NIM : B1031181034
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah Lanjutan
BAB 24
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN
ASUMSI DASAR
Dasar Aktual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang-disusun atas dasar akrual me mberikan informasi
kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya
yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu laporan
keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang
paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan
dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus
disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi
tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mere ka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau
masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas
atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan
5. Penyajian Jujur
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi,
misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang
memenuhi kriteria pengakuan.
6. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan
informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan
pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan .
7. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan
dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu
tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
8. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari
segi relevansi.
9. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai
juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.
Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari,
atau (conseptual framework) diartikan dengan suatu sistem hoheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batasan-batasan
(akuntansi keuangan dan laporan keuangan). Sehingga kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan menjadi sebuah acuan dan asas utama dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan suatu entitas dengan andal, akuran, dan relevan yang
nantinya mampu menghasilkan informasi yang berterima umum, tidak biasa.
1. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan
2. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Keandalan Pengukuran
Pada banyak kasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak
merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi
tingkat keandalan. Namun demikian, kalau estimasi yang layak tak mungkin dilakukan,
pos tersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Misalnya, hasil
yangndiharapkan dari suatu tuntutan hukum dapat memenuhi definisi baik aktiva dan
penghasilan maupun kriteria probabilitas untuk dapat diakui; namun demikian, kalau
tidak mungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat
diakui sebagai aktiva atau sebagai penghasilan; namun demikian, eksistensi tuntutan
harus diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan..
Pengakuan Aktiva
Pengakuan Kewajiban
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di
masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau
penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari
penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari
pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).
Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untuk mengakui penghasilan,
seperti misalnya ketentuan bahwa penghasilan telah diperoleh, merupakan
penerapan kriteria pengakuan dalam kerangka dasar ini. Prosedur semacam ini
pada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuan penghasilan pada
pos-pos yang dapat diukur dengan andal dan memiliki derajat kepastian yang
cukup.
Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi
bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva
(misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aktiva tetap).
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya
yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya
disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues)
ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau
bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi
atau peristiwa lain yang sama; misalnya, berbagai komponen beban yang
membentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goods sold) diakui pada
saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.
Namun demikian, penerapan konsep matching dalam kerangka dasar ini tidak
memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi
aktiva atau kewajiban.
Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi
dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau
tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi
yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban
yang berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten,
merek dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau
amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam
periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan.
Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat
ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat,
untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.
Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa
adanya pengakuan aktiva, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi
produk.