Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yanti

NIM : B1031181034
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah Lanjutan

BAB 24
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

Posisi Keuangan, Kinerja, dan Perubahan Posisi Keuangan

1. Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan


evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas),
dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnya
menentukan, misalnya, kemampuan pembayaran kepada para karyawan dan
para pemasok, kemampuan pembayaran bunga, pembayaran kembali pinjaman
dan pembagian penghasilan kepada para pemilik.
2. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan,
struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang
dikendalikan dan kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber daya ini
di masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas (dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan
berguna untuk memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan dan bagaimana
penghasilan bersih (laba) dan arus kas di masa depan akan didistribusikan
kepada mereka yang memiliki hak di dalam perusahaan..
3. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini.
Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.
4. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai
aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Informasi
ini berguna bagi pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhan perusahaan untuk
memanfaatkan arus kas tersebut.
5. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca. Informasi kinerja
terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Dalam laporan keuangan,
informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri.
6. Komponen-komponen laporan keuangan saling terkait karena mencerminkan
aspek-aspek yang berbeda dari transaksi transaksi atau peristiwa lain yang
sama. Meskipun setiap laporan menyediakan informasi yang berbeda satu sama
lain, tidak ada yang hanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan tunggal atau
menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
khusus pemakai.

ASUMSI DASAR
Dasar Aktual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang-disusun atas dasar akrual me mberikan informasi
kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya
yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu laporan
keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang
paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan
dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus
disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi
tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mere ka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau
masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas
atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan
5. Penyajian Jujur
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi,
misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang
memenuhi kriteria pengakuan.
6. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan
informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan
pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan .
7. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan
dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu
tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
8. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan (omission)  mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari
segi relevansi.
9. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai
juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL


Tepat Waktu

Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.

Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat


Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif
daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya
melebihi biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat
merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu harus
dipikul oleh pemakai informasi yang menikmati manfaat.

Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif


Keseimbangan atau trade-off diantara berbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan.
Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di
antara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan
relatif dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan
masalah pertimbangan profesional.

Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari,
atau (conseptual framework)  diartikan dengan suatu sistem hoheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batasan-batasan
(akuntansi keuangan dan laporan keuangan). Sehingga kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan menjadi sebuah acuan dan asas utama dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan suatu entitas dengan andal, akuran, dan relevan yang
nantinya mampu menghasilkan informasi yang berterima umum, tidak biasa.

UNSUR LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain
yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban
dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan
laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur
neraca; dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan
perubahan posisi keuangan secara khusus. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca
dan laporan laba rugi memerlukan proses sub-klasifikasi. Misalnya, aktiva dan
kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat atau fungsinya dalam bisnis
perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang paling
berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN


Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun
dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos
yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi.
Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan
kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.

Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau:

1. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan

2. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan


Dalam kriteria pengakuan penghasilan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian
derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan. Konsep tersebut dimaksudkan
untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi perusahaan. Pengkajian derajat
ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas
dasar bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan. Misalnya, kalau
pembayaran suatu piutang besar kemungkinan terjadi (probable) dan tidak ada bukti
lain yang bertentanyan, maka dapat dibenarkan untuk mengakui piutang tersebut
sebagai aktiva. Namun demikian, jika populasi piutang banyak jumlahnya, maka besar
kemungkinan ada yang tidak tertagih; karena itu suatu beban yang merepresentasikan
pengurangan manfaat ekonomi yang diharapkan harus diakui.

Keandalan Pengukuran
Pada banyak kasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak
merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi
tingkat keandalan. Namun demikian, kalau estimasi yang layak tak mungkin dilakukan,
pos tersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Misalnya, hasil
yangndiharapkan dari suatu tuntutan hukum dapat memenuhi definisi baik aktiva dan
penghasilan maupun kriteria probabilitas untuk dapat diakui; namun demikian, kalau
tidak mungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat
diakui sebagai aktiva atau sebagai penghasilan; namun demikian, eksistensi tuntutan
harus diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan..

Pengakuan Aktiva

 Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat


ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
 Aktiva tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah
periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam itu
menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Dengan perlakuan ini
tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemen mempunyai maksud yang
lain daripada menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan
atau bahwa manajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah bahwa tingkat
kepastian dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan setelah periode
akuntansi berjalan tidak mencukupi untuk membenarkan pengakuan aktiva.

Pengakuan Kewajiban

 Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran


sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam praktek, kewajiban (obligations)
menurut kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya,
kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak
diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian, kewajiban
(obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban dan, kalau dalam
keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka kewajiban (obligation)
tersebut dapat dianggap memenuhi syarat pengakuan . Dalam kasus ini,
pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan aktiva atau beban yang
bersangkutan.
Pengakuan Penghasilan

 Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di
masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau
penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari
penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari
pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).
 Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untuk mengakui penghasilan,
seperti misalnya ketentuan bahwa penghasilan telah diperoleh, merupakan
penerapan kriteria pengakuan dalam kerangka dasar ini. Prosedur semacam ini
pada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuan penghasilan pada
pos-pos yang dapat diukur dengan andal dan memiliki derajat kepastian yang
cukup.

Pengakuan Beban

 Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi
bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva
(misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aktiva tetap).
 Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya
yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya
disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues)
ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau
bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi
atau peristiwa lain yang sama; misalnya, berbagai komponen beban yang
membentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goods sold) diakui pada
saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.
Namun demikian, penerapan konsep matching dalam kerangka dasar ini tidak
memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi
aktiva atau kewajiban.
 Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi
dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau
tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi
yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban
yang berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten,
merek dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau
amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam
periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan.
 Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat
ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat,
untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.
 Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa
adanya pengakuan aktiva, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi
produk.

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini
menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang
berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan.
Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya historis.
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut
pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar
dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan),
dalam jumlah kas (atau setara kas)yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
Biaya kini (current cost).
Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva
yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah
kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban
dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
Nilai sekarang (present value).
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan
kenilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan
usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Anda mungkin juga menyukai