Anda di halaman 1dari 12

MANFAAT ANALISIS BIAYA VOLUME

LABA DALAM PENGANGGARAN

M. Radityo Wisnu
C30118479 Niluh Made Erayuni
C30118138

KELOMPOK 3
Shela Nurazmi
C30118358 Dinda Pangestu Neng
Putranti C30118292

Marsalina D Waluba Merlina Sailana


C30118343 C30118342
Mengetahui Hubungan Antar Elemen
Besarnya biaya yang dikeluarkan
Jumlah produk yang dihasilkan perusahaan tersebut pada saat
perusahaan didalam suatu periode dipertemukan dengan nilai penjualan
tertentu akan memiliki hubungan dari produk yang dihasilkan
langsung dengan besarnya biaya yang perusahaan pada suatu periode akan
dikeluarkan perusahaan. berpengaruh secara langsung terhadap
besarnya laba yang diperoleh
perusahaan.

Analisis untuk melihat hubungan diantara


ketiga variabel tersebut itulah yang
disebut dengan Analisis Biaya Volume
Laba.
Analisis Biaya Volume Laba
Analisis biaya volume laba adalah suatu
metode analisis untuk melihat hubungan
antara besarnya biaya yang dikeluarkan
dari suatu perusahaan dan besarnya
volume penjualan serta laba yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.

Asumsi didalam analisis 4. Jumlah unit yang


biaya volume laba : diproduksi sama dengan
jumlah unit yang dijual.
3. Dalam perusahaan Berarti, jumlah
multi produk, bauran persediaan tidak
penjualannya tidak berubah.
2. Biaya bersifat linear berubah.
dalam rentang cakupan
yang relevan dan dapat
1. Harga jual produk dibagi secara akurat ke
yang konstan dalam dalam elemen biaya
cakupan yang relevan, tetap dan biaya variabel.
berarti harga jual setiap
unit produk tidak
berubah walapun terjadi
perubahan volume
penjualan.
Margin Kontribusi

Margin kontribusi adalah selisih antara


nilai penjualan dengan biaya variabelnya.
Jumlah tersebut akan digunakan untuk
menutup biaya tetap dan menghasilkan laba
periode tersebut.

RUMUS :
Margin Kontribusi = Penjualan - Biaya Variabel
Next…
Contoh Perhitungan
Margin Kontribusi
Penjualan sebesar $15.000, biaya variabel $6.100, dan biaya
tetapnya $4.000. Maka, kontribusi marginnya adalah:
Penjualan $15.000
Biaya variabel $ 6.100 –
Contribution margin $ 8.900

Marjin kontribusi sebesar $8.900


adalah jumlah yang tersedia
untuk menutup biaya tetap.
Titik Impas
Titik impas (Break Even Point) adalah volume penjualan
yang harus dicapai perusahaan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba
sama sekali. Akuntansi menyebut Break Even Point (BEP)
sebagai titik impas, karena perusahaan tidak mengalami
untung maupun rugi. Modal yang dikeluarkan untuk biaya
operasional sama jumlahnya dengan pendapatan yang
diterima.
4 elemen yang menjadi
pembentuk break even point :
2. Biaya tidak tetap atau
variabel cost merupakan
biaya dengan nilai yang 4. Pendapatan atau
berubah-ubah, tergantung revenue merupakan
1. Biaya tetap atau fixed penghasilan yang
cost merupakan biaya dengan naik turunnya 3. Harga jual atau price
permintaan, seperti biaya merupakan harga yang didapat dari seluruh
wajib yang dikeluarkan penjualan.
oleh perusahaan, seperti listrik, air, telepon, bahan ditentukan setelah
gaji karyawan, biaya baku, transportasi, dll. melihat semua biaya
sewa gedung/sewa produksi ditambah
gudang, biaya dengan nilai margin
penyusutan mesin, dll. yang diperoleh.
Next… Rumus Break Even Point
• BEP per unit = (Biaya Tetap) : (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
• BEP nilai penjualan = Biaya Tetap : (1- (Biaya Variabel : Harga))

Sebuah perusahaan memiliki biaya tetap Rp125 juta, dengan biaya variabel
per unitnya Rp50 ribu dan harga jual per unit Rp75 ribu. Maka, berapa unit
barang yang harus dihasilkan dan jumlah penjualan yang didapat untuk
mendapatkan titik impas? Jadi, jika perusahaan
BEP per unit = (biaya tetap) : (harga per unit – biaya variabel per unit) tersebut dapat
= Rp125.000.000 : (Rp75.000 – Rp50.000) menyentuh titik impas
= Rp125.000.000 : Rp25.000 dengan harus
= Rp 5.000 memproduksi 5.000
unit dan menghasilkan
Kemudian untuk BEP nilai penjualan, penghitungannya adalah: penjualan sebesar
BEP nilai penjualan = biaya tetap : (1- (biaya variabel : harga)) Rp378.000.000.
= Rp125.000.000 : (1-Rp50.000 : Rp75.000)
= Rp125.000.000 : 0,33
= Rp378.000.000
Biaya Diferensial
Biaya tersebut
merupakan
Terdapat dua
biaya yang akan
kriteria penting datang.
agar suatu jenis
biaya dapat
dikelompokkan
sebagai biaya Biaya tersebut
diferensial : berbeda diantara
Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya sejumlah
diantara sejumlah alternative pilihan yang dapat alternatif.
digunakan perusahaan. Analisis biaya diferensial
digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan,
biaya dan marjin laba sehubungan dengan beberapa cara
untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas
tersedia. Manfaat analisis biaya diferensial :

1. Untuk menentukan apakah menerima pesanan


tambahan .
2. Untuk menentukan apakah menurunkan harga
pesanan khusus.
3. Untuk menentukan apakah memproduksi
sendiri atau membeli.
4. Untuk menentukan apakah menutup fasilitas.
5. Untuk menentukan apakah menghentikan
produk tertentu .
6. Untuk menentukan apakah memproses lebih
lanjut atau tidak.
Hubungan Dengan
Next…
Titik Impas
Titik impas adalah volume penjualan yang
dicapai dimana perusahaan tidak memperoleh Pengaruh Terhadap
laba sama sekali. Pada volume penjualan impas
ini, perusahaan tidak mengalami kerugian dan
seluruh biaya tetap yang dikeluarkan
Anggaran Laba
perusahaan dalam kapasitas produksi yang
direncanakan telah dibebankan pada volume Anggaran disusun dengan beberapa asumsi dasar,
impas tersebut. salah satunya adalah harga telah ditetapkan pada
suatu tingkat tertentu. Jika dalam pelaksanaanya,
Itu berarti, mulai volume penjualan kemudian perusahaan merubah harga jual menjadi
selanjutnya(setelah penjualan impas) lebih rendah, tentunya hal tersebut akan
perusahaan dapat menentukan biaya produknya berpengaruh secara langsung terhadap perolehan
hanya dengan menghitung biaya variabelnya laba usaha perusahaan.
saja. Itulah volume penjualan awal, dimana
harga jual alternatif yang lebih murah untuk
pesanan khusus dapat diberikan, yaitu harga
jual yang hanya menghitung biaya variabelnya
saja. Jadi , volume impas merupakan titik awal
volume penjualan alternatif.
Biaya Konversi

Biaya konversi atau biasa disebut


dengan conversion cost adalah biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk
overhead dan tenaga kerja saat
mengubah bahan mentah menjadi
produk jadi. Conversion cost dianggap
sebagai biaya produksi yang tidak
termasuk biaya langsung bahan baku.

(Contoh biaya
konversi)  Depresiasi peralatan
 Tunjangan karyawan  Biaya perawatan peralatan
 Gaji  Sewa pabrik atau kantor
 Upah  Asuransi yang berkaitan
 Pajak gaji dengan produksi, seperti
 Biaya utilitas produksi asuransi pabrik
 Pengawasan
Next… Contoh Penggunaan
Biaya Konversi
Selama bulan
Maret, Brayton
Company • Upah tenaga kerja langsung:
memiliki 50.000.000
pengeluaran • Depresiasi mesin: 6.000.000
berikut terkait • Utilitas: 5.000.000
dengan • Biaya perawatan: 4.000.000
produksi • Sewa pabrik: 2.000.000
produk
mereka:

Semua ini ditambahkan bersama sama menjadi 67.000.000, yang


merupakan biaya konversi perusahaan untuk bulan Maret. Pada Maret,
diketahui perusahaan mampu memproduksi 20.000 unit produk.
Akibatnya, 67.000.000 dibagi 20.000 sama dengan 3.350, yang berarti
bahwa perusahaan membayar 3.350 dalam biaya konversi per unit.
“Tergantung pada industri dan perusahaan sejenis lainnya, biaya per
unit perusahaan mungkin tinggi atau rendah”.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai