Berbagai keragaman sosial budaya bangsa Indonesia yang lain adalah keragaman
suku bangsa, bahasa, budaya, dan religi. Keberagaman tersebut memiliki fungsi dan
peran dalam pembangunan nasional. Berikut ini beberapa peran keberagaman budaya
terhadap pembangunan nasional.
1. Fungsi dan Peran Keragaman Suku Bangsa
Setiap suku bangsa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh suku
bangsa yang tinggal di Pulau Jawa rata-rata pandai dalam bidang pertanian, suku
bangsa di daerah kepulauan pandai dalam bidang pelayaran. Keragaman suku bangsa
akan menyebabkan keragaman budaya, teknologi, bahasa, dan sebagainya. Dengan
demikian sesungguhnya keragaman suku bangsa di Indonesia merupakan potensi
pembangunan bangsa Indonesia. Perhatikan keragaman suku bangsa dan keahlian
yang mereka miliki seperti dalam tabel di bawah ini
No. Nama Suku
1. Minang
2. Jawa
3. Sunda
4. Madura
5. Batak
Aceh
uku yang mendiami Provinsi Aceh yaitu Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu
Tamiang, Haloban, Devayan, Sigulai, Julu, Singkil, Aneuk Jamee, Simelue,
dan Pulau.
Adapun Suku Aceh pada masa pra-modern hidup secara matrilokal dan
komunal. Mereka tinggal di pemukiman yang disebut gampong.
Persekutuan dari gampong-gampong membentuk mukim. Masa
keemasan budaya Aceh dimulai pada abad ke-16, seiring
kejayaan kerajaan Islam Aceh Darussalam, dan kemudian mencapai
puncaknya pada abad ke-17.
Orang Aceh pada umumnya dikenal sebagai pemegang teguh ajaran
agama Islam, dan juga sebagai pejuang militan dalam melawan
penaklukan kolonial Portugis dan Belanda.
Sumut
Suku yang ada di provinsi Sumatra Utara yaitu Batak Karo, Batak
Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak
Mandailing, dan Maya-maya.
Adapun Suku Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk
mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal
dari Tapanuli dan Sumatera Utara.
Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba, Batak
Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak
Mandailing.
bangka belitung
Suku yang menghuni Provinsi Bangka Belitung yaitu Melayu, Jawa, Sunda , Bugis,
Banten, Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh, Flores, Maluku, Manado.
Adapun Suku Melayu, namanya berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada
di kawasan Sungai Batang Hari.
jawa timur
Suku yang menghuni Provinsi Jawa Timur yaitu Jawa, Madura, Tengger, dan
Osing. Adapun Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di
Indonesia,
jumlahnya
sekitar
20.179.356
juta
jiwa
(sensus
2014).
paling mudah dipelajari dan juga mudah dipahami. Peranan bahasa bagi kehidupan
manusia adalah sebagai berikut.
Bahasa sebagai alat komunikasi. Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan
dan berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa menjadi alat komunikasi efektif,
melalui bahasa manusia dapat menyampaikan semua pesan yang ada di dalam akal
pikiran.
Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri. Bahasa yang terucap
berupa
bahasa.
Serapan dari
Kosakata
Bahasa Daerah
1. agun. ajak, arai. arang, azam, bengi, bijak, cacak, cakap, Minang
campa, canda, canggung, cindai, dagang, damar, dekap, garang,
dan lain-lain
2. Indoneisa-Jawa : ambruk-ambrug, anjlog-anjlog, bareng- Jawa
bareng, bedug-bedhug, bener-bener, greget-greget, pecut-pecut,
gugah-gugah melek-melek
3. bagong, buduk, calung, comro, cucuk, emang, gantar, goblok, Sunda
kawung, lembur, lemes, lubang, mental, pekaran, reog, situ,
tajuk, takol, timbel, dan lain-lain
4. acah, bebekel, bendsa, caturjalma, Cokorda, dewa, gebogan, Bali
jegogan, jero, kelian, lgong, meru, pangkon, wantilan, dan
lain-lain
5. bah, bujang, dolok, dondon, gumul, horas, lompayang, Batak
pangolat, paninggil, parmitu, slok, ucok, dan lain-lain
b. Keragaman bahasa mengandung nilai-nilai penting budaya bangsa
Bahasa yang dimiliki masyarakat di berbagai daerah, bukan sekadar sebagai alat
komunikasi, tetapi didalamnya juga mengandung nilai-nilai budaya tinggi.
Masyarakat Jawa memiliki Bahasa Jawa yang sistemnya bertingkat. Dalam Bahasa
Jawa
terdapat
bahasa
ngoko,
kromo
alus,
dan
kromo
inggil.
Menyebut kata ganti kamu untuk anak kecil, berbeda dengan menyebut kamu untuk
teman sebaya, dan berbeda pula menyebut kamu untuk orang yang lebih tua. Bahasa
Jawa bukan sekadar sebagai alat komunikasi, melainkan juga mencerminkan nilainilai kebudayaan yang sangat tinggi. Sikap menghormati masyarakat Jawa terhadap
orang tua sangat tinggi, sehingga mereka membedakan bahasa untuk teman sebaya
dan
orang
yang
lebih
tua.
Selain bahasa karya seni dan sastra dari berbagai daerah juga mengandung pesanpesan nilai kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut dapat
berupa peringatan, nasehat, hiburan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang terkandung
dalam berbagai karya seni dan sastra di berbagai daerah menjadi pendorong semangat
bangsa Indonesia untuk terus maju. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
Pantun berasal dari Riau, nilai kehidupan dalam seni pantun antara lain
nasehat, ajaran hidup, motivasi, dan lain-lain.
Ukiran Paqkadang pao dari Toraja Sulawesi Selatan. Ukiran ini dimaknai
bahwa untuk mengaitkan harta benda ke rumah harus dengan cara yang jujur dan
perlu kerjasama di lingkungan keluarga atau masyarakat.
Motif batik kawung dari Yogyakarta Motif kawung diilhami filosofi dari
pohon aren dari atas (ujung daun) sampai pada akarnya sangat berguna bagi
kehidupan manusia. Hal tersebut mengisyaratkan agar manusia dapat berguna bagi
siapa saja dalam kehidupannya, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Tari Kecak dari Bali, Tari Kecak sebagai salah satu tarian ritual memanggil
dewi untuk mengusir penyakit dan juga sebagai sarana pelindung dari kekuatan
jahat. Dewi yang biasanya dipanggil dalam ritual ini adalah Dewi Suprabha atau
Tilotama.
Tertanamnya
sikap
toleransi
rakyat
Saling
melengkapi
Indonesia.
hasil
budaya
Kebudayaan sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia tidak pernah sempurna.
Mendorong
inovasi
kebudayaan
Fungsi
dan
Peran
Keragaman
Agama
Agama merupakan pedoman hidup manusia dalam mencapai cita-cita hidup di dunia
dan di akhirat. Setiap agama yang dipeluk manusia pasti mengajarkan cara hidup di
dunia dan cara hidup untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Fungsi dan peran
keragaman
agama
antara
dalam
pembangunan
nasional
lain
adalah:
a.
Pendidikan
menjadi
spirit
masyarakat
Indonesia
untuk
maju
bersama.
b.
Kontrol
masyarakat
dalam
berperilaku
Related Post:
1. TARI BALI
Kesenian tari bali ini memang sangat di kagumi oleh banyak wisatawan asing
seperti wisatawan dari AS, Thailand, Australia, Jerman, Jepang dan juga Cina,
karena mereka suka dengan tarian anak bangsa indonesia yang semakin tersohor
karena karya kesenian tari mereka ini. Banyak sekali turis yang mau berkunjung
untuk bisa belajar tari bali karena mereka suka sekali dengan cerita dan juga
pertunjukan seni bali itu sendiri, bali sangat banyak di temui sanggar tari apa itu
tari seperti tari leak atau tari legong yang sudah sangat terkenal sekali.
2. TARI SAMAN
Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk
dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari saman ini terletak
pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman
dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakangerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak,
mengikuti dendang lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika
tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari
Indonesia, tapi juga dari
3. TARI REOG PONOROGO
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa timur bagian
barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai
kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok
warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan.
Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental
dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Reog juga
sangat menghibur turis-turis yang datang ke Indonesia dan Reogpun menjadi
salah satu tarian Indonesia yang mendunia.
4. TARI PENDET
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di
Pura, sebuah tempat ibadat bagi umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini
melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tarian ini
diciptakan oleh I Wayan Rindi. Rindi merupakan maestro tari yang dikenal luas
sebagai penggubah tari pendet sakral yang bisa di pentaskan di pura setiap
upacara keagamaan. Tari pendet juga bisa berfungsi sebagai tari penyambutan.
Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet
menjadi tarian ucapan selamat datang, meski tetap mengandung anasir yang
sakral-religius. tari Pendet hingga saat ini menjadi tontonan wajib wisatawan
yang berkunjung ke Pulau
5. TARI KECAK
tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti
papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para
penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta,
Rahwana, Hanoman, dan Sigriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan
alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman
Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagianbagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling
dunia bersama rombongan penari Bali-nya. Hingga saat ini tari Kecak menjadi
tarian yang di kenal dunia lawat ciri khasnya yang tidak ada di negara manapun.
6. TARI KLASIK KRATON SURAKARTA
Disebut sebagai tari klasik Surakarta karena bersumber pada tradisi budaya di
lingkungan kraton. Semua gerakan baik itu tangan, kaki, badan maupun kepala
memiliki aturan sendiri-sendiri. Gerakan tertentu bahkan memiliki filosofi yang
sarat pesan, tidak sekedar melambangkan sebuah aktivitas. Belum lagi pakaian
yang harus dikenakan dan musik yang mengiringi. Unsur-unsur itulah yang
membuatnya berbeda dengan tari-tarian rakyat yang bersumber pada ekspresi
masyakarat tempat dimana tarian itu berkembang. Menikmati tari klasik jawa di
tempatnya dilahirkan, ibarat menjadi bangsawan di masa kerajaan.
7. Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi
Ken Arok yang memerintahkan Singasari depalan abad lampau bergelar Sri
Radjasa Bhantara sang Amurwabhumi itu bertandang di kraton Kasultanan
Yogyakarta. Saat itu gending mendayu-dayu di pendapa ndalem Wironegaran di
suatu malam yang anggun. Dan sang Amurwabhumi larut di sana, selama tiga
puluh menit yang mempesona.
Begitulah kraton Yogyakarta membuka diri. Betapa sang Amurwabhumi hanya
karya tari bedhaya, tapi kraton Kasultanan Ngayogyakarta yang terawat baik
hingga di jaman kontemporer sekarang ini, tak menutup diri pada sejarah
bangsanya, betapapun pahitnya dia. Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi itu
diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X setahun setelah dinobatkan
menjadi raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Karya seni tari yang dicukil dari serat Pararaton itu mengkisahkan pergulatan
asmara serta kepemimpinan yang dipersembahkan Sultan HB X untuk
mengenang ayahanda, Sri Sultan HB IX. Pergelaran tari itu memperlihatkan
gerak dan penataan koreografis tanpa cacat dalam menggambarkan kisah Ken
Arok dan sang Pradnya Paramitha Ken Dedes di sebuah masa yang berbunga dan
padat politik kerajaan itu.
Menari memang tak hanya sekedar menghafal gerak. Menari adalah efek ekspresi
jiwa, sehingga dengan begitu seluruh tubuh jumbuh, menyatu dalam sebuah
kesatuan gerak. Gerakan tubuh bukan sekedar interprestasi dari fisik sematamata, tapi juga batin. Roso. Perasaan.
Memang ada sebuah motif di sana. Pemerintahan Sang Amurwabhumi agaknya
mengusahakan harmoni antara kepercayaan Hindu dan Budha. Di kraton
Yogyakarta ada ketentraman budaya yang selalu diupayakan agar ia terawat
baik, bagi kehidupan juga bagi bangsanya.
8. Tari Jaipong
Tari jaipong atau yang sering disebut dengan "Jaipongan" adalah sebuah tarian tradisonal yang
menampilkan suatu jenis tarian dan musik yang merujuk dari kekayaan seni di indonesia, khususnya
Jawa Barat. tari jaipong ditemukan oleh Gugum Gumbira, seorang seniman asal kota kembang
Bandung sekitar tahun 1960-an.
Jaipongan adalah tarian yang digunakan oleh masayarakat untuk bergaul, tari ini juga disebut
sebagai tari Pergaulan masyarakat sunda. tari ini semakin berkembang dan terus dikembangkan,
hingga akhirnya tarian ini dapat diterima oleh masyarakat dan populer di mata masyarakat sejak tahun
1970-an.
Seni pertunjukan tarian ini merupakan sebuah tarian yang sangat populer dengan sebutan
Perkembangan Ketuk Tilu, karena memang sebenarnya tarian ini merupakan tarian yang di rajut
dari Ketuk Tilu yang di kembangkan hingga akhirnya diberi nama Tari Jaipong (Jaipongan). Adapun ciri
khas yang sangat kental dapat dilihat dari tarian ini yaitu tarian yang sederhana alami dan apa adanya,
dilakukan dengan spontanitas, serta tarian ini menampilkan keceriaan, erotis, humoris dan tentunya
semangat yang luar biasa, hal ini dapat kita lihat secara langsung dari pertunjukannya.
Meski tarian ini tergolong dalam golongan tarian yang masih berusia muda tarian ini sudah dapat
menjadi tarian resmi asal Jawa Barat yang sudah sering di gunakan pada saat upacara-upacara
penyambutan tamu dari negara asing.
9. Tari Serimpi
Tari Serimpi adalah jenis tarian tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat
orang penari yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti kata serimpi yang berarti 4.
Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi empat penari sebagai simbol dari empat penjuru mata
angin yakni Toya (air), Grama (api), Angin(udara) dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya
adalah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang melambangkan tiang Pendopo.
Nama serimpi sendiri oleh Dr. Priyono dikaitkan dengan akar kata impi atau mimpi. Gerakan lemah
gemulai tarian serimpi yang berdurasi hingga 1 jam itu dianggap mampu membawa para penonton
ke alam lain (alam mimpi). Konon, munculnya tari Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan
Mataram, saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Dan tarian ini dianggap sakral karena
hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton sebagai ritual kenegaraan hingga peringatan Naik Takhta
Sultan.
Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian
ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud
kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat,
sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua
taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket,
Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis Barong
tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang
memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di
badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga
dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru
saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki
depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor
Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan
oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu
cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya,
seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut
Rangda. - See more at: http://ndre99.blogspot.co.id/2013/05/10-tarian-
tradisional-indonesia-yang.html#sthash.i17dGy6Z.dpuf