DISUSUN
OLEH:
Kelompok: 3
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Definisi Psikologi Pembelajaran................................................................ 3
2.2 Hakikat Pembelajaran................................................................................ 4
2.3 Tujuan Pembelajaran................................................................................. 6
2.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran..................................................................... 6
2.5 Jenis-Jenis Pembelajaran........................................................................... 7
2.6 Gaya Pembelajaran.................................................................................... 9
2.7 Faktor Yang Pengaruh Pembelajaran........................................................ 10
2.8 Kesulitan Dalam Pembelajaran.................................................................. 13
BAB III PENUTUP........................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 16
3.2 Saran.......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
7. Apa saja faktor yang pengaruh pembelajaran?
8. Apa saja kesulitan dalam pembelajaran?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
D. Witherington (1978), psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang
proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan
manusia.
6
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi
peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan
(Briggs,1992). Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang
bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruduction dan di sisi lain
kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika bersumber antara lain dari
pendidik. Jadi teaching itu hanya merupakan sebagian dari instruduction, sebagai
salah satu bentuk pembelajaran. Unsur utama dari pembelajaran adalah
pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar.
Dengan demikian pendidikan, pengajaran dan pembelajaran mempunyai
hubungan konseptual yang tidak berbeda, kalau toh dicari perbedaannya
pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu mencakup baik pengajaran
maupun pembelajaran, dan pengajaran.
Gagne (1981) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian
peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal
belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik
memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perolehan tujuan belajar sebetulnya juga dapat dilakukan secara alamiah bilamana
peserta didik membaca buku-buku, majalah, surat kabar atau mengamati peristiwa
di lingkungannya. Namun dalam aktivitas belajar yang dirancang, disebut dengan
pem-belajaran, maka perolehan tujuan belajar itu akan dapat dicapai secara efektif
dan efisien jika aktivitas belajar itu dirancang secara baik. Tujuan belajar tersebut
memberikan arah terhadap proses belajar. Setiap komponen pembelajaran
hendaknya saling berhubungan dan berkaitan dengan proses internal belajar
peserta didik agar terjadi peristiwa belajar. Untuk mencapai tujuan tersebut
belajar, pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara –cara merancang belajar
agar peserta didik mampu belajar optimal.
7
2.3 Tujuan Pembelajaran
Psikologi pembelajaran adalah cabang psikologi yang mempelajari tentang
proses belajar dan pembelajaran. Psikologi pembelajaran dapat memberikan
manfaat bagi pendidik dalam berbagai aspek, antara lain:
Meningkatkan pemahaman tentang proses belajar, Psikologi pembelajaran
dapat membantu pendidik untuk memahami bagaimana proses belajar terjadi
pada manusia. Dengan memahami proses belajar, pendidik dapat
mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Membantu pendidik untuk memahami karakteristik siswa, Psikologi
pembelajaran dapat membantu pendidik untuk memahami karakteristik siswa,
seperti gaya belajar, motivasi, dan minat. Dengan memahami karakteristik
siswa, pendidik dapat membuat pembelajaran yang lebih sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Membantu pendidik untuk mengatasi masalah belajar, Psikologi
pembelajaran dapat membantu pendidik untuk mengatasi masalah belajar yang
dialami oleh siswa. Dengan memahami penyebab masalah belajar, pendidik
dapat memberikan intervensi yang tepat untuk membantu siswa mengatasi
masalah tersebut.
Berikut adalah beberapa tujuan psikologi pembelajaran untuk pendidik:
1) Meningkatkan efektivitas pembelajaran
2) Meningkatkan motivasi belajar siswa
3) Meningkatkan pemahaman siswa
4) Membantu siswa mengatasi kesulitan belajar
5) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
Dengan memahami psikologi pembelajaran, pendidik dapat menjadi lebih
efektif dalam mengajar dan membantu siswa untuk belajar dengan baik.
8
1) Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa
denganmengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai
mengikutipelaj aran.
3) Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior
learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari
yang menjadi prasyarat 'untuk mempelajari materi yang baru.
4) Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan
materi-materipembelajaran yang telah direncanakan.
5) Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan
pertanyaanpertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar
memiliki pemahamanyang lebih baik.
6) Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) : siswa diminta
untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap
materi.
7) Memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh
ketepatan performance siswa.
8) Menilai hasil belajar (assessing performance) : memberiytahukan tes/tugas
untuk seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9) Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):
merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan
memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang
telah dipelajari mengetahui.
9
dapat dipelajari dan diubah melalui proses pengkondisian. Contoh pembelajaran
behavioristik:
a) Memberikan hadiah kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan
benar
b) Memberikan hukuman kepada siswa yang berperilaku buruk
2. Pembelajaran kognitivistik
Pembelajaran kognitivistik adalah pembelajaran yang berfokus pada
proses mental. Teori pembelajaran kognitivistik berpendapat bahwa belajar adalah
proses aktif di mana siswa membangun pengetahuannya sendiri. Contoh
pembelajaran kognitivistik:
a) Menggunakan metode pembelajaran problem-based learning (PBL)
b) Menggunakan metode pembelajaran cooperative learning
c) Menggunakan metode pembelajaran inquiry-based learning
3. Pembelajaran konstruktivistik
Pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang berfokus pada
proses konstruksi pengetahuan oleh siswa. Teori pembelajaran konstruktivistik
berpendapat bahwa siswa belajar dengan cara membangun pengetahuan mereka
sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Contoh
pembelajaran konstruktivistik:
a) Menggunakan metode pembelajaran discovery learning
b) Menggunakan metode pembelajaran project-based learning
c) Menggunakan metode pembelajaran blended learning
4. Pembelajaran humanistik
Pembelajaran humanistik adalah pembelajaran yang berfokus pada
pengembangan potensi siswa secara optimal. Teori pembelajaran humanistik
berpendapat bahwa siswa harus belajar dalam lingkungan yang kondusif dan
mendukung. Contoh pembelajaran humanistik:
a) Menciptakan lingkungan belajar yang demokratis
b) Mendorong siswa untuk mengekspresikan diri
c) Membantu siswa untuk mengembangkan harga diri
10
Pendidik dapat memilih jenis pembelajaran yang paling sesuai dengan
kebutuhan siswa dan materi yang akan diajarkan. Selain itu, pendidik juga dapat
menggunakan kombinasi dari berbagai jenis pembelajaran untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih efektif.
11
Pendidik dapat menggunakan gaya pembelajaran siswa untuk merancang
pembelajaran yang lebih efektif. Misalnya, pendidik dapat menggunakan gambar
atau diagram untuk membantu siswa visual memahami materi pelajaran. Pendidik
juga dapat menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan diskusi atau
aktivitas untuk membantu siswa kinestetik belajar.
12
pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang
memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan
baik, baik secara preventif maupun yangbersifat kuratif, dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan
yang bergizi, dan lain sebagainya.
b) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
memengaruhi proses belajar adalah:
Kecerdasan/intelegensi siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar
peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap
calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami
tingkat kecerdasan siswanya.
Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi
sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap
13
intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi
dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti
seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh
untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas
kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam
proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif,
karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada
motivasi dari luar (ekstrinsik).
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti
pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.
Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan
tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang
akan dipelajarinya.
14
Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa
dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang
pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah
bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994)
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang
siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan
seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam
proses belajar seseorang.
2. Faktor-faktor eksogen/eksternal
Faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.
Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang
memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
15
b) Kekurangan motivasi, seperti kurangnya minat pada pelajaran, kurangnya
kepercayaan diri, atau kurangnya dukungan dari orang tua.
c) Kekurangan keterampilan belajar, seperti kesulitan mencatat, kesulitan
memahami penjelasan guru, atau kesulitan mengerjakan tugas.
Faktor eksternal yang dapat menyebabkan kesulitan pembelajaran antara
lain:
1) Lingkungan belajar yang tidak kondusif, seperti lingkungan belajar yang
bising, lingkungan belajar yang tidak aman, atau lingkungan belajar yang
tidak mendukung.
2) Pendidik yang tidak efektif, seperti pendidik yang tidak memahami gaya
belajar siswa, pendidik yang tidak memberikan umpan balik yang positif,
atau pendidik yang tidak memberikan dukungan kepada siswa.
3) Ketidaksesuaian antara kurikulum dan kebutuhan siswa, seperti kurikulum
yang terlalu sulit, kurikulum yang terlalu mudah, atau kurikulum yang
tidak relevan dengan minat siswa.
Berikut adalah beberapa contoh kesulitan pembelajaran:
Kesulitan memahami materi pelajaran
Kesulitan berkonsentrasi
Kesulitan belajar secara mandiri
Kesulitan mengerjakan tugas
Kesulitan memahami penjelasan guru
Kesulitan mencatat
Kesulitan mengikuti pelajaran
Kesulitan mengerjakan tes
Kesulitan lulus ujian
Kesulitan pembelajaran dapat berdampak negatif pada prestasi akademik
siswa, motivasi belajar siswa, dan kepercayaan diri siswa. Oleh karena itu, penting
untuk mengatasi kesulitan pembelajaran sedini mungkin. Ada beberapa cara untuk
mengatasi kesulitan pembelajaran, antara lain:
Mencari bantuan dari orang yang tepat, seperti guru, orang tua, atau
konselor.
16
Belajar sesuai dengan gaya belajar
Meningkatkan motivasi belajar
Mengembangkan keterampilan belajar
Membuat lingkungan belajar yang kondusif
Dengan mengatasi kesulitan pembelajaran, siswa dapat belajar dengan
lebih efektif dan mencapai potensi mereka sepenuhnya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A John W. Santrock (2008: 4), psikologi pendidikan adalah cabang ilmu
psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Pembelajaran pada hakekatnya
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah
mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar
pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya.
Psikologi pembelajaran dapat memberikan manfaat bagi pendidik dalam
berbagai aspek, antara lain:
a) Meningkatkan pemahaman tentang proses belajar
b) Membantu pendidik untuk memahami karakteristik siswa
c) Membantu pendidik untuk mengatasi masalah belajar
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi
pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
19