PERSFEKTIF GLOBAL
MENJELASKAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA
Dosen pengampu:
Drs. Faizal Chan , S. Pd, M. Si
Violita Zahyuni, S. Pd, M. Pd
OLEH :
FATIMAH ZAHARA NIM:A1D120100
NADIA DAMA YANTI NIM:A1D120114
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini,
dengan judul “ MENJELASKAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA ”.
Makalah ini berisikan tentang keberagaman budaya di Indonesia, Membahas pengertian
keberagaman budaya dalam masyarakat, faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya
keberagaman budaya di Indonesia, serta solusi singkat beberapa masalah akibat
keanekaragaman budaya,
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun penguasaan materi, mengingat akan kemampuan penulis yang
tebatas Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak - pihak yang
telahmembantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keberagaman Suku Bangsa
2.2 Keberagaman Bahasa
2.3 Keberagaman Agama
2.4 Keberagaman Seni dan Tradisi
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk.
Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda
tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya,
agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik
yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun
selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik
tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas
akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa
tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku
bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan
adat istiadat. Suku – suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah
bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut,
dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku
bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini :
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut,
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa
Madura,
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian,
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari
Saudati,
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal dan matrilineal,
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Cara menyikapi keberagaman suku bangsa di Indonesia seperti berikut ini :
a. Menerima suku bangsa lain dalam pergaulan sehari – hari.
b. Menambah pengetahuan kita tentang suku – suku lain. Mempelajari suku lain
tidak harus datang ke daerah tempat tinggal mereka.
c. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan suku-suku bangsa lain.
Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama.
Secara historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari
bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau
mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan
bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia
baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.
Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui
keberadaannya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai
penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.
Indonesia dengan luas kawasan 1.904.556 km² dan menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat yang dikeluarkan tanggal 20 Julai 2007
menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah sekitar 222 juta jiwa yang
berasal dari berbagai etnis. Dengan keragaman etnis dan suku, di Indonesia terdapat
sekitar 706 bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa daerah khususnya dalam
berkomunikasi tidak resmi dengan ahli keluarga maupun masyarakat.
Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari
bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Indonesia) dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa
Tengah, “jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang
soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah
ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe,
hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia;
pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes
dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia”,
atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan,
Sumatera Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa
Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam
masjarakat Indonesia”. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga
sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan asing.
2.3 Keberagaman Agama
Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku – suku bangsa di
Indonesia juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang
dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia,
antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain.
Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung
Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan
lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat
digemari turis mancanegara.
Tradisi dalam bahasa latin traditio yang berarti “diteruskan“ atau kebiasaan,
dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama
dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Sedangkan pengertian
keberagaman tradisi adalah Keanekaragaman kebiasaan yang telah dilakukan sejak
lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Berikut ini
merupakan contoh tradisi di Indonesia :
1. Tradisi ‘Siraman’ di Jawa
Upacara adat jawa bagi para calon pengantin untuk membersihkan diri dan hati
sehingga semakin mantap dalam melangsungkan pernikahan esok harinya.
2. Tradisi ‘Balimau’ di Sumatra Barat
Tradisi untuk menyambut bulan suci rahmadan, balimau memiliki makna mandi
disertai keramas yang melambangkan pembersihan diri sebelum berpuasa.
3. Tradisi ‘Pasola Sumba’ di Sumba
Upacara adat yang dilakukan untuk memohon restu kepada dewa agar panen di
tahun tersebut berhasil dengan baik.
4. Tradisi ‘Rambu Solo’ di Toraja
Upacara kematian sebagai tanda penghormatan terakir kepada mendiang yang
telah meninggal. Bagian Atas Formulir
Upacara adat di Aceh, yakni Peusijuk. Peusijuk dikenal sebagai tradisi turun-temurun
yang dilakukan oleh masyarakat Aceh sebagai perwujudan syukur atas anugerah yang
diberikan oleh Allah. Umumnya, upacara adat Peusijuk diselenggarakan saat acara kelahiran,
naik haji, pernikahan, dan sebagainya Berbagai ilmu pengetahuan lainnya terkait masyarakat
Aceh yang secara detail dan rinci digambarkan pada buku Orang Aceh yang ada dibawah ini.
Upacara adat di Sumatera Utara adalah Tradisi Mangokkal Holi. Tradisi ini dikenal sebagai
ritual untuk mengambil tulang belulang leluhur masyarakat dari dalam pemakaman,
kemudian disimpan dalam peti dan diletakkan di salah satu bangunan tugu yang memang
disediakan secara khusus.Sementara upacara adat di Sumatera Barat adalah Perayaan Tabuik.
Perayaan ini dilaksanakan oleh masyarakat Pariaman (Sumatera Barat) guna memberikan
peringatan meninggalkan cucu Nabi Muhammad, yakni Hasan dan Husein.Selanjutnya,
upacara adat di Sumatera Selatan adalah Sedekah Rame. Upacara ini dilaksanakan oleh suku
Lahat dan diselenggarakan oleh para petani setempat yang berkaitan dengan kegiatan
pertanian pula.
Upacara adat di Kepulauan Riau dikenal sebagai Tepuk Tepung Tawar. Adapun maksud dan
tujuan digelarnya upacara ini guna memberikan berkah demi keselamatan dan kesejahteraan,
serta menghapus kesialan orang yang melakukan upacara adat ini.Lalu, upacara adat di Riau
dinamai sebagai upacara Balimau Kasai. Upacara adat ini dilakukan guna menyambut bulan
Ramadhan. Balimau sendiri bermakna mandi dengan air yang dicampur dengan buah limau.
Uacara adat Jawa Barat, yaitu Sisingaan yang dilakukan dengan metode mengarak anak
sehari sebelum dikhitan. Biasanya, upacara ini lebih sering dilaksanakan oleh masyarakat
Subang.Upacara adat di Jawa Tengah, yakni Ruwatan. Ruwatan dilakukan dengan cara
meruwat (membersihkan atau menyucikan) seseorang dari berbagai nasib buruk dan
memberikan kesejahteraan dalam hidup.Sementara upacara di Jawa Timur disebut Kasada.
Kasada adalah perayaan adat Suku Tengger yang diselenggarakan tiap hari ke-14 pada bulan
Kasada (sesuai tanggal Jawa). Metode yang dilakukan, yaitu dengan melempar berbagai
sesajen ke arah kawah Gunung Bromo.
Upacara adat di Kalimantan Barat dinamai Naik Dango. Upacara adat ini memang kegiatan
tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Dayak sebagai ucapan syukur pada Sang
Pencipta atau mereka menyebutnya Nek Jubata atas panen padi.Upacara adat di Kalimantan
Tengah ialah Uluh Matei yang selenggarakan guna mengantar jiwa manusia yang sudah
meninggal menuju ke daerah-daerah yang berada di langit ke tujuh.Berikutnya, upacara adat
di Kalimantan Selatan adalah Aruh Bahari yang dilaksanakan setelah masyarakat suku Dayak
Dusun Halong selesai musim panen. Kemudian, upacara adat Kalimantan Timur ialah Dahau.
Dahau dikenal sebagai tradisi pemberian nama anak dari turunan bangsawan yang
berlangsung selama satu bulan disertai dengan ritual adat
Upacara adat di Maluku dikenal sebagai Pukul Sapu yang digelar seminggu setelah Idul Fitri
atau setiap 7 Syawal oleh para lelaki, sementara di Maluku Utara dikenal dengan Tradisi
Abdau, yakni penyambutan Idul Adha.Upacara adat di Papua, yakni Pesta Bakar Batu yang
terdiri dari 3 tahapan, di antaranya persiapan, bakar babi, dan terakhir makan bersama.
Kemudian, di Papua Barat ada Tanam Sasi, yaitu rangkaian upacara adat kematian dengan
menanam Sasi atau sejenis kayu.Pariwisata pusaka dapat di artikan sebagai “kegiatan wisata
untuk menikmati berbagai adat istiadat lokal, benda-benda cagar budaya dan alam beserta
isinya di tempat asalnya yang bertujuan memberikan
2. Pakaian Adat
Pakaian adat adalah salah satu ciri suku tertentu di Indonesia. Tak hanya itu, pakaian adat
dari tiap daerah di Indonesia juga memiliki nama tersendiri.
Tarian adat tradisional adalah tarian yang berkembang dan tentunya dilestarikan oleh daerah
tertentu dari generasi ke generasi berikutnya. Tarian adat tradisional lazimnya memiliki
karakteristik yang memperlihatkan budaya dan kearifan daerah setempat.Tarian adat
tradisional menjadi salah satu keragaman budaya Indonesia yang terkenal dan banyak
diperlihatkan di acara penting tingkat Internasional. Berbagai provinsi di Indonesia
mempunyai tarian adat tradisionalnya tersendiri, bahkan satu provinsi dapat memiliki lebih
dari satu ragam tarian. Untuk mengetahui berbagai nama tarian adat tradisional,
6. Senjata Tradisional
Senjata tradisional adalah hasil budaya yang sangat berkaitan dengan suatu masyarakat
daerah tertentu. Senjata tradisional berfungsi guna berlindung dari serangan musuh,
kemudian aktivitas berburu dan berladang.
7. Lagu Daerah
Lagu daerah adalah semacam lantunan yang dinyanyikan oleh masyarakat suatu daerah. Bisa
dikatakan, lagu daerah menyerupai lagu kebangsaan yang sifatnya ‘kedaerahan’.Karena
Indonesia adalah negara dengan beragam suku bangsa juga budaya, hal itu menjadikan lagu-
lagu daerah di Indonesia sangat banyak dan pastinya di tiap daerah memiliki lagunya masing-
masing. Lazimnya, lagu daerah menggunakan bahasa daerah setempat.
8. Makanan Khas
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa keragaman ras dan suku bangsa Indonesia
melahirkan berbagai bentuk keragaman budaya, salah satunya makanan khas daerah.
Nasi uduk.
Ayam goreng.
Nasi Goreng.
Mie Ayam.
Gado-Gado.
Gudeg.
Bubur Ayam.
SOAL HOST:
1. Bangsa Indonesia adalah komunitas majemuk yang dipengaruhi oleh berbagai
kebudayaan mulai dari Hindu, Budha, Eropa Barat dan Islam. Faktor yang
menyebabkan tinggi pengaruh bangsa-bangsa tersebut terhadap kebudayaan lokal dari
sisi geografis adalah ....
2. Indonesia sangat kaya akan suku bangsa dari Sabang hingga Merauke dengan
keunikan budaya masing-masing yang menjadi identitas bangsa. Urutan suku bangsa di
Indonesia dari barat ke timur sesuai lokasinya yang tepat berikut ini adalah ....
3. Kebudayaan lokal sangat erat kaitannya dengan kondisi geografis wilayah yang
didiami komunitas masyarakat. Faktor yang menyebabkan masyarakat di Nusa
Tenggara memiliki alat musik Sasando sebagai identitas budaya lokal adalah ....
4. Masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya memiliki kearifan lokal yaitu hutan
larangan dimana mereka tidak diperbolehkan memasuki dan melakukan aktifitas di
wilayah tersebut agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Dalam hal ini fungsi
kearifan lokal hutan larangan adalah ....
5. Berikut ini contoh fenomena yang menunjukkan kaitan antara kondisi geografis
dengan pembentukkan kebudayaan Indonesia adalah ....
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya
dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai
kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut. Di samping
itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan
bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa
yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman
kebudayaan tersebut.
3.2 Saran
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang
terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan
kebudayaan nasional harus didasari dengan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan
dari siapapun. Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga
kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat
penting.Untuk menyikapi keberagaman yang ada kita harus saling menghormati antara satu
denan yang lain agar tercipta kedamaian, tidak ada perpecahan di antara kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia
http://aprilia180490.wordpress.com/2010/05/29/keanekaragaman-suku-bangsa-di-indonesia/
http://robiartea.blogspot.com/2012/07/makalah-pkn-keanekaragaman-suku-bangsa.html
http://tugino230171.wordpress.com/2011/10/29/keragaman-suku-bangsa-di-indonesia/
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/03/bahasa-indonesia-dan-keberagaman-bahasa/
http://ganiasmoro.blogspot.com/2011/10/fakta-keragaman-bahasa-indonesia.html
http://www.jpnn.com/read/2012/08/31/138263/Keragaman-Bahasa-Bisa-Picu-Disintegritas-
http://apachemask.wordpress.com/2010/12/16/keberagaman-dan-perkembangan-seni-di-
indonesia/