Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SURVEI

KOMUNIKASI ANTAR LINTAS BUDAYA


DI DESA MUNCANG BANTEN

Nama: Fajar Fadhilah Hasan


NIM: C1B016005
Desa Muncang

Desa muncang adalah sebuah desa yang terletak di provinsi banten kabupaten serang,
sebenarnya desa ini adalah desa ketika saya melakukan KKN waktu SMA selama 10 hari disana,
desa ini sangat ramah tidak hanya dari kepala rt nya saja tetapi juga dari semua masrakat yang
tinggal disana dikarnakan memang masrakat disini tidak terlalu termakan oleh kecangihan
teknologi yang membuat masarakat sekarang apatis, ohh iya desa muncang ini terletak 8 km
meter dari pantai yang membuat kami gampang sekali mandi ke pantai dan tidak hanya dekat
pantai tetapi di desa sana ada sungai kecil

Disini setelah saya menjalani selama 10 hari bisa dibilang orang orang yang berada disana
memang berasal dari muncang juga jadi budaya meraka sama semua budaya seperti suku jawa
tetapi ini yang di bantennya yang membedakannya antara budaya dari jawa adalah budaya
bahasa kasar dan halusnya berbeda dengan yang jawa, hal yang sangat tentang budaya banten
adalah budaya atraksi debusnya, atraksi debus ini atraksi seperti menyakiti diri sendiri tetapi kita
tidaka terluka, kita sangat senang melihat hal hal seperti itu

Disini mungkin saya akan membedakan antara budaya saya (orang kota) dengan budaya orang
desa muncang, hal yang paling membedakan adalah interaksi antar warganya, ketika saya berada
di kota saya merasa saya berinteraksi sama tetangga itu jarang banget dikarnakan mungkin
memang malas keluar dan pada sibuk bekerja, tetapi ketika dimuncang saya merasa kita itu satu
kesatuan yang membuat kita saling berinteraksi tetapi juga saling membantu, nahh bagaimana
saya bisa berinterakasi antara budaya saya dengan budaya desa muncang, disini dikarnakan saya
adalah orang pendatang maka saya menyesuaikan perilaku saya dengan budaya di desa muncang,
dengan cara membantu mengajar di SD disana , mengajar mengaji, membersihakan mesjid,
membantu persiapan pernikahan tetangga, bermain bola sama anak anak, mengajar bimbel, dan
masih banyak lagi, intinya kami membantu apa yang bisa kami lakukan untuk desa muncang

Dan ternyata apa yang kami lakukan membuahkan hasil, bisa di bilang kami adalah kelompok
yang paling beruntung, dikarnakan para warga disana sangat antusias dengan kami karna telah
membantu anaknya menjadi semangat belajar yang biasanya malas malasan sekolah dan telah
membantu desa, para warga desa disana membantu kami dengan cara mencucikan semua baju
kami selama 8 hari berturut turut dan memsakan kami makan siang selama berturut turut,
Kalaw melihat keuinikan dari desa muncang ini adalah budaya debusnya yang dimana kalaw kita
di kota kan jarang banget kita lihat atraksi atraksi, untuk agama sendiri saya belum melihat
adanya keragaman agama setahu saya di sana mayoritasnya muslim, di dalam menjalankan islam
ada yang unik dalam pelaksanaan solat jumatnya di muncang ketika saya memasuki mesjidnya
saya akan berfikir, ini mah bakal lama cermahnya ehhh ternyata cermah solat jumatnya sebentar
doang malahan pakek bahasa arab lagi hehehehe, jika saya pelajari solat jumat disana sebenarnya
tidak salah merka tetapi menjalani syarat syarat sahnya solat jumat tapi bedanya mungkin
mereka tidak berceramah lama seperti yang di kota dan berbahasa indonesia

Nahh untuk pemberdayaanan masayarakat disini sih yang baru saya lihat sih dari ada beberapa
palang remaja yang membantu meng edukasi warga dan anak anak agar lebih produktif dan juga
beberapa mahasiswa kkn dan sma saya sendiri untuk melakukan pengabdian masrakat, disini
juga saya lihat peran rt dan rw sangat besar dalam kegiatan di masarakat , seperti izin izin
kegiatan desa, ketua dalam acara acara desa,dll

Disini saya melihat banyak sekali manfaat dari komunikasi lintas budaya yang saya lakukan
terhadap desa muncang dini kita sama sama belajar terhadapa hal hal baru yang selama ini kita
tidak pelajari di tempat kita masing masing, dan pembukaan wawasan kita,

Dan untuk sisi negatifnya adalah jika pemasukan budaya luar itu tidak bisa kontrol akan
berdampak buruk seperti timbulnya sikap apatis seperti warga kota.

Anda mungkin juga menyukai