= Rp125.000.000 : 0,33
= Rp375.000.000
Jadi, jika perusahaan tersebut dapat menyentuh titik impas dengan harus memproduksi 5.000 unit
dan menghasilkan penjualan sebesar Rp375.000.000.
D. Biaya diferensial
Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya diantara sejumlah alternative pilihan yang
dapat digunakan perusahaan. Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan
pendapatan, biaya dan marjin laba sehubungan dengan beberapa cara untuk menggunakan
fasilitas tetap atau kapasitas tersedia. Terdapat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat
dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan:
1. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang.
2. Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternatif.
E. Manfaat analisis biaya diferensial
1. Untuk menentukan apakah menerima pesanan tambahan
2. Untuk menentukan apakah menurunkan harga pesanan khusus
3. Untuk menentukan apakah memproduksi sendiri atau membeli
4. Untuk menentukan apakah mentup fasilitas
5. Untuk menentukan apakah menghentikan produk tertentu
6. Untuk menentukan apakah memproses lebih lanjut atau tidak
F. Hubungan dengan titik impas
Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai dimana perusahaan tidak memperoleh
laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini, perusahaan tidak mengalami kerugiaan dan
seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan dalam kapasitas produksi yang direncanakan
telah dibebankan pada volume impas tersebut. Itu berarti, mulai volume penjualan
selanjutnya(setelah penjualan impas) perusahaan dapat menentukan biaya produknya hanya
dengan menghitung biaya variabelnya saja. Itulah volume penjualan awal, dimana harga jual
alternatif yang lebih murah untuk pesanan khusus dapat diberikan, yaitu harga jual yang hanya
menghitung biaya variabelnya saja. Jadi , volume impas merupakan titik awal volume penjualan
alternatif.
G. Pengaruh terhadap anggaran laba
Anggaran disusun dengan beberapa asumsi dasar, salah satunya adalah harga telah ditetapkan
pada suatu tingkat tertentu. Jika dalam pelaksanaanya kemudian perusahaan merubah harga jual
menjadi lebih rendah, tentunya hal tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap
perolehan laba usaha perusahaan.
H. Biaya konversi
Biaya konversi atau biasa disebut dengan conversion cost adalah biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk overhead dan tenaga kerja saat mengubah bahan mentah menjadi produk jadi.
Conversion cost dianggap sebagai biaya produksi yang tidak termasuk biaya langsung bahan
baku. Berikut ini adalah beberapa conversion cost paling umum yang mungkin dikeluarkan
perusahaan:
1. Tunjangan karyawan
2. Gaji
3. Upah
4. Pajak gaji
5. Biaya utilitas produksi
6. Depresiasi peralatan
7. Biaya perawatan peralatan
8. Sewa pabrik atau kantor
9. Asuransi yang berkaitan dengan produksi, seperti asuransi pabrik
10. Pengawasan
11. Biaya inspeksi
12. Permesinan
13. Bonus karyawan
14. Dana pensiun
15. Alat kecil yang dikenakan biaya
Contoh Penggunaan Biaya Konversi :
Selama bulan Maret, Brayton Company memiliki pengeluaran berikut terkait dengan
produksi produk mereka:
Upah tenaga kerja langsung: 50.000.000
Depresiasi mesin: 6.000.000
Utilitas: 5,000.000
Biaya perawatan: 4,000.000
Sewa pabrik: 2,000.000
Semua ini ditambahkan bersama sama dengan 67.000.000, yang merupakan biaya konversi
perusahaan untuk bulan Maret. Pada Maret, perusahaan mampu memproduksi 20.000 unit
produk. Akibatnya, 67.000.000 dibagi 20.000 sama dengan 3.350, yang berarti bahwa
perusahaan membayar 3.350 dalam biaya konversi per unit. Tergantung pada industri dan
perusahaan sejenis lainnya, biaya per unit perusahaan mungkin tinggi atau rendah.