01
Pengiriman barang ke cabang dinota
01
(dihargai) di atas harga pokok.
Harga yang dibebankan pada kantor cabang dapat sebesar
harga jual dan dapat juga sebesar harga pokok ditambah mark up
tertentu. Pengiriman barang tersebut dapat dicatat oleh masing-
masing pihak sebagai berikut:
c. Kantor pusat
Pengiriman kas antar kantor cabang atas perintah kantor pusat tersebut akan berakibat hak terhadap kantor
penerima cabang bertambah dan hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang. Oleh karena itu akan
dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut :
Rekening kantor cabang penerima xxx
Rekening kantor cabang pengirim xxx
Contoh
PT A yang berkantor pusat di Jakarta mempunyai beberapa kantor
cabang. Pada bulan Juli 1991 kantor pusat memerintah kantor cabang
Bandung untuk mengirim kas ke kantor cabang Semarang. Rp10.000.000
atas tanggungan kantor pusat. Perintah tersebut langsung dilaksanakan
oleh kantor cabang Bandung. Untuk mengirim kas tersebut pengirim
(kantor cabang Bandung) membayar biaya sebesar Rp10.000. Transaksi
ini akan dicatat oleh masing-masing pihak sebagai berikut :
a. Kantor Cabang Bandung
Rekening kantor pusat Rp10.010.000
Kas Rp10.010.000
a. Kantor Cabang Semarang
Kas Rp10.000.000
Rekening kantor pusat Rp10.000.000
a. Kantor Pusat
Rekening kantor cabang Semarang Rp10.000.000
Biaya Rp10.000
Rekening kantor cabang Bandung Rp10.010.000
2. Pengiriman barang dagangan yang dicatat atas dasar harga pokok.
• Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang Rekening kantor pusat xxx
sebesar harga pokok barang yang dikirim Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
ditambah biaya angkut. Biaya angkut xxx
• Pengiriman barang dari kantor pusat akan Kas xxx
berkurang sebesar harga pokok barang yang akan
dikirim.
• Biaya angkut akan berkurang sebesar biaya
angkut dari kantor pusat ke kantor cabang.
• Kas akan berkurang sebesar kas yang dikeluarkan
untuk membayar biaya angkut dari kantor cabang Rekening kantor pusat xxx
ke kantor cabang penerima . Persediaan barang dagangan xxx
Kas xxx
b. Kantor Cabang Penerima Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
Biaya angkut xxx
• Kewajiban kepada kantor pusat bertambah Rekening kantor pusat xxx
sebesar harga pokok barang yang diterima
ditambah biaya angkut.
• Pengiriman barang dari kantor pusat akan
bertambah sebesar harga pokok barang yang
diterima.
• Biaya angkut bertambah sebesar biaya angkut.
Persediaan barang dagangan xxx
Rekening kantor pusat xxx
c. Kantor Pusat
Sistem Fisik
• Hak terhadap kantor cabang penerima bertambah
Rekening kantor cabang penerima xxx
sebesar harga pokok barang yang dikirim
Pengiriman barang ke cabang pengirim xxx
ditambah biaya angkut.
Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
• Pengiriman barang ke kantor cabang penerima
Rekening kantor cabang pengirim xxx
bertambah sebesar harga pokok barang yang
Pengiriman barang ke cabang penerima xxx
dikirim.
• Hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang
sebesar harga pokok barang yang dikirim
Sistem Perpetual
ditambah biaya angkut.
• Pengiriman barang ke kantor cabang pengirim
Rekening kantor cabang penerima xxx
berkurang sebesar harga pokok barang yang
Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
dikirim.
Rekening kantor cabang pengirim xxx
• Terjadi kerugian karena adanya kelebihan biaya
angkut.
Contoh:
PT KLM yang berkantor pusat di Semarang
mempunyai beberapa kantor cabang. Karena
persediaan sudah menipis, kantor pusat
memerintah kantor cabang Yogyakarta untuk
mengirim barang dagangan ke kantor Surakarta.
Kantor Yogyakarta mengirim 2.5 ton barang
dagangan dan membayar biaya angkut
Rp75.000, Harga pokok barang dagangan
menurut kantor pusat Rp2.000.000 per ton,
sedangkan di nota kantor Yogyakarta
Rp2.500.000. Biaya angkut yang dibebankan di
kantor Yogyakarta Rp125.000, sedangkan biaya
angkut dari Semarang ke Surakarta Rp130.000.
Buatlah jurnal masing-masing pihak dengan
sistem fisik maupun perpetual!
a. Pencatatan Jurnal - Sistem Fisik
01
a. Kantor Cabang Pengirim
Sistem Fisik
• Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang
(Rekening kantor pusat didebit) sebesar harga Rekening kantor pusat xxx
pokok barang yang dikirim ditambah cadangan Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
kelebihan harga dan biaya angkut Biaya angkut xxx
pengirimannya. Kas xxx
• Pengiriman barang atau persediaan dari kantor
pusat akan berkurang (Pengiriman barang dari
kantor pusat/Persediaan barang dagangan
dikredit) sebesar harga pokok barang yang akan Sistem Perpetual
dikirim ditambah cadangan kelebihan harga.
• Biaya angkut akan berkurang (Biaya angkut/ Rekening kantor pusat xxx
Persediaan barang dagangan dikredit) sebesar Persediaan barang dagangan xxx
biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang Kas xxx
yang bersangkutan.
• Kas akan berkurang (Kas dikredit) sebesar kas
yang dikeluarkan untuk membayar biaya angkut
dari kantor cabang yang bersangkutan ke kantor
cabang penerima
b) Kantor Cabang Penerima
Sistem Fisik
• Kewajiban kepada kantor pusat akan
bertambah (Rekening kantor pusat dikredit) Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
sebesar harga pokok barang yang diterima Biaya angkut xxx
ditambah biaya cadangan kelebihan harga dan Rekening kantor pusat xxx
biaya angkut pengirimannya.
• Pengiriman barang atau persediaan dari kantor
pusat akan betambah (Pengiriman barang
dari kantor pusat/Persediaan barang
dagangan didebit) sebesar harga pokok Sistem Perpetual
barang yang akan diterima ditambah cadangan
kelebihan harga. Persediaan barang dagangan xxx
• Biaya angkut akan bertambah (Biaya angkut/ Rekening kantor pusat xxx
Persediaan barang dagangan didebit)
sebesar biaya angkut dari kantor pusat ke
kantor cabang yang bersangkutan.
c) Kantor Pusat
• Hak kepada kantor cabang penerima akan bertambah
(Rekening kantor cabang penerima didebit) sebesar harga
pokok barang yang dikirim ditambah biaya cadangan kelebihan Rekening kantor cabang penerima xxx
harga dan biaya angkut pengirimannya. Pengiriman barang ke cabang pengirim xxx
• Pengiriman barang atau persediaan ke kantor cabang penerima Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
akan betambah (Pengiriman barang ke cabang penerima Cadangan KH ke kantor cabang pengirim xxx
dikredit) sebesar harga pokok barang yang dikirim. Rekening kantor cabang pengirim xxx
• Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang penerima Pengiriman barang ke cabang penerima xxx
bertambah (Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang Cadangan KH ke kantor cabang penerima xxx
penerima dikredit) sebesar cadangan kelebihan harga.
• Hak kepada kantor cabang pengirim akan berkurang (Rekening
kantor cabang pengirim dikredit) sebesar harga pokok barang
yang dikirim ditambah biaya cadangan kelebihan harga dan
biaya angkut pengirimannya. Rekening kantor cabang penerima xxx
• Pengiriman barang atau persediaan ke kantor cabang pengirim Rugi-kelebihan biaya angkut xxx
akan berkurang (Pengiriman barang ke cabang pengirim Cadangan KH ke kantor cabang pengirim xxx
didebit) sebesar harga pokok barang yang dikirim. Rekening kantor cabang pengirim xxx
• Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang pengirim Cadangan KH ke kantor cabang penerima xxx
berkurang (Cadangan kelebihan harga ke kantor cabang
pengirim didebit) sebesar cadangan kelebihan harga.
• Terjadi kerugian karena kelebihan biaya angkut, yaitu sebesar
selisih antara biaya angkut seandainya pengiriman dilakukan
secara langsung dengan jumlah biaya angkut dari pusat ke
cabang pengirim dan dari cabang pengirim ke penerima.
Contoh:
PT KLM yang berkantor pusat di Semarang mempunyai beberapa
kantor cabang. Semua kantor cabang tidak melakukan pembelian.
Pengiriman barang ke kantor cabang dicatat 25% di atas harga
pokok. Pada Agustus 1991 kantor cabang Surakarta kehabisan barang.
Oleh karena persediaan di kantor pusat juga sudah menipis, maka
kantor pusat memerintah kantor cabang Yogyakarta untuk mengirim
barang dagangan ke kantor cabang Surakarta. Atas perintah tersebut
kantor cabang Yogyakarta mengirim 2.5 ton barang dagangan ke kantor
cabang Surakarta. Pengiriman dari Yogyakarta tersebut menghabiskan
biaya pengiriman sebesar Rp75.000. Harga pokok barang menurut
kantor pusat adalah Rp2.000.000 per ton, sedangkan menurut nota yang
diterima kantor cabang Yogyakarta Rp2.500.000 per ton. Waktu
menerima barang dagangan dari kantor pusat, kantor cabang
Yogyakarta sudah dibebani biaya angkut Rp125.000, sedangkan biaya
angkut dari Semarang ke Surakarta Rp130.000.
01 02 05
04
Current Rate
03
Method Non-current Temporary Method
Penjabaran dilakukan Rate Method Monetarry/ Non-
Current/ Non- monetarry Method 1. Rekening neraca yang
secara langsung dengan
Penjabaran current Method dinilai berdasar harga
tingkat kurs yang sesuai.
laporan keuangan pokok historis.
Pemilihan tingkat kurs 1. Rekening neraca 1. Rekening moneter.
dilakukan setelah 2. Rekening neraca yang
didasarkan pada lancar. 2. Rekening non-
penilaian kembali dinilai berdasar nilai
pengelompokan rekening 2. Rekening neraca moneter.
dari mata uang non pasar atau nilai di masa
laporan keuangan : tidak lancar. 3. Rekening rugi-laba.
fungsional ke mata yang akan datang .
1.Rekening timbal balik. 3. Rekening rugi-
uang fungsional. 3. Rekening rugi-laba
2.Rekening non-timbal laba.
dijabarkan berdasar kurs
balik. rata-rata.
Let’s know more about . . .
01
Current Rate Method
Next
Rekening Tingkat Kurs
1. Aktiva
a. Kas dan saldo rekening deposito Tanggal neraca
b. Investasi sementara Historis
c. Piutang Tanggal neraca
d. Cadangan kerugian piutang dan
cadangan penurunan harga Tanggal neraca
e. Persediaan, dinilai berdasar :
i. Harga pokok Historis
ii. Harga pokok pengganti Tanggal neraca
iii. Harga pasar Tanggal neraca
f. Persekot biaya Historis
g. Bank garansi Tanggal neraca
h. Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan Historis
i. Polis asuransi jiwa Tanggal neraca
j. Persekot pajak Tanggal neraca
k. Aktiva tidak berwujud Historis
l. Beban ditangguhkan Historis
m. Aktiva lain-lain Historis
Rekening Tingkat Kurs
2. Utang
a. Utang dagang Tanggal neraca
b. Utang biaya Tanggal neraca
c. Utang bank/obligasi Tanggal neraca
d. Utang pajak Tanggal neraca
e. Utang pendapatan Historis
3. Modal
a. Modal saham Historis
b. Agio/Disagio modal saham Historis
c. Laba ditahan Tidak dinilai kembali
4. Pendapatan Rata-rata
5. Biaya
a. Harga pokok penjualan Historis
b. Penyusutan, Amortisasi, dan Depresiasi Historis
c. Biaya dibayar per kas Rata-rata tertimbang
Catatan penting terkait noncurrent rate method:
1. Apabila mata uang fungsional tersebut kebetulan sama dengan mata uang
domestik kantor pusat maka setelah dinilai kembali tidak perlu dijabarkan lagi
2. Apabila mata uang fungsional kantor cabang berbeda dengan mata uang
domestik kantor pusat maka setelah dinilai kembali tersebut masih harus
dijabarkan lagi ke dalam mata uang domestik kantor pusat berdasar kurs pada
tanggal neraca, kecuali untuk rekening timbal balik. Jadi setelah dinilai
kembali maka penjabarannya sama dengan metode current rate.
3. Current/Noncurrent Method
1. 2. 3.
Pada Tanggal Pada Tanggal Pada Tanggal
Transaksi Neraca Jatuh Tempo
(Pelunasan)
1. Pada Tanggal Transaksi
Pada tanggal transaksi ini aktiva, utang, pendapatan atau biaya akan dicatat
berdasar kurs pada tanggal transaksi.
Apabila perusahaan mempunyai utang yang dinyatakan dalam mata uang asing maka pada
tanggal jatuh tempo perusahaan harus membeli mata uang asing sebesar utang. Selisih kas
akan diakui sebagai berikut :
a. Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing melebihi nilai buku utang
menimbulkan selisih rugi. Hal tersebut berlaku jika kurs mata uang asing tersebut mengalami
peningkatan.
b. Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing lebih kecil daripada nilai buku utang
menimbulkan selisih laba. Hal tersebut berlaku jika kurs mata uang asing tersebut mengalami
penurunan.
Catatan : Pengecualian untuk selisih kurs yang terjadi karena devaluasi atau transaksi SWAP
(pertukaran bunga atau dana dari satu mata uang ke mata uang lainnya).