Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP DASAR PSIKOLOGI PEMBELAJARAN

DISUSUN
OLEH:

Kelompok: 3

Sarah Dara Phonna (228620610195)


Salsabillah Ika Pratiwi (228620610194)
Ria Mauliza (228620610172)
Rauzatul Nura (228620610167)
Reva Auzira (228620610170)
Rosna (228620610187)
Dosen Pengampu : Khairunnisak, M.Pd
MK: Psikologi Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
2023

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Definisi Psikologi Pembelajaran................................................................ 3
2.2 Hakikat Pembelajaran................................................................................ 4
2.3 Tujuan Pembelajaran................................................................................. 6
2.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran..................................................................... 6
2.5 Jenis-Jenis Pembelajaran........................................................................... 7
2.6 Gaya Pembelajaran.................................................................................... 9
2.7 Faktor Yang Pengaruh Pembelajaran........................................................ 10
2.8 Kesulitan Dalam Pembelajaran.................................................................. 13
BAB III PENUTUP........................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 16
3.2 Saran.......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak dapat dipungkir, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke
dunia, telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan; manusia telah berusaha
mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Demikian
pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha- usaha dari orang-orang
yang telah mampu dalam hal tertentu untuk mempengaruhi orang lain teman
bergaul mereka, untuk kepentingan kemajuan orang-orang bersangkutan itu. Dari
uraian ini jelaslah kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalah setiap
orang dari.
Adalah keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa
dia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara yang sesuai dengan
“keadaan” si anak didik. Dalam konteks inilah, psikologi berperan sebagai ilmu
pengetahuan yang berusaha memahami sesama manusia, dengan tujuan untuk
dapat memperlakukannya dengan lebih tepat. Oleh dulu hingga sekarang, dan
diwaktu-waktu yang akan datang karena itu, pengetahuan psikologis mengenai
anakdidik dalam proses pendidikan adalah hal yangperlu dan penting bagi setiap
pendidik; sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidikuntuk memiliki
pengetahuan tentang psikologi pendidikan. Mengingat setiap orang pada suatusaat
tertentu melakukan perbuatan mendidik, maka pada hakekatnya psikologi
pendidikan itu dibutuhkan oleh setiap orang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Psikologi Pembelajaran ?
2. Apa hakikat pembelajaran?
3. Apa tujuan pembelajaran?
4. Apa prinsip-prinsip pembelajaran?
5. Apa jenis-jenis pembelajaran?
6. Apa gaya pembelajaran?

3
7. Apa saja faktor yang pengaruh pembelajaran?
8. Apa saja kesulitan dalam pembelajaran?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Pembelajaran


Arthur S. Reber (1988), seorang guru besar psikologi dari Brooklyn
College, mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu
psikologi yag berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna
dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip belaj ar dikelas
2. Pengembangan dan pembauran kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut denga
pendayagunaan ranah kognitf
Penyelenggaraan pendidikan keguruan Sementara itu, Tardif (1987)
mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang
berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang prilaku manusia untuk
usaha-usaha kependidikan. Adapun ruang lingkupnya meliputi:
1. Contekt of teaching atnd learning, situasi atau tempat yang berhubungan
dengan mengajar dan belajar.
2. Proses of teaching and learning, tahapan- tahapan dalam mengajar dan
belajar.
3. Outcome of teaching and learning, hasil- hasil yang dicapaioleh proses
mengajar dan belajar.
Selanjutnya pengertian psikologi pendidikan menurut beberapa ahli
dikemukakan sebagai berikut:
A. John W. Santrock (2008: 4), psikologi pendidikan adalah cabang ilmu
psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
B. Barlow (1985), psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan
berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-
sumber untuk membantu anda dalam melaksanakan tugas sebagai seorang
C. guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.

5
D. Witherington (1978), psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang
proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan
manusia.

2.2 Hakikat Pembelajaran


Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Menurut Sudarwan Danim (2010:1)
“Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam proses pendidikan
formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa
mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh karena itu kehadiran peserta didik
menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang
dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Proses tindakan belajar pada dasarnya adalah bersifat internal, namun proses
itu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Perhatian peserta didik dalam
pembelajaran, misalnya, dipengaruhi oleh susunan rangsangan yang berasal dari
luar. Ketika seorang peserta didik membaca buku, perhatiannya acapkali terpusat
pada kata-kata tercetak tebal, gambar-gambar, dan informasi menarik lainnya.
Oleh karena itu di dalam pembelajaran, pendidik harus benar-benar mampu
mencurahkan seluruh energinya sehingga dapat seperti yang diharapkan.
Pembelajaran artinya suatu proses belajar yang terjadi karena adanya guru
sebagai pengajar dan pendidik dan adanya murid atau peserta didik sebagai yang
diajar atau sebagai penerima ilmu pengetahuan atau keterampilan. Secara umum
istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat
dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik (Darsono,
2000: 24).
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

6
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi
peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan
(Briggs,1992). Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang
bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruduction dan di sisi lain
kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika bersumber antara lain dari
pendidik. Jadi teaching itu hanya merupakan sebagian dari instruduction, sebagai
salah satu bentuk pembelajaran. Unsur utama dari pembelajaran adalah
pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar.
Dengan demikian pendidikan, pengajaran dan pembelajaran mempunyai
hubungan konseptual yang tidak berbeda, kalau toh dicari perbedaannya
pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu mencakup baik pengajaran
maupun pembelajaran, dan pengajaran.
Gagne (1981) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian
peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal
belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik
memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perolehan tujuan belajar sebetulnya juga dapat dilakukan secara alamiah bilamana
peserta didik membaca buku-buku, majalah, surat kabar atau mengamati peristiwa
di lingkungannya. Namun dalam aktivitas belajar yang dirancang, disebut dengan
pem-belajaran, maka perolehan tujuan belajar itu akan dapat dicapai secara efektif
dan efisien jika aktivitas belajar itu dirancang secara baik. Tujuan belajar tersebut
memberikan arah terhadap proses belajar. Setiap komponen pembelajaran
hendaknya saling berhubungan dan berkaitan dengan proses internal belajar
peserta didik agar terjadi peristiwa belajar. Untuk mencapai tujuan tersebut
belajar, pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara –cara merancang belajar
agar peserta didik mampu belajar optimal.

7
2.3 Tujuan Pembelajaran
Psikologi pembelajaran adalah cabang psikologi yang mempelajari tentang
proses belajar dan pembelajaran. Psikologi pembelajaran dapat memberikan
manfaat bagi pendidik dalam berbagai aspek, antara lain:
 Meningkatkan pemahaman tentang proses belajar, Psikologi pembelajaran
dapat membantu pendidik untuk memahami bagaimana proses belajar terjadi
pada manusia. Dengan memahami proses belajar, pendidik dapat
mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
 Membantu pendidik untuk memahami karakteristik siswa, Psikologi
pembelajaran dapat membantu pendidik untuk memahami karakteristik siswa,
seperti gaya belajar, motivasi, dan minat. Dengan memahami karakteristik
siswa, pendidik dapat membuat pembelajaran yang lebih sesuai dengan
kebutuhan siswa.
 Membantu pendidik untuk mengatasi masalah belajar, Psikologi
pembelajaran dapat membantu pendidik untuk mengatasi masalah belajar yang
dialami oleh siswa. Dengan memahami penyebab masalah belajar, pendidik
dapat memberikan intervensi yang tepat untuk membantu siswa mengatasi
masalah tersebut.
Berikut adalah beberapa tujuan psikologi pembelajaran untuk pendidik:
1) Meningkatkan efektivitas pembelajaran
2) Meningkatkan motivasi belajar siswa
3) Meningkatkan pemahaman siswa
4) Membantu siswa mengatasi kesulitan belajar
5) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
Dengan memahami psikologi pembelajaran, pendidik dapat menjadi lebih
efektif dalam mengajar dan membantu siswa untuk belajar dengan baik.

2.4 Prinsip-Prinsip Pembelajaran


Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan
sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
sebagai berikut:

8
1) Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa
denganmengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai
mengikutipelaj aran.
3) Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior
learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari
yang menjadi prasyarat 'untuk mempelajari materi yang baru.
4) Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan
materi-materipembelajaran yang telah direncanakan.
5) Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan
pertanyaanpertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar
memiliki pemahamanyang lebih baik.
6) Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) : siswa diminta
untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap
materi.
7) Memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh
ketepatan performance siswa.
8) Menilai hasil belajar (assessing performance) : memberiytahukan tes/tugas
untuk seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9) Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):
merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan
memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang
telah dipelajari mengetahui.

2.5 Jenis-jenis Pembelajaran


Berikut adalah beberapa jenis pembelajaran dalam konsep psikologi
pembelajaran:
1. Pembelajaran behavioristik
Pembelajaran behavioristik adalah pembelajaran yang berfokus pada
perilaku. Teori pembelajaran behavioristik berpendapat bahwa perilaku manusia

9
dapat dipelajari dan diubah melalui proses pengkondisian. Contoh pembelajaran
behavioristik:
a) Memberikan hadiah kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan
benar
b) Memberikan hukuman kepada siswa yang berperilaku buruk
2. Pembelajaran kognitivistik
Pembelajaran kognitivistik adalah pembelajaran yang berfokus pada
proses mental. Teori pembelajaran kognitivistik berpendapat bahwa belajar adalah
proses aktif di mana siswa membangun pengetahuannya sendiri. Contoh
pembelajaran kognitivistik:
a) Menggunakan metode pembelajaran problem-based learning (PBL)
b) Menggunakan metode pembelajaran cooperative learning
c) Menggunakan metode pembelajaran inquiry-based learning
3. Pembelajaran konstruktivistik
Pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang berfokus pada
proses konstruksi pengetahuan oleh siswa. Teori pembelajaran konstruktivistik
berpendapat bahwa siswa belajar dengan cara membangun pengetahuan mereka
sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Contoh
pembelajaran konstruktivistik:
a) Menggunakan metode pembelajaran discovery learning
b) Menggunakan metode pembelajaran project-based learning
c) Menggunakan metode pembelajaran blended learning
4. Pembelajaran humanistik
Pembelajaran humanistik adalah pembelajaran yang berfokus pada
pengembangan potensi siswa secara optimal. Teori pembelajaran humanistik
berpendapat bahwa siswa harus belajar dalam lingkungan yang kondusif dan
mendukung. Contoh pembelajaran humanistik:
a) Menciptakan lingkungan belajar yang demokratis
b) Mendorong siswa untuk mengekspresikan diri
c) Membantu siswa untuk mengembangkan harga diri

10
Pendidik dapat memilih jenis pembelajaran yang paling sesuai dengan
kebutuhan siswa dan materi yang akan diajarkan. Selain itu, pendidik juga dapat
menggunakan kombinasi dari berbagai jenis pembelajaran untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih efektif.

2.6 Gaya Pembelajaran


Gaya pembelajaran adalah cara yang disukai oleh seseorang untuk
menyerap, memproses, dan memahami informasi. Gaya pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, antara lain:
a) Visual, adalah gaya pembelajaran yang mengandalkan penglihatan
untuk memproses informasi. Orang dengan gaya pembelajaran visual
sering kali belajar dengan baik dengan cara membaca, melihat gambar
atau diagram, atau menggunakan alat bantu visual lainnya.
b) Auditif, adalah gaya pembelajaran yang mengandalkan pendengaran
untuk memproses informasi. Orang dengan gaya pembelajaran auditif
sering kali belajar dengan baik dengan cara mendengarkan penjelasan,
mengikuti kuliah, atau berdiskusi dengan orang lain.
c) Kinestetik, adalah gaya pembelajaran yang mengandalkan gerakan
untuk memproses informasi. Orang dengan gaya pembelajaran
kinestetik sering kali belajar dengan baik dengan cara melakukan
aktivitas, seperti eksperimen, bermain peran, atau berlatih.
d) Logis-matematis, adalah gaya pembelajaran yang mengandalkan
penalaran logis untuk memproses informasi. Orang dengan gaya
pembelajaran logis-matematis sering kali belajar dengan baik dengan
cara memecahkan masalah, menggunakan metode ilmiah, atau
mempelajari konsep abstrak.
e) Intuitif, adalah gaya pembelajaran yang mengandalkan intuisi untuk
memproses informasi. Orang dengan gaya pembelajaran intuitif sering
kali belajar dengan baik dengan cara melihat gambaran besar, berpikir
kreatif, atau menggunakan pendekatan yang tidak konvensional.

11
Pendidik dapat menggunakan gaya pembelajaran siswa untuk merancang
pembelajaran yang lebih efektif. Misalnya, pendidik dapat menggunakan gambar
atau diagram untuk membantu siswa visual memahami materi pelajaran. Pendidik
juga dapat menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan diskusi atau
aktivitas untuk membantu siswa kinestetik belajar.

2.7 Faktor Yang Pengaruh Pembelajaran


Secara umum faktor- faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua
kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling
memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi
faktor fisiologis dan psikologis.
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam :
 Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus
jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk
menjaga kesehatan jasmani.
 Kedua, keadaan fungsi jasmanifisiologis.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada
tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan

12
pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang
memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan
baik, baik secara preventif maupun yangbersifat kuratif, dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan
yang bergizi, dan lain sebagainya.
b) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
memengaruhi proses belajar adalah:
 Kecerdasan/intelegensi siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar
peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap
calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami
tingkat kecerdasan siswanya.
 Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi
sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap

13
intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi
dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti
seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh
untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas
kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam
proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif,
karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada
motivasi dari luar (ekstrinsik).
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti
pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.
 Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan
tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang
akan dipelajarinya.

14
 Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa
dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang
pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
 Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah
bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994)
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang
siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan
seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam
proses belajar seseorang.
2. Faktor-faktor eksogen/eksternal
Faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.
Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang
memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

2.8 Kesulitan Dalam Pembelajaran


Kesulitan dalam pembelajaran adalah pengalaman yang umum dialami
oleh siswa di semua tingkatan pendidikan. Kesulitan pembelajaran dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Faktor internal yang dapat menyebabkan kesulitan pembelajaran antara
lain:
a) Kekurangan kemampuan, seperti kesulitan memahami materi pelajaran,
kesulitan berkonsentrasi, atau kesulitan belajar secara mandiri.

15
b) Kekurangan motivasi, seperti kurangnya minat pada pelajaran, kurangnya
kepercayaan diri, atau kurangnya dukungan dari orang tua.
c) Kekurangan keterampilan belajar, seperti kesulitan mencatat, kesulitan
memahami penjelasan guru, atau kesulitan mengerjakan tugas.
Faktor eksternal yang dapat menyebabkan kesulitan pembelajaran antara
lain:
1) Lingkungan belajar yang tidak kondusif, seperti lingkungan belajar yang
bising, lingkungan belajar yang tidak aman, atau lingkungan belajar yang
tidak mendukung.
2) Pendidik yang tidak efektif, seperti pendidik yang tidak memahami gaya
belajar siswa, pendidik yang tidak memberikan umpan balik yang positif,
atau pendidik yang tidak memberikan dukungan kepada siswa.
3) Ketidaksesuaian antara kurikulum dan kebutuhan siswa, seperti kurikulum
yang terlalu sulit, kurikulum yang terlalu mudah, atau kurikulum yang
tidak relevan dengan minat siswa.
Berikut adalah beberapa contoh kesulitan pembelajaran:
 Kesulitan memahami materi pelajaran
 Kesulitan berkonsentrasi
 Kesulitan belajar secara mandiri
 Kesulitan mengerjakan tugas
 Kesulitan memahami penjelasan guru
 Kesulitan mencatat
 Kesulitan mengikuti pelajaran
 Kesulitan mengerjakan tes
 Kesulitan lulus ujian
Kesulitan pembelajaran dapat berdampak negatif pada prestasi akademik
siswa, motivasi belajar siswa, dan kepercayaan diri siswa. Oleh karena itu, penting
untuk mengatasi kesulitan pembelajaran sedini mungkin. Ada beberapa cara untuk
mengatasi kesulitan pembelajaran, antara lain:
 Mencari bantuan dari orang yang tepat, seperti guru, orang tua, atau
konselor.

16
 Belajar sesuai dengan gaya belajar
 Meningkatkan motivasi belajar
 Mengembangkan keterampilan belajar
 Membuat lingkungan belajar yang kondusif
Dengan mengatasi kesulitan pembelajaran, siswa dapat belajar dengan
lebih efektif dan mencapai potensi mereka sepenuhnya.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A John W. Santrock (2008: 4), psikologi pendidikan adalah cabang ilmu
psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Pembelajaran pada hakekatnya
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah
mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar
pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya.
Psikologi pembelajaran dapat memberikan manfaat bagi pendidik dalam
berbagai aspek, antara lain:
a) Meningkatkan pemahaman tentang proses belajar
b) Membantu pendidik untuk memahami karakteristik siswa
c) Membantu pendidik untuk mengatasi masalah belajar

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi
pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Badarudin. 2012. Hakikat Belajar dan Pembelajaran.


Omrot, J. E. 2009. Educational Psychology Developing Leaners (Psikolgi
Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang). Jakarta:
Erlangga.
Rahyubi, Heri. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.
Majalengka: Referens.
Riyanto, Yatim. 2012.Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Jakarta:
Rajawali Pers
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Ed. Kedua.. Jakrata: Kencana
Slavin. 2011. Psikologi Pendidikan. Teori dan Praktk. Jakarta: Indeks
Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Rosdakarya.
Uno, Hamzah B & Masri Kuadrat. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Belajar:
Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecersdasan. Jakarta: Bumi
Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai