Anda di halaman 1dari 22

Pengembangan Terhadap Pemahaman Pengajaran Dalam Meningkatkan Proses Efektivitas

Belajar

MAKALAH

disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori-teori Belajar yang diampu oleh
Dr. Suherman, M.Pd.

Disusun oleh:

Ghassani Awanis Hanifatizahra (2309887)


Kayla Annazwa Suryadi (2309771)
Regina Anorra (2310743)
Saffanah Syani (2301516)

PROGRAM STUDI SARJANA BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengembangan Terhadap Pemahaman Pengajaran
Dalam Menignkatkan Proses Efektivitas Belajar” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah
Teori-teori Belajar. Penulis berharap, makalah yang penulis buat dapat
menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi para pembaca dan juga
panitia.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin serta
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Demikian, penulis ucapkan banyak
terima kasih dan terlepas dari usaha yang telah dikerahkan, penulis menyadari
bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada pada makalah ini sebagai
akibat dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
Dr. Suherman, M.Pd selaku dosen Teori-teori Belajar yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni. Bila ada kesalahan mohon dimaafkan.

Bandung, 25 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1. Hakikat Belajar..................................................................................... 3
2.2. Karakteristik Guru BK ......................................................................... .6
2.3. Indikator dalam proses pembelajaran.....................................................9

BAB III TABEL KONSEP...............................................................................16


3.1. Dasar Teori-teori Belajar...................................................................... 16

BAB IV PENUTUP..........................................................................................17
4.1. Kesimpulan ......................................................................................... 17
4.2. Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Memasuki era digital 5.0 pemerintah Indonesia perlu untuk
berkomitmen untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam
menghadapi era digital yang sudah mulai masuk. Langkah pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di Indonesia
juga perlu adanya dukungan dari seluruh pihak dan masyarakat. Disisi lain
tujuan dari peningkatan mutu terdapatnya peningkatan pendidikan yang
diperlukan, dimana peningkatan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
ilmu, berfikir kritis dan kreatif, serta dapat bertanggung jawab. Dalam upaya
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pendidikan, perlu diketahui
juga terkait Teori Pembelajaran.
Pembelajaran sendiri adalah salah satu unsur fundamental dalam
kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman dan pemahaman
ilmiah, konsep pembelajaran telah berkembang menjadi suatu fenomena
yang sangat penting dalam pendidikan, psikologi, dan berbagai disiplin ilmu
lainnya. Pembelajaran pada hakikatnya mencerminkan proses perubahan
tingkah laku individu yang bertujuan untuk mencapai perkembangan
optimal. Para ahli dibidang pendidikan banyak melakukan penelitian
mengenai belajar dan pembelajaran setelah ditemukan fakta bahwa terdapat
kesulitan atau hambatan dalam menjelaskan proses pembelajaran.
Belajar merupakan suatu proses perubahan pola pikir baru setiap
individu sehingga mereka mendapatkan pengalaman atau memory yang
diingat agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Proses belajar dimulai
sejak dini sampai manusia telah tiada. Teori belajar merupakan upaya untuk
menggambarkan bagaimana individu dan hewan belajar, sehingga
membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. Teori
manapun pada prinsipnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir,
pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian.
Perubahan akibat proses belajar yaitu karena adanya usaha dari individu dan
perubahan tersebut berlangsung lama.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis merumuskan
permasalahan, yaitu:
1. Apa saja Hakikat Belajar dan Faktor-faktor yang memengaruhi proses dan
hasil belajar?
2. Bagaimana Karakteristik kepribadian Guru BK yang efektif dalam
menumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik yang dibimbing?
3. Apa saja Indikator-indikator yang terlibat dalam proses pembelajaran agar
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling?

1.3. Tujuan Pembahasan


Tujuan adanya makalah ini yaitu:
1. Memahami makna terkait Hakikat Belajar.
2. Mengetahui Faktor-faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar.
3. Mengetahui karakteristik seorang Guru BK yang dapat memotivasi belajar
bagi peserta didik.
4. Memahami indikator yang terdapat dalam proses pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Belajar


Belajar adalah proses di mana individu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, pemahaman, atau pengalaman baru melalui studi, latihan, atau
pengalaman. Proses belajar melibatkan perubahan dalam perilaku,
pengetahuan, atau pemahaman individu sebagai hasil dari interaksi mereka
dengan informasi atau lingkungan sekitarnya. Belajar dapat terjadi melalui
berbagai cara, termasuk pembelajaran formal di sekolah, pembelajaran
informal di kehidupan sehari-hari, atau pembelajaran melalui pengalaman
langsung.
Belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku dapat timbul atau diubah
dengan latihan atau praktek. Hakikat Belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku yang terjadi pada individu sebagai hasil dari pengalaman dan
juga interaksi dengan lingkungannya. Menurut Djamarah, ciri-ciri belajar
meliputi perubahan secara sadar, perubahan fungsional, perubahan positif
aktif, dan perubahan bukan bersifat sementara.
Pengertian belajar sendiri sangat luas, bukan hanya dari interaksi yang
terjadi di dalam kelas saja, tetapi juga interaksi di luar kelas maupun sekolah
termasuk ke dalam proses belajar. Belajar merupakan suatu kegiatan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan dilakukan untuk menguasai hal-hal
tertentu. Belajar juga merupakan suatu kegiatan aktivitas individu untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap yang bertujuan
untuk memberikan pemahaman dalam diri individu pembelajar ke arah
kedewasaan dalam berfikir, bertindak, dan bersikap.
Dalam Belajar sendiri individu dapat mengalami hambatan-hambatan,
seperti adanya penyesuaian individu dengan tugasnya, adapun hambatan yang
terjadi dari lingkungan, seperti kurangnya motivasi, kelelahan atau bahkan
kejenuhan dalam belajar. Dalam hal tertentu, belajar memerlukan adanya
bantuan serta bimbingan dari orang-orang sekitar, seperti orang tua, teman
sebaya, dan juga guru.

3
Proses belajar merupakan suatu fenomena yang kompleks dan dapat
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Proses belajar sendiri meliputi
suasana dalam pembelajaran, strategi yang digunakan, metodologi yang
digunakan dalam belajar, dan teknik yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Sedangkan hasil belajar sendiri mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara seimbang, sehingga
mampu menilai sejauh mana kemampuan yang sudah diraih dari proses
belajar. Adapun beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar, meliputi:
1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan internal atau eksternal yang dapat
memengaruhi sejauh mana individu ingin belajar dan sejauh mana individu
akan berusaha untuk mencapai tujuannya. Motivasi yang tinggi akan dapat
menghasilkan hasil belajar yang baik.
2. Minat dan Relevansi
Individu akan lebih cenderung belajar dengan baik jika materi atau topik
yang dipelajari sesuai dengan minat atau kesenangan mereka dan
menganggap bahwa yang mereka pelajari merupakah hal yang relevan
dengan kehidupan mereka.
3. Kualitas Pengajaran
Kualitas pengajaran baik yang disampaikan oleh guru di sekolah ataupun
instruktur di lingkungan lain dapat berdampak besar pada proses dan hasil
belajar. Metode pengajaran, kejelasan penyampaian materi, dan interaksi
guru-instruktur adalah faktor penting untuk mencapai kualitas pengajaran
yang baik.
4. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif ini sendiri dimiliki setiap individu, dimana
kemampuan kognitif, seperti kecerdasan, kemampuan analitis, dan
kemampuan berpikir kritis, akan dapat memengaruhi sejauh mana individu
tersebut dapat memahami dan mengingat informasi yang mereka pelajari.

4
5. Gaya Belajar
Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada indvidu yang
merasa bahwa belajar yang efektif yaitu menggunakan metode pendekatan
visual, sementara itu ada juga individu yang menganggap bahwa mereka
merasa belajar akan lebih efektif jika menggunakan metode auditori atau
kinestetik. Dalam memahami gayabelajar yang digunakan individu dalam
proses belajarnya akan meningkatkan keefektifan dalam belajarnya.
6. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar sendiri sangat berpengaruh bagi setiap proses belajar,
karena jika lingkungan belajarnya saja sudah tidak nyaman, maka proses
belajar pun tidak dapat dikatakan efektif. Lingkungan fisik dan sosial
menjadi bagian di mana individu dapat belajar. Lingkungan yang tenang,
bebas dari gangguan, dan mendukung proses pembelajaran dapat
meningkatkan fokus dan retensi.
7. Pengalaman dan Pengetahuan Sebelumnya
Pengetahuan dan pengalaman dari proses pembelajaran sebelumnya
dapat membantu atau menghambat proses belajar yang baru. Individu
sering kali membangun pengetahuan baru di atas dasar pengetahuan yang
sudah didapatnya.
8. Penghargaan dan Hukuman
Penghargaan positif dan hukuman juga dapat memengaruhi proses dan
hasil belajar. Penghargaan sendiri dapat meningkatkan motivasi,
sementara hukuman dapat mengurangi rasa semangat, biasanya hukuman
sendiri akan diberikan jika dalam proses pembelajaran tidak dilakukan
secara baik.
9. Tujuan Belajar
Menetapkan tujuan belajar yang jelas dan realistis untuk belajar dapat
memberikan individu arah dan motivasi untuk kedepannya. Tujuan yang
spesifik dan terukur dapat membantu individu untuk meningkatkan hasil
belajar yang baik.

5
2.2. Karakteristik Guru BK
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, agar
keinginan tercapai setiap individu menempuh pendidikan. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif, memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam masyarakat, kekuatan spiritual keagamaan
dan kepribadian serta berakhlak mulia. Hal ini ada dalam tujuan pendidikan.
Menurut Hidayat, pendidikan karakter yang sudah terbentuk dari kecil
yang diberikan oleh keluarga bahkan pendidikan karakter yang di dapatkan
dalam lingkungan sosial baik hingga mencapai di pendidikan Sekolah
Dasar, maka pendidikan dapat menghasilkan generasi masyarakat yang
memunculkan manusia-manusia yang berkarakter dan dapat memiliki jiwa
kepemimpinan sebagai generasi penerus bangsa yang mampu menciptakan
masyarakat yang memiliki sikap adil, jujur, disiplin, dan bertanggung
jawab, sehingga mampu menciptakan kondisi yang aman dan tentram dalam
kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan sendiri dapat diartikan sebagai hasil dari peradaban
bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri
(nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikan
ataupun sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya. Pendidikan
merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Supaya
dapat mencapai tujuan tersebut sekiranya sekolah tidak cukup hanya
menyajikan pelajaran-pelajaran atau bidang studi serta menyelenggarakan
administrasinya saja, tetapi juga perlu diberikan pelayanan bimbingan untuk
mendapatkan perkembangan dalam aspek sikapnya.
Peranan atau role merupakan suatu konsep yang tidak bisa
dilepaskan dari peran individu, status, kedudukan dan posisi seseorang.
Konselor adalah tenaga perofesional yang harus memiliki sertifikasi dan
lisensi untuk menyelenggarakan layanan profesionalnya.
Peran seorang Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah yaitu Guru
BK berperan sebagai seorang pembimbing bagi para peserta didik. Guru BK

6
sebagai salah satu tenaga pendidik yang berada di sekolah harus mampu
melibatkan semua pihak diantaranya peserta didik, guru mata pelajaran,
kepala sekolah dan juga orang tua peserta didik agar program Bimbingan
dan Konseling dapat terlaksana dengan baik. Kondisi nyata yang
mengharuskan seorang Guru BK sebagai seorang pembimbing yang
sebenar-benarnya agar dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang
seringkali timbul dalam diri peserta didik.
Adapun Bimbingan merupakan bagian dari sebuah proses
pendidikan yang teratur dan sistematik yang berguna untuk membantu
pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan
mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya mereka dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi masyarakat. Menurut Prayitno & Erman Amti (2013)
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua
pengalaman peserta didik difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi
sendiri oleh yang bersangkutan, dimana mereka akan diberi bantuan pribadi
dan langsung dalam pemecahan masalah.
Konseling harus ditunjukkan pada perkembangan yang progresif
bagi peserta didik untuk menumbuhkan motivasi mereka dalam belajar.
Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
mental terhadap individu sebagai anggota masyarakat. Motivasi juga dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk memengaruhi individu yang
dipimpinnya supaya melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan
tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.
Guru Bimbingan dan Konseling dalam aspek pembelajaran harus
memiliki karakter, terutama ahli dalam bidangnya. Karakteristik
kepribadian guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang efektif dalam
menumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik sangat penting untuk
membantu mereka mencapai potensi belajar yang maksimal. Berikut adalah
penjelasan mengenai karakteristik-karakteristik tersebut:

7
1. Empati
Guru BK yang efektif harus mampu memiliki kemampuan empati
yang tinggi. Mereka perlu memahami perasaan, kebutuhan, dan
pengalaman peserta didik dengan mendengarkan secara aktif dan
menunjukkan pemahaman yang tulus. Dengan empati, guru BK
dapat membangun hubungan yang kuat dengan peserta didiknya,
dimana seorang Guru BK akan membantu dalam memberikan
dukungan yang sesuai bagi peserta didiknya.
2. Keterampilan Komunikasi yang Baik
Seorang Guru BK juga perlu memiliki kemampuan dalam
komunikasi yang baik, termasuk kemampuan mendengarkan dengan
baik serta berbicara dengan jelas. Mereka harus mampu
mendengarkan peserta didik dengan penuh perhatian untuk
memahami masalah yang mereka hadapi. Kemampuan
berkomunikasi yang baik membantu Guru BK dalam membimbing
peserta didiknya dalam mengekspresikan perasaan dan pemikiran
mereka dengan lebih efektif.
3. Keterbukaan dan Non-Judgmental
Guru BK harus bersikap terbuka terhadap berbagai pandangan,
nilai-nilai, dan juga pengalaman peserta didik tanpa menghakimi.
Hal tersebut dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi peserta
didik untuk berbicara tentang masalah pribadinya serta peserta didik
mampu untuk mengeksplorasi diri mereka tanpa rasa takut.
Keterbukaan guru BK juga membantu peserta didik merasa aman
dan diterima.
4. Keprofesionalan
Seorang Guru BK harus mampu untuk menjaga integritas dan etika
profesional yang tinggi. Mereka harus menjaga kerahasiaan
informasi pribadi peserta didik dan menghormati kode etik yang
berlaku. Keprofesionalan juga mencakup komitmen untuk
pengembangan berkelanjutan dan peningkatan keterampilan.
5. Kemampuan Motivasi dan Inspirasi

8
Guru BK harus memiliki kemampuan untuk memotivasi dan
menginspirasi peserta didiknya untuk meraih tujuan belajar mereka.
Seorang Guru BK juga harus memiliki sikap positif, optimisme, dan
antusiasme yang menular, serta mampu membantu peserta didik
untuk merencanakan langkah-langkah konkrit menuju tujuan peserta
didik.
6. Fleksibilitas
Setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda, sebagai
seorang Guru BK harus bersikap fleksibel dalam pendekatan peserta
didik untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Hal ini juga harus
melibatkan strategi yang berbeda untuk masing-masing peserta
didiknya.
7. Kesabaran
Seorang Guru BK perlu memiliki kersabaran dalam bekerja dengan
peserta didik yang mungkin akan menghadapi masalah yang rumit
dan sulit. Kesabaran merupakan kunci dalam memberikan dukungan
dan bimbingan yang berkelanjutan.

Guru BK yang menggabungkan dan mempraktikkan karakteristik-


karakteristik ini dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan
motivasi belajar yang kuat, serta mampu untuk membantu dalam
mengatasi masalah yang mungkin peserta didik hadapi, dan juga mampu
mencapai potensi belajar yang maksimal.

2.3. Indikator Dalam Proses Pembelajaran


Menurut yusuf, terdapat 5 indikator belajar, yaitu: 1) Pengelolaan kelas
yang efektif, 2) Proses Komunikatif, 3) Repon perserta didik, 4) Aktifitas
belajar
1. Pengelolaan Pelaksanaan Pembelajaran
Pendahuluan pada pelaksanaan pembelajaran ini guru menerangkan alasan-
alasan mengapa pokok pembahasan tersebut perlu dibicarakan dan apakah
ada kaitannya dengan materi yang telah dijelaskan. Tujuan dari
menyampaikan pembelajaran yaitu untuk memotivasi peserta didik dalam

9
belajar, dan menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh peserta didik secara
kontekstual. Dapat juga melakukan pengecekan kesiapan peserta didik, baik
kesiapan dalam belajar yang cepat.
Pada proses pembelajaran seorang guru harus mengadakan persiapan yang
matang, menguasai dengan baik semua materi yang akan disajikan, dan
memberikan contoh dan ilustrasi yang jelas, tujuannya untuk
mempermudah peserta didik dalam belajar. Selama menyajikan pokok-
pokok utama yang penting, seorang guru dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, atau guru yang
mengajukan pertanyaan untuk melihat mengenai daya serap peserta didik
tersebut. Pengelolaan proses pembelajaran yang baik sebenarnya sudah
dapat tercermin dalam perumusan tujuan dan pemilihan bahan atau topik
pada saat kegiatan pra-kontruksional yaitu membuat suatu rencana
pembelajaran.
Pengorganisasian materi pelajaran merupakan wewenang pengajar, oleh
karena itu, yang dapat menilai apakah pembelajaran telah terorganisasikan
dengan baik adalah teman sebaya, guru mata pelajaran, dan Kepala Sekolah.
Para peserta didik serinng kali memiliki posisi terbaik dalam melakukan
penilaian, karena mereka dapat membandingkan secara langsung guru yang
satu dengan yang lainnya. Sedangkan, teman sebaya dan kepala sekolah
akan menilai menurut data atau persiapan yang akan dilakukan oleh guru
yang bersangkutan.
Menurut Reigulth, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru pada
tahapan kegiatan, yaitu:
a. Membagi materi dalam beberapa pokok bahasan, lalu memberikan
penjelasan singkat mengenai topik yang akan disampaikan.
b. Menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik
disertai dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menuliskan kata kunci dengan demikian peserta didik dapat melihat
dengan jelas struktur materi yang disajikan.

10
d. Setelah topik selesai dapat dilanjutkan dengan mengadakan evaluasi
singkat, tujuannya untuk mengetahui daya serap peserta didik, kemudian
dapat dilanjutkan dengan topik berikutnya.
e. Dapat membedakan antara hal yang pokok dengan tambahan, peserta
didik diberitahu bagian pokok materi sebagai bagian penting, dan yang
lainnya merupakan bagian pelengkap.
f. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik.
g. Setiap penyajian selalu di akhiri dengan penutup. Seorang guru perlu
untuk tetap waktu sesuai dengan waktu yang telah tersedia untuk melakukan
penutup.
Penutup sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Memberikan rangkuman kembali mengenai semua materi yang telah
disampaikan.
b. Mengaitkan pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya.
c. Memberikan post test atau latihan yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah disampaikan.
d. Mengingatkan peserta didik untuk mempersiapkan pokok pembahasan
berikutnya.
Seperti halnya dengan mengawali proses pembelajaran, untuk menutup
proses pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
pembelajaran dapat efektif, yaitu:
a. Mengelola waktu dengan baik dan benar.
b. Peserta didik diberikan penugasan.
c. Mengakhiri proses pembelajaran lebih awal yang bertujuan untuk
menghargai waktu.
d. Meninggalkan kelas secara tertib.
e. Memberikan sesuatu yang menandakan pelajaran telah usai.

2. Proses Belajar Mengajar Komunikatif


Pembelajaran komunikatif adalah sistem pembelajaran yang
menekankan pada aspek komunikasi interaksi dan mengembangkan
kompetensi kebahasaan serta keterampilan evaluasi ringan. Tujuan dari

11
proses pembelajaran ini yaitu untuk mengakui bahwa ada keterkaitan
dengan kegiatan komunikasi dalam kehidupan sehari- komunikasi dan juga
pada peserta didik.
Ciri-ciri pembelajaran komunikatif, yaitu:
(1) Mengutamakan makna sebenarnya.
(2) Adanya interaksi.
(3) Orientasi kompotensi.
(4) Menemukan kaidah kebahasaan/berkomunikasi.
(5) Materi pembelajaran yang bermakna.
Proses Pembelajaran ini sendiri dilakukan dengan mengutamakan makna
yang sebenarnya daripada tata gramatikal. Proses pembelajaran ini terjadi
komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling berkaitan antara guru
dengan peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan berorientasi pada
perolehan kompetensi komunikatif bukan ketepatan gramatikal
(pemahaman untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari), kaidah
yang digunakan dalam berbahasa atau berkomunikasi (simbolikvisual, lisan
dan tulisan) digunakan dalam kondisi yang tepat. Materi pembelajaran
memang berbahasa pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan akan
bermakna.
Kecakapan dalam penyajian materi termasuk ke dalam pemakaian media
dan alat bantu atau teknik lain untuk menarik perhatian peserta didik yang
merupakan salah satu karakteristik proses pembelajaran yang baik.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran mencakup penyajian
yang jelas. kelancaran dalam berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan
contoh-contoh kemampuan bicara yang baik (nada, intonasi, dan ekspresi)
serta kemampuan untuk mendengarkan. Sebagaimana halnya dengan
pengorganisasian materi pembelajaran, penilaian akan kemampuan
berkomunikasi yang efektif ini juga dapat dilakukan dengan baik oleh para
peserta didik. Pada tahap proses pembelajaran, hendaknya seorang guru
bijak dalam memilih metode, pendekatan model bahkan media
pembelajaran yang akan digunakan.

12
3. Respon Peserta didik
Sebagai seorang Guru sebaiknya dapat menciptakan kesan yang menarik
untuk sebagian besar peserta didik, sehingga dapat memberikan respon yang
positif.
Menurut Wortruba dan Wright, terdapat sikap positif terhadap peserta didik
yang dapat dicerminkan dalam beberapa cara, antara lain:
(1) Guru memberi bantuan jika peserta didiknya mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang diberikan.
(2) Guru mendorong para peserta didiknya untuk mengajukan pertanyaan
atau memberi pendapat.
(3) Guru dapat dihubungi oleh peserta didiknya di luar jam pelajaran.
(4) Guru menyadari dan peduli dengan apa yang dipelajari peserta didiknya.
Respon peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan pengajar
merupakan tanggapan dan reaksi dari peserta didik terhadap pengkondisian
proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Pengkondisian
pembelajaran tersebut akan ditanggapi oleh peserta didik secara bervariasi.
Ada dua aspek respon peserta didik, diantaranya:
1. Aspek tanggapan, yaitu meliputi antusias, rasa, dan perhatian.
2. Aspek reaksi, yaitu meliputi kepuasan, keingintahuan, dan rasa senang.
Antusias merupakan rasa ditunjukkan dengan sikap bersemangat dalam
mersepon terhadap hal yang dikondisikan. Rasa merupakan tanggapan yang
diberikan sesuai perasaan yang dialami. Sedangkan, perhatian adalah salah
satu aspek psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam
dan luar diri peserta didik. Kepuasan adalah suatu kondisi di mana
keinginan dan harapan dipenuhi. Setiap layanan yang diberikan dinilai
memuaskan apabila layanan tersebut dapat memenuhi keinginan seseorang.
Kegiatan menulis yaitu mencatat, mengetik, merangkum, menyalin,
mengerjakan tes, dan memproses dengan tulisan. Kegiatan lisan yaitu
mengemukakan ide, memberikan saran, wawancara, diskusi, bertanya,
menjelaskan, dan bercerita. Kegiatan Visual yaitu meliputi grafik, diagram,
bagan, peta, skema, bangun datar, kurva dan pola, dan melukis. Kegiatan
motorik yaitu meliputi latihan fisik, peragaan eksperimen menggunakan alat

13
bermain disertai gerakan dan menari. Kegiatan emosional yaitu kegiatan
yang meliputi rasa bosan, tenang, gugup, kesal, antusias, berani, dan takut.
Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa
aktivitas di sekolah maupun di kelas cukup kompleks dan bervariasi. Jika
kegiatan-kegiatan yang konstruktif tersebut dapat tercipta di
sekolahtentunya sekolah- sekolah dapat lebih dinamis tidak membosankan
dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan efektif.

5. Hasil Belajar
Hasil Belajar merupakan suatu pengukuran kepuasan. Dalam hasil belajar ini
guru ikut serta untuk menyediakan layanan yang lebih baik, lebih efisien dan
lebih efektif. Keingintahuan merupakan modal sejati untuk melakukan proses
belajar yang sebenarnya. Senang merupakan reaksi yang atau dapat diartikan
sebagai hasil yang diberikan karena rasa puas dan tenang.

4. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar yang dimaksud merupakan kegiatan belajar-mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru dan peserta didik. Proses pembelajaran tersebut
dilakukan dengan cara memanfaatkan panca indera mental dan intelektual.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu sebagai
berikut, cara merenung, mengingat dan membuat keputusan.
Kegiatan mendengarkan yaitu menyimak audio/radio, mendengar penjelasan
dan mendengar percakapan afektif dan psikomotor yang dimiliki peserta didik
setelah melakukan proses pembelajaran dari seorang guru. Hasil belajar tersebut
sebaiknya terukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Berikut terdapat dua faktor yang memengaruhi hasil belajar, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor Internal yaitu peserta didik itu sendiri. Hasil belajar yang diperoleh
peserta didik secara dominan dipengaruhi oleh peserta didik sendiri, seperti
bakat intelektual dan kesiapan.
b. Faktor Eksternal

14
Faktor Eksternal merupakan faktor di luar peserta didik, seperti pengajar
lingkungan, fasilitas, materi ajar dan pengkondisian pembelajaran. Seorang
guru dalam faktor eksternal ini memiliki kontribusi terhadap hasil belajar
peserta didik karena guru dapat menjadi penggerak maupun fasilitator
dalam proses pembelajaran. Lingkungan dalam faktor eksternal yaitu,
seperti keluarga, kelas, sekolah dan masyarakat.
Fasilitas yang kondusif dan relevan juga memberikan kemudahan terhadap
pemahaman peserta didik. Materi ajar yang sederhana atau kompleks sangat
juga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Pengkondisian
pembelajaran yang dimaksud yaitu penyesuaian pendekatan, metode,
model, teknik, strategi dan media belajar yang digunakan oleh guru dalam
upaya menciptakan pembelajaran yang bermakna dan efektif.

15
No Dimensi Teori Belajar
.
Behavioral Kognitif Humanistik Gestalt Psikososial

1. Dasar Filsafat Memiliki akar teori Proses belajar Individu melihat dunia Menekankan peran
behavioristik yang dimulai untuk sebagai kesatuan yang konflik-konflik
menekankan kepentigan besar, bukan dengan psikososial dalam
pengamatan perilaku. memanusiakan penekanan pada membentuk
manusia itu sendiri. pengalaman. kepribadian.

2. Tokoh atau B.F.Skinner Maslow Max Wertheimer Erik H. Erikson


penggagas
3. Hakikat Belajar Mengutamakan Individu itu Meliputi penghargaan Teori ini menganggap
pengaruh lingkungan, mempunyai terhadap pengalaman bahwa individu belajar
sedangkan teori kemampuan belajar subjektif individu melalui interaksi
kognitif secara alami, materi berfokus pada cara dengan lingkungan
mengakatakan bahwa pelajaran dirasakan individu memahami sosial mereka dan
belajar tidak sekedar murid mempunyai dunia mereka sendiri. bahwa pengalaman
melibatkan hubungan relevansi dengan Proses belajar membantu sosial dapat
3.1. Konsep Dasar Teori-teori Belajar

antara stimulus dan maksud-maksud menciptakan pendekatan membentuk


respon. sendiri. pembelajaran yang lebih kepribadian dan
efektif. perilaku individu.
BAB III

4. Syarat Terjadinya Pengaruh Stimulus, Keinginan untuk Konteks dan kesatuan, Kepercayaan, otonomi,
TABEL KONSEP

Proses Belajar Proses Kognitif, dan belajar, belajar penekanan pada inisiatif, Kerinduan,
Efektif Reinforcement dan tanpa hukuman, pemahaman mendalam, indentitas, intimasi,
reward. Belajar dengan dan pemberian generativitas, dan
usaha dan inisiatif tantangan. integrasi.
sendiri.
5. Penyebab Kurangnya motivasi, Keterbatasan Ketidaksesuaian Ketidakpercayaan,
Terjadinya Masalah keterbatasan dalam Fisiologi, konteks, tidak ada rendah diri, rasa
Belajar proses kognitif, dan kesempatan, dan pemahaman mendalam, bersalah, inferioritas,
gangguan kebutuhan manusia. dan tantangan yang tidak peran berkacau, isolasi,
lingkungan. memadai. stagnasi, dan putus asa.
6. Fungsi dan Peran Sebagai Fasilitator Sebagai fasilitator, Membantu menciptakan Sebagai fasilitator dan

16
Guru dalam dan pendukung mendorong peserta lingkungan yang pendidik bagi peserta
Pembelajaran perkembangan siswa. didik untuk merangsang pemahaman didik untuk
mengemukakan mendalam dan mengembangkan
pendapat. memfasilitasi kepribadian dann
pemecahan masalah. perilaku.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan. Pembelajaran merupakan
suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu.Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan harapan.Proses pembelajaran yang efektif adalah
pengajaran yang mampu melahirkan proses belajar yang berkualitas , yaitu proses
belajar yang melibatkan partisipasi dan penghayatan peserta didik secara intensif.
Beberapa point penting yang dapat disimpulkan dalam konteks pengembangan proses
belajar efektif meliputi :
1. Kepentingan pemahaman mendalam, belajar bukan hanya menghafal fakta,
tetapi juga pemahaman mendalam. Siswa perlu diberi kesempatan mengenai konsep
konsep yang mendasari materi pelajaran.
2. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran karena setiap individu memiliki
gaya belajar yang berbeda, guru dan lembaga mengakomodasikan beragam metode
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa
3.Guru sebagai pembimbing dan motivator, membimbing siswa agar
menemukan potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup dan dalam proses
pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting.
4.Pemanfaatan Teknologi, penggunaan perangkat lunak pendidikan dan sumber
daya daring dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
5. Pengembangan dalam keterampilan kognitif seperti perencanaan,
pemantauan, dan pengevaluasian diri sendiri sehingga dapat mengelola proses belajar
lebih efektif.
4.2.Saran
Dalam rangka dalam meningkatkan proses belajar yang efektif terdapat beberapa saran yang
perlu dipertimbangkan :
1. Pengetahuan kurikulum yang relevan, lembaga pendidikan harus memastikan bahwa
kurikulum mereka relevan dengan kebutuhan dan tuntunan zaman.

17
2. Pelatihan guru secara terus menerus karena guru merupakan kunci keberhasilan proses
belajar, maka perlu mendapatkan pelatihan yang mendalam serta memahami pendekatan dan
strategi pembelajaran.
3. Kolaborasi antara siswa dan guru sehngga diperlukannya meningkatkan pemahaman siswa
dan memberikan dukungan lebih efektif dalam proses belajar.
4. Pendekatan holistik mencakup pendekatan pendidikan dalam aspek fisik, emosional, dan
sosial sehingga akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif
Pengembangan proses belajar yang efektif adalah sebuah tantngan yang berkebelanjutan
dengan komitmen untuk terus memperbaiki dalam metode, strategi, implementasi, dal lembaga
sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amti, P. E. (2013). Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.


Berk, L. E. (2018). Development Through the Lifespan. Pearson.
Bistari, B. (2017). Konsep dan Indikator pembelajaran efektif. Kajian pembelajaran dan
keilmuan.
Bransford, J. e. (2000). How People Learn: Brain, Mind, Experience, and School: Expanded
Edition. National Academies Press.
Erikson, E. H. (1968). Identy Youth and Crisis. W. W. Norton.
Hoy, A. W. (2016). Educational Psychology. Pearson.
Ponidi, N. A. (2021). Model pembelajaran inovatif dan efektif. Indramayu: Penerbit Adab.
Reigeluth, C. M. (1983). Instruction design theories and modelsan overview of their current
status. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Santrock, J. W. (2018). Psikologi pendidikan. 2 ed. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Schunk, D. H. (2012). Learning Theories: an Educatinal perspective. Pearson.
Suprobo, N. (2008). Teori Belajar Humanistik.

17

Anda mungkin juga menyukai