Anda di halaman 1dari 55

Hubungan Kantor Pusat

dan Kantor Cabang


Lanjutan
Kelompok 2:
1. Adhe Lyana N. (18/425746/SV/14888)
2. Dela Amelya Y.P. (18/425754/SV/14896)
3. Jauza Nada A. (18/425768/SV/14910)
4. M. Heri Hendra M. (18/425774/SV/14916)
5. Utari Yulianti (18/431629/SV/15600)
6. Afifah Devi A. (18/432080/SV/16016)
Pengiriman barang ke cabang dinota
01 (dihargai) di atas harga pokok.
Masalah khusus dalam
hubungan kantor pusat
dengan kantor cabang: Pengiriman aktiva antar cabang atas
02 perintah kantor pusat.

03 Kantor cabang di luar negeri.


Pencatatan Tranaksi /Jurnal

Adanya beberapa masalah khusus


dalam hubungan kantor pusat dengan
kantor cabang akan mempengaruhi
pencatatan transaksi /jurnal oleh : 02 Kantor Cabang Penerima

Kantor Pusat 01 03 Kantor Cabang Pengirim*

01
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.
Harga yang dibebankan pada kantor cabang dapat sebesar
harga jual dan dapat juga sebesar harga pokok ditambah mark up
tertentu. Pengiriman barang tersebut dapat dicatat oleh masing-
masing pihak sebagai berikut:

1. Pencatatan oleh kantor pusat.


Kantor pusat kelebihan harga nota (harga yang dibebankan
pada kantor cabang) maka akan dikredit ke rekening cadangan
kelebihan harga atau laba kotor belum direalisir, kantor pusat akan
mencatat:

a. Apabila mencatat persediaan dengan sistem fisik:


Rekening koran kantor cabang xxx
Pengiriman barang ke kantor cabang xxx
Cadangan kelebihan harga xxx
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.
b. Apabila mencatat persediaan dengan sistem perpetual:
Rekening koran kantor cabang xxx
Persediaan barang dagangan xxx
Cadangan kelebihan harga xxx

2. Pencatatan oleh kantor cabang.


Kantor cabang tidak akan mengetahui jika harga nota yang
dibebankan di atas harga pokok. Jadi, kantor cabang akan
mencatat pengiriman barang dari kantor pusat tersebut,

a. Apabila mencatat persediaan dengan sistem fisik:


Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
Rekening koran kantor pusat xxx
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.
b. Apabila mencatat persediaan dengan sistem perpetual:

Persediaan barang dagangan xxx


Rekening koran kantor pusat xxx

Agar laporan keuangan kantor pusat dan laporan keuangan


konsolidasi memberikan informasi yang sesungguhnya dikarenakan
adanya perbedaan harga pokok), maka perlakuan terhadap
cadangan kelebihan harga tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dalam laporan keuangan kantor pusat

Cadangan kelebihan harga xxx


Rugi-laba kantor cabang xxx
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.

b. Dalam laporan keuangan konsolidasi


Rekening cadangan kelebihan harga dan rekening timbal balik
yang harus dieliminasi.

(1) Sistem fisik

(a) Laporan keuangan konsolidasi disusun dari neraca saldo kantor


pusat dan kantor cabang. Jurnal eliminasi yang diperlukan
adalah sebagai berikut:

● Untuk mengeliminasi saldo rekening kantor pusat dan saldo


rekening kantor cabang, yaitu:

Rekening kantor pusat xxx


Rekening kantor cabang xxx
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.
● Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan
harga pada awal periode (kelebihan harga atas
persediaan awal)

Cadangan kelebihan harga xxx


Persediaan (awal) xxx

● Untuk mengeliminasi saldo rekening pengiriman


barang dari kantor pusat, saldo rekening pengiriman
barang ke kantor cabang dan cadangan kelebihan
harga atas barang yang dikirim selama periode yang
bersangkutan.
Pengiriman barang ke kantor cabang xxx
Cadangan kelebihan harga xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.

● Untuk mengeliminasi cadangan kelebihan harga atas


persediaan akhir.

Persediaan akhir (rugi-laba) xxx


Persediaan akhir (neraca) xxx

● Untuk mengeliminasi cadangan kelebihan harga atas


persediaan akhir.

Persediaan akhir (rugi-laba) xxx


Persediaan akhir (neraca) xxx
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.

(b) Laporan keuangan konsolidasi disusun dari laporan keuangan


kantor pusat dan kantor cabang. Dalam hal ini, jurnal eliminasi
yang diperlukan adalah:

● Untuk mengeliminasi saldo rekening kantor pusat dan saldo


rekening kantor cabang.

Rekening kantor pusat xxx


Rekening kantor cabang xxx

● Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga, baik


atas barang yang sudah dijual maupun atas persediaan akhir.

Cadangan kelebihan harga xxx


Persediaan (akhir) xxx
Harga pokok penjualan xxx
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.

(2) Sitem perpetual


Jurnal yang diperlukan diantaranya sebagai berikut:

(a) Untuk mengeliminasi saldo rekening kantor pusat dan saldo


rekening kantor cabang.

Rekening kantor pusat xxx


Rekening kantor cabang xxx

(b) Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga pada


awal periode.

Cadangan kelebihan harga xxx


Persediaan (akhir) xxx
Harga pokok penjuaan xxx
Contoh Rekening Kantor pusat Kantor cabang
Aktiva:
Kas Rp10.500.000 Rp7.000.000
PT. ABC mempunyai 2 lokasi
Piutang Rp27.000.000 Rp9.000.000
usaha yaitu kantor pusat yang
berkedudukan di Jakarta dan Persediaan Rp40.000.000 Rp25.000.000
kantor cabang yang Rekening kantor cabang Rp50.000.000
menyelenggarakan akuntansi Cadangan kelebihan harga (Rp3.500.000)
secara penuh. Neraca kantor Aktiva tetap Rp60.000.000 Rp25.000.000
pusat dan kantor cabang per Akumulasi penyusutan (Rp19.000.000) (Rp6.000.000)
31 Desember 1991 disajikan Total aktiva Rp165.000.000 Rp60.000.000
dalam tabel disamping : Pasiva:
Utang Rp25.000.000 Rp10.000.000
Modal saham Rp100.000.000
Laba ditahan Rp40.000.000
Rekening kantor pusat Rp50.000.000
Total pasiva Rp165.000.000 Rp60.000.000
Keterangan

Persediaan kantor cabang sebesar Rp25.000.000


tersebut terdiri atas :

1. Persediaan senilai Rp17.500.000 dari kantor pusat


yang oleh kantor pusat telah dinota 25% di atas harga
pokok (harga pokok Rp14.000.000 dan cadangan
kelebihan harga Rp3.500.000).

2. Persediaan senilai Rp7.500.000 dari pihak luar.


Transaksi Keuangan Kantor Pusat dan Kantor Cabang Selama Tahun 1991 adalah sebagai berikut:
1. Pembelian Barang Dagangan
a. Kantor Pusat Rp290.000.000
b. Kantor Cabang Rp80.000.000
2. Pengiriman Barang Dari Kantor Pusat Ke Kantor Cabang
a. Harga Pokok Rp80.000.000
b. Mark Up 25% Rp20.000.000 +
Faktur (nota) Rp100.000.000
3. Penjualan Barang Dagangan
a. Kantor Pusat Rp250.000.000
b. Kantor Cabang Rp200.000.000
4. Penagihan Piutang Dagang
a. Kantor Pusat Rp240.000.000
b. Kantor Cabang Rp190.000.000
5. Pelunasan Utang Dagang
a. Kantor Pusat Rp275.000.000
b. Kantor Cabang Rp75.000.000
Lanjutan

6. Pengeluaran Kas Untuk Membayar Biaya Komersial


a. Kantor Pusat Rp28.000.000
b. Kantor Cabang Rp15.000.000

7. Pengiriman Kas Dari Kantor Cabang Ke Kantor Pusat Rp95.000.000

8. Penyusutan Aktiva Tetap


a. Kantor Pusat Rp7.500.000
b. Kantor Cabang Rp3.000.000

9. Pembebasan Biaya Kantor Pusat Kepada Kantor Cabang Rp3.000.000


10. Pembagian Dividen Rp25.000.000
Kantor Pusat Kantor Cabang
1. Untuk Mencatat Pembelian Barang Dagangan.
Pembelian Rp290.000.000 Pembelian Rp80.000.000
Utang dagang Rp290.000.000 Utang dagang Rp80.000.000
2. Untuk Mencatat Pengiriman Barang Dari Kantor Pusat Ke Kantor Cabang
Rekening kantor cabang Rp100.000.000 Pengiriman barang dari pusat Rp100.000.000
Pengiriman barang ke cabang Rp80.000.000 Rekening kantor pusat Rp100.000.000
Cadangan kelebihan harga Rp20.000.000
3. Untuk Mencatat Penjualan Barang Dagangan
Piutang dagang Rp250.000.000 Piutang dagang Rp200.000.000
Penjualan Rp20.000.000 Penjualan Rp200.000.000
4. Untuk Mencatat Penagihan Piutang Dagang
Kas Rp240.000.000 Kas Rp190.000.000
Piutang dagang Rp240.000.000 Piutang dagang Rp190.000.000
5. Pelunasan Utang Dagang
Utang dagang Rp275.000.000 Utang dagang Rp75.000.000
Kas Rp275.000.000 Kas Rp75.000.000
Kantor Pusat Kantor Cabang

6. Untuk Mencatat Pengeluaran Kas Untuk Membayar Biaya Komersial.

Biaya komersial Rp28.000.000 Biaya komersial Rp15.000.000


Akumulasi penyusutan Rp28.000.000 Akumulasi penyusutan Rp15.000.000
7. Untuk Mencatat Pengiriman Kas Dari Kantor Cabang Ke Kantor Pusat.
Kas Rp95.000.000 Rekening kantor pusat Rp95.000.000
Rekening kantor cabang Rp95.000.000 Kas Rp95.000.000
8. Untuk Mencatat Penyusutan Aktiva Tetap.
Biaya komersial Rp7.500.000 Biaya komersial Rp3.000.000
Akumulasi penyusutan Rp7.500.000 Akumulasi penyusutan Rp3.000.000
9. Untuk Mencatat Pembebasan Biaya Kantor Pusat Kepada Kantor Cabang.
Rekening kantor cabang Rp3.000.000 Kas Rp3.000.000
Biaya komersial Rp3.000.000 Biaya komersial Rp3.000.000
10. Untuk Mencatat Pembagian Dividen.
Laba ditahan Rp25.000.000 -
Kas Rp25.000.000
Rekening Kantor Pusat Kantor Cabang
Debit: Kas Rp17.500.000 Rp12.000.000
Piutang Dagang Rp37.000.000 Rp19.000.000
Persediaan Rp40.000.000 Rp25.000.000
Rekening kantor cabang Rp58.000.000 -
Aktiva Tetap Rp60.000.000 Rp25.000.000
Pembelian Rp290.000.000 Rp80.000.000
Pengiriman Barang dari Pusat - Rp100.000.000
Biaya Komersial Rp32.500.000 + Rp21.000.000 +
Total Debit Rp535.000.000 Rp282.000.000

Kredit: Cadangan Kelebihan Harga Rp23.500.000 -


Akumulasi Penyusutan Rp26.500.000 Rp9.000.000
Utang Rp40.000.000 Rp15.000.000
Modal saham Rp100.000.000 -
Laba ditahan Rp15.000.000 -
Rekening kantor pusat - Rp58.000.000
Penjualan Rp250.000.000 Rp200.000.000
Pengiriman Barang Ke Cabang Rp80.000.000 + - .+
Total Kredit Rp535.000.000 Rp282.000.000
Keterangan

Pada akhir tahun 1991 diketahui besarnya persediaan sebagai berikut:


1. Kantor pusat sebesar Rp50.000.000
2. Kantor cabang sebesar Rp35.000.000 yang terdiri atas:
a. Rp25.000.000 berasal dari kantor pusat yang
oleh kantor pusat telah dinota 25% di atas harga
pokok (harga pokok Rp20.000.000 dan cadangan
kelebihan harga Rp5.000.000).
b. Rp10.000.000 berasal dari pihak luar.
Apabila laporan keuangan konsolidasi disusun dari neraca saldo maka perlu
dibuat jurnal penyesuaian dan jurnal eliminasi sebagai berikut:
1. Untuk mencatat persediaan akhir, yang terdiri dari:
a. Kantor Pusat Rp50.000.000
b. Kantor Cabang Rp35.000.000 +
Jumlah Rp85.000.000

Persediaan akhir- neraca Rp85.000.000


Persediaan akhir-R/L Rp85.000.000
2. Untuk mengeliminasi rekening kantor cabang dan rekening kantor pusat
Rekening kantor cabang Rp58.000.000
Rekening kantor pusat Rp58.000.000
3. Untuk mengeliminasi cadangan kelebihan harga (laba kotor belum direalisasikan) atas persediaan awal
Cadangan kelebihan harga Rp3.500.000
Persediaan awal Rp3.500.000
4. Untuk mengeliminasi pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang
Pengiriman barang ke cabang Rp80.000.000
Cadangan kelebihan harga Rp20.000.000
Pengiriman barang dari pusat Rp100.000.000
5. Pelunasan Utang Dagang
Persediaan akhir-R/L Rp5.000.000
Persediaan akhir- neraca Rp5.000.000
Kertas Kerja dari neraca saldo dan jurnal eliminasi
Neraca Saldo Eliminasi Laporan Keuangan Konsolidasi
Rugi Laba Konsolidasi Neraca Konsolidasi
Rekening Kantor Pusat Kantor Debit
Kredit (Rp) Kredit Kredit
(Rp) Cabang (Rp) (Rp) Debit (Rp) Debit (Rp)
(Rp) (Rp)
Debit :
Kas 17.500.000 12.000.000 - - - - 29.500.000 -

Piutang dagang 37.000.000 19.000.000 - - - - 56.000.000 -

Persediaan 40.000.000 25.000.000 - 3.500.000 61.500.000 - - -

Rekening kantor 58.000.000 - - 58.000.000 - - - -


cabang

Aktiva tetap 60.000.000 25.000.000 - - - - 85.000.000 -


Pembelian 290.000.000 80.000.000 - - 370.000.0000 - - -

Pengiriman - 100.000.000 - 100.000.000 - - - -


barang dari pusat

Biaya komersial 32.500.000 21.000.000 - - 53.500.000 - - -


Lanjutan

Neraca Saldo Eliminasi Laporan Keuangan Konsolidasi


Rekening Kantor Pusat Kantor Kredit Rugi Laba Konsolidasi Neraca Konsolidasi
Debit (Rp)
(Rp) Cabang (Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kredit :
Cadangan kelebihan 32.500.000 - 3.500.000 - - - - -
harga 20.000.000
Akumulasi 26.500.000 9.000.000 - - - - - 35.500.000
penyusutan
Utang 40.000.000 15.000.000 - - - - - 55.000.000

Modal saham 100.000.000 - - - - - - 100.000.000

Laba ditahan 15.000.000 - - - - - - 15.000.000


Rekening kantor - 58.000.000 58.000.000 - - - - -
pusat
Penjualan 250.000.000 200.000.000 - - - 450.000.000 - -

Pengiriman barang 80.000.000 - 80.000.000 - - - - -


dari cabang

Jumlah saldo 535.000.000 282.000.000


Lanjutan

Neraca Saldo Eliminasi Laporan Keuangan Konsolidasi

Rekening Kantor Kantor Rugi Laba Konsolidasi Neraca Konsolidasi


Pusat Cabang Debit (Rp) Kredit (Rp)
(Rp) (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)

Persediaan akhir – - - 85.000.000 5.000.000 - - 80.000.000 -


neraca
Persediaan akhir – R/L - - 5.000.000 85.000.000 - 80.000.000 - -

Jumlah eliminasi - - 251.500.000 251.500.000 - - - -

Jumlah rekening R/L - - - - 485.000.000 530.000.000 - -

Laba bersih - - - - 45.000.000 - - 45.000.000

530.000.000 530.000.000 250.500.000 250.500.000


PT ABC
Laporan Keuangan Konsolidasi
Periode berakhir 31 Desember 1991
LAPORAN RUGI LABA
Penjualan Rp 450,000,000
Harga pokok penjualan :
Persediaan awal Rp 61,500,000
Pembelian Rp 370,000,000 +
Barang tersedia untuk dijual Rp 431,500,000
Persediaan akhir Rp 80,000,000 -
Harga pokok penjualan Rp 351,500,000 -
Laba kotor penjualan Rp 98,500,000
Biaya komersial Rp 53,500,000 -
Laba bersih Rp 45,000,000
LAPORAN PERUBAHAN LABA DITAHAN
Laba ditahan 1 Januari 1991 Rp 40,000,000
Laba bersih 1991 Rp 45,000,000 +
Rp 85,000,000
Pembagian deviden Rp 25,000,000 -
Laba ditahan 31 Desember 1991 Rp 60,000,000
NERACA
Aktiva
Kas Rp 29,500,000
Piutang dagang Rp 56,000,000
Persediaan Rp 80,000,000
Aktiva tetap Rp 85,000,000
Akumulasi penyusutan Rp 35,500,000 -
Rp 49,500,000 +
Total aktiva Rp 215,000,000
Pasiva :
Utang Rp 55,000,000
Modal saham Rp 100,000,000
Laba ditahan Rp 60,000,000 +
Total pasiva Rp 215,000,000
02 Pengiriman aktiva antar cabang atas perintah kantor pusat.

Transaksi pengiriman aktiva antar-kantor cabang atas


perintah kantor pusat dikelompokan menjadi 3, yaitu :
1. Pengiriman kas.
2. Pengiriman barang dagangan yang dicatat atas dasar
harga pokok.
3. Pengiriman barang dagangan yang dicatat di atas
harga pokok.
1. Pengiriman Kas Antar-Kantor Cabang Atas Perintah Kantor Pusat
Transaksi tersebut akan mempengaruhi masing-masing pihak yang terkait sebagai berikut :
a. Kantor cabang pengirim
Pengiriman kas ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat akan dicatat oleh kantor cabang pengirim
sebagai berikut :
Rekening kantor pusat xxx
Kas xxx

b. Kantor cabang penerima


Penerimaan kiriman kas dari kantor cabang lain atas perintah kantor pusat akan dicatat oleh kantor cabang
penerima sebagai berikut :
Kas xxx
Rekening kantor pusat xxx

c. Kantor pusat
Pengiriman kas antar kantor cabang atas perintah kantor pusat tersebut akan berakibat hak terhadap kantor
penerima cabang bertambah dan hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang. Oleh karena itu akan
dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut :
Rekening kantor cabang penerima xxx
Rekening kantor cabang pengirim xxx
Contoh
PT A yang berkantor pusat di Jakarta mempunyai beberapa kantor
cabang. Pada bulan Juli 1991 kantor pusat memerintah kantor cabang
Bandung untuk mengirim kas ke kantor cabang Semarang. Rp10.000.000
atas tanggungan kantor pusat. Perintah tersebut langsung dilaksanakan
oleh kantor cabang Bandung. Untuk mengirim kas tersebut pengirim
(kantor cabang Bandung) membayar biaya sebesar Rp10.000. Transaksi
ini akan dicatat oleh masing-masing pihak sebagai berikut :
a. Kantor Cabang Bandung
Rekening kantor pusat Rp10.010.000
Kas Rp10.010.000
a. Kantor Cabang Semarang
Kas Rp10.000.000
Rekening kantor pusat Rp10.000.000
a. Kantor Pusat
Rekening kantor cabang Semarang Rp10.000.000
Biaya Rp10.000
Rekening kantor cabang Bandung Rp10.010.000
2. Pengiriman barang dagangan yang dicatat atas dasar harga pokok.

Adanya transaksi seperti ini berarti barang


dagangan tersebut diangkut 2 kali, yaitu dari kantor
pusat ke kantor cabang pengiriman dan dari kantor
cabang pengirim ke kantor cabang penerima yang
berakibat membesarnya biaya angkut. Biaya
tersebut ditanggung oleh kantor pusat sebagai
kerugian, yaitu kerugian karena kelebihan biaya
angkut. Transaksi tersebut akan mempengaruhi
pencatatan masing-masing pihak yang terkait
sebagai berikut:
a. Kantor Cabang Pengirim

• Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang Rekening kantor pusat xxx
sebesar harga pokok barang yang dikirim Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
ditambah biaya angkut. Biaya angkut xxx
• Pengiriman barang dari kantor pusat akan Kas xxx
berkurang sebesar harga pokok barang yang akan
dikirim.
• Biaya angkut akan berkurang sebesar biaya
angkut dari kantor pusat ke kantor cabang.
• Kas akan berkurang sebesar kas yang dikeluarkan
untuk membayar biaya angkut dari kantor cabang Rekening kantor pusat xxx
ke kantor cabang penerima . Persediaan barang dagangan xxx
Kas xxx
b. Kantor Cabang Penerima Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
Biaya angkut xxx
• Kewajiban kepada kantor pusat bertambah Rekening kantor pusat xxx
sebesar harga pokok barang yang diterima
ditambah biaya angkut.
• Pengiriman barang dari kantor pusat akan
bertambah sebesar harga pokok barang yang
diterima.
• Biaya angkut bertambah sebesar biaya angkut.
Persediaan barang dagangan xxx
Rekening kantor pusat xxx
c. Kantor Pusat
Sistem Fisik
• Hak terhadap kantor cabang penerima bertambah
Rekening kantor cabang penerima xxx
sebesar harga pokok barang yang dikirim
Pengiriman barang ke cabang pengirim xxx
ditambah biaya angkut.
Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
• Pengiriman barang ke kantor cabang penerima
Rekening kantor cabang pengirim xxx
bertambah sebesar harga pokok barang yang
Pengiriman barang ke cabang penerima xxx
dikirim.
• Hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang
sebesar harga pokok barang yang dikirim
Sistem Perpetual
ditambah biaya angkut.
• Pengiriman barang ke kantor cabang pengirim
Rekening kantor cabang penerima xxx
berkurang sebesar harga pokok barang yang
Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
dikirim.
Rekening kantor cabang pengirim xxx
• Terjadi kerugian karena adanya kelebihan biaya
angkut.
Contoh:
PT KLM yang berkantor pusat di Semarang
mempunyai beberapa kantor cabang. Karena
persediaan sudah menipis, kantor pusat
memerintah kantor cabang Yogyakarta untuk
mengirim barang dagangan ke kantor Surakarta.
Kantor Yogyakarta mengirim 2.5 ton barang
dagangan dan membayar biaya angkut
Rp75.000, Harga pokok barang dagangan
menurut kantor pusat Rp2.000.000 per ton,
sedangkan di nota kantor Yogyakarta
Rp2.500.000. Biaya angkut yang dibebankan di
kantor Yogyakarta Rp125.000, sedangkan biaya
angkut dari Semarang ke Surakarta Rp130.000.
Buatlah jurnal masing-masing pihak dengan
sistem fisik maupun perpetual!
a. Pencatatan Jurnal - Sistem Fisik

1) Oleh kantor cabang Yogyakarta (pengirim)


Rekening kantor pusat Rp5.200.000
Pengiriman barang dari kantor pusat Rp5.000.000
Biaya angkut Rp125.000
Kas Rp75.000
2) Oleh kantor cabang Surakarta
Pengiriman barang dari kantor pusat Rp5.000.000
Biaya angkut Rp130.000
Rekening kantor pusat Rp5.130.000
Lanjutan

3) Oleh kantor pusat


R/K cabang Surakarta Rp5.130.000
Pengiriman barang ke cabang pengirim Rp5.000.000
Rugi-kelebihan biaya angkut Rp70.000
R/K cabang Yogyakarta Rp5.200.000
Pengiriman barang ke cabang Surakarta Rp5.000.000
b. Pencatatan Jurnal -Sistem Perpetual

1) Kantor cabang Yogyakarta


Rekening kantor pusat Rp5.200.000
Persediaan barang dagangan Rp5.125.000
Kas Rp75.000
2) Kantor cabang Surakarta
Persediaan barang dagangan Rp5.130.000
Rekening kantor pusat Rp5.130.000
2) Kantor pusat
R/K cabang Surakarta Rp5.130.000
Rugi-kelebihan biaya angkut Rp70.000
R/K cabang Yogyakarta Rp5.200.000
3. Pengiriman Barang Dagangan yang Dicatat di Atas Harga Pokok.

Adanya cadangan kelebihan harga


karena pencatatan barang dagangan di
atas harga pokok akan mempengaruhi
pencatatan transaksi /jurnal oleh :

01
a. Kantor Cabang Pengirim
Sistem Fisik
• Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang
(Rekening kantor pusat didebit) sebesar harga Rekening kantor pusat xxx
pokok barang yang dikirim ditambah cadangan Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
kelebihan harga dan biaya angkut Biaya angkut xxx
pengirimannya. Kas xxx
• Pengiriman barang atau persediaan dari kantor
pusat akan berkurang (Pengiriman barang dari
kantor pusat/Persediaan barang dagangan
dikredit) sebesar harga pokok barang yang akan Sistem Perpetual
dikirim ditambah cadangan kelebihan harga.
• Biaya angkut akan berkurang (Biaya angkut/ Rekening kantor pusat xxx
Persediaan barang dagangan dikredit) sebesar Persediaan barang dagangan xxx
biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang Kas xxx
yang bersangkutan.
• Kas akan berkurang (Kas dikredit) sebesar kas
yang dikeluarkan untuk membayar biaya angkut
dari kantor cabang yang bersangkutan ke kantor
cabang penerima
b) Kantor Cabang Penerima
Sistem Fisik
• Kewajiban kepada kantor pusat akan
bertambah (Rekening kantor pusat dikredit) Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
sebesar harga pokok barang yang diterima Biaya angkut xxx
ditambah biaya cadangan kelebihan harga dan Rekening kantor pusat xxx
biaya angkut pengirimannya.
• Pengiriman barang atau persediaan dari kantor
pusat akan betambah (Pengiriman barang
dari kantor pusat/Persediaan barang
dagangan didebit) sebesar harga pokok Sistem Perpetual
barang yang akan diterima ditambah cadangan
kelebihan harga. Persediaan barang dagangan xxx
• Biaya angkut akan bertambah (Biaya angkut/ Rekening kantor pusat xxx
Persediaan barang dagangan didebit)
sebesar biaya angkut dari kantor pusat ke
kantor cabang yang bersangkutan.
c) Kantor Pusat
• Hak kepada kantor cabang penerima akan bertambah
(Rekening kantor cabang penerima didebit) sebesar harga
pokok barang yang dikirim ditambah biaya cadangan kelebihan Rekening kantor cabang penerima xxx
harga dan biaya angkut pengirimannya. Pengiriman barang ke cabang pengirim xxx
• Pengiriman barang atau persediaan ke kantor cabang penerima Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
akan betambah (Pengiriman barang ke cabang penerima Cadangan KH ke kantor cabang pengirim xxx
dikredit) sebesar harga pokok barang yang dikirim. Rekening kantor cabang pengirim xxx
• Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang penerima Pengiriman barang ke cabang penerima xxx
bertambah (Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang Cadangan KH ke kantor cabang penerima xxx
penerima dikredit) sebesar cadangan kelebihan harga.
• Hak kepada kantor cabang pengirim akan berkurang (Rekening
kantor cabang pengirim dikredit) sebesar harga pokok barang
yang dikirim ditambah biaya cadangan kelebihan harga dan
biaya angkut pengirimannya. Rekening kantor cabang penerima xxx
• Pengiriman barang atau persediaan ke kantor cabang pengirim Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
akan berkurang (Pengiriman barang ke cabang pengirim Cadangan KH ke kantor cabang pengirim xxx
didebit) sebesar harga pokok barang yang dikirim. Rekening kantor cabang pengirim xxx
• Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang pengirim Cadangan KH ke kantor cabang penerima xxx
berkurang (Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang
pengirim didebit) sebesar cadangan kelebihan harga.
• Terjadi kerugian karena kelebihan biaya angkut, yaitu sebesar
selisih antara biaya angkut seandainya pengiriman dilakukan
secara langsung dengan jumlah biaya angkut dari pusat ke
cabang pengirim dan dari cabang pengirim ke penerima.
Contoh:
PT KLM yang berkantor pusat di Semarang mempunyai beberapa
kantor cabang. Semua kantor cabang tidak melakukan pembelian.
Pengiriman barang ke kantor cabang dicatat 25% di atas harga
pokok. Pada Agustus 1991 kantor cabang Surakarta kehabisan barang.
Oleh karena persediaan di kantor pusat juga sudah menipis, maka
kantor pusat memerintah kantor cabang Yogyakarta untuk mengirim
barang dagangan ke kantor cabang Surakarta. Atas perintah tersebut
kantor cabang Yogyakarta mengirim 2.5 ton barang dagangan ke kantor
cabang Surakarta. Pengiriman dari Yogyakarta tersebut menghabiskan
biaya pengiriman sebesar Rp75.000. Harga pokok barang menurut
kantor pusat adalah Rp2.000.000 per ton, sedangkan menurut nota yang
diterima kantor cabang Yogyakarta Rp2.500.000 per ton. Waktu
menerima barang dagangan dari kantor pusat, kantor cabang
Yogyakarta sudah dibebani biaya angkut Rp125.000, sedangkan biaya
angkut dari Semarang ke Surakarta Rp130.000.

Buatlah jurnal transaksi untuk setiap pihak baik dengan sistem


fisik maupun sistem perpetual!
Sistem Fisik

1. Kantor Cabang Yogyakarta (Pengirim)


Rekening kantor pusat Rp6.450.000
Pengiriman barang dari kantor pusat Rp6.250.000
Biaya angkut Rp125.000
Kas Rp75.000

2. Kantor Cabang Surakarta (Penerima)


Pengiriman barang dari kantor pusat Rp6.250.000
Biaya angkut Rp130.000
Rekening kantor pusat Rp6.380.000

2. Kantor Pusat (Semarang)


Rekening kantor cabang Surakarta Rp6.380.000
Pengiriman barang ke cabang Yogyakarta Rp5.000.000
Rugi-kelebihan biaya angkut Rp70.000
Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang Yogyakarta Rp1.250.000
Rekening kantor cabang Yogyakarta Rp6.450.000
Pengiriman barang ke cabang Surakarta Rp5.000.000
Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang Surakarta Rp1.250.000
Sistem Perpetual

1. Kantor Cabang Yogyakarta (Pengirim)


Rekening kantor pusat Rp6.450.000
Persediaan Barang Dagangan Rp6.375.000
Kas Rp75.000

2. Kantor Cabang Surakarta (Penerima)


Persediaan Barang Dagangan Rp6.380.000
Rekening kantor pusat Rp6.380.000

2. Kantor Pusat (Semarang)


Rekening kantor cabang Surakarta Rp6.380.000
Rugi-kelebihan biaya angkut Rp70.000
Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang Yogyakarta Rp1.250.000
Rekening kantor cabang Yogyakarta Rp6.450.000
Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang Surakarta Rp1.250.000
Kantor Cabang Di Luar Negeri
Perlu adanya penjabaran Laporan Keuangan kantor cabang dari yang semula disajikan dalam mata uang
asing (sudut pandang dari kantor pusat) ke dalam mata uang domestik yang digunakan kantor pusat.
Metode penjabaran laporan keuangan dibagi menjadi 5, yaitu :

01 02 05
04
Current Rate
03
Method Non-current Temporary Method
Penjabaran dilakukan Rate Method Monetarry/ Non-
Current/ Non- monetarry Method 1. Rekening neraca yang
secara langsung dengan
Penjabaran current Method dinilai berdasar harga
tingkat kurs yang sesuai.
laporan keuangan pokok historis.
Pemilihan tingkat kurs 1. Rekening neraca 1. Rekening moneter.
dilakukan setelah 2. Rekening neraca yang
didasarkan pada lancar. 2. Rekening non-
penilaian kembali dinilai berdasar nilai
pengelompokan rekening 2. Rekening neraca moneter.
dari mata uang non pasar atau nilai di masa
laporan keuangan : tidak lancar. 3. Rekening rugi-laba.
fungsional ke mata yang akan datang .
1.Rekening timbal balik. 3. Rekening rugi-
uang fungsional. 3. Rekening rugi-laba
2.Rekening non-timbal laba.
dijabarkan berdasar kurs
balik. rata-rata.
Let’s know more about . . .
01
Current Rate Method

Rekening non-timbal balik


>> dijabarkan berdasarkan tingkat kurs pada tanggal neraca
Cakupan :
Semua rekening yang tidak masuk rekening timbal balik.
Rekening timbal balik
>> dijabarkan berdasarkan kurs pada tanggal neraca.
Cakupan :
1. Rekening kantor pusat.
2. Pengiriman barang dari kantor pusat
02
Non-current Rate
Method

Dalam metode ini sebelum laporan keuangan perusahaan


anak dijabarkan ke dalam mata uang domestik maka laporan
keuangan tersebut harus dinilai kembali dari mata uang non-
fungsional ke dalam mata uang fungsional.

Menurut FASB Statement no.52 penilaian kembali tersebut


dilakukan sebagai berikut :

Next
Rekening Tingkat Kurs
1. Aktiva
a. Kas dan saldo rekening deposito Tanggal neraca
b. Investasi sementara Historis
c. Piutang Tanggal neraca
d. Cadangan kerugian piutang dan
cadangan penurunan harga Tanggal neraca
e. Persediaan, dinilai berdasar :
i. Harga pokok Historis
ii. Harga pokok pengganti Tanggal neraca
iii. Harga pasar Tanggal neraca
f. Persekot biaya Historis
g. Bank garansi Tanggal neraca
h. Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan Historis
i. Polis asuransi jiwa Tanggal neraca
j. Persekot pajak Tanggal neraca
k. Aktiva tidak berwujud Historis
l. Beban ditangguhkan Historis
m. Aktiva lain-lain Historis
Rekening Tingkat Kurs
2. Utang
a. Utang dagang Tanggal neraca
b. Utang biaya Tanggal neraca
c. Utang bank/obligasi Tanggal neraca
d. Utang pajak Tanggal neraca
e. Utang pendapatan Historis
3. Modal
a. Modal saham Historis
b. Agio/Disagio modal saham Historis
c. Laba ditahan Tidak dinilai kembali
4. Pendapatan Rata-rata
5. Biaya
a. Harga pokok penjualan Historis
b. Penyusutan, Amortisasi, dan Depresiasi Historis
c. Biaya dibayar per kas Rata-rata tertimbang
Catatan penting terkait noncurrent rate method:

1. Apabila mata uang fungsional tersebut kebetulan sama dengan mata uang
domestik kantor pusat maka setelah dinilai kembali tidak perlu dijabarkan lagi
2. Apabila mata uang fungsional kantor cabang berbeda dengan mata uang
domestik kantor pusat maka setelah dinilai kembali tersebut masih harus
dijabarkan lagi ke dalam mata uang domestik kantor pusat berdasar kurs pada
tanggal neraca, kecuali untuk rekening timbal balik. Jadi setelah dinilai
kembali maka penjabarannya sama dengan metode current rate.
3. Current/Noncurrent Method

Dalam metode ini untuk penjabaran laporan keuangan kantor cabang


dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Rekening neraca lancar : dijabarkan berdasarkan kurs tanggal neraca.
2. Rekening neraca tidak lancar : tidak akan dijabarkan berdasar kurs historis.
3. Rekening rugi-laba : dijabarkan berdasar kurs rata-rata tertimbang.
4. Monetary/Nonmonetary Method

Dalam metode ini untuk penjabaran laporan keuangan kantor cabang


dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Rekening moneter : dijabarkan berdasarkan kurs tanggal neraca.
2. Rekening non-moneter : dijabarkan berdasar kurs pada tanggal
terjadinya.
3. Rekening rugi-laba : dijabarkan berdasar kurs rata-rata tertimbang.
5. Temporary Method

Dalam metode ini untuk penjabaran maka rekening laporan keuangan


dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Rekening neraca yang dinilai berdasar harga pokok historis akan
dijabarkan berdasar kurs historis.
2. Rekening neraca yang dinilai berdasar nilai pasar atau nilai di masa
yang akan datang akan dijabarkan berdasar kurs pada tanggal neraca.
3. Rekening rugi-laba dijabarkan berdasar kurs rata-rata.
Akuntansi untuk Transaksi dalam Mata Uang Asing
Perusahaan yang sering melakukan ekspor dan impor akan menyebabkan
perbedaan dalam pencatatan akun utang atau piutang, akuntansi terhadap
transaksi tersebut dapat dibagi ke dalam 3 tahap, yaitu :

1. 2. 3.
Pada Tanggal Pada Tanggal Pada Tanggal
Transaksi Neraca Jatuh Tempo
(Pelunasan)
1. Pada Tanggal Transaksi

Pada tanggal transaksi ini aktiva, utang, pendapatan atau biaya akan dicatat
berdasar kurs pada tanggal transaksi.

2. Pada Tanggal Neraca


Apabila kurs mengalami perubahan maka nilai piutang atau utang yang dinyatakan
dalam mata uang asing tersebut nilainya di dalam mata uang domestik akan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut diakui sebagai laba atau rugi, yaitu :
a. Nilai piutang bertambah diakui sebagai laba.
b. Nilai piutang berkurang diakui sebagai rugi.
c. Nilai utang bertambah diakui sebagai rugi.
d. Nilai utang bertambah diakui sebagai laba.
2. Pada Tanggal Jatuh Tempo (Pelunasan)
Apabila perusahaan mempunyai piutang yang dinyatakan dalam mata uang asing maka pada
tanggal jatuh tempo perusahaan akan menerima pelunasan yang dinyatakan dalam mata
uang asing. Selisih kas akan diakui sebagai berikut :
a. Pelunasan lebih besar daripada nilai buku menimbulkan selisih laba. Hal tersebut berlaku
jika kurs mata uang asing tersebut mengalami peningkatan.
b. Pelunasan lebih kecil daripada nilai buku menimbulkan selisih rugi. Hal tersebut terjadi
apabila kurs mata uang asing tersebut mengalami penurunan.

Apabila perusahaan mempunyai utang yang dinyatakan dalam mata uang asing maka pada
tanggal jatuh tempo perusahaan harus membeli mata uang asing sebesar utang. Selisih kas
akan diakui sebagai berikut :
a. Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing melebihi nilai buku utang
menimbulkan selisih rugi. Hal tersebut berlaku jika kurs mata uang asing tersebut mengalami
peningkatan.
b. Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing lebih kecil daripada nilai buku utang
menimbulkan selisih laba. Hal tersebut berlaku jika kurs mata uang asing tersebut mengalami
penurunan.
Catatan : Pengecualian untuk selisih kurs yang terjadi karena devaluasi atau transaksi SWAP
(pertukaran bunga atau dana dari satu mata uang ke mata uang lainnya).

Anda mungkin juga menyukai