Anda di halaman 1dari 7

SINOPSIS PERILAKU KONSUMEN

“ PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN


Dan REGULASI DAN PERILAKU KONSUMEN “

Dosen Pembimbing :
Dra. ERIDA, M.Si

Disusun Oleh :

Fajar Fadhilah Hasan ( C1B016006 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS JAMBI

1
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN

Proses pengambilan keputusan diawali dengan kebutuhan. Dalam pemenuhan kebutuhan ini perlu
dilakukan evaluasi untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Konsumen memerlukan
informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi
yang dihadapinya. Pemasar perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh
aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Model perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu skema atau
kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh
konsumen. Pemasar juga perlu mengetahui peran apa yang dimainkan oleh setiap orang dan siapa yang
terlibat dalam keputusan pembelian. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-
perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal dan mampu menarik minat
konsumen sehingga mampu memenangkan pasar. Produk yang memiliki kualitas yang baik dengan
diferensiasi yang juga baik akan menjadi  produk yang kemungkinan besar memiliki konsumen loyal.

Dengan memahami bagaimana perilaku konsumen akan memberi sumbangsih bagi perusahaan untuk
merumuskan strategi pemasaran yang nantinya akan diimplementasikan dalam memperkenalkan dan
mempromosikan  produk mereka ke pasar. Artinya ketika suatu produk hendak diproduksi, jauh
sebelumnya telah diketahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Schiffman dan Kanuk (2007) mengemukakan proses pengambilan keputusan konsumen yaitu
dipengaruhi oleh faktor usaha pemasaran perusahaan (produk, promosi, harga dan saluran distribusi) dan
faktor sosial budaya (keluarga, sumber informasi, sumber nonkomersial, kelas sosial, budaya dan sub-
budaya). Menurut Hawkins, et. al (1998), konsumen dalam mengambil keputusan pembelian dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terdiri dari budaya, subbudaya, demografis, status
sosial, kelompok rujukan, keluarga dan kegiatan pemasaran. Faktor internal terdiri dari : persepsi,
pembelajaran, memori, motiv, kepribadian, emosi dan sikap. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007),
studi perilaku konsumen pada dasarnya terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia guna membeli barang dan jasa yang berhubungan
dengan konsumsi yang mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka
membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan seberapa sering mereka
menggunakannya.
Proses pengambilan keputusan konsumen terdapat pada teori yang dikemukakan oleh Engel (1995) yakni
proses pengambilan keputusan membeli suatu produk mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa tipe keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian yaitu:

1. Savvy customer adalah mereka yang tergolong dalam savvy customer adalah konsumen yang
cerdas. Konsumen biasanya sudah menentukan spesifikasi produk yang diinginkan, dan sangat
sulit untuk dipengaruhi dalam membeli merek tertentu di luar spesifikasi yang telah
ditetapkannya sehingga pengaruh outlet maupun orang lain menjadi sangat kecil.
2. Social customer adalah konsumen yang telah menetapkan merek yang akan dibelinya. Tipe
konsumen ini bukan merupakan tipe analyzer. Pilihan merek yang ditetapkan oleh mereka
biasanya telah dipengaruhi oleh teman atau keluarga dan pilihannya jatuh kepada merek yang
sedang “in” di pasaran. Konsumen yang datang dengan preferensi merek tertentu tidak mudah
untuk digoyahkan sehingga pengaruh outlet menjadi semakin kecil.
3. Stylist customer, merupakan konsumen yang melihat desain terlebih dahulu dalam menentukan
produk yang akan dibelinya. Tipe ini merupakan konsumen yang tertarik pada keindahan. Jika

2
desain sudah cocok, spesifikasi dan merek menjadi pilihan selanjutnya. Tingkat influencer di tipe
konsumen ini rendah karena preferensinya ditentukan oleh kesukaannya terhadap suatu model.
4. Rational customer, pilihan merek yang akan dibelinya bergantung pada rekomendasi outlet.
Konsumen tipe ini akan datang ke outlet dan menyebutkan fungsi-fungsi yang diharapkannya ada
di produk yang akan dibeli. Selanjutnya, pilihan akan jatuh ke merek dan spesifikasi produk itu
sendiri. Tipe konsumen seperti ini memiliki tingkat pengaruh outlet yang tinggi karena belum ada
preferensi merek sebelumnya dan konsumen kurang mengerti tentang kelebihan atau kekurangan
produk.
5. Budget customer, merupakan tipe konsumen dengan tingkat pengaruh outlet tertinggi.
Konsumen yang orientasinya adalah anggaran sudah menentukan biaya yang akan
dikeluarkannya untuk membeli produk tertentu dan pilihan merek akan dipengaruhi oleh
rekomendasi dari outlet asalkan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkannya. Tipe
konsumen seperti ini sangat terbuka terhadap pengaruh dari luar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :

 Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,alternatif


pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau mudah transportasi),
bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
 Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
 Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.

Dalam strategi pemasaran terdapat 5 konsep yang mendasari suatu strategi pemasaran, yaitu :
1.Segmentasi pasar
Merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap psar itu terdiri atas beberapa segmen yang
berbeda-beda. Dalam setiap segmen terdapat pembeli-pembeli yang mempunyai :
- Kebutuhan yang berbeda-beda
- Pola pembelian  yang berbeda-beda
- Tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai macam penawaran
   2. Penentuan Posisi Pasar
Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesempatan
maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor. Perusahaan baru dapat beroperasi setelah
memperoleh posisi tertentu di pasar. Untuk mencapai posisi yang kuat perusahaan harus dapat memasuki
segmen pasar yang menghasilkan penjualan serta tingkat laba paling besar.
    3. Strategi Memasuki Pasar
Adalah menentukan bagaimana memasuki segmen pasar yang dituju. Perusahaan dapat menempuh
beberapa cara untuk memasuki segmen pasar yang dituju, yaitu :
- Membeli perusahaan lain
- Berkembang sendiri
- Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain

3
Masalah-masalah  yang harus diperhatikan dalam memilih cara memasuki pasar,yaitu:
1.Membeli perusahaan lain
Perusahaan yang membeli tidak banyak mengetahui tentang pasar dari perusahaan yang dibeli
sangat menguntungkan untuk memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya
2. Berkembang Sendiri
- Memperoleh hak patent
- Skala produksi yang paling ekonomis
- Memperoleh saluran distribusi
- Menentukan supplier yang paling menguntungkan
- Biaya promosi yang mahal
3. Kerjasama dengan perusahaan lain
Resiko ditanggung bersama-sama, jadi resiko masing-masing perusahaan menjadi berkurang
perusahaan dapat saling melengkapi atau menutupi kekurangan-kekurangan yang ada, karena mereka
memiliki keahlian dan sumber sendiri-sendiri.

4. Strategi Marketing Mix


Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan, yaitu : produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
Variabel-variabel marketing mix ini dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil suatu strategi dalam
usaha mendapatkan posisi yang kuat dipasar.

5. Strategi Penentuan Waktu


Perusahaan dapat mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila bergerak terlalu cepat
atau terlalu lambat. Oleh karena itu masalah penentuan waktu yang tepat sangat penting bagi perusahaan
untuk melaksanakan program pemasarannya.

4
REGULASI DAN PERILAKU KONSUMEN

Regulasi adalah suatu peraturan yang dibuat untuk membantu mengendalikan suatu
kelompok, lembaga, atau organisasi masyarakat demi mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan
bersama, bermasyarakat, dan bersosialisasi. Tujuan dibuat nya regulasi atau aturan adalah untuk
mengendalikan manusia atau masyarakat dengan batasan-batasan tertentu. Regulasi
diberlakukan pada berbagai lembaga masyarakat, baik untuk keperluan masyarakat umum
maupun untuk bisnis. Perilaku konsumen merupakan sebuah fenomena yang unik untuk
dipelajari dan diamati. Perilaku konsumen dapat dikatakan adalah muara dari berbagai teori
ekonomi, karena semua kegiatan ekonomi akan berkaitan dan berakhir kepada sikap atau
perilaku konsumen. Berbagai teori mengenai perilaku konsumen, salah satu perilaku konsumen
yang sangat berpengaruh dalam kegiatan ekonomi adalah keputusan pembelian, karena tujuan
dari sebuah kegiatan ekonomi mulai dari produksi hingga pemasaran bertujuan agar konsumen
melakukan pembelian atas produk tersebut. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang,
jasa, ide, atau pengalaman untuk memasukan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler dan
Keller, 2009:166).

Konsumerisme
Konsumerisme dapat didefinisikan sebagai susunan aktiuitas dari pemerintah, bisnis,
organisasi independen, dan konsumen yang dilakukan untuk melindungi dan memperkuat hak-
hak konsumen (Aaker dan Day, 1978). Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa konsumen
rnempunyai hak-hak yang harus dilindungi, bahkan diperkuat, dalam kaitannya dengan
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya. Banyak terjadi bahwa mitra
pertukaran konsumen belum sepenuhnya memberikan hak konsumen, bahkan masih banyak
yang belum mengerti bahwa konsumen memiliki hak-hak yang harus dipenuhi.

2.2 Regulasi Dan Pemasaran Untuk Anak-Anak

Regulasi adalah suatu peraturan yang dibuat untuk membantu mengendalikan suatu
kelompok, lembaga, atau organisasi masyarakat demi mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan
bersama, bermasyarakat, dan bersosialisasi.

Konsumen anak adalah unik oleh karena anak-anak kurang memiliki kemampuan dan
ketrampilan kognitif dibandingkan dengan orang yang lebih dewasa. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan fenomena apakah anak telah mampu secara independen mengambil
keputusan membeli jajanan dan bagaimana mengembangkan program pemberdayaan bagi
konsumen anak. Konsumen anak telah dapat melakukan keputusan pembelian. Penelitian tentang

5
pengambilan keputusan konsumen telah dimulai sejak tahun 1940an (Merreiros dan Ness, 2009).
Pada era sekarang pengambilan keputusan pembelian semakin kompleks karena semakin
banyaknya pilihan yang harus dievaluasi dan dipilih oleh konsumen (Hafstom, Chae dan Chung,
1992).

1 Iklan Yang Efektif Untuk Model Anak-Anak

Kehadiran iklan merupakan hal yang saat ini tidak dapat dihindari dalam kehidupan
sehari-hari. Iklan hadir di berbagai media dan berbagai ruang. Mulai dari media massa komersial
hingga media-media yang seharusnya milik publik. Mulai dari ruang nyata hingga ruang maya di
internet.

Ketidakmampuan orang yang hidup saat ini untuk menghindari iklan, membuat tampilan
iklan seharusnya menjadi tampilan yang perlu dipertimbangkan dengan baik. Hal ini penting
mengingat gempuran iklan yang terus menerus pada penontonnya berpotensi untuk turut
membentuk pola pikir penikmatnya sekaligus mempengaruhi cara mereka melihat dan
menghadapi dunia. Tujuan iklan yang harus mempersuasi penontonnya ini membuat para
pembuat iklan untuk menciptakan iklan yang kreatif dan semenarik mungkin.

CARU (Children Advertising Review Unit)

Unit tinjauan iklan anak (CARU) adalah organisasi swadana AS yang didirikan pada
tahun 1974 oleh National Advertising Review Council (NARC). Ini adalah agensi swaregulasi
independen untuk mempromosikan iklan yang bertanggung jawab kepada anak-anak dibawah
usia 12 tahun. CARU mengulas dan mengevaluasi anak yang lebih muda memiliki kapasitas
yang terbatas untuk mengevaluasi informasi yang mereka terima dan menyadari bahwa anak itu
imajinatif dan merupakan masa penting dalam proses perkembangan.

Lima prinsip CARU yang memandu pengarahan iklan:

1. mengenali bahwa periklanan mempunyai perna penting dalam mendidik anak, pengiklan
harus memberikan informasi terpercaya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak
kecil.
2. Pengiklan didesak untuk memperbesar potensi periklanan yang berpengaruh dengan
mengembangkan iklan itu.

6
3. Kepedulian diberikan kepada minoritas, dan grup lain dalam periklanan diperintah untuk
memberikan peran positif dalam dan sebagai model dimanapun berada.
4. Walaupun banyak pengaruh terhadap kepribadian anak dan perkembangan sosial,
pertahankan tanggung jawab utama bagi orang tua untuk memandu anaknya.
5. Produk dan konten yang tidak tepat untuk anak seharusnya tidak diiklankan langsung
kepada anak.

Anda mungkin juga menyukai