MANAJEMEN
Pengukuran dan Pembebanan Kos (Harga Pokok) dengan mengukur biaya bahan
baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang digunakan dalam produksi dalam nilai rupiah.
Data biaya digunakan untuk informasi taksiran guna menjamin ketepatan informasi
biaya atau untuk mengendalikan biaya
•Informasi kos per unit digunakan untuk
menilai persediaan, menentukan laba
(harga pokok barang yang terjual) dan
Manfaat membuat berbagai keputusan penting
Informasi (harga
pokok) per unit •Keputusan untuk memperkenalkan
bagi perusahaan produk baru, melanjutkan pembuatan
manufaktur sebuah produk dan menganalisis harga
merupakan contoh keputusan intern
yang tergantung pada informasi kos
per unit
Sistem harga pokok sesungguhnya adalah cara penentuan harga pokok produk
berdasarkan seluruh pengeluaran (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead) yang benar-benar terjadi (dikonsumsi oleh produk)
Produk membutuhkan 6 unit bahan baku dan 0,25 jam menit tenaga kerja.
Harga bahan baku per unit adalah Rp. 3.000 maka biaya bahan baku per unit produk
adalah Rp. 18.000 (6 unit x Rp. 3.000)
Biaya tenaga kerja per jam adalah Rp. 60.000, maka biaya tenaga kerja per unit produk
adalah Rp. 15.000 (0,25 jam x Rp.60.000).
Jadi jumlah biaya utama adalah Rp. 33.000. (Rp. 18.000 + Rp. 15.000)
Jika biaya overhead sesungguhnya bulan April Rp. 200.000.000 & jumlah produk 40.000
unit, maka overhead per unit adalah Rp. 5.000 (Rp. 200.000.000 / 40.000 unit)
Sistem penentuan harga pokok normal berdasarkan biaya normal yaitu kombinasi
antara biaya yang sesungguhnya (untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja) dengan biaya yang ditaksir (untuk biaya overhead pabrik)
Permasalahan yang sering timbul adalah biaya overhead yang ditaksir berbeda
dengan biaya yang sesungguhnya, tetapi tidak signifikan. Misalkan dengan ilustrasi
sebelumnya, biaya overhead yang ditaksir Rp.4.000 per unit sedangkan biaya
sesungguhnya Rp.4.170
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Sistem harga pokok normal, biaya overhead dibebankan kepada produk dengan
menggunakan tarif biaya overhead yang ditentukan di muka
Rumus :
Perbedaan harga pokok Tarif overhead =
sesungguhnya dan harga pokok anggaran overhead /
normal adalah penggunaan tarif anggaran tingkat kegiatan
overhead ditentukan di muka.
Jika BOP diukur atas dasar jam tenaga kerja langsung, maka BOP dibebankan harus
atas dasar jam tenaga kerja sesungguhnya
BOP dapat dibebankan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan atau setiap periode waktu
lain
1. BOP yang dibebankan digunakan sebagai dasar untuk menghitung BOP per unit
2. BOP yang dibebankan jarang berjumlah sama dengan BOP sesungguhnya
PT. Bell La Dona menghasilkan dua macam produk, yaitu cord-less phone dan regular
phone. Data estimasi dan sesungguhnya yang dimiliki adalah sebagai berikut :
Metode ini cocok digunakan apabila selisih BOP jumlahnya tidak material.
Jika selisih kurang dibebankan akan ditambahkan ke harga pokok penjualan, tetapi jika selisih lebih
dibebankan akan dikurangkan ke harga pokok penjualan.
Jika selisihnya material maka selisih ini harus di alokasikan ke produksi periode berjalan
BOP sebuah periode harus dihubungkan dengan barang yang di proses pada periode yang
bersangkutan, yaitu
1. Barang yang belum selesai di buat (barang dalam proses)
2. Barang yang telah selesai namun belum di jual (persediaan barang jadi)
3. Barang yang telah selesai dan telah dijual (harga pokok penjualan)
Misal pada akhir tahun 2015, perusahaan memiliki informasi tentang saldo rekening
produksi sebagai berikut :
Produk dalam proses Rp. 600.000.000
Produk jadi Rp. 900.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 1.500.000.000
Total Rp. 3.000.000.000
Atas dasar tersebut maka persentasi alokasi selisih BOP kepada ketiga rekening tersebut adalah
sebagai berikut :
Atas dasar tersebut Total selisih BOP sebesar Rp. 200.000.000 (Rp. 3.200.000.000 –
Rp.3.000.000.000) dialokasikan kepada ketiga rekening tersebut sebagai berikut :
Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan ke produk bersama dengan biaya
overhead pabrik yang berbasis tarif
Untuk mengidentifikasi setiap pesanan dan untuk mengumpulkan biaya-biaya manufaktur di perlukan
dokumen kartu harga pokok pesanan
Pembebanan Overhead
Metode dengan penentuan harga pokok normal, dimana menggunakan tarif BOP dengan
mengukur dari data jam tenaga kerja
Aliran biaya adalah aliran data biaya sejak dilakukan pengakuan dan pencatatan biaya,
sampai dengan pelaporan biaya tersebut dalam laporan laba/rugi
Tgl Transaksi
5 Dikeluarkan permintaan bahan baku dengan total nilai Rp. 1.000.000 untuk
membuat pesanan nomor 1
6 Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk membuat pesanan nomor 1
berjumlah Rp. 600.000
15 Biaya overhead untuk bulan januari diperkirakan berjumlah Rp. 9.600.000 dan
jumlah jam tenaga kerja langsung berjumlah 4.800 jam. Pesanan nomor 1,
mengkonsumsi jam tenaga kerja langsung sebanyak 120 jam
31 Informasi yang dikumpulkan pada akhir bulan, menunjukan bahwa biaya overhead
untuk bulan Januari berjumlah Rp. 315.000 dengan rincian : biaya sewa Rp.
160.000, biaya energy Rp. 30.000, biaya depresiasi peralatan Rp. 80.000 dan biaya
tenaga kerja tidak langsung Rp. 45.000
Harga pokok normal, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya tidak pernah dibebankan kepada
pesanan. Biaya overhead dibebankan dengan tarif yang di tentukan di muka, sebagai berikut :
Pada akhir bulan, setelah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi diketahui dengan pasti, perusahaan
akan membuat jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya
Setelah pesanan selesai dikerjakan, maka akuntan menjumlahkan biaya produksi pada kartu harga
pokok pesanan. Hasil tersebut digunakan untuk menghitung total biaya produksi dan HPP per unit
Kartu Harga Pokok Pesanan
Perhitungan produksi dalam proses manufaktur tahap penting dalam aliran biaya produksi.
Perlu dibuat perhitungan harga pokok produksi secara periodik untuk meringkas aliran biaya
seluruh aktivitas produksi
Laporan merupakan input penting bagi laporan laba / rugi untuk mengevaluari kinerja
manufaktur
Contoh laporan atau perhitungan harga pokok produk
Bahan Baku :
Persediaan Awal Rp. 0
Pembelian Bahan Baku Rp. 2.500.000
Jumlah bahan baku yang tersedia Rp. 2.500.000
Persediaan Akhir Rp. (1.500.000)
Bahan Baku yang digunakan Rp. 1.000.000
Tenaga Kerja Rp. 600.000
Overhead :
Biaya Sewa Rp. 160.000
Biaya Energi Rp. 30.000
Biaya Depresiasi Peralatan Rp. 80.000
Biaya Tenaga Kerja Tidak langsung Rp. 45.000
Rp. 315.000
Selisih BOP Rp. ( 75.000)
BOP yang dibebankan Rp. 240.000
Jumlah Biaya Produksi Rp. 1.840.000
Persediaan BDP awal periode Rp. 0
Total Biaya Produksi Rp. 1.840.000
Persediaan BDP akhir Rp. 0
Harga Pokok Produksi Rp. 1.840.000
Akuntansi untuk harga pokok penjualan
Selain membuat jurnal, perusahaan juga membuat perhitungan harga pokok penjualan pada akhir
periode. Contoh perhitungan sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan sebelum penyesuaian selisih BOP disebut Harga Pokok Penjualan Normal
Harga Pokok Penjualan setelah penyesuaian selisih BOP disebut Harga Pokok Setelah disesuaikan
Selisih BOP dihitung setiap bulan dikarenakan Harga Pokok Penjualan Rp. 75.000
ketidaksamaan kegiatan produksi dan biaya
overhead sesungguhnya Selisih BOP Rp. 75.000
600.000 1.840.000
75.000
BOP
315.000 240.000
75.000
THANK YOU
`