Anda di halaman 1dari 40

Kelompok 1 :

Jeffry 16.G1.0009
Ronaldo Probo Y 16.G1.0089
Ayu Archani S 16.G1.0166
Ester S 16.G1.0167
Ngestupodo 16.G1.0
 UU no 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan
 PMK 250 tahun 2008 tentang biaya jabatan
 PMK 101 tahun 2016 tentang PTKP (penghasilan tidak kena
pajak)
 PER-16 tahun 2016 tentang pedoman teknis PPH pasal 21
 PMK-154 tahun 2009 tentang beasiswa
 PP-68 tahun 2009 tentang pesangon
 Pajak Penghasilan yang dikenakan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri
Pemotong PPh Pasal 21 adalah pihak Pemberi Kerja atau pihak
pemberi jasa diantaranya :
 Badan (PT,CV,Firma, dan lainnya)
 Bentuk Usaha Tetap (BUT)
 Yayasan, Lembaga, Kepanitiaan, Organisasi, Asosiasi
 Penyelenggara Kegiatan
 Bendaharawan Pemerintah
 Dana Pensiun
Orang pribadi dengan status sebagai subjek pajak dalam negeri
yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan nama
dan dalam bentuk apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan diantaranya :
 Pegawai Tetap
 Pegawai Tidak Tetap / tenaga kerja lepas
 Bukan Pegawai
 Peserta Kegiatan
 Penerima Pesangon
 Penghasilan yang bersifat teratur
 Penghasilan yang tidak teratur
 Penghasilan yang diterima pensiunan secara teratur
 Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua
 Upah harian, mingguan, satuan, borongan, atau bulanan
 Imbalan bukan pegawai
 Imbalan kepada peserta kegiatan
 Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur
kepada dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak sebagai
pegawai tetap pada perusahaan yang sama
 Pembayaran manfaat / santunan asuransi
 Penerimaan dalam bentuk natura / kenikmatan dalam bentuk
apapun
 Iuran pensiun yang dibayarkan ke dana pensiun
 Zakat yang diterima oleh pribadi yang berhak atau badan
lembaga amil zakat
 Beasiswa
 PPh pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas segala penghasilan. Pengenaan
dilakukan dengan cara pemotongan pajak penghasilan melalui pemotongan
pajak PPh pasal 21. Sebagai pihak yang dipotong dari PPh pasal 21, maka
pihak yang memperoleh penghasilan tersebut berhak mendapatkan bukti
potong dari yang memotong. Beberapa kategori yang dikenakan PPh 21
seperti: pegawai, bukan pegawai, penerima pensiun maupun pesangon,
anggota dewan komisaris, mantan pekerja dan peserta kegiatan.
Penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21 adalah:

1. penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap, baik


berupa Penghasilan yang Bersifat Teratur maupun Tidak
Teratur;
2. penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun
secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan
sejenisnya;
3. penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan
sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 (dua)
tahun sejak pegawai berhenti bekerja;
4. penghasilan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, berupa
upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah
yang dibayarkan secara bulanan;
5. imbalan kepada Bukan Pegawai, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun sebagai imbalan sehubungan jasa yang dilakukan;
6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama
apapun;
7. penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak
teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan
pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan
yang sama;
8. penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau
imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
mantan pegawai; atau
9. penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta
program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan.
10. termasuk pula penerimaan dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang diberikan oleh:
Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat
final; atau
Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan
norma penghitungan khusus (deemed profit).
 3 metode perhitungan PPh 21 yang paling umum, yaitu:
1. Metode Gross (Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak)
Metode gross diterapkan bagi pegawai atau penerima penghasilan yang menanggung PPh
21 terutangnya sendiri. Ini berarti gaji pegawai tersebut belum dipotong PPh 21.
Sebagai contoh, Ardi seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji bulanan
senilai Rp 10.000.000, maka perhitungannya sebagai berikut:
- Gaji pokok: Rp 10.000.000/bulan atau Rp 120.000.000/tahun
- Tarif PPh: 15%
- PPh 21 (yang ditanggung sendiri): Rp 9.900.000/tahun atau Rp.825.000/bulan
- Gaji bersih (take home pay): Rp 9.175.000
2. Metode Gross-Up (Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak)
Metode gross-up diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang
diberikan tunjangan pajak (gajinya dinaikkan terlebih dahulu) sebesar pajak
yang dipotong.
Sebagai contoh, Ardi seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji bulanan
senilai Rp 10.000.000, maka perhitungannya:
- Gaji pokok: Rp 10.000.000/bulan atau Rp 120.000.000/tahun
- Tarif PPh: 15%
- Tunjangan pajak (dari perusahaan): Rp 9.900.000/tahun atau Rp 825.000/bulan
- Total gaji bruto: 10.825.000
- Nilai PPh 21 (yang dibayarkan perusahaan): Rp 825.000/bulan
- Gaji bersih (take home pay): Rp 10.000.000/bulan
3. Metode Net (Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan)
Metode net diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang
mendapatkan gaji bersih dengan pajak yang ditanggung perusahaan.
Misalnya jika Ardi, seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji bulanan
sejumlah Rp 10.000.000, maka: perhitungannya:
- Gaji pokok: Rp 10.000.000/bulan atau Rp 120.000.000/tahun
- Total gaji bruto: Rp 10.000.000
- Tarif PPh 21: 15%
- Pajak yang ditanggung perusahaan: Rp 9.900.000/tahun atau Rp
825.000/bulan
- Nilai PPh 21 (yang dibayarkan perusahaan): Rp 825.000/bulan
- Gaji bersih (take home pay): Rp 10.000.000/bulan
 PTKP adalah batasan penghasilan yang tidak dikenakan Pajak
untuk Wajib Pajak Orang Pribadi,dikihat sesuai kondisi Wajib
Pajak bersangkutan pada setiap awal tahun.
01 Rp 54.000.000
untuk diri Wajib Pajak orang pribadi

02 Rp 4.500.000
untuk Wajib Pajak yang kawin

03 54.000.000
untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.

04 Rp 4.500.000
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 rang untuk setiap keluarga.
INSERT
LOGO

Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi

5%
1
• Wajib Pajak dengan penghasilan
tahunan sampai dengan Rp50.000.000

15%
2
• Wajib Pajak dengan penghasilan
tahunan di atas Rp50.000.000,-
sampai dengan Rp250.000.000
3

25%
4 • Wajib Pajak dengan penghasilan
tahunan di atas Rp250.000.000,-
sampai dengan Rp500.000.000

30%
• Wajib Pajak dengan penghasilan
tahunan di atas Rp500.000.000
IINFO :
Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP,
dikenai tarif 20% lebih tinggi dari mereka yang
memiliki NPWP.
 PPh ditanggung pemerintah adalah PPh yang terutang oleh Wajib Pajak, yang
pembayarannya dilakukan oleh pemerintah bukan Wajib Pajak, sehingga
Wajib Pajak tidak perlu membayar pajak.
 PPh ditanggung pemerintah terdiri atas :
1. PPh yang terutang atas penghasilan yang diterima oleh karyawan asing
yang bekerja pada kontraktor, konsultan, dan pemasok utama atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh karena pekerjaan yang
dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai
dengan hibah
2. PPh atas penghasilan pekerja pada kategori usaha tertentu
 PPh bersifat final, artinya bahwa seluruh pajak yang telah dipotong/dipungut oleh pihak
pemotong/pemungut dianggap final (telah selesai) tanpa harus menunggu perhitungan dari
pihak fiskus, atau dapat dikatakan bahwa pajak yang telah dipotong atau dibayar dianggap
telah selesai perhitungannya walaupun surat ketetapan pajak belum ada.
 Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang bersifat final :
1. Penghasilan berupa uang pesangon dan uang tebusan pensiun, serta tunjangan hari tua
2. Penghasilan berupa honorarium
3. Honorarium atau komisi
• PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong pajak :

PPh Pasal 21 = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

• Tarif PPh Pasal 21


 Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (dalam Tarif PPh


Rupiah)
Rp0 s.d 50.000.000 5%
Rp50.000.000 s.d Rp250.000.000 15%
Rp250.000.000 s.d Rp500.000.000 25%
Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
di atas
For more Rp500.000.000
: Powerpoint Backgrounds 30%
1. Gaji sebulan xxx
2. Tunjangan PPh xxx
3. Tunjangan dan honorarium lainnya xxx
4. Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja xxx
5. Penerimaan dalam bentuk natura yang dikenakan pemotong PPh Ps 21 xxx
6. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d 5) xxx
7. Biaya jabatan (5% x penghasilan bruto, maks Rp500.000 sebulan) xxx
8. Iuran pensiun xxx
9. Jumlah pengurangan (jumlah 7 + 8) (xxx)
10. Penghasilan neto sebulan (6 – 9) xxx
11. Penghasilan neto setahun/disetahunkan (10 x 12 bulan) xxx
12. PTKP xxx
13. PKP setahun (11 – 12) xxx
14.ClickPPh
here Pasal 21 terutang
to download (13template
this powerpoint x tarif: Ps 17 ayat
Human (1) huruf
Computers Networka.)
Free Powerpoint Template xxx
15.For more
PPh :Pasal
Powerpoint Backgrounds
21 yang dipotongsebulan (14 12 bulan) xxx
A. Tommy Hakim bekerja pada Universitas Nusantara memperoleh gaji pokok
Rp2.500.000/sebulan. Ia membayar uang pensiun Rp100.000. Sudah menikah tapi belum
memiliki anak. Maka PPh Pasal 21 :
Gaji sebulan Rp 2.500.000
Pengurang :
1. Biaya jabatan (5% x Rp 2.500.000) Rp 125.000
2. Iuran pensiun Rp 100.000
Rp 225.000
Penghasilan neto sebulan Rp 2.275.000
Penghasilan neto setahun (12 x Rp 2.275.000) Rp27.300.000
PTKP :
• Untuk diri Wajaib Pajak Rp 24.300.000
• Tambahan WP menikah Rp 2.025.000
Rp26.325.000 Rp
Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
Penghasilan
For more Kena Pajak
: Powerpoint Backgrounds 975.000
PPh Pasal 21 setahun : 5% x
Rp 975.000 Rp 48.750
PPh Pasal 21 sebulan : Rp
48.750 12 Rp 4.063
B. Bambang Yuliawan pegawai perusahaan PT Yasa Buana, menikah tanpa anak dengan gaji Rp8.000.000
sebulan, tunjangan-tunjangan Rp4.000.000 sebulan. PT Yasa Buana megikuti jamsostek, premi kecelakaan
dan premi jaminan kematian masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung Iuran
jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji. Sedangkan Bambang membayar iuran Jaminan Hari
Tua sebesar 2% dari gaji setiap bulannya. PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang ke dana
pensiun sebesar Rp 100.000, sedangkan Bambang membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000. maka
perhitungan PPh Pasal 21 :
Penyelesaian
Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
For more : Powerpoint Backgrounds
Gaji sebulan Tunjangan-tunjangan Rp 8.000.000
Premi kecelakaan Kerja (0,5% x Rp8.000.000) Premi Jaminan Rp 4.000.000
Kematian (0,3% x Rp8.000.000) Penghasilan bruto sebulan Rp 40.000
Pengurang : Rp 24.000
1. Biaya jabatan (5% x Rp 12.064.000 Rp 12.064.000
= Rp603.000, maks diperbolehkan)
2. Iuran pensiun
3. Iuran jaminan hari tua (2% x Rp8.000.000) Penghasilan neto Rp 500.000
sebulan Rp 50.000
Penghasilan neto setahun (12 x Rp11.354.000) Rp 160.000 Rp 710.000
PTKP : - Untuk diri Wajib Pajak Rp 11.354.000
- Tambahan WP menikah Penghasilan Rp136.248.000
kena pajak Rp24.300.000
PPh Pasal 21 setahun : Rp 2.025.000 Rp 26.325.000
5% x Rp50.000.000 Rp109.923.000
15% x Rp59.923.000
Rp 2.500.000
PPh Pasal 21 sebulan : (Rp11.488.450 12 ) Rp 8.988.450
Rp11.488.450
Rp957.371
C. Dr. Danang (menikah dan mempunyai 3 anak kandung) memiliki gaji sebulan
Rp20.000.000. pada bulan Maret 2013, Dr. Danang menerima pembayaran dari Rumah
Sakit berupa gaji Rp20.000.000 dan menerima jasa medis sebagai dokter dari pasien
sebesar Rp25.000.000. Dr. Danang membayar iuran pensiun sebesar Rp200.000 setiap
bulan.
Perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan Dr. Danang dari Rumah Sakit Sehat
Sentosa pada bulan maret 2013 adalah :

Penyelesaian

Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
For more : Powerpoint Backgrounds
Gaji sebulan Rp 20.000.000
Penghasilan bruto sebulan Rp 20.000.000
Pengurang :
1. Biaya jabatan (5% x Rp20.000.000
=Rp1.000.000, maks diperbolehkan) Rp 500.000
2. Iuran pensiun Penghasilan neto Rp 200.000 Rp 700.000
sebulan Rp 19.300.000
Penghasilan neto setahun (12 x Rp19.300.000) Rp231.600.000
PTKP:
- Untuk WP sendiri Rp24.300.000 Rp
- Tambahan karena menikah 2.025.000 Rp
- Tambahan 3 orang tanggungan Penghasilan kena 6.075.000 Rp 32.400.000
pajak Rp199.200.000
PPh Pasal 21 terutang setahun : 5% x
Rp50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp149.200.000 Rp22.380.000
Rp24.880.000

PPh Pasal 21 sebulan (Rp24.880.000 12) Rp 2.073.334


D. Gaguk Trimanto belum menikah dan tidak memiliki tanggungan, bekerja di PT Teguh Gemilang sebagai pegawai
tetap menerima gaji Rp600.000/minggu. Pada minggu pertama bulan Agustus 2013, Gaguk menerima gaji sebesar
Rp600.000. dan dalam bulan tersebut hanya menerima gaji saja. Maka PPh Pasal 21 :

Gaji sebulan (4 x Rp600.000) Rp 2.400.000


Pengurang :
Biaya jabatan (5% Rp2.400.000) Rp 120.000 Rp
Penghasilan neto sebulan 2.280.000

Penghasilan neto setahun (12 x Rp2.280.000) PTKP : Untuk Rp27.360.000


WP sendiri Rp24.300.000 Rp
Penghasilan kena pajak setahun 3.060.000
PPh Ps. 21 terutang setahun (5% x Rp3.060.000) Rp153.000
PPh Pasal
Click here to21 sebulan
download (Rp153.000
this powerpoint template :12)
Human Computers Network FreeRp 12.750
Powerpoint PPh Ps. 21 atas gaji/upah
Template
For more : Powerpoint Backgrounds
minggu pertama (Rp12.750 4) Rp 3.188
E. Imam Rahardi pegawai tetap pada perusahaan Rejo Indonusa memperoleh gaji yang dibayar
harian sebesar Rp100.000. imam menikah dan mempunyai seorang anak, PT Rejo Indonusa
masuk program jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian
setiap bulan masing-masing sebesar 1% dan 0,30% dari gaji. PT Rejo Indonusa membayar
iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar3,70% dari gaji dan Imam membayar iuran
pensiun Rp15.000 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji. Maka PPh Pasal 21 nya
adalah :

Penyelesaian

Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
For more : Powerpoint Backgrounds
Penghasilan sebulan (26 x Rp100.000) Rp 2.600.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (1% x 2.600.000) Rp 26.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp2.600.000) Rp 7.800
Penghasilan bruto Rp 2.633.800
Pengurang :
Biaya jabatan (5% x Rp2.633.800) Rp 131.000
Iuran pensiun Rp 15.000
Iuran Jaminan Hari Tua (2% x Rp2.600.000) Rp 52.000 Rp 198.690
Penghasilan neto sebulan Rp 2.435.110

Penghasilan neto setahun (12 x Rp2.435.110) Rp29.221.000


PTKP :
Untuk WP sendiri Rp24.300.000
Tambahan karene menikah Rp 2.050.000
Tambahan seorang anak Rp 2.050.000 Rp28.350.000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 871.320
PPh Ps. 21 setahun (5% x Rp871.000) Rp43.550
PPh Ps. 21 sebulan (Rp43.550 12) Rp 3.629
PPh Ps. 21 sehari (Rp3.625 26) Rp 140
F. Joko Qurnain (belum menikah) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji
sebesar Rp2.500.000 sebulan. Pada bulan juli 2013 Joko menerima bonus sebesar
Rp5.000.000. setiap bulan Joko membayar iuran pensiun ke dana Pensiun sebesar
Rp60.000.
Maka PPh Pasal 21 atas uang Bonus adalah :

Penyelesaian

Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
For more : Powerpoint Backgrounds
Gaji setahun (12 x Rp2.500.000) Bonus Rp30.000.000 Rp
Penghasilan neto setahun Pengurang : 5.000.000
 Biaya jabatan (5% x Rp35.000.000) Rp35.000.000
 Iuran pensiun setahun (12 x Rp60.000) Penghasilan neto
setahun Rp1.750.000
PTKP : WP sendiri Rp 720.000 Rp 2.470.000
Penghasilan Kena Pajak Rp32.530.000
PPh Pasal 21 terutang (5% x Rp8.230.000) Rp24.300.000 Rp
PPh Ps. 21 atas gaji setahun (12 x Rp2.500.000) Pengurang : 8.230.000
1. Biaya jabatan (5% x Rp30.000.000) Rp 411.500
2.Iuran pensiun setahun (12 x Rp60.000) Penghasilan neto Rp30.000.000
setahun
PTKP: untuk WP sendiri Rp1.500.000 Rp
Penghasilan kena pajak 720.000 Rp 2.220.000
PPh Ps. 21 terutang (5% x Rp3.480.000) PPh Pasal 21 Rp27.780.000
atas bonus adalah : Rp24.300.000
Rp 3.480.000
Rp174.000
Rp237.500
G. Agus Saparudin (belum menikah) adalah pegawai di PT Nusantara Mandiri di
Jakarta. Sejak 1 Juni 2013 dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan
pada 1 Oktober 2013 dipindahtugaskan lagi ke kantor cabang di Garut. Gaji Agus
Saparudin sebesar Rp3.500.000 dan pembayaran iuran pensiun dibayar sendiri
sebulan sejumlah Rp100.000. selama bekerja di PT Nusantara Mandiri, Agus
hanya menerima penghasilan berupa gaji saja.
Maka PPh Pasal 21 adalah :
Penyelesaian

Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
For more : Powerpoint Backgrounds
Gaji sebulan (5 x Rp3.500.000) Rp17.500.000
Pengurang :
Biaya jabatan (5% x Rp17.500.000) Rp875.000
Iuran pensiun (5 x Rp100.000) Rp500.000 Rp 1.375.000
Penghasilan neto sebulan Rp16.125.000

Penghasilan neto setahun (12/5 x Rp16.125.000) PTKP : WP Rp38.700.000


sendiri Rp24.300.000
Penghasilan kena pajak Rp14.400.000
PPh Ps.21 terutang setahun (5% x
Rp14.400.000) Rp720.000
PPh Ps.21 terutang januari s.d Mei 2013
(Rp720.000 12/5) Rp300.000
PPh Ps.21 yang sudah dipotong Januari
s.d Mei 2013: (5 x Rp60.000) Rp300.000
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL
H. Qalbun junaidi adalah warga Negara RI yang bekerja pada suatu
perwakilan dagang asing yang pengenaan pajaknya menggunakan norma
perhitungan khusus (deemed profit), memeperoleh gaji sebesar
Rp2.500.000 sebulan besarta beras 50 kg dan gula 10 kg. Qalbun Junaidi
berstatus menikah dengan 1 orang anak. Nilai uang dari beras dan gula
dihitung berdasarkan harga pasar yaitu :

Penyelesaian

Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
For more : Powerpoint Backgrounds
Gaji sebulan Rp2.500.000
Beras (50 x Rp10.000) Gula (10 x Rp 500.000
Rp8.000) Penghasilan bruto sebulan Rp 80.000
Pengurang : Rp3.080.000
Biaya jabatan (5% x Rp3.080.000)
Penghasilan neto sebulan Rp 154.000
Rp2.926.000

Penghasilan neto setahun (12 x Rp2.926.000) PTKP : Rp35.112.000

Untuk WP sendiri Rp24.300.000 Rp


Tambahan karena menikah Tambahan 2.025.000 Rp
untuk 1 orang anak Penghasilan Kena 2.025.000 Rp28.350.000 Rp
Pajak 6.762.000

PPh Ps. 21 setahun (5% x Rp6.726.000) Rp338.100

PPh Ps. 21 sebulan (Rp388.100 12) Rp 28.175


I. Wahyu sentosa belum menikah dan tidak memiliki tangungan keluarga, bekerja di PT
Fajar Sejahtera memperoleh gaji dan tunjangan setiap bulan Rp5.500.000, membayar
iuran pensiun sebesar Rp200.000. Wahyu memiliki baru NPWP pada bulan juni 2013.
kemudian menyerahkan fotokopi kartu NPWP kepada PT Fajar Sejahtera untuk
digunakan sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 21 bulan Juni.
Maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap bulan untuk bulan Januari – Mei
2013 adalah sebagai berikut :

Penyelesaian

Click here to download this powerpoint template : Human Computers Network Free Powerpoint Template
For more : Powerpoint Backgrounds
Gaji dan Tunjangan sebulan Pengurang : Rp 5.500.000

Biaya jabatan (5% x Rp5.500.000) Rp275.000


Iuran pensiun Rp200.000 Rp 475.000
Penghasilan neto atas gaji dan tunjangan sebulan Rp 5.025.000

Penghasilan neto setahun (12 x Rp5.025.000) Rp24.300.000


PTKP : Untuk Wajib Pajak Penghasilan kena Rp60.300.000
pajak
PPh Ps.21 atas penghasilan setahun
(5% x Rp36.000.000) Rp1.800.000
PPh Ps.21 atas gaji sebulan (Rp1.800.000 12) Rp 150.000
PPh yang harus dipotong karena yang Bersangkutan
belum memiliki NPWP
(120% x Rp150.000) Rp 180.000
Jumlah PPh Ps.21 yag dipotong dari Januari s.d Mei 2013
(5% x Rp800.000) Jumlah PPh Ps.21 terutang apabila yang Rp900.000
Bersangkutan memiliki NPWP (5 x Rp150.000)
Rp750.000
Selisih (20% x 5 x Rp150.000) Rp150.000
J. Marwan (belum menikah) pada bulan april 2013 mengerjakan pembuatan taman sebuah rumah dengan
upah borongan sebesar Rp3.500.000. upah borongan itu tidak termasuk material dan tanaman.
Pekerjaan borongan itu diselesaikan dalam waktu 20 hari. Maka perhitungan PPh Pasal 21 adalah.....
Penyelesaian

Upah borongan sehari (Rp3.500.000 12) Rp175.000


PTKP sehari : (Rp24.300.000 360) Rp 67.500
Upah kena pajak sehari PPh Rp107.500
Pasal 21 sehari :
5% x Rp107.500 Rp 5.375
PPh Pasal 21 atas upah borongan :
20 x Rp5.375 Rp 107.500
K. Bagus Hermanto (menikah dengan satu tangungan) bekerja pada perusahaan Garmen dengan dasar upah harian yang
dibayarkan secara bulanan. Dalam bulan Juli 2013 Bagus Hermanto hanya bekerja selama 20 hari dengan menerima upah
sehari Rp160.000. maka PPh Pasal 21 adalah....

Penyelesaian
Upah bulan Juli 2013 : 20 x Rp160.000 Rp 3.200.000
Upah/penghasilan neto disetahunkan (12 x
Rp3.200.000) Rp38.400.000
PTKP :
- Untuk diri Wajib Pajak Rp24.300.000 Rp
- Tambahan WP Menikah 2.050.000
- Tambahan tanggungan Rp 2.050.000 Rp28.350.000
Penghasilan Kena Pajak Rp10.050.000
PPh Ps.21 terutang setahun (5% x Rp10.050.000) Rp502.500
PPh Ps.21 dipotong bulan Juli 2013 (Rp502.500 12) Rp 41.875
KODE
NO NAMA FORMULIR KETERANGAN
FORMULIR
1 1721 Dibuat setiap bulan yang bersangkutan. Kecuali bulan
SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Desember, pada kolom-kolom tertentu diisi dengan jumlah
Pasal 26 akumulasi selama setahun

2 1721-II Daftar bukti pemotongan PPh Pasal 21 Wajib disampaikan pada Masa Pajak Desember
dan/atau Pasal 26 untuk Pegawai Tetap
dan Penerima Pensiun Berkala

3 1721-II Wajib disampaikan pada saat ada pegawai tetap yang


keluar dan/atau ada pegawai tetap yang masuk dan/atau
Daftar perubahan pegawai tetap
ada pegawai yang baru memiliki NPWP

4 1721-T Wajib dilampirkan saat pertama kali Wajib Pajak


Daftar pegawai tetap/ penerima pensiun berkewajiban untuk menyampaikan SPT Masa Pajak
berkala Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

Anda mungkin juga menyukai