya, keuntungan atau kerugian. Seluruh merupakan operasi utama atau operasi pusat
transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pos- yang berlanjut suatu entitas.
pos tersebut diiktisarkan dalam laporan rugi laba. 3. Untung (Gains): Peningkatan dalam
Defenisi masing-masing elemen laporan rugi laba ekuitas (aktiva neto) yang berasal dari
adalah: aktivitas incidental (kadang-kadang) atau
1. Pendapatan (Revenue): Arus masuk tambahan (peripheral) suatu entitas dan dari
aktiva atau peningkatan lainnya dari aktiva seluruh transaksi lainnya dan peristiwa lainnya
atau pelunasan hutang (atau kombinasi dari dan keadaan yang mempengaruhi entitas
keduanya) selama suatu periode, yang selama suatu periode kecuali yang dihasilkan
berasal dari penyerahan barang atau dari pendapatan atau investasi pemilik.
menghasilkan barang, penyerahan jasa, atau 4. Rugi (Losses): Penurunan dalam ekuitas
aktivitas lainnya yang merupakan operasi (aktiva neto) dari aktivitas incidental
utama atau operasi pusat yang berlanjut dari (kadang-kadang) atau aktivitas tambahan
suatu entitas. (peripheral) suatu entitas dan dari seluruh
2. Biaya (Expenses): Arus keluar atau transaksi dan peristiwa lainnya dan keadaan
penggunaan lainnya dari aktiva atau yang mempengaruhi entitas selama suatu
keterjadian kewajiban (atau kombinasi periode kecuali yang dihasilkan dari biaya atau
keduanya) selama suatu periode dari distribusi kepada pemilik.

FORMAT LAPORAN RUGI LABA

PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH TUNGGAL (SINGLE-STEP


INCOME STATEMENT)
Pelaporan rugi laba dengan menggunakan berasal dari operasi ataupun non operasi disatukan
pendekatan ini dilakukan dengan menyatukan pelaporannya dan seluruh biaya juga disatukan baik
semua sumber pendapatan atas dua bagian, yang bersumber dari operasi maupun dari non
pendapatan dan biaya. Seluruh pendapatan yang

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
operasi. Bentuk laporan laba-rugi dengan
menggunakan pendekatan ini adalah:

Bentuk ini merupakan bentuk sederhana jarang digunakan untuk laporan rugi laba yang
dari laporan rugi laba. Penggunaan pendekatan ini diperuntukkan bagi pengguna diluar perusahaan
untuk menghindari kesalahan pengklasifikasian (kreditur, investor, pemerintah,dll).
item-item pendapatan dan biaya. Pendekatan ini

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA (MULTIPLE-STEP
INCOME STATEMENT)
Dengan pendekatan ini, laporan laba-rugi  Biaya Administrasi dan Umum
disusun dengan memisahkan pendapatan yang (Administrative or General Expenses),
diperoleh dari operasi, biaya-biaya operasi, yaitu yang melaporkan biaya-biaya
pendapatan-pendapatan non operasi, dan biaya- administrasi atau biaya umum.
biaya non operasi. Pembagian ini membuat laporan 2. Bagian Non Operasi, yaitu laporan
rugi laba lebih bermanfaat bagi pengguna. pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari
Pengklasifikasian pendapatan dan biaya didasarkan aktivitas tambahan atau bukan utama
kepada jenis perusahaan dan fungsi-fungsi yang perusahaan. Keuntungan atau kerugian yang
terlibat dalam perusahaan. jarang terjadi atau yang tidak biasa umumnya
Pengklasifikasian yang biasa dilakukan dilaporkan di bagian ini. Bagian ini dibai atas
untuk perusahaan manufaktur dan industri adalah: dua bagian:
1. Bagian operasi, yaitu bagian yang  Pendapatan lainnya dan
melaporkan pendapatan dan biaya yang keuntungan, yaitu suatu daftar
terjadi dari operasi utama usaha: pendapatan yang diperoleh atau
 Penjualan atau bagian keuntungan yang terjadi dari trnsaksi
pendapatan operasi. Bagian ini diluar operasi (non operasi).
menunjukkan pendapatan, diskun  Biaya Lainnya dan kerugian,
penjualan, penyisihan penjualan, yaitu suatu daftar biaya atau kerugian
pengembalian penjualan (retur) dan yang berasal dari transaksi diluar operasi
informasi lainnya yang berkaitan dengan (non operasi).
pendapatan operasi. Setiap subseksi itu 3. Pajak Penghasilan, yaitu pajak
dijumlahkan untuk memperoleh penjualan penghasilan badan yang dikutip oleh
neto. Pmerintah dari operasi yang berlanjut.
 Kos dari Barang Terjual (Cost of 4. Operasi-operasi tidak berlanjut
Goods Sold), yaitu yang menunjukkan (Discontinued operations), yaitu keuntungan
jumlah kos dari barang yang dijual pada atau kerugian yang material yang dihasilkan
periode tersebut. dari penjualan suatu segmen usaha
 Biaya Penjualan (Selling 5. Pos-pos yang tidak biasa (Extraordinary
Expenses), yaitu yang meunjukkan Items) yaitu keuntungan atau kerugian yang
daftar biaya-biaya yang dikeluarkan tidak biasa dan jarang terjadi
untuk menghasilkan penjualan, misalnya 6. Pengaruh kumulatif dari perubahan
biaya promosi, gaji bagian penjualan,dll. dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi, yaitu
pengaruh perubahan prinsip akuntansi yang

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
telah digunakan beberapa period eke prinsip Contoh laporan rugi laba yang
kuntansi yang baru. disajikan menggunakan bentuk multiple step
7. Laba per saham (Earnings per share). adalah:

PELAPORAN TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG JARANG TERJADI


(IRREGULAR ITEMS)
Transaksi-transaksi yang jarang terjadi Operasi-operasi yang tidak berlanjut terjadi
dapat dibagi atas beberapa kategori: karena terjadinya arus kas negatif atau rugi
1. Operasi-operasi yang tidak berlanjut yang terus menerus dari salah satu segmen
(Discontinued operations); bisnis sehingga segmen atau divisi itu harus
dihentikan atau dijual. Setelah segmen bisnis

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
dilepas, maka tidak ada keterlibatan
perusahaan induk pada segmen atau divisi itu. Terdapat tiga cara pelaporan pos-pos yang
Keuntungan atau Kerugian yang disebabkan tidak teratur:
operasi yang tidak berlanjut dilaporkan di 1. Pendekatan memasukkan seluruh pos-
laporan rugi laba setelah bagian “Laba dari pos tidak teratur (All- Inclusive approach);
operasi berlanjut” namun sebelum pos-pos yaitu memasukkan seluruh pos-pos yang
luar biasa tidak teratur yang terjadi pada periode itu ke
2. Pos-pos luar biasa (Extraordinary Items) laporan laba-rugi. Kesalahan-kesalahan
merupakan pos-pos yang jumlahnya relatif pengukuran atau pelaporan laba dan
besar (material) namun bukan peristiwa yang perubahan-perubahan estimasi dan
berulang dan peristiwa itu sangat jauh pemakaian metode akuntansi pada periode
menyimpang dari aktivitas utama perusahaan yang lalu tidak dimasukkan dalam laporan
dan tidak bisa diramalkan (diprediksi) terjadi. laba-rugi periode ini, namun disesuaikan ke
Misalnya: kerugian karena terjadi bencana laba ditahan.
alam. Suatu pos dikatakan extraordinary 2. Pendekatan kinerja operasi periode
apabila kedua kriteria berikut dipenuhi: berjalan (Current operating performance
 Sifatnya tidak biasa; approach); Dengan menggunakan
 Sangat jarang terjadi atau jarang pendekatan ini, laporan rugi laba hanya
sekali berulang berisi informasi pendapatan dan biaya dari
3. Keuntungan-keuntungan dan kerugian- operasi yang teratur. Pendapatan dan biaya
kerugian yang tidak biasa (Unusual Gains yang diperoleh secara tidak teratur tidak
and Losses), misalnya: penghapusan piutang dicantumkan dalam laporan rugi laba
usaha, penghapusan sediaan, keuntungan namun dalam laporan perubahan ekuitas
atau kerugian karena fluktuasi 3. Pendekatan memodifikasi all-inclusive
kurs,keuntungan atau kerugian karena harga concept;
kontrak, keuntungan atau kerugian dari Pendekatan ini hampir sama dengan
penjualan aktiva tetap; pendekatan all-inclusive concept, namun
4. Perubahan-perubahan dalam prinsip untuk pos-pos yang tidak teratur harus
Akuntansi, misalnya perubahan dari tampak jelas (highlighted) di laporan
penggunaan metode LIFO menuju FIFO dalam keuangan sehingga pengguna laporan
akuntansi sediaan, atau perubahan metode keuangan dapat menilai dengan jelas
penyusutan aktiva tetap. kemampuan perusahaan mencapai laba di
5. Perubahan-perubahan dalam estimasi masa depan. Pendekatan ini juga
akuntansi, misalnya perubahan umur memasukkan pengaruh kumulatif perubahan
ekonomis aktiva tetap. prinsip akuntansi periode-periode sebelumnya

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
ke laporan laba-rugi periode sekarang.
Pendekatan ini sekarang banyak digunakan
dalam praktik.

NERACA
Neraca merupakan salah satu laporan Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham suatu
keuangan pokok yang sering juga disebut sebagai perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Laporan Posisi Keuangan atau Laporan Aktiva,

MANFAAT NERACA
Dengan memberikan informasi tentang 3. Menaksir kesulitan keuangan perusahaan.
aktiva, kewajiban/hutang dan ekuitas pemegang Neraca dapat digunakan untuk menaksir
saham maka neraca memberikan dasar untuik: kebangkrutan perusahaan. Salah satu
1. Penghitungan rates of return dan model prediksi kebangkrutan perusahaan
pengevaluasian struktur modal adalah model yang dikembangkan oleh
perusahaan Altman (1993) yang mengembangkan
2. Menaksir risiko perusahaan dan arus kas ukuran Z Score, yaitu kombinasi ukuran
masa depan dengan menghitung rasio- neraca dan laporan rugi laba untuk
rasio likuiditas, solvensi dan fleksibilitas memprediksi kebangkrutan perusahaan.
keuangan. Rumus yang dikembangkannya adalah:

Nilai
Modal laba Pasar
Z = kerja x 1,2 + ditahan x 1,4 + EBIT x 3,3 + Penjualan x 0,99 + Ekuitas x 0,60
aktiva Aktiva Aset Aktiva Kewajiban
total Total Total Total Total

Altman menemukan bahwa perusahaan skor Z dibawah 1.81 cenderung akan


yang memiliki nilai skor Z diatas 3 bangkrut.
cenderung tidak akan bangkrut sedangkan

KETERBATASAN NERACA
1. Hampir seluruhnya aktiva dan hutang sekarang/ Current Cost) dari aktiva dan
(kewajiban) disajikan pada Kos Historikal kewajiban.
(kos berdasarkan bukti transaksi) . 2. Dalam penyajian pos-pos di neraca,
Akibatnya pos-pos aktiva dan neraca banyak melibatkan pertimbangan
sangat tinggi keandalannya, namun tidak (Judgement) dan estimasi akuntansi.
mencerminkan nilai saat ini ( Kos

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
3. Banyak pos-pos yang memiliki kontribusi di neraca (misalnya kos sumberdaya
ke perusahaan diabaikan dan tidak dicatat manusia).

KLASIFIKASI DALAM NERACA


Akun-akun riil (permanent) harus dan ekuitas, pemisahan juga dilakukan untuk setiap
diklasifikasikan di Neraca. Pemisahan dilakukan akun yang memiliki karakteristik yang mirip dan
antara akun-akun aktiva dan akun-akun kewajiban memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
dan ekuitas pemegang saham. Pemisahan ini fleksibilitas dan likuiditas keuangan perusahaan.
dilakukan untuk memudahkan menganalisa Klasifikasi dalam Neraca dapat
sumberdaya yang dimiliki perusahaan dan struktur digambarkan sebagai berikut:
modal. Untuk setiap kelompok aktiva, kewajiban

ASSETS LIABILITIES
Current Assets Current Liabilities
Cash & Cash Equivalent Account Payable
Short term investment Unearned Revenue
Account Receivable Accrued Expense
Accrued Revenue Current Maturities of long term Liabilities
Inventories
Prepaid Expenses Long Term Liabilities
Long Term Investment Bond Payable
Fixed Assets Mortgage Payable
Building Long term Notes Payable
Accumulated Depreciation of Buildings STOCKHOLDERS’ EQUITY
Intangible Assets Capital Stock
Patent, Copyright,etc Additional Paid-in Capital
Other Assets Retained Earnings

Penjelasan Pos-pos Neraca:


1. Current Assets (Aktiva-aktiva Lancar), yaitu operasi, mana yang lebih panjang,
aktiva yang akan dikonversi menjadi kas, dikategorikan sebagai aktiva lancar.
dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun atau 2. Long Term Investment (Investasi Jangka
satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Panjang), yaitu investasi dalam sekuritas
Aktiva lancar disajikan atau diurutkan di jangka panjang, investasi dalam aktiva tetap
neraca berdasarkan likuiditas. Jika suatu asset yang tidak digunakan dalam operasi, investasi
dapat dikonversi menjadi kas atau akan dalam dana-dana khusus, dan investasi dalam
digunakan untuk membayar hutang lancar anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi atau
dalam waktu satu tahun atau satu siklus perusahaan afiliasi. Investasi jangka panjang

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
merupakan investasi yang dimaksudkan untuk diharapkan akan dibayar dengan
tidak dikonversi atau dijual dalam beberapa menggunakan aktiva lancar. Termasuk dalam
tahun kategori hutang lancar adalah: hutang dagang
3. Fixed Assets (Aktiva Tetap), yaitu aktiva (Account Payable), Biaya yang masih
yang diperoleh perusahaan untuk dipakai terhutang (Accrued Expense), Pendapatan
dalam operasi normal perusahaan dan diterima dimuka (Unearned Revenue) dan
memiliki umur ekonomis jangka panjang hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo
(lebih dari satu tahun). Aktiva tetap biasanya dalam satu tahun (Current Maturities o Long
disajiakn bersma dengan akun kontra (Contra Term Liabilities). Hutang Lancar diurutkan
Account) Akumulasi Penyusutan (Accumulated berdasarkan urutan jatuh tempo dari hutang.
Depreciation). 7. Long- Term Liabilities (Hutang Jangka
4. Intangible Assets (Aktiva-Aktiva Tak Panjang), yaitu hutang yang tidak akan
Berujud), yaitu aktiva yang tidak atau kurang dilunasi dalam siklus operasi atau satu tahun.
memiliki substansi fisik dan bukan merupakan Hutang ini jatuh tempo pada suatu tanggal
instrument keuangan. Dalam jangka panjang, beberapa tahun kemudian. Contoh jenis
aktiva berujud diharapkan dapat menambah hutang ini adalah hutang obligasi (Bond
arus kas masuk melalui peningkatan Payable)
pendapatan pada perusahaan. Contoh dari 8. Stockholder’s Equity (Ekuitas Pemegang
aktiva ini adalah: Paten, Goodwill, hak cipta Saham), sering juga disebut sebagai aktiva
(Copyright). neto (Net asset), yaitu sisa aktiva setelah
5. Other Assets (Aktiva-aktiva Lainnya), yaitu dikurangi seluruh kewajiban kepada kreditur
aktiva-aktiva yang tidak dapat dikategorikan apabila diasumsikan perusahaan dilikuidasi.
pada aktiva-aktiva yang lain. Termasuk dalam kelompok ini adalah: modal
6. Current Liabilities ( Hutang-hutang lancar), saham (saham biasa atau saham preferen),
yaitu hutang yang akan dilunasi dalam jangka tambahan modal disetor (Paid in Capital), dan
waktu satu tahun atau satu siklus operasi, laba ditahan (Retained Earnings).
mana yang lebih panjang. Hutang lancar

[ Ty p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] Page 36
Soal Latihan:
Berikut ini merupakan data yang disarikan dari neraca saldo PT. Tri C Sukses untuk periode yang
berakhir 31 desember 2009. Seluruh data dalam ribuan (000). Susunlah laporan rugi laba dalam
format langkah tunggal (single step) dan langkah ganda (multiple step) serta sajikan juga
neraca. Asumsikan: Sediaan akhir barang dagang Rp. 370.000 dan pajak 30%.
Cash and bank Rp 205.000 Retained earnings Rp1.016.480
Short term investment Rp 115.000 Sales Rp6.700.000
Account Receivable Rp 456.000 Sales return and allowance Rp 25.000
Allowance for doubtful account Rp 9.120 Sales discount Rp 67.000
Prepaid insurance Rp 123.000 Purchase Rp2.300.000
Merchadise inventory Rp 478.000 Purchase discount Rp 25.000
Long term investment Rp1.250.000 Purchase return and allowance Rp 6.700
Land Rp2.300.000 Freight in Rp 7.800
Building Rp5.600.000 Sales commisions expense Rp 56.000
Accumulated depreciation of buildings Rp 280.000 Travel and entertainment expense Rp 90.000
Other assets Rp 120.000 Accounting and legal services Rp 120.000
Account payable Rp 450.000 Insurance expense Rp 34.000
Tax Payable Rp 97.000 Supplies Expense Rp 46.000
Interest payable Rp 123.700 Bad debt expense Rp 6.700
Current maturities of long term debt Rp 25.000 Advertising expense Rp 267.000
Bond payable Rp 231.000 Depreciation expense Rp 4.500
Notes payable Rp 200.000 Telephone-sales expense Rp 132.000
Common stock Rp4.500.000 Rental revenue Rp 224.000
Additional paid in Capital Rp 565.000 Extraordinary loss Rp 560.000
Interest expense Rp 90.000

40
BAB III
AKUNTANSI KAS

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS


Kas merupakan aktiva atau sumberdaya segera dapat dikonversikan menjadi kas. Yang
ekonomi perusahaan yang paling cepat dapat termasuk aktiva setara kas adalah deposito
ditukarkan (likuid) dengan sumberdaya atau aktiva berumur kurang dari 3 bulan, investasi dalam surat
lainnya dan tidak dibatasi penggunaannya. Yang hutang (obligasi) atau surat berharga ekuitas
termasuk kas adalah uang koin, uang kertas, cek, (saham) yang dimaksudkan untuk spekulasi dan
uang yang disimpan di bank yang penggunaannya sewaktu-waktu dapat dijual (marketable
tidak dibatasi. Aktiva yang setara dengan kas (atau: securities/available on sale securities).
setara kas) adalah aktiva lancar perusahaan yang

MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:


1. Kas yang dibatasi penggunaannya untuk Keuangan (Notes to Financial Statement).
tujuan tertentu (dana). Termasuk dalam Apabila jumlahnya material, maka dana ini
pengertian dana adalah: harus dipisahkan pelaporannya dengan kas,
 Kas kecil (Petty Cash) yaitu dana apakah sebagai aktiva lancar lainnya atau
yang disisihkan untuk membayar sebagai investasi.
pengeluaran-pengeluaran rutin perusahaan  Penyisihan kas yang diwajibkan
yang jumlahnya tidak terlampau besar bank sebagai syarat pinjaman. Kas ini
(material) atau tidak memerlukan cek. diklasifikasi sebagai investasi jangka
Biasanya jumlah kas kecil tidak terlampau panjang atau aktiva lain-lain.
besar atau material, sehingga dana kas
kecil digabungkan pelaporannya dengan 2. Bank Overdraf (cerukan)
kas. Cerukan terjadi karena saldo kas di bank
 Penyisihan kas untuk membayar tidak mencukupi membayar cek yang ditulis
obligasi (sinking fund) atau untuk perusahaan tetapi bank tetap
membayar pembangunan, pembelian atau membayarkannya dan akibatnya saldo di
renovasi aktiva tetap. Kas yang bank menjadi minus. Cerukan atau Bank
dicadangkan untuk hal-hal tertentu apabila Overdraf harus direklasifikasi (dipindahkan)
jumlahnya tidak material tetap dilaporkan menjadi hutang lancar.
sebagai kas namun harus dicantumkan atau
dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan

41
Contoh: Saldo bank PT. A per 31/12- Cash 500
2005 menunjukkan saldo (500). PT. A Bank Overdraf 500
harus membuat reklasifikasi:

PENGENDALIAN ATAS KAS


Karena Kas memiliki risiko kehilangan dan menghasilkan pengendalian internal yang
kecurangan yang tinggi, maka perusahaan lebih baik daripada sistem dana berfluktuasi.
sebaiknya menetapkan pengendalian internal yang 3. Melakukan perhitungan kas (Cash
baik untuk kas. Beberapa pengendalian internal Opname) secara mendadak pada waktu
yang dapat diterapkan terhadap akun kas adalah: tertentu
1. Memisahkan fungsi penyimpan, pencatat 4. Menyetorkan penerimaan kas ke bank
dan otorisasi kas untuk menghindari setiap hari.
penyalahgunaan kas. Kecurangan kas 5. Menyimpan kas yang belum sempat
potensial terjadi apabila fungsi-fungsi itu disetorkan ke bank di wadah penyimpanan
disatukan. yang aman dari pencurian dan kebakaran
2. Menggunakan sistem Imprest (dana (Misalnya: menyediakan brankas).
tetap) untuk dana kas kecil. Sistem Imprest 6. Melakukan Rekonsiliasi Bank

DANA KAS KECIL (Petty Cash)


Dana kas kecil adalah kas yang disisihkan untuk sistem ini tidak ada pertanggungjawaban
pengeluaran-pengeluaran harian yang relatif kecil terhadap pengeluaran kas kecil.
yang tidak memerlukan cek. Dalam  Sistem Dana Tetap (Imprest System), yaitu
mengoperasikan system dana kas kecil, dilakukan sistem kas kecil dimana pengisian kas kecil
pemisahan antara kasir pemegang kas kecil dengan didasarkan pada jumlah pengeluaran di
kasir utama. Secara periodik kasir utama atau bukti kas keluar kas kecil. Pada saat
bendahara mengisi kas di kasir kas kecil. Ada dua transaksi terjadi tidak dilakukan
pendekatan atau kebijakan dalam system dana kas pencatatan atas bukti-bukti transaksi. Kasir
kecil: kas kecil hanya mengumpulkan bukti- bukti
 Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating pengeluaran kas. Pencatatan transaksi
system), yaitu sistem kas kecil dimana pengeluaran dilakukan setelah dilakukan
pengisian kas kecil dilakukan dalam jumlah pengisian kas kecil. Kas kecil diisi hanya
yang tidak teratur dan tidak didasarkan sejumlah pengeluaran yang terjadi
bukti kas keluar. Setiap pengeluaran kas sehingga dana kas kecil tetap, kecuali
kecil yang terjadi langsung dicatat dengan dilakukan kebijakan perubahan saldo kas
mengkreditkan akun kas kecil. Dalam kecil.

42
Contoh:
Pada tanggal 5/1-2006 PT. A membentuk dana kas kecil sebesar Rp.400.000 dan diisi
setiap minggu. Pengeluaran yang terjadi selama satu minggu adalah:
6/1-2006 Dibayar biaya perjalanan dinas Rp.125.000
7/1-2006 Dibayar biaya bensin Rp.20.000
9/1-2006 Pembelian alat tulis kantor Rp.50.000
10/1-2006 Dibayar pembelian materai Rp.18.000
11/1-2006 Dibayar biaya bnsin Rp.15.000

Tanggal 12/1-2006 kas kecil diisi. Catat transaksi diatas dengan menggunakan:
A. Sistem imprest, dimana sewaktu penghitungan ditemukan jumlah kas kecil tersisa Rp.169.500
B. Sistem berfluktuasi. Pengisian kas kecil Rp. 350.000. Berapa sisa kas kecil seharusnya?
Jawaban:
Transaksi Imprest Fluctuating
Dibentuk dana kas kecil Rp. Petty Cash 400.000 Petty Cash 400.000
400.000 Cash 400.000 Cash 400.000
6/1-06 Biaya perjalanan dinas Tidak dicatat Traveling expense 125.000
Petty Cash 125.000
7/1-06 Biaya Bensin Rp. 200.000 Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 20.000
Petty Cash 20.000
9/1-06 Pembelian alat tulis Tidak dicatat Supplies Expense 50.000
Rp.50.000 Petty Cash 50.000
10/1-06 Pembelian Materai Tidak dicatat Supplies Expense 18.000
Petty Cash 18.000
11/1-06 Pembelian Bensin Rp. Tidak dicatat Fuel & Oil Expense 15.000
15.000 Petty Cash 15.000
12/1-06 Pengisian kas kecil Travelling Expense 125.000 Petty Cash 350.000
Fuel & Oil Expense 35.000 Cash 350.000
Supplies Expense 68.000
Cash sort & Over 2.500
Cash 230.500
Saldo kas kecil setelah pengisian Rp.169.500+ Rp. 230.500 = Rp.400.000 Rp. 172.000+350.000 = Rp. 522.000

REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank dibuat untuk di bank, maka bank mengeluarkan rekening Koran
menyesuaikan akun kas di bank menurut catatan bank secara teratur setiap bulan. Rekening Koran
perusahaan dan menurut catatan bank (rekening tersebut biasanya berbeda dengan akun kas di bank
Koran). Apabila perusahaan memiliki rekening giro menurut catatan perusahaan. Rekonsiliasi bank

43
dibuat untuk mengetahui penyebab perbedaan itu. 4. Bank telah mendebitkan/ membebankan
Perbedaan ini biasanya disebabkan oleh: perusahaan, namun perusahaan belum
1. Perusahaan telah mencatat penerimaan mengetahui samapi menerima rekening
kas dalam akun kas dibank, namun sampai Koran. Pembebanan bank (Bank Charges)
rekening Koran diterima, penerimaan kas biasanya terdiri dari:
tersebut belum tercantum. Contoh: Setoran  Biaya administrasi, yaitu biaya pengurusan
dalam perjalanan (Deposit in transit), yaitu rekening perusahaan
setoran yang sudah dicatat menambah saldo  Cek kosong (Not Sufficient Fund/NSF),
akun kas di bank di buku besar perusahaan yaitu cek-cek yang diterima perusahaan
namun sampai rekening Koran diterbitkan dari pelanggan namun ketika dicairkan
belum tercantum di Rekening Koran. dana pelanggan tidak memadai.
2. Perusahaan telah mencatat pengeluaran 5. Kesalahan- kesalahan Bank atau
cek (pengeluaran kas) di register cek, namun perusahaan. Kesalahan-kesalahan yang sering
sampai rekening Koran diterima perusahaan, terjadi adalah kesalahan mencatat jumlah cek
cek-cek (pengeluaran kas) itu belum ada di atau penerimaan atau kesalahan pendebitan
rekening Koran karena cek belum ditukarkan atau pengkreditan yang dilakukan oleh bank.
pelanggan. Pengeluaran ini disebut Cek yang
belum dicairkan (Outstanding Cheque) yaitu Ada beberapa pendekatan atau cara
Cek yang sudah ditulis perusahaan dan membuat rekonsiliasi bank:
diserahkan serta telah dicatat sebagai 1. Rekonsiliasi bank 1 kolom menyesuaikan
pengeluaran, namun sampai rekening Koran saldo rekening Koran bank agar sesuai
dikeluarkan oleh bank belum dicairkan oleh si dengan saldo kas di bank di buku besar
pemegang cek. Karena belum diuangkan oleh atau sebaliknya, menyesuaikan saldo kas
si penerima cek, maka bank belum di bank di akun Buku besar perusahaan
mengurangkan dari saldo bank. agar sesuai dengan saldo di rekening
3. Bank telah mencatat penerimaan kas Koran.
dalam rekening Koran bank, namun 2. Rekonsiliasi bank 2 kolom menyesuaikan
perusahaan tidak mengetahui adanya saldo rekening Koran Bank dan catatan
penerimaan kas atau penagihan yang saldo kas di bank di buku besar
dilakukan bank sampai rekening Koran perusahaan sehingga diperoleh saldo kas
diterima. Contoh: Setoran pelanggan yang di bank yang sebenarnya.
langsung ke rekening perusahaan atau 3. Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof of
penagihan bank kepada pelanggan (Collected Cash) biasanya digunakan oleh auditor
by Bank) untuk memeriksa mutasi bank perusahaan
dan meguji saldo bank. Dilakukan dengan

44
menyesuaikan saldo bank awal, penerimaan bank, pengeluaran bank dan
saldo akhir.

Contoh:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
PER 30 Juni 2004
Balance per bank statement (Saldo menurut rekening Koran) Rp. 7.000.000
Add: - Deposit in transit 1.540.000
Less: - Outstanding cheque Rp. (2.000.000)
Balance per book Rp. 6.540.000

Catatan Kas di Bank bulan Juli: Rekening Koran Buku


Saldo 31 Juli 2004 8.650.000 9.250.000
Setoran Juli 5.000.000 5.810.000
Cek bulan juli 4.000.000 3.100.000
Penagihan wesel tagih 1.000.000 0
Biaya bank 15.000 0
NSF Cheque 335.000 0
Diminta:
Buat Rekonsiliasi bank dengan bentuk 1 kolom, 2 kolom dan 4 kolom.
1. Rekonsiliasi Bank 1 kolom (menyesuaikan saldo kas di bank menurut rekening Koran
bank menuju saldo kas di buku besar perusahaan, atau sebaliknya).
Dalam membuat rekonsiliasi bank model ini, diasumsikan benar. Sebaliknya, apabila saldo kas di
harus diasumsikan salah satu saldo salah dan perlu bank menurut buku besar diasumsikan salah, maka
disesuaikan menuju saldo yang dianggap benar. perlu disesuaikan ke saldo kas di bank menurut
Apabila saldo kas di bank menurut rekening Koran rekening koran yang diasumsikan benar.
bank diasumsikan salah, maka perlu disesuaikan ke Model 1 kolom untuk rekonsiliasi bank PT.
saldo kas di bank menurut buku besar yang Ayala Sukses dapat dibuat sebagai berikut:

45
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
(Saldo di rekening Koran menuju saldo di buku besar)
Per 31 Juli 2009
Saldo kas di bank menurut rekening koran 8.650.000
Menambah:
Deposit in transit 2.350.000
Bank Charge 15.000
NSF Cheque 335.000

Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000)
Notes Receivable (1.000.000)

Saldo Kas di Bank menurut Buku Besar 9.250.000

Keterangan:
1. Pos- pos yang menambah saldo rekening 2. Pos-pos yang mengurangi saldo rekening
Koran adalah penerimaan-penerimaan yang Koran adalah pengeluaran-pengeluaran yang
belum terlihat dalam rekening Koran, namun sudah dicatat di buku besar namun tidak
sudah dicatat oleh perusahaan di buku besar terlihat di rekening Koran (contoh:
(yaitu deposit in transit). Pembebanan oleh Outstanding Cheque). Penagihan-penagihan
Bank (biaya administrasi, NSF Cheque) dan bank kepada pelanggan atau setoran
pendapatan bunga atas simpanan pelanggan ke rekening perusahaan yang
(pendapatan jasa giro) belum dicatat oleh belum dicatat perusahaan ke buku besar
perusahaan sebagai pengeluaran dan (dalam kasus itu adalah Note Receivable)
penerimaan sehingga harus ditambahkan ke harus dikurangkan dari rekening Koran.
saldo rekening Koran.
2. Rekonsiliasi Bank 2 kolom (menyesuaikan masing-masing saldo kas di bank untuk mencari
saldo yang sebenarnya)
Rekening Koran ini dibuat dengan Koran. Tujuannya adalah mencari saldo kas di bank
menyesuaikan kedua saldo kas di bank, baik yang sebenarnya.
menurut buku besar ataupun menurut rekening Model 2 kolom untuk kasus PT. AYALA SUKSES
dapat dibuat sebagai berikut:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
Per 31 Juli 2004

46
Saldo kas di bank menurut 8.650.000 Saldo kas di bank menurut 9.250.000
rekening koran Buku Besar
Menambah: Menambah:
Deposit in transit 2.350.000 Notes Receivable 1.000.000
Mengurangi: Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000) Bank Charge (15.000)
NSF Cheque (335.000)

Saldo seharusnya Kas di Bank 9.900.000 Saldo seharusnya Kas di Bank 9.900.000

Keterangan:
1. Perhitungan setoran dalam perjalanan ( Deposit in transit) bulan juli:
Setoran bulan juli menurut buku Rp.5.810.000
Setoran bulan juli menurut rekening koran (Rp.5.000.000)
Selisih setoran Rp. 810.000
Setoran dalam perjalanan bulan juni Rp. 1.540.000
Setoran dalam perjalanan bulan juli Rp. 2.350.000
2. Perhitungan Cek-cek yang masih beredar (Oustanding Cheques) bulan juli:

Cek-cek bulan juli dikeluarkan perusahaan Rp. 3.100.000


Cek bulan juli menurut Rekening Koran (termasuk cek
bulan juni) Rp. 4.000.000
Cek-Cek beredar bulan juni (Rp. 2.000.000)
Cek bulan juli yang sebenarnya diterima bank (Rp.2.000.000)
Cek-Cek yang beredar bulan juli Rp. 1.100.000

3. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo akun kas di bank menurut buku besar
adalah unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening Koran diterima.
4. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo rekening Koran adalah unsure yang belum
dicatat oleh bank sebagai penerimaan atau pengeluaran samapi rekening Koran dikirimkan.
Rekonsiliasi Bank 4 kolom
Ada 3 cara melakukan rekonsiliasi bank 4 kolom: 3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap
1. Saldo rekening koran dan saldo kas di saldo rekening koran.
bank menurut buku besar disesuaikan Penyesuaian dibuat terhadap saldo awal, saldo
untuk mencari saldo yang benar penerimaan dan saldo pengeluaran pada bulan
2. Saldo bank disesuaikan (dicari dilakukannya rekonsiliasi bank, dan saldo akhir.
perbedaannya) terhadap saldo buku
perusahaan
1. Saldo rekening koran dan saldo kas di bank menurut buku besar disesuaikan untuk mencari
saldo yang benar
Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:

47
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)
PER 31 Juli 2007
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007
Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000
Setroran dalam perjalanan
a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp -
b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000
Outstanding Cheque:
a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000)
b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)
Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 6.810.000 Rp 3.450.000 Rp 9.900.000

Saldo Kas di Bank menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp - Rp - Rp 9.250.000


Penagihan wesel tagih Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Biaya jasa bank Rp 15.000 Rp (15.000)
NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)
Saldo kas di bank yang benar Rp 6.540.000 Rp 1.000.000 Rp 350.000 Rp 9.900.000

2. Saldo bank disesuaikan (dicari perbedaannya) terhadap saldo buku perusahaan


Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)


PER 31 Juli 2007
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007
Saldo rekening koran Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000
Setroran dalam perjalanan
a. Per 31 Juni 2007 Rp 1.540.000 Rp(1.540.000) Rp -
b, Per 31 Juli 2007 Rp 2.350.000 Rp 2.350.000
Outstanding Cheque:
a. Per 31 Juni 2007 Rp(2.000.000) Rp(2.000.000)
b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 Rp(1.100.000)
Penagihan wesel Rp(1.000.000) Rp(1.000.000)
Biaya Jasa Bank Rp (15.000) Rp 15.000
NSF Cheque Rp (335.000) Rp 335.000
Saldo kas di bank menurut buku
besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000

3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap saldo rekening koran.


Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)
PER 31 Juli 2007

48
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007
Saldo menurut buku besar Rp 6.540.000 Rp 5.810.000 Rp 3.100.000 Rp 9.250.000
Setroran dalam perjalanan
a. Per 31 Juni 2007 Rp(1.540.000) Rp 1.540.000 Rp -
b, Per 31 Juli 2007 Rp(2.350.000) Rp(2.350.000)
Outstanding Cheque:
a. Per 31 Juni 2007 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
b, Per 31 Juli 2007 Rp(1.100.000) Rp 1.100.000
Penagihan wesel Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Biaya Jasa Bank Rp 15.000 Rp (15.000)
NSF Cheque Rp 335.000 Rp (335.000)
Saldo kas di bank menurut buku
besar Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.350.000 Rp 8.650.000

Membuat Pencatatan Penyesuaian Saldo Kas di Bank di buku besar


Penyesuaian dilakukan untuk unsur- unsur yang belum dicatat di buku besar sampai rekening
Koran diterima. Untuk kasus PT. Ayala Sukses, penyesuaian dicatat sebagai berikut:
1. Menyesuaikan penerimaan kas
Cash 1.000.000
Note Receivable 1.000.000

2. Menyesuaikan Pengeluaran kas


Bank charge expense 15.000
Account Receivable 335.000
Cash 350.000

Soal Latihan:
1. Tentukanlah berapa saldo kas dan setara kas PT. Bintang Mas dari informasi berikut ini dan
bagaimana memperlakukan yang tidak termasuk saldo kas dan setara kas?
 Uang tunai di brankas Rp 15.000.000
 Terdapat sertifikat deposito 6 bulan Rp. 60.000.000
 Perusahaan memiliki dana pelunasan obligasi Rp. 45.000.000 yang diinvestasikan dalam saham
yang beredar di bursa efek
 Saldo kas di bank Rp. 152.000.000
 Saldo dana kas kecil Rp. 650.000
 Perusahaan meminjam di bank dan bank menyiaratkan saldo minimum simpanan Rp. 25.000.000
 Salah satu rekening bank perusahaan bersaldo (Rp. 5.000.000)

49
2. PT. Tri C Sukses menggunakan system impres dalam pengelolaan kas kecil. Pengisian kas kecil
dilakukan setiap minggu. Berikut adalah informasi penggunaan kas kecil:
5/6-2009 dibentuk dana kas kecil Rp. 1.500.000
12/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membeli perlengkapan kantor Rp. 450.000, pembayaran
iuran kebersihan dan keamanan Rp. 150.000, pembayaran BBM petugas penjualan Rp.
100.000, membeli materai Rp. 18.000. Sisa dana kas kecil Rp. 780.000
18/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membayar biaya perjalanan dinas Rp. 465.000, membayar
biaya pemeliharaan rutin sepeda motor Rp. 94.000, membayar sumbangan Rp. 500.000.
Sisa dana kas kecil Rp. 445.000
25/6-2009 pengeluaran kas kecil adalah: pembelian BBM petugas penjualan Rp. 150.000, membayar
tagihan HP direktur (biaya telekomunikasi) Rp. 250.000, membayar pemeliharaan rutin
mobil kantor Rp. 200.000. Sisa dana kas kecil Rp. 900.000. Pada tanggal ini diputuskan
dana kas kecil Rp. 1.200.000.

3. PT. Andalas menyetorkan semua penerimaan dan melakukan semua pembayaran dengan
menggunakan cek. Informasi berikut ini diperoleh dari catatan kas dan rekening Koran bank untuk
membuat rekonsiliasi bank tanggal 31 agustus 2009:
1. Saldo kas menurut buku kas tanggal 1 agustus 2009 Rp.9.704.000, penerimaan kas selama bulan
agustus Rp. 35.000.000 dan pengeluaran kas selama bulan agustus Rp.34.903.000. Saldo kas yang
ada ditangan kasir perusahaan Rp. 310.000
2. Menurut rekening Koran bank, saldo kas di bank tanggal 31 agustus 2009 Rp. 8.089.000
3. Setoran dalam perjalanan Rp. 3.800.000
4. Cek-cek yang sudah dikeluarkan namun belum kelihatan di rekening Koran Rp. 1.050.000
5. Petugas pembukuan salah mencatat cek untuk membeli perlengkapanRp. 164.500, seharusnya
Rp.146.500.
6. Penagihan wesel dari salah seorang pelanggan Rp. 1.000.000 dan bunga Rp. 40.000. Penagihan ini
sudah dikreditkan bank.
7. Bank membebankan biaya pemeliharaan rekening Rp. 20.000
Diminta: Buat laporan rekonsiliasi bank dan buat pencatatan penyesuaian yang diperlukan.
4. Data buku kas perusahaan dan rekening Koran PT. A untuk tanggal 31 November 2009:

50
5. Berikut ini adalah data kas di bank PT. Central (dalam ribuan) pada tanggal 31 desember 2009

BANK BUKU BESAR


Saldo awal Rp. 43.560 Rp.47.760
Penerimaan Rp. 85.700 Rp. 34.416
Pengeluaran Rp. 75.640 Rp. 36.916
Setoran pelanggan Rp. 16.770
Jasa giro Rp. 354
Salah catat cek untuk pembayaran hutang usaha Rp.945.000
(terlampau besar), seharusnya Rp.900.000
Pembebanan cek kosong Rp. 550
Biaya administrasi rekening Rp. 165
Setoran dalam perjalanan Rp. 25.000
Salah pembebanan cek Rp. 40.549
Cek-cek yang masih beredar 12.500

Dana kas kecil:


Perusahaan menggunakan system impres dank as kecil diisi setiap tanggal 5 dan 20 setiap bulan. Dana kas
kecil Rp. 5.000. Hasil pemeriksaan kas kecil dari tanggal 20/12/2009 – 5/1/2010 menunjukkan
pengeluaran-pengeluaran berikut ini: 22/12/2009 pembelian perlengkapan Rp. 1.500, 23/12/2009 biaya
BBM Rp. 500, 26/12/2009 biaya perjalanan dinas Rp. 1.000, 4/1/2009 biaya jamuan makan Rp.600.
Diminta:
1. Buat rekonsiliasi bank

51
2. Buat pencatatan penyesuaian hasil rekonsiliasi bank
3. Catat pengeluaran kas kecil sampai 31 desember 2009
4. Berapa jumlah kas yang harus disajikan di neraca 31 desember 2009?

6. Laporan bank menunjukkan data berikut (Dalam ribuan rupiah):


 Saldo awal 1/8-2002 90.425
 Setoran 915.176
 Cek plus memo deposit (851.715)
 Beban administrasi (44)
 Saldo akhir 31/8-2002 153.842

Akun Kas di buku besar perusahaan adalah sebagai berikut:

1/7 64.192 31/7 Pengeluaran Kas 665.491


31/7 Penerimaan Kas 682.429 1/8 Rekonsiliasi Bank 375
31/8 Penerimaan Kas 919.872 31/8 Pengeluaran Kas 856.446

Hasil penelaahan atas rekonsiliasi bank bulan lalu dan rekening bank bulan agustus menunjukkan hal-hal
berikut:
1. Cek-cek yang belum ditukarkan (outstanding cheque) 31/7/2002 berjumlah 26.042, dan 31/8-
2002 berjumlah 33.561
2. Setoran yang belum dilaporkan oleh bank per 31/7-2002 berjumlah Rp.16422, dan 31/8-2002
berjumlah 21.118
3. Cek No. 216 untuk perlengkapan kantor telah ditulis 695, namun dicatat di jurnal pengeluaran kas
sejumlah $965. Bank mencatat cek tersebut senilai 695
4. Cek yang ditulis oleh perusahaan lain senilai 583 telah dikurangkan oleh bank dari rekening
perusahaan ini.
5. Termasuk dalam rekening Koran bank adalah sebuah memo debit bertanggal 31/8 sebesar 2.475
untuk bunga wesel yang dikeluarkan perusahaan ini pada tanggal 31/7.
6. Sevice charge untuk bulan agustus belum dicatat perusahaan.
7. Dalam rekonsiliasi bank per 31/7-2002, ditunjukkan terdapat service charge 26 & cek kosong 349

Instruksi:
a. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom untuk menyesuaikan saldo bank menjadi saldo buku

52
b. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom yang menyesuaikan saldo bank dan saldo buku menjadi saldo
yang benar.
c. Siapkan ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk menyesuaikan buku perusahaan.

53
BAB IV
AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)

Piutang (Receivable) merupakan klaim merupakan janji tertulis dari pelanggan atau pihak
suatu entitas terhadap pelanggan atau pihak lain lain kepada perusahaan untuk membayar sejumlah
atas uang, jasa atau barang. Untuk tujuan uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.
pelaporan keuangan piutang dapat diklasifikasikan Piutang Usaha merupakan janji lisan dari pelanggan
atas piutang jangka panjang dan piutang jangka untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
pendek. Piutang Jangka Panjang adalah klaim suatu tanggal di masa depan. Piutang wesel bisa
kepada pihak lain yang diharapkan tertagih lebih berjangka panjang dan berjangka pendek,
dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tergantung perjanjian antara peminjam/pembeli
siklus operasi. Piutang Jangka Pendek merupakan dengan yang memberi pinjaman/penjual.
klaim kepada pelanggan atau pihak lain yang Sedangkan Piutang Usaha biasanya berjangka
diharapkan tertagih dalam satu tahun atau satu pendek dan diharapkan ditagih dalam 30 hari, 45
siklus operasi normal. hari atau 60 hari tergantung syarat-syarat penjualan
Selanjutnya, piutang dapat juga (term). Piutang Non Dagang timbul dari berbagai
digolongkan di neraca atas Piutang Dagang dan jenis transaksi yang bukan dari kegiatan
Piutang Non Dagang. Piutang Dagang terdiri atas perdagangan, misalnya piutang karyawan, piutang
Piutang wesel (Notes Receivable) dan Piutang kepada pemegang saham, uang muka
Usaha (Account Receivable). Piutang wesel

PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)

PENGAKUAN PIUTANG USAHA


Piutang usaha diakui/dicatat sebesar nilai atas piutang usaha, terdapat dua faktor yang
pertukaran atau nilai faktur yang telah disepakati memengaruhi pencatatan nilai piutang usaha,
oleh pihak penjual dan pembeli. Dalam pengakuan yaitu:

1. Diskun Dagang (Trade discount).


Diskun dagang adalah diskun yang kebijakan perusahaan memberikan diskun untuk
diberikan oleh penjual kepada pembeli atas dasar mencegah terjadinya perubahan harga berulang-
daftar harga yang diberikan penjual. Diskun ini ulang (harga tetap sesuai katalog, namun diberikan
biasanya diberikan karena pembeli membeli diskun). Apabila terdapat diskun dagang maka
barang/jasa dalam volume/jumlah tertentu atau piutang usaha diakui senilai jumlah neto (setelah

66
dikurangi diskun). Misalnya, PT. Aris memberikan menunjukkan harga perunit Rp. 20.000, maka PT.
diskun 30% untuk setiap pembelian barang. Aris mencatat penjualan 100 unit barang yang
Apabila pada tanggal tersebut daftar harga dijual secara kredit sebagai berikut:

2. Diskun Tunai (Cash Discount).


Berbeda dengan diskun dagang, diskun apabila membayar dalam 10 hari sejak tanggal
tunai diberikan apabila pembeli barang membayar penagihan/faktur dan jatuh tempo dalam masa 30
sesuai dengan periode diskun yang tercantum hari sejak tanggal penjualan, atau 2/10 EOM
dalam syarat-syarat pembayaran. Apabila pembeli (Ending of Month) maka diskun 2% diberikan
membayar dalam periode yang disebutkan dalam apabila membayar dalam 10 hari sejak akhir bulan.
syarat-syarat pembelian (term), maka diskun Pengakuan terhadap diskun tunai dan piutang
diberikan sebesar persentase tertentu. Misalnya, dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
syarat 2/10, net 30 maka diskun 2% diberikan
a. Metode Neto ( Net Method).
Piutang diakui sebesar jumlah penjualan (pembayaran melebihi periode diskun) maka
setelah dikurangi dengan diskun. Metode ini manajemen pembeli tidak efisien. Diskun yang
mengasumsikan pembeli akan mengambil tidak diambil akan diakui sebagai keuntungan
kesempatan untuk memanfaatkan diskun yang karena diskun penjualan dibatalkan (Sales Discount
diberikan. Apabila diskun tidak diambil Forfeited).

b. Metode bruto (Gross Method).


Piutang dicatat sebesar nilai yang ada pada pembayaran pada periode diskun. Metode ini
faktur dan diskun dicatat dalam akun “Diskun merupakan metode yang paling mudah diterapkan
Penjualan” apabila perusahaan menerima dan paling banyak digunakan. Diskun penjualan

67
disajikan di laporan rugi-laba (Income Statement)
sebagai pengurang dari akun Penjualan.

Dibandingkan metode bruto, metode neto karena membutuhkan analisa tambahan dan
menghasilkan praktik yang lebih baik karena pencatatan penyesuaian diakhir perode untuk
piutang disajikan dekat dengan nilai realisasinya. diskun tunai yang tidak diambil (Sales Discount
Dalam kenyataan, metode neto sulit diterapkan Forfeited).

PENILAIAN PIUTANG USAHA


Piutang Usaha dinilai sebesar nilai realisasi yang akan terjadi. Untuk menaksir jumlah piutang
neto (Net Realizable Value), yaitu nilai yang yang tak tertagih terdapat dua metode yang biasa
diperkirakan bisa dikonversi menjadi kas. Untuk digunakan:
menilai Piutang Usaha pada nilai realisasinya, maka 1. Metode Penghapusan Langsung (Direct
perlu mengestimasi piutang usaha yang tak tertagih Write-Off Method)
dan penaksiran atas retur dan penyisihan penjualan 2. Metode Penyisihan (Allowance Method)
Metode Penghapusan Langsung
Metode ini digunakan hanya bila piutang mendebit akun biaya piutang tak tertagih dan
yang tidak tertagih tidak material. Secara teoretis, mengkreditkan akun piutang usaha. Apabila setelah
metode ini tidak cocok karena tidak memadankan dihapus, pelanggan membayar kembali setelah
biaya dan pendapatan periode. Metode periode penghapusan piutang usaha, maka
Penghapusan Langsung mencatat biaya piutang tak penerimaan itu dicatat sebagai keuntungan (Gain
tertagih (Bad debt Expense) pada periode ketika from Uncollectible Amount Recovery). Metode ini
piutang usaha tidak bisa ditagih. Piutang yang merupakan metode yang diwajibkan dalam
benar-benar tidak bisa ditagih dicatat dengan Undang-Undang Perpajakan.

Metode Penyisihan (Allowance Method)


Dalam metode penyisihan, setiap akhir piutang tidak tertagih. Hasil taksiran biaya piutang
periode akuntansi ditaksir/ diestimasi jumlah biaya tak tertagih (Bad debt Expense) dicatat ke jurnal

68
dengan mendebit akun biaya piutang tak tertagih Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)/Standar
dan mengkredit akun penyisihan untuk piutang tak Akuntansi Keuangan (SAK).
tertagih (Allowance For Doubtful Account). Misalnya, total penjualan PT. A selama
Apabila pelanggan benar-benar tidak bisa Tahun 2006 Rp. 250.000.000. berdasarkan
membayar, dengan demikian piutang usaha harus pengalaman sebelumnya, 2% dari total penjualan
dihapus, maka penghapusan itu dicatat dengan akan sulit ditagih. Pada tanggal 1/5-2007 salah
mendebit akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih seorang pelanggan PT. A jatuh pailit, sehingga
(Allowance For Doubtful Account) dan mengkredit Piutang Usaha sebesar Rp. 500.000 atas nama
akun Piutang Usaha. Pembayaran kembali setelah pelanggan itu diputuskan oleh manajemen harus
piutang dihapus dilakukan dengan mendebit dihapus. Tanggal 28/1-2008 pelanggan itu
Piutang Usaha yang sudah dihapus dan mengkredit memberitahukan akan membayar seluruh
kembali akun Penyisihan Piutang Yang Tak Tertagih kewajibannya pada tanggal 5 maret 2008. Transaksi
(Allowance For Doubtful Account). Metode Piutang PT. A dapat dicatat dengan kedua metode
penyisihan menilai piutang dalam jumlah yang seperti ilustrasi dalam tabel berikut ini:
dapat direalisasikan. Metode ini cocok dengan

Menaksir Jumlah Biaya Piutang Tak Tertagih


Biaya piutang yang tak tertagih ditaksir Untuk membantu dalam membuat
berdasarkan pertimbangan dan pengalaman pertimbangan, ada dua pendekatan yang bisa
masa- masa sebelumnya terkait dengan Piutang dipakai:
Usaha dan transaksi penjualan. Pertimbangan 1. Pendekatan Laporan Rugi-Laba (Income
yang cermat dan wajar harus dilakukan agar Statement Approach)
mencerminkan nilai realisasi dari Piutang Usaha 2. Pendekatan Neraca (Balance Sheet
pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Approach)

69
Pendekatan Rugi Laba dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih
Penaksiran didasarkan jumlah penjualan dalam tahun 2006 penjualan kredit yang dilakukan
kredit yang terjadi dalam periode itu dan sebesar Rp. 650.000.000 dan berdasarkan
manajemen suatu entitas mempertimbangkan pengalaman tahun sebelumnya piutang yang sulit
jumlah piutang yang tidak tertagih dari penjualan ditagih 0,5% dari penjualan. Maka, tahun 2006
kredit yang terjadi dalam periode itu. Persentase jumlah piutang tak tertagih adalah 0,5% x Rp.
ketidaktertagihan piutang berdasarkan 650.000.000= Rp. 3.250.000. Biaya piutang tak
pertimbangan manajemen itu dikalikan dengan tertagih dan Penyisihan piutang dicatat sebagai
total penjualan kredit dalam periode itu. Misalnya berikut:

Pendekatan Neraca dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih


Pendekatan neraca dilakukan dengan periode-perode sebelumnya, ketidaktertagihan
membuat suatu bagan atau skedul Analisa Atas dalam setiap kelompok piutang pelanggan.
Umur Piutang Usaha (Aging Schedule). Piutang Total taksiran jumlah piutang usaha tak
usaha diklasifikasikan berdasarkan umur piutang tertagih merupakan jumlah Akun Penyisihan
usaha sejak tanggal penagihan atau faktur Piutang Tak Tertagih yang akan disajikan di neraca.
dikeluarkan sampai tanggal penyusunan laporan Selisih antara jumlah Akun Penyisihan Piutang Tak
keuangan. Piutang usaha masing-masing pelanggan Tertagih sebelum dilakukan penyesuaian dengan
(Customer) dikelompokkan berdasarkan umur jumlah akun penyisihan Piutang Tak Tertagih hasil
piutang masing- masing pelanggan. Biasanya perhitungan merupakan jumlah Akun Biaya Piutang
pengelompokkan didasarkan kelipatan dari hari tak tertagih pada periode itu.
jatuh tempo ( misalnya, piutang usaha jatuh tempo Misalnya, dari akun Piutang Usaha di Buku
30 hari, maka piutang pelanggan dikelompokkan Besar PT. A per 31 Desember 2007 saldo akhir
dalam kelipatan 30, yaitu 60 hari, 90 hari atau 120 Piutang Usaha sebesar Rp. 207.160.000. Jumlah
hari). Setelah pengelompokan dilakukan maka Piutang Usaha tersebar pada pelanggan berikut
manajemen menaksir, berdasarkan pengalaman (data diambil dari buku pembantu/kartu Piutang
Usaha):

70
Piutang Usaha dan Penyisihan untuk Piutang yang - Umur 61-90 hari, persentase
tak tertagih sebelum disesuaikan menunjukkan ketertagihan 85%
saldo piutang usaha Rp. 207.160.000 dan - Umur 91-120 hari persentase
Penyisihan untuk Piutang yang tak tertagih Rp. ketertagihan 80%
7.456.000. Kebijakan Piutang perusahaan untuk - > 120 hari, persentase ketertagihan
penyisihan adalah: Piutang 75%
- Piutang usaha jatuh tempo 30 hari Analisa atas Umur Piutang Usaha dapat dibuat
- Umur 31-60 hari, persentase seperti tabel dibawah ini:
ketertagihan 90%

Biaya Piutang tak tertagih (Bad debt Expense) per 31 Desember 2007 dapat dihitung sebagai berikut:
-- Allowance for Doubtful Account setelah penyesuaian Rp. 14.755.000

71
-- Allowance for Doubtful Account sebelum penyesuaian Rp. 7.456.000
Bad Debt expense Rp. 7.299.000
Biaya Piutang Tak Tertagih dicatat ke jurnal umum dengan cara sebagai berikut:

WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE)


Di Indonesia, wesel memiliki dua bentuk yaitu adanya suatu ketentuan yang mengatur apabila si
wesel aksep (Bank Draf) dan promes (Promisory pembayar mengalami gagal bayar1.
Note). Wesel Aksep (Bank draf) merupakan surat Wesel (note) apabila dilihat dari pihak
berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari yang memberi pinjaman disebut sebagai wesel
bank penerbit draft kepada pihak lainnya (tertarik) tagih (piutang wesel), sedangkan dari pihak
untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang peminjam disebut sebagai wesel bayar (hutang
tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu wesel). Wesel yang jatuh tempo dalam periode 1
yang telah ditentukan. Bank draft ini adalah tahun disebut sebagai wesel jangka pendek,
merupakan cek namun sumber dana sedangkan wesel yang jatuh tempo lebih dari 1
pembayarannya adalah berasal dari rekening bank periode akuntansi disebut wesel jangka panjang.
penerbit bukan dari rekening nasabah perorangan. Wesel bisa dikenai bunga (interest bearing note)
Sedangkan Promes dalam akuntansi dapat juga namun bisa juga tanpa bunga (non interest bearing
disebut "nota yang dapat diuangkan" adalah note). Wesel tanpa bunga merupakan wesel yang
merupakan suatu kontrak yang berisi janji secara secara implisit tidak mencantumkan suatu
terinci dari suatu pihak ( pembayar) untuk persentase bunga namun ada komitmen untuk
membayarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya membayar suatu jumlah tertentu melebihi jumlah
(pihak yang dibayar). Kewajiban ini dapat timbul pinjaman yang diberikan.
dari adanya suatu kewajiban pelunasan suatu
hutang. Misalnya, dalam suatu transaksi penjualan
barang dimana pembayarannya mungkin saja
dilakukan sebagian secara tunai dan sisanya dibayar
dengan menggunakan satu atau beberapa promes.
Dalam promes disebutkan jumlah pokok hutang
serta bunga (apabila ada) dan tanggal jatuh tempo
pembayarannya. Kadangkala dicantumkan pula

1
Lihat www.wikipedia.com

72
PENGAKUAN WESEL
Wesel biasanya dibebani bunga dan direalisasikan untuk wesel berjangka waktu pendek, bunga pasar
sesuai dengan kondisi suku bunga pasar untuk tidak memengaruhi nilai realisasi wesel.
instrumen yang sesuai dengan wesel itu. Namun

WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGA


Misalnya, Pada tanggal 15 Januari 2007 PT. A 10%/tahun. Nilai wesel Rp. 10.000.000. PT. A
melakukan penjualan barang kepada PT. B dan mencatat wesel itu dijurnal sebagai berikut:
menerima wesel (promes) 3 bulan berbunga

Wesel jangka pendek diklasifikasikan sebagai aktiva lancar dan disajikan sama dengan piutang usaha.

Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal berbeda dengan


suku bunga pasar (efektif)

Nilai realisasi wesel jangka panjang berbunga Bank X memberi pinjaman Rp. 10.000.000 kepada
biasanya memperhitungkan pengaruh dari suku PT.A dan menerima wesel jangka panjang berbunga
bunga pasar wesel yang berisiko sama dengan 10%. Wesel jatuh tempo selama 3 tahun dan suku
wesel itu. Untuk mengetahui jumlah nilai realisasi bunga pasar untuk wesel yang berisiko sama adalah
dari wesel, maka harus dicari nilai sekarang dari 12%, maka nilai sekarang wesel dapat dihitung
wesel dan nilai sekarang dari anuitas penerimaan sebagai berikut:
bunga wesel itu. Misalnya, pada awal januari 2007

73
Pemasukan ke jurnal pada awal januari 2007 dilakukan sebagai berikut:

Diskun yang dihasilkan diamortisasi selama periode metode bunga efektif dapat dilakukan sebagai
jatuh tempo wesel. Skedul Amortisasi dengan berikut:

Pemasukan ke jurnal untuk amortisasi diskun dan penerimaan pendapatan bunga pada tahun pertama
dibuat:

74
WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL
SAMA DENGAN SUKU BUNGA PASAR (EFEKTIF)

Misalnya, PT. B meminjamkan sejumlah uang resiko yang sama adalah 10%. Ini berarti wesel
Rp.65.000.000 kepada PT. X dan menerima diterbitkan sama dengan nilai nominal, sehingga
wesel 3 tahun berbunga 10%. Suku bunga wesel tidak ada diskun yang dicatat. PT. B mencatat
dan suku bunga pasar untuk wesel yang memiliki wesel itu sebagai berikut:

WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE)

Wesel berbunga nol merupakan wesel yang tidak Misal, PT. X meminjam Rp. 100 juta dari
mencantumkan tingkat suku bunga nominal pada PT.A dan memberi wesel 3 tahun berbunga nol,
wesel namun nilai realisasi wesel lebih kecil dari dimana nilai sekarang dari wesel Rp. 77.218.000.
nilai nominal wesel. Perbedaan antara nilai nominal Tingkat suku bunga implisit yang menyamakan nilai
dan nilai realisasi dicatat sebagai diskun dan nominal dan nilai sekarang adalah 9 % (lihat tabel
daimortisasi pada saat penutupan buku sebagai nilai sekarang pada periode 3 dan suku bunga 9%,
pendapatan bunga sebesar suku bunga yang nilai sekarang Rp1 untuk periode 3 tahun dan suku
menyamakan dengan nilai sekarang dari wesel. bunga 9% adalah Rp. 0,77218). Untuk mencatat
Pada saat wesel dilunaskan maka pihak peminjam transaksi itu di jurnal PT. A adalah sebagai berikut:
harus membayar sebesar nilai nominal dari wesel
itu.

Diskun wesel diamortisasi pada akhir periode dengan menggunakan metode bunga efektif:

75
Pencatatan ke jurnal untuk amortisasi pada periode pertama adalah:

PENILAIAN WESEL TAGIH


Sama seperti Piutang Usaha, wesel juga piutang wesel. Estimasi atas Wesel tagih yang tidak
disajiakan sebesar nilai realisasi neto (Net tertagih bisa juga dilakukan dengan pendekatan
Realizable Value), yaitu nilai yang diestimasi bisa neraca atau pendekatan rugi laba, sama seperti
direalisasi setelah dikurangi penyisihan-penyisihan pada Piutang Usaha.

PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESEL


Dalam peristiwa bisnis normal, piutang bersaing. Biasanya perusahaan dalam
usaha dan wesel ditagih ketika jatuh tempo dan industri jenis (misalnya perusahaan
dikeluarkan dari pembukuan. Namun, terdapat penjual mobil atau sepeda motor) ini
peristiwa dimana perusahaan pemilik piutang dan bekerjasama dengan suatu perusahaan
wesel membutuhkan kas dalam waktu singkat pendanaan ( Finance Company) atau Bank.
sehingga melakukan transfer piutang ke 2. Perusahaan sulit atau tidak memiliki akses
perusahaan lain. Alasan lainnya dilakukan melakukan pinjaman ke pihak lain atau
pelepasan piutang adalah: untuk menghindari penyimpangan dari
1. Memberikan fasilitas kepada pembeli persetujuan pinjaman.
karena hampir seluruhnya perusahaan 3. Penagihan piutang akan memakan waktu
dalam industri itu melakukan penjualan yang panjang dan mahal sehingga
secara kredit/cicilan. Apabila tidak mengalihkan ke pihak lain penagihan
dilakukan, maka perusahaan tidak dapat piutang.

76
Transfer piutang usaha dan wesel ke pihak 2. Mentransfer piutang usaha
lain untuk memperoleh kas dapat dilakukan dengan perjanjian tanggung
dengan: renteng atau non tanggung
1. Menggadaikan Piutang Usaha renteng (Factoring).

MENGGADAIKAN PIUTANG USAHA


Piutang Usaha dan wesel bisa menjadi pinjaman 12%. Cicilan PT. A dilakukan setiap bulan
jaminan atas pinjaman. Dalam perjanjian biasanya atas penerimaan Piutang usaha. Transaksi yang
perusahaan pemilik piutang tetap melakukan terjadi atas piutang usaha:
penagihan kepada debiturnya dan menyetorkan 1. Bulan Mei PT. A menagih piutang
hasil penagihan kepada pihak yang memberinya senilai Rp. 30.000.000, diskun tunai Rp.
pinjaman. Biasanya, perusahaan pemberi pinjaman 600.000 dan retur penjualan Rp.
(bank atau perusahaan pembiayaan) akan 2.000.000.
membebankan suatu beban keuangan (Finance 2. Pada bulan Juni PT. A melakukan
charge). Setiap penagihan digunakan untuk pembayaran kepada Bank X atas
melunasi pinjaman. Apabila pinjaman tidak dilunasi penagihan Piutang Usaha.
maka pemberi pinjaman memiliki hak melakukan 3. Seluruh Piutang Usaha berhasil
penagihan atas jaminan. Akun Piutang Usaha tetap ditagih Bulan Juni dan terdapat
dipegang dan dicatat oleh perusahaan yang penghapusan piutang Rp. 5 Juta.
menggadaikan piutang usaha. 4. Pada bulan Juli dilunaskan
Misalkan, 1 Mei 2007 PT. A menjaminkan seluruh pinjaman kepada Bank X
Piutang Usaha senilai Rp. 100.000.000 kepada Bank Pencatatan ke jurnal yang harus dilakukan
untuk pinjaman Rp. 80 Juta. Bank membebankan kedua belah pihak adalah:
suatu beban keuangan 2% dan bunga wesel

77
TRANSFER (ANJAK) PIUTANG
Piutang Usaha juga bisa ditransfer (dijual dilakukan dengan pemberitahuan atau notifikasi
atau dijaminkan) untuk memperoleh kas. Piutang kepada pelanggan agar melakukan pembayaran
usaha biasanya dijual ke perusahaan pendanaan kepada Faktor (pihak yang menerima transfer
(Finance Company) . Dalam Peraturan Menteri piutang usaha/Transferee)
Keuangan Nomor 84/PMK. 012/2006 tentang
perusahaan pembiayaan disebutkan Anjak Piutang Transfer Piutang tanpa Tanggung Renteng/tanpa
(Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam jaminan
bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek Transfer piutang usaha tanpa tanggung
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang renteng dianggap sebagai penjualan piutang usaha.
itu. Transfer piutang dilakukan dengan tanggung Dalam transfer piutang tanpa tanggung renteng,
renteng/dengan jaminan (with recourse) maupun pihak pembeli piutang (Faktor) menanggung
tanpa tanggung renteng/tanpa jaminan (Without seluruh Risiko ketidaktertagihan piutang.
Recourse). Transfer Piutang usaha biasanya Pengendalian terhadap piutang usaha berpindah

78
kepada Faktor. Faktor akan mengenakan beban (retur) atau ada piutang yang tidak tertagih. Dalam
pendanaan (Finance Charge) dan menahan transaksi ini, pihak penjual piutang mengakui
persentase tertentu dari piutang usaha sebagai keuntungan atau kerugian dari penjualan piutang.
jaminan (retensi) apabila ada klaim dari pelanggan Keuntungan atau kerugian penjualan piutang dapat
terhadap barang rusak atau ada pengembalian dihitung dengan cara:
- Nilai Buku Piutang Usaha xxx
- Nilai Realisasi Penjualan Piutang Usaha xxx
- Nilai yang ditahan factor
(Retensi Kepada Faktor) xxx+ (xxx)
Keuntungan (Kerugian) Penjualan Piutang usaha xxx

TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG RENTENG/DENGAN JAMINAN


Transfer Piutang Usaha secara tanggung Perbedaan antara penjualan piutang dengan
renteng dapat dipandang sbagai transaksi tanggung renteng dan tanpa tanggung renteng
penjualan atau transaksi pinjam meminjam dengan adalah pihak pemilik piutang usaha mentransfer
jaminan Piutang Usaha. PSAK No. 43 menjelaskan piutang usaha dan menjamin pembayaran piutang
bahwa Transfer Piutang Usaha dapat dipandang usaha sebesar kewajiban tanggung renteng yang
sebagai penjualan apabila keadaan-keadaan berikut disepakati apabila pelanggan gagal membayar
semuanya terpenuhi: piutang usaha. Kewajiban tanggung renteng
1. Klien (Pihak yang (Recourse Liability) dianggap pihak penjual piutang
mentransfer) tidak lagi memiliki manfaat (Transferor) sebagai kerugian penjualan Piutang.
ekonomi masa depan dari piutang dan Apabila estimasi ketidaktertagihan piutang usaha
tidak menanggung risiko kolektibilitas yang tidak terjadi, maka Pihak Penjual (Tranferor) akan
terkandung dalam piutang; mencatat kembali kewajiban tanggung renteng ini
2. Kewajiban klien dalam sebagai pendapatan. Namun, apabila pelanggan
perjanjian recourse (tanggung renteng) gagal membayar piutang, maka akun kewajiban
dapat diestimasi/ditaksir secara andal; dan tanggung renteng dibebankan ke akun Retensi pada
3. Klien tidak memiliki Faktor.
kewajiban atau opsi untuk membeli Contoh transaksi dan pencatatan
kembali piutang itu. untuk membedakan kedua model penjualan
Apabila ketiga ketentuan itu tidak piutang itu dapat diilustrasikan sebagai berikut:
terpenuhi, maka transfer piutang usaha harus 1. Tanggal 1/5-2008 PT. A mentransfer
dipandang sebagai pinjaman, bukan sebagai Piutang Usaha Jangka Pendek kepada
penjualan. suatu perusahaan pembiayaan. Piutang
Usaha yang ditransfer sebesar Rp. 150

79
juta. Perusahaan pembiayaan 2. Selama bulan Mei dan Juni, Pihak Faktor
mengenakan beban pendanaan (Finance melakukan penagihan Piutang
Charge) 5% dari piutang dan menahan 10 Rp.138.250.000. Retur Rp. 5.000.000,
% sebagai jaminan atas retur atau diskun diskun yang diberikan Rp. 5.750.000 dan
penjualan. Ditaksir, Rp. 3juta dari piutang tak tertagih Rp.3.000.000.
usaha itu akan sulit ditagih.

80
82
Soal Latihan:
1. (Pengakuan Piutang Usaha)
Berikut ini adalah transaksi penjualan PT. A:
 Penjualan barang dagang secara kredit Rp. 25.000.000. Syarat 2/10, n/30.
 Barang dikembalikan senilai Rp. 2.000.000
 Penerimaan piutang dagang Rp. 15.000.000 dalam periode potongan tunai
 Penerimaan sisa piutang dagang melebihi periode potongan tunai.
Diminta: Catat seluruh transaksi ke jurnal umum menggunakan metode neto dan metode bruto

2. (Pengakuan biaya piutang tak tertagih). Berikut ini adalah sebagian data piutang usaha PT. Amas
sekora:
Penjualan Kredit selama tahun 2008 Rp. 1.897.096.540. Jumlah piutang usaha Rp. 985.456.231, saldo
penyisihan untuk piutang tak tertagih (Rp. 13.236.750). Beberapa informasi penting yang diperlukan
berkaitan dengan piutang usaha adalah:
31/12/2008 terdapat pelanggan (PT. Uni Unio) yang sudah pailit dan tidak mampu membayar. Jumlah
piutang usaha Rp. 2.300.000 harus dihapus.
31/12/2008 ditaksir 0,5% dari penjualan kredit akan sulit untuk ditagih
1/2/2009 PT. Uni Unio menyatakan akan melunasi hutangnya
15/2/2009 PT. Uni Unio membayar seluruh kewajibannya

Diminta:
1. Catat transaksi 31/12/2008 s.d 15/2/2009 dalam bentuk jurnal umum dengan asumsi
a. Menggunakan metode penyisihan
b. Menggunakan metode penghapusan Langsung
2. Sajikan Piutang usaha di neraca 31 desember 2008:
a. Menggunakan metode penyisihan
b. Menggunakan metode penghapusan Langsung

3. (Wesel tagih jangka pendek)


1/12-2008 PT. Burung Nuri menjual barang Rp. 23.000.000 dan mengeluarkan wesel 3 bulan
berbunga 9%/tahun
Diminta: Buat pencatatan dalam bentuk jurnal umum pada tanggal 1/12-2008, 31/12/2008, 1/3-2009

4. (Wesel tagih jangka panjang berbunga, bunga pasar berbeda dengan bunga nominal)
1 september 2008 PT. Mutiara memberi pinjaman Rp. 76.000.000 kepada PT. Bahtera permai dan
menerima wesel 3 tahun berbunga 9% bungan dibayar tahunan. Suku bunga pasar pada saat itu 11%.
Anda diminta memberikan saran kepada PT. Mutiara untuk membuat pencatatan tanggal 1
september 2008 dan 31 desember 2008, 1 september 2009 dalam bentuk jurnal umum.
5. (Wesel Tagih Jangka Panjang berbunga nol)
1 September 2008 PT. Mulia meminjam Rp. 80 juta dari PT.A dan memberi wesel 3 tahun berbunga
nol. PT. Mulia menerima kas Rp. 61.774.400. Tingkat suku bunga pasar 9 % (lihat tabel nilai sekarang
pada periode 3 dan suku bunga 9%, adalah Rp. 0,77218). Buat Pencatatan tanggal 1/9’08,31/12/08
dalam bentuk jurnal umum

6. Neraca saldo PT. Enrico per 31 Desember 2006 sebelum penyesuaian menunjukkan data berikut:

Account Receivable Rp. 65.000.000


Allowance for Doubtful Account (Rp. 1.625.000)
Note Receivable Rp.25.000.000

Anda menemukan fakta-fakta berikut ini:


83
1. Terdapat piutang usaha kepada PT. Darli Rp. 1.450.000. Menurut manajemen Perusahaan ini
sudah pailit sehingga piutang harus dihapuskan.
2. Menurut manajemen, ditaksir 5% dari piutang bruto akan sulit untuk ditagih.
3. Wesel tagih merupakan wesel berjangka waktu 6 bulan yang dikeluarkan pada tanggal 5
november 2006 berbunga 10%
Diminta:
1. Buat pencatatan ke jurnal (ayat jurnal) yang harus dibuat oleh PT. Enrico
2. Sajikan seluruh piutang usaha per 31 Desember 2006 setelah penyesuaian

3.

Diminta:
1. Buat taksiran biaya piutang tak tertagih tahun 2005 dengan membuat skedul umur piutang usaha
2. Buat penyesuaian dan koreksi yang diperlukan sehingga menunjukkan jumlah piutang yang benar
di neraca periode 31 desember 2005
3. Berapa jumlah piutng neto periode sampai 31 desember 2005 setelah dilakukan koreksi dan
penyesuaian

4. Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan PT. Skala:

a. Piutang Pelanggan sejumlah Rp. 40.000.000 telah digadaikan kepada Andika Finance
sebagai jaminan untuk pinjaman Rp. 30.000.000
b. Penagihan kas atas piutang yang digadaikan adalah Rp. 18.000.000
c. Hasil penagihan piutang dan cek senilai Rp. 3.000.000 untuk bunga pinjaman dikirimkan
ke Andika Finance
d. Hasil penagihan atas piutang yang digadaikan Rp. 16.200.000
e. Pinjaman dilunasi ditambah bunga Rp. 1.200.000
Diminta: Buat pencatatan ke jurnal umum oleh PT. Skala

5. Pada 1/3-2008 PT.A membutuhkan dana sehingga mentransfer piutang dagang kepada Moga
Finance. Piutang yang ditransfer sejumlah Rp. 150.000.000. Pihak Moga Finance mengenakan
beban pembiayaan 6% dari piutang dan menahan 8% sebagai jaminan atas retur atau potongan
penjualan. Ditaksir Rp. 2.500.000 dari piutang itu akan sulit untuk ditagih. Selama bulan April dan
Mei, pihak Moga Finance melakukan penagihan piutang usaha Rp. 126.780.000, retur penjualan
Rp. 3.500.000 dan tak tertagih Rp. 4.000.000.
Buat Pencatatan ke jurnal umum oleh PT. A dan Moga Finance apabila:
 Penjualan Piutang dengan tanggung renteng
 Penjualan piutang tanpa tanggung renteng

84
BAB V

AKUNTANSI SEDIAAN2 (INVENTORIES)

Sediaan adalah barang yang tersedia  Sediaan Barang Dagang


digudang atau tempat penyimpanan suatu entitas  Sediaan Barang Habis Pakai
pada tanggal tertentu. Sediaan terdiri atas beberapa Untuk jenis perusahaan manufaktur, sediaan
jenis, tergantung pada bentuk entitasnya. Beberapa terdiri dari tiga jenis, yaitu Sediaan Bahan Baku,
contoh dari sediaan adalah: Sediaan Barang Dalam Proses dan Sediaan Barang Jadi.
 Sediaan Bahan Baku Arus kos sediaan pada perusahaan manufaktur dapat
 Sediaan Barang Dalam Proses digambarkan sebagai berikut:
 Sediaan Barang Jadi

Aliran kos itu dapat dimasukkan dalam jurnal sebagai berikut:

2
Menurut kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD), sediaan merupakan hasil dari proses menyediakan
(penyediaan). Pertalian yang tepat dari bentuk dasar sedia adalah menyediakan (verba), penyedia
(pelaku/alat), penyediaan (proses) dan sediaan (hasil). Untuk mengikuti pertalian antara bentuk dan
makna yang sudah diatur dalam EYD, maka istilah yang tepat adalah sediaan, bukan persediaan.
85
Mutasi sediaan pada perusahaan dagang, dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Saldo sediaan barang dagang dipengaruhi oleh  Retur Pembelian dan diskun pembelian
transaksi-transaksi berikut ini:  Penjualan barang dagang
 Pembelian barang dagang  penyesuaian-penyesuaan terhadap saldo
 Retur Penjualan sediaan (sediaan hilang, menyusut,dll)

86
SISTEM PENCATATAN SEDIAAN
Terdapat dua sistem pencatatan sediaan:
 Sistem pencatatan sediaan Sistem Pencatatan sediaan secara periodik
Perpetual Sistem ini mencatat mutasi (perubahan)
 Sistem Pencatatan sediaan secara terhadap saldo sediaan ke masing-masing akun
periodik yang menunjukkan transaksinya, bukan ke akun
sediaan. Teknik pencatatan apabila menggunakan
sistem ini adalah:
Sistem Pencatatan sediaan secara perpetual 1. Setiap terjadi pembelian barang
Sistem pencatatan sediaan secara kos sediaan dicatat ke akun Pembelian.
perpetual melakukan pencatatan kos sediaan 2. Apabila terjadi pembayaran
secara terus menerus ke pembukuan. Setiap ongkos masuk, menerima diskun tunai atas
perubahan dalam sediaan langsung dicatat dengan pembelian, atau pengembalian dan
mendebit atau mengkredit akun sediaan. Teknik penyisihan penjualan, maka nilai transaksi
pencatatan apabila menggunakan sistem ini adalah: langsung dicatat ke akun masing-masing (Akun
1. Setiap terjadi pembelian barang, akun biaya angkut pembelian, diskun pembelian,
sediaan didebit akun retur dan penyisihan pembelian) bukan
2. Apabila terjadi pembayaran ongkos masuk, ke akun sediaan.
menerima diskun tunai atas pembelian, atau 3. Setiap terjadi penjualan barang,
pengembalian dan penyisihan penjualan, maka akun sediaan tidak dikreditkan.
maka nilai transaksi langsung dicatat ke akun 4. Untuk menghitung kos dari
sediaan, bukan ke akun khusus untuk barang yang terjual (Cost of Goods Sold),
mencatat peristiwa-peristiwa itu. maka harus dilakukan perhitungan sebagai
3. Setiap terjadi penjualan barang, maka berikut:
akun sediaan di kreditkan dan akun kos dari Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold)
barang terjual (Cost of Goods Sold) didebitkan Sediaan awal periode (Beginning Balance) xxx
Pembelian (Purchases) xxx
4. Setiap jenis sediaan dibuatkan kartu
Retur pembelian (Purchase Return)(xxx)
sediaan yang berfungsi sebagai buku Diskun pembelian (Purchase Discount) (xxx)
Biaya angkut (Freight In) xxx +
pembantu (subsidiary ledger) dari akun
Pembelian neto (Net Purchase) xxx+
sediaan. Barang tersedia untuk dijual xxx
(Goods Available for sale)
Sistem sediaan perpetual mencatat mutasi
Sediaan akhir Periode (Ending Balance) (xxx)
sediaan secara terus menerus ke akun sediaan Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold) xxx
sehingga posisi sediaan tetap bisa diketahui setiap
saat. Untuk menghasilkan pengendalian yang baik, 5. Sediaan akhir diketahui
maka sistem pencatatan sediaan secara perpetual jumlahnya hanya dengan melakukan
bisa digunakan. perhitungan fisik.

87
6. Dibuat jurnal untuk ke neraca dan menutup akun-akun pembelian,
menutup/menyesuaikan saldo sediaan akhir retur pembelian, biaya angkut pembelian.

Perbandingan sistem perpetual dan sistem periodik

88
89
KEPEMILIKAN ATAS SEDIAAN
Kepemilikan (hak) atas sediaan berada. Pihak penjual mengkreditkan akun
menentukan siapa yang mencatat barang sebagai sediaan apabila barang sudah sampai pada
sediaannya. Untuk menetapkan hak atas sediaan, pembeli barang dan pihak pembeli
ada beberapa kondisi yang harus dianalisis: mendebitkan akun pembelian atau sediaan
 Barang dalam perjalanan pada apabila sudah diterima. Ketentuan ini
saat menyusun laporan keuangan biasanya dituliskan sesuai dengan kota pihak
Untuk menetapkan siapa yang berhak atas pembeli (misalnya: apabila pihak pembeli
barang yang sedang dalam perjalanan pada saat berada di Kota Jakarta maka dituliskan FOB
penyusunan laporan keuangan, maka harus dilihat Jakarta atau Franko Jakarta)
syarat (term) dari pembayaran ongkos angkut yang
ada di konosemen (Bill of Lading). Terdapat dua  Barang Konsinyasi
syarat pengiriman yang bisa menunjukkan Salah satu metode pemasaran yang
kepemilikan dari barang: banyak dipakai adalah konsinyasi. Pihak penitip
1. FOB Shipping Point (Free On Board (disebut konsinyor) mengirimkan barang kepada
Shipping Point) atau franko penjual. Apabila agen penjual dimana agen penjual berkewajiban
penjualan dilakukan dengan ketentuan ini menjual barang konsinyasi itu. Apabila barang tidak
maka ongkos angkut pengiriman barang terjual maka pihak penitip bisa mengambil atau
ditanggung oleh pihak pembeli barang. Hal itu mengganti barang dengan barang yang baru.
berarti kepemilikan barang berpindah apabila Dalam metode pemasaran secara konsinyasi
barang sudah keluar dari pelabuhan atau barang tetap menjadi hak penitip barang sampai
tempat pengiriman. Pihak penjual dengan barang itu terjual. Pihak yang menerima titipan
segera mengkreditkan akun sediaan dan pihak (konsinyee) menerima komisi atas penjualan
pembeli mendebitkan akun pembelian atau barang dan berkewajiban menjaga barang dan
sediaan. Ketentuan ini biasanya dituliskan menempatkan barang di tempat yang pantas.
sesuai dengan kota pihak penjual (misalnya:  Perjanjian Penjualan Khusus
apabila pihak penjual berada di Kota Medan 1. Penjualan dengan perjanjian membeli
maka dituliskan FOB Medan atau Franko kembali
Medan) Kadang-kadang perusahaan mendanai
2. FOB Destination (Free On Board Shipping sediaannya tanpa melaporkan adanya hutang atau
Point) atau franko pembeli. Apabila penjualan sediaan di neraca. Hal ini dilakukan dengan
dilakukan dengan ketentuan ini maka ongkos penjualan dengan perjanjian membeli kembali.
angkut pengiriman barang ditanggung oleh Dalam model transaksi ini pihak penjual dan
pihak penjual barang. Hal itu berarti pembeli melakukan perjanjian jual beli dimana
kepemilikan barang berpindah apabila barang pihak penjual berjanji akan membeli kembali
sudah sampai ke tujuan atau tempat pembeli sediaan dengan harga yang disepakati. Oleh pihak
90
pembeli, barang ini digunakan sebagai jaminan penjual membeli kembali seluruh barang dan pihak
untuk pinjaman dari bank. Hasil peminjaman uang pembeli menggunakan hasilnya untuk melunasi
dari bank digunakan oleh pembeli untuk melunasi hutang ke bank. Transaksi itu dapat diilustrasikan
transaksi penjualan barang. Dimasa depan, pihak sebagai berikut:

Dengan melakukan penjualan dengan perjanjian penjualan ini tetap dicatat oleh pihak penjual. Pihak
membeli kembali pihak penjual bisa penjual tetap sebagai pemilik barang dan juga
menghindarkan pencatatan hutang dan harus mencatat hutang ke bank sebagai
memanipulasi penghasilan. Sedian dengan skema kewajibannya.
2. Penjualan dengan tingkat pengembalian 3. Penjualan Cicilan
yang tinggi Penjualan cicilan merupakan cara
Apabila dalam suatu operasi usaha penjualan lainnya dalam praktik bisnis.
terdapat tingkat pengembalian (return) yang tinggi Pelanggan akan melakukan cicilan sampai
karena ada perjanjian dagang yang periode waktu tertentu. Cara penjualan secara
memungkinkannya, maka terdapat dua alternatif cicilan sangat beresiko, terutama tingkat
pencatatan transaksi penjualan. Pencatatan ketertagihan piutang. Oleh karena itu, dalam
transaksi penjualan bisa dilakukan pada saat penjualan cicilan biasanya hak kepemilikan
terjadinya transaksi dan mencatat taksiran atas barang berpindah apabila cicilan telah
pengembalian dan penyisihan penjualan pada diselesaikan. Namun, terkait dengan
akun taksiran penembalian dan penyisihan kepemilikan atas sediaan dalam penjualan
penjualan. Penjual bisa juga tidak mencatat cicilan, barang-barang harus dikeluarkan dari
penjualan sampai suatu keadaan yang akun sediaan pihak penjual apabila persentase
mengindikasikan jumlah yang akan dikembalikan dari piutang yang tak tertagih bisa ditaksir
oleh pembeli. Apabila jumlah pengembalian bisa secara akurat.
ditaksir dengan akurat, maka sediaan juga bisa
dikreditkan pada saat mencatat penjualan.

91
PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAAN
Diskun pembelian diterima apabila entitas kelompok biaya lain-lain (Other Expenses and
membayar hutang usaha pada rentang waktu Losses).
diskun yang diberikan pihak penjual. Untuk Metode bruto dioperasikan dengan
mencatat diskun pembelian terdapat dua metode mencatat pembelian/sediaan pada jumlah bruto.
yang bisa digunakan, yaitu metode neto (Net Pada saat pembayaran hutang pada masa diskun,
Method) dan Metode Bruto (Gross Method). pembeli barang mencatat diskun dalam akun
Dengan menggunakan metode neto diskun diskun pembelian (apabila menggunakan sistem
pembelian langsung dikurangkan dari pembelian/ periodik) atau mengkreditkan akun sediaan
sediaan barang da hutang usaha. Apabila diskun (apabila menggunakan sistem perpetual). Misalnya,
tidak diambil maka didebitkan akun kerugian atas PT. A menggunakan sistem periodik dan membeli
diskun pembelian (Purchase discount Lost). Akun barang dengan syarat 2/10,n/30 pada tanggal 1/5-
kerugian karena tidak memanfaatkan dikun 2005 seharga Rp. 10 juta. Apabila pembayaran
pembelian dilaporkan di laporan rugi laba pada dilakukan dalam periode diskun atau diluar periode
diskun, pencatata yang dilakukan adalah:

PENILAIAN SEDIAAN BERBASIS ALIRAN KOS HISTORIS


Sediaan dinilai atas dasar kos historis.  Identifikasi spesifik (Specific
Penyimpangan atas basis ini dapat dilakukan Identification)
apabila terdapat kondisi- kondisi lain, misalnya  FIFO (First In First Out/Masuk
penurunan nilai sediaan menuju nilai pasar atau Pertama Keluar Pertama)
kondisi yang memerlukan estimasi atas nilai  LIFO (Last In First Out/ Masuk
sediaan. Penilaian berbasis aliran kos historis terdiri Terakhir Keluar Pertama)
atas beberapa metode:  Average (Rata-Rata)

92
Keempat asumsi aliran kos sediaan itu dapat diidentifikasi kos-nya. Metode aliran kos ini
diterapkan pada sistem pencatatan periodik merupakan metode yang terbaik namun sulit untuk
maupun perpetual. dilakukan, terutama pada barang yang jenisnya
A. Identifikasi Spesifik banyak. Biasanya, metode ini digunakan pada
Metode aliran kos ini digunakan apabila entitas yang memiliki jenis sediaan sedikit, mahal
terdapat ciri-ciri khusus dari setiap jenis sediaan. dan mudah dibedakan berdasarkan karakteristik
Karena setiap jenis memiliki kualitas dan harga yang barang (misalnya: emas, perhiasan, mobil,
berbeda-beda, maka setiap barang yang terjual furniture, berlian,dll).
harus dikenali tanggal pembeliannya sehingga Misalkan PT. A memiliki data terkait
barang yang tersisa (sediaan) dan terjual bisa dengan sediaan sebagai berikut:

Apabila Sediaan akhir ( 600 unit, berasal dari 300 + unit), 16/1 (10 unit), dan 20/1 (175 unit), 31/1 (160
685 -30 -395 + 40) diidentifikasi berasal dari unit), maka kos sediaan akhir dapat dihitung:
sediaan awal (185 unit), pembelian 02/1-07 (70

93
B. FIFO Metode ini mengasumsikan kos sediaan akhir
Metode aliran kos sediaan dengan FIFO berasal dari sediaan yang terakhir masuk ke
mengasumsikan aliran kos atas sediaan yang keluar gudang/tempat penyimpanan. Metode FIFO bisa
diambil dari kos sediaan yang paling awal masuk diterapkan dalam sistem pencatatan periodik
( kos sediaan yang pertama masuk merupakan basis maupun perpetual.
menentukan kos sediaan yang dikeluarkan).

FIFO pada sistem pencatatan periodik akhir berasal dari pembelian yang terakhir dan
Pada sistem pencatatan periodik, Kunatitas ditarik mundur sampai suatu tanggal dimana
dan kos sediaan akhir diketahui apabila dilakukan kuantitas sediaan terpenuhi. Berdasarkan contoh
perhitungan fisik terhadap sediaan. Kos dari barang PT. A sebelumnya, maka kos sediaan akhir dengan
yang terjual (Cost of Goods Sold) berasal dari harga metode FIFO dalam sistem Periodik dapat dihitung
pembelian yang paling awal sedangkan kos sediaan sebagai berikut:

FIFO pada sistem pencatatan Perpetual yang keluar karena terjual dihitung kos-nya
Dalam sistem sediaan perpetual, berdasarkan kos sediaan akhir yang pertama dibeli.
manajemen sediaan dilakukan dengan membuat Kos dari sediaan akhir berasal dari harga pembelian
kartu sediaan (di bagian akuntansi) yang memuat barang yang terakhir..
setiap mutasi (pergerakan) barang serta kos-nya.
Apabila dipakai metode FIFO, maka setiap barang
94
Dari contoh sebelumnya, sediaan akhir PT.
A dapat dihitung dengan menggunakan metode
aliran FIFO dalam sistem sediaan perpetual:

Walaupun saldo sediaan akhir bisa diketahui dari sediaan akhir tetap harus dilakukan minimal pada
kartu sediaan, namun perhitungan fisik terhadap saat akhir periode akuntansi
C. METODE LIFO Goods Sold) diambil dari kos sediaan yang terakhir
Metode LIFO bergerak dalam arah yang dibeli sehingga kos sediaan akhir berasal dari kos
berlawanan dengan metode FIFO. Pada metode barang yang pertama dibeli.
aliran kos ini, kos dari barang yang dijual (Cost of

LIFO pada sistem pencatatan periodik Dalam sistem periodik, kos sediaan akhir
diketahui jika dilakukan perhitungan fisik terhadap
95
sediaan. Kos sediaan akhir berasal dari pembelian sebelumnya, kos sediaan akhir PT. A, apabila dinilai
yang pertama dilakukan dan kemudian ditarik maju dengan metode LIFO pada sistem sediaan periodik,
sampai kepada tanggal pembelian dimana seluruh dapat dihitung sebagai berikut:
unit dalam sediaan terpenuhi. Dalam contoh

LIFO pada sistem pencatatan perpetual harga pembelian yang pertama dilakukan. Dari
Pada sistem perpetual, kos dari barang contoh PT. A sebelumnya, nilai sediaan akhir dapat
yang dijual ditentukan berdasarkan kos pembelian dihitung sebagai berikut:
barang terakhir. Kos sediaan akhir dihitung dari

D. METODE AVERAGE (RATA-RATA) Metode ini tidak mendasarkan kos sediaan


Metode rata-rata juga dapat diaplikasikan berdasarkan aliran barang masuk atau keluar,
pada sistem pencatatan periodik dan perpetual. namun merata-ratakan kos dari barang yang
tersedia untuk menghitung kos sediaan akhir. Dari
Metode Average dalam sistem periodik (Rata-Rata contoh PT. A sebelumnya, kos sediaan akhir dapat
Tertimbang) dihitung sebagai berikut:

96
Metode Average dalam Sistem Perpetual (Rata- barang. Dari data sediaan PT. A, sediaan akhir
rata Bergerak) dapat dihitung dari kartu sediaan berikut ini:
Sediaan yang di catat dikartu sediaan
dirata-ratakan kos-nya setiap terjadi pembelian

Rata-rata sediaan dihitung dengan dihitung sebagai berikut:( 50.250 +33.000) : (335
menambahkan total saldo sediaan sebelum +200) = Rp. 156. Dari beberapa metode sediaan
pembelian ditambah total harga beli barang, yang sudah dijelaskan, metode rata-rata
kemudian membagikan hasil penjumlahan itu merupakan metode yang paling sederhana dan
dengan total kuantitas sediaan. Misalnya, kos/unit mudah dilakukan.
sediaan pada tanggal 16 Januari 2007 dapat

Perbandingan Rugi-laba Masing-Masing Metode

97
Masing-masing metode menghasilkan kos Perbandingan laba rugi masing-masing metode
sediaan dan kos dari barang terjual yang berbeda- dengan menggunakan data PT. A diatas, dengan
beda. Kos sediaan yang berbeda-beda ini asumsi setiap barang dijual seharga Rp. 250 per
menghasilkan laba bruto yang berbeda. unit, dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Dari tabel diatas terlihat bahwa metode untuk menjaga keandalan dan keterbandingan
FIFO menghasilkan laba yang lebih tinggi karena kos informasi keuangan.
sediaan akhir dengan metode FIFO lebih tinggi Perpindahan dari satu metode aliran kos
dibandingkan metode-metode aliran kos sediaan sediaan ke metode lainnya tetap dimungkinkan
lainnya. Metode aliran kos apapun yang dipilih dengan alasan yang masuk akal dan dijelaskan
untuk dipakai harus digunakan secara konsisten dalam Catatan Terhadap Laporan Keuangan (Notes
(dipakai dari satu periode ke periode berikutnya) to Financial Statements).

4. METODE LAIN UNTUK MENILAI DAN MENAKSIR KOS SEDIAAN


Secara umum sediaan dinilai berdasarkan 1. Metode Lower of Cost or Market
metode kos histories, yaitu salah satu dari antara (Terendah antara Kos dan Pasar)
metode identifikasi khusus, FIFO, atau rata-rata. 2. Metode Lower of Cost or Net Realizable
Penyimpangan dari basis kos histories ini bisa Value (Terendah antara Kos dan Nilai
dilakukan sepanjang terdapat hal yang Realisasi Neto)
memungkinkan metode berdasarkan kos historis 3. Metode Relative Sales Value (Nilai
sulit atau tidk memungkinkan untuk dilakukan. Penjualan Relatif)
Beberapa cara untuk menilai atau menaksir sediaan 4. Metode Gross Profit (Laba Bruto)
diluar metode aliran kos histories adalah: 5. Metode Retail Inventory (Sediaan Eceran)

98
LOWER OF COST OR MARKET (TERENDAH ANTARA Harga pasar merupakan kos pengganti
KOS DAN PASAR) (Replacement Cost) dari sediaan, yaitu harga pasar
Metode Lower of Cost or Market apabila barang yang sama dibeli pada tanggal
(Terendah antara Kos dan Pasar) digunakan untuk penilaian, bukan harga jual dari sediaan itu.
menilai sediaan pada waktu laporan keuangan akan Misalnya, barang yang memiliki kos Rp. 20,000
disusun. Metode ini digunakan apabila manfaat pada tanggal penyusunan laporan dapat dibeli
sediaan menurun dibawah nilai/kos sediaan. dengan harga Rp. 19.500 maka kos pengganti
Kondisi tersebut terjadi apabila nilai pasar adalah Rp.19.500. Selisih antara nilai sediaan yang
sediaan lebih rendah dari kos sediaan karena dinilai berbasis kos dengan nilai pasarnya dianggap
kerusakan sediaan atau sediaan merupakan sebagai kerugian penurunan sediaan dan
barang usang. Akibatnya, kerugian karena nilai dibebankan pada periode dimana penurunan
pasar yang lebih rendah dari kos sediaan harus terjadi. Penilaian ini merupakan cara yang
diakui/dicatat pada periode penilaian. Kos sediaan konservatif dalam menilai sediaan.
yang dinilai dengan salah satu metode berbasis kos Cara kerja metode LCM
(FIFO, LIFO, AVERAGE atau Identifikasi Khusus) Metode LCM bekerja sesuai dengan
dibandingkan dengan nilai pasarnya, yaitu harga gambar berikut ini:
beli barang apabila pada saat penilaian barang itu
dibeli kembali.

Penjelasan: penilaian dilakukan. Kos pengganti


1. Kos sediaan merupakan nilai (Replacement Cost) tidak boleh melebihi nilai
sediaan yang dinilai dari salah satu metode realisasi neto, yaitu estimasi penjualan setelah
berbasis kos: FIFO, LIFO, AVERAGE, dan dikurangi estimasi pengeluaran untuk
Identifikasi Khusus. menyelesaikan sediaan (estimasi biaya
2. Nilai pasar merupakan Kos penyelesaian) dan biaya penjualan, dan tidak
pengganti, yaitu harga beli sediaan pada saat boleh lebih rendah dari nilai realisasi neto

99
setelah dikurangi penyisihan marjin laba 4. Apabila Nilai kos pengganti
normal. kurang dari nilai realisasi neto dikurangi
3. Apabila nilai pengganti melebihi penyisihan marjin laba normal, maka yang
nilai realisasi neto maka yang digunakan digunakan sebagai nilai pasar adalah hasil
sebagai nilai pasar adalah nilai realisasi neto pengurangan nilai realisasi neto dengan
karena nilai realisasi neto merupakan nilai penyisihan marjin laba normal. Hasil
penjualan neto (harga jual dikurangi biaya pengurangan nilai realisasi neto dengan
penyelesaian dan biaya penjualan) yang penyisihan marjin laba normal merupakan
diharapkan mengalir ke perusahaan. Nilai 5. batas bawah dimana sediaan
Realisasi Neto menutupi kerugian yang tidak boleh dijual dibawah nilai itu. Nilai batas
disebabkan oleh kerusakan atau keusangan bawah ini merupakan nilai yang dapat
sediaan. Apabila nilai pengganti melebihi nilai diperoleh atau direalisasi perusahaan dari
realisasi neto dan dipakai sebagai asumsi nilai sediaan dengan tetap memperoleh laba.
pasar maka sediaan menjadi lebih tinggi dari 6. Misalnya, PT. A memiliki sediaan
nilai realisasinya. Misalnya: kos sediaan akhir yang dinilai dengan FIFO. Kos sediaan akhir Rp.
Rp. 600, nilai pengganti Rp.550, dan nilai 2,000. Nilai penjualan dari sediaan Rp. 2.500
realisasi neto Rp 500, maka tidaklah tepat dan taksiran biaya penyelesaian dan penjualan
untuk menilai sediaan sebesar nilai pengganti Rp.150. Penyisihan untuk marjin laba normal
Rp. 550, karena sediaan hanya bisa direalisasi sebesar 10% dari penjualan. Harga beli sediaan
(dijual, setelah dikurangi biaya-biaya (Replacement Cost) pada saat penilaian
pelepasan) Rp. 500. dilakukan Rp.1.950. Batas atas dan Batas
Bawah dapat dihitung:
adalah kos sediaan maka nilai sediaan akhir
yang disajikan di laporan keuangan adalah
Rp. 2.000.
APLIKASI METODE LCM
Metode LCM bisa diaplikasikan kepada
masing-masing individu sediaan, kategori utama
Karena Nilai Pengganti (Replacement Cost) sediaan atau keseluruhan sediaan. Misalnya PT.
Rp. 1,950 sudah dibawah batas bawah, Aditia memiliki beberapa jenis sediaan yang bisa
maka yang digunakan sebagai nilai pasar dikategorikan atas dua jenis sediaan. Data-data
adalah Rp. 2.100. Selanjutnya metode LCM untuk menilai sediaan dapat dilihat pada
diaplikasikan untuk kos Rp. 2,000 dan nilai ilustrasi berikut ini (penyisihan marjin laba
pasar Rp. 2.100. Karena yang terendah normal 10% dari harga jual):

100
Aplikasi metode LCM untuk setiap item sediaan, kategori utama sediaan dan keseluruhan dapat dilakukan
sebagai berikut:

Hasil penilaian sediaan menurut metode LCM berdasarkan ketiga kategori itu adalah:

Untuk menyesuaikan nilai sediaan dari berbasis kos Sold) dan sediaan periode itu. Tidak ada pengakuan
menuju berbasis pasar (LCM), ada dua metode kerugian atas penurunan nilai sediaan. Dari ilustrasi
pencatatan: diatas, penyesuaian dengan metode langsung
1. Metode langsung untuk LCM Individual dapat dibuat sebagai berikut:
Metode ini menyesuaikan selisih penilaian
ke akun Kos dari Barang Terjual (Cost of Goods

2. Metode Tidak langsung/Penyisihan


101
Metode ini menyesuaikan selisih penilaian penurunan nilai sediaan dan tidak langsung
ke akun penyisihan penurunan nilai sediaan dan mengurangi nilai sediaan di neraca. Dari segi
mengakui kerugian karena penurunan nilai sediaan. pengungkapan informasi keuangan, metode ini
Metode ini mengungkapkan kerugian atas lebih baik dari metode langsung.

Akun kerugian karena penurunan nilai disajikan di neraca sebagai pengurang akun sediaan
pasar sediaan disajikan di laporan rugi laba pada (Contra Account). Nilai Kos dari barang terjual (Cost
kelompok biaya lain-lain, sedangkan akun of Goods Sold) tidak berubah sama sekali.
penyisihan terhadap penurunan nilai sediaan
METODE LOWER OF COST OR NET REALIZABLE nilai sediaan menurut harga jual dikurangi dengan
VALUE (TERENDAH ANTARA KOS DAN NILAI taksiran-taksiran biaya penyelesaian dan penjualan.
REALISASI NETO) Nilai terendah antara nilai sediaan yang dinilai
Apabila nilai sediaan lebih tinggi dari nilai berbasis kos historis dengan nilai realisasi neto
realisasinya, maka kos dari sediaan tidak akan bisa diangkat sebagai nilai sediaan akhir di laporan
lagi dipulihkan atau diperoleh. Penyebab nilai keuangan.
sediaan melebihi nilai realisasinya adalah barang Sama dengan metode LCM, penilaian
yang rusak atau usang atau bila harga penjualan sediaan juga dapat dilakukan untuk masing-masing
menurun dibawah kos sediaan. Misalnya, sediaan item sediaan, kelompok utama atau secara
yang memiliki kos Rp. 600 namun hanya bisa dijual keseluruhan. Selisih penilaian dapat dicatat dengan
(direalisasi) sebesar Rp. 500, tidak wajar apabila metode langsung ataupun metode tidak langsung,
dilaporkan di neraca sebesar kos-nya Rp. 600. seperti diterapkan pada metode LCM
Untuk mencegah melaporkan sediaan dalam Argumen pendukung terhadap metode ini
jumlah yang melebihi nilai realisasinya maka adalah nilai sediaan tidak boleh melebihi nilai
metode terendah antara kos dan nilai realisasi neto realisasi neto-nya, karena aktiva tidak boleh dinilai
dapat digunakan untuk menilai sediaan akhir. melebihi nilai realisasinya Apabila sediaan sudah
Metode ini membandingkan nilai sediaan melebihi nilai realisasi neto, maka sediaan sudah
yang dinilai berbasis kos histories dengan nilai disajikan terlampau tinggi (overstatement). Standar
realisasi neto dari sediaan. Nilai realisasi Neto Akuntansi Keuangan (SAK) dalam PSAK No.14
merupakan nilai penjualan neto yang diharapkan menganjurkan penilaian sediaan dengan metode
mengalir dari sediaan. Sama dengan metode LCM, ini.
nilai realisai neto dihitung dengan mengurangkan

METODE LABA BRUTO (GROSS PROFIT METHOD)

102
Metode laba bruto digunakan untuk memungkinkan, perusahaan harus tetap
menaksir sediaan dalam kondisi tidak melakukan perhitungan fisik atas sediaan minimal
memungkinkan atau tidak efisien dari segi waktu sekali setahun.
untuk melakukan perhitungan fisik terhadap saldo Metode laba bruto dioperasikan dengan
sediaan. Biasanya metode ini digunakan apabila menetapkan suatu persentase laba bruto dari
sediaan terkena bencana alam (banjir, kebakaran, penjualan. Misalnya, PT. Andika memiliki penjualan
dll), atau oleh auditor untuk menaksir nilai sediaan Rp 20.000.000 dan ditaksir laba bruto 15% dari
akhir, atau apabila laporan keuangan disusun untuk penjualan. Saldo sediaan awal Rp. 35.000.000,
periode interim. Metode ini juga digunakan oleh pembelian dalam periode itu Rp. 15.000.000.
perusahaan asuransi untuk menaksir sediaan yang Secara sederhana sediaan akhir dapat dihitung
terkena bencana alam dan diasuransikan. Bila dengan cara:

METODE NILAI PENJUALAN RELATIF (RELATIVE 1. Kualitas I (80 buah), harga jual Rp.
SALES VALUE) 50.000/unit
Metode nilai penjualan relative digunakan 2. Kualitas II ( 120 buah), harga jual
untuk menilai sediaan yang dibeli secara borongan Rp. 35.000/unit
(lump-sum). Alokasi kos sediaan didasarkan pada 3. Kualitas III (100 buah), harga jual
perbandingan total harga jual masing-masing item Rp. 10.000/unit
sediaan dengan keseluruhan harga jual. Rasio itu Pada akhir periode, yang tersisa adalah:
kemudian dikalikan dengan total harga beli seluruh 1. Kualitas I (20 buah),
sediaan. Misalnya, Tuan A membeli pakaian bekas 2. Kualitas II ( 60 buah)
dalam bal (suatu ukuran untuk pembelian pakaian 3. Kualitas III (10 buah)
jadi). Harga 1 bal pakaian adalah Rp. 3.500.000,
terdiri dari pakaian anak-anak: Kos dari sediaan akhir dapat dihitung sebagai
berikut:

103
METODE RETAIL INVENTORY (SEDIAAN ECERAN) Istilah-istilah yang digunakan dalam metode
Pada perusahaan eceren item sediaan sediaan eceran
sangat banyak, sehingga perhitungan fisik atas Dalam perusahaan eceran, kenaikan atau
sediaan kurang efektif dilakukan terutama apabila penurunan harga eceren sangat sering dilakukan
perusahaan membuat laporan keuangan secara terutama untuk menyambut peristiwa-peristiwa
interim. Untuk mengetahui nilai sediaan tanpa tertentu atau untuk menanggapi pertumbuhan
perlu melakukan perhitungan fisik adalah dengan atau penurunan permintaan terhadap barang.
menggunakan metode sediaan eceran. Metode ini Beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan
digunakan untuk menaksir nilai sediaan yang tersisa kenaikan atau penurunan harga eceran adalah:
pada suatu tanggal. Metode sediaan eceran bisa 1. Mark up, yaitu jumlah kenaikan diatas
digunakan dengan asumsi: harga eceran
1. Perusahaan memiliki catatan tentang kos 2. Pembatalan Mark Up (Mark Up
dan harga eceran dari setiap barang yang Cancellation), yaitu penurunan harga pada
dibeli interval mark up yang sudah dibuat
2. Perusahaan memiliki catatan tentang kos 3. Mark Down, yaitu jumlah penurunan
dan harga eceran setiap barang yang harga eceran
tersedian untuk dijual. 4. Pembatalan Mark Down, yaitu kenaikan
3. Memiliki catatan penjualan pada periode harga pada interval mark down yang
itu. sudah dibuat.
Taksiran nilai sediaan dihitung dengan Misalnya, harga eceran barang X Rp. 5.000.
rasio kos terhadap harga eceran (Cost to retail Apabila harga dinaikkan menjadi Rp. 6.000 maka
ratio), yaitu membandingkan nilai barang yang mark up Rp. 1.000. Apabila harga menjadi Rp. 5.500
tersedia untuk dijual pada harga eceran dengan maka pembatalan mark Up Rp. 500. Apabila harga
nilai barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan menurun menjadi Rp. 4.800, maka pematalan mark
kos-nya (harga pemerolehan). up Rp. 500 dan mark down Rp. 200. Bila harga
dinaikkan menjadi Rp. 4.950, maka telah terjadi

104
pembatalan mark down Rp. 150. Ilustrasi itu bisa
digambarkan sebagai berikut:

Misalnya, PT. Aditya memiliki data sediaan menurut kos dan harga eceran seperti dibawah ini:

Nilai sediaan akhir dapat dihitung dengan perhitungan. Nilai sediaan akhir menurut harga
metode konvensional atau metode Kos. Dengan eceran diperoleh dengan mengurangkan nilai
metode konvensial, nilai barang tersedia untuk barang tersedia untuk dijual menurut harga eceran
dijual menurut harga eceran tidak termasuk mark dengan nilai penjualan. Kos sediaan akhir diperoleh
down dan pembatalan mark down (hanya sampai dengan mengalikan rasio kos terhadap harga
Mark up). Apabila metode kos yang digunakan, eceran terhadap nilai sediaan menurut harga
maka nilai mark up, pembatalan mark up, mark eceran.
down, dan pembatalan mark down diikutkan dalam
Metode Kos (Cost Method)
Barang tersedia untuk dijual ( Menurut Kos )
Kos sediaan Akhir  x Sediaan akhir( menurut Eceran )
Barang tersedia untuk dijual ( harga eceran , setelah mark up & Mark down )

Metode Konvensional (Conventional Method)


Barang tersedia untuk dijual ( Menurut Kos )
Kos sediaan Akhir  x Sediaan akhir
( menurut Eceran )
Barang tersedia untuk dijual ( harga eceran , setelah mark up )

Berdasarkan rumus diatas maka sediaan akhir PT. Aditya dapat dihitung:

105
Metode Konvensional tidak memasukkan Metode kos memasukkan mark up
mark-down untuk menghitung rasio sediaan akhir. maupun mark down untuk menghitung nilai
Metode ini digunakan apabila perusahaan ingin sediaan akhir. Metode ini tidak mengakui adanya
menaksir nilai sediaan akhir yang dinilai dengan kerugian akibat penurunan nilai sediaan.
menggunakan metode terendah antara kos (rata-
rata) dan nilai pasar.

PENGARUH KOMITMEN PEMBELIAN TERHADAP NILAI SEDIAAN


Komitmen pembelian adalah suatu dibawah harga kesepakatan, maka pihak pembeli
kontrak pembelian antara pihak penjual dengan harus mengakui kerugian dan hutang yang terkait
pihak pembeli barang. Bagi pembeli, kontrak dengan kerugian penurunan harga itu. Penilaian
pembelian melindunginya dari kenaikan harga yang harga kontrak terhadap harga pasar juga dilakukan
akan terjadi dalam masa-masa kontrak dan pada saat barang akan diterima dan pembayaran
menjamin pasokan barang. Bagi pihak penjual, dilakukan.
kontrak ini menjamin penjualan barang dan arus Misalnya, PT. Aditia melakukan komitmen
kas perusahaan. Pasa saat komitmen disepakati, pembelian dengan PT. Biduan Lestari. Komitmen
tidak ada pencatatan yang perlu dilakukan pada untuk membeli barang dari PT. Biduan Lestari pada
catatan akuntansi (jurnal). Apabila nilai kontrak harga yang disepakati Rp. 2.500/unit untuk 3.000
material, maka kontrak harus diungkapkan dalam unit barang. Pada akhir periode akuntansi, harga
Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial barang tersebut di pasar Rp. 2.000. Hal itu berarti
Statement). Pencatatan ke jurnal dilakukan ketika PT. Aditia kehilangan kesempatan untuk
laporan keuangan (interim atau tahunan) akan memperoleh harga yang lebih murah dari harga
disusun. Pada saat itu, penilaian dilakukan terhadap kontrak. Untuk itu, PT. Aditia harus mengakui
harga yang tercantum dalam kontrak terhadap kerugian karena harga pasar dibawah harga
harga pasarnya. Apabila harga pasar menurun komitmen:

106
Kerugian karena penurunan harga pasar itu pada saat barang diterima harga pasar sebesar Rp.
disajikan di laporan rugi laba pada kelompok akun 2.200, maka PT. Aditia harus mengakui keuntungan
Biaya dan kerugian lainnya. Akun hutang taksiran (ingat: keuntungan boleh diakui hanya ketika
atas komitmen pembelian disajikan pada kelompok realisasi dilakukan):
hutang jangka pendek (hutang lancar). Apabila

107
107
Soal Latihan:
1. Berikut ini adalah data sediaan PT. Andalan Jaya selama bulan januari 2007:

Dari hasil Perhitungan fisik, sediaan akhir berjumlah 560 unit. Seluruh barang dijual pada harga Rp.
700 per unit)

Diminta:
A. Catat setiap transaksi ke jurnal umum dengan mengasumsikan:
 Sistem pencatatan FIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
 Sistem pencatatan LIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
 Sistem pencatatan AVERAGE periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
B. Hitung laba rugi masing-masing metode dalam sistem periodik dan perpetual

2. Sediaan akhir PT. Biduan Lestari per 31 Desember 2007 Rp. 267.525.900. Kejadian berikut terkait
sediaan mereka:
 Pada tanggal 28 desember 2007 PT. biduan Lestari melakukan penjualan barang kepada
PT. Kulancar dengan syarat FOB destination. Kos dari barang yang dijual (Cost of Goods
Sold) Rp. 23.500.000 sudah dikurangi dari nilai sediaan, padahal barang belum sampai
ditempat pembeli.
 Pada tanggal 29 desember 2007 dilakukan pembelian barang Rp. 19.800.000 dengan
syarat FOB shipping Point. Sediaan ini telah dicatat padahal barang belum sampai.
 Dalam gudang PT. Biduan Lestari terdapat barang yang dititip oleh PT. Caraka. Petugas
pembukuan telah memasukkan barang itu (Rp. 6.500.000) pada sediaan PT. Biduan
Lestari.

108
Diminta: Catat koreksi yang harus dilakukan oleh PT. Biduan Lestari dan tentukan kos sediaan akhir
3. PT. BUNGA JELITA memiliki satu jenis sediaan. Pada akhir tahun 2008, di neraca saldo perusahaan,
sediaan akhir memiliki kos Rp. 80.000.000 (800 unit @Rp. 100.000). Pada saat melakukan perhitungan
fisik atas sediaan, terdapat 50 unit barang memiliki kemasan yang rusak. Ditaksir, barang itu hanya
bisa dijual dengan harga Rp. 80.000/unit. Biaya penjualan Rp. 10.000/unit. Biasanya, perusahaan
menjual barang Rp. 115.000/unit. Pada akhir tahun 2008, kos pengganti dari barang Rp. 105.000/unit,
sedangkan marjin laba normal 15% dari kos barang.
a. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCM (Terendah antara Kos dan Pasar) dan
buat penyesuaian dengan menggunakan metode langsung dan metode penyisihan.
b. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCN/Lower of Cost or Net Realizable Value
(terendah antara kos dan nilai realisasi neto) dan buat penyesuaian dengan menggunakan
metode langsung dan metode penyisihan.
4. Berikut ini adalah data sediaan PT. Cukup Lancar (menggunakan metode FIFO)

Estimasi penyisihan untuk marjin laba normal sebesar 15% dari penjualan.
Diminta: Tentukan nilai sediaan akhir dan catat penyesuaian apabila terjadi penurunan nilai (metode
penyisihan dan metode langsung), dengan menggunakan:
 Lower of cost or market (Individual, kelompok utama dan keseluruhan)
 Lower of cost or net realizable value (Individual, kelompok utama dan keseluruhan)
5. PT. Adella Jaya mengalami bencana alam, dimana gudang mereka terbakar. Sebagian dari sediaan
bisa diselamatkan. Untuk keperluan klaim asuransi atas sediaan, berikut ini data sediaan PT. Adella:
Sediaan Awal Rp.1.975.0000
Pembelian Rp.2.250.000
Penjualan Rp. 3.750.000
Persentase laba bruto 40% dari penjualan
Dari sisa sediaan akhir yang terbakar, nilai realisasi (masih bisa dijual) seharga Rp. 550.000
Diminta:
1. Hitung kos sediaan akhir dengan menggunakan metode laba bruto.

109
2. Hitung kerugian PT. Adella akibat kebakaran itu.

6. PT. Bandung Jaya membeli tanah seharga Rp. 550.000.000. Tanah itu akan dikavling dengan harga
jual sebagai berikut:

Pada periode itu, kavlingan yang terjual adalah: lokasi I ( 5 kavling), lokasi II (15 Kavling), Lokasi III (7
Kavling)
Diminta: Hitung sediaan akhir, kos barang terjual dan laba PT. Bandung Jaya pada periode itu. Gunakan
metode nilai jual relative.

7. PT. Sunset Cemerlang ingin menyusun laporan keuangan interim. Berikut data yang diperlukan
untuk menaksir nilai sediaan menurut metode eceran:

Diminta:
Hitung Kos sediaan akhir dengan menggunakan metode kos dan metode konvensional

8. PT. Danar Hati melakukan komitmen pmbelian 5.000 unit barang pada harga Rp. 900/unit. Pada
saat penyusunan laporan keuangan, harga pasar barang Rp. 800/unit dan pada saat barang
diterima dan akan dilakukan pembayaran harga pasar Rp. 750.
Diminta: Buat penyesuaian yang harus dilakukan PT. Danar Hati pada saat proses penyusunan laporan
keuangan

110
BAB VI
AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN
PENURUNAN NILAI

111
Aktiva Tetap, sering disebut juga aktiva Fasilitas 3. Memiliki substansi fisik
Fisik atau aset tetap, adalah aktiva berujud yang
Meskipun kuantitas aktiva tetap tidak
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
terlalu banyak dibandingkan jenis aktiva lainnya
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan
(misalnya: sediaan), namun nilai aktiva tetap
kepada pihak lain, atau untuk tujuan
cukup material dibandingkan nilai total aktiva
administrative dan diharapkan untuk digunakan
suatu entitas. Dengan demikian, akuntansi aktiva
selama lebih dari satu periode. Contoh Aktiva
tetap harus ditangani dengan baik sehingga
tetap adalah: Tanah, Gedung Kantor, Gedung
laporan keuangan dapat disajikan secara wajar.
Pabrik, Mesin, Perabotan,dll. Dari defenisi itu,
Akuntansi aktiva tetap mencakup tentang
karakteristik dari aktiva tetap adalah:
pengakuan aktiva tetap, pengeluaran-
1. Diperoleh untuk digunakan dalam
pengeluaran setelah pemerolehan aktiva tetap,
operasi dan bukan untuk dijual kembali
penyajian aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap
2. Bersifat jangka panjang sehingga
(penjualan dan pertukaran) serta penurunan
merupakan subyek dari penyusutan
nilai (Impairment).
(kecuali tanah)
KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP
Suatu pengeluaran diakui sebagai aktiva apabila:  Potongan tunai (Rp. 7. 500.000)
 PPN 10% Rp. 14.250.000
A. besar kemungkinan manfaat
 Pengangkutan Rp. 500.000
ekonomis di masa depan berkenaan  Instalasi Rp. 1.500.000
dengan aktiva itu akan mengalir ke Kos Pemerolehan Rp158.750.000

entitas; dan
Pencatatan mesin itu ke jurnal dilakukan sebagai
B. Kos (Cost) pemerolehan dapat
berikut:
diukur secara andal.
Kedua criteria pengakuan aktiva itu juga berlaku untuk
pengakuan aktiva tetap. Dasar pengakuan awal untuk
aktiva tetap adalah kos historical (Historical Cost), yaitu Kos dari tanah

kos yang ditunjukkan dalam bukti pemerolehan aktiva. Tanah bisa dimiliki untuk tujuan spekulatif atau

Manfaat ekonomi dimasa depan dalam bentuk untuk mendukung operasi normal perusahaan. Tanah

pendapatan atau penjualan Aktiva tetap harus sangat yang diperoleh untuk tujuan spekulatif dikategorikan

pasti (probable) akan mengalir ke perusahaan di masa sebagai investasi. Tidak seperti aktiva tetap lainnya, tanah

yang akan datang. tidak memiliki umur ekonomis atau masa manfaat

Secara umum, Aktiva Tetap diakui sebesar kos terbatas karena nilai tanah cenderung meningkat.

pemerolehannya, meliputi: Pengeluaran- pengeluaran yang termasuk kos

1. Harga pemerolehannya, termasuk bea impor dan pemerolehan tanah adalah (PSAK No.47):

pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan 1. Harga transaksi pembelian tanah

dikurangi potongan harga beli dan potongan- termasuk tanaman, prasarana, bangunan

potongan lainnya. diatasnya yang harus dibeli kemudian

2. Kos yang dapat diatribusikan secara langsung untuk dimusnahkan

membawa aktiva ke lokasi dan kondisi yang 2. Pengeluaran untuk konstruksi atau

diinginkan agar siap digunakan sesuai dengan pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan

keinginan dan maksud manajemen 3. Kos (Cost) untuk ganti rugi

3. Estimasi awal kos pembongkaran dan pemindahan penghuni dan relokasi

aktiva tetap dan restorasi lokasi aktiva. 4. Kos (Cost) untuk pembelian tanah
lain sebagai pengganti

Misalnya PT. A membeli mesin yang memiliki harga faktur 5. Kos (Cost) untuk komisi perantara

Rp. 150.000.000 (potongan tunai 5%) ditambah PPN dan jual bei tanah

PT. A juga membayar untuk pengangkutan Rp.500.000 6. Kos (cost) pinjaman terkapitalisasi

dan instalasi Rp. 1.500.000 maka kos pemerolehan dari ke dalam tanah

mesin adalah: 7. Kos (Cost) pematangan tanah

 Harga Faktur Rp. 150.000.000


Pengeluaran untuk pengurusan legal hak atas harus disusutkan sepanjang umur ekonomisnya atau
tanah, PSAK No. 47 menyatakan pengeluaran ini dicatat masa manfaat.
ke akun biaya yang ditangguhkan atas pengurusan legal Misalnya, PT. Tekindo membeli sebidang tanah
hak atas tanah. Akun ini diamortisasi selama umur yang diatasnya terdapat sebuah bangunan. Pengeluaran-
ekonomisnya. Termasuk dalam biaya yang ditangguhkan pengeluaran berikut untuk membuat tanah siap
untuk pengurusan legal hak atas tanah adalah: digunakan dalam operasi:
1. Legal audit, seperti pemeriksaan keasian 1. Harga pembelian tanah Rp. 500.000.000
sertifikat tanah, rencana tata kota 2. Pengurusan legal atas tanah Rp. 45.000.000
2. Biaya-biaya pengukuran, pematokan dan 3. Pengeluaran untuk menghancurkan gedung Rp.
pemetaan ulang 5.000.000 dan puing-puing bangunan bisa dijual
3. Biaya notaries, biaya jual-beli dan PPAT Rp. 1.500.000
4. Pajak terkait jual beli tanah 4. Diatas tanah terdapat pepohonan. Pengeluaran
5. Biaya resmi yang harus dibayar ke kas untuk menebang pohon Rp. 500.000 dan kayu
Negara untuk pemerolehan hak, perpanjangan bisa dijual Rp. 750.000
atau pembaharuan hak baik status maupun 5. Penimbunan tanah, perataan dan pembersihan
peruntukan. menghabiskan dana Rp. 25.000.000
Dalam hal tanah diperoleh untuk lokasi 6. Jalan desa menuju tanah diaspal sebesar Rp.
membangun sebuah bangunan maka kos yang terjadi 150.000.000 (selanjutnya dipelihara Negara)
sampai gedung baru dibangun merupakan bagian dari 7. Dilokasi tanah dilakukan pengaspalan,
kos tanah. Penjualan puing-puing gedung lama ataupun pemagaran, pembuatan lampu jalan Rp.
batang pohon yang ada dilokasi tanah diperlakukan 250.000.000
mengurangi kos dari tanah karena pengeluaran itu PT. Tekindo mencatat kos pemerolehan tanah:
dimaksudkan agar tanah bisa digunakan untuk maksud
yang diinginkan.
Apabila terdapat pengembangan lokal diluar
lokasi tanah yang memiliki umur tidak terbatas yang
dimaksudkan untuk menunjang operasi di areal tanah
dan selanjutnya pengembangan itu akan dipelihara oleh
Pemerintah setempat maka kos diperlakukan sebagai kos
dari tanah. Namun, pengembangan-pengembangan di
lokasi tanah yang memiliki umur terbatas (misalnya: Kos dari Gedung/bangunan
pembangunan pagar, jembatan, jalan, lampu jalan) tidak Kos dari bangunan adalah seluruh pengeluaran
dimasukkan dalam akun Tanah, namun dalam akun sampai gedung siap digunakan. Termasuk dalam
Pengembangan Tanah (Land Improvement). Akun pengeluaran ini adalah bahan baku yang dihabiskan,
pengembangan tanah, karena memiliki umur terbatas, tenaga kerja yang digunakan, overhead yang dibebankan,
pengeluaran untuk jasa professional (arsitektur,dll) dan
ijin mendirikan bangunan. Apabila gedung dibangun sediaan perusahaan yang dijual pada aktivitas normal,
berdasarkan harga kontrak, maka nilai kontrak maka pembebanan kos overhead sama seperti
merupakan basis pengakuan. pembebanan dengan unsur sediaan lainnya. Namun,
Kos dari peralatan (Equipment) apabila aktiva tetap yang dibangun tidak sama dengan
Peralatan dalam hal ini adalah peralatan barang yang dijual perusahaan dalam operasi normal,
pengangkutan (kendaraan), mesin pabrik, perabotan maka terdapat permasalahan dalam pembebanan kos
kantor, peralatan pabrik dan aktiva tetap yang sejenis overhead. Kos overhead tidak hanya dinikmati oleh aktiva
dengan itu. Kos dari peralatan itu adalah seluruh tetap yang dibuat sendiri namun juga aktivitas operasi
pengeluaran atau kos yang terjadi sampai peralatan siap lainnya diluar pembuatan aktiva tetap. Masalah ini dapat
untuk digunakan ) dioperasikan. diatasi dengan beberapa cara:
Kos dari Aktiva Tetap yang dibuat sendiri 1. Tidak membebankan kos overhead tetap ke kos
Kadang-kadang perusahaan membuat sendiri aktiva yang dibuat sendiri (hanya membebankan
aktiva tetapnya. Untuk kos langsung (bahan baku dan overhead variabel)
tenaga kerja langsung) bisa ditelusuri atau dikaitkan 2. Membebankan porsi tertentu dari seluruh kos
dengan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Yang menjadi overhead ke proses konstruksi
permasalahan adalah pembebanan kos overhead ke 3. Tidak membebankan overhead ke aktiva tetap yang
aktiva yang dibuat sendiri. Apabila aktiva tetap yang dibuat sendiri (PSAK No. 16 Revisi 2007,
dibuat sendiri merupakan bagian dari barang atau Paragrap19).

PEMBEBANAN KOS PINJAMAN YANG TERJADI SELAMA KONSTRUKSI


Untuk membangun atau mengkonstruksi aktiva yang dikonstruksi, maka perlu pertimbangan khusus
(aktiva tetap dan sediaan), sumber pembiayaan bisa untuk mengkapitalisasi kos pinjaman yang terjadi.
berasal dari sumber internal atau pinjaman. Apabila PSAK No. 26 menyatakan bahwa seluruh kos
sumber pembiayaan berasal dari internal perusahaan, pinjaman yang timbul dari pinjaman khusus untuk
maka tidak ada kos pinjaman yang terjadi. Untuk sumber konstruksi dan pinjaman tidak untuk konstruksi namun
pembiayaan berasal dari pinjaman maka entitas pada digunakan untuk konstruksi harus dikapitalisasi. Hal ini
umumnya akan membayar sejumlah kos pinjaman didasari pemikiran bahwa selama aktiva tetap
(Borrowings Cost) berupa bunga pinjaman dan dikonstruksi, aktiva tetap belum bisa menghasilkan
pengeluaran lainnya terkait dengan pinjaman. Untuk pendapatan, sehingga harus dikapitalisasi
pinjaman yang dapat dikaitkan/diatribusikan secara Untuk mengoperasikan pendekatan ini, maka
langsung terhadap perolehan, konstruksi atau produksi hal-hal berikut perlu diperhatikan:
suatu aktiva, maka kos pinjaman itu harus dikapitalisasi
(Psak No. 26 tentang biaya pinjaman). Permasalahan 1, Aktiva yang bisa dikapitalisasi (Qualifying Assets)
muncul pada pinjaman yang tidak dimaksudkan untuk Aktiva tetap yang bisa dikapitalisasi kos pinjamannya
membiayai kontrak konstruksi namun dipakai untuk adalah aktiva tetap yang memerlukan rentang waktu
mendanai kontrak konstruksi. Karena tidak terdapat tertentu (umumnya lebih dari 1 tahun) dalam konstruksi
keterkaitan langsung antara pinjaman dan aktiva tetap sampai siap dipakai. Kos pinjaman yang bisa dikapitalisasi
adalah kos yang timbul dalam proses membangun aktiva rata tertimbang kos pinjaman dibagi dengan jumlah
tetap yang ditujukan untuk dipakai perusahaan pinjaman yang digunakan untuk konstruksi.
(termasuk gedung, pabrik, dan mesin-mesin utama). Kos Misalkan PT. A membangun fasilitas pabrik
pinjaman dari Aktiva tetap yang sudah siap untuk dipakai pengolahan. PT. A membutuhkan dana Rp. 4,5 Milyar
atau yang sedang digunakan, tidak dikapitalisasi. Proses untuk membangun pabrik tersebut dan konstruksi akan
kapitalisasi dimulai ketika proses pembuatan sampai selesai dalam waktu 1,5 tahun. Untuk mendanai
aktiva tetap selesai dibangun. pembangunan, PT. A memeroleh kredit dari perbankan
2. Periode Kapitalisasi sebagai berikut:
Periode Kapitalisasi adalah periode waktu dimana 1. Kredit Investasi dari Bank Mandira Rp. 2 Milyar,
kapitalisasi kos pinjaman dilakukan. Periode kapitalisasi suku bunga 8%,
dimulai ketika ketiga kondisi berikut telah terjadi: 2. Pinjaman dari institusi lain (bukan bank) Rp. 1
1. Pengeluaran untuk membuat aktiva tetap telah Milyar, suku bunga 9 % per tahun
dikeluarkan 3. Obligasi perusahaan Rp. 2 Milyar, suku bunga 7%
2. Aktivitas pembuatan aktiva tetap sedang pertahun
dijalankan Dari seluruh pinjaman, Rp. 500 juta akan digunakan
3. Kos pinjaman sudah terjadi untuk menambah modal kerja.
Kapitalisasi kos pinjaman terus dilakukan sepanjang Pada tahap awal pembangunan, terdapat dana yang
ketiga kondisi diatas terjadi dan periode kapitalisasi menganggur Rp. 1,5 Milyar yang kemudian diinvestasikan
berakhir ketika aktiva tetap diselesaikan dan siap dipakai. selama 6 bulan. Pendapatan dari investasi ini Rp. 150
Apabila proses konstruksi dihentikan atau ditunda atau juta. Untuk menentukan jumlah kos pinjaman yang harus
ditangguhkan untuk waktu yang cukup lama, maka dikapitalisasi, maka beberapa langkah perlu dilakukan:
kapitalisasi harus dihentikan.
A. Menghitung rata-rata tertimbang dari kos
Pinjaman
3. Jumlah yang dikapitalisasi
Jumlah kos pinjaman yang dikapitalisasi
ditentukan berdasarkan tingkat kapitalisasi dikalikan
pengeluaran yang terjadi untuk memeroleh aktiva.
Tingkat kapitalisasi dihitung dengan cara membagi rata-
PENGUKURAN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP
1. Pembelian borongan (Lump-Sum) 2. Kos Pemerolehan Rumah:
Masalah dalam pembelian aktiva tetap muncul ketika 200.000.000
600.000.000  450.000.000  Rp.150.000.000
beberapa jenis aktiva tetap dibeli secara borongan
(gabungan) pada satu harga. Misalnya, pembelian rumah
2. Pemerolehan aktiva dengan mengeluarkan saham
dan tanah pada satu harga. Kos pemerolehan aktiva
Aktiva tetap bisa juga diperoleh dengan
tetap yang dibeli secara gabungan harus dipsahkan
mengeluarkan sekuritas saham. Penilaian Aktiva tetap
menggunakan nilai pasar wajar relatif masing-masing
dilakukan berdasarkan harga pasar saham pada waktu itu
aktiva tetap. Anggaplah suatu perusahan membeli aktiva
atau apabila harga pasar saham tidak bisa ditentukan
tetap tanah dan rumah seharga Rp. 450.000.000. Nilai
pada waktu itu maka nilai pasar wajar aktiva tetap harus
pasar tanah Rp. 400.000.000, sedangkan nilai pasar
ditentukan dan digunakan sebagai basis untuk mencatat
rumah Rp.200.000.000. Pemisahan Kos pemerolehan
aktiva dan pengeluaran saham biasa. Misalnya PT. A
tanah dan rumah dapat dilakukan sebagai berikut:
memutuskan untuk membeli tanah dengan
1. Kos pemerolehan tanah:
mengeluarkan saham biasa 5,000 lembar yang memiliki
400.000.000
600.000.000  450.000.000  Rp.300.000.000nilai pari Rp. 5,000. Nilai pasar saham pada saat
pertukaran Rp. 5.500. PT. A melakukan pencatatan ke
jurnal umum:
b. Nilai wajar dari aktiva tetap yang diterima
atau diserahkan tidak dapat diukur secara
andal.
Apabila nilai wajar dari aktiva tetap yang diterima atau
3. Pembelian dengan kontrak kredit jangka panjang
yang diserahkan tidak dapat ditentukan, maka dasar
Aktiva tetap kadangkala dibeli dengan kontrak kredit
untuk mencatat kos pemerolehan adalah nilai tercatat
jagka panjang melalui penggunaan wesel, hutang
masing-masing aktiva tetap pada saat pertukaran terjadi.
hipotek, obligasi dan instrument hutang lainnya. Agar
Umumnya, terdapat tiga jenis kombinasi
merefleksikan kos pemerolehan aktiva tetap maka aktiva
pertukaran aktiva tetap:
tetap dinilai sebesar nilai tunai pada saat transaksi
1. Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis
terjadi. Perbedaan antara nilai tunai (Present Value)
2. Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun
dengan pembayaran total diakui sebagai biaya bunga
tidak ada tambahan kas diterima
selama periode kredit.
3. Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun ada
4. Pertukaran Aktiva Tetap
tambahan kas yang diterima
Aktiva tetap mungkin juga diperoleh dengan cara
4.1 Pertukaran Aktiva tetap tidak sejenis
menukar dengan aktiva tetap lainnya atau aktiva non
Aktiva tetap tidak sejenis adalah aktiva tetap yang
moneter lainnya. Pertuakaran juga bias terjadi antara
melakukan fungsi yang berbeda pada entitasnya masing-
aktiva tetap yang sejenis dan juga diterima aktiva
masing. Misalnya, pertukaran mobil dengan mesin, atau
moneter (dalam bentuk kas) sebagai tambahan aktiva
pertukaran antara mobil dan gedung. Kos pemerolehan
tetap yang diterima. Masalah yang timbul adalah berapa
aktiva tetap yang diterima ditentukan berdasarkan :
jumlah kos pemerolehan yang harus dicatat dan
1. Apakah pertukaran itu memiliki substansi komersil?
bagaimana pengakuan terhadap laba atau rugi
2. Apabila aktiva tetap yang diserahkan memiliki nilai
pertukaran.
pasar wajar yang jelas, maka nilai ini digunakan
PSAK No.16 (direvisi 2007) dan IAS No. 16
sebagai dasar untuk mengakui kos aktiva tetap yang
memberikan preskripsi bahwa dalam pertukaran aktiva
diperoleh.
tetap, kos pemerolehan aktiva tetap diukur pada nilai
3. Apabila aktiva tetap yang diterima memiliki nilai
wajar dari aktiva yang diterima atau yang diserahkan
pasar wajar yang lebih jelas daripada aktiva tetap
tergantung mana yang lebih andal. Apabila nilai wajar
yang diserahkan, maka nilai pasar wajar aktiva tetap
dapat ditentukan secara andal maka nilai wajar dari
yang diperoleh digunakan sebagai dasar untuk
aktiva tetap yang diserahkan digunakan untuk mengukur
mengakui kos aktiva tetap yang diterima
kos pemerolehan dari aktiva tetap yang diterima.
4. Apabila kedua aktiva tetap tidak memiliki nilai pasar
Sebaliknya, nilai wajar dari aktiva tetap yang diterima
wajar, maka dipakai nilai tercatat masing-masing
bias digunakan apabila nilai wajar dari aktiva tetap yang
aktiva tetap sebagai dasar untuk pertukaran.
diberikan tidak dapat ditentukan secara andal/jelas.
Pada pertukaran aktiva tetap tidak sejenis, keuntungan
Pengecualian pemakaian nilai wajar dilakukan apabila:
atau kerugian dari pertukaran harus segera diakui pada
a. Transaksi pertukaran tidak memiliki
substansi komersil
saat pertukaran, karena masing-masing aktiva tetap telah pasar Mesin B Rp. 175.000.000. PT. A menambah kas Rp.
menyelesaikan fungsi dalam proses memeroleh laba. 95.000.000. Perhitungan dan pencatatan ke jurnal yang
Sebagai ilustrasi, PT. A menukar sebuah truk dilakukan PT.A adalah:
yang memiliki nilai buku Rp. 150.000.000 (Kos Truk Rp.
650.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 450.000.000)
dengan sebidang tanah PT. A yang memiliki Kos Rp.
250.000.000. Nilai Pasar wajar truk PT.A Rp. 160.000.000
dan harus menambah kas Rp. 50.000.000. Perhitungan
dan Pencatatan yang dilakukan oleh PT. A adalah:

4.3 Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun ada


tambahan kas yang diterima
Pertukaran aktiva tetap dalam situasi keuntungan dan
ada kas yang diterima memunculkan masalah pada
pengakuan keuntungan. Apakah seluruh keuntungan
4.2 Pertukaran aktiva tetap sejenis, namun tidak ada harus diakui atau ditangguhkan? Untuk entitas yang
tambahan kas diterima mengalami keuntungan dan menerima kas maka
Pertukaran aktiva tetap sejenis adalah pertukaran aktiva keuntungan hanya sebagian, sebesar perbandingan
tetap yang memiliki tipe sama atau yang menjalankan antara kas yang diterima (KD) dengan jumlah antara kas
fungsi/aktiivitas yang sama. Apabila dalam pertukaran yang diterima (KD) dan nilai pasar wajar (NW) aktiva
diperoleh keuntungan karena pertukaran aktiva tetap tetap yang diterima dikalikan dengan total keuntungan
sejenis, maka keuntungan itu tidak diakui dan (TK).
diperlakukan sebagai pengurang kos pemerolehan aktiva
tetap yang diperoleh. Sedangkan apabila dalam
Keuntungan yang diakui  KD
KD  NW  TK
pertukaran dialami kerugian, maka kerugian itu harus
segera diakui (prinsip konservatisme). Rasionalitas pengakuan keuntungan itu adalah ketika kas
Sebagai ilustrasi, PT. A menukar sebuah mesin diterima maka ada bagian dari aktiva tetap itu yang
yang memiliki nilai tercatat Rp. 50.000.000 (Kos Rp. dijual atau sudah menyelesaikan fungsinya. Keuntungan
90.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000) yang tidak diakui, ditangguhkan ke kos pemerolehan
dengan sebuah mesin PT. B yang memiliki kapasitas lebih aktiva tetap yang diterima.
tinggi. Mesin PT. B memiliki Kos Rp. 160.000.000 (kos Rp. Ilustrasi sebelumnya menunjukkan PT. B menerima kas
200.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000). dari pertukaran mesin dengan PT. A. Selanjutnya, PT. B
Nilai pasar mesin PT. A Rp. 80.000.000 sedangkan nilai melakukan perhitungan dan pencatatan sebagai berikut:
5. Aktiva Tetap yang diperoleh dari sumbangan
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan
pihak lain atau hibah Pemerintah dinilai berdasarkan nilai
pasar wajar dari aktiva tetap itu pada tanggal
pemerolehannya. Untuk hibah dari Pemerintah, diakui
setelah keadaan-keadaan berikut tercapai (PSAK No. 16
(Revisi 2007)):
1. Entitas akan memenuhi kondisi atau
prasyarat hibah tersebut; dan Argumen yang diajukan adalah sumbangan tidak bisa
2. hibah akan diperoleh dicatat ke modal karena modal hanya berasal dari pemilik
Terdapat dua perlakuan akuntansi untuk aktiva entitas dan sumbangan itu hanya memberi manfaat
tetap yang diperoleh dari sumbangan, yaitu: kepada entitas.
2. Mencatat sebagai modal kontribusi
1. Mencatat sebagai pendapatan Kontribusi Pendekatan ini menyatakan bahwa aktiva tetap
Pendekatan ini menekankan bahwa seluruh yang diterima dari sumbangan dikreditkan ke modal
sumbangan yang diterima harus dikreditkan ke akun sumbangan pada kelompok akun tambahan modal
pendapatan kontribusi (Contribution Revenue) pada disetor. Pendekatan ini diadopsi di SAK (Standar
periode sumbangan diterima. Pendekatan ini diadopsi Akuntansi Keuangan) pada PSAK No. 21 (paragraph 13)
oleh FASB (Kieso, 2004). Apabila Aktiva tetap yang dan IAS. Peningkatan dalam asset akibat dari sumbangan
diterima dijual maka akun biaya kontribusi harus yang diterima dipandang sebagai menambah modal
dikreditkan. kontribusi daripada pendapatan. Argumennya adalah
Aktiva tetap yang diterima dari sumbangan juga member
manfaat ekonomis yang lebih dari 1 periode akuntansi
atau lebih dari 1 tahun kalender sehingga lebih tepat
dikreditkan ke modal kontribusi daripada pendapatan.

PENGELUARAN-PENGELUARAN SETELAH PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP


Setelah pemerolehan aktiva tetap. Entitas masih penggantian bagian dari aktiva tetap yang
melakukan pengeluaran terkait dengan pemakaian aktiva digunakan sekarang dengan aktiva yang lebih baik
tetap. Pengeluaran- pengeluaran ini mulai dari (misalnya, lantai teraso diganti menjadi lantai
pengeluaran-pengeluaran rutin ubtuk pemeliharaan keramik, atau atap seng diganti dengan atap
sampai pengeluaran-pengeluaran yang signifikan seperti genteng). Penggantian merupakan penggantian
penambahan atau perbaikan besar. Masalah utama untuk dengan aktiva yang sama (misalnya, penggantian
pengeluaran-pengeluaran ini adalah mana yang bisa atap seng dengan atap seng yang baru). Untuk
menambah manfaat ekonomi dimasa depan yang Membedakan pengeluaran ini dengan pengeluaran
mengalir ke entitas. Secara umum, pengeluaran yang untuk reparasi biasa, maka pertimbangan harus
dapat meningkatkan manfaat ekonomis masa depan dikembalikan pada criteria pengakuan aktiva:
harus dikapitalisasi, sedangkan pengeluaran-pengeluaran apakah pengeluaran itu meningkatkan manfaat
yang hanya bersifat memelihara aktiva tetap pada level ekonomi masa depan? Atau hanya
operasinya harus dibiayakan pada periode terjadinya mempertahankan pada level aktivitas dari aktiva?
biaya. Apabila pengeluaran akan menambah manfaat
Peningkatan manfaat ekonomis masa depan dari ekonomi masa depan, maka pengeluaran itu harus
pengeluaran umumnya terjadi apabila salah satu dari dikapitalisasi dengan satu dari tiga pendekatan
criteria berikut terjadi: berikut ini:
1. Masa manfaat dari aktiva tetap harus bertambah  Pendekatan substitusi. Pendekatan ini dilakukan
2. Kuantitas dari unit yang dihasilkan aktiva tetap apabila jumlah tercatat dari aktiva yang akan diganti
harus bertambah tersedia di catatan akuntansi. Apabila entitas tidak
3. Kualitas dari unit yang dihasilkan harus meningkat mencatat secara terpisah kos aktiva yang akan
Beberapa contoh pengeluaran-pengeluaran diganti, maka pendekatan ini tidak cocok dilakukan
setelah pemerolehan adalah:  Pendekatan mengapitalisasi kos yang baru.
1. Penambahan (Addition), yaitu pengeluaran untuk Pendekatan ini digunakan tanpa menghapus kos
menambah atau memperluas aktiva tetap. dari aktiva lama yang akan diganti. Kos dari aktiva
Pengeluaran ini umumnya harus dikapitalisasi. yang baru langsung saja didebit ke akun aktiva
Misalnya, penambahan AC, penambahan ruangan, tetap. Konsekwensinya adalah mengubah
atau penambahan sayap bangunan. perhitungan penyusutan sehingga biaya
2. Peningkatan dan Penggantian (Improvement and penyusutan akan berubah. Walaupun pendekatan
Replacement), yaitu penggantian suatu aktiva ini kurang tepat namun perbedaannya tidak
dengan yang lain. Peningkatan merupakan
signifikan. Biasanya, peningkatan ditangani depresiasi sebelumnya diketahui, maka pengeluaran
dengan cara ini. ini bisa ditangani sebai penggantian
 Membebankan kos yang baru ke akun akumulasi (Replacements). Jika tidak, maka pengeluaran ini
penyusutan. Pendekatan ini digunakan apabila harus dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang
pengeluaran tidak menambah kuantitas ataupun masa manfaat ekonomisnya.
kualitas unit produksi yang dihasilkan namun 4. Perbaikan (Repairs). Terdapat dua jenis
menambah umur aktiva tetap. Penggantian pengeluaran untuk perbaikan, yaitu perbaikan biasa
biasanya menambah umur aktiva. Kos dari aktiva (Ordinary Repairs)dan perbaikan besar (Major
tetap yang baru didebitkan ke akun akumulasi Repairs). Perbaikan biasa adalah pengeluaran untuk
penyusutan aktiva tetap itu. Pada umumnya, memelihara aktiva tetap supaya bisa beroperasi
penggantian ditangani dengan cara ini. Dengan normal. Pengeluaran ini dibiayakan pada periode
mendebitkan ke akun akumulasi penyusutan maka terjadinya biaya. Contoh dari pengeluaran ini
nilai tercatat dari aktiva meningkat. Walaupun adalah: mengganti suku cadang yang kecil,
mendebitkan pengeluaran ke akun aktiva dan pelumasan, perbaikan rutin, pengecatan,
mendebitkan ke akumulasi penyusutan pembersihan, dan lain-lain. Perbaikan besar
menghasilkan nilai tercatat yang sama, namun merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk
secara teoretis pendekatan ini berbeda. memperbaiki sebagian besar dari aktiva tetap,
Penambahan umur mengurangi depresiasi masa lalu misalnya turun mesin untuk mobil atau mesin.
karena dicatat terlalu tinggi. Perbaikan besar biasanya mencakup penambahan
3. Penyusunan ulang dan Instalasi ulang. Jenis atau penggantian atau peningkatan sehingga
pengeluaran ini terjadi untuk mengantisipasi pengeluaran untuk perbaikan besar harus
manfaat ekonomi masa depan. Biasanya ini dikapitalisasi karena meningkatkan manfaat
dilakukan untuk fasilitas mesin-mesin. Apabila kos ekonomi masa depan dari aktiva tetap.
awal dari instalasi sebelumnya dan akumulasi

PENJUALAN AKTIVA TETAP


Apabila entitas melakukan penjualan aktiva tetap, maka 30.000.000. Maka pencatatn yang dilakukan oleh PT. A
entitas harus menghitung dan mencatat biaya sebagai berikut:
penyusutan dari penyusutan terakhir dicatat sampai pada
tanggal penjualan. Misalnya, tanggal 9 Juli 2009, PT. A
menjual mesin yang memiliki kos pemerolehan Rp,
90.000.000. Mesin itu memiliki umur ekonomis 10 tahun
dan disusutkan pertahun Rp. 9.000.000. Mesin telah
disusutkan 5 tahun (berarti: akumulasi penyusuta Rp.
45.000.000) dan selama tahun 2009 belum pernah
dicatat penyusutan. Mesin itu diual seharga Rp.
 Apabila suatu aktiva tetap dihentikan operasinya
atau dilepas (ditukar atau dijual), maka saldo
surplus revaluasi dipindahkan ke akun laba
ditahan.
 Pemindahan saldo surplus revaluasi ke akun laba
ditahan bisa juga dilakukan pada masa-masa
pemakaian aktiva tetap itu, yaitu sebesar selisih
jumlah biaya penyusutan pada model kos dan
setelah dilakukan revaluasi.

PENGUKURAN ATAU PENILAIAN SETELAH PENGAKUAN  Akun aktiva tetap disajikan di neraca sebesar kos

AWAL aktiva tetap setelah direvaluasi dikurangi

Setelah pengukuran awal, maka terdapat dua model akumulasi penyusutan dan akumulasi

perlakuan akuntansi yang bisa diterapkan sesuai dengan penurunan nilai setelah revaluasi dilakukan.

PSAK No. 16 dan IAS No. 16, yaitu model kos (Cost
Model) dan model revaluasi (Revaluation Model). Ilustrasi model revaluasi:

1. Model Kos (Cost Model). Dengan model ini aktiva PT. A memiliki Mesin, dimana kos awal dari mesin Rp.

tetap dicatat dan disajikan di neraca sebesar harga 150.000.000 dan akumulasi penyusutan pada tanggal

pemerolehannya, dan disajikan di neraca dikurangi revaluasi Rp. 45.000.000. Nilai terbawa (Carrying

dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi Amount) dari mesin pada tanggal revaluasi Rp.

penurunan nilai (Impairment loss). 105.000.000 (Rp. 150.000.000 – Rp. 45.000.000). Nilai

2. Model Revaluasi (Revaluation Model). Pada model wajar mesin pada saat revaluasi Rp. 120.000.000.

ini, aktiva tetap direvaluasi (dinilai kembali) secara Pencatatan ke jurnal umum yang dibuat PT. A adalah:

teratur agar nilai tercatat tidak berbeda secara


signifikan dengan nilai tercatatnya. Setelah
pengakuan awal, nilai tercatat aktiva tetap bisa
berbeda dengan nilai pasar wajar aktiva tetap
setelah beroperasi beberapa waktu. Agar nilai
tercatat mencerminkan nilai wajar aktiva tetap,
maka entitas yang memilih model ini harus selalu
melakukan revaluasi. Nilai wajar harus bisa diukur
secara andal/jelas. Dalam melakukan model ini, hal
berikut harus diperhatikan:
 Jika suatu aktiva tetap direvaluasi, maka seluruh
aktiva tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi.
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Penyusutan Aktiva tetap adalah proses mengalokasi kos ekonomis. Keekonomisan suatu aktiva tetap dinilai
pemerolehan aktiva tetap ke biaya selama masa-masa berdasarkan:
pemanfaatan aktiva tetap. Penyusutan dilakukan agar  Apakah aktiva tetap mampu memenuhi
nilai terbawa (Carrying Amount) dari aktiva tetap peningkatan pesanan
mencerminkan nilai wajar dari aktiva tetap karena nilai  Apakah aktiva tetap masih ekonomis dan efisien
wajar suatu aktiva tetap cenderung berfluktuasi dan sulit digunakan
untuk mengukurnya secara obyektif. Proses penyusutan  Keusangan aktiva tetap.
bukanlah proses untuk menyisihkan dana untuk 3. Metode penyusutan. Metode depresiasi
penggantian aktiva tetap. Penggantian aktiva tetap berpengaruh terhadap jumlah biaya penyusutan
dihasilkan dari pendapatan (arus kas masuk dari operasi) yang dibebankan setiap periode. Ada beberapa
atau didanai melalui pinjaman. Dengan demikian, dalam metode yang dapat digunakan dalam
proses penyusutan tidak ada sama sekali arus kas keluar. menyusutkan aktiva tetap:
Terdapat beberapa factor yang memengaruhi  Metode aktivitas (unit pemanfaatan
proses depresiasi, yaitu: atau unit produksi)
1. Nilai yang digunakan sebagai basis Penyusutan  Metode Garis Lurus
Aktiva tetap. Basis penyusutan aktiva tetap adalah  Metode jumlah angka tahun
kos pemerolehan awal dan nilai sisa. Nilai sisa  Metode saldo menurun
adalah taksiran nilai realisasi aktiva tetap apabila
aktiva tetap dijual pada saat akhir masa Misalnya, PT. A memiliki mobil yang dibeli seharga Rp.
ekonomisnya. Hasil pengurangan dari kos 150.000.000. Taksiran umur ekonomis mobil adalah 20
pemerolehan awal dan nilai sisa merupakan basis tahun dan nilai sisa Rp. 30.000.000. Mobil itu diharapkan
untuk menghitung Penyusutan. Misalnya, kos bisa dipakai selama 1.200.000 km
pemerolehan Rp. 60,000.000 dan nilai sisa dari Metode Aktivitas
aktiva tetap Rp. 2.000.000 maka kos yang digunakan Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa penyusutan
sebagai basis untuk disusutkan adalah Rp. merupakan fungsi dari penggunaan atau aktivitas.
58.000.000 Semakin besar produksi atau semakin banyak aktivitas
2. Taksiran umur jasa. Aktiva tetap memiliki umur fisik yang dilakukan maka biaya penyusutan juga seharusnya
namun belum tentu aktiva tetap dipakai selama lebih besar. Untuk kasus diatas, misalkan mobil PT.A
umur fisiknya. Bisa saja aktiva tetap terus dipakai ditahun ini telah menjalani 36.000 Km. maka penyusutan
selama umur fisiknya, namun akan banyak tahun ini sebesar:
pengeluaran untuk pemeliharan aktiva tetap. Aktiva
tetap dihentikan karena factor fisik aktiva tetap dan
Kos Pemerolehan  NilaiSisa
x jumlah aktivitas yang dihasilkan
factor ekonomisnya. Biasanya umur jasa aktiva tetap Unit Aktivitas

didasarkan pada factor ekonomisnya, yaitu berapa Rp.150.000.000  Rp.30.000.000


1.200.000 Km x 36.000km  Rp.3.600.000
lama aktiva tetap mampu beroperasi secara
Metode Garis Lurus
Metode ini mengalokasi biaya penyusutan dalam jumlah
yang sama selama periode pemanfaatan aktiva tetap.
Untuk kasus diatas, biaya penyusutan pertahun dapat
dihitung sebagai berikut:
Kos Pemerolehan  NilaiSisa
Umur Ekonomis

Rp .150.000.000  Rp .30.000.000
20 tahun  Rp.6.000.000

Metode Saldo menurun


Metode Jumlah Angka Tahun Metode saldo menurun diterapkan dengan menentukan
Metode ini (dan metode saldo menurun) berasumsi tarif penyusutan yang akan diaplikasikan. Tarif yang
bahwa aktiva tetap semakin lama dipakai akan menurun digunakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
kemampuan ekonomisnya. Untuk itu, tahun-tahun awal Tarif Penyusu tan  1 n Nilai sisa
Kos Pemerolehan
pemakaian harus dibebani biaya penyusutan yang lebih
Untuk kasus diatas, tarif penyusutannya adalah 7,73 %
besar karena masih memiliki kemampuan memberikan
jasa yang lebih besar. Seiring dengan pemakaian aktiva
tetap, seharusnya juga biaya penyusutan yang
dibebankan semakin kecil jumlahnya. Metode ini
menjumlahkan angka tahun pemanfaatan aktiva tetap.
Misalnya, umur ekonomis aktiva tetap 5 tahun maka
jumlah angka tahun adalah 15 (5+4+3+2+1). Untuk
mempermudah penghitungan angka tahun, dipakai
rumus berikut:
n ( n 1)
Jumlah Angka Tahun  2
Modifikasi dari metode saldo menurun adalah metode
n= Umur ekonomis
saldo menurun ganda. Tarif penyusutan untuk metode
Untuk kasus diatas, jumlah angka tahun adalah 210
saldo menurun ganda adalah 2 kali tarif penyusutan
(20(21)/2)). Perhitungan penyusutannya adalah:
metode garis lurus. Untuk ilustrasi kasus diatas, tarif
penyusutan kalau menggunakan metode saldo menurun
ganda adalah: 2x (100/20)=10%. Tarif ini kemudian
diaplikasikan ke nilai buku aktiva tetap pada awal tahun
(sama seperti metode saldo menurun). Pada akhir masa
manfaat, nilai sisa aktiva tetap tidak akan sama dengan
nilai sisa yang direncanakan. Biasanya, mendekati akhir
umur masa manfaat, entitas beralih ke metode jumlah
angka tahun atau ke metode garis lurus agar aktiva tetap
disusutkan pada nilai sisa.

BIAYA PENYUSUTAN PADA PERIODE PARSIAL


Misalnya PT. A membeli peralatan pada tanggal 3
Oktober 2008 Rp. 65.000.000, umur ekonomis aktiva
tetap ditaksir 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 1.000.000.
Metode garis lurus Metode saldo menurun
Penyusutan aktiva tetap pertahun adalah (Rp. Tarif Penyusutan: 1  n 1.000.000
= 56,61%
 65.000.000

65.000.000 – Rp. 1.000.000)/5 tahunRp. Penyusutan setahun penuh:


12.800.000/tahun
Biaya penyusutan untuk tahun 2008 adalah:

3
12 x Rp.12.800.000  Rp. 3.200.000

Metode Jumlah Angka Tahun


Perhitungan penyusutan untuk tahun penuh

Metode Saldo Menurun Ganda


penyusutan aktiva tetap.Perubahan tarif aktiva tetap
disesuaikan pada periode berjalan dan periode-periode
di masa depan selama sisa umur aktiva tetap itu
(prospektif).

Ilustrasi perubahan tarif penyusutan


PT. A memiliki gedung yang memiliki kos pemerolehan
Rp. 200.000.000. Gedung ditaksir memiliki masa manfaat
20 tahun dengan nilai residu Rp. 50.000.000 serta
disusutkan menggunakan metode garis lurus. Pada awal
tahun keenam, perusahaan mengubah masa manfaat
gedung menjadi 40 tahun dan nilai residu tidak berubah.

REVISI TARIF PENYUSUTAN


Penyusutan aktiva tetap dilakukan berdasarkan estimasi
logis (berdasarkan pengalaman sebelumnya atas aktiva
yang sama atau informasi lainnya). Karena berdasarkan
estimasi, maka bisa saja entitas mengubah umur
ekonomis atau mengubah nilai residu aktiva tetap selama
umur ekonomisnya. Penurunan atau keusangan diluar
harapan bisa juga mendorong entitas mengubah tarif

PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) AKTIVA TETAP


Penurunan Nilai aktiva tetap terjadi apabila Nilai terbawa pakai ini dipengaruhi oleh arus kas masuk dan
aktiva tetap melebihi nilai yang dapat dipulihkan arus kas keluar serta suatu tingkat diskon
(Recovable amount). Nilai yang dapat dipulihkan, (Discount Rate) yang memadai.
menurut PSAK No. 48, adalah nilai tertinggi antara harga 2. Harga jual neto, yaitu jumlah yang dapat
jual neto dengan nilai terpakai (Value In Use) suatu direalisasi dari penjualan aktiva tetap setelah
aktiva. Beberapa istilah yang digunakan dalam dikurangi biaya-biaya terkait penjualan.
menentukan nilai aktiva tetap yang dapat dipulihkan Identifikasi adanya penurunan nilai dilakukan entitas yang
adalah: memilih menggunakan model kos (Cost Model) dan yang
1. Nilai pakai (Value in Use), yaitu nilai sekarang menggunakan model Revaluasi (Revaluation model).
(Present value) dari taksiran arus kas yang Apabila terjadi penurunan nilai maka penurunan nilai
diharapkan akan diterima dari penggunaan diakui sebagai kerugian pada periode dilakukan
aktiva tetap selama sisa masa pakainya. Nilai penilaian dan dikreditkan ke akumulasi rugi penurunan
nilai. Setelah penilaian atas penuunan nilai dilakukan dari aktiva tetap Rp. 75.000.000. Dilihat dari informasi
maka penyusutan dihitung berdasarkan basis nilai tersebut jelas bahwa nilai terbawa mesin (Rp.
terbawa yang baru. 105.000.000) sudah melebihi nilai yang bisa dipulihkan
(Recoverable amount) dari aktiva tetap. Jumlah yang
Ilustrasi penurunan nilai dapat dipulihkan adalah Rp. 85.000.000( nilai tertinggi
PT. A memiliki Mesin, dimana kos awal dari mesin Rp. antara taksiran harga jual neto dan nilai pakai).
150.000.000 dan akumulasi penyusutan pada tanggal Penurunan nilai (Impairment) sebesar Rp. 20.000.000
revaluasi Rp. 45.000.000. Nilai terbawa (Carrying ( Rp. 105.000.000 – 85.000.000).
Amount) dari mesin pada tanggal penilaian Rp.
105.000.000 (Rp. 150.000.000 – Rp. 45.000.000). Taksiran
Harga jual neto pada saat penilaian adalah Rp.
85.000.000 dan taksiran arus kas masa depan (nilai pakai)

Soal Latihan:
1. 5/5/2005 PT. A membeli sebidang tanah dan bangunan senilai Rp.1.500.000.000. Harga pasar wajar
bangunan menurut penilai Rp.400.000.000 dan tanah Rp.1.200.000.000. PT. A juga membangun pagar
pembatasRp. 40.000.000 serta saluran air, jalan, dan lampu jalan Rp. 50.000.000.
Diminta: Lakukan pencatatan ke jurnal
2. PT. Kupas Jaya membeli mesin untuk produksi. Mesin itu memiliki Harga faktur Rp. 95.000.000 ditambah PPN
10%. Karena membeli tunai, maka penjual member potongan harga 5%. Untuk mengangkat ke lokasi PT.
Kupas Jaya, dibayar Rp. 2.000.000 ke perusahaan pengangkut. Biaya pemasangan ditanggung pihak penjual.
Diminta: Catat transaksi itu ke jurnal umum
3. PT. Bernama membangun aktiva tetap (kapal) dimana ditaksir penyelesaian aktiva tetap selama 2 tahun.
Untuk membangun aktiva tetap, dibutuhkan dana 2,5 Milyar. PT. Bernama meminjam dari Bank X Rp. 1 Milyar,
masa pinjaman 5 tahun dan berbunga 7%/tahun. PT. bernama juga memiliki beberapa jenis pinjaman yang
bukan untuk konstruksi, yaitu Hutang obligasi, 5 %, jatuh tempo 5 tahun Rp. 900.000.000 dan Pinjaman dari
Bank Mandira berbunga 8%, jatuh tempo 6 tahun Rp. 1,2 Milyar. Pada tahun pertama, dibayar ke pihak
kontraktor Rp. 1 Milyar. Hitung berapa biaya bunga yang harus dikapitalisasi dan buat pencatatan ke jurnal
umum untuk kejadian itu.
4. PT. A membeli aktiva tetap dengan fasilitas kredit jangka panjang selama 5 tahun. Dengan suku bunga 8% per
tahun, PT. A harus mencicil 80.000.000 setiap tahun. Berapa kos dari aktiva tetap?
5. a. PT. A membeli mesin pada tanggal 1/9-2005 seharga Rp.600.000.000. Mesin ditaksir memiliki umur 20
tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. PT. A juga membayar pengangkutan dan pemasangan
Rp. 5.000.000
b. Pada tanggal 1/5 2008 mesin tersebut diperbaiki. Perbaikan ini hanya untuk menjaga operasi mesin.
Perbaikan ini hanya membutuhkan biaya Rp.5.000.000
c. Pada tanggal 1/6-2015 mesin ditukar dengan mesin lain yang teknologinya lebih baik. Mesin PT. A dinilai
seharga Rp.200.000.000 sedangkan mesin yang diterima memiliki harga pasar Rp.350.000.000
Diminta: Catat setiap transaksi ke jurnal

6. PT. A memiliki sebuah gedung yang memiliki nilai buku Rp.150.000.000 (Kos Rp. 375.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp.225.000.000). Gedung dipertukarkan dengan sebuah gedung yang memiliki nilai pasar wajar
Rp.105.000.000. Dalam pertukaran PT. A menerima Rp.45.000.000
Diminta: Catat transaksi tersebut ke jurnal

7. a PT. A memiliki sebuah truk dengan nilai pemerolehan Rp.80.000.000 disusutkan dengan metode jumlah
angka tahun selama 10 tahun (tanpa nilai sisa). Truk dibeli tanggal 1/7-2006
b. Karena sesuatu hal, pada 1/5-2010, truk dijual seharga Rp.60.000.000
Diminta: 1. Buat skedul penyusutan
2. Buat pencatatan ke jurnal tanggal 1/7-2006,31/12-2006 dan 1/5-2010
7. PT. Sumber Sukses membeli truk pada tanggal 2/9/2009 dimana kos pemerolehannya Rp. 290.000.000. Nilai residu
truk Rp. 90.000.000 dan masa manfaat ditaksir 20 tahun. Hitung biaya penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai
terbawa aktiva tetap selama 5 tahun dengan menggunakan metode penyusutan:
a. Garis lurus
b. Metode Jumlah angka tahun
c. Metode saldo menurun
d. Metode saldo menurun ganda
8. PT. Andika memiliki Mobil dimana pada akhir tahun ke-5 memiliki nilai terbawa Rp. 150.000.000 (Kos Rp.
300.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 75.000.000). Mobil disusutkan dengan metode garis lurus, tanpa nilai
sisa, dan masa manfaat 20 tahun.
a. Anggaplah pada akhir tahun ke-5 nilai wajar aktiva itu Rp. 170.000.000, buat penyesuaian dengan
menggunakan model revaluasi
b. Anggaplah harga jual neto aktiva itu Rp. 130.000.000 dan taksiran arus kas masa depan (nilai pakai) aktiva
tetap Rp. 135.000.000. Tentukan berapa nilai yang dapat dipulihkan (Recoverable Amount) dan penurunan
nilai aktiva itu. Buat juga pencatatan ke jurnal umum.
Table of Contents
BAB I SIKLUS AKUNTANSI.................................................................................................................................1
SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM).............................................1
SIKLUS AKUNTANSI.......................................................................................................................................1
MENGGUNAKAN JURNAL KHUSUS.............................................................................................................23
Soal Latihan:...........................................................................................................................................26
BAB II LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA (BALANCE SHEET)....................................28
LAPORAN RUGI LABA......................................................................................................................................28
KEGUNAAN DAN KELEMAHAN LAPORAN RUGI LABA.................................................................................28
BENTUK LAPORAN RUGI LABA....................................................................................................................29
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI LABA.................................................................................................29
FORMAT LAPORAN RUGI LABA...............................................................................................................29
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH TUNGGAL (SINGLE-STEP INCOME STATEMENT)............29
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA (MULTIPLE-STEP INCOME STATEMENT)............30
PELAPORAN TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG JARANG TERJADI (IRREGULAR ITEMS).................................32
NERACA..........................................................................................................................................................34
MANFAAT NERACA......................................................................................................................................34
KETERBATASAN NERACA.............................................................................................................................34
KLASIFIKASI DALAM NERACA......................................................................................................................35
Soal Latihan:...............................................................................................................................................37
BAB III AKUNTANSI KAS..................................................................................................................................38
PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS............................................................................................................38
MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:.........................................................................................38
PENGENDALIAN ATAS KAS..........................................................................................................................39
DANA KAS KECIL (Petty Cash)......................................................................................................................39
REKONSILIASI BANK....................................................................................................................................41
Soal Latihan:...............................................................................................................................................68
BAB IV AKUNTANSI PIUTANG (Receivable).....................................................................................................72
PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)..................................................................................................72
PENGAKUAN PIUTANG USAHA................................................................................................................72
PENILAIAN PIUTANG USAHA...................................................................................................................67
WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE)..............................................................................................................67
PENGAKUAN WESEL................................................................................................................................66
WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGA......................................................................................................66
Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal berbeda dengan suku bunga pasar (efektif)......66
WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL SAMA DENGAN SUKU BUNGA
PASAR (EFEKTIF)......................................................................................................................................66
WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE).....................................................................67
PENILAIAN WESEL TAGIH........................................................................................................................67
PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESEL..................................................................................................67
MENGGADAIKAN PIUTANG USAHA.........................................................................................................67
TRANSFER (ANJAK) PIUTANG.................................................................................................................67
TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG RENTENG/DENGAN JAMINAN..............................................67
Soal Latihan:...............................................................................................................................................83
BAB V AKUNTANSI SEDIAAN (INVENTORIES)..................................................................................................85
SISTEM PENCATATAN SEDIAAN...................................................................................................................86
KEPEMILIKAN ATAS SEDIAAN......................................................................................................................83
PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAAN......................................................82
PENILAIAN SEDIAAN BERBASIS ALIRAN KOS HISTORIS................................................................................83
PENGARUH KOMITMEN PEMBELIAN TERHADAP NILAI SEDIAAN...............................................................83
Soal Latihan:.............................................................................................................................................108
BAB VI AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN PENURUNAN NILAI.................................................111
KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP......................................................................................111
PEMBEBANAN KOS PINJAMAN YANG TERJADI SELAMA KONSTRUKSI.......................................................110
PENGUKURAN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP...................................................................................112
PENGELUARAN-PENGELUARAN SETELAH PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP.................................................115
PENJUALAN AKTIVA TETAP........................................................................................................................117
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP.....................................................................................................................118
PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) AKTIVA TETAP....................................................................................122
Soal Latihan:.............................................................................................................................................123

Anda mungkin juga menyukai