OLEH :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah
saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat untuk kita semua, Amin.
Intan chahya
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kamu ka
Sebentar suwat
Nanti Dilek
Kapan semile
berapa berape
Jam jem
Ayo yu
Aku ko
Mau Nek
3
Belum lom
Seperti inde
4
Bukan hanya itu saja, terkadang harga tersebut dijadikan permainan oleh
orang-orang yang dapat mendominasi harga timah. Orang-orang yang
dapat mendominasi harga timah tersebut dapat dikatakan entah
membodoh-bodohi atau sengaja mempermainkan masyarakat Bangka
Belitung. Hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat Bangka Belitung tentang harga jual timah menurut harga
pasaran dunia untuk dijadikan patokan harga jual timah di Indonesia. Hal
tersebut juga kurangnya peranan Pemerintah dalam menentukan harga jual
timah di Indonesia untuk mendukung kesejahateraan Masyarakat Bangka
Belitung. Atau dapat dikatakan Pemerintah Indonesia hanya bisa
merencanakan dan merencanakan lagi tanpa ada pelaksanaan serta aksi
tegas dari pemerintah Indonesia. Padahal jika Pemerintah Indonesia dapat
mengatasi masalah dari Harga jual timah tersebut agar terjadi kelayakan
harga menurut pasaran dunia dan harga yang stabil dapat meningkatkan
pendapatan Negara dan juga Pemerintah Indonesia sukses dalam
menangani masalah harga jual timah, akan tetapi semua itu hanyalah
sebuah angan-angan yang tak mungkin dapat terjadi dengan pemerintahan
Indonesia yang kacau balau saat ini.
5
Nganggung
6
Ritual Mandi Belimau
Sembahyang Kubur
Selayang Pandang
7
Tradisi Nuju Jerami
8
Tari Sekapur Sirih
Tari Campak
9
Tari Campak
Tari Sepen
10
Tari Sepen
11
Tari Beripat
Tari Beripat
Kalau dilihat, tari beripat merupakan perlombaan adu ketangkasan.
Yang mana ada dua orang penari membawa rotan. Setiap penari
mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Mana
luka yang paling sedikit dialah pemenangya. Dalam setiap gerakan,
diselingi gerak dan irama tari.
12
Tari Pendulang Timah kreasi Sanggar Tari Belitong Lesong
Batang, Kelurahan Lesung Batang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten
Belitung, merupakan tarian menggambarkan rakyat Bangka Belitung
mendulang Timah secara tradisional.Tarian ini ditarikan puluhan remaja
laki-laki tanpa baju. Mereka hanya mengenakan celana pendek dengan
tubuh yang dihiasi warna-warni dari campuran kaolin dan bahan pewarna
kue.
Tari Gi Ke Aik
13
Tarian ini, merupakan kreasi Sanggar Seni Sepintu Sedulang,
menggambarkan aktifitas masyarakat Bangka Belitung di waktu pagi hari
(terutama para wanita), mereka berbondong-bondong pergi ke Kulong
(sungai kecil) di mana para wanita trsebut seperti pada umumnya mencuci,
mandi (bebeasuh) dan setelah itu mereka pulang ke rumah dengan
membawa air dengan menggunakan guci.
Kain Cual
14
kain cual bermotif bunga yang melambangkan kesucian, keanggunan
rezeki dan segala kebaikan yang digunakan oleh pemakai.
Misalnya saja pada daerah Belitung Timur, motif batik cual yang
terkenal adalah motif gelas kopi yang mencerminkan pada suatu daerah
Kecamatan Manggar memang dikenal dengan minuman dengan aroma
menggoda bewarna hitam tersebut dengan sebutan 1001 warung kopi.
Beda lagi dengan motif naga pada kain cual yang melambangkan
kegagahan dan keperkasaan bagi si pemakai.
Pada masa dahulu, kain cual yang yang digunakan
menggambarkan status sosial yang dimiliki oleh seseorang. Biasanya
digunakan pada acara pesta perkawinan, menjadi pakaian kebesaran, serta
digunakan sebagai pakaian pengantin.
Masa kini, batik cual bukan hanya digunakan oleh orang tertentu
saja yang mana pada masa dulu, yang menggunakan batik cual
menandakan status sosial semata. Penggunanya pun merambah kesemua
kalangan. Mulai dari PNS - hingga masyarakat pada umumnya.
Rumah Panggung
Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal,
Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu
Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu,
rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah
diperoleh di sekitar pemukiman.
15
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian
atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang
berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan
rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
16
Tarian yang dilatih pada sanggar tari di Anjungan antara lain Tari
Campak, Tari Zapin, Tari Kreasi dan lain-lain. Sanggar Tari di Anjungan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga mengikuti acara-acara pentas
tari di Taman Mini Indonesia Indah atau sering di minta untuk tampil
dalam berbagai kegiatan pada Kantor Perwakilan. Pada Anjungan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung juga tersedia kostum-kostum tari untuk
menunjang penampilan peserta sanggar tari dalam setiap pementasannya.
Pengunjung Anjungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat
melihat secara langsung proses latihan tari jika sedang dilaksanakan
pelatihan tari di Anjungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan melestarikan budaya daerah, kita juga dapat menjaga
budaya bangsa dari pengaruh budaya asing.
17
makanan itu di tukar dengan makanan orang lain, dan dimakan secara
bersama-sama.
Seraya menyantap hidangan, distulah biasa nya terbuka
percakapan-percakapan yang menjadi topik bahasan nya. Misalnya ada
perkelahian pemuda antar kampung, sambil menikmati hidangan mereka
membicarakan solusi untuk ke depannya, agar ada maaf dan
menghapuskan dendam. Sehingga suasana yang tadi nya agak mencekam
diantara para pemuda antar kampung menjadi aman dan tertib kembali.
Apabila ada biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan akibat perkelahian
tersebut, maka secara bersama-sama seluruh masyarakat di kampung
tersebut memberikan bantuan apabila yang bersangkutan tidak mampu
untuk membayar biaya pengobatan.
Contoh kejadian di atas memperlihatkan kepada kita bahwa tradisi
Nganggung yang dilaksanakan oleh masyarakat dapat diterima sebagai
bentuk penyelesaian konflik yang terjadi tanpa harus melalui proses
panjang melalui media proses hukum sebagaimana yang diamanatkan oleh
undang –undang yang berlaku menurut KUHAP dan KUHP, akan tetapi
yang menjadi permasalahan adalah apakah ini berjalan sesuai dengan
semangat penegakan hukum yang berlaku di negara kita karena dari
beberapa konsep penyelesaian perkara di luar pengadilan yang ada baik itu
ADR ( alternatif Disputes resolution ) maupun restorative Justice belum
dipayungi oleh perangkat perundang – undangan di negara kita dan hal
inilah pula yang mendasari bahwa kearifan lokal Nganggung belum bisa
diterima sebagai bentuk penyelesaian perkara yang dapat dijadikan
pedoman kepolisian dalam menyelesaikan konflik di masyarakat apalagi
apabila kasus yang terjadi adalah tindak pidana murni yang jelas mengenai
aturan pasal dan aturan hukum yang ada di KUHAP dan KUHP.
Pada kenyataannya adalah bentuk penyelesaian konflik masyarakat
adat Melayu Bangka Belitung dengan metode nganggung dapat diterima
masyarakat dan dirasakan adil sebagai cara untuk menciptakan
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Perlu metode dan cara
– cara yang lebih arif dan bijaksana dalam mencari formula penanganan
konflik yang sejalan dengan semangat penegakan hukum seperti adanya
adanya batasan – batasan kasus apa saja yang bisa diselesaikan melalui
tradisi nganggung ini dan mana yang harus diselesaikan melalui
penegakan hukum agar menciptakan efek jera terhadap pelaku kejahatan.
18
Palembang, jawa, Maluku, Sulawesi dan papua yang merantau ke Bangka
menjadikan Provinsi ini secara kriminialitas maningkat.
Melalui bhabinkamtibmas diharapkan bahwa pelayanan kepolisian
berupa pendekatan sentuhan kepada masyarakat lebih terasa dekat kepada
masyarakat sehingga masyarakat tidak merasa jauh dengan sosok
pelayanan Polri, program kapolri untuk menghadirkan bhabinkamtibmas
satu desa satu anggota polisi diharapkan dapat segera terpenuhi agar
beberapa program – program kepolisian dapat dijalankan dengan sebaik –
baiknya. Sehingga Polri bisa mendengar segala informasi di setiap pelosok
atau sudut daerah, dan bisa sebagai jaringan informasi.
Program polmas yang dikembangkan oleh Polri dalam hal ini bisa
hadir dan dipadukan dengan konsep tepung tawar karena sasaran strategi
polmas itu sendiri adalah :
a. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap potensi
gangguan kamtibmas di lingkungannya.
b. Meningkatnya kemampuan masyarakat bersama dengan polisi untuk
identifikasi masalah.
c. Meningkatnya kemampuan masyarakat yang ada bersama –sama
dengan polisi dengan cara yang tidak melanggar hokum
d. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat.
e. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menciptakan keamanan
dan ketertiban masyarakat di lingkungannya.
f. Menurunnya peristiwa yang mengganggu kamtibmas masyarakat atau
komunitas.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Saran
Diharapkan selanjutnya kesadaran masyarakat khususnya kalangan
menengah keatas akan keindahan dan pesona kelenteng di Bangka. Penulis
berharap agar makalah ini dapat menjadi panduan sekaligus menginspirasi
para traveller untuk lebih mencatat detail perjalanan sehingga kedepannya
catatan perjalanan dapat dibaca dan berguna untuk banyak orang.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://christianbudiman000.wordpress.com/2012/11/27/budaya-dan-adat-
istiadat-bangka/
http://armandblog-armand.blogspot.co.id/2014/07/mari-mengenal-bahasa-
bangka_12.html
https://christianbudiman000.wordpress.com/2012/11/27/budaya-dan-adat-
istiadat-bangka/
https://wulandaridiah.wordpress.com/2013/01/21/adat-istiadat-bangka-
belitung/
http://www.negerikuindonesia.com/2015/09/tari-campak-tarian-
tradisional-dari.html
http://rachmat-bangkabelitung.blogspot.co.id/2012/02/provinsi-bangka-
belitung.html
http://hendravirmanto.blogspot.co.id/2014/10/tradisi-nganggung-adat-
masyarakat_5.html
http://perwakilan.babelprov.go.id/content/pelatihan-sanggar-tari-di-
anjungan-babel-di-tmii-sebagai-pelestarian-budaya-tari-bangka
21