Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Analisis Penerapan Desain Pembelajaran dengan TPACK, serta


Manajemen Pengolahan KelasAnalisis penerapan desain pembelajaran
dengan TPACK, serta penerapan evaluasi pembelajaran”

Ddosen Ppengampu : Dr. Khairunnisa M.pd

Disusun oleh kelompok 7:


Irvan Zebua (3233121006)
Indah Chofifah SM (3232421010)
Adolf Tarigan (3233121005)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN SEJARAH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas karunia dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah psikologi pendidikan
tanpa suatu halangan apapun.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapakan terimakasih kepada Ibu Dr.
Khairunnisa M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi pendidikan yang telah membina
dan mengarahkan kami untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan hasil yang baik dan tepat
waktu.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami minta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih semoga
dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan pembaca.

Medan, Maret 2024

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Konsep Pembelajaran...........................................................................................................5
2.2 Orientasi pembelajaran.........................................................................................................6
2.3 Perencanaan pembelajaran menggunakan TPACK.............................................................9
2.4 Manajemen Kelas...............................................................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................................14
DAFTARA PUSTAKA..........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pada awal proses pembelajaran, guru diminta untuk
mengidentifikasi kemampuan dasar siswa, seperti kemampuan dasar, motivasi, latar belakang
akademis, dan keadaan ekonomi, antara lain.Kesiapan guru untuk memahami karakteristik
siswa dalam pembelajaran merupakan dasar penyampaian bahan belajar dan merupakan
ukuran sukses pelaksanaan pembelajaran.
Orientasi pembelajaran merupakan suatu hal yang mengacu pada preferensi, pendekatan,
dan strategi yang digunakan oleh seseorang baik itu siswa maupun guru dalam memproses
informasi belajar. Terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran secara umum yaitu:
Pendekatan yang berpusat pada guru dan Pendekatan yang berpusat pada siswa.
TPACK (technological, pedagogical, and content knowledge) merupakan suatu kerangka
kerja yang digunakan untuk merancang model pembelajaran modern dengan penggabungan
tiga komponen utama yaitu komponen teknologi, pedagogik, serta pengetahuan.
Implementasi TPACK dalam pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran di mana guru
menggabungkan pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan ini dituangkan dalam rancangan pembelajaran (RPP). TPACK
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru, khususnya dalam mengelola kelas dan
mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Manajemen kelas merupakan suatu aktivitas yang dapat memberi perhatian pada kebutuhan
siswa untuk mengembangkan hubungan dengan kesempatan menata diri agar efektif dalam
pembelajaran. Tujuan dari manajemen kelas yaitu dapat menciptakan lingkungan yang
kondusif, memfasilitasi pertumbuhan siswa, meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa,
membangun hubungan yang positif, mengelola perilaku siswa, meningkatkan efisiensi
pembelajaran, meningkatkan kemandirian siswa, dan mengembangkan keterampilan sosial
dan emosional. Dimensi manajemen kelas dalam pembelajaran terdiri dari dua macam yaitu
dimensi struktural dan dimensi relasional.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu konsep Pembelajaran?
b. Apa itu orientasi pembelajaran?
c. Apa itu perencanaan pembelajaran menggunakan TPACK?
d. Apa itu manajemen kelas?
1.3 Tujuan
a. Untuk memberikan penjelasan mengenai konnsep pembelajaran
b. Untuk memberikann penjelasan mengenai orientasi pembelajaran
c. Untuk memberikann penjelasan mengenai perencanaan pembelajaran menggunakan
TPACK
d. Untuk memberikann penjelasan mengenai manajemen kelas.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pembelajaran

KonsepDasar Pembelajaran Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”
(Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan
nasional).
Trianto menyatakan bahwa: “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran
dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan”.
Menurut Prof. Surya, pembelajaran adalah proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan sebagai akibat dari interaksi seseorang
dengan lingkungannya.
Menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61), pembelajaran adalah bagian khusus dari
pendidikan karena merupakan proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola
untuk memungkinkan ia melakukan tingkah laku tertentu dalam kondisi tertentu atau
membuat tanggapan tertentu terhadap situasi tertentu.
Setiap tindakan yang bertujuan untuk membantu seseorang memperoleh keterampilan
dan nilai baru disebut pembelajaran. Pada awal proses pembelajaran, guru diminta untuk
mengidentifikasi kemampuan dasar siswa, seperti kemampuan dasar, motivasi, latar belakang
akademis, dan keadaan ekonomi, antara lain.Kesiapan guru untuk memahami karakteristik
siswa dalam pembelajaran merupakan dasar penyampaian bahan belajar dan merupakan
ukuran sukses pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan dasar-dasar teori
pembelajaran para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses di mana
guru mengubah tingkah laku siswa, lingkungan, dan semua sumber belajar lainnya sebagai

5
alat belajar. Tujuannya ialah untuk menciptakan lingkungan dan prosedur pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan untuk diri mereka sendiri, komunitas, bangsa, dan negara.
Beberapa unsur yang harus ada dalam model konsep pembelajaran ialah:
A. Filosofi atau teori yang menjadi landasan atau ruh dari rumusan teoritis dan praktis
sebuah metode pembelajaran. Contoh; saat guru menjelaskan suatu materi
menggunakan pendapat para filsuf atau sumber konkret yang menlandasi materi
tersebut.
B. Rumusan teoritis metode pembelajaran, Contoh; ketika seorang guru menyampaikan
pembelajran kepada siswa melalui rumusan, teori atau bahan ajar yang ada pada buku
maupun apa yang diketahui guru itu sendiri.
C. Prosedur praktis penerapan metode pembelajaran, dimana guru mengajak siswa
menerapkan hasil dari pembelajaran yang berbasis praktek. Contoh; seorang guru
fisika yang mengajak siswa membuat balon udara mini sebagai penerapan hukum
Archimedes.
2.2 Orientasi pembelajaran

Orientasi pembelajaran merupakan suatu hal yang mengacu pada preferensi,


pendekatan, dan strategi yang digunakan oleh seseorang baik itu siswa maupun guru dalam
memproses informasi belajar. Hal Ini dapat mencerminkan bagaimanacara mendekati
pembelajaran, bagaimana berinteraksi dengan materi pelajaran, dan bagaimana mengatasi
tantangan dalam proses belajar. Nah setiap rencana pembelajaran dapat mengacu pada
pendekatan. Terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran secara umum yaitu: Pendekatan
yang berpusat pada guru dan Pendekatan yang berpusat pada siswa.
1. Pendekatan pembelajaran berpusat pada guru.
Pendekatan behavioral merupakan dasar konseptual untuk perencanaan dan instruksi
pendekatan berpusat pada guru. Pendekatan ini dapat di desain dalam pengajaran secara
langsung oleh guru kepada siswa yang di mana pendekatan ini sangat terstruktur dapat
dikendalikan dan dikontrol oleh guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan siswa dapat
memaksimalisasi waktu yang dihabiskan siswa untuk tugas-tugas akademik dan usaha dan
serta dapat meminimalkan pengaruh negatif terhadap siswa. Terdapat beberapa aktivitas
dalam pendekatan ini yang harus dilakukan oleh guru yaitu: orientasi materi baru, advance
organizer (belajar bermakna), pengajaran penjelasan dan demonstrasi, bertanya dan diskusi,
mastery learning (pembelajaran tuntas), dan pekerjaan rumah (PR)
1. Orientasi materi baru
Orientasi ini dapat dilakukan atau diterapkan oleh guru untuk memperkenalkan dan
mengajarkan kepada siswa tentang materi baru yang belum mereka ketahui sebelumnya.
Dalam pendekatan ini, guru sangat berperan sebagai pemegang pengetahuan yang
mengarahkan proses pembelajaran. Contohnya seperti diskusi kelompok, yang di mana guru
dapat wewenang untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pemikiran
kritis dan mendorong siswa untuk berbagi pendapat mereka. Misalnya, dalam pelajaran

6
sejarah tentang Revolusi Industri, guru dapat memimpin diskusi tentang dampak sosial dan
ekonomi dari perubahan teesebut.

2. Advance organizer (belajar bermakna).


Advance organizer dapat dilakukan ataupun diterapkan oleh guru untuk membantu siswa
mengingat dan mengaktifkan kembali pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya
yang terkait dengan materi pembelajaran baru. Dengan menghubungkan materi baru dengan
pengetahuan yang sudah ada, nantinya siswa mampu membangun fondasi yang kuat untuk
memahami konsep-konsep yang baru. Contohnya seperti guru memberikan pertanyaan awal.
Dalam hal ini, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang
pemikiran siswa tentang topik sejarah yang akan dipelajari. Misalnya, sebelum mempelajari
Revolusi Industri, guru akan mengajukan beberapa pertanyaan awal seperti “Apa yang
menyebabkan terjadinya Revolusi Industri?” atau “Apa dampak Revolusi Industri dalam
perubahan sosial dan ekonomi?”. Pertanyaan-pertanyaan ini, nantinya akan membantu siswa
mempersiapkan pikiran mereka untuk mempelajari informasi baru dan dapat mendorong
mereka untuk memikirkan konsep-konsep sejarah yang relevan.
3. Pengajaran, penjelasan dan demonstrasi
Banyak sekali guru yang menggunakan strategi ini untuk menerangkan dan
mendemonstrasikan materi baru. Walaupun terkadang hal ini sangat membosankan namun
guru dapat mengupayakan strategi ini semenarik mungkin agar siswa tertarik dengan
penjelasan guru. Strategi tersebut dapat dilakukan guru dengan cara menyampaikan informasi
yang relevan dan memberikan penjelasan yang jelas tentang konsep-konsep materi yang akan
diberikan kepada siswa menggunakan bahasa yang sederhana dan juga tidak lupa
memberikan contoh, simulasi dari materi yang akan diterangkan, guru juga dapat
memberikan pertanyaan terkait materi yang akan diterangkan, serta guru dapat memberikan
hadiah kepada siswa yang dapat menjawab atau mampu menjawab pertanyaan dari guru
terkait materi yang akan diterangkan. Hadiah tersebut dapat berupa pujian dan penambahan
nilai.
4. Bertanya dan diskusi
Guru yang efektif biasanya banyak menggunakan strategi ini untuk mendorong partisipasi
aktif siswa, membangun pemahaman siswa, memperluas perspektif siswa, dan meningkatkan
pemikiran kritis siswa. Mengingat bahwasanya bertanya dan diskusi merupakan respon yang
perlu digunakan dalam setiap pembelajaran untuk menjaga minat dan perhatian siswa maka
dari itu Guru harus memiliki strategi semenarik mungkin agar aktivitas bertanya dan diskusi
ini tidak terasa membosankan. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan
Simulasi atau permainan peran. Hal ini dapat membawa materi lebih hidup. Misalnya, dalam
pelajaran sejarah, siswa dapat berperan sebagai tokoh sejarah dan berinteraksi satu sama lain
untuk memahami konteks sejarah secara lebih mendalam. Hal ini kemungkinan besar dapat
membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan interaktif.
5. Mastery learning ( pembelajaran tuntas)

7
Mastery lerning merupakan suatu pembelajaran suatu konsep atau topik secara
menyeluruh dan tuntas sebelum pindah ke topik yang lebih sulit. Tujuan guru melakukan
aktivitas materi learning ini yaitu untuk memastikan bahwa setiap siswa mampu mencapai
pemahaman yang lebih mendalam dan menguasai materi yang diajarkan sebelum
melanjutkan ke tingkat berikutnya.

6. Pekerjaan rumah (PR)


Tujuan guru memberikan PR kepada siswa yaitu untuk memperdalam pemahaman siswa,
memperluas aplikasi konsep yang dipelajari siswa, dan untuk mengembangkan keterampilan
mandiri siswa. Namun, guru harus melakukan keputusan yang penting untuk
mempertimbangkan seberapa banyak atau seberapa sulit PR yang akan berikan kepada siswa.
2. Pendekatan Pembelajaran berpusat pada siswa.
Pendekatan pemberian informasi dan konstruktivis merupakan dasar teoritis perencanaan
dan instruksi pendekatan berpusat pada pendekatan ini biasanya menekankan pembelajaran
dan pelajar yang aktif dan reflektif yang di mana pendidikan ini akan lebih baik jika berpusat
pada orang yang sungguh-sungguh ingin belajar. Terdapat beberapa strategi instruksional
yang dapat diterapkan dalam pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa diantaranya
yaitu: pembelajaran berbasis problem (problem base learning), pertanyaan esensial (Essential
Question), pembelajaran penemuan (discovery learning), dan revolusi teknologi.
1. Pembelajaran berbasis problem (problem base learning).
Pembelajaran berbasis problem merupakan pembelajaran yang mengutamakan
penyelesaian masalah umum yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini,
siswa dituntut untuk aktif memanfaatkan berbagai kecerdasan dan keterampilan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Pembelajaran ini lebih fokus pada diskusi kelompok
kecil yang dimana siswa mengidentifikasi isu yang mereka kaji dan fungsi guru yaitu
bertindak sebagai pembimbing membantu siswa dalam upaya pemecahan masalah mereka.
2. Pertanyaan esensial (Essential Question)
Pertanyaan essensial adalah pertanyaan yang dirancang untuk menggali dan mendorong
pemikiran kritis, refleksi, dan pemahaman mendalam tentang suatu topik atau konsep.
Pertanyaan essensial identik dengan jawaban yang panjang dan rinci, tidak memiliki jawaban
yang sederhana dan dapat memicu diskusi dan eksplorasi lebih lanjut. Pertanyaan ini sering
kali mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam dan menstimulasi inkuiri lebih lanjut,
sering Kali menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru, termasuk pertanyaan yang mendalam
dari siswa, dan membutuhkan jawaban yang lebih dari sekedar jawaban biasa. Contoh
pertanyaan essensial dalam konteks sejarah bisa berupa “Apa arti keadilan dalam konteks
Perang Dunia II?” atau “Bagaimana dampak kolonialisasi terhadap perkembangan budaya
lokal?”. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang nanti akan mendorong siswa untuk berpikir
secara kritis, melakukan analisis mendalam, dan memahami konsep atau peristiwa dari
berbagai perspektif.
3. Pembelajaran penemuan (Discovery learning).

8
Pembelajaran Penemuan atau Discovery Learning adalah suatu model pembelajaran yang
menekankan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar
secara aktif yang akan membimbing peserta didik untuk menemukan dan mengemukakan
gagasannya terkait topik yang dipelajari. Pembelajaran penemuan ini dilakukan agar siswa
mau berpikir sendiri mengetahui bagaimana pengetahuan mereka disusun untuk memicu rasa
ingin tahu siswa dan dapat memotivasi penelitian.
4. Revolusi teknologi.
Revolusi teknologi merupakan bagian dari masyarakat informasi tempat tinggal sekarang
dan siswa akan semakin butuh keahlian teknologi tersebut. di zaman sekarang ini banyak
sekali teknologi yang dapat menjadi alat yang baik untuk memotivasi siswa dan membimbing
pelajaran mereka. Dalam zaman ini revolusi teknologi dapat mencakup berbagai alat dan
aplikasi digital yang dirancang khusus untuk mendukung pembelajaran. Contoh nya seperti
google classroom.
2.3 Perencanaan pembelajaran menggunakan TPACK

TPACK (technological, pedagogical, and content knowledge) merupakan suatu


kerangka kerja yang digunakan untuk merancang model pembelajaran modern dengan
penggabungan tiga komponen utama yaitu komponen teknologi, pedagogik, serta
pengetahuan. Setelah itu, ketiga komponen ini digabungkan dalam perencanaan
pembelajaran, proses, dan evaluasi pendidikan. Dalam masa depan yang akan disebut sebagai
era teknologi digital, guru harus tidak hanya melihat teknologi, tetapi juga belajar
kemampuan pedagogik dan konten materi yang relevan untuk pembelajaran di era ini.
Terdapat sebuah fokus tentang bagaimana pengetahuan tentang teknologi, pedagogi,
dan materi dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran, yang pada gilirannya akan membuat
pembelajaran berhasil dan efektif. Hal-hal seperti ini meliputi bagaimana menggunakan
teknologi sebagai alat bantu pembelajaran, bagaimana guru menggunakan model dan metode
yang tepat dan kreatif untuk mengajar materi, dan apa subtansi materi yang akan dipelajari
(Triyono, 2020).
Dapat disimpulkan bahwa Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
merupakan gabungan dari tiga unsur penting dalam pembelajaran. Implementasi TPACK
dalam pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran di mana guru menggabungkan

9
pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan
ini dituangkan dalam rancangan pembelajaran (RPP). TPACK diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan guru, khususnya dalam mengelola kelas dan mengikuti
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Implementasi TPACK diharapkan dapat
membantu guru memecahkan masalah dalam menerapkan teknologi digital atau TIK ke
dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi
siswa. Tujuh komponen dari pendekatan TPACK untuk memasukkan teknologi ke dalam
kelas. Komponen-komponen tersebut meliputi: CK (content knowledge), PK (pedagogi
knowledge), TK (technological knowledge), TPK (technological pedagogical knowledge),
TCK (technological content knowledge), PCK (pendagogical content knowledge) dan
TPACK (technological pedagogical content knowledge). Yang mana ada tiga komponen
utama beserta penerapannya antara lain;
 Teknologi (technological knowledge) yang dapat digunakan untuk memudahkan dalam
penyampaian materi ajar, dimana guru harus memahami teknologi yang dapat
mendukung pembelajaran, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mempermudah pembelajaran dan meningkatkan keterampilan siswa. Contoh;
penggunaan proyektor saat presentasi serta menggunakan e-learning platform, atau
aplikasi pendukung pembelajaran untuk mengumpulkan tugas, mengirimkan tugas, dan
mengakses bahan pelajaran online.

 Pedagogi (pedagogical knowledge) yang memuat metode dan model pembelajaran yang
akan diterapkan, guru harus memahami konsep, teknik, dan pendekatan pembelajaran
yang efektif untuk membuat kegiatan belajar berkesan, nyaman dalam meningkatkan
pemahaman serta keterampilan siswa. Contoh; guru mengatur posisi duduk peserta didik
sesuai dengan kemampuan penglihatannya atau guru memilih jenis media audio visual
karena ternyata terdapat murid yang hanya bisa belajar menggunakan gambar.

 Konten (content knowledge) yang berisi materi pembelajaran, di mana guru harus
memahami topik pelajaran, yang dapat digunakan untuk membuat materi pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Contoh; Penggunaan berbasis konten
interaktif, seperti permainan, kuis, dan simulasi, dapat digunakan untuk menggambarkan
materi pelajaran yang lebih mudah dipahami dan mempermudah proses belajar.
2.4 Manajemen Kelas

10
Manajemen kelas merupakan suatu aktivitas yang dapat memberi perhatian pada
kebutuhan siswa untuk mengembangkan hubungan dengan kesempatan menata diri agar
efektif dalam pembelajaran. Tujuan dari manajemen kelas yaitu dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif, memfasilitasi pertumbuhan siswa, meningkatkan keterlibatan dan
motivasi siswa, membangun hubungan yang positif, mengelola perilaku siswa, meningkatkan
efisiensi pembelajaran, meningkatkan kemandirian siswa, dan mengembangkan keterampilan
sosial dan emosional. Dimensi manajemen kelas dalam pembelajaran dapat terbagi menjadi
dua bagian, yaitu dimensi struktural dan dimensi relasional.
1. Dimensi struktural
Dimensi struktural dalam manajemen kelas lebih berfokus pada pengaturan dan
pengelolaan struktur fisik, aturan, prosedur, dan sistem dalam kelas. Dimensi struktural dapat
dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
A. Tata ruang kelas
Tata ruang kelas Merupakan pengaturan tata letak ruang kelas yang memungkinkan siswa
dan guru berinteraksi dengan nyaman. Ini mencakup penempatan meja dan kursi, penyusunan
papan tulis, dan pengaturan visual yang memfasilitasi pembelajaran yang efektif.
B. Aturan dan norma
Aturan dan Norma dalam manajemen kelas merujuk pada pedoman atau panduan yang
ditetapkan oleh guru untuk mengatur perilaku dan interaksi siswa dalam konteks
pembelajaran. Aturan dan Norma ini dapat membantu siswa dan guru menciptakan
lingkungan kelas yang terstruktur, aman, dan kondusif bagi pembelajaran yang efektif.
Contoh aturan dan norma yang efektif yaitu aturan kehadiran, aturan berbicara, aturan
kerjasama, atau aturan penggunaan teknologi.
C. Prosedur dan rutinitas
Prosedur rutinitas dalam manajemen kelas ini dapat merujuk pada serangkaikan langkah
atau tata cara yang diikuti secara teratur dalam kelas untuk mengatur kegiatan sehari-hari. Ini
termasuk tata cara memulai dan mengakhiri pelajaran, tata cara pemberian tugas, pengelolaan
waktu, dan prosedur lainnya yang berkaitan dengan kegiatan harian dalam kelas. Prosedur
dan rutinitas dalam manajemen kelas sangatlah penting karena dengan adanya prosedur dan
rutinitas yang baik dapat menciptakan Keteraturan, dapat Meningkatkan Efisiensi, Dan
dapat membantu mengelola prilaku. Contoh dari prosedur dan rutinitas dalam manajemen

11
kelas yaitu: menyapa siswa, memeriksa kehadiran, atau memberikan pengumuman penting
dan mberikan instruksi yang jelas dalam pemberian tugas kepada siswa.
D. Sistem penghargaan dan konsekuensi
Sistem penghargaan dan konsekuensi dalam manajemen kelas dapat merujuk pada
pengaturan aturan dan mekanisme yang digunakan untuk memberikan insentif positif dan
konsekuensi yang jelas terhadap perilaku siswa. Tujuan dari sistem penghargaan dan
konsekuensi adalah untuk memotivasi perilaku yang diinginkan dan mengelola perilaku yang
tidak diinginkan dalam kelas. Contoh dari sistem penghargaan dan konsekuensi dalam
manajemen kelas yaitu: Guru dapat memberikan pujian dan pengakuan secara verbal kepada
siswa yang menunjukkan perilaku yang positif, prestasi akademik yang baik, atau partisipasi
aktif dalam pembelajaran dan Guru dapat menerapkan sanksi yang sesuai ketika siswa
melanggar aturan atau menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan.

2. Dimensi relasional
Dimensi relasional dalam manajemen kelas berfokus pada hubungan interpersonal antara
guru dan siswa, serta antara siswa satu dengan yang lainnya. Dimensi relasional dapat dibagi
menjadi empat yaitu:
A. Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif ini dapat mengacu pada kemampuan seorang guru untuk
berkomunikasi secara jelas, terbuka, dan empati dengan siswanya. Komunikasi yang efektif
membangun hubungan guru-siswa yang baik dan mendorong pemahaman yang baik dalam
pembelajaran. Komunikasi yang efektif penting dalam pengelolaan kelas karena membantu
menciptakan lingkungan belajar yang positif dan membantu mencegah perilaku yang
mengganggu.
Strategi komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dapat mencakup beberapa hal,
yaitu:
1. Bahasanya harus jelas dan mudah dimengerti. Mereka juga perlu mendengarkan
secara aktif dan memberikan masukan yang membangun kepada siswa
2. Guru dapat menggunakan teknologi dan media komunikasi yang tepat guna untuk
meningkatkan interaksi dengan siswa.
3. Guru juga perlu memperhatikan gaya komunikasi siswa yang berbeda-beda.
B. Pengelolaan Konflik
Pengelolaan konflik dalam pengelolaan kelas mengacu pada upaya guru dalam
mengelola dan menyelesaikan konflik yang terjadi antar siswa atau antara guru dan siswa. Ini
melibatkan penggunaan strategi yang efektif untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang
positif dan membangun hubungan yang harmonis di kelas. Pengelolaan konflik sangat

12
penting dalam pengelolaan kelas karena memiliki beberapa manfaat, yaitu membantu
menciptakan lingkungan belajar yang positif.Dengan menangani konflik secara efektif, guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, interaksi dan perkembangan siswa
secara optimal.

Strategi pengelolaan konflik yang efektif dalam pengelolaan kelas dapat mencakup beberapa
hal, yaitu:

1. Guru perlu mengambil pendekatan proaktif untuk mengatasi masalah sejak awal.
2. Guru perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif untuk
menyelesaikan konflik.
3. Guru perlu mengajarkan siswa pentingnya menghargai perbedaan pendapat dan
bekerja sama menyelesaikan konflik.
C. Pemberian dukungan dan umpan balik

Dalam pengelolaan kelas, memberikan dukungan dan umpan balik penting untuk
menciptakan lingkungan belajar yang baik dan membantu siswa mencapai tujuan belajarnya.
Memberikan dukungan dan umpan balik yang efektif dalam pengelolaan kelas membantu
menciptakan lingkungan belajar yang positif, memotivasi siswa, meningkatkan keterlibatan
dan meningkatkan hasil pembelajaran.

D. Peningkatan keterlibatan.

Peningkatan keterlibatan dalam pengelolaan kelas mengacu pada upaya mengaktifkan


siswa dan melibatkan mereka secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini melibatkan
penciptaan lingkungan yang menarik, interaktif dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif
dalam pembelajaran. Peningkatan partisipasi sangat penting dalam pengelolaan kelas karena
mempunyai beberapa manfaat yaitu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang
diajarkan, meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan interaksi sosial antara siswa dengan
guru dan antar siswa. Strategi untuk meningkatkan keterlibatan yang efektif dalam
pengelolaan kelas dapat mencakup beberapa komponen, yaitu:

1. Gunakan metode pengajaran yang inovatif dan interaktif seperti diskusi kelompok,
proyek kolaboratif, atau permainan edukatif.
2. Memberikan tugas yang menantang dan menantang berdasarkan tingkat kemampuan
siswa.
3. Memberikan umpan balik instan dan konstruktif kepada siswa tentang kinerja mereka.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Orientasi pembelajaran merupakan suatu hal yang mengacu
pada preferensi, pendekatan, dan strategi yang digunakan oleh seseorang baik itu siswa
maupun guru dalam memproses informasi belajar. TPACK (technological, pedagogical, and
content knowledge) merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan untuk merancang
model pembelajaran modern dengan penggabungan tiga komponen utama yaitu komponen
teknologi, pedagogik, serta pengetahuan. Manajemen kelas merupakan suatu aktivitas yang
dapat memberi perhatian pada kebutuhan siswa untuk mengembangkan hubungan dengan
kesempatan menata diri agar efektif dalam pembelajaran.
3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.maka kami berharap agar pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang baik terhadap makalah ini agar penulis dapat
menyusun makalah yang lebih baik lagi ke depan nya.

14
DAFTARA PUSTAKA

Muhammad Yusuf, A. S. (2020). Konsep Dasar Pembelajaran. Jurnal Staiddi Makassar, 1-8.

Sagala, S. (2017). Konsep dan Makna Pemebelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Anita Woolfolk, 2004. Education Psychology. Boston : pearson Educational.

Uno, H. B. (2023). Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran. Bumi Aksara.

Charles, CM, & Senter, GW (2008). Membangun Disiplin Kelas. Boston: Pearson.

Marzano, R. J., Marzano, J. S., & Pickering, D. J. (2003). Classroom Management That
Works: Research-Based Strategies for Every Teacher.

Diakses pukul 22:33 30/03/24 pada laman https://peraturan.bpk.go.id/Details/43920/uu-no-


20-tahun-2003

Shofia Zahra Agustina, D. (2023). Rancangan dan Penerapan Technological Pedagogical


Content Knowledge (TPACK) dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar . Journal on
Education, 9288-9294
Nugraha, M. (2018). Manajemen kelas dalam meningkatkan proses pembelajaran. Tarbawi:
Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 4(01), 27-44.
Oci, M. (2019). Manajemen kelas. Jurnal Teruna Bhakti, 1(1), 49-58.

15

Anda mungkin juga menyukai