Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Dosen Pengampu :
Edi Sahputra Siagian, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok II
Saiful Amri Sinaga (2101020150)
Seri Darmayanti (2101020117)
Walida Amalia Pulungan (2101020176)

Semester 4-C Ekstensi


Fakultas Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah : Pembelajaran PAI di Sekolah
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM
ASAHAN – KISARAN
2022-2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil „alamin, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT.


atas segala nikmat dan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam senantiasa kita sampaikan kepada suri tauladan yaitu Nabi
Muhammad Saw. beserta seluruh keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah
membawa cahaya ilmu kepada umat manusia, sehingga ilmu tersebut sampai
kepada kita semua. Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
“Pembelajaran PAI di Sekolah” yang sangat sabar dan baik hati serta tidak
sombong dalam membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai waktu yang telah ditentukan.

Terima kasih juga kepada teman-teman yang turut serta mencurahkan doa
dan usaha dari jalur langit, darat maupun laut dalam menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas kelompok yang berjudul “Konsep Pembelajaran dalam
Pendidikan Islam” semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat untuk
menambah pengetahuan juga wawasan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Kami mohon kritik dan saran untuk perbaikan makalah
ini dan makalah selanjutnya.

Kisaran , 01 April 2023


Penulis

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 ..


A. Pengertian Pembelajaran...........................................................................3
1. Landasan dan Asas Pendidikan Islam.................................................5
2. Pandangan Pembelajaran dalam Pendidikan Islam............................9
3. Aliran-Aliran Pembelajaran dalam Pendidikan Islam.........................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................16


A. Simpulan....................................................................................................16
B. Saran dan Kritik.........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam aktivitas pembelajaran atau pengajaran terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang di

inginkan. Penilaian, penetapan, dan pengembangan metode ini di dasarkan pada

kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan kegiatan inti

dari perencanaan pembelajaran. Istilah pembelajaran memiliki hakikat atau

perencangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam

belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber

belajar, akan tetapi mungkin siswa juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber

belajar yang dipaki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Oleh karena itu, pembelajran memusatkan pada “apa yang dipelajari

siswa”.6Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa mwrupakan bidang

kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari

siswa agar dapat tercapainya tujuan. Menurut Hamzah dalam bukunya yang

berjudul Perencanaan Pembelajaran mengemukakan pendapat Degeng bahwa

Pembelajaran atau pengajaran yaitu suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada

perbaikan mutu/ kualitas pembelajaran.

Sedangkan menurut Nazarudin dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Pembelajaran mengemukakan pendapat Margaret E Bell Gredler

bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal

yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang sifatnya internal.

1
2

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka yang dimaksudkan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah proses pembinaan berupa

pengajaran (interaksi belajar) dan pembiasaan dengan mengorganisasikan

lingkungan anak didik dsan diarahkan untuk mencapai tujuan Pendidikan agama

Islam yaitu terbentuknya kepribadian utama (kepribadian muslim).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan dengan niat sepenuh
hati di atas, adapun permasalahan yang akan kami bahas sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran?

2. Apa landasan dan asas pembelajaran pendidikan Islam?

3. Apa pandangan pembelajaran dalam pendidikan Islam?

4. Aliran aliran pembelajaran dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah kami
paparkan dengan niat sepenuh hati di atas, adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran.
2. Untuk mengetahui landasan dan asas pembelajaran pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui pandangan pembelajaran dalam pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui aliran pembelajaran dalam pendidikan Islam.
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Pembelajaran

Definisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam berkaitan dengan

pengertian belajar itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan tentang

pengertian belajar Pengertian belajaran sangat banyak ditemukan dalam berbagai

literatur. Menurur Sardiman dalam bukunaya yang berjudul Interaksi dan Motifasi

Belajar Mengajar, belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksud belajar

berarti usaha sadar mengubah tingkah laku . 1

Sedangkan menurut Tohirin dalam bukunya yang berjudul Psikologi

Pembelajaran mengemukakan pendapat Surya bahwasannya belajar ialah suatu

proses yang dilakukan seseorang untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.2 Jadi belajar akan membawa suatu

perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu saja, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan,

sikap Setelah mengetahui pengertian belajar dan pembelajaran maka perlu

dikemukakan pengertian tentang pengajaran. Antara pengajaran dan pembelajaran

terdapat perbedaan meskipun sekitas terlihat sama.

1
Sardirman, Interaksi dan Motifasi Belajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.
45.
2
Tohorin, Psikologi Pembelajaran PAI, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2006), h. 8.

3
4

Menurut Ahamad Tafsir pengajaran adalah suatu kegiatan yang

menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-

mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berfikir kritis,

dan obyektif.3 Pada pengertian pengajaran yang menjadi kunci pokok adalah ada

pada seorang guru (pengajaran). Tetapi bukan berarti dalam proses pengajaran

hanya guru yang aktif, sedangkan peserta didik pasif. Hanyan saja guru dalam

konteks pengajaran lebih mendominasi dalam kegiatan belajaran mengajar, dalam

mengajarnya materi kepada peserta didik. Dalam perspektif Islam, istilah

belajaran muncul melalui wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada nabi

Muhammad SAW dalam surat al-alaq ayat 1-5 yang memberikan isyarat bahwa

Islam sangat memperhatikan soal belajar (dalam konteks menurut ilmu), sehingga

implementasinya menuntut ilmu dalam Islam menjadi suatu hal yang wajib untuk

dilaksanakan.

Menurut Tahirin dalam buku yang berjudul Psikologi Pembelajaran

mengemukakan pendapat Hamalik bahwa belajar mengandung pengertian

terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku.

Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu proses menuju perubahan. Akan tetapi,

perubahan dikatakan belajar apabila: (1) perubahan yang terjadi secara sadar (2)

perubahan belajar bersifat continue dan fungsional (3) perubahan dalam belajar

3
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1996), h. 7.
5

bersifat positif dan aktif (4) perubahan dalam belajar bertujuan dan terserah (5)

perubahan mencakap seluruh aspek tingkah laku.4

Dari beberapa pengertian belajar tadi dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru

untuk sebuah perubahan tingkah laku kearah yang positif. Berkaitan dengan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka sebuah proses belajar terdapat

dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.5

Manusia yang terlibat dalam system pembelajarn terdiri dari saiswa,

guru, dan tenaga lainya misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi, buku-

buku, papan tulis, alat tulis, fotografis, slide dan film audio dan video tape.

Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,

computer. Sedangkan prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian

informasi (pelajaran PAI) praktek, belajar, ujian, dan sebagainya.

1. Landasan dan Asas Pembelajaran Pendidikan Islam

Sumber Pendidikan Agama Islam secara garis besar ada 3 yaitu : Al-

Qur‟an, As-Sunnah dan Ijtihad:

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah firman allah berupa wahyu yang disampaikan

oleh jibril kepada nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung

4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2002), h. 15.
5
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Bumi Aksara 2007), h. 57.
6

ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh

aspek kehidupan melalui ijtihat. Ajaran yang terkandung di dalam

Al-Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar yaitu yang berhubungan

dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang

berhubungan dengan amal yang sholeh yang disebut Syari‟ah.

Pendidikan karena termasud ke dalam ruang lingkup muamalah.

Pendidikan sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan

bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun

masyarakat. Pendidikan Islam harus menggunakan Al-Qur‟an

sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang

Pendidikan Islam. Kita ketahui bahwa dasar dari ajaran agama Islam

adalah Al-Qur‟an. Allah berfiirman dalam surat At-Tahrim ayat 6

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

(Q.S.At-Tahrim :6)
7

b. As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan

Rasulloah. Seperti Al-Qur‟an, Sunnah juga berisi aqidah dan

syari‟ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemashalakatan

hidup manusia seutuhnya atau muslimah yang bertaqwa. Oleh karena

itu sunnah merupakan sumber atau landasan kedua bagi cara

membina pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka

kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa

ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termaksud sunnah

yang berkaitan dengan pendidikan.

c. Ijtihad

Ijtihad yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang

dimiliki oleh ilmuan syari‟at Islam untuk menetapkan atrau

menentukan sesuatu hokum Syari‟at Islam dalam hal-hal yang

ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur‟an dan Sunnah.

Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan

termasuk aspek pendidikan, tetyapi tetap berpedoman pada Al-

Qur‟an dan Sunnah. Ijtihad di bidang pendidikan sejalan dengan

perkembangan zaman yang semakin maju, terasa semakin urgen dan

mendesak, tidak saja di bidang materi atau isi, melainkan juga

dibidang sistem dalam artinya yang luas. Ijtihad dalam pendidikan

harus tetap bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah yang diolah oleh

akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut
8

haruslah dalam halhal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan

hidup disuatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori

pendidikan baru harus dikembangkan dengan ajaran Islam dari

kebutuhan hidup

Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama islam mempunyai status yang

sangat kuat. Adapun dasar pelaksanaan tersebut dapat ditinjau dari beberapa segi,

yaitu (1) yuridis/hukum, (2) religious dan (3) sosial psikologi.

a. Yuridis

Yang dimaksud dengan dasar yuridis adalah peraturan dan

perundangundangan yang mengatur pelaksanaan pendidikan agama

di wilayah suatu Negara.

b. Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religious adalah dasar-dasar yang

bersumbsr dari agama Islam yang tertera dalam Al-Qur‟an maupun

hadist Nabi SAW. Menurut ajaran agama Islam, bahwa

melaksanakan pendidikan agama Islam merupakan perintah dari

Tuhan dan merupakan ibadah kepadanya.

c. Dasar Sosial Psikologi

Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini, selalu

membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut agama.

Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yaitu

mengakui adanya dzat yang maha kuasa, tempat mereka berlindung

dan tempat mereka meminta pertolongan. Itulah sebabnya bagi orang-


9

orang muslim diperlukan adanya Pendidikan Agama Islam, agar

dapat mengarahkan fitrah mereka tersebut kearah yang benar

sehingga mereka akan dapat mengabdi dari beribadah sesuai dengan

ajaran Islam.

2. Pandangan Pembelajaran dalam Pendidikan Islam

a. Teori Fitrah

Dalam pandangan Islam kemampuan dasar atau pembawaan itu

disebut dengan fitrah, kata yang berasal dari fathara, dalam

pengertian etimologis mengandung arti kejadian. Menurut

Mohammad Fadhil al-Djamaly yang dikutip M. Arifin mengatakan,

bahwa ayat di atas menjadi petunjuk untuk melakukan usaha

pendidikan secara eksternal oleh peserta didik. Dengan demikian,

pengertian fitrah menurut interpretasi kedua ini, tidak dapat sejalan

dengan nativisme, karena faktor fitrah tidak hanya mengandung

kemampuan dasar pasif yang beraspek hanya pada kecerdasan

semata dalam kaitannya

b. Teori Qiro‟ah (Membaca)

Teori Qiro‟ah (membaca) teori pembelajaran melalui membaca,

perenungan, dan penelitian terhadap segala fenomena alam semesta.

Teori ini terinspirasikata pertamadari turunnya Alquran iqro‟.

Perintah membaca yang mendorong setiap individu untuk menggali

dan memaksimalkan fungsi nikmat Allah dalam mengkaji hukum-

hukum syari‟at dan aplikasinya, mengkaji, memahami, dan


10

merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah dari ayat-ayat kauniyah

dan qouliyah bahkan merangsang pikiran mereka terhadap

perkembangan kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan

baik aspek ekonomi maupun sosial.

c. Teori Taskhir (Pemanfaatan)

Sistemsosial kemasyarakatan tidakakan hidup kecuali melalui

taskhir/ memanfaatkan kesungguhan potensi/kompetensi setiap

individu masyarakat dalamupaya pengabdian terhadap sesama

anggota masyarakat di dalam berbagai aspek penting kehidupan

demi terwujudnya kelangsungan hidup manusia di Bumi, di mana

pengetahuan-pengetahuan secara khususakan bermanfaat melalui

proses pemanfaatan seluruh potensi-potensi yang ada dalam

pengembangan proses fasilitasisistem kemasyarakatan dan pelayanan

setiap individu anggota sosial secara umum. Ide pemanfaatan potensi

melalui kerajinan tangan dan kreativitas yang bersumber dari

kesungguhan anggota masyarakat tidak akan berhenti bahkan akan

meningkat melampaui upayai lmiah dan intelektua yang dilakukan

oleh manusia.

d. Teori Daya

Kata daya identik dengan raga atau jasmani.Raga atau jasmani

mempunyai tenaga atau daya, maka jiwa juga dianggap memiliki

daya, seperti; daya untuk mengenal, mengingat, berkhayal, berpikir,

merasakan, daya menghendaki, dan sebagainya. Sebagaimana daya


11

jasmani dapat diperkuat dengan jalan melatihnya yaitu mengerjakan

sesuatu dengan berulang-ulang, maka daya jiwa dapat diperkuat

dengan jalan melatihnya secara berulang-ulang pula.

Daya seseorang dapat dikembangkan melalui latihan, seperti;

latihan mengamati benda atau gambar, latihan mendengarkan bunyi

atau suara, latihan mengingat kata, arti kata, latihan melihat letak

suatu kota dalam peta. Latihan-latihan tersebut dapat dilakukan

dengan melalui berbagai bentuk pengulangan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berkesimpulan bahwa setiap

individu atau peserta didik memiliki sejumlah daya atau kekuatan

dalam dirinya. Daya-daya itu dapat dikembangkan dalam kegiatan

proses pembelajaran, termasuk daya fisik, motorik dan mentalnya,

dengan latihan secara terus menerus untuk berguna bagi dirinya.

3. Aliran -Aliran Pembelajaran dalam Pendidikan Islam

a. Religius-Konservatif (al-Muhafidz)

Aliran ini cenderung bersikap murni keagamaan. Para ahli

dalam aliran ini memandang ilmu dengan batasan yang sempit, yaitu

hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang atau

hidup di dunia ini, yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di

Akhirat. Para pengajar harus mengawali belajarnya dengan

mengkaji al-Qur‟an al-Karim. Mereka berusaha menghafal al-

Qur‟an dan menafsirkannya. Ulumul Qur‟an merupakan induk

semua ilmu, lalu dilanjutkan dengan belajar hadis dan Ulumul Hadis,
12

Ushul Fiqh, Nahwu, dan Sharaf. Para ulama yang termasuk dalam

kategori aliran pemikiran pendidikan ini adalah Al-Ghazali, Zarnuji,

Nasiruddin al-Thusi, Ibnu Jama‟ah, Sahnun, Ibnu Hajar al-Haitami,

dan Abdul Hasan Ali bin Muhammad bin Khalaf (Al-Qabisi).

Menurut aliran konservatif, ilmu dapat dibagi menjadi sebagai

berikut. Pertama, ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu,

yaitu ilmu tentang tata cara melakukan kewajiban yang sudah tiba

saatnya dan ilmu- ilmu tentang kewajiban-kewajiban agama (Ulum al-

Fara‟id al-Diniyah). Kedua, ilmu yang wajib kifayah untuk

dipelajari, yaitu ilmu yang dibutuhkan demi tegaknya urusan

kehidupan dunia, misalnya: ilmu kedokteran yang sangat krusial

bagi pemeliharaan kesehatan badan, dan ilmu hitung.6

Kalau kita perhatikan, maka pemikiran aliran konservatif

mengarah pada konsep hierarki nilai yang menstrukturkan ragam

jenis ilmu secara vertikal sesuai dengan penilaian mereka tentang

keutamaan masing- masing ilmu. Tokoh utama dalam aliran ini adalah

al-Ghazali.

b. Religius Rasional (ad-Diniy al-„Aqlaniy)


Menurut Ridla, aliran ini tidak jauh berbeda dengan aliran

pemikiran tradisionalis-tekstualis (Naqliyyun) – nama lain dari

Konservatif – dalam hal relasi pendidikan dengan tujuan agama.

Aliran pemikiran pendidikan ini mengakui bahwa semua ilmu dan

sastra yang tidak mengantarkan pemiliknya menuju kehidupan


13

akhirat, dan tidak memberikan makna sebagai bekal di sana, maka

ilmu demikian hanya akan menjadi bomerang bagi si pemilik tadi kelak

di akhirat.

Namun, aliran ini mempunyai perbedaan dengan yang

pertama pada saat membahas persoalan pendidikan, karena

cenderung bersikap rasionalis-filosofis. Kecenderungan ini

menjadi jalan masuk bagi pemerhati yang ingin mengkaji

strategi atau program pendidikannya. Kecenderungan rasionalis-

filosofis secara eksplisit terugkap dalam rumusan mereka

tentang ilmu dan belajar yang jauh berbeda dengan rumusan aliran

tradisionalis-tekstualis.

Aliran Religius-Rasional banyak membangun konsep-

konsepnya dari pemikiran filsafat Yunani dan berusaha

menyelaraskan pemikiran filsafat Yunani dengan pandangan-

pandangan dasar dari orientasi keagamaan yang dipedomaninya.

Pendidikan Islam dalam pendekatan religius-rasional

mempunyai maksud bahwa pendidikan tidak hanya menggarap hal-hal

yang berisfat rasional-empirik namun juga sebagai proses pendidikan

yang meyakini akan adanya suatu yang bersifat transendental. Hal ini

sama dengan apa yang diungkapkan oleh Ikhwan al-Shafa, bahwa

pendekatan religius-rasional dalam pendidikan Islam diartikan sebagai

pendidikan Islam yang bisa mengantarkan manusia menuju concern

terhadap akhirat, dengan menggunakan analisis rasional filosofi yang


14

mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki manusia atau

individu, sehingga esensi pendidikan adalah transformasi ragam potensi

menjadi kemampuan aktual.7 Artinya, pendekatan religius-rasional

dalam pendidikan Islam adalah sebuah perpaduan pandangan antara

keyakinan terhadap sesuatu yang transendental dan keyakinan rasional

objektif yang mana puncaknya adalah garapan pendidikan Islam berupa

ranah ukhrawi dan duniawi dalam konteks ontologis, epistemologis

maupun aksiologisnya.

c. Pragmatis Instrumental (al-Dzarai‟iy)


Tokoh utama aliran ini adalah Ibnu Khaldun. Pemikiran Ibnu

Khaldun lebih banyak bersifat pragmatis dan lebih berorientasi

pada dataran aplikatif-praktis8 Dia mengklasifikasikan ilmu

pengetahuan berdasarkan tujuan fungsionalnya, bukan berdasar nilai

substansialnya semata.

Aliran Pragmatis yang digulirkan Ibnu Khaldun merupakan

wacana baru dalam pemikiran pendidikan Islam. Apabila kalangan

Konservatif mempersempit ruang lingkup sekuler di hadapan

rasionalitas Islam dan mengaitkannya secara kaku dengan

pemikiran atau warisan salaf, sedangkan kalangan Rasionalis

dalam sistem pendidikan (program kurikuler) berpikiran idealistik

sehingga memasukkan semua disiplin keilmuan yang dianggap

substantif bernilai, maka Ibnu Khaldun mengakomodir ragam

7
Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 78.
8
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 877.
15

jenis keilmuan yang nyata terkait dengan kebutuhan langsung

manusia, baik berupa kebutuhan spiritual-ruhaniah maupun

kebutuhan material-jasmaniah.

Hakikat pendidikan menurut pragmatisme adalah

menyiapkan anak didik dengan membekali seperangkat keahlian

dan keterampilan teknis agar mampu hidup di dunia yang selalu

berubah. Konsep pendidikan Dewey yang berlandaskan

pragmatisme, menilai suatu pengetahuan berdasarkan guna

pengetahuan dalam masyarakat. Yang diajarkan adalah pengetahuan

yang segera dapat dipakai dalam penghidupan masyarakat sehari-

hari. Seperti yang diketetahui bahwa pragmatisme merupakan

paham yang memberlakukan hal secara praktis. Pragmatisme

memandang bahwa pendidikan yang diselenggarakan berpusat pada

peserta didik dan diupayakan agar sesuai dengan minat serta

kebutuhan-kebutuhannya agar mampu mengatasi persoalan hidup

secara praktis.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pengertian pembelajaran sangat banyak ditemukan dalam berbagai
literatur. Menurur Sardiman dalam bukunaya yang berjudul Interaksi dan
Motifasi Belajar Mengajar, belajar adalah berubah, dalam hal ini yang
dimaksud belajar berarti usaha sadar mengubah tingkah laku.Sumber Pendid
ikan Agama Islam secara garis besar ada 3 yaitu :
1. AlQur‟an
2. As-Sunnah
3. Ijtihad
Adapun teori-teori pembelajaran dalam Islam meliputi:
1. Teori fitrah.
2. Teori qiro‟ah.
3. Teori taskhir.
4. Teori daya berpendapat.

Adapun aliran-aliran pembelajaran dalam Islam meliputi:

1. Aliran Konservatif (al-Muhafidz).


2. Aliran Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy).
3. Aliran Pragmatis (al-Dzarai’iy).

B. Kritik dam Saran


Sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan,
maka dari itu kami selaku penyusun makalah memohon saran dan kritik
kepada para pembaca, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi untuk
kebaikan kita bersama agar kedepannya kita tidak mengulangi kesalahan yang
sama, jangan lupa bersyukur dan bernapas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Lorens. (2000). Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia, 2000).

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar, Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi


Aksara.

Ridla. (2008). Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, Jakarta: Gramedia.

Sardirman. (2004). Interaksi dan Motifasi Belajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Tafsir, Ahmad. (1996). Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya.

Tohorin. (2006). Psikologi Pembelajaran PAI, Jakarta : PT Grafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai