Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kartika Sari

NIM : 11901094

Kelas : PAI 2/E

Mata Kuliah :

Dosen Pengampu :

Resume Hubungan antara Aqidah, Syariah dan Akhlak.

Kata aqidah beraslal dari bahasa arab yaitu ‘aqdan yang berarti simpulan. Dan jika kata ‘aqdan
diubah menjadi aqidah, maka artinya berubah menjadi keyakinan. Menurut Horeon, aqidah yang
berasal dari kata ‘aqada berarti mengikat, membuhul, menyimpulkan, mengokohkan, atau
menjanjikan.

Dapat disimpulkan bahwa, aqidah merupakankeyakinan yang dianut setiap manusia


terhadap dasar yang menjadi dasar aktivitas dan pandangan hidupnya.

Aqidah islam, bersifat taufiqi yang artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan
hanya dengan adanya dalil dari Allah dan Rasulnya. Maka, sumber ajaran nya terbatas pada Al-
Quran dan Sunnah saja, dan tentunya satu lagi sumber dari ulama yang disebut dengan ijma’.

Ketentuan syariat, berasal dari aqidah yang teguh. Misalnya dalam hubunganya dengan
Tuhan. Semula manusia hanya mencari tahu tentang alam. Terbuat dari apakah alam itu? Seperti
apakah bentuk alam itu?. Lalu manusia mulai bertanya, bagaimana proses pembuatan alam itu?
Hingga muncul teori -teori proses alam dari letupan besar sampai dengan teori adanya sang
pencipta. Siapakah dia? Apa keinginanya?.

Alam ini sempurna dan teratur, tidak berantakan dan tak terprediksi, dapat di teliti dan
diantisispasi. Hal ini seperti kapal yang tak mungkin di pimpin dua nahkoda. Karena Tuhan itu
satu, membuat dunia dengan kuasanya sendiri tanpa campur tangan pembantu atau apapun itu.
Sekali lagi, hal ini menunjukan bahwa Tuhan itu jenius, baik hati dan wajib disembah.

Dalam bahasa arab, sang pencipta disebut Ilah (Tuhan, dewa, sang hyang, gusti dll).
Al_Quran menyebutnya Allah seperti yang ada dalam surah Az-Zumar aayat 39 yang artinya :

“ dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka : “siapakah yang menciptakan langit dan
bumi?” niscaya mereka menjawab : “ Allah”

Sebab hanya allah lah yang berani mengklaimm dirinya Maha Kuasa, Maha Kuat dll.

Segala hal tentang Tuhan menjadi bagian dari aqqidah. Seperti tentang malaikat, kitab-kitab,
rasul, hari akhirat, dan takdir.
Dari persoalan akidah ini, lahirlahh pokok-pokok hukum ibadah seperti hukum puasa,
shalat, haji, zakat dan seluruh kebajikan atau syariah.

Kata syariah berasal dari kata syar’a al-syai’u yang berarti menerangkan atau menjelaskan
sesuatu. Kesimpulan nya, syariat merupakan hukum-hukum Allah yang di syariat kaan pada
hamba Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Quran dan Sunnah-sunnah Nabi SAW.

Hukum syariah dalam islam diantaranya : wajib, Sunnah, mubah, makhruh dan haram.

Dari aqidah dan syariah, maka terlahirlah akhlak atau apa yang diartikan sebagai tingkah
laku seseorang yang didorong oleh keinginan secara sadar untuk melakukan sebuah perbuatan
yang haq.

Aqiidah, syariah dan akhlak adalah tiga komponen yang tak dapat dipisahkan. Ketiga
kata ini mempunyai korelasi satu sama lain.Penanaman akidah yang baik, akan melahirkan
manusia super dengan akhlak yang baik, yang sopan dan santun, lembut, empati, simpati dll.
Akhlakul karimah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah ia memuliakan tamu nya,
dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berkata baik
atau diam”. (HR. Sohih Bukhori, Jilid 5 hal 2273)

Dalam hadits ini, terlihat sekali korelasi antara akidah, syariah dan akhlak.

Jika seseorang mengaku islam dan beriman,ia harus meyakini apa yang Allah tetapkan
dan juga membuktikan iman nya dengan amal perbuatan. Jika yakin dengan apa yang Allah
tetapkan, maka seorang tersebut harus berbuat haq (akhlak). Dengan memulia kan tamu, dan
berkata baik. Beribadah sesuai syariat dan melakukan amal-amal baik lainya.

Anda mungkin juga menyukai