Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Hariandi, S.Pd.I., M.Ag.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Fitha Chaerunisa (A1D120094)
Fatimah Zahara (A1D120100)
Elsa Rahayu Setianingsih (A1D120109)
Tiara Maharani (A1D120111)
Nadia Dama Yanti (A1D120114)
Puji Syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Dan Strategi Internalisasi Sabar” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas pada mata kuliah Internalisasi
Nilai Agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Sabar” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami memohon maaf apablia masih banyak terdapat kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karna itu, sabar perlu diajarkan karena dengan mengajarkan nilai sabar
sesorang akan menjadi seorang yang dapat lebih menahan diri dari keluh kesah yang
sedang dihadapinya. Salah satu instansi yang dapat memberikan pembelajaran nilai
sabar agar nilai sabar dapat terinternalisasi yaitu sekolah. Sekolah dapat
mengajarkan dengan berbagaimana strategi dan metode dalam menginternalisasi
nilai sabar dalam diri peserta didik. Dan sekolah juga dapat mengevalusi apakah
usaha untuk internalisasi nilai sabar tersebut telah tercapai atau belum.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat yaitu:
1
4. Apa saja dalil bersabar?
5. Apa saja hikmah bersabar?
6. Strategi apa yang dapat digunakan untuk menginternalisasi nilai sabar?
7. Teknik evalusi dan penilaian seperti apa yang digunakan untuk nilai sabar?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bumi ini. Adapun definisi karakter, secara etimologis kata “karakter” (Inggris,
character) tersebut berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu charasein yang berarti
“to engrave”. Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis,
memahatkan, atau menggoreskan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain dan watak. Menurut Pusat Bahasa
Depdiknas, karakter juga bisa berarti huruf, angka, ruang, simbol khusus yang dapat
dimunculkan pada layar dengan papan ketik.
Kata khulq selain diungkap dua kali dalam Al-Qur`an (QS. al-Qalam:4; al-
Syu'ara:137), juga merupakan term "akhlak" yang digunakan Nabi Muhammad
untuk menjelaskan misi kerasulannya: "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang baik.” (HR. Malik bin Anas dari Anas bin Malik).Dalam psikologi Islam,
1
Musrifah. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Brebes: Edukasia Islamika (2016)
4
istilah akhlak sesungguhnya identik dengan syakhshiyyah Islamiyyah, yang sama-
sama memiliki arti karakter.
5
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".
6
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Berkaitan dengan konsep pendidikan karakter maka akhlaq tawadhu’ dapat
diinternalisasi dengan karakter religius, toleransi, kerja keras, demokratis,
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai dan peduli sosial.
e. Ash-shidq (benar), yaitu jujur dan terhindar dari kedustaan dan kebohongan.
Akhlaq Ash shidq ditandai dengan antara hati dan perkataan sama, tidak
boleh berbeda, antara perkataan dan perbuatan. Individu dikatakan shidq
jika benar dalam perkataan, benar dalam pergaulan, benar dalam kemauan
dan benar pada janjinya. Dalam konsep pendidikan karakter Kemendiknas
akhlaq ini disamakan dengan karakter jujur.
g. Al-‘afw (pemaaf), yaitu sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa
sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa
Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga memiliki arti bertambah
(berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah (Al-Munawir, 1984). Sikap
memberi maaf jauh lebih mulia dari sikap meminta maaf. Dalam kehidupan
sehari-hari orang yang memberi maaf biasanya didasari adanya kesalahan
7
yang diperbuat orang lain terhadapnya kemudian dia dengan rela
memaafkan kesalahan orang lain tersebut. Sebagaimana dalam surat Al-
A’raaf, ayat 199 : Artinya ; “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang
bodoh”. Karakter ini sebagai dasar dalam hablum minannas, sehingga bisa
diinternalisasi dalam pilar karakter demokratis, semangat kebangsaan,
bersahabat, cinta damai, dan peduli sosial.
h. Qonaah, yaitu menerima apa adanya, merasa ikhlas dengan kondisi apapun
yang dialami, menerima dengan ketulusan hati atas apa yang telah Allah
berikan kepada kita, dengan mengambil manfaat sekadar keperluan sebagai
jalan untuk melakukan ketaatan kepada sang Khalik (melakukan kewajiban
yang telah di perintahkan, dan menjauhi larangan-Nya). Qanaah artinya
merasa cukup terhadap pemberian riziki dari Allah swt. Qona’ah adalah rela
dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menghindari rasa tidak
puas dalam menerima pemberian dari Allah SWT ( Al-Azis, 1998). Akhlaq
ini dapat diinternalisasi dalam pilar religius dan peduli sosial.2
Sabar adalah salah satu unsur internal yang dimiliki oleh setiap manusia.
Meskipun term ini dipersilisihkan oleh kalangan intelektual tentang posisinya
dalam manusia. Sebagian mereka mengatakan bahwa sabar adalah sikap yang
dimiliki oleh setiap orang dan sebagian lain condong mengatakan bahwa sabar
adalah sifat yang melekat pada diri seseorang.3 Sikap bersabar dalam bekerja bagi
orang beriman tidak akan pernah sesaat pun melepaskan diri dari ikatan aqidah
Islam yang dapat menjanjikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Karena itu,
bahwa dalam ajaran Islam sikap sabar itu menempati posisi penting dan mulia
sehingga Allah S.W.T senantiasa akan mencurahkan kenikmatan dan kemuliaannya
2
Na’imah, Tri. Internalisasi nilai akhlaqul karimah dalam pendidikan karakter. Purwokerto:
Universitas Muhammadiyah
3
Yusuf, M., Dona Kahfi, Dkk. Sabar dalam perspektif Islam dan barat. Ngawi: AL-MURABBI.
(2018)
8
terutama bagi orang yang bersabar, yakni orang yang ketika bersabar adalah selalu
bersama Tuhannya atau dikasihi Tuhan dengan kemuliaan cinta dan kasih-sayang-
Nya yang melimpah, asalkan orang-orang yang bersabar itu berlaku ikhlas
berdasarkan aqidah Islam karena yakin kepada Allah S.W.T sebagai pemberi pahala
dan kemuliaannya.
Sabar itu identik dengan sikap menahan emosi diri yang mendorong
seseorang berbuat kesalahan dan kemungkaran yang dipandang salah oleh ajaran
agama Islam. Sabar juga dapat diartikan bahwa seseorang hamba Allah dapat
bertahan diri untuk tetap taat beribadah mengamalkan segala sesuatu yang
diperintahkan Allah S.W.T dan juga menjauhkan diri atau bersikap sabar untuk
tidak melakukan segala sesuatu yang di larang oleh Allah S.W.T dengan ikhlas guna
mengharapkan ridha dan pahala yang besar dari Allah S.W.T. 4
4
Miskahuddin. Konsep Sabar dalam Perspektif Al-Qur’an. Banda Aceh: JURNAL ILMIAH AL
MU’ASHIRAH: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif. (2020)
9
diri atau tabah menghadapi sesuatu yang sulit, berat dan mencemaskan; baikbersifat
jasmani maupun rohani.
Kata sabar diambil dari kata yang terdiri dari huruf shad, ba dan ra.
Maknanya berkisar pada tiga hal yakni menahan, ketinggian sesuatu dan sejenis
batu. Dari makna menahan, lahirlah kata konsisten atau bertahan, karena yang
bertahan menahan pandangannya pada satu sikap. Seseorang yang menahan gejolak
hatinya dinamai bersabar; yang dipenjara sampai mati dinamai mashburah. Dari
makna kedua lahir kata shubr yang berarti puncak sesuatu dan dari makna ketiga
muncul kata ash-shubroh yaitu batu kukuh lagi kasar atau potongan besi. Ketiga
makna tersebut salng berkaitan. Seorang yang sabar akan menahan diri dan unttuk
itu ia memerlukan kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian
yang diharapkannya.
Sabar (al-shabru) menurut bahasa adalah menahan diri dari keluh kesah.
Bersabar artinya berupaya sabar. Ada pula al-shibru dengan mengkasrah-kan
shadartinya obat yang pahit, yakni sari pepohonan yang pahit. Ada yang
berpendapat, "Asal kalimat sabar adalah keras dan kuat. Al-Shibru tertuju pada obat
yang terkenal sangat pahit dan sangat tidak menyenangkan. Ada pula yang
berpendapat, "Sabar itu diambil dari kata mengumpulkan, memeluk, atau
5
Hafiz ,Subhan El., Ilham M., Dkk. Pergeseran Makna Sabar dalam Bahasa Indonesia. Jurnal
Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris. (2015)
10
merangkul. Sebab, orang yang sabar itu yang merangkul atau memeluk dirinya dari
keluh-kesah. Ada pula kata shabrah yang tertuju pada makanan. Pada dasarnya,
dalam sabar itu ada tiga arti, menahan, keras, mengumpulkan, atau merangkul,
sedang lawan sabar adalah keluh-kesah.
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, sabar artinya menahan diri dari rasa
gelisah, cemas dan amarah; menahan lidah dari keluh kesah; menahan anggota
tubuh dari kekacauan. Menurut Achmad Mubarok, pengertian sabar adalah tabah
hati tanpa mengeluh dalam menghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu
tertentu dalam rangka mencapai tujuan.
11
bisa bersifat fisik, bisa juga bersifat psikis. Karena sabar bermakna kemampuan
mengendalikan emosi, maka nama sabar berbeda-beda tergantung obyeknya.
12
perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan
adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari
keingingan „keluar‟ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab-nya serta
selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai
pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang
lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah: Menahan diri dari sifat
kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta
menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Sabar adalah salah satu
dasar dan fondasi akhlak dalam agama Islam yang lurus ini. Fondasi itu adalah
kesabaran yang mempengaruhi seluruh sendi kehidupan manusia. Sesungguhnya
kesempurnaan agama dan dunia ini erat hubungannya dengan kesabaran.
Kemerosotan keduanya juga erat hubungannya dengan kesabaran.
Banyak dari umat Islam selama ini, memahami sabar dalam arti yang
sempit, karena mereka mengganggap bahwa sabar itu hanya sekedar pasrah dan
diam ketika mendapat suatu musibah. Selain itu, makna sabar hanya diartikan
sebagai sikap yang tahan terhadap musibah yang menimpa dirinya, padahal makna
sabar itu sangat luas bukan hanya ketika menghadapi musibah atau cobaan saja
dibutuhkan suatu kesabaran, akan tetapi untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah
Swt. dan menjauhi larangannya juga membutuhkan kesabaran.6
6
Sukino. Konsep sabar dalam al-quran dan kontekstualisasinya dalam tujuan hidup manusia
melalui Pendidikan. Pontianak: Jurnal RUHAMA. (2018)
13
2.4.1. Ayat-ayat Al-Qur’an Mengenai Sabar
Ada banyak ayat dalam Alquran yang menunjukan tentang kata sabar
sebagaimana yang ditulis dalam Kitab Al-Mu’jam al-Mufahras li alfaadzi Al
Qur’an terdapat 102 kata yang menunjukkan tentang sabar, baik dalam bentuk isim,
fi’il, maupun masdar:
Allah Swt. sangat menekankan kepada orang beriman untuk bersabar sebagaimana
pada ayat berikut:
Artinya:
Artinya:
14
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-
Baqarah/2 : 153)
Kata ash-Shabr artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di
hati. Ia juga berarti ketabahan, yakni ketenangan jiwa disaat menanggung suatu
penderitaan, baik penderitaan itu datang pada saat menemukan sesuatu yang tidak
diinginkan atau di kala kehilangan sesuatu yang amat dicintai. Sabar berarti
menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam
QS. Al-Kahfi/ 18 ayat 28:
ص ِب ْر
ْ ﺴ َﻚ َوا َ ب َي ْد ُع ْونَ الﱠ ِذيْنَ َﻣ َﻊ ﻧَ ْﻔ
ّ ◌رَ َ ي ِ ِب ْالغَ ٰدو ِة ُه ْم
ّ َو ْال َع ِش
َْال َح ٰيوةِ ِز ْينَةَ ﺗ ُ ِر ْيدُ َع ْن ُه ۚ ْم َع ْي ٰن َﻚ ﺗَ ْعدُ َو َﻻ َو ْج َه ٗه يُ ِر ْيد ُْون
ع ْن قَ ْلبَ ٗه اَ ْغﻔَ ْلنَا َﻣ ْن ﺗ ُ ِﻄ ْﻊ َو َﻻ الدﱡ ْﻧيَ ۚا
َ ه َٰوىهُ َواﺗﱠبَ َﻊ ِذ ْك ِرﻧَا
ً فُ ُر
َطا اَ ْﻣ ُر ٗه َو َكان
Arinya:
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari
keinginan berpaling dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab-nya serta selalu
mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai
pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang
lalai dari mengingat Allah SWT. Allah memerintahkan kita untuk bersabar dalam
15
melaksanakan perintah-Nya salah satunya perintah shalat, sebagaimana firman-Nya
pada QS. Taha/20 ayat 132
Artinya:
Kata isthabir (ditambahkan huruf tha) dari kata Isbir, penambahan itu
mengandung makna penekanan. Nabi Saw diperintahkan untuk lebih bersabar
dalam melaksanakan shalat, selain shalat lima waktu, Nabi juga diwajibkan shalat
tahajjud yang diperintahkan kepasa beliau untuk melaksanakannya sekitas setengah
malam setiap hari (QS. Al-Muzammil/73:1-5). Ini memerlukan kesabaran dan
ketekunan melebihi apa yang diwajibkan atas keluarga dan umat beliau.
ﺼ ٰلو ِة ِبال ﱠ
ﺼب ِْر َوا ْستَ ِع ْينُ ْوا َ َ َعلَﻰ ا ﱠِﻻ لَ َك ِبي َْرة ٌ هَا
◌وا ِّن ۗ◌ َوال ﱠ
َْال ٰخ ِش ِعي ْۙن
Artinya:
16
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (QS. Al-
Baqarah: 45)
Ayat 45 dan 153 dari QS. Al-Baqarah tersebut dapat bermakna: mintalah
pertolongan kepada Allah dengan jalan tabah dan sabar menghadapi segala
tantangan serta dengan melaksanakan shalat. Bisa juga bermakna: jadikanlah
ketabahan menghadapi segala tantangan bersama dengan shalat, yakni doa dan
permohonan kepada Allah sebagai sarana meraih segala kebajikan. Setiap manusia
akan selalu diuji oleh Allah maka hendaklah selalu sabar dalam petaka dan
menghadapi kesulitan, sebagaimana dalam surah. Al-Baqarah ayat 155 yang
berbunyi:
ش ْيءٍ َولَنَ ْبلُ َوﻧﱠ ُك ْم َ ف ِّﻣنَ ِب ِ ص َو ْال ُج ْوعِ ْالخ َْو
ٍ ْاﻻَ ْﻣ َوا ِل ِّﻣنَ َوﻧَ ْق
ت َو ْاﻻَ ْﻧﻔُ ِس ِ ۗ ﺼ ِب ِر ْينَ َوبَ ّش ِِر َوالثﱠ َم ٰر
ال ﱣ
Artinya:
Pada ayat ini yang dikutip dari Quraish Shihab bahwa Allah akan menguji
kaum muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan (bahan makanan). Aidh al-Qarni dalam Tafsir Muyassar
menambahkan bahwa dengan musibah dan kesusahan tersebut akan terlihat jelas
siapa yang jujur (tulus) dengan Allah dan siapa yang pendusta (Ingkar dengan
Allah). Karena dengan ujian ini, kaum muslimin menjadi umat yang kuat
mentalnya, kokoh keyakinannya, tabah jiwanya, tahan menghadapi ujian dan
cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang
mendapat kabar gembira dari Allah.
17
2.4.2. Hadist-hadist Mengenai Sabar
Rasulullah Saw adalah suri tauladan bagi umat manusia. Beliau tampil
sebagai sosok penyabar yang luar biasa dalam menghadapi masalah dan ujian dalam
misi kerasulannya. Meskipun berbagai ujian menimpa, beliau tetap sabar dan
berkata: “Ku sambut seruan-Mu, segala kebaikan ada di tangan-Mu, sementara
keburukan tidak kembai kepada-Mu.” Beliau juga berdoa, “Ya Alah, aku memohon
kepada-Mu kenikmatan melihat wajah-Mu dan kerinduan berjumpa dengan-Mu.”
Aisyah ra. berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang mendapa ujian
lebih berat daripada Nabi Saw., dan aku tidak pernah bersyukur daripada Nabi
Saw.”
Ali bin Abi Thalib menyatakan sabar sebagian dari iman. Sebagaimana
perkataan berikut:
Artinya:
Dari Ali karramallahu wajhah, ia berkata: “ Sabar itu sebagian dari iman,
seperti kedudukan kepala pada tubuh, siapa yang tidak sabar maka tidak ada
iman.”
18
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan
perkara orang beriman karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia
mendapatkan kenikmatan ia bersyukur karena ia mengetahui bahwa hal tersebut
adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia
bersabar karena ia mengetahui hal tersebut baik baginya.” (HR. Muslim).
Ada doa yang diajarkan Rasulullah Saw ketika menghadapi suatu musibah
supaya seorang muslim dapat menerimnaya dengan sabar, sebagaimana pada hadis
berikut:
Artinya:
Dari Umi Salamah ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“seorang muslim ketika ditimpa suatu musibah lalu ia berkata sebagaimana
diperintahkan Allah azza wajalla innalillahi wa inna ilahi rajiun kemudian ia
berdoa allahumma ajirni fi mushibati wakhlufli khairan minha, maka Allah akan
menggantikan yang lebih baik baginya.” (Musnad Imam Ahmad)
Artinya:
19
Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah menyatakan bahwa kesabaran
merupakan "dhiya'" cahaya yang amat terang. Krisis dan kesulitan adalah laksana
kegelapan, sementara sabar dalam menghadapi ujian dunia merupakan cahaya yang
mengeluarkan manusia dari kegelapan. Dengan kesabaran, seseorang akan mampu
menyingkap kegelapan.
Artinya:
Dari Abi Malik Al-Asyary berkata, Rasulullah Saw: bersabda "… dan
kesabaran merupakan cahaya yang terang,..." (HR. Muslim)
Artinya:
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah Saw melewati
seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian
Rasulullah Saw bersabda, “Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.” Wanita
tersebut menjawab, “Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak
mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.” Kemudian
diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah
Rasulullah Saw. lalu ia mendatangi pintu Rasulullah Saw dan ia tidak
20
mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah Saw, “aku tadi
tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya
sabar itu terdapat pada pukulan pertama.” (HR. Bukhari Muslim)
Makna sabar itu pada pukulan yang pertama seperti pada hadis di atas adalah
bahwa kita harus mampu mengendalikan emosi kita pada detik-detik pertama saat
menghadapi ujian/cobaan itu datang/terjadi. Ketika kita bisa melewati masa sulit
itu maka kita akan dapat menghadapi cobaan-cobaan selanjutnya dengan lapang
dada. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah Saw
mengatakan, "...dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih
lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih) Sabar merupakan sifat para nabi.
Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan:
Artinya:
21
berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku.
Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim).7
7
Raihanah. Konsep sabar dalam Alquran. Banjarmasin: TARBIYAH ISLAMIYAH, Volume 6,
Nomor 1. (2016)
22
yang beriman dan sesungguhnya Dia mengetahui dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang mufiafik”. (Al-Ankabut: 10-11)
Itulah contoh dari orang yang mengaku beriman tetapi didustakan
oleh amal perbutannya sendiri. Contoh lain yang diterangkan oleh Al-
Qur'an:
"Dan di antara manusia ada yang mengabdi Allah pada garis batas,
hingga jika ia memperoleh kebajikan, tetap-lah ia dalam keadaan itu, dan
jika ia ditimpa oleh suatu bencana,'berbatiktah ia ke belakang. Rugilah ia
di dunia dan di akherat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata".
(Al-Hajj: 11)
Ujian yang dihadapi para mujahid dakwah merupakan penegasan,
penjernihan dan penyaringan terhadap tingkatan kaum Beriman dan
menyisihkan yang buruk seperti menyisihkan karat dari besi.
23
3. Meningkatkan kedudukan orang-orang beriman disisi Allah. Allah SWT
meninggalkan derajat mereka, melipatgandakan pahala mereka paling tidak
menghapus dosa-dosa mereka, hingga seorang dari mereka berjalan di muka
bumi tanpa menyandang dosa"karena telah dicuci bersih oleh ujian yang
mereka alami. Tiap manusia tidak luput dari dosa karena mereka bukan
malaikat yang suci. Tidak ada orang yang maksum dari dosa kecuali para
Nabi. Karunia rahmat Allah SWT bagi manusia maka mereka diuji untuk
menghapus dosa-dosa mereka yang terbukti bersabar dan berjuang karena
Allah semata. Sabda Rasulullah Saw yamh artinya:
“Tidaklah seorang muslim menderita karena kesedihan, kedudukan,
kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan duri yang menusuk
tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya”. (Riwayal
lmam Bukhori).8
Keteladanan merupakan sikap yang ada dalam pendidikan Islam dan telah
dipraktekkan sejak zaman Rasulullah. Keteladanan ini memiliki nilai yang penting
dalam pendidikan Islam, karena memperkenalkan perilaku yang baik melalui
keteladanan, sama halnya memahami sistem nilai dalam bentuk nyata. Strategi
dengan keteladanan adalah internalisasi dengan cara memberi contoh-contoh
kongkrit pada anak didik. Dalam pendidikan, pemberian contoh-contoh ini sangat
ditekankan karena tingkah laku seorang pendidik mendapatkan pengamatan khusus
dari para anak didik. Melalui strategi keteladanan ini, memang seorang pendidik
tidak secara langsung memasukan hal-hal terkait dengan keteladanan itu dalam
rencana pembelajaran. Artinya, nilai-nilai moral religius seperti ketaqwaan,
kejujuran, keikhlasan, dan tanggungjawab yang ditanamkan kepada anak didik
merupakan sesuatu yang sifatnya hidden curriculum.
8
Qordhowi, Yusuf. Al-Qur’an menyuruh kita sabar. Jakarta: Gema Insan Press. (1989)
24
2. Strategi Pembiasaan
25
5. Strategi Pemberian Janji dan Ancaman (targhib wa tarhib)
Targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senang
terhadap sesuatu maslahat, kenikmatan, atau kesenangan akhirat yang pasti dan
baik, serta membersihkan diri dari segala kotoran (dosa) yang kemudian diteruskan
dengan melakukan amal saleh. Hal itu dilakukan semata-mata demi mencapai
keridlaan Allah. Sedangkan tarhib adalah ancaman dengan siksaan sebagai akibat
melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau akibat lengah dalam
menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah, Dengan kata lain, tarhib adalah
ancaman dari Allah yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa takut pada para
hamba-Nya dan memperlihatkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan Ilahiyah, agar
mereka selalu berhati-hati dalam bertindak.9
Teknik Observasi
Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi, yaitu
pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan
secara langsung terhadap apa yang diteliti, Dalam arti luas observasi meliputi
pengamatan yang dilakukan secara langsung mau pun tidak langsung terhadap
objek yang diteliti. Jenis dan Bentuk Menurut Susilo Surya dan Natawidjaja
membedakan observasi menjadi:
(a) Observer (dalam hal ini pendidik yang sedang melakukan kegiatan
observasi), melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observee (yang
diamati)
(b) Non-Partisipatif, Evaluator/observer berada “di luar garis”, seolah-olah
sebagai penonton belaka.
(c) Eksperimental; Observasi yang dilakukan dalam situasi buatan. Pada
observasi eksperimental, peserta didik dikenai perlakuan (treatment) atau
9
Munif, Muhammad. Strategi internalisasi nilai-nilai pai dalam membentuk karakter siswa.
Probolinggo: Edureligia. (2017)
26
suatu kondisi tertentu, maka diperlukan perencanaan dan persiapan yang
benar-benar matang.
(d) Non- Eksperimental; Observasi dilakukan dalam situasi yang wajar,
pelaksanaannya jauh lebih sederhana
Sistematis, Observasi yang dilakukan dengan terlebih dahulu
membuat perencanaan secara matang. Pada jenis ini, observasi
dilaksanakan dengan berlandaskan pada kerangka kerja yang
memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya.
Non-sistematis, Observasi di mana observer atau evaluator dalam
melakukan pengamatan dan pencatatan tidak dibatasi oleh kerangka
kerja yang pasti, maka kegiatan observasi hanya dibatasi oleh tujuan
dari observasi itu sendiri.
10
Wulan, Elis Ratna & A. Rusdiana. Evaluasi pembelajaran dengan pedekatan kurikulum 2013.
Bandung: Pustaka Setia. (2014)
27
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai manusia kita harus terus belajar agak kita dapat menjadi individu
yang lebih baik dari waktu kewaktu dari segi cara berfikir dan bersikap. Sikap atau
karakter seseorang memanglah bersifat bawaan tetapi sifat bawaan tersebut dapat
berubah dengan pengaruh lingkungan sehingga kita harus mencari lingkungan yang
baik agar kita menjadi orang yang lebih baik. Dan kita harus menjadi lingkungan
yang baik pula agar orang lain dapat terpengaruh hal baik dari diri kita. Seperti kita
dapat menjadi orang yang sabar agar orang lain mencohtoh kesabaran kita.
Kesabaran pun dapat didik sehingga sebagai pendidik pun harus menjadi orang
28
yang sabar agar Pendidikan nilai sabar dapat berjalan dengan baik. Karena pendidik
merupakan teladan dari peserta didiknya.
29
DAFTAR PUSTAKA
30