Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERSFEKTIF GLOBAL
MENJELASKAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA

Dosen pengampu:
Drs. Faizal Chan , S. Pd, M. Si
Violita Zahyuni, S. Pd, M. Pd

OLEH :
FATIMAH ZAHARA NIM:A1D120100
NADIA DAMA YANTI NIM:A1D120114

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DADAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini,
dengan judul “ MENJELASKAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA ”.
Makalah ini berisikan tentang keberagaman budaya di Indonesia, Membahas pengertian
keberagaman budaya dalam masyarakat, faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya
keberagaman budaya di Indonesia, serta solusi singkat beberapa masalah akibat
keanekaragaman budaya,
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun penguasaan materi, mengingat akan kemampuan penulis yang
tebatas Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak - pihak yang
telahmembantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keberagaman Suku Bangsa
2.2 Keberagaman Bahasa
2.3 Keberagaman Agama
2.4 Keberagaman Seni dan Tradisi

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk.
Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda
tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya,
agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik
yang dimiliki oleh suku – suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda,
namun selain perbedaan suku – suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum,
hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Dalam setiap suku bangsa terdapat kebudayaan yang berbeda-beda.selain itu
masing-masing suku bangsa juga memiliki norma sosial yang mengikat masyarakat di
dalamnya agar ta’at dan melakukan segala yang tertera didalamnya. Setiap suku
bangsa di indonesia memiliki norma-norma sosial yang berbeda-beda. Dalam hal cara
pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki perbedaan. Ketika terjadi
pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang
berbeda,mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya
(primodialisme).

1.2 Perumusan Masalah


a. Keberagaman suku bangsa ?
b. Keberagaman bahasa ?
c. Keberagaman agama ?
d. Keberagaman kesenian dan tradisi ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengumpulkan nilai tugas persfektif global
b. Mengetahui cara membuat makalah yang benar,
c. Menambah pengalaman dalam menyusun makalah sesuai aturan.

1.4 Manfaat Penulisan


a. Mempelajari tentang keberagaman budaya di Indonesia,
b. Mengerti bagaimana menyikapi keberagaman,
c. Tahu bagaimana menghormati keberagaman budaya,
d. Membagi pengalaman dengan pembaca tentang keberagaman budaya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keberagaman Suku Bangsa

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk.
Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda
tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya,
agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik
yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun
selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik
tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas
akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa
tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku
bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan
adat istiadat. Suku – suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah
bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut,
dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku
bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini :
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut,
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa
Madura,
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian,
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari
Saudati,
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal dan matrilineal,
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Cara menyikapi keberagaman suku bangsa di Indonesia seperti berikut ini :
a. Menerima suku bangsa lain dalam pergaulan sehari – hari.
b. Menambah pengetahuan kita tentang suku – suku lain. Mempelajari suku lain
tidak harus datang ke daerah tempat tinggal mereka.
c. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan suku-suku bangsa lain.
Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama.

2.2 Keberagaman Bahasa

Secara historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari
bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau
mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan
bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia
baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.
Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui
keberadaannya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai
penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.
Indonesia dengan luas kawasan 1.904.556 km² dan menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat yang dikeluarkan tanggal 20 Julai 2007
menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah sekitar 222 juta jiwa yang
berasal dari berbagai etnis. Dengan keragaman etnis dan suku, di Indonesia terdapat
sekitar 706 bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa daerah khususnya dalam
berkomunikasi tidak resmi dengan ahli keluarga maupun masyarakat. 
Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari
bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Indonesia) dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa
Tengah, “jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang
soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah
ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe,
hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia;
pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes
dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia”,
atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan,
Sumatera Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa
Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam
masjarakat Indonesia”. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga
sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan asing.
2.3 Keberagaman Agama

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.


Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Sila pertama Pancasila berbunyi
“KeTuhanan Yang Maha Esa”. Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522
penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8%
Hindu, dan 0,4% Buddha.
Berikut Adalah Enam (6) agama utama di Indonesia :
a. Islam
Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia,
dengan 85% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas
Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera.
Pada abad ke-12, sebagian besar pedagang orang Islam dari India tiba di pulau
Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hindu yang dominan beserta kerajaan Buddha,
seperti Majapahit dan Sriwijaya, mengalami kemunduran, dimana banyak
pengikutnya berpindah agama ke Islam. Dalam jumlah yang lebih kecil, banyak
penganut Hindu yang berpindah ke Bali, sebagian Jawa dan Sumatera.
b. Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda
(VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik
dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di
Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20, yang
ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di
Indonesia, seperti di wilayah barat Papua. Pada 1965, ketika terjadi perebutan
kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak
ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai
warganegara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan
anggota. Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas penduduknya adalah
Protestan, yaitu Papua, Ambon,dan Sulawesi Utara dengan 90%,91%,94% dari
jumlah penduduk.
c. Hindu
Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad 1 M, bersamaan
waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan
sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit. Kerajaan
ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode
ini, dikenal sebagai periode Hindu-Indonesia, bertahan selama 16 abad penuh.
d. Buddha
Buddha tiba di Indonesia pada abad 6 M. Sejarah Buddha di Indonesia
berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah
dibangun sekitar periode yang sama. Seperti kerajaan Sailendra, Sriwijaya dan
Mataram. Kedatangan agama Buddha telah dimulai dengan aktivitas perdagangan
yang mulai pada awal abad pertama melalui Jalur Sutra antara India dan
Indonesia. Sejumlah warisan dapat ditemukan di Indonesia, mencakup candi
Borobudur di Magelang dan patung atau prasasti dari sejarah Kerajaan Buddha
yang lebih awal.
e. Katolik
Awal mula: abad ke-14 sampai abad ke-18 Kristen Katolik tiba di Indonesia saat
kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang
berdagang rempah-rempah. Agama Katolik mulai berkembang di Jawa Tengah
ketika Frans van Lith menetap di Muntilan pada 1896 dan menyebarkan iman
Katolik kepada rakyat setempat.
f. Khonghucu
Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang
Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa
tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih
menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual, lepas daripada
kode etik melakukannya, bukannya suatu agama masyarakat yang terorganisir
dengan baik, atau jalan hidup atau pergerakan sosial.

2.4 Keberagaman Kesenian Dan Tradisi

Tuhan telah menciptakan berbagai jenis makhluk hidup berupa tumbuhan,


manusia, dan hewan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan telah diberi karunia akal
untuk berfikir, berkreasi, dan sebagainya. Dengan akal manusia dapat mengembangkan
berbagai kemampuan untuk menciptakan karya yang bernilai tinggi. Salah satu karya
manusia adalah seni. Tahukah anda apa yang dimaksud dengan seni?
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, seni adalah kemampuan akal untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Dengan demikian seni adalah suatu hasil
karya manusia yang mempunyai keindahan dan dapat dinikmati serta dirasakan oleh
manusia.

Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku – suku bangsa di
Indonesia juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang
dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia,
antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain.
Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung
Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan
lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat
digemari turis mancanegara.
Tradisi dalam bahasa latin traditio yang berarti “diteruskan“ atau kebiasaan,
dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama
dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Sedangkan pengertian
keberagaman tradisi adalah Keanekaragaman kebiasaan yang telah dilakukan sejak
lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Berikut ini
merupakan contoh tradisi di Indonesia :
1. Tradisi ‘Siraman’ di Jawa
Upacara adat jawa bagi para calon pengantin untuk membersihkan diri dan hati
sehingga semakin mantap dalam melangsungkan pernikahan esok harinya.
2. Tradisi ‘Balimau’ di Sumatra Barat
Tradisi untuk menyambut bulan suci rahmadan, balimau memiliki makna mandi
disertai keramas yang melambangkan pembersihan diri sebelum berpuasa.
3. Tradisi ‘Pasola Sumba’ di Sumba
Upacara adat yang dilakukan untuk memohon restu kepada dewa agar panen di
tahun tersebut berhasil dengan baik.
4. Tradisi ‘Rambu Solo’ di Toraja
Upacara kematian sebagai tanda penghormatan terakir kepada mendiang yang
telah meninggal. Bagian Atas Formulir

2.5 Macam-Macam Keragaman Budaya Indonesia


1. Upacara Adat
Upacara adat adalah salah satu bentuk adat istiadat atau kebiasaan masyarakat tradisional
yang diduga masih mempunyai nilai-nilai relevan bagi kehidupan dan kebutuhan masyarakat
sekitarnya. Hal itu dirasa sebagai bentuk upaya manusia agar dapat berhubungan dengan
arwah atau roh para leluhur dan bentuk kesanggupan masyarakat sekitar untuk
menyelaraskan diri akan alam dan lingkungan luas.Upacara adat dikenal sebagai salah satu
warisan nenek moyang dari masing-masing daerah yang telah dijaga dan dilestarikan secara
turun-temurun. Meskipun perkembangan zaman semakin maju dan canggih, akan tetapi
upacara adat tak dilupakan oleh sebagian masyarakat, khususnya masyarakat yang

 Upacara Adat di Aceh

Upacara adat di Aceh, yakni Peusijuk. Peusijuk dikenal sebagai tradisi turun-temurun
yang dilakukan oleh masyarakat Aceh sebagai perwujudan syukur atas anugerah yang
diberikan oleh Allah. Umumnya, upacara adat Peusijuk diselenggarakan saat acara kelahiran,
naik haji, pernikahan, dan sebagainya Berbagai ilmu pengetahuan lainnya terkait masyarakat
Aceh yang secara detail dan rinci digambarkan pada buku Orang Aceh yang ada dibawah ini.

 Upacara Adat di Sumatera

Upacara adat di Sumatera Utara adalah Tradisi Mangokkal Holi. Tradisi ini dikenal sebagai
ritual untuk mengambil tulang belulang leluhur masyarakat dari dalam pemakaman,
kemudian disimpan dalam peti dan diletakkan di salah satu bangunan tugu yang memang
disediakan secara khusus.Sementara upacara adat di Sumatera Barat adalah Perayaan Tabuik.
Perayaan ini dilaksanakan oleh masyarakat Pariaman (Sumatera Barat) guna memberikan
peringatan meninggalkan cucu Nabi Muhammad, yakni Hasan dan Husein.Selanjutnya,
upacara adat di Sumatera Selatan adalah Sedekah Rame. Upacara ini dilaksanakan oleh suku
Lahat dan diselenggarakan oleh para petani setempat yang berkaitan dengan kegiatan
pertanian pula.

 Upacara Adat di Kepulauan Riau dan Riau

Upacara adat di Kepulauan Riau dikenal sebagai Tepuk Tepung Tawar. Adapun maksud dan
tujuan digelarnya upacara ini guna memberikan berkah demi keselamatan dan kesejahteraan,
serta menghapus kesialan orang yang melakukan upacara adat ini.Lalu, upacara adat di Riau
dinamai sebagai upacara Balimau Kasai. Upacara adat ini dilakukan guna menyambut bulan
Ramadhan. Balimau sendiri bermakna mandi dengan air yang dicampur dengan buah limau.

 Upacara Adat Jambi


Upacara adat Jambi, yakni Upacara Besale. Upacara Besale adalah bentuk pengobatan
tradisional guna mengusir arwah atau roh jahat yang dirasa menjadi asal mula penyakit dari
warga suku Anak Dalam.

 Upacara Adat Kepulauan Bangka Belitung


Upacara adat dari Kepulauan Bangka Belitung adalah Perang Ketupat. Perang Ketupat
dilaksanakan tiap 1 Muharram atau Tahun Baru Islam di pantai Tempilang, tepatnya
Kabupaten Bangka Barat.

 Upacara Adat Bengkulu dan Lampung


Upacara adat di Bengkulu dinamai sebagai Bakar Gunung Api. Upacara ini diselenggarakan
dengan menumpuk batok kelapa sampai menyerupai gunung, lalu membakarnya. Hal itu
sebagai perwujudan rasa syukur pada Tuhan.Kemudian, upacara adat di lampung ialah
upacara Ngebabali yang dilaksanakan oleh warga apabila ingin membuka ladang baru,
mendirikan rumah baru, serta membersihkan tempat yang dirasa memiliki aura negatif
atau ghaib.

 Upacara Adat DKI Jakarta


Upacara adat di DKI Jakarta, yakni Mapas. Mapas dilaksanakan masyarakat Betawi bilamana
terdapat seorang Ibu yang baru melahirkan anak. Dalam upacara itu, para ibu diwajibkan
memakan sayur papasan agar ibu dan bayi selalu sehat.

 Upacara Adat Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

Uacara adat Jawa Barat, yaitu Sisingaan yang dilakukan dengan metode mengarak anak
sehari sebelum dikhitan. Biasanya, upacara ini lebih sering dilaksanakan oleh masyarakat
Subang.Upacara adat di Jawa Tengah, yakni Ruwatan. Ruwatan dilakukan dengan cara
meruwat (membersihkan atau menyucikan) seseorang dari berbagai nasib buruk dan
memberikan kesejahteraan dalam hidup.Sementara upacara di Jawa Timur disebut Kasada.
Kasada adalah perayaan adat Suku Tengger yang diselenggarakan tiap hari ke-14 pada bulan
Kasada (sesuai tanggal Jawa). Metode yang dilakukan, yaitu dengan melempar berbagai
sesajen ke arah kawah Gunung Bromo.

 Upacara Adat Banten, Yogyakarta, dan Bali


Upacara adat di Banten dinamai Seren Raun yang diselenggarakan sebagai perwujudan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai hasil dari bidang pertanian.Upacara adat
di Yogyakarta disebut sebagai Upacara Sekaten. Upacara Sekaten diselenggarakan guna
sebagai peringatan lahirnya Nabi Muhammad yang dilaksanakannya di alun-alun Yogyakarta
dan utara Surakarta.Upacara adat di Bali yang terkenal ialah Ngaben. Upacara Ngaben
dilaksanakan dengan mengkremasi atau membakar jenazah di Bali. Tujuan dan maksud
upacara Ngaben guna mengantar jenazah ke kehidupan selanjutnya.

 Upacara Adat NTB dan NTT


Upacara adat di Nusa Tenggara Barat adalah U’a Pua. Tradisi ini berlangsung selama tujuh
hari berturut-turut serta berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad. Adapun
tradisi ini dilaksanakan dengan berbagai atraksi dari masyarakat Bima dan Mbojo.Upacara
adat Nusa Tenggara Timur adalah Pesta Adat Reba yang dilaksanakan guna menyambut
pergantian tahun. Ciri khas dari tradisi ini ialah memakan ubi secara bersama-sama dengan
diiringi musik serta tarian adat setempat.

 Upacara Adat di Kalimantan

Upacara adat di Kalimantan Barat dinamai Naik Dango. Upacara adat ini memang kegiatan
tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Dayak sebagai ucapan syukur pada Sang
Pencipta atau mereka menyebutnya Nek Jubata atas panen padi.Upacara adat di Kalimantan
Tengah ialah Uluh Matei yang selenggarakan guna mengantar jiwa manusia yang sudah
meninggal menuju ke daerah-daerah yang berada di langit ke tujuh.Berikutnya, upacara adat
di Kalimantan Selatan adalah Aruh Bahari yang dilaksanakan setelah masyarakat suku Dayak
Dusun Halong selesai musim panen. Kemudian, upacara adat Kalimantan Timur ialah Dahau.
Dahau dikenal sebagai tradisi pemberian nama anak dari turunan bangsawan yang
berlangsung selama satu bulan disertai dengan ritual adat

 Upacara Adat di Sulawesi dan Gorontalo


Upacara adat di Sulawesi Utara disebut sebagai Mekikuwa yang diselenggarakan suku
Minahasa sebagai ucapan permohonan sekaligus rasa syukur pada Tuhan. Kemudian, di
Sulawesi Tengah dikenal sebagai ritual Mora’akeke sebagai bentuk permohonan agar Tuhan
mengurangi sinar matahari. Di Sulawesi Tenggara dikenal sebagai upacara adat Posuo yang
memang dilaksanakan terkait kesucian seorang wanita.

 Upacara Adat di Maluku dan Papua

Upacara adat di Maluku dikenal sebagai Pukul Sapu yang digelar seminggu setelah Idul Fitri
atau setiap 7 Syawal oleh para lelaki, sementara di Maluku Utara dikenal dengan Tradisi
Abdau, yakni penyambutan Idul Adha.Upacara adat di Papua, yakni Pesta Bakar Batu yang
terdiri dari 3 tahapan, di antaranya persiapan, bakar babi, dan terakhir makan bersama.
Kemudian, di Papua Barat ada Tanam Sasi, yaitu rangkaian upacara adat kematian dengan
menanam Sasi atau sejenis kayu.Pariwisata pusaka dapat di artikan sebagai “kegiatan wisata
untuk menikmati berbagai adat istiadat lokal, benda-benda cagar budaya dan alam beserta
isinya di tempat asalnya yang bertujuan memberikan

2. Pakaian Adat
Pakaian adat adalah salah satu ciri suku tertentu di Indonesia. Tak hanya itu, pakaian adat
dari tiap daerah di Indonesia juga memiliki nama tersendiri.

Nama-Nama Pakaian Adat pada Tiap-Tiap Provinsi di Indonesia


1. Provinsi Aceh, yaitu Pakaian Adat Ulee Balang
2. Provinsi Sumatera Utara, yaitu Pakaian Adat Ulos
3. Provinsi Sumatera Barat, yaitu Pakaian Adat Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah
Nan Gadang
4. Provinsi Riau, yaitu Pakaian Adat Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
5. Kepulauan Riau, yaitu Pakaian Adat Kebaya Labuh dan Teluk Belanga
6. Provinsi Jambi, yaitu Baju Kurung Tanggung
7. Provinsi Bengkulu, yaitu Pakaian Adat Rejang Lebong
8. Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Pakaian Adat Aesan Gede
9. Provinsi Bangka Belitung, yaitu Pakaian Adat Paksian
10. Provinsi Lampung, yaitu Pakaian Adat Tulang Bawang
11. Provinsi Banten, yaitu Pakaian Adat Pangsi
12. Provinsi Jawa Barat, yaitu Pakaian Adat Bedahan
13. Provinsi DKI Jakarta, yaitu Pakaian Adat Sadariah
14. Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kebaya
15. Provinsi DI Yogyakarta, yaitu Kebaya Kesatrian
16. Provinsi Jawa Timur, yaitu Pakaian Adat Pesa’an
17. Provinsi Bali, yaitu Pakaian Adat Payas Agung
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu Pakaian Adat Rimpu
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu Baju Adat Nusa Tenggara Timur
20. Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Pakaian Adat King Baba atau King Tompang
21. Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Pakaian Adat Sangkarut
22. Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Pakaian Adat Kustin
23. Provinsi Kalimantan Utara, yaitu Pakaian Adat Ta’a dan Sapei Sapaq
24. Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu Babaju Kun Galung Pacinan
25. Provinsi Sulawesi Barat, yaitu Pakaian Adat Pattuqduq Towaine
26. Provinsi Sulawesi Utara, yaitu Pakaian Adat Laku Tepu
27. Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Pakaian Adat Nggembe
28. Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Pakaian Adat Bodo
29. Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Pakaian Adat Babu Nggawi
30. Provinsi Gorontalo, yaitu Pakaian Adat Biliu dan Makuta
31. Provinsi Maluku, yaitu Pakaian Adat Cele
32. Provinsi Maluku Utara, yaitu Pakaian Adat Manteren Lamo dan Kimun Gia
33. Provinsi Papua Barat, yaitu Pakaian Adat Ewer
34. Provinsi Papua, yaitu Koteka dan Rok Rumbai
35.

3. Rumah Adat Tradisional


Rumah adat tradisional adalah sebuah bangunan atau konstruksi yang sengaja dibangun dan
dibuat sama persis dari tiap-tiap generasinya, tanpa adanya modifikasi. Rumah adat masih
dipertahankan, baik segi kegunaan, fungsi sosial, dan budaya di balik corak atau desain
bangunan tersebut.Pada setiap rumah adat yang dimiliki oleh 34 provinsi di Indonesia, tentu
memiliki ciri karakteristik masing-masing. Rumah adat sendiri dapat digunakan sebagai
tempat tinggal atau hunian suatu suku bangsa tertentu dan bisa pula menjadi tempat yang
bersejarah, serta dipakai sebagai pelaksanaan upacara adat.Selain itu, rumah adat di tiap-tiap
provinsi di Indonesia memiliki namanya masing-masing. Berikut ini daftar nama-nama
rumah adat beserta provinsi asalnya.

4. Alat Musik Tradisional


Alat musik tradisional Indonesia merupakan alat musik yang sudah turun-temurun dari
generasi ke generasi dan berkembang di daerah-daerah tertentu. Dengan begitu, hal itu
menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki aset yang beragam.

5. Tarian Adat Tradisional

Tarian adat tradisional adalah tarian yang berkembang dan tentunya dilestarikan oleh daerah
tertentu dari generasi ke generasi berikutnya. Tarian adat tradisional lazimnya memiliki
karakteristik yang memperlihatkan budaya dan kearifan daerah setempat.Tarian adat
tradisional menjadi salah satu keragaman budaya Indonesia yang terkenal dan banyak
diperlihatkan di acara penting tingkat Internasional. Berbagai provinsi di Indonesia
mempunyai tarian adat tradisionalnya tersendiri, bahkan satu provinsi dapat memiliki lebih
dari satu ragam tarian. Untuk mengetahui berbagai nama tarian adat tradisional,

6. Senjata Tradisional
Senjata tradisional adalah hasil budaya yang sangat berkaitan dengan suatu masyarakat
daerah tertentu. Senjata tradisional berfungsi guna berlindung dari serangan musuh,
kemudian aktivitas berburu dan berladang.

7. Lagu Daerah
Lagu daerah adalah semacam lantunan yang dinyanyikan oleh masyarakat suatu daerah. Bisa
dikatakan, lagu daerah menyerupai lagu kebangsaan yang sifatnya ‘kedaerahan’.Karena
Indonesia adalah negara dengan beragam suku bangsa juga budaya, hal itu menjadikan lagu-
lagu daerah di Indonesia sangat banyak dan pastinya di tiap daerah memiliki lagunya masing-
masing. Lazimnya, lagu daerah menggunakan bahasa daerah setempat.

8. Makanan Khas
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa keragaman ras dan suku bangsa Indonesia
melahirkan berbagai bentuk keragaman budaya, salah satunya makanan khas daerah.

Nasi uduk.

Ayam goreng.

Nasi Goreng.

Mie Ayam.

Gado-Gado.

Gudeg.

Bubur Ayam.

SOAL HOST:

1.    Bangsa Indonesia adalah komunitas majemuk yang dipengaruhi oleh berbagai
kebudayaan mulai dari Hindu, Budha, Eropa Barat dan Islam. Faktor yang
menyebabkan tinggi pengaruh bangsa-bangsa tersebut terhadap kebudayaan lokal dari
sisi geografis adalah ....

2.    Indonesia sangat kaya akan suku bangsa dari Sabang hingga Merauke dengan
keunikan budaya masing-masing yang menjadi identitas bangsa. Urutan suku bangsa di
Indonesia dari barat ke timur sesuai lokasinya yang tepat berikut ini adalah ....


3.    Kebudayaan lokal sangat erat kaitannya dengan kondisi geografis wilayah yang
didiami komunitas masyarakat. Faktor yang menyebabkan masyarakat di Nusa
Tenggara memiliki alat musik Sasando sebagai identitas budaya lokal adalah ....

4.    Masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya memiliki kearifan lokal yaitu hutan
larangan dimana mereka tidak diperbolehkan memasuki dan melakukan aktifitas di
wilayah tersebut agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Dalam hal ini fungsi
kearifan lokal hutan larangan adalah ....
5. Berikut ini contoh fenomena yang menunjukkan kaitan antara kondisi geografis
dengan pembentukkan kebudayaan Indonesia adalah ....

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya
dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai
kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut. Di samping
itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan
bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa
yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman
kebudayaan tersebut.

3.2 Saran
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang
terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan
kebudayaan nasional harus didasari dengan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan
dari siapapun. Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga
kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat
penting.Untuk menyikapi keberagaman yang ada kita harus saling menghormati antara satu
denan yang lain agar tercipta kedamaian, tidak ada perpecahan di antara kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia

http://aprilia180490.wordpress.com/2010/05/29/keanekaragaman-suku-bangsa-di-indonesia/

http://robiartea.blogspot.com/2012/07/makalah-pkn-keanekaragaman-suku-bangsa.html

http://tugino230171.wordpress.com/2011/10/29/keragaman-suku-bangsa-di-indonesia/

http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/03/bahasa-indonesia-dan-keberagaman-bahasa/

 http://ganiasmoro.blogspot.com/2011/10/fakta-keragaman-bahasa-indonesia.html

 http://www.jpnn.com/read/2012/08/31/138263/Keragaman-Bahasa-Bisa-Picu-Disintegritas-

http://apachemask.wordpress.com/2010/12/16/keberagaman-dan-perkembangan-seni-di-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai