Di susun oleh :
Roy Sugianto 102001084
Muh. Rehan Aditya 102001090
Hadijah M. Nur 102001092
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
ANGKATAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Etika Bisnis yang berjudul
"Bisnis Perlindungan Konsumen".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus doa, saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penelitian................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Produsen dan Konsumen...................................................
B. Gerakan Konsumen............................................................................
C. Konsumen adalah Raja.......................................................................
BAB III URAIAN
A. Uraian Kasus Relevan........................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Penutup...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat modern adalah masyarakat pasar atau masyarakat
bisnis atau juga disebut sebagai masyarakat konsumen. Alasannya tentu
jelas, semua orang dalam satu atau lain bentuk tanpa terkecuali adalah
konsumen dari salah satu barang yang diperoleh melalui kegiatan bisnis.
Bisnis sudah merasuki seluruh masyarakat manusia di dunia dan semua
sendi kehidupan manusia. Karena itu, tidak seorang pun luput dari bisnis.
Semua manusia adalah konsumen, termasuk pelaku bisnis atau produsen
sendiri. Karena itu, tidak berlebihan kalau di katakana bahwa bisnis adalah
bagian integral dari masyarakat modern, dan mempengaruhi manusia baik
secara positif maupun secara negatif. Bisnis ikut menentukan dari
buruknya dan maju tidaknya kebudayaan pada abad modern ini.
Berdasarkan kenyataan yang tak terbantahkan bahwa bisnis
merasuki seluruh kehidupan semua manusia, maka dari prespektif etis,
bisnis diharapkan bahkan dituntut menawarkan sesuatu yang berguna bagi
manusia dan tidak sekedar menawarkan sesuatu yang merugikan hanya
demi memperoleh keuntungan. Termaksud didalamnya, para pelaku bisnis
dilarang untuk menawarkan sesuatu yang dianggap merugikan manusia.
Hanya saja, para pelaku bisnis punya anggapan bahwa mereka
sesungguhnya hanya memenuhi kebutuhan hidup manusia. Mereka hanya
memenuhi permintaan manusia. Jadi, mereka tidak bertanggungjawab atas
barang atau jasa yang merugikan atau berpotensi merugikan konsumen
dalam hal ini, bisnis lalu dianggap sebagai aktivitas netral yang hanya
ingin melayani kebutuhan dan permintaan manusai. Bisnis sama sekali
tidak mendikte manusia. Contohnya, dalam kasus bisnis rokok,
perusahaaan rokok hanya memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen
akan rokok. Bahwa rokok itu merugikan kesehatan manusia, perusahaan
rokok tidak bertanggungjawab, karena manusia itu sendiri yang
membutuhkannya sementara produsen hanya memenuhi apa yang
dibutuhkan.
Sikap netral tersebut memang merupakan salah satu prinsip yang
harus dipegang oleh pelaku bisnis. Mereka hanya boleh menawarkan
barang yang dibutuhkan manusia dan tidak boleh mendikte apalagi
memaksa konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk tersebut.
Namun, apakah betul bahwa dalam menawarkan suatu barang dan jasa,
perusahaan bersikap netral? Apakah betul bahwa kebutuhan itu ada pada
masyarakat dan bukan diciptakan oleh produsen? Apakah betul bahwa
produsen tidak mendikte konsumen?
Dalam kenyataannya tidak demikian . Kenyataan menunjukan
bahwa dalam banyak hal produsen itulah yang menciptakan kebutuan pada
konsumen dan bukan sekedar melayani kebutuan yang sudah ada.
Contonya , dalam kategori yang baik, komputer,peraltan elektronik
transportasi,dan semcamnnya. Dalam arti tertentu prousen
menciptakannya sambil menggeser perangkat perangkat lama. Bahwa
secara potensial manusia membutuhnya ,tidak bisa di banta. Namun
kebutuan itu didorong ,diperkuat bahkan dalam kasus tertentu diciptakan
(komputer untuk games) oleh produsen. Dalam contoh yang negatif ,pil
extasi merupakan kebutuan , kalau maw disebut kebutuan , yang dicipakan
oleh produsen,oleh pelaku bisnis . Buah kaleng impor bukan kebutuan
konsumen Indonesia . Ini hanyah kebutuan masyarakat barat yang dalam
musim tertentu suli mendapat buah apalagi buah dari daera tropis. Bagi
masyarakat ini bukan kebutuan Karena buah segar tersedia dimana-
dimana. Maka, kenyataan bahwa orang Indonesia mengkomsumsi buah
kalengan impor yang akhirnya merusak neraca perdagangan kita, adalh
tanggungjawab orang bisnis. Dalam contoh tersebut orang bisnis tidak
sekedar memenui kebutuan manusia, melainkan kebutuan yang
sesuggunya tidak perlu akan barang-barang itu. Hal yang sama berlaku
sampai tingkat tertentu dalam kasus susu formula atau lebih lagi makanan
kaleng untuk bayi dan masih banyak contoh yang lain .
Dengan demikian, tidak bisa sepenuhnya bahwa bisnis bersikap
netral. Bahkan, bukan hanhya melalui kehadirannya bisnis menciptakan
kebutuhan atau permintaan, melalui iklan yang gencar apa yang semula
tidak dibutuhkan menjadi dibutuhkan. Contohnya, jamu’idaman’ bagi
wanita semula tidak dibutuhkan. Tiba-tiba dengan iklan yang gencar jamu
tersebut menjadi di butuhkan. Bantal kepala buatan luar negri yang gencar
di iklankan di TV untuk mencipatkan kebutuhan pada konsumen semula
tidak berpikir tentang bantal khusus seperti itu begitu banyak produk lain
lagi, yang sesungguhnya bukan kebutuhan tetapi di buat jadi kebutuhan
karena ulah pelaku bisnis.
Tentu saja tidak bisa di sangkal bahwa bisnis mempunyai peran sangat
besar dalam membuat kehidupan manusia modern menjadi jauh lebih
menyenangkan dan nyaman. Tidak bisa di bantah. Namun tidak bisa di
sangkal pula bahwa bisnis tertentu merusak masyarakat, baik dalam kaitan
kesehatan, mental maupun budaya masyarakat. Timbulnya berbagai
penyakit yang sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi makanan tidak bisa
tidak merupakan tanggungjawab orang bisnis juga. Demikian pula, sampai
tingkat tertentu orang bisnis membuat masyarakat menjadi konsumtif dan
bahkan sampai melahirkan tindak kriminal seperti pencurian,
perampokkan, dan korupsi hanya demi memenuhi kebutuhan atau
permintaan yang dalam banyak hal tidak perlu itu. Maka, tidak berlebihan
kalau dikatakan bahwa bisnis ikut bertanggungjawab atas baik buruknya
masyarakat manusia modern.
Satu langka positif yang telah ditempuh di Indonesia adalah
kegiatan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia yang melakukan peneliti
tentang berbagai produk dan jasa, kemudian menyebarkan informasi
tentang hasil penelitiannya baik melalui majalanya Warta Konsumen
maupun melalui kerjasam dengan Koran ibukota tertentu. Ini sangat positif
dan sangat bermanfaat bagi masyarakat konsumen, yang umumnya awam,
untuk hati-hati memilih produk dan jangan sampai secara awam dibodohi
atau dicurangi oleh produsen .Dengan kehadiran YLKI serta hasil
penelitiannya yang netral, independen, dan tak bisa kompromi,pengusaha
akan berhitung lebih seksama untuk menawarkan barang dan jasa tertentu
ke dalam pasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Hubungan Produsen Konsumen
b. Bagaimana Gerakan Konsumen
c. Bagaimana Konsep Konsumen adalah Raja
1. Perjanjian
2. Penjual dan pembeli
3. Harga
4. Barang
Ini lah bentuk dari kepuasan konsumen yang harus di penuhi oleh
para produsen, mereka harus melayani konsumen sesuai dengan keinginan
konsumen. Produsen harus menyediakan produk yang terbaik dan
pelayanan yang memuaskan konsumen. Karena apabila konsumen tidak
terpuaskan, konsumen enggan untuk membeli kembali. Karena konsumen
adalah raja.
BAB III
URAIAN KASUS RELEVAN
Sengketa antara konsumen dengan pihak BMW berawal pada Maret 2013,
seorang konsumen membeli jenis mobil BMW 520i dari PT Tunas Mobilindo
Parama. Namun setelah penggunaan mobil selama 6 bulan, mobil tersebut
mengalami krusakan berupa lompatan secara mendadak saat digunakan, yang
tentu saja hal ini dapat membahayakan pengemudi serta pengguna jalan lainnya.
Setelah mengajukan komplain, hal yang dikeluhkan masih terjadi hingga pada
akhirnya majelis memutuskan BMW untuk menarik kembali unit mobil seri 520i
tahun 2012, tipe sedan, warna hitam milik penggugat dengan seri baru yang
memiliki jenis, tipe, warna yang sama.
3. Gugatan Konsumen PT Securindo Packatama
Tidak hanya pada perusahaan besar, gugatan konsumen juga bisa terjadi
pada pengelola parkir. Seperti yang terjadi pada 1 Maret 2000 dimana seorang
konsumen yang memarkirkan mobilnya di pusat perbelanjaan, raib di daerah
Mangga Dua, Jakarta Pusat.Pemilik mobil lantas melapor pada petugas keamanan
dan polisi, hingga lima hari kemudian PT Securindo Packatama Indonesia (SPI)
minta berdamai dengan pemilik mobil dengan kompensasi Rp5 juta, dimana saat
itu mobilnya ditaksir seharga Rp60 juta. Gugatan berlanjut ke pengadilan dan
dimenangkan oleh pemilik mobil dengan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp60
juta.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari setiap pembahasan diatas
yaitu,
Bahwa konsumen adalah setiap orang yang memakai barang atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.”untuk Produsen sendiri ialah orang yang menghasilkan
barang atau jasa untuk keperluan konsumen. Untuk itu hubungan antara
produsen dan konsumen ini sangatlah penting.
Sedangkan untuk gerakan konsumen disini kami menyimpulkan
bahwa barang atau jasa yang dihasilkan produsen disebut produksi,
sedangkan yang memakai barang dan jasa disebut konsumen.
Gerakan Konsumen atau Lembaga Konsumen sangat dibutuhkan
kehadirannya untuk memberikan advokasi dan konsultasi yang dibutuhkan
konsumen tersebut, baik secara terang-terangan diminta maupun yang
tidak diminta (khususnya melalui media massa) Sehubungan dengan
muncul dan berkembangnya gerakan konsumen ini, muncul persoalan baru
yang tidak mudah diatasi. Dalam situasi semacam ini, memang Lembaga
Konsumen harus pertama-tama berjuang untuk hadir dan tetap bertahan
sambil menunjukkan dirinya sebagai lembaga yang di percaya
informasinya dan karena itu sangat di butuhkan konsumen.
Untuk pembahasan mengenai konsumen adalah raja kami juga
memberikan kesimpulan apabila konsumen mendapat pelayanan yang
buruk konsumen akan berpikir dua kali untuk membeli barang tersebut
atau pun kembali berkunjung ke toko tersebut walaupu kualitas produk
dan jasa nya sangat baik.Konsumen merasa lebih senang dan lebih
tergerak untuk membeli produk tersebut dikarenakan oleh kesan baik yang
ditimbulkan produsen yang membantu kesejahteraan masyarakat.
Ini lah bentuk dari kepuasan konsumen yang harus di penuhi oleh para
produsen, mereka harus melayani konsumen sesuai dengan keinginan
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA