Untuk bisa menetapkan harga jual produk kita dapat mulai dengan cara menghitung
ongkos produksi terlebih dahulu. Memang terlihat sepele ya, tetapi ongkos produksi
Untuk menentukan dan mencapai nominal biaya produksi, terdapat tiga unsur yang
saling terkait yang harus diperhatikan, yaitu terdiri dari:
Biaya Material Langsung merupakan biaya bahan baku yang bersentuhan langsung
dengan produk yang akan diproduksi dan nominal yang timbul cenderung mudah
ditelusuri.
Contoh kecilnya dalam suatu produk kopi di kafe-kafe, harga beli komposisi utama
produk tersebut seperti biji kopi, air, gula dan bahan lainnya bisa dikategorikan sebagai
Biaya Material Langsung.
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah, tunjangan dan asuransi yang dibayarkan
kepada pegawai yang terlibat langsung dalam jalannya proses memproduksi barang.
Misalnya, pegawai di bagian perakitan produk atau yang mengoperasikan mesin untuk
membuat produk.
2. Ongkos tenaga: ongkos yang dimaksud disini meliputi dari tenaga internal yang
service
3. Ongkos lain-lain: yang terakhir merupakan biaya yang tak ada hubungannya dengan
bagian produksi, hal ini menyerupai seperti biaya alat kantor, biaya marketing dan
lainnya.
Secara Pokok ada dua metode dalam menetapkan harga sebuah produk, yaitu dengan
mempertimbangkan pendekatan biaya, dan dengan pendekatan pasar misalnya dengan
melihat harga pesaing.
Metode ini anda harus menetapkan harga jual per individu dengan menghitung total
seluruh biaya per individu ditambah jumlah tertentu sebagai penutup laba yang di
kehendaki.
ATAU
Jika kita terapkan dalam sebuah kasus nih ya, semisal kamu punya usaha produksi
baju. Dalam memproduksi 10 baju, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku
sebesar Rp 500 ribu, biaya operasional untuk menghasilkan 10 baju tersebut (meliputi
listrik, gaji karyawan dsb) sebesar Rp 500 ribu, jadi total biaya yang diproduksi yakni Rp
1 juta. Jika kamu ingin dapat keuntungan sebesar 40% maka harga jual pun bisa:
Pada dasarnya, penetapan harga ini hampir sama dengan melihat biaya, namun lebih
sederhana dan cepat.
Misalnya,
Anda jualan hijab. Anda membeli 1 hijab X dengan harga Rp100.000. Lalu anda
menginginkan keuntungan 30%, maka anda harus menjual 1 hijab tersebut seharga
Rp130.000.
Metode ini cocok di terapkan bagi anda yang memiliki pesaing yang sudah anda
ketahui. Misalnya pesaing anda melakukan Mark Up kenaikan harga sebesar 50%,
anda bisa menjual lebih murah dengan mark up harga 30% saja.
Tentunya selain hal – hal tersebut ada beberapa pertimbangan lain yang perlu
diperhatikan. Apa saja pertimbangan tersebut?Yuk simak bersama pembahasannya di
bawah ini!
Setelah berhasil menjumlahkan semua biaya tersebut, kita dapat membaginya dengan
proyeksi jumlah produk yang akan kita jual. Pembagian ini pun nantinya akan
menghasilkan apa yang disebut sebagai Break Even Price, atau biasa disebut sebagai
harga terkecil yang nantinya bisa kita pasang pada produk yang akan jual. Hal ini pun
dilakukan bukan tanpa alasan nih, hal ini tentu saja berupaya agar perusahaan nggak
rugi.
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Berdasarkan variabilitas, biaya telah diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu biaya
tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Biaya tetap , sesuai dengan namanya,
adalah biaya total, terlepas dari jumlah output yang dihasilkan. Sedangkan biaya
variabel bervariasi tergantung jumlah output yang dihasilkan. Untuk biaya semi-
variabel adalah jenis biaya, yang memiliki karakteristik dari penggabungan kedua biaya
ini.
Dalam mencari break even point atau BEP Anda harus dapat membedakan dua jenis
biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah
dengan perubahan tingkat aktifitas dalam jangka pendek.
Sebaliknya, biaya variabel mengacu pada biaya elemen, yang cenderung berubah
dengan p
Pengertian Biaya yang tetap sama, terlepas dari volume Biaya ikut berubah sejalan
yang dihasilkan. dengan perubahan dalam output.
Waktu Ter Biaya ini adalah pasti, biaya ini terjadi terlepas Biaya variabel hanya terjadi
dari adanya unit yang diproduksi atau tidak. ketika unit diproduksi.
Jadi
Biaya Sat Biaya ini merubah harga satuan setiap unit. Jika Biaya variabel tetap sama dalam
unit yang diproduksi meningkat, biaya tetap per- produksi per-unit.
unit menurun begitupun sebaliknya. Sehingga
biaya tetap per-unit berbanding terbalik dengan
jumlah output yang dihasilkan.
DASAR UNTUK BIAYA VARIABEL
BIAYA TETAP
PERBANDINGAN
Uan
Prilaku Tetap konstan untuk jangka waktu tertentu. Berubah dengan perubahan
tingkat output.
Kombinasi dari Overhead produksi tetap, biaya administrasi Bahan langsung, tenaga kerja
tetap, biaya penjualan tetap dan distribusi langsung, beban langsung,
overhead. variabel produksi overhead,
variabel penjualan dan distribusi
overhead.
Contoh Penyusutan, Sewa, Gaji, Asuransi, Pajak dll. Bahan baku, upah, komisi
penjualan, biaya pengepakan,
dll.
1. Biaya tetap adalah biaya yang tidak bervariasi dengan perubahan kuantitas unit
produksi. Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi dengan perubahan dalam
jumlah unit produksi.
2. Biaya tetap adalah berdasarkan waktu terkait, yaitu tetap konstan selama suatu
periode. Berbeda dengan biaya variabel yang berhubungan dengan volume,
yaitu berubah dengan perubahan volume.
3. Biaya tetap adalah biaya ‘pasti’, biaya itu akan terjadi bahkan ketika tidak ada
unit yang diproduksi. Sebaliknya, biaya variabel tidak pasti dan hanya akan
terjadi ketika perusahaan melakukan produksi.
4. Perubahan biaya tetap adalah per-unit. Di sisi lain, biaya variabel tetap konstan
dalam per-unitnya
5. Contoh biaya tetap adalah sewa, pajak, gaji, depresiasi, biaya, bea, asuransi, dll.
Contoh biaya variabel adalah biaya pengepakan, pengiriman, material yang
dikonsumsi, upah, dll.
6. Biaya tetap tidak termasuk pada saat penilaian persediaan, tetapi biaya variabel
disertakan