SOSIAL
Keragaman bahasa adalah potensi besar bagi bangsa Indonesia. Potensi tersebut
memiliki fungsi dan peran penting bagi pembangunan nasional. Beberapa fungsi dan
peran keragaman bahasa dalam pembangunan nasional adalah sebagai berikut.
Serapan dari
No. Kosakata
Bahasa Daerah
1. agun. ajak, arai. arang, azam, bengi, bijak, cacak, Minang
cakap, campa, canda, canggung, cindai, dagang,
damar, dekap, garang, dan lain-lain
2. Indoneisa-Jawa : ambruk-ambrug, anjlog-anjlog, bareng- Jawa
bareng, bedug-bedhug, bener-bener, greget-greget,
pecut-pecut, gugah-gugah melek-melek
3. bagong, buduk, calung, comro, cucuk, emang, gantar, Sunda
goblok, kawung, lembur, lemes, lubang, mental,
pekaran, reog, situ, tajuk, takol, timbel, dan lain-lain
4. acah, bebekel, bendésa, caturjalma, Cokorda, dewa, Bali
gebogan, jegogan, jero, kelian, légong, meru, pangkon,
wantilan, dan lain-lain
5. bah, bujang, dolok, dondon, gumul, horas, lompayang, Batak
pangolat, paninggil, parmitu, sélok, ucok, dan lain-lain
b. Keragaman bahasa mengandung nilai-nilai penting budaya bangsa
Bahasa yang dimiliki masyarakat di berbagai daerah, bukan sekadar sebagai alat
komunikasi, tetapi didalamnya juga mengandung nilai-nilai budaya tinggi.
Masyarakat Jawa memiliki Bahasa Jawa yang sistemnya bertingkat. Dalam Bahasa
Jawa terdapat bahasa ngoko, kromo alus, dan kromo inggil.
Menyebut kata ganti kamu untuk anak kecil, berbeda dengan menyebut kamu untuk
teman sebaya, dan berbeda pula menyebut kamu untuk orang yang lebih tua.
Bahasa Jawa bukan sekadar sebagai alat komunikasi, melainkan juga
mencerminkan nilai-nilai kebudayaan yang sangat tinggi. Sikap menghormati
masyarakat Jawa terhadap orang tua sangat tinggi, sehingga mereka membedakan
bahasa untuk teman sebaya dan orang yang lebih tua.
Selain bahasa karya seni dan sastra dari berbagai daerah juga mengandung pesan-
pesan nilai kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut
dapat berupa peringatan, nasehat, hiburan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam berbagai karya seni dan sastra di berbagai daerah menjadi
pendorong semangat bangsa Indonesia untuk terus maju. Beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut.
Pantun berasal dari Riau, nilai kehidupan dalam seni pantun antara lain nasehat,
ajaran hidup, motivasi, dan lain-lain.
Kain songket Palembang mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu
antara lain: kesakralan, keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.
Ukiran Paqkadang pao dari Toraja Sulawesi Selatan. Ukiran ini dimaknai bahwa
untuk mengaitkan harta benda ke rumah harus dengan cara yang jujur dan perlu
kerjasama di lingkungan keluarga atau masyarakat.
Bakaba sastra lisan Minangkabau, mengandung nilai pendidikan, tradisi, budaya,
sosial.
Motif batik kawung dari Yogyakarta Motif kawung diilhami filosofi dari pohon aren
dari atas (ujung daun) sampai pada akarnya sangat berguna bagi kehidupan
manusia. Hal tersebut mengisyaratkan agar manusia dapat berguna bagi siapa
saja dalam kehidupannya, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Tari Kecak dari Bali, Tari Kecak sebagai salah satu tarian ritual memanggil dewi
untuk mengusir penyakit dan juga sebagai sarana pelindung dari kekuatan jahat.
Dewi yang biasanya dipanggil dalam ritual ini adalah Dewi Suprabha atau Tilotama.
c. Pendidikan
Fungsi dan peran agama sebagai pendidikan berkaitan dengan pengajaran
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki manusia. Agama juga
mengajarkan nilai-nilai atau sikap yang seharusnya dilakukan umat manusia
dalam berhubungan dengan Tuhan dan sesama manusia. Sebagai alat
pendidikan, agama dapat mewujudkan perannya sebagai motivator dan inspirasi
masyarakat untuk berkreasi. Keragaman agama tersebut tidak membuat
perpecahan masyarakat, tetapi justru menjadi spirit masyarakat Indonesia untuk
maju bersama.